Semua orang pasti mengenal radio. Tapi tidak semua orang mengerti bagaimana cara
kerja radio. Radio sendiri adalah teknologi yang digunakan untuk pengiriman sinyal dengan
cara modulasi dan radiasi elektromagnetik (gelombang elektromagnetik).
Modulasi adalah proses perubahan (varying) suatu gelombang periodik sehingga
menjadikan suatu sinyal mampu membawa suatu informasi. Dengan proses modulasi, suatu
informasi (biasanya berfrekeunsi rendah) bisa dimasukkan ke dalam suatu gelombang pembawa,
biasanya berupa gelombang sinus berfrekuensi tinggi. Terdapat tiga parameter kunci pada suatu
gelombang sinusiuodal yaitu : amplitudo, fase dan frekuensi. Ketiga parameter tersebut dapat
dimodifikasi sesuai dengan sinyal informasi (berfrekuensi rendah) untuk membentuk sinyal yang
termodulasi.
Modulasi Amplitudo (Amplitude Modulation, AM) adalah proses menumpangkan sinyal
informasi ke sinyal pembawa (carrier) dengan sedemikian rupa sehingga amplitudo gelombang
pembawa berubah sesuai dengan perubahan simpangan (tegangan) sinyal informasi. Pada jenis
modulasi ini amplitudo sinyal pembawa diubah-ubah secara proporsional terhadap amplituda
sesaat sinyal pemodulasi, sedangkan frekuensinya tetap selama proses modulasi.
Modulasi Frekuensi (Frequency Modulation = FM ) adalah proses menumpangkan sinyal
informasi pada sinyal pembawa (carrier) sehingga frekuensi gelombang pembawa (carrier)
berubah sesuai dengan perubahan simpangan (tegangan) gelombang sinyal informasi. Jadi sinyal
informasi yang dimodulasikan (ditumpangkan) pada gelombang pembawa menyebabkan
perubahan frekuensi gelombang pembawa sesuai dengan perubahan tegangan (simpangan) sinyal
informasi. Pada modulasi frekuensi sinyal informasi mengubah-ubah frekuensi gelombang
pembawa, sedangkan amplitudanya konstan selama proses modulasi.
AM memang hadir lebih dulu daripada FM. Reginald Fessenden membuat siaran radio
AM pertama pada tahun 1906. Melalui radio tersebut ia menyiarkan ceramah dan pembacaan
Injil dan menyajikan permainan biola yang ia lakukan sendiri. Media itu populer dari tahun 1920
hingga kehadiran radio FM pada era 50an. Seketika AM seolah terbatasi.
Gelombang AM mengalir dekat dengan tanah pada siang hari dan semakin tinggi ke
angkasa pada malam hari, yang artinya sulit untuk mendapatkan radius penyiaran selama jam
siang. AM juga mudah terhalang oleh bangunan tinggi
Sistem siaran dengan teknologi FM ditemukan oleh Edwin Howard Armstrong yang
dapat
mentransmisikan
suara
kualitas
tinggi
melalui
gelombang
radio.
Sejarah FM dimulai tahun 1936 ketika Edwin Howard Armstrong menperkenalkan frekuensi FM
sebagai metode untuk mengurangi gangguan pada transmisi radio dalam konferensi Radio
Engineers New York pada 6 November 1936. Frekuensi FM secara luas digunakan pada
perangkat telekomunikasi untuk mengirimkan suara tanpa noise (gangguan). Dalam aplikasi
analog, frekuensi sesaat dari carrier (frekuensi pembawa) berbanding lurus dengan nilai sesaat
dari sinyal input. Data digital dapat dikirim dengan menggeser frekuensi pembawa di antara
seperangkat nilai-nilai diskrit, teknik ini dikenal sebagai frekuensi-shift keying.
A. Penerima AM
1. Blok Diagram Penerima AM
Antena
Penguat
RF
Mixer
Penguat
IF
OSC
Loud Speaker
telinga manusia.
Bentuk sinyal Modulasi Amplitudo
B. Penerimaan FM
FM umumnya digunakan pada frekuensi radio VHF untuk menyiarkan musik dan
percakapan dengan kualitas tinggi. Suara dari siaran TV normal juga disiarkan
menggunakan FM. Band FM digunakan dalam siaran umumnya disebut lebar FM
(wideband FM) atau W-FM. Dalam radio dua arah, Narrowband FM (N-FM) digunakan
untuk menghemat bandwidth. Selain itu, FM juga digunakan untuk mengirim sinyal ke
ruang angkasa. Wideband FM (W-FM) membutuhkan bandwidth yang lebih lebar
daripada sistem modulasi amplitudo (AM) dengan sinyal modulasi yang setara, tetapi
sinyal Wideband FM lebih tahan terhadap noise dan interferensi. Frekuensi modulasi juga
lebih
tahan
dari
efek
suara
yang
kurang
jelas.
sama. Sebuah sinyal FM juga dapat digunakan untuk membawa sinyal stereo,dengan
menggunakan multiplexing dan demultiplexing sebelum dan setelah proses FM.
Untuk menghasilkan sinyal FM, frekuensi radio pembawa harus diubah searah
dengan amplitudo dari sinyal audio yang masuk. Ketika sinyal audio dimodulasi ke
frekuensi pembawa gelombang radio, frekuensi gelombang radio akan bergerak naik dan
turun. Tingkat di mana gelombang bergerak naik dan turun ini dikenal sebagai
Penyimpangan dan direpresentasikan sebagai penyimpangan Kilohertz. Misalnya, jika
gelombang sinyal memiliki penyimpangan dari 4 kHz, maka gelombang pembawa dibuat
untuk bergerak di 4 transmisi kHz. FM umumnya menggunakan band antara 88 sampai
108 MHz dengan penyimpangan sekitar 75 kHz. Penyimpangan ini dikenal sebagai band
FM lebar atau WBFM. Sinyal ini memiliki bandwidth yang besar dan mendukung untuk
penyiaran dengan kualitas yang baik. Lebar band (band width) kurang digunakan dalam
sistem komunikasi FM. pada sistem komunikasi dua arah (seperti HT) menggunakan FM
band yang sempit dengan deviasi dari 3 kHz.
1. Blok Diagram Penerima FM
a. Blok Diagram Penerima FM Mono
Limiter
Penguat
IF
Antena
Penguat
RF
Mixer
Detektor
FM
DePenguat Audio
Emphasis
AFC
Loud Speaker
OSC
Limiter
Pengu
at
Audio
Antena
Pengu
at
Mixer
Detekto
r
FM
RF
OSC
AFC
DeEmpha
sis
Dekod
er
Stereo
Pengu
at
Audio
Loud Speaker
2. Fungsi Masing-masing Blok
a. Antena : berfungsi menangkap sinyal-sinyal bermodulasi yang bersal dari antenna
pemancar.
b. Penguat RF : berfungsi unutk menguatkan sinyal yang ditangkap oleh antena
sebelum
diteruskan ke blok Mixer (pencampur).
c. OSC (Osilator Lokal) : berfungsi unutk mebangkitkan getaran frekuensi yang
lebih tinggi dari frekuensi sinyal keluaran RF. Dimana hasilnya akan diteruskan
ke blok Mixer.
d. Mixer (pencampur) : Berperan untuk mencampurkan kedua frekuensi yang
berasal dari RF Amplifier dan Osilator Lokal. Hasil dari olahan mixer adalah
Intermediate Frequency (IF) dengan besar 10,7 MHz.
e. Penguat IF : digunakan untuk menguatkan Frekuensi Intermediet (IF) sebelum
diteruskan ke blok limiter.
f. Limiter (pembatas) : berfungsi unutk meredam amplitudo gelombang yang sudah
termodulasi (sinyal yang dikirim pemancar) agar terbentuk sinyal FM murni
(beramplitudo rata).
g. Detektor FM : digunakan untuk mendeteksi perubahan frekuensi bermodulasi,
menjadi sinyal informasi (Audio).
h. De-emphasis : berfungsi untuk menekan frekuensi audio yang besarnya
berlebihan (tinggi) yang dikirim oleh pemancar.
i. AFC (Automatic Frequency Control / Pengendali Frekuensi Otomatis) : berfungsi
unutk mengatur frekuensi osilator local secara otomatis agar tetap stabil.
berfrekuensi AF menjadi getaran suara yang dapat didengar oleh telinga manusia.
Bentuk sinyal Modulasi Frekuensi