LATAR BELAKANG
1.1 Gambaran Desa Secara Geografis
1.1.1. Situasi Keadaan Umum
Puskesmas Tegal Angus adalah salah satu puskesmas yang terletak di
wilayah Kecamatan Teluk Naga Kabupaten Tangerang Propinsi Banten.
Kecamatan Teluk naga Kabupaten Tangerang Propinsi Banten, mempunyai luas
wilayah 4.763.198 Ha ( 47,631 Km2), terdiri dari luas daratan 2.170.120 Ha dan
sawah 2.593.078 Ha dengan ketinggian dari permukaan laut 2-3 meter.
Topografi Kecamatan Teluk Naga meliputi yaitu daerah sawah, pantai,
rendah dengan ketinggian antara 2-3 meter diatas permukaan laut dan tambak.
Wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus terdiri dari enam desa binaan yaitu
Lemo, Pangkalan, Tanjung Burung, Tanjung Pasir, Tegal Angus dan Muara.
Gambar 1.1 Peta Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Angus Tahun 2013
Sumber : Laporan Kinerja Puskesmas Tegal Angus Tahun 2013
Wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus berada di wilayah kecamatan Teluk
Naga dipantai utara kabupaten Tangerang, dengan luas wilayah kerja 2.481. 599
Ha (30 km2) terdiri dari luas daratan 1.085.060 Ha dan sawah 1.296.539 Ha
dengan ketinggian dari permukaan laut 2-3 meter. Temperatur wilayah Puskesmas
Tegal Angus cukup panas, yaitu rata rata antara 30C - 37 C.
1
Batas Utara
b.
c.
Batas Timur
: Kecamatan Kosambi
d.
Batas Barat:
Jumlah Penduduk
Berdasarkan data dari BPS Kabupaten Tangerang pada tahun 2013 jumlah
penduduk di wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus adalah 53,831 jiwa yang
tersebar di 6 desa seperti yang tercantum di tabel 1.1 dibawah ini:
Tabel 1.1 Luas Wilayah, Jumlah Desa, Jumlah Penduduk, Jumlah Rumah
Tangga Dan Kepadatan Penduduk Menurut Desa/Kelurahan Tanjung Pasir
Tahun 2013
JUMLA
LUAS
NO
DESA
WILAYA
JUMLAH
PENDUDU
RUMA
(km2)
H
TANGG
RATA-RATA
KEPADATA
JIWA/RUM
AH
PENDUDUK
TANGGA
per km2
1
1
2
3
4
5
6
PANGKAL
AN
TANJUNG
BURUNG
TEGAL
ANGUS
TANJUNG
PASIR
MUARA
LEMO
JUMLA
7.54
15.378
4,138
4.8
2.040
5.24
6.722
2,473
4.5
1.283
2.83
8.741
2,879
4.6
3.089
5.64
8.849
1,787
4.6
1686.70
5.14
3.61
2.516
6.138
496
648
4.4
4.4
693.77
1850.97
30.02
53.444
12,421
4.33
H
Sumber : Data Statistik Kabupaten/kota Tangerang Tahun 2013
1,794
DESA/KEL
Lakilaki
JUMLAH
Pangkalan
7.672
7.706
15.378
Tanjung Burung
3.379
3.343
6.722
Tegal Angus
4.313
4.428
8.741
Tanjung Pasir
4.436
4.413
8.849
Muara
1.740
1.776
2.516
Lemo
3.061
3.077
6.138
27.412
26.160
53.444
JUMLAH
1.2.2
Perempuan
beragam, hal ini berhubungan dengan geografis kecamatan Teluk Naga dimana
terdapat persawahan dan berbatasan dengan laut serta daerah kota Tangerang dan
akses ke daerah Jakarta.
Tabel 1.3 Lapangan pekerjaan penduduk
No.
Jumlah
1.
Petani pemilik
13316
2.
Petani penggarap
6063
3.
Buruh
4592
4.
Nelayan
386
5.
Pedagang
6373
6.
Industri rakyat
13536
7.
Buruh industri
13757
8.
Pertukangan
4109
9.
PNS
222
10.
TNI/POLRI
65
11.
Pensiunan PNS
45
12.
Pensiunan TNI/POLRI
43
13.
Perangkat Desa
141
14.
Pengangguran
4004
Jumlah penduduk
53.831 jiwa
Jumlah
penduduk
miskin
23.403
jiwa (47%)
Sumber : Kantor Statistik Kabupaten Tangerang & Data Jamkesmas Puskemas Tegal
Angus, 2013
6
Grafik 2.3 Jumlah penduduk dan jumlah penduduk miskin di wilayah kerja
Puskesmas Tegal Angus tahun 2008 2013
1.2.3 Pendidikan
Tingkat pendidikan masyarakat sangat berperan dalam membentuk sikap dan
perilaku masyarakat terhadap program kesehatan sehingga pendidikan sangat
berperan dalam pembangunan kesehatan. Sarana pendidikan yang ada di wilayah
kerja Puskesmas Tegal Angus seperti terlihat pada table dibawah ini :
Tabel 1.4 Sarana Sekolah di Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Angus
JUMLAH SEKOLAH
NO NAMA DESA
2 Burung
3 Tegal Angus
4 Tanjung Pasir
5 Muara
6 Lemo
12
Tanjung
PUSKESMAS
No.
Jenjang Pendidikan
Jumlah
1.
Tidak/belum tamat SD
12598
2.
SD/MI
15738
3.
SLTP/MTS
4060
4.
SLTA/MA
3601
5.
AK/Diploma
159
6.
Universitas
130
Jumlah penduduk yang tidak/belum pernah sekolah dan tidak/belum tamat SD masih
cukup besar yaitu 12.598 jiwa atau 25.5 % dari jumlah penduduk. Hal ini merupakan
tantangan dalam pembangunan kesehatan, pelaksanaan program-program puskesmas
harus disesuaikan dengan tingkat pendidikan dari penduduk yang menjadi sasaran
agar lebih diterima.
Kemampuan membaca dan menulis dapat dilihat dari angka melek huruf, yang
diukur dari persentase penduduk usia 10 th keatas yang bisa membaca dan menulis.
Berdasarkan data dari BPS Kecamatan Teluk Naga angka melek huruf di wilayah
kerja Puskesmas adalah 88,97% untuk laki-laki dan 85,36% untuk perempuan. Angka
melek huruf ini menurun dari tahun 2010 sebelumnya seperti terlihat dari diagram di
bawah ini.
Grafik 1.2 Angka Melek Huruf penduduk usia 10 th keatas di wilayah kerja
Puskesmas Tegal Angus 2008 - 2013
Penurunan angka melek huruf baik pada laki-laki maupun perempuan di tahun
2013 merupakan suatu hambatan dalam pembangunan kesehatan terutama program
puskesmas yang memerlukan partisipasi masyarakat seperti UKBM, desa siaga
maupun perekrutan kader-kader kesehatan.
1.2.4 Sumber Daya Kesehatan
Upaya pembangunan kesehatan membutuhkan sumber daya kesehatan yang
memadai untuk mencapai target yang ingin dicapai. Bab ini akan menguraikan situasi
sumber daya kesehatan yang ada di Puskesmas Tegal Angus pada tahun 2013.
KATEGORI TENAGA
PNS
PTT/TKK LAIN-
JUMLAH
LAIN
1
Dokter Gigi
Dokter Umum
AKBID
11
AKPER
D3 Gizi
D3 Kesling
0
9
Bidan
Perawat
Pekarya
10
Honor
11
Security
Jumlah
18
33
Pembiayaan Kesehatan.
Dalam rangka upaya mewujudkan hak kesehatan yang merupakan hak
meluncurkan
program
jaminan
kesehatan
masyarakat
miskin
11
Sumber : Kantor BPS Kabupaten Tangerang & Data Program Jamkesmas Tegal
Angus, 2013
Grafik 1.4 Data Cakupan Jamkesmas 2013
Seperti terlihat pada grafik diatas hampir 50% penduduk di wilayah Tegal
Angus merupakan masyarakat miskin dan tidak semua tercakup dalam program
jamkesmas. Hal ini disebabkan pendataan yang kurang akurat, kendala di lapangan
adalah data kependudukan yang tidak lengkap, kriteria miskin yang berbeda dan
pemberian kartu jamkesmas yang tidak tepat sasaran seperti adanya keluarga mampu
yang mendapat kartu jamkesmas sementara yang miskin tidak mendapatkan kartu.
Jumlah peserta jamkesmas yang mendapat pelayanan masih rendah yaitu 10.335 dari
23.118 atau sekitar 43,3 %. Pelayanan untuk semua peserta jamkesmas di Puskesmas
Tegal Angus diberikan secara gratis dari pengobatan, pemeriksaan ibu hamil,
persalinan di bidan desa, pemeriksaan laboratorium seperti pemeriksaan gula darah,
protein urin, Hb, golongan darah serta rujukan ke rumah sakit. Kurangnya
pemanfaatan kartu jamkesmas disebabkan kurangnya pengetahaun masyarakat
tentang kegunaan kartu jamkesmas, kurangnya data kependudukan yang mendukung
pelayanan jamkesmas seperti tidak ada KTP dan kartu keluarga, adanya oknum yang
mempersulit peserta jamkesmas mendapat pelayanan di rumah sakit sehingga
masyarakat enggan menggunakan fasilitas jamkesmas dan kartu jamkesmas yang
tidak tepat sasaran. Oleh karena itu perlu dilakukan sosialisasi tentang penggunaan
kartu jamkesmas dan kerjasama lintas sektoral dengan pihak desa setempat.
Puskesmas dan jaringannya sebagai sarana pelayanan kesehatan terdepan
mempunyai tugas menjangkau masyarakat , sebaliknya puskesmas dan jaringannya
diharapkan dapat dijangkau oleh masyarakat di wilayah kerjanya sehingga puskesmas
12
SUMBER BIAYA
ANGGARAN
KESEHATAN
Operasional Puskesmas
Rp. 69.891.259
Rp. 90.001.835
BOK
Rp. 70.347.000
TOTAL ANGGARAN
Rp. 230,240,094
13
kesehatan yang cukup, secara jumlah / kuantitas ,kualitas bangunan, hal ini bias
menggambarkan unit sarana pelayanan kesehatan yang bermutu baik bangunan
utama, pendukung dan sanitasi kesehatan lingkungan. Pembangunan sarana
kesehatan harus dilengkapi dengan peralatan medis, peralatan non medis,
peralatan laboratorium beserta reagensia, alat pengolah data kesehatan, peralatan
komunikasi, kendaraan roda empat dan kendaraan roda dua.
Unit pelayanan kesehatan dibagi atas beberapa katagori yaitu Pusat
Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), Pusat Kesehatan Masyarakat Pembantu
(Pustu) dan unit pelayanan tehnis kesehatan lainnya, setiap pembangunan unitunit pelayanan yang ada harus dapat memenuhi keterjangkauan akses masyarakat
terhadap pelayanan kesehatan, pembangunan unit pelayanan berdasarkan katagori
harus dapat berpedoman terhaap populasi penduduk yang akan dilayani sehingga
14
fungsi unit pelayanan kesehatan dapat berjalan sesuai target yang diharapkan.
Selain fasilitas pelayanan kesehatan tersebut, juga dibangun dan dikembangkan
fasilitas pelayanan berbasis masyarakat antara lain Pondok Bersalin Desa
(Polindes) dan Pos Kesehatan Desa (Poskesdes).
Berikut sarana kesehatan yang ada di Wilayah Puskesmas Tegal Angus
pada tahun 2013 :
Tabel 1.8 Sarana Kesehatan Yang ada di Puskesmas Tegal Angus Tahun 2013
No
Jenis Sarana Kesehatan
1. a. Puskesmas
b. Puskesmas Pembantu
c. Poskesdes
2. Rumah Sakit Pemerintah
3. Rumah Sakit Swasta
4. Rumah Bersalin Swasta
5. Balai Pengobatan Swasta
6. Praktek Dokter Umum Swasta
7. Praktek Bidan Swasta
8. Dokter Gigi praktek swasta
9. Laboratorium Klinik Swasta
10. Apotik
11. Optikal
12.
13.
14.
15.
16
Gudang Farmasi
Posyandu
Toko Obat
Pos UKK
Polindes
Sumber : Puskesmas Tegal Angus
Jumlah
1
1
1
0
0
0
2
5
8
0
0
0
0
0
45
2
0
0
yang ada di
15
1.2.7
NO
KECAMATAN
2
1
2
3
4
PANGKALAN
TANJUNG
BURUNG
TEGAL ANGUS
TANJUNG
PASIR
PUSKESMAS
3
TEGAL
ANGUS
JUMLAH
KELUARGA
KELUARGA
DIPERIKSA
MEMILIKI
JML
17
4,132
28
2,473
%
20
JML
21
%
22
0.7
1,035
3696.4
22
2.1
22
0.9
618
2809.1
19
3.1
2,879
21
0.7
720
3428.6
17
2.4
1,787
346
19.4
447
129.2
329
73.6
10
2.0
124
1240.0
10
8.1
13
2.0
162
1246.2
12
7.4
440
3.5
3,106
705.9
409
13.2
496
LEMO
648
12,415
%
18
SEHAT
JML
19
MUARA
(KAB/KOTA)
KELUARGA
JUMLAH
16
Nama
Tn. Sanen
Ny. Darti
Status
Jenis
Keluarga Kelamin
Suami
Laki laki
Istri
Perempuan
Usia
Pendidika
Pekerjaan Penghasilan
38 tahun
n
SD
Pedagang
Rp1.500.000
34 tahun
SD
Ibu
rupiah/bulan
-
Rumah
3
An. Sunita
Anak
Perempuan
18 tahun
SD
Tangga
Buruh
Rp. 500.000
An. Ubay
Anak
Laki laki
12 tahun
SMP
rupiah/bulan
-
Ny. Rani
Ibu
Perempuan
80 tahun
Tidak
bersekolah
Anak kedua laki-laki bernama Ubay berusia 12 tahun dan masih duduk di bangku
SMP. Saat ini Ny. Darti sedang mengandung anak ketiga. Tn. Sanen pun tinggal
bersama ibunya.
Tn. Sanen berprofesi sebagai tukang ojek dengan pendapatan tidak menentu,
namun diperkirakan bisa mencapai Rp 1.500.000,- tiap bulan. Ny. Darti tidak bekerja
dengan kesehariannya mengurus rumah seperti memasak, mencuci pakaian, dan
membersihkan rumah. Anak Tn. Sanen bernama Sunita bekerja sebagai buruh pabrik
dan mendapat penghasilan Rp. 500.000,- tiap bulan.
Keluarga Tn. Sanen tinggal disebuah rumah bangunan semi permanen diatas
tanah seluas 8 x 4 m2. Dinding rumah terbuat dari rotan, sebagian berlantai kan
keramik dan sebagian berlantaikan aspal. Atap rumah menggunakan genteng tetapi
tidak dibuat plafon. Rumah Tn. Sanen terdiri dari sebuah ruang tamu, 2 buah kamar
tidur. Ruang tamu berukuran 4 x 2 m2 beralaskan keramik dimana terdapat TV dan
merupakan tempar biasanya keluarga berkumpul, diruangan tersebut tidak terdapat
jendela hanya memiliki pintu yang langsung mengakses ke bagian belakang rumah.
Di rumah Tn. Sanen terdapat ventilasi jendela namun tidak pernah dibuka dan
cahaya masuk hanya bila pintu terbuka. Untuk siang hari hingga malam keluarga Tn.
Sanen menggunakan lampu sebagai penerangan.
Di rumah Tn. Sanen tidak terdapat WC (jamban) dan hanya terdapar dapur dan
kamar mandi yang berbentuk sekat semen. Untuk buang air besar (BAB) mereka
melakukannya di jamban umum yang berjarak 100 meter dari depan rumah. Dapur
Tn. Sanen hanya terdapat kompor yang menggunakan gas. Sumber air bersih
didapatkan dari air yang dibeli di dekat rumahnya. Air untuk mandi dan masak
keluarga Tn. Sanen menggunakan saringan sanyo.
Rumah keluarga Tn. Sanen terletak di daerah yang padat penduduk dengan
jarak antar rumah 0,5 meter disebelah kanan dan kiri dan 5 meter dengan kali di depan
rumah. Keluarga Tn. Sanen memiliki kebiasaan membuang sampah di lahan kosong
depan rumah yang berjarak 10 meter dari rumah. Biasanya sampah tersebut di bakar
setelah terkumpul banyak.
18
Keluarga Tn. Sanen memiliki pola makan sebanyak 2 kali dalam sehari.
Biasanya menu yang biasa dimakan adalah sayur bayam, tahu, tempe, telur dan ikan
asin. Tn. Sanen memiliki kebiasaan merokok dan mengaku sering merokok didalam
rumah. Tn. Sanen mengaku mencuci tangan sebelum dan sesudah makan dan
mengggunakan sabun. Tn. Sanen dan Ny. Darti mengaku jarang melakukan olahraga.
Dalam segi kesehatan, Tn. Sanen dan Ny. Darti tidak memiliki masalah kesehatan
dalam sebulan terakhir ini, tetapi sebelum nya mengaku sering sakit batuk dan pilek
terutama pada musim hujan. Biasanya apabila sakit mereka berobat dengan obat dari
warung dan apabila sakit tambah parah baru ke puskesmas. Jarak puskesmas dari
rumah Tn. Sanen cukup jauh. Tn. Sanen memiliki motor untuk transportasi.
Faktor Internal Keluarga Tn. Sanen
No
1
Faktor Internal
Kebiasaan Merokok
Permasalahan
Tn. Sanen memiliki kebiasaan merokok ini
dilakukan didalam dan diluar rumah atau saat
Olah raga
sedang bekerja.
Keluarga Tn. Sanen tidak ada yang memiliki
kebiasaan berolahraga. Bahkan hampir tidak
Pola Makan
asin.
Apabila sakit, mereka membeli obat warung.
19
Menabung
Aktivitas sehari-hari
menabung
a. Tn. S bekerja sebagai pengojek. Ia berangkat
bekerja pukul 08.00 WIB dan kembali pukul
17.00 WIB
b. Ny. Darti hanya sebagai ibu rumah tangga
Permasalahan
2
Luas rumah 8 x 4 m
Ruangan dalam Dalam rumah terdapat ruang tamu, dua kamar tidur, ruang
rumah
3.
Ventilasi
4.
Pencahayaan
5.
6.
MCK
Sumber Air
7.
Saluran
pembuangan
berjarang 10 meter
limbah
Tempat
pembuangan
8.
sampah
9.
Lingkungan
sekitar rumah
Nama
Status
Jenis
Usia
Pendidikan
Tn.
Keluarga
Suami
Kelamin
Laki laki
30
SD
Masun
Ny. Nani
3
4
Sinta
Prasetyo
Istri
Anak
Anak
Perempuan 27
Perempuan 8
Laki-laki
1,5
Tidak sekolah
SD
Belum
Pekerjaan Penghasilan
Buruh
Rp 1,5 2
Buruh
juta/bulan
Rp 1 1,5
Pelajar
-
juta/bulan
-
Sekolah
dengan latar
belakang pendidikan belum sekolah. An. Prasetyo masih mendapat ASI hingga
sekarang dan mulai mendapat makanan tambahan sejak usia 6 bulan berupa bubur
biscuit dan buah yang dihaluskan. Sejak usia 7 bulan An. Prasetyo mulai
mengonsumsi makanan tambahan dan bubur nasi dan makanan biasa. Namun, ia
hanya mau makan sedikit-sedikit. An. Prasetyo tidak pernah mendapat susu formula
dengan alasan keluarganya tidak mampu membelinya. An. Prasetyo pernah menderita
diare pada usia 6 bulan saat mulai mendapat makanan tambahan dan diare terjadi lagi
satu bulan yang lalu selama 2 minggu. An. Prasetyo juga sering menderita batuk pilek.
21
Batuk terutama sering muncul selama beberapa bulan terakhir, namun sekarang
sedang tidak batuk. Ibu An. Prasetyo sering membawa anaknya untuk menimbang
berat badanya di puskesmas dan posyandu. An. Prasetyo menderita TB paru dan
sudah pengobatan selama 6 bulan dan mengeluhkan berat badannya tidak bertambah.
Dikeluarga juga tidak ada yang menderita TB.
Tn. Masun berprofesi sebagai Buruh di sebuah pabrik Konveksi dengan
pendapatan Rp 1,5 - 2 jt,- tiap bulan. Dan istrinya bekerja sebagai buruh sama seperti
suaminya dengan pendapatan 1-1,5 jt tiap bulan.
Keluarga Tn. Kamang tinggal disebuah rumah bangunan semi permanen diatas
tanah seluas 3 x 6 m2. Sebagian besar dinding rumah terbuat dari semen dan batu bata,
hanya
terdapat
ruangan
tempat
tidur.
Lantainya
hanya
menggunakan
plesteransemen. Sebagian besar atap rumah menggunakan genteng dan tidak terdapat
plafon, namun pada bagian dapur
anyaman. Rumah Tn.Masun terdiri dari sebuah ruang tamu, satu kamar tidur, tidak
terdapat jamban, terdapat TV dan merupakan tempat biasanya keluarga berkumpul, di
ruangan tersebut terdapat jendela yang dapat dilewati cahaya matahari dan kadang
dibuka pada pagi hari. Kamar tidur berukuran sama, 2x2 m2.
Di rumah Tn. Masun tidak memiliki jamban, jika BAB keluarga Tn.Masun
hanya mengandalkan wc umum yang berada jauh dibelakang rumah ataupun
menggunakan Jamban di Kali,. Dapur Tn. Kamang menggunakan kompor gas.
Sumber air bersih didapatkan dari membeli air PAM yang dijual dengan harga Rp.
2.000/ jerigen. Air bersih tersebut di gunakan untuk mandi, masak dan minum sisa air
bekas limbah rumah tangga di buang di depan rumah tanpa adanya aliran khusus dan
hanya resapan ke tanah.
Keluarga Tn. Masun mengatakan bahwa tidak terbiasa melakukan cuci tangan
sebelum makan atau sesudah beraktivitas setelah selesai membersihkan rumah dan
hanya sesekali saja menggunakan sabun, kemudian apabila selesai makan, keluarga
Tn. Masun terbiasa mencuci tangan menggunakan air cuci tangan yang di taruh di
dalam mangkuk kecil setelah selesai makan.
Keluarga Tn. Masun juga mengatakan bahwa keluarganya sering menderita
batuk-batuk, namun
Kul
ka
s
Kamar
P
I
N
T
U
P
I
N
T
U
Tidur
Ruang
Tamu
Komp
or
TV
Faktor Internal
Permasalahan
23
Kebiasaan Merokok
Olah raga
Pola Makan
5
6
Menabung
Aktivitas sehari-hari
kebiasaan menabung
Tn. Masun dan isterinya bekerja sebagai
buruh berangkat pukul 07.00 dan pulang
pukul 17.00 wib
Permasalahan
Luas rumah 6 x 4 m2
Ruangan dalam Dalam rumah hanya terdapat satu ruangan untuk tidur.
rumah
3.
Ventilasi
4.
Pencahayaan
5.
6.
MCK
Sumber Air
tamu.
Tidak memiliki ruangan untuk MCK
Dalam kesehariannya keluarga Tn. Masun membeli air
24
7.
8.
9.
Saluran
jerigen
Air Limbah rumah tangga di buang hanya di depan rumah,
pembuangan
limbah
Tempat
pembuangan
sampah
Lingkungan
sekitar rumah
c.
No
Status
Jenis
Usia
Tn.
Keluarga
Suami
Kelamin
Laki-laki
45
Mastaria
Ny. Sani
Istri
Menantu
Perempuan
SD
Montir
Rp 1,5 jt 2
SD
bengkel
Ibu rumah
jt / bulan
-
SMA
tangga
Penjahit
Rp 500.000 1
SMP
konveksi
Ibu rumah
jt / bulan
-
Tn.
Mulyadi
Ny.
Sumiati
Saripudin
Anak
Laki-laki
19
SMA
tangga
-
An. Rian
Anak
Laki-laki
14
SD
Pelajar
An. Yusuf
Anak
Laki-Laki
PAUD
Pelajar
An. Robi
Cucu
Laki-laki
PAUD
Pelajar
An. Siti
Cucu
Perempuan
Belum
Perempuan
28
Penghasilan
Anak
Laki-laki
40
Pendidikan Pekerjaan
23
sekolah
Mastaria sebagai kepala keluarga berusia 45 tahun dengan latar belakang pendidikan
sekolah dasar. Ny. Sani sebagai istri berusia 40 tahun dengan latar pendidikan sekolah
dasar. Tn. Mastaria dan Ny. Sani memiliki tiga orang anak perempuan dan tiga orang
anak laki-laki. Anak pertama perempuan bernama Ny. Sumiati berusia 23 tahun,
sudah menikah dan memiliki satu anak laki-laki serta satu anak perempuan. Ny.
Sumiati dan suaminya yang bernama Tn. Mulyadi serta kedua anaknya tinggal
bersama kedua orangtua Ny. Sumiati
Anak ketiga Tn. Mastaria bernama Saripudin berjenis kelamin laki-laki,
berusia 19 tahun dengan berlatar belakang pendidikan terakhir SMA, belum menikah,
belum bekerja dan masih tinggal satu rumah. Anak kelima laki-laki bernama Rian
berusia 14 tahun, masih bersekolah SMP kelas 1 dan masih tinggal satu rumah. Anak
terakhir bernama Yusuf berjenis kelamin laki-laki berusia 7 tahun masih duduk di
bangku PAUD dan masih tinggal satu rumah.
Tn. Mastaria berprofesi sebagai montir bengkel dengan rata-rata pendapatan
Rp 1.500.000 Rp 2.000.000,- tiap bulan. Menantu Tn. Mastaria yang bernama Tn.
Mulyadi bekerja sebagai penjahit konveksi dan mendapat penghasilan Rp. 500.000
Rp 1.000.000,- tiap bulan.
Keluarga Tn. Mastaria tinggal disebuah rumah bangunan semi permanen
diatas tanah seluas 7 x 4 m2. Dinding rumah terbuat dari batu bata, sebagian berlantai
kan kermaik dan sebagian berlantaikan semen. Atap rumah menggunakan genteng
tetapi tidak dibuat plafon. Rumah Tn. Mastaria terdiri dari sebuah ruang tamu, 2 buah
kamar tidur dan 1 dapur. Ruang tamu berukuran 3 x 2 m2 beralaskan keramik.
Ruangan ini berfungsi juga sebagai ruang keluarga dimana keluarga Tn. Mastaria
sering berkumpul dan pada malam hari ruangan ini digunakan sebagai tempat tidur
bagi kedua anak laki-laki Tn. Mastaria. Di ruangan tersebut terdapat dua jendela besar
namun jarang dibuka.
Di rumah Tn. Mastaria tidak terdapat WC ( jamban ) dan hanya terdapar dapur
serta dua kamar tidur. Untuk buang air besar (BAB) keluarga Tn. Mastaria
melakukannya di MCK umum yang terdapat di pinggir kali dengan jarak 100 meter
dari depan rumah. Dapur Tn. Mastaria hanya terdapat kompor yang menggunakan
gas. Sumber air bersih didapatkan dari sumur umum yang digunakan bersama
tetangga-tetangga Tn. Mastaria. Air dari sumur tersebut di gunakan untuk mandi,
26
masak dan minum. Untuk mencuci pakaian, keluarga Tn. Mastaria mencuci di pinggir
kali.
Rumah keluarga Tn. Mastaria terletak di daerah yang padat penduduk dengan
jarak antar rumah 0,5 meter di sebelah kanan dan kiri. Di depan rumah Tn. Mastaria
terdapat selokan dengan lebar 30 cm dan kedalaman + 50 cm. Selokan tersebut dibuat
dengan tujuan untuk mengalirkan air buangan dari rumah-rumah di sekitar rumah Tn.
Mastaria ke sawah, namun masyarakat sekitar termasuk keluarga Tn. Mastaria sering
membuang sampah di selokan tersebut. Selokan tersebut terisi genangan air berwarna
keabuan dan terdapat banyak jentik-jentik nyamuk. Terdapat juga kandang hewanhewan ternak yang berjarak 2 meter dari teras rumah Tn. Mastaria. Kotoran-kotoran
hewan ternak tersebut sering mengotori hampir seluruh halaman dan teras rumah Tn.
Mastaria.
Keluarga Tn. Mastaria memiliki pola makan sebanyak 2 kali dalam sehari.
Biasanya menu yang biasa dimakan adalah sayur asem, tahu, tempe, telur asin dan
ikan asin. Tn. Mastaria mengaku mencuci tangan sebelum dan sesudah makan dan
mengggunakan sabun. Tn. Mastaria dan Ny. Sani mengaku jarang melakukan
olahraga. Dalam segi kesehatan, Tn. Mastaria dan Ny. Sani tidak memiliki masalah
kesehatan dalam sebulan terakhir ini, tetapi Tn. Mulyadi mengaku badannya sering
gatal-gatal. Cucu Tn. Mastaria sering menderita diare dan saat ini menderita penyakit
TB paru dalam pengobatan bulan keenam. Biasanya apabila sakit mereka berobat
dengan obat dari warung dan apabila sakit tambah parah baru ke puskesmas. Jarak
puskesmas dari rumah Tn. Mastaria cukup jauh. Tn. Mastaria memiliki motor untuk
transportasi.
27
No
1
Faktor Internal
Olah raga
Permasalahan
Keluarga Tn. Mastaria tidak ada yang memiliki
kebiasaan berolahraga. Bahkan hampir tidak
Pola Makan
4
5
Menabung
Aktivitas sehari-hari
menabung
a. Tn. Mastaria bekerja sebagai montir bengkel.
Setiap hari Tn. Mastaria berangkat pada
pukul 16.00 wib dan kembali ke rumah pada
pukul 23.00 wib.
b. Ny. Sani tidak bekerja dan hanya sebagai ibu
rumah tangga
28
Permasalahan
2
Luas rumah 7 x 4 m
2.
Ruangan dalam Dalam rumah terdapat ruang tamu, dua kamar tidur, dan
3.
rumah
Ventilasi
dapur.
Tidak semua ruangan di rumah memiliki ventilasi yang
cukup.
4.
Pencahayaan
5.
6.
7.
8.
9.
MCK
Sumber Air
Saluran
umum.
Air Limbah rumah tangga di buang ke selokan di depan
pembuangan
limbah
Tempat
pembuangan
sampah
Lingkungan
sekitar rumah
c.
Nama
Tn. Mada
Status
Jenis
Keluarga
Kelamin
Suami
Laki-laki
Usia
Pendidikan
Terakhir
40 th -
Pekerjaan
Pedagang
Penghasilan
Rp.
50.000/
hari
29
Ny. Yuli
An.
Melda
Istri
Perempuan
22 th SD
Anak
Perempuan
3 th
Ibu
Rumah
Tangga
-
Tn. Mada tinggal di rumah milik sendiri dengan luas tanah seluas 5 meter x 5
meter. Bangunan tempat tinggal tidak bertingkat dan dinding rumah terbuat dari
sebagian batu bata dan sebagian bilik, berlantaikan keramik dan pada dapur
berlantaikan semen. Atap rumah terbuat dari genteng yang disusun dengan plafon.
Rumah Tn. Mada terdapat satu pintu utama yang selalu terbuka pada pagi
hingga sore hari. Rumah Tn. Mada terdiri dari sebuah ruang tamu yang dipakai
sebagai ruang keluarga dan 1 buah kamar tidur. Ruang keluarga beserta ruang tamu
berukuran 2 x 3 meter, beralaskan keramik, tidak terdapat kursi dan terdapat sebuah
TV, serta terdapat 1 buah lubang berukuran 70 x 50 sentimeter di ruang tamu, namun
jendela tersebut jarang dibuka. Ruang keluarga digunakan sebagai tempat menonton
TV dan tempat berkumpul keluarga. Di samping kanan ruang keluarga terdapat 1
buah kamar tidur dengan ukuran 2 x 2 meter. Pada kamar tidak terdapat jendela dan
terdapat satu kasur serta lemari. Di bagian belakang rumah tersebut terdapat dapur
dan kamar mandi. Di dapur terdapat satu meja dengan kompor gas di atasnya. Di
dapur terdapat pintu tetapi tidak pernah dibuka. Di kamar mandi berlantaikan semen
dan didalamnya terdapat bak penampungan air serta jamban. Rumah keluarga Tn.
Mada mendapatkan sumber air bersih dari sanyo, sumur dan air galon yang ia beli
dengan harga Rp 4000 per galonnya. Air sanyo yang biasa digunakan untuk keperluan
sehari-hari seperti minum dan mandi. Sedangkan air sumur biasa digunakan untuk
mencuci peralatan makan, mencuci pakaian dan mencuci peralatan bekas memasak.
Di depan rumah Tn. Mada terdapat kandang ayam dan selokan yang mengalir ke
sawah.
Di dalam rumah Tn. Mada terdapat 4 buah lampu dengan daya masingmasing 10 watt, 1 buah lampu di ruang tamu, dan masing-masing 1 buah di kamar
tidur, 1 buah lampu berada di bagian kamar mandi dan 1 buah lampu untuk dapur dan
ruang tamu . Sehingga rumah Tn. Mada kurang cukup dalam pencahayaan. Ny.
Armah membayar sendiri listrik rumahnya Rp. 50.000 perbulan.
Di rumah Ny. Armah terdapat kamar mandi, WC (jamban) dan dapur. Kamar
mandi rumah terdiri tembok semen dan sumber air didapat dari sanyo namun menurut
Tn. Mada sanyo yang dimilikinya sudah rusak sehingga saat ini ia akan mengambil
30
air di sumur yang letaknya dibelakang rumahnya. Ny. Armah memiliki 1 kompor gas
yang terletak di dapurnya. Kompor tersebut digunakan untuk memasak sehari-hari.
Sumber air bersih didapatkan dari air gallon isi ulang Rp. 4000,- yang digunakan
untuk masak, dan minum.
Keluarga Tn. Mada biasa membuang limbah cair rumah tangga seperti limbah
bekas mencuci pakaian dan peralatan makan, ke selokan di samping rumah. Keluarga
Tn. Mada tidak memiliki saluran pembungan air limbah (SPAL) sehingga limbah cair
rumah tangga yang biasa dibuang ke selokan tersebut langsung mengalir ke sawah
dan mencemari sawah yang berada tidak jauh di depan rumahnya.
wc
Dapur
Kamar 1
Ruang
Tamu dan
Keluarga
1 meter
Kandang
Seloka
penduduk, rumah Tn. Mada merupakan satu rumah yang dibagi menjadi tiga
rumah.
dibakar dan sisa pembakarannya dibuang ke kali. Pembuangan air sisa mandi
dan mencuci mengalir begitu saja ke belakang rumah dan alirannya menuju
sawah yang terdapat di belakang rumahnya.
Keluarga Tn. Mada mempunyai pola makan sebanyak 2-3 kali dalam
sehari. Makanan yang disajikan merupakan hasil masakan N. Yuli berupa
31
makanan sederhana seperti nasi dengan lauk tahu atau tempe, sayur mayur dan
ikan.
Anak Ny. Yuli mengaku anaknya lahir di puskesmas dibantu bidan. Ny.
Yuli mengaku bahwa semua anaknya pernah mendapat imunisasi sejak lahir
tetapi tidak lengkap. Ny Yuli mengaku bahwa anaknya mendapatkan ASI
sampai dengan usia 2 tahun tanpa diberikan susu formula. Anaknya
mendapatkan makanan pendamping ASI pada usia 6 bulan. Ny. Yuli
memberikan bubur bayi hingga usia anaknya 12 bulan dan dilanjutkan dengan
nasi tim hingga usia 2 tahun diberikan menu sehari-hari keluarga.
Dalam segi kesehatan, Tn. Mada mengaku anaknya saat berusia
sepuluh bulan mendapatkan pengobatan TB paru. Anaknya mendapatkan
pengobatan di rumah sakit daerah Tangerang selama enam bulan dan telah
dinyatakan sembuh oleh dokter. Menurut Ny. Yuli, dirinya dan suaminya telah
melakukan pemeriksaan TB dan dari hasil pemeriksaan mereka tidak
terdiagnosis TB paru. Ny. Yuli mengatakan pada saat itu saudara sepupunya
tengah melakukan pengobatan TB, sehingga kemungkinan besar anaknya
tertular oleh saudara sepupunya. Gangguan kesehatan yang sering dialami
anggota keluarganya adalah batuk dan pilek terutama pada musim peralihan
serta pusing dan biasanya hanya meminum obat warung tapi terkadang
sembuh sendiri tanpa meminum obat. Saat ini anak Tn. Mada terdaftar pada
program peningkatan gizi. Menurut Ny. Yuli, ia rajin datang setiap kali
dilakukanya program tersebut.
Anak Ny. Yuli pernah mengalami penyakit TB Paru kurang lebih 2
tahun yang lalu dan rutin datang ke Dokter dekat rumahnya serta sudah
dinyatakan sembuh oleh dokter. Menurut Ny. Yuli, ia dan suaminya tidak
mengalami keluhan yang sama dengan anaknya saat itu tetapi pada tetangga
ada yang mengalami hal yang serupa.
Menurut pengakuan Ny. Yuli, suaminya Tn. Mada mempunyai
kebiasaan merokok di dalam rumahnya sedangkan Ny. Yuli bukan seorang
perokok. Tn. Mada bekerja sebagai pedagang di pasar kampung melayu. Tn. S
berangkat bekerja pukul 8 pagi dan pulang keesokan harinya pukul 6 pagi. Hal
ini dilakukan setiap hari. Menurut Ny. Yuli suaminya tidak ada waktu untuk
libur bekerja, karena di akhir pekan toko akan ramai. Ny. Yuli dan Tn. Mada
jarang melakukan olahraga. Ny. Yuli mengaku mandi sehari 2x. Ny. Yuli
memiliki tabungan di Bank, apabila ada uang lebih, Ny. Yuli menyimpannya di
32
bank. Ny. Yuli memiliki kebiasaan mencuci pakaian dengan menggunakan air
kali yang berada di depan rumahnya.
Tn. Mada memiliki kebiasaan merokok didalam rumah, rata-rata dapat
menghabiskan kurang lebih setengah bungkus dalam sehari. Keluarga Tn.
Mada tidak biasa mencuci tangan menggunakan air dan sabun sebelum makan
tetapi memakai alas kaki saat keluar rumah.
Keluarga Tn. Mada biasa membuang sampah ditempat sampah
dibelakang rumahnya, apabila sudah terkumpul banyak, sampah langsung
dibakar. Tidak jauh dari rumah Tn. Yahya terdapat jamban umum yang biasa
digunakan bersama-sama, sehingga jika hendak buang air besar keluarga Tn.
Yahya sudah biasa untuk selalu pergi ke jamban umum tersebut.
Faktor Internal Keluarga Tn.Suparman
No
Kriteria
Permasalahan
Kebiasaan merokok
memiliki
kebiasaan
rumah,
merokok
didalam
Pola makan
Keluarga
Tn.
pembuangan
Mada
memiliki
limbah
cair
saluran
dibelakang
terhubung
ke
selokan
depan
33
tidak sedap.
5
Aktivitas sehari-hari
Permasalahan
1.
Luas bangunan
2.
Ruangan
rumah
3.
Ventilasi
4.
Pencahayaan
5.
MCK
Sumber air
7.
Saluran pembuangan Limbah rumahtangga cair dan padat dibuang ke luar rumah
limbah
8.
Tempat pembuangan Sampah dibuang di plastik di dalam rumah, baru jika sudah
sampah
9.
Lingkungan
rumah
Nama Status
Tn. S
Keluarga
Suami
Jenis
Usia
Pendidikan
Pekerjaan Penghasilan
Kelamin
Laki laki
54
SD
Penjahit
Rp
1.000.000,- /
Ny.
Istri
Sani
An. M Anak
Perempuan
Laki laki
40
Tidak
Penjaga
bulan
Rp/ 400.000,- /
20
sekolah
SMA
warung
Pegawai
bulan
Rp. 500.000,- /
Pabrik
-
bulan
-
An. S
Anak
Perempuan
15,
SMP
An. A
Anak
Perempuan
Belum
sekolah
yang lain adalah mengurus rumah seperti memasak, mencuci pakaian, dan
membersihkan rumah. Anak Tn. Sutarman bernama Tn. Sutarman bekerja sebagai
pegawai di pabrik konveksi dan mendapat penghasilan Rp. 500.000,- tiap bulan.
Keluarga Tn. Sutarman tinggal disebuah rumah bangunan semi permanen
diatas tanah seluas 7 x 4 m2. Dinding rumah terbuat dari batu bata, sebagian berlantai
kan kermaik dan sebagian berlantaikan aspal. Atap rumah menggunakan genteng
tetapi tidak dibuat plafon. Rumah Tn. Sutarman terdiri dari sebuah ruang tamu, 3 buah
kamar tidur.. Ruang tamu berukuran 3 x 2 m 2 beralaskan aspal. Ditengah terdapat
ruang keluarga, dimana terdapat TV dan merupakan tempar biasanya keluarga
berkumpul, diruangan tersebut tidak terdapat jendela hanya memiliki pintu yang
langsung mengakses ke bagian belakang rumah.
Di rumah Tn. Sutarman terdapat ventilasi jendela namun tidak pernah dibuka
dan cahaya masuk hanya bila pintu terbuka. Untuk siang hari hingga malam keluarga
Tn. Sutarman menggunakan lampu sebagai penerangan.
Di rumah Tn. Sutarman tidak terdapat WC ( jamban ) dan hanya terdapar
dapur dan kamar mandi yang berbentuk sekat aspal. Untuk buang air besar (BAB)
mereka melakukannya di MCK umum yang berjarak 100 meter dari depan rumah.
Dapur Tn. Sutarman hanya terdapat kompor yang menggunakan gas. Sumber air
bersih didapatkan dari air yang disaring sengan alat sanyo. Air tersebut di gunakan
untuk mandi, masak dan minum.
Rumah keluarga Tn. Sutarman terletak di daerah yang padat penduduk dengan
jarak antar rumah 0,5 meter disebelah kanan dan kiri dan 5 meter dengan kali di depan
rumah. Keluarga Tn. Sutarman memiliki kebiasaan membuang sampah di lahan
kosong depan rumah yang berjarak 10 meter dari rumah. Biasanya sampah tersebut di
bakar setelah terkumpul banyak.
36
puskesmas dari rumah Tn. Sutarman cukup jauh. Tn. Sutarman memiliki motor untuk
transportasi.
37
Faktor Internal
Kebiasaan Merokok
Permasalahan
Tn. Sutarman memiliki kebiasaan merokok ini
dilakukan didalam dan diluar rumah atau saat
sedang bekerja.
Keluarga Tn. Sutarman tidak ada yang memiliki
Olah raga
Pola Makan
Menabung
Aktivitas sehari-hari
menabung
c. Tn. Sutarman bekerja sebagai penjahit. Ia
berangkat bekerja pukul 06.00 WIB dan
kembali pukul 17.00 WIB
d. Ny. Emar hanya bekerja menjaga warung
depan rumah dan sehari-hari mengurus
rumah
3.
Permasalahan
2
Luas rumah 7 x 4 m
Ruangan dalam Dalam rumah terdapat ruang tamu, tiga kamar tidur, ruang
rumah
Ventilasi
38
4.
Pencahayaan
5.
6.
7.
8.
MCK
Sumber Air
Saluran
pembuangan
berjarang 10 meter
limbah
Tempat
pembuangan
sampah
9.
Lingkungan
sekitar rumah
1.3.2
Masalah Medis
1. Penyakit kulit dan gatal-gatal pada keluarga
2. Penyakit ISPA yang sering di derita seluruh anggota keluarga
rumah tangga
Ketidaktersediaan saluran pembuangan limbah rumah tangga
Bangunan semi permanen dengan dinding berbahan bambu
Ketidak tersediaan air bersih
Tidak ada nya sumber air bersih langsung didalam rumah
Tingkat pendidikan dan ekonomi yang rendah
Kurangnya pengetahuan akan pentingnya kebersihan lingkungan
Kebiasaan merokok di dalam rumah
39
Masalah Medis
1. Penyakit kulit dan gatal-gatal pada keluarga
2. Penyakit TB Paru pada Anak Kedua pasien.
rumah tangga
Ketidaktersediaan saluran pembuangan limbah rumah tangga
Bangunan semipermanen dengan dinding berbahan bamboo
Ketidak tersediaan air bersih
Tidak ada nya sumber air bersih langsung didalam rumah
Tingkat pendidikan dan ekonomi yang rendah
Kurangnya pengetahuan akan pentingnya kebersihan lingkungan
c. Keluarga Tn. M
Masalah Medis
1. Penyakit kulit dan gatal-gatal seluruh tubuh
2. Penyakit diare akut
3. Penyakit TB paru
3.
4.
5.
Masalah Medis
1. ISPA.
2. Asma.
3. Riwayat TB Paru.
4. Diare.
40
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
binaan.
10. Kebiasaan merokok di dalam atau di luar rumah.
b. Keluarga Tn. Sutarman
Masalah Medis
1. Gatal-gatal pada keluarga
2. Penyakit ISPA
rumah tangga
Ketidaktersediaan air bersih
Tidak adanya sumber air bersih langsung di dalam rumah
Kurangnya pengetahuan akan pentingnya kebersihan lingkungan
41
1.4.
2.
3.
4.
43