Anda di halaman 1dari 14

BAB I

STATUS PASIEN
IDENTITAS
Nama

: Ny. N K

Usia

: 70 tahun

Pekerjaan

: Ibu rumah tangga

Pendidikan

: SLTA

Status

: Menikah

Agama

: Islam

Alamat

: Klender, Jakarta Timur

Tanggal masuk

: 7 Februari 2013

ANAMNESIS
Keluhan utama
Pasien datang berobat ke poli saraf dengan keluhan tangan kanan gemetar terusmenerus sejak 6 bulan SMRS
Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang dengan keluhan tangan kanan bergetar sejak 6 bulan sebelum masuk
rumah sakit (SMRS) dan memburuk atau bertambah dalam 1 bulan belakangan
ini.Tangan bergetar terus menerus dan tiada henti. Pasien juga merasakan kekakuan jika
kepalan tangan yang bergetar tersebut digerakkan terasa ada tahanan, pasien juga menjadi
lambat jika berjalan. Pasien juga merasa bergetar tanpa sadar dan tak terkendali. BAB &
BAK dalam keadaan normal.
Riwayat penyakit dahulu

Pasien tidak pernah mengalami keluhan yang sama sebelumnya.


Riwayat kencing manis disangkal
Riwayat hipertensi disangkal
Riwayat trauma disangkal
Riwayat stroke disangkal
Riwayat penyakit jantung disangkal

Riwayat penyakit keluarga

Riwayat mengalami keluhan yang sama disangkal.


Riwayat hipertensi disangkal.
Riwayat kencing manis.
Riwayat kencing manis disangkal.
Riwayat jantung disangkal.

Riwayat pengobatan
Pasien sempat berobat ke dokter umum tetapi tidak ada perubahan.
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum

: Tampak sakit sedang

Kesadaran

: Compos mentis

GCS

: E4M6V5 15

Tanda vital
-

TD 120/80 mmHg
Nadi 88 kali/ menit
Suhu 36,5 C
Pernapasan 20 kali/ menit
-

Status generalis

Kepala

: Normocephal

Mata

: Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-

Telinga

: Dalam batas normal

Hidung

: Dalam batas normal

Mulut

: Dalam batas normal

Leher

: Pembesaran KGB (-), tiroid (-), massa (-)

Thorax

Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi

: Pergerakan dada simetris saat statis dan dinamis


: Krepitasi -/: Sonor pada seluruh lapang paru
: Vesikuler kiri dan kanan, ronki +/+, wheezing -/-

Jantung

Inspeksi

: Iktus kordis tidak terlihat

Palpasi : Iktus kordis tidak teraba

Perkusi

: Batas jantung normal

Auskultasi

: Bunyi jantung I dan II reguler, gallop (-), murmur (-)

Abdomen

Inspeksi

: Datar, jejas (-)

Palpasi : Nyeri tekan (-), supel

Perkusi

Auskultasi : Bising usus (+) normal

: Timpani

Ekstremitas
- Atas

: akral hangat, RCT < 2 detik

Bawah

: akral hangat, RCT < 2 detik

Status Neurologis

Pemeriksaan pupil
- Diameter : 2mm/2mm, isokor
- Refleks cahaya langsung : +/+
- Refleks cahaya tidak langsung : +/+
Pemeriksaan tanda rangsang meningeal
- Kaku kuduk : (-)
- Laseque sign : (-)
- Kernigs sign : (-)
- Brudzinski I : (-)
- Brudzinski II : (-)

Nervus cranialis

N. I (Olfaktorius)
- Daya penghidu : Normal
-

N. II (Optikus)
-

Visus

: Tidak dapat dilakukan

Lapangan pandang

: Normal

N. III (Okulomotorius)
-

Reflex cahaya langsung

: (+/+)

Reflex cahaya konsensuil

: (+/+)

Bentuk pupil

: Bulat, isokor

Ptosis

: (-/-)

Strabismus divergen : (-/-)

Gerak bola mata

: Normal

N. IV (Troklearis)
-

Strabismus konvergen : (-/-)

Gerak bola mata

: Normal

N. V (Trigeminus)
-

Menggigit

: (+)

Membuka

mulut : (+)

Sensibilitas wajah

Reflex kornea : (+/+)

: (+)

Reflex bersin

t.d.l

Reflex masseter

t.d.l

Reflex zygomatikum :

t.d.l

Gerakan mengunyah :

N. VI (Abdusen)
-

Strabismus konvergen : (-/-)

Diplopia

: (+/+)

Gerak bola mata lateral

: Normal

Nystagmus

: (-/-)

N. VII (Fasialis)
-

Reflex glabella

: t.d.l

R. aurikulopalpebra

: (+)

Mengerutkan dahi

: Normal

Bersiul

: (+/+)

Mengedip

: (+/+)

Meringis

: (+/+)

Menutup mata : (+/+)

Lakrimasi

: t.d.l

Dayakecap 2/3 ant

: t.d.l

R. visuopalpebra

: t.d.l

Mengembungkanpipi

: (+/+)

Tic facialis

: (-/-)

N. VIII (Vestibulo-koklearis)
-

Tes berbisik

: (+/+)

TesRinne

: t.d.l

Tes Weber

: t.d.l

TesSchwabach: t.d.l

N. IX (Glosofaringeus)
-

Reflex muntah

Daya kecap 1/3 post : t.d.l

N.X (Vagus)

: t.d.l

Suarasengau

: (-)

Reflex tersedak

: t.d.l

Bersuara

: (+)

Menelan

: (+)

N.XI (Asesorius)

Memalingkan kepala : (+/+)

Sikap bahu

Kekuatan bahu

: (+/+)

: Simetris

Trophy otot bahu

: Eutrophy

: Normal

Deviasi lidah

: (-)

N. XII (Hipoglosus)
-

Artikulasi

Tremor

Menjulurkan lidah

: (-)

Kekuatan lidah

: t.d.l

: Deviasi 9-0

PemeriksaanMotorik

Tonus

Ekstremitas atas

: Hipotonus tangan kanan

Ekstremitas bawah : Normal

Konturotot
o Atrofi (+) tangan kanan
o Hipertrofi (-)
-

Ke

LenganAt

as
D

S
-

ku

LenganBawa

Tangan

h
D

S
-

hipoton

at
-

an
To

hip

nu

oto

s
-

nus
TungkaiAt

as
D

S
-

K
ek

hipo

tonu

us

s
TungkaiBawa

h
D

S
5

Kaki
D

S
5

ua
ta
-

n
T

us
Reflex fisiologis dextra/sinistra

Bisep +/+, Tricep +/+, Brachioradialis +/+

Patella +/+, Achilles +/+


-

Reflex patologis D/S

Babinski -/-, Chaddock -/-,

Gordon -/-,
-

Shaeffer -/-

Oppenheim -/-, Hoffman-tromner -/-

Sensorik, Otonom, Koordinasi

Kesan sensorik : Normal


Otonom

Inkontinensia urin (-)

Inkontinensia alvi (-)

Retensio urin (-)

Koordinasi

Point to point test : baik

Disdiadokinesis : baik
-

PemeriksaanPenunjang

CT Scan
-

Kesan : Atrofi Otak


-

n
-

DIAGNOSA

Diagnosa klinis

: Sindroma parkinson

Diagnosa topis

: Substansia nigra pars kompakta

Diagnosa etiologis

:-

Diagnosa patologi

: Degeneratif

TERAPI

Trihexyphenidyl 2 x 1

Asam folat 2 x 1

Cefazid 2 x 1
-

- LAPORAN KASUS
- PARKINSON
-

DISUSUN OLEH :

Rahma Ayu Larasati


-

2008730103

Pembimbing
Dr. Darma ,Sp.S
-

KEPANITERAAN NEUROLOGI

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS


MUHAMMADIYAH JAKARTA
-

2013
-

BAB II

TINJAUAN KASUS

PENDAHULUAN

Penyakit Parkinson merupakan penyakit neurodegeneratif terbanyak kedua setelah


demensia Alzheimer. Penyakit ini memiliki dimensi gejala yang sangat luas sehingga
baik langsung maupun tidak langsung mempengaruhi kualitas hidup penderita
maupun keluarga. Penyakit ini dapat menyebabkan pasien mengalami ganguan
pergerakan. Tanda-tanda khas yang ditemukan pada penderita diantaranya resting
tremor, rigiditas, bradikinesia, dan instabilitas postural. Tanda-tanda motorik tersebut
merupakan akibat dari degenerasi neuron dopaminergik pada system nigrostriatal.
Namun, derajat keparahan defisit motorik tersebut beragam. Tanda-tanda motorik
pasien sering disertai depresi, disfungsi kognitif, gangguan tidur, dan disfungsi
autonom. Penyakit ini menyebabkan penderita tidak bisa mengatur/menahan gerakangerakan yang tidak disadarinya. (Nakamura, 2008)

Penyakit Parkinson atau sindrom Parkinson (Parkinsonismus) merupakan suatu


penyakit neurodegeneratif / sindrom karena gangguan pada ganglia basalis akibat
penurunan atau tidak adanya pengiriman dopamine dari substansia nigra ke globus
palidus/ neostriatum (striatal dopamine deficiency). (Andi M, 2003 )

Penyakit Parkinson adalah penyakit neurodegeneratif progresif yang berkaitan erat


dengan usia. Penyakit ini mempunyai karakteristik terjadinya degenerasi dari neuron
dopaminergik pars substansia nigra pars kompakta, ditambah dengan adanya inklusi
intraplasma yang terdiri dari protein yang disebut dengan Lewy Bodies.
Neurodegeneratif pada Parkinson juga terjadi pada daerah otak lain termasuk lokus
ceruleus, raphe nuklei, nukleus basalis Meynert, hipothalamus, korteks cerebri, motor
nukleus dari saraf kranial, sistem saraf otonom. ( Jankovic, 2002 )

DEFINISI

Penyakit Parkinson yaitu bagian dari Parkinsonism yang secara patologi ditandai oleh
degenerasi ganglia basalis terutama di substansia nigra pars kompakta (SNC) yang
disertai adanya inklusi sitoplasmi ke osinofilik (Lewy bodies).

Parkinsonism adalah suatu sindroma yang ditandai oleh tremor waktu istirahat,
rigiditas, bradikinesia dan hilangnya reflex postural akibat penurunan kadar dopamine
dengan berbagai macam sebab.

EPIDEMIOLOGI

Penyakit Parkinson terjadi di seluruh dunia, jumlah penderita antara pria dan wanita
seimbang. 510% orang yang terjangkit penyakit parkinson, gejala awalnya muncul
sebelum usia 40 tahun, tapi rata-rata menyerang penderita pada usia 65 tahun. Secara
keseluruhan, pengaruh usia pada umumnya mencapai 1% di seluruh dunia dan 1,6 %
di Eropa, meningkat dari 0,6 % pada usia 60 64 tahun sampai 3,5 % pada usia 85
89 tahun.

PENYEBAB

Penyakit parkinson terjadi ketika sel saraf atau neuron di dalam otak yang disebut
substantia nigramati atau menjadi lemah. Secara normal sel ini menghasilkan bahan
kimia yang penting di dalam otak yang disebut dopamine. Dopamine adalah suatu
bahan kimia yang dapat menghantarkan sinyal-sinyal listrik diantara substantia nigra
dan di sepanjang jalur sel saraf yang akan membantu menghasilkan gerakan tubuh
yang halus. Ketika kira-kira 80% sel yang memproduksi dopamine rusak, gejala
penyakit parkinson akan nampak.

FAKTOR RESIKO

Faktor resiko (multifaktorial) yang telah diidentifikasi, yaitu :

a. Usiameningkat pada usia lanjut.


b. Rasial orang kulit putih lebih sering daripada orang Asia dan Afrika.
c. Genetik
d. Lingkungantoksin, penggunaan pestisida, infeksi.
e. Cedera kranioserebralmasih belum jelas.
f. Stres emosional.
-

GAMBARAN KLINIS

1. Tremor saat istirahat


2. Rigiditas
3. Akinesia / bradikinesia
o Kedipan mata berkurang
o Wajah sepert itopeng
o Cara berjalan : langkah kecil-kecil
o Kegelisahan motorik (sulit duduk atau berdiri)
4. Hilangnya reflex postural (lost of postural reflex)
-

KriteriaDiagnostik (Kriteria Hughes):

Possible : terdapat salah satu gejala utama yaitu tremor istirahat, rigiditas,
bradikinesia, kegagalan reflex postural.

Probable : bila terdapat 2 gejala utama atau 1 dari 3 gejala pertama yang tidak
simetris.

Definite : bila terdapat kombinasi tiga dari empat gejala atau dua gejala dengan satu
gejala lain yang tidak simetris.

Kriteria Diagnostik oleh UK Parkinsons Disease Society Brain Bank

Step 1

Bradikinesia
Setidaknya 1 dari criteria di bawah ini :
o Rigiditas
o Resting tremor 4-6 Hz
o Instabilitas postural yang tidak disebabkan oleh gangguan primer visual,
vestibular, cerebellar ataupun gangguan proprioseptif.

Step 2

Singkirkan penyebab lain Parkinsonism

Step 3

Setidaknya tiga dari faktor pendukung di bawah ini :

Onset unilateral
Resting tremor
Kerusakan progresif
Asimetris primer persisten sejak onset
Respon sempurna (70-100%) dengan levodopa
Chorea (diskinesia) berat diakibatkan penggunaan levodopa
Respons terhadap levodopa dalam 5 tahun atau lebih
Terdapat gejala klinis selama 10 tahun atau lebih

Kriteria Diagnostik Berdasar National Institute of Neurological Disorders and


Stroke (NINDS)

Group A (Gejala khas penyakit Parkinson)

Resting tremor
Bradikinesia
Rigiditas
Onset asimetris

Group B (Kriteria diagnosis alternative)

Manifestasi klinis yang tidak biasa di awal penyakit


Instabilitas postural dalam 3 tahun pertama setelah timbulnya gejala
Freezing fenomena dalam 3 tahun pertama
Halusinasi yang tidak terkait dengan pengobatan dalam 3 tahun pertama
Demensia yang mendahului gejala motorik atau terdapat pada tahun pertama
Supranuclear gaze palsy

Disautomonia simptomatik yang tidak terkait medikasi


Adanya kondisi yang dapat menimbulkan gejala parkinsonism (lesi otak fokal atau
penggunaan obat-obatab neuroleptika dalam 6 bulan terakhir)

Kriteria definitive penyakit Parkinson

Seluruh kriteria yang menunjang Parkinson telah dijumpai


Konfirmasi histopatologi saat dilakukannya otopsi

Kriteria probable penyakit Parkinson

Ditemukan setidaknya 3 dari 4 kriteria grup A


Tidak terdapat salah satu criteria dalam grup B
Respons terhadap levodopa ataupun dopamine agonis yang lamban

Kriteria possible penyakit Parkinson

Setidaknya 2 dari 4 kriteria grup A dijumpai


Tidak terdapat salah satu criteria dalam grup B
Respons terhadap levodopa ataupun dopamine agonis yang sangat lamban

Tanda khusus :

Meyersonssign :

Tidak dapat mencegah mata berkedip kedip bila daerah glabela diketuk berulang.
Ketukan berulang ((2x/detik) pada glabela membangkitkan reaksi berkedip-kedip
(terus menerus).

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Dilakukan bila ada indikasi, antara lain:

Neuro imaging : CT-Scan, MRI

Laboratorium (Parkinson sekunder) : patologi anatomi

PENATALAKSANAAN

Anticholinergik
-

Benztropine

(Cogentin),

trihexyphenidyl

(Artane).

Berguna

untuk

mengendalikan gejala dari penyakit parkinson. Untuk mengaluskan pergerakan.


Carbidopa/levodopa
-

Pengobatan utama untuk penyakit parkinson. Di dalam otak levodopa dirubah

menjadi dopamine. Obat ini mengurangi tremor, kekakuan otot dan memperbaiki
gerakan.Penderita penyakit parkinson ringan bisa kembali menjalani aktivitasnya

secara normal. Levodopa diberikan bersama carbidopa untuk meningkatkan


efektivitasnya dan mengurangi efek sampingnya.
COMT inhibitors
-

Entacapone (Comtan), Tolcapone (Tasmar). Untuk mengontrol fluktuasi motor

pada pasien yang menggunakan obat levodopa.


Dopamine agonis
-

Bromocriptine (Parlodel), Pergolide (Permax), Pramipexole (Mirapex). Obat

ini di berikan pada awal pengobatan, dan sering kali ditambahkan pada pemberian
levodopa untuk meningkatkan kerja levodopa atau diberikan kemudian ketika efek
samping levodopa menimbulkan masalah baru.
MAO B inhibitor
-

Selegiline (Eldepryl), Rasagaline (Azilect). Berguna untuk mengendalikan

gejala dari penyakit parkinson. Untuk mengaluskan pergerakan.


Amantadine (Symmetrel)
-

Berguna untuk perawatan akinesia, dyskinesia, kekakuan, gemetaran.

Selain terapi obat yang diberikan, pemberian makanan harus benar-benar

diperhatikan,karena kekakuan otot bisa menyebabkan penderita mengalami kesulitan


untuk menelan sehingga bisa terjadi kekurangan gizi (malnutrisi) pada penderita.
Makanan berserat akan membantu mengurangi ganguan pencernakan yang
disebabkan kurangnya aktivitas, cairan dan beberapa obat.
-

- DAFTAR PUSTAKA
-

Gelb DJ, Oliver G, Gilman S. Diagnostic criteria for Parkinson's disease. Arch Neurol
1999;56:33-39.

http://medicastore.com/seminar/35/Terapi_Deep_Brain_Stimulation_Bantu_Kendalik
an_Penyakit_Parkinson.html

http://medlinux.blogspot.com/2009/02/penyakit-parkinson-dan-parkinsonismus.html

Jankovic. J, Tolosa. E, 2002. Parkinsons Disease And Movements Disorders


4th.Philadelpia : Lippincott &Wilkins. Pp 91-99, 39-53

Maurice Victor, Allan H. Ropper, Raymond D, 2000. Adams & Victor's Principles Of
Neurology 7th edition. Parkinson Disease (Paralysis Agitans)

Misbach, Yusuf dkk. Buku Pedoman SPM dan SPO Neurologi. Jakarta : Perhimpunan
Dokter Spesialis Saraf Indonesia, 2006.

Anda mungkin juga menyukai