Anda di halaman 1dari 43

BAB I

LATAR BELAKANG
1.1 Gambaran Desa Secara Geografis
1.1.1. Situasi Keadaan Umum
Puskesmas Tegal Angus adalah salah satu puskesmas yang terletak di
wilayah Kecamatan Teluk Naga Kabupaten Tangerang Propinsi Banten.
Kecamatan Teluk naga Kabupaten Tangerang Propinsi Banten, mempunyai luas
wilayah 4.763.198 Ha ( 47,631 Km2), terdiri dari luas daratan 2.170.120 Ha dan
sawah 2.593.078 Ha dengan ketinggian dari permukaan laut 2-3 meter.
Topografi Kecamatan Teluk Naga meliputi yaitu daerah sawah, pantai,
rendah dengan ketinggian antara 2-3 meter diatas permukaan laut dan tambak.
Wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus terdiri dari enam desa binaan yaitu
Lemo, Pangkalan, Tanjung Burung, Tanjung Pasir, Tegal Angus dan Muara.

Gambar 1.1 Peta Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Angus Tahun 2013
Sumber : Laporan Kinerja Puskesmas Tegal Angus Tahun 2013
Wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus berada di wilayah kecamatan Teluk
Naga dipantai utara kabupaten Tangerang, dengan luas wilayah kerja 2.481. 599
Ha (30 km2) terdiri dari luas daratan 1.085.060 Ha dan sawah 1.296.539 Ha
dengan ketinggian dari permukaan laut 2-3 meter. Temperatur wilayah Puskesmas
Tegal Angus cukup panas, yaitu rata rata antara 30C - 37 C.
1

Puskesmas Tegal Angus terletak di kompleks kantor desa Tegal Angus di


Jl. Raya Tanjung Pasir. Jarak terjauh desa binaan adalah desa Tanjungburung
dengan jarak tempuh 6 km. Transportasi dari dan ke Puskesmas Tegal Angus dari
desa Tegal Angus, Pangkalan, Tanjung Burung, Tegal Angus dan Tanjung Pasir
dapat ditempuh dengan angkutan umum baik sepeda motor maupun mobil. Akan
tetapi dari desa Lemo dan Muara hanya dapat ditempuh dengan angkutan umum
sepeda motor atau berjalan kaki. Perbaikan sistem transportasi seperti perbaikan
jalan dan penyediaan sarana angkutan umum akan mempermudah akses
masyarakat ke pelayanan kesehatan di Puskesmas Tegal Angus. Untuk
mempermudah akses masyarakat ke pelayanan kesehatan, saat ini telah dibangun
pustu (puskesmas pembantu) di desa Muara, yang dapat melayani masyarakat di
desa Muara dan Lemo.
1.1.2. Batas Wilayah
Batas-batas wilayah Puskesmas Tegal Angus adalah sebagai berikut :
a.

Batas Utara

: Laut jawa/ DKI Jakarta

b.

Batas Selatan : Kota Tangerang/Bandara Soeta

c.

Batas Timur

: Kecamatan Kosambi

d.

Batas Barat:

: Desa Kali Baru Kec Pakuhaji

1.2 Gambaran Umum Secara Demografi


1.2.1

Jumlah Penduduk
Berdasarkan data dari BPS Kabupaten Tangerang pada tahun 2013 jumlah

penduduk di wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus adalah 53,831 jiwa yang
tersebar di 6 desa seperti yang tercantum di tabel 1.1 dibawah ini:

Tabel 1.1 Luas Wilayah, Jumlah Desa, Jumlah Penduduk, Jumlah Rumah
Tangga Dan Kepadatan Penduduk Menurut Desa/Kelurahan Tanjung Pasir
Tahun 2013
JUMLA

LUAS
NO

DESA

WILAYA

JUMLAH

PENDUDU

RUMA

(km2)

H
TANGG

RATA-RATA

KEPADATA

JIWA/RUM

AH

PENDUDUK

TANGGA

per km2

1
1
2
3
4
5
6

PANGKAL
AN
TANJUNG
BURUNG
TEGAL
ANGUS
TANJUNG
PASIR
MUARA
LEMO

JUMLA

7.54

15.378

4,138

4.8

2.040

5.24

6.722

2,473

4.5

1.283

2.83

8.741

2,879

4.6

3.089

5.64

8.849

1,787

4.6

1686.70

5.14
3.61

2.516
6.138

496
648

4.4
4.4

693.77
1850.97

30.02
53.444
12,421
4.33
H
Sumber : Data Statistik Kabupaten/kota Tangerang Tahun 2013

1,794

Data penduduk dari BPS Kecamatan Teluk Naga menunjukkan fluktuasi


jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus seperti yang terlihat pada
grafik di bawah ini.

Sumber : Kantor Statistik Kecamatan Teluk Naga,2013


Grafik 1.1 Fluktuasi Jumlah Penduduk di wilayah kerja Puskesmas Tegal
Angus 2008-2013
Jumlah penduduk yang berubah-ubah dikarenakan adanya kelahiran, kematian
dan migrasi penduduk. Migrasi penduduk di wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus
cenderung terjadi dengan cepat, mengingat letak wilayah kerja Puskesmas Tegal
Angus yang berbatasan dengan provinsi DKI Jakarta dan Kota Tangerang. Akses jalan
dan transportasi yang mudah dari dan keluar wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus
memudahkan migrasi yang cepat tersebut.
Jumlah penduduk yang cukup besar dan adanya fluktuasi merupakan suatu
tantangan dalam pembangunan kesehatan karena adanya perubahan sasaran dari
program-program pembangunan kesehatan sekaligus menjadi factor pendorong
pembangunan karena tersedia SDM (sumber daya manusia) yang cukup untuk
menggerakkan pembangunan. Akan tetapi SDM bidang kesehatan masih sangat
kurang di wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus sehingga diharapkan Puskesmas
dapat terus meningkatkan kerjasama lintas sektoral untuk menyesuaikan program
puskesmas dengan keadaan penduduk di wilayah kerjanya.
Klasifikasi jumlah penduduk berdasar jenis kelamin di wilayah kerja
Puskemas Tegal Angus dilihat pada tabel 1.2 dibawah ini :

Tabel 1.2 Klasifikasi jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin


Jumlah Penduduk
NO

DESA/KEL

Lakilaki

JUMLAH

Pangkalan

7.672

7.706

15.378

Tanjung Burung

3.379

3.343

6.722

Tegal Angus

4.313

4.428

8.741

Tanjung Pasir

4.436

4.413

8.849

Muara

1.740

1.776

2.516

Lemo

3.061

3.077

6.138

27.412

26.160

53.444

JUMLAH

1.2.2

Perempuan

Lapangan Pekerjaan Penduduk


Lapangan pekerjaan penduduk di wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus cukup

beragam, hal ini berhubungan dengan geografis kecamatan Teluk Naga dimana
terdapat persawahan dan berbatasan dengan laut serta daerah kota Tangerang dan
akses ke daerah Jakarta.
Tabel 1.3 Lapangan pekerjaan penduduk
No.

Lapangan Kerja Penduduk

Jumlah

1.

Petani pemilik

13316

2.

Petani penggarap

6063

3.

Buruh

4592

4.

Nelayan

386

5.

Pedagang

6373

6.

Industri rakyat

13536

7.

Buruh industri

13757

8.

Pertukangan

4109

9.

PNS

222

10.

TNI/POLRI

65

11.

Pensiunan PNS

45

12.

Pensiunan TNI/POLRI

43

13.

Perangkat Desa

141

14.

Pengangguran

4004

Sebagian besar wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus belum berkembang


secara ekonomi. Mata pencaharian penduduk didominasi oleh nelayan, petani dan
buruh dengan pendapatan yang tidak tetap. Jumlah penduduk miskin di wilayah kerja
Puskesmas Tegal Angus pada tahun 2013 adalah 31.914 jiwa yaitu 59.7 % dari jumlah
penduduk 53.444 jiwa. Hal ini menunjukkan hampir separuh dari jumlah penduduk di
wilayah kerja puskesmas.
Masih banyaknya penduduk miskin di wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus
dapat menjadi hambatan dalam pembangunan kesehatan. Oleh karena itu kerjasama
lintas sektoral perlu terus di tingkatkan, dalam hal ini pembangunan ekonomi harus
juga ditingkatkan. Kesehatan masyarakat tidak hanya menjadi tanggungjawab sektor
kesehatan tetapi berbagai factor dimana salah satu factor yaitu factor ekonomi juga
berperan penting dalam pembangunan kesehatan.
Tegal Angus memepunyai tingkat ekonomi yang rendah seperti yang terlihat di
grafik berikut ini.

Jumlah penduduk
53.831 jiwa
Jumlah
penduduk
miskin
23.403
jiwa (47%)

Sumber : Kantor Statistik Kabupaten Tangerang & Data Jamkesmas Puskemas Tegal
Angus, 2013
6

Grafik 2.3 Jumlah penduduk dan jumlah penduduk miskin di wilayah kerja
Puskesmas Tegal Angus tahun 2008 2013
1.2.3 Pendidikan
Tingkat pendidikan masyarakat sangat berperan dalam membentuk sikap dan
perilaku masyarakat terhadap program kesehatan sehingga pendidikan sangat
berperan dalam pembangunan kesehatan. Sarana pendidikan yang ada di wilayah
kerja Puskesmas Tegal Angus seperti terlihat pada table dibawah ini :
Tabel 1.4 Sarana Sekolah di Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Angus

JUMLAH SEKOLAH

NO NAMA DESA

PAUD TK RA SD MI SMP MTS SMA SMK MA


1 Pangkalan

2 Burung

3 Tegal Angus

4 Tanjung Pasir

5 Muara

6 Lemo

12

Tanjung

PUSKESMAS

Tingkat pendidikan di wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus masih rendah,


dari jumlah 53.444 penduduk hanya sebagian kecil yang mengenyam pendidikan
seperti yang terlihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 1.5 Penduduk 10 tahun keatas menurut jenjang Pendidikan di wilayah
kerja Puskesmas Tegal Angus Tahun 2013

No.

Jenjang Pendidikan

Jumlah

1.

Tidak/belum tamat SD

12598

2.

SD/MI

15738

3.

SLTP/MTS

4060

4.

SLTA/MA

3601

5.

AK/Diploma

159

6.

Universitas

130

Jumlah penduduk yang tidak/belum pernah sekolah dan tidak/belum tamat SD masih
cukup besar yaitu 12.598 jiwa atau 25.5 % dari jumlah penduduk. Hal ini merupakan
tantangan dalam pembangunan kesehatan, pelaksanaan program-program puskesmas
harus disesuaikan dengan tingkat pendidikan dari penduduk yang menjadi sasaran
agar lebih diterima.
Kemampuan membaca dan menulis dapat dilihat dari angka melek huruf, yang
diukur dari persentase penduduk usia 10 th keatas yang bisa membaca dan menulis.
Berdasarkan data dari BPS Kecamatan Teluk Naga angka melek huruf di wilayah
kerja Puskesmas adalah 88,97% untuk laki-laki dan 85,36% untuk perempuan. Angka
melek huruf ini menurun dari tahun 2010 sebelumnya seperti terlihat dari diagram di
bawah ini.

Sumber : Kantor Statistik Kecamatan Teluk Naga, 2010


8

Grafik 1.2 Angka Melek Huruf penduduk usia 10 th keatas di wilayah kerja
Puskesmas Tegal Angus 2008 - 2013
Penurunan angka melek huruf baik pada laki-laki maupun perempuan di tahun
2013 merupakan suatu hambatan dalam pembangunan kesehatan terutama program
puskesmas yang memerlukan partisipasi masyarakat seperti UKBM, desa siaga
maupun perekrutan kader-kader kesehatan.
1.2.4 Sumber Daya Kesehatan
Upaya pembangunan kesehatan membutuhkan sumber daya kesehatan yang
memadai untuk mencapai target yang ingin dicapai. Bab ini akan menguraikan situasi
sumber daya kesehatan yang ada di Puskesmas Tegal Angus pada tahun 2013.

1.2.4.1 Tenaga Kesehatan


Tenaga kesehatan merupakan salah satu unsur penting dalam pelaksanaan
pembanguan kesehatan karena merupakan penggerak dari program-program
kesehatan.
Jumlah tenaga kesehatan di puskesmas Tegal Angus berjumlah 27 orang yang
terdiri dari dokter umum,dokter gigi, perawat, bidan dan tenaga gizi seperti yang
tergambar dalam tabel di bawah ini.
Tabel 1.6 Jumlah tenaga kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus
Tahun 2013
STATUS
NO

KATEGORI TENAGA

PNS

PTT/TKK LAIN-

JUMLAH

LAIN
1

Dokter Gigi

Dokter Umum

AKBID

11

AKPER

D3 Gizi

D3 Kesling

0
9

Bidan

Perawat

Pekarya

10

Honor

11

Security

Jumlah

18

33

Puskesmas mempunyai program kesehatan yang beragam yang terdiri dari


program wajib seperti promosi kesehatan, kesehatan lingkungan, kesehatan ibu dan
anak termasuk KB, Gizi, Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular, upaya
pengobatan, serta program pengembangan seperti kesehatan gigi, mata, kesehatan
kerja dan kesehatan masyarakat. Berbagai tugas dan fungsi untuk menjalankan
program-program tersebut membutuhkan sumber daya kesehatan yang berkualitas dan
tepat. Akan tetapi karena keterbatasan sumber daya manusia tidak semua tenaga
kesehatan yang dibutuhkan ada di puskesmas sehingga sering terjadi pemegang
program tidak sesuai dengan kompetensi yang dimiliki.

Grafik 1.3 Tenaga kesehatan di Puskesmas Tegal Angus Th.2013


Seperti terlihat pada diagram diatas jumlah tenaga kesehatan di Puskesmas
Tegal Angus cukup memadai. Jumlah tenaga kesehatan terbanyak adalah bidan. Hal
ini dapat menunjang kegiatan puskesmas yang fokus pada kesehatan ibu dan anak
untuk mendukung tercapainya indikator Indonesia Sehat dan Kabupaten Tangerang
Sehat serta tercapainya millennium development goals (MDGs). Akan tetapi
Puskesmas Tegal Angus masih membutuhkan tenaga kesehatan lain untuk menunjang
kegiatannya seperti tenaga farmasi (apoteker atau asisten apoteker), sanitarian, tenaga
10

teknis medis seperti analis kesehatan, tenaga promosi kesehatan,tenaga administrasi


dan tenaga tehnik informatika .Dikarenakan tenaga kesling puskesmas ditarik ke dinas
maka perlu tenaga sanitasi lingkungan. Tidak adanya tenaga kesehatan maupun non
kesehatan tersebut menyebabkan banyak tenaga kesehatan di puskesmas yang
mempunyai tugas tidak sesuai pendidikan dan kompetensinya.
1.2.4.2

Pembiayaan Kesehatan.
Dalam rangka upaya mewujudkan hak kesehatan yang merupakan hak

funamental setiap warga, pemerintah mempunyai kewajiban untuk menyelenggarakan


pelayanan kesehatan yang merata, adil dan terjangkau bagi seluruh lapisan
masyarakat. Salah satu faktor utama didalam peningkatan pelayanan kesehatan adalah
adanya faktor pembiayaan ,yang mana dapat digunakan untuk transportasi, jasa
kegiatan program maupun belanja barang. Pembiayaan kesehatan dapat bersumber
dari pemerintah pusat dari APBN seperti dana Jamkesmas (Jaminan Kesehatan
Masyarakat Miskin) dan Jampersal (Jaminan Persalinan) serta BOK (Bantuan
Operasional Kesehatan), sementara dana dari pemerintah daerah dari APBD berupa
Dana Operasional Puskesmas dan Jamkesda (Jaminan Kesehatan Daerah).
1.2.4.3

Jaminan kesehatan pra bayar


Biaya kesehatan yang semakin mahal tidak diikuti dengan kenaikan tingkat

ekonomi terutama di lapisan masyarakat menengah ke bawah. Jaminan kesehatan pra


bayar hanya bisa dimiliki oleh lapisan masyarakat menengah ke atas. Sebagai bagian
dari amanat UUD 1945, negara harus mengurus masyarakat miskin. Oleh karena itu
pemerintah

meluncurkan

program

jaminan

kesehatan

masyarakat

miskin

(jamkesmas/askeskin). jumlah penduduk di wilayah Tegal Angus yang mendapat


askeskin dapat dilihata pada grafik dibawah ini.

11

Sumber : Kantor BPS Kabupaten Tangerang & Data Program Jamkesmas Tegal
Angus, 2013
Grafik 1.4 Data Cakupan Jamkesmas 2013
Seperti terlihat pada grafik diatas hampir 50% penduduk di wilayah Tegal
Angus merupakan masyarakat miskin dan tidak semua tercakup dalam program
jamkesmas. Hal ini disebabkan pendataan yang kurang akurat, kendala di lapangan
adalah data kependudukan yang tidak lengkap, kriteria miskin yang berbeda dan
pemberian kartu jamkesmas yang tidak tepat sasaran seperti adanya keluarga mampu
yang mendapat kartu jamkesmas sementara yang miskin tidak mendapatkan kartu.
Jumlah peserta jamkesmas yang mendapat pelayanan masih rendah yaitu 10.335 dari
23.118 atau sekitar 43,3 %. Pelayanan untuk semua peserta jamkesmas di Puskesmas
Tegal Angus diberikan secara gratis dari pengobatan, pemeriksaan ibu hamil,
persalinan di bidan desa, pemeriksaan laboratorium seperti pemeriksaan gula darah,
protein urin, Hb, golongan darah serta rujukan ke rumah sakit. Kurangnya
pemanfaatan kartu jamkesmas disebabkan kurangnya pengetahaun masyarakat
tentang kegunaan kartu jamkesmas, kurangnya data kependudukan yang mendukung
pelayanan jamkesmas seperti tidak ada KTP dan kartu keluarga, adanya oknum yang
mempersulit peserta jamkesmas mendapat pelayanan di rumah sakit sehingga
masyarakat enggan menggunakan fasilitas jamkesmas dan kartu jamkesmas yang
tidak tepat sasaran. Oleh karena itu perlu dilakukan sosialisasi tentang penggunaan
kartu jamkesmas dan kerjasama lintas sektoral dengan pihak desa setempat.
Puskesmas dan jaringannya sebagai sarana pelayanan kesehatan terdepan
mempunyai tugas menjangkau masyarakat , sebaliknya puskesmas dan jaringannya
diharapkan dapat dijangkau oleh masyarakat di wilayah kerjanya sehingga puskesmas
12

dan jaringannya bertanggungjawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan di


wilayah kerja secara proaktif dan responsive.
Status kesehatan pada masyarakat miskin empat kali lebih besar dari status
kesehatan nasional. Hal tersebut karena keterbatasan pengetahuan, akses pelayanan
kesehatan dan kemampuan membayar pelayanan kesehatan yang sangat semakin
mahal. Untuk menjamin akses penduduk miskin terhadap pelayanan kesehatan, sejak
tahun 2008 pemerintah telah menyelenggarakan program jaminan kesehatan
masyarakat (jamkesmas). Pada tahun 2011 diluncurka jaminan persalinan (jampersal)
yang ditujuksn bagi ibu hamil, ibu melahirkan , ibu nifas, bayi baru lahir yang belum
memiliki jaminan persalinan. Jampersal diselenggarakan sebagai upaya pencapaian
MDGs dimana salah satu indikatornya adalah menurunkan angka kematian ibu dan
angka kematian bayi. Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) adalah sejumlah dana
yang disediakan di puskesmas dan jaringannya guna mendukung kegiatan operasional
dalam upaya pelayanan promotif dan preventif.
Masyarakat miskin yang tidak mendapat jaminan melalui program
jamkesmas, akan dipenuhi biaya kesehatannya oleh pemerintah daerah melalui
jaminan kesehatan daerah (jamkesda). Pemerintah daerah juga membiayai operasional
puskesmas melaui dana operasional puskesmas. Gambaran pembiayaan kesehatan
yang ada di Puskesmas dapat digambarakan sebagai berikut :
Tabel 1.7 Pembiayaan Puskesmas Tegal Angus tahun 2013
ALOKASI
NO

SUMBER BIAYA

ANGGARAN
KESEHATAN

Operasional Puskesmas

Rp. 69.891.259

Jamkesmas dan Jampersal

Rp. 90.001.835

BOK

Rp. 70.347.000
TOTAL ANGGARAN

Rp. 230,240,094

Sumber : Data TU Puskesmas Tegal Angus, 2012


1.2.5

Sarana dan Prasarana

13

Puskesmas Tegal Angus yang berdiri sejak th 2008 mempunyai gedung


dua lantai. Gedung Puskesmas Tegal Angus berdiri di atas tanah seluas 300m2
dengan luas bangunan 600m2.
1. Ruangan di Puskesmas Tegal Angus yang terdiri dari:
a.
Ruang Kepala Puskesmas
: 1 Ruang
b.
Ruang TU
: 1 Ruang
c.
Ruang Bidan
: 1 Ruang
d.
Ruang Aula
: 1 Ruang
e.
Ruang Imunisasi
: 1 Ruang
f.
Ruang Loket
: 1 Ruang
g.
Ruang Apotik
: 1 Ruang
h.
Ruang BP umum
: 1 Ruang
i.
Ruang BP Anak
: 1 Ruang
j.
Ruang BP Gigi
: 1 Ruang
k.
Ruang KIA/KB
: 1 Ruang
l.
Ruang TB,KUSTA,UGD
: 1 Ruang
m. Ruang Gizi
: 1 Ruang
n.
Ruang Gudang Obat
: 1 Ruang
o.
Ruang Mushola
: 1 Ruang
p.
Ruang Kesling
: 1 Ruang
q.
Ruang Remaja/lansia
: 1 Ruang
r.
Dapur
: 1 Ruang
s.
Ruang Gudang Perkakas
: 1 Ruang
t.
WC
: 9 Ruang
1.2.6

Sarana Kesehatan Dasar


Komponen yang sangat penting didalam sumber daya adalah sarana

kesehatan yang cukup, secara jumlah / kuantitas ,kualitas bangunan, hal ini bias
menggambarkan unit sarana pelayanan kesehatan yang bermutu baik bangunan
utama, pendukung dan sanitasi kesehatan lingkungan. Pembangunan sarana
kesehatan harus dilengkapi dengan peralatan medis, peralatan non medis,
peralatan laboratorium beserta reagensia, alat pengolah data kesehatan, peralatan
komunikasi, kendaraan roda empat dan kendaraan roda dua.
Unit pelayanan kesehatan dibagi atas beberapa katagori yaitu Pusat
Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), Pusat Kesehatan Masyarakat Pembantu
(Pustu) dan unit pelayanan tehnis kesehatan lainnya, setiap pembangunan unitunit pelayanan yang ada harus dapat memenuhi keterjangkauan akses masyarakat
terhadap pelayanan kesehatan, pembangunan unit pelayanan berdasarkan katagori
harus dapat berpedoman terhaap populasi penduduk yang akan dilayani sehingga
14

fungsi unit pelayanan kesehatan dapat berjalan sesuai target yang diharapkan.
Selain fasilitas pelayanan kesehatan tersebut, juga dibangun dan dikembangkan
fasilitas pelayanan berbasis masyarakat antara lain Pondok Bersalin Desa
(Polindes) dan Pos Kesehatan Desa (Poskesdes).
Berikut sarana kesehatan yang ada di Wilayah Puskesmas Tegal Angus
pada tahun 2013 :
Tabel 1.8 Sarana Kesehatan Yang ada di Puskesmas Tegal Angus Tahun 2013
No
Jenis Sarana Kesehatan
1. a. Puskesmas
b. Puskesmas Pembantu
c. Poskesdes
2. Rumah Sakit Pemerintah
3. Rumah Sakit Swasta
4. Rumah Bersalin Swasta
5. Balai Pengobatan Swasta
6. Praktek Dokter Umum Swasta
7. Praktek Bidan Swasta
8. Dokter Gigi praktek swasta
9. Laboratorium Klinik Swasta
10. Apotik
11. Optikal
12.
13.
14.
15.
16

Gudang Farmasi
Posyandu
Toko Obat
Pos UKK
Polindes
Sumber : Puskesmas Tegal Angus

Jumlah
1
1
1
0
0
0
2
5
8
0
0
0
0
0
45
2
0
0

Dari tabel diatas sarana kesehatan dan factor pendukung

yang ada di

Puskesmas Tegal Angus masih kurang.

15

1.2.7

NO

Sarana Sanitasi Dasar

KECAMATAN

2
1
2
3
4

PANGKALAN
TANJUNG
BURUNG
TEGAL ANGUS
TANJUNG
PASIR

PUSKESMAS

3
TEGAL
ANGUS

JUMLAH
KELUARGA

KELUARGA

DIPERIKSA

MEMILIKI

JML
17

4,132

28

2,473

%
20

JML
21

%
22

0.7

1,035

3696.4

22

2.1

22

0.9

618

2809.1

19

3.1

2,879

21

0.7

720

3428.6

17

2.4

1,787

346

19.4

447

129.2

329

73.6

10

2.0

124

1240.0

10

8.1

13

2.0

162

1246.2

12

7.4

440

3.5

3,106

705.9

409

13.2

496

LEMO

648
12,415

%
18

SEHAT

JML
19

MUARA

(KAB/KOTA)

KELUARGA

JUMLAH

PENGELOLAAN AIR LIMBAH

1.3 Gambaran keluarga binaan


1.3.1 Lokasi keluarga binaan

16

a. Keluarga Tn. Sanen


No

Nama

Tn. Sanen

Ny. Darti

Status

Jenis

Keluarga Kelamin
Suami
Laki laki
Istri

Perempuan

Usia

Pendidika

Pekerjaan Penghasilan

38 tahun

n
SD

Pedagang

Rp1.500.000

34 tahun

SD

Ibu

rupiah/bulan
-

Rumah
3

An. Sunita

Anak

Perempuan

18 tahun

SD

Tangga
Buruh

Rp. 500.000

An. Ubay

Anak

Laki laki

12 tahun

SMP

rupiah/bulan
-

Ny. Rani

Ibu

Perempuan

80 tahun

Tidak

bersekolah

Keluarga Tn. Sanen tinggal di Kampung Sukasari RT 02 / RW 04, Desa


Pangkalan Kelurahan Tanjung Pasir, Kecamata Teluk Naga, Kabupaten Tangerang
Propinsi Banten. Keluarga ini terdiri dari sepasang suami istri, dan dua orang anak
yang tinggal serumah. Tn. Sanen sebagai kepala keluarga berusia 38 tahun dengan
latar belakang pendidikan sekolah dasar. Ny. Darti sebagai istri berusia 34 tahun
dengan latar pendidikan sekolah dasar. Tn. Sanen dan Ny. Darti memiliki satu orang
anak perempuan dan satu orang anak laki laki. Anak pertama perempuan bernama
Sunita berusia 18 tahun belum menikah, sudah bekerja dan masih tinggal satu rumah.
17

Anak kedua laki-laki bernama Ubay berusia 12 tahun dan masih duduk di bangku
SMP. Saat ini Ny. Darti sedang mengandung anak ketiga. Tn. Sanen pun tinggal
bersama ibunya.
Tn. Sanen berprofesi sebagai tukang ojek dengan pendapatan tidak menentu,
namun diperkirakan bisa mencapai Rp 1.500.000,- tiap bulan. Ny. Darti tidak bekerja
dengan kesehariannya mengurus rumah seperti memasak, mencuci pakaian, dan
membersihkan rumah. Anak Tn. Sanen bernama Sunita bekerja sebagai buruh pabrik
dan mendapat penghasilan Rp. 500.000,- tiap bulan.
Keluarga Tn. Sanen tinggal disebuah rumah bangunan semi permanen diatas
tanah seluas 8 x 4 m2. Dinding rumah terbuat dari rotan, sebagian berlantai kan
keramik dan sebagian berlantaikan aspal. Atap rumah menggunakan genteng tetapi
tidak dibuat plafon. Rumah Tn. Sanen terdiri dari sebuah ruang tamu, 2 buah kamar
tidur. Ruang tamu berukuran 4 x 2 m2 beralaskan keramik dimana terdapat TV dan
merupakan tempar biasanya keluarga berkumpul, diruangan tersebut tidak terdapat
jendela hanya memiliki pintu yang langsung mengakses ke bagian belakang rumah.
Di rumah Tn. Sanen terdapat ventilasi jendela namun tidak pernah dibuka dan
cahaya masuk hanya bila pintu terbuka. Untuk siang hari hingga malam keluarga Tn.
Sanen menggunakan lampu sebagai penerangan.
Di rumah Tn. Sanen tidak terdapat WC (jamban) dan hanya terdapar dapur dan
kamar mandi yang berbentuk sekat semen. Untuk buang air besar (BAB) mereka
melakukannya di jamban umum yang berjarak 100 meter dari depan rumah. Dapur
Tn. Sanen hanya terdapat kompor yang menggunakan gas. Sumber air bersih
didapatkan dari air yang dibeli di dekat rumahnya. Air untuk mandi dan masak
keluarga Tn. Sanen menggunakan saringan sanyo.
Rumah keluarga Tn. Sanen terletak di daerah yang padat penduduk dengan
jarak antar rumah 0,5 meter disebelah kanan dan kiri dan 5 meter dengan kali di depan
rumah. Keluarga Tn. Sanen memiliki kebiasaan membuang sampah di lahan kosong
depan rumah yang berjarak 10 meter dari rumah. Biasanya sampah tersebut di bakar
setelah terkumpul banyak.

18

Denah rumah keluarga Tn. Sanen

Keluarga Tn. Sanen memiliki pola makan sebanyak 2 kali dalam sehari.
Biasanya menu yang biasa dimakan adalah sayur bayam, tahu, tempe, telur dan ikan
asin. Tn. Sanen memiliki kebiasaan merokok dan mengaku sering merokok didalam
rumah. Tn. Sanen mengaku mencuci tangan sebelum dan sesudah makan dan
mengggunakan sabun. Tn. Sanen dan Ny. Darti mengaku jarang melakukan olahraga.
Dalam segi kesehatan, Tn. Sanen dan Ny. Darti tidak memiliki masalah kesehatan
dalam sebulan terakhir ini, tetapi sebelum nya mengaku sering sakit batuk dan pilek
terutama pada musim hujan. Biasanya apabila sakit mereka berobat dengan obat dari
warung dan apabila sakit tambah parah baru ke puskesmas. Jarak puskesmas dari
rumah Tn. Sanen cukup jauh. Tn. Sanen memiliki motor untuk transportasi.
Faktor Internal Keluarga Tn. Sanen
No
1

Faktor Internal
Kebiasaan Merokok

Permasalahan
Tn. Sanen memiliki kebiasaan merokok ini
dilakukan didalam dan diluar rumah atau saat

Olah raga

sedang bekerja.
Keluarga Tn. Sanen tidak ada yang memiliki
kebiasaan berolahraga. Bahkan hampir tidak

Pola Makan

pernah melakukan olahraga.


Ny. Darti memasak sendiri untuk makan
keluarga, menu makanan yang sering dimakan
adalah sayur bayam, tahu, tempe, telur dan ikan

Pola Pencarian Pengobatan

asin.
Apabila sakit, mereka membeli obat warung.
19

Apabila tidak sembuh, mereka baru berobat ke


5

Menabung

dokter terdekat atau ke Puskesmas.


Keluarga Tn. Sanen tidak memiliki kebiasaan

Aktivitas sehari-hari

menabung
a. Tn. S bekerja sebagai pengojek. Ia berangkat
bekerja pukul 08.00 WIB dan kembali pukul
17.00 WIB
b. Ny. Darti hanya sebagai ibu rumah tangga

Faktor Eksternal Keluarga Tn. Sanen


No
Kriteria
1. Luas Bangunan
2.

Permasalahan
2

Luas rumah 8 x 4 m

Ruangan dalam Dalam rumah terdapat ruang tamu, dua kamar tidur, ruang
rumah

keluarga dan dapur.

3.

Ventilasi

Tidak terdapat ventilasi di tiap ruangan didalam rumah.

4.

Pencahayaan

a. Tidak terdapat jendela pada kamar.


b. Terdapat 4 buah lampu di dalam rumah, 4 berwarna putih.
Lampu terdapat di 2 kamar tidur, 1 ruang tamu, dan 1 di
dapur.

5.
6.

MCK
Sumber Air

Tidak terdapat sarana MCK


Dalam kesehariannya Tn. Sanen menggunakan air sumur bor

7.

Saluran

dan di saring dengan sanyo


Air Limbah rumah tangga di buang ke kali depan rumah yang

pembuangan

berjarang 10 meter

limbah
Tempat

Sampah rumah tangga dibuang di ke lahan kosong. Sampah

pembuangan

ditumpuk terlebih dahulu hingga cukup banyak lalu dibakar.

8.

sampah
9.

Lingkungan

Di samping kanan dan kiri rumah terdapat rumah tetangga.

sekitar rumah

Di lingkungan sekitar rumah keluarga Tn. Sanen masih


banyak sampah yang berserakan dikarenakan penduduk
20

sekitar kurang peduli dengan lingkungannya.

b. Keluarga Tn. Masun


Keluarga binaan adalah keluarga Tn. Masun yang memiliki empat orang
anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah. Keempat anggota keluarga tersebut
adalah:
No

Nama

Status

Jenis

Usia

Pendidikan

Tn.

Keluarga
Suami

Kelamin
Laki laki

30

SD

Masun
Ny. Nani

3
4

Sinta
Prasetyo

Istri
Anak
Anak

Perempuan 27
Perempuan 8
Laki-laki
1,5

Tidak sekolah
SD
Belum

Pekerjaan Penghasilan
Buruh

Rp 1,5 2

Buruh

juta/bulan
Rp 1 1,5

Pelajar
-

juta/bulan
-

Sekolah

Keluarga Tn. Masun tinggal di Kampung Sukasari, Desa Pangkalan,


Kecamatan Teluk Naga RT 002/004. Keluarga ini terdiri dari sepasang suami istri, dan
dua orang anak, yang tinggal serumah. Tn. Masun sebagai kepala keluarga berusia 30
tahun dengan latar belakang pendidikan terakhir SD. Ny. Nani sebagai istri berusia 27
tahun dengan latar belakang Pendidikan tamatan SMA. Tn. Masun dan Ny. Nani
memiliki dua orang anak, satu laki-laki dan satu perempuan. Anak pertama
Perempuan bernama Sinta berusia 8 tahun dengan latar belakang pendidikan sekolah
dasar. Anak kedua laki-laki bernama Prasetyo berusia 1,5 tahun

dengan latar

belakang pendidikan belum sekolah. An. Prasetyo masih mendapat ASI hingga
sekarang dan mulai mendapat makanan tambahan sejak usia 6 bulan berupa bubur
biscuit dan buah yang dihaluskan. Sejak usia 7 bulan An. Prasetyo mulai
mengonsumsi makanan tambahan dan bubur nasi dan makanan biasa. Namun, ia
hanya mau makan sedikit-sedikit. An. Prasetyo tidak pernah mendapat susu formula
dengan alasan keluarganya tidak mampu membelinya. An. Prasetyo pernah menderita
diare pada usia 6 bulan saat mulai mendapat makanan tambahan dan diare terjadi lagi
satu bulan yang lalu selama 2 minggu. An. Prasetyo juga sering menderita batuk pilek.
21

Batuk terutama sering muncul selama beberapa bulan terakhir, namun sekarang
sedang tidak batuk. Ibu An. Prasetyo sering membawa anaknya untuk menimbang
berat badanya di puskesmas dan posyandu. An. Prasetyo menderita TB paru dan
sudah pengobatan selama 6 bulan dan mengeluhkan berat badannya tidak bertambah.
Dikeluarga juga tidak ada yang menderita TB.
Tn. Masun berprofesi sebagai Buruh di sebuah pabrik Konveksi dengan
pendapatan Rp 1,5 - 2 jt,- tiap bulan. Dan istrinya bekerja sebagai buruh sama seperti
suaminya dengan pendapatan 1-1,5 jt tiap bulan.
Keluarga Tn. Kamang tinggal disebuah rumah bangunan semi permanen diatas
tanah seluas 3 x 6 m2. Sebagian besar dinding rumah terbuat dari semen dan batu bata,
hanya

terdapat

ruangan

tempat

tidur.

Lantainya

hanya

menggunakan

plesteransemen. Sebagian besar atap rumah menggunakan genteng dan tidak terdapat
plafon, namun pada bagian dapur

langsung pada ruangan masih menggunakan

anyaman. Rumah Tn.Masun terdiri dari sebuah ruang tamu, satu kamar tidur, tidak
terdapat jamban, terdapat TV dan merupakan tempat biasanya keluarga berkumpul, di
ruangan tersebut terdapat jendela yang dapat dilewati cahaya matahari dan kadang
dibuka pada pagi hari. Kamar tidur berukuran sama, 2x2 m2.
Di rumah Tn. Masun tidak memiliki jamban, jika BAB keluarga Tn.Masun
hanya mengandalkan wc umum yang berada jauh dibelakang rumah ataupun
menggunakan Jamban di Kali,. Dapur Tn. Kamang menggunakan kompor gas.
Sumber air bersih didapatkan dari membeli air PAM yang dijual dengan harga Rp.
2.000/ jerigen. Air bersih tersebut di gunakan untuk mandi, masak dan minum sisa air
bekas limbah rumah tangga di buang di depan rumah tanpa adanya aliran khusus dan
hanya resapan ke tanah.
Keluarga Tn. Masun mengatakan bahwa tidak terbiasa melakukan cuci tangan
sebelum makan atau sesudah beraktivitas setelah selesai membersihkan rumah dan
hanya sesekali saja menggunakan sabun, kemudian apabila selesai makan, keluarga
Tn. Masun terbiasa mencuci tangan menggunakan air cuci tangan yang di taruh di
dalam mangkuk kecil setelah selesai makan.
Keluarga Tn. Masun juga mengatakan bahwa keluarganya sering menderita
batuk-batuk, namun

riwayat penyakit paru tidak diketahui karena mereka tidak


22

pernah memeriksakan dirinya ke dokter.hanya anaknya yang bernama An.Prasetyo


menderita TB paru dan sedang menjalani pengobatan selama 6 bulan.
Rumah keluarga Tn. Masun terletak di daerah yang padat penduduk dengan
jarak antar rumah kurang dari 0,5 meter disebelah kanan dan kiri, maupun di
depannya. Di belakang rumahnya terdapat empang yang hanya berjarak 1 meter.
Keluarga Tn. Masun memiliki kebiasaan membuang sampah di empang atau sesekali
membuang ke tempat pembuangan yang berjarak + 20 meter dari rumahnya.

Kul
ka
s
Kamar

P
I
N
T
U

P
I
N
T
U

Tidur

Ruang
Tamu
Komp
or

TV

Denah keluarga Tn. Masun


Keluarga Tn. Masun memiliki pola makan sebanyak 3 kali dalam sehari.
Biasanya menu yang biasa dimakan adalah sayur asem, tahu, tempe, telur dan ikan
goreang atau ikan asin. Tn. Kamang sudah satu tahun berhenti merokok sejak ayahnya
meninggal karena penyakit paru Keluarga Tn. Masun mengaku hampir tidak pernah
melakukan olahraga. Keluarga Tn. Masun mengetahui tentang mencuci tangan yang
baik dan benar, akan tetapi jarang sekali melakukannya, bahkan jika dilakukan tidak
dengan cara yang baik dan benar. Keluarga Tn. Masun tidak memiliki masalah
kesehatan dalam sebulan terakhir ini, penyakit yang sering dialami oleh anggota
keluarganya adalah diare, sakit kulit dan batuk-batuk. Biasanya apabila sakit mereka
berobat dengan obat dari warung dan apabila sakit tambah parah mereka berobat ke
mantri.
Faktor Internal Keluarga Tn. Masun
No

Faktor Internal

Permasalahan
23

Kebiasaan Merokok

Tn. Masun sudah berhenti merokok sejak 1

Olah raga

tahun yang lalu.


Keluarga Tn. Masun tidak ada yang memiliki
kebiasaan berolahraga. Bahkan hampir tidak

pernah melakukan olahraga.


Ny. Nani memasak sendiri untuk makan

Pola Makan

keluarga, menu makanan yang sering


dimakan adalah sayur asem, tahu, tempe,
4

Pola Pencarian Pengobatan

telur dan ikan asin


Apabila sakit, mereka membeli obat warung.
Apabila tidak sembuh, mereka berobat ke

5
6

Menabung

mantri atau bidan desa.


Keluarga Tn. Masun tidak memiliki

Aktivitas sehari-hari

kebiasaan menabung
Tn. Masun dan isterinya bekerja sebagai
buruh berangkat pukul 07.00 dan pulang
pukul 17.00 wib

Perilaku mencuci tangan

Keluarga Tn.Masun memiliki pengetahuan


tentang mencuci tangan yang baik, akan
tetapi tidak melakukannya dengan benar.

Faktor Eksternal Keluarga Tn. Kamang


No
Kriteria
1. Luas Bangunan
2.

Permasalahan
Luas rumah 6 x 4 m2

Ruangan dalam Dalam rumah hanya terdapat satu ruangan untuk tidur.
rumah

3.

Ventilasi

Tidak terdapat ventilasi pada sisi rumah, ventilasi hanya


terdapat pada depan rumah.

4.

Pencahayaan

c. Terdapat satu jendela pada bagian depan rumah, tetapi


jarang dibuka..
d. Terdapat 3 buah lampu di dalam rumah, 3 berwarna putih.
Lampu terdapat di ruang keluarga, kamar tidur dan ruang

5.
6.

MCK
Sumber Air

tamu.
Tidak memiliki ruangan untuk MCK
Dalam kesehariannya keluarga Tn. Masun membeli air
24

7.

8.

9.

Saluran

jerigen
Air Limbah rumah tangga di buang hanya di depan rumah,

pembuangan

dan mengandalkan resapan tanah

limbah
Tempat

Sampah rumah tangga di kumpulkan dibelakang rumah dan

pembuangan

dibuang ke empang. Kadang, sampah dibuang ke tempat

sampah

pembuangan sampah yang berjarak + 20 meter dari rumah.

Lingkungan

Di samping kanan dan kiri rumah terdapat rumah tetangga.

sekitar rumah

Di lingkungan sekitar rumah keluarga Tn. Masun masih


banyak sampah yang berserakan dikarenakan penduduk
sekitar kurang peduli dengan lingkungannya.

c.
No

Keluarga Tn. Mastaria


Nama

Status

Jenis

Usia

Tn.

Keluarga
Suami

Kelamin
Laki-laki

45

Mastaria
Ny. Sani

Istri
Menantu

Perempuan

SD

Montir

Rp 1,5 jt 2

SD

bengkel
Ibu rumah

jt / bulan
-

SMA

tangga
Penjahit

Rp 500.000 1

SMP

konveksi
Ibu rumah

jt / bulan
-

Tn.

Mulyadi
Ny.

Sumiati
Saripudin

Anak

Laki-laki

19

SMA

tangga
-

An. Rian

Anak

Laki-laki

14

SD

Pelajar

An. Yusuf

Anak

Laki-Laki

PAUD

Pelajar

An. Robi

Cucu

Laki-laki

PAUD

Pelajar

An. Siti

Cucu

Perempuan

Belum

Perempuan

28

Penghasilan

Anak

Laki-laki

40

Pendidikan Pekerjaan

23

sekolah

Keluarga Tn. Mastaria tinggal di RT 02 / RW 04 Kampung Sukasari, Desa


Pangkalan, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang Propinsi Banten. Keluarga
ini terdiri dari dua pasang suami istri dan lima orang anak yang tinggal serumah. Tn.
25

Mastaria sebagai kepala keluarga berusia 45 tahun dengan latar belakang pendidikan
sekolah dasar. Ny. Sani sebagai istri berusia 40 tahun dengan latar pendidikan sekolah
dasar. Tn. Mastaria dan Ny. Sani memiliki tiga orang anak perempuan dan tiga orang
anak laki-laki. Anak pertama perempuan bernama Ny. Sumiati berusia 23 tahun,
sudah menikah dan memiliki satu anak laki-laki serta satu anak perempuan. Ny.
Sumiati dan suaminya yang bernama Tn. Mulyadi serta kedua anaknya tinggal
bersama kedua orangtua Ny. Sumiati
Anak ketiga Tn. Mastaria bernama Saripudin berjenis kelamin laki-laki,
berusia 19 tahun dengan berlatar belakang pendidikan terakhir SMA, belum menikah,
belum bekerja dan masih tinggal satu rumah. Anak kelima laki-laki bernama Rian
berusia 14 tahun, masih bersekolah SMP kelas 1 dan masih tinggal satu rumah. Anak
terakhir bernama Yusuf berjenis kelamin laki-laki berusia 7 tahun masih duduk di
bangku PAUD dan masih tinggal satu rumah.
Tn. Mastaria berprofesi sebagai montir bengkel dengan rata-rata pendapatan
Rp 1.500.000 Rp 2.000.000,- tiap bulan. Menantu Tn. Mastaria yang bernama Tn.
Mulyadi bekerja sebagai penjahit konveksi dan mendapat penghasilan Rp. 500.000
Rp 1.000.000,- tiap bulan.
Keluarga Tn. Mastaria tinggal disebuah rumah bangunan semi permanen
diatas tanah seluas 7 x 4 m2. Dinding rumah terbuat dari batu bata, sebagian berlantai
kan kermaik dan sebagian berlantaikan semen. Atap rumah menggunakan genteng
tetapi tidak dibuat plafon. Rumah Tn. Mastaria terdiri dari sebuah ruang tamu, 2 buah
kamar tidur dan 1 dapur. Ruang tamu berukuran 3 x 2 m2 beralaskan keramik.
Ruangan ini berfungsi juga sebagai ruang keluarga dimana keluarga Tn. Mastaria
sering berkumpul dan pada malam hari ruangan ini digunakan sebagai tempat tidur
bagi kedua anak laki-laki Tn. Mastaria. Di ruangan tersebut terdapat dua jendela besar
namun jarang dibuka.
Di rumah Tn. Mastaria tidak terdapat WC ( jamban ) dan hanya terdapar dapur
serta dua kamar tidur. Untuk buang air besar (BAB) keluarga Tn. Mastaria
melakukannya di MCK umum yang terdapat di pinggir kali dengan jarak 100 meter
dari depan rumah. Dapur Tn. Mastaria hanya terdapat kompor yang menggunakan
gas. Sumber air bersih didapatkan dari sumur umum yang digunakan bersama
tetangga-tetangga Tn. Mastaria. Air dari sumur tersebut di gunakan untuk mandi,
26

masak dan minum. Untuk mencuci pakaian, keluarga Tn. Mastaria mencuci di pinggir
kali.
Rumah keluarga Tn. Mastaria terletak di daerah yang padat penduduk dengan
jarak antar rumah 0,5 meter di sebelah kanan dan kiri. Di depan rumah Tn. Mastaria
terdapat selokan dengan lebar 30 cm dan kedalaman + 50 cm. Selokan tersebut dibuat
dengan tujuan untuk mengalirkan air buangan dari rumah-rumah di sekitar rumah Tn.
Mastaria ke sawah, namun masyarakat sekitar termasuk keluarga Tn. Mastaria sering
membuang sampah di selokan tersebut. Selokan tersebut terisi genangan air berwarna
keabuan dan terdapat banyak jentik-jentik nyamuk. Terdapat juga kandang hewanhewan ternak yang berjarak 2 meter dari teras rumah Tn. Mastaria. Kotoran-kotoran
hewan ternak tersebut sering mengotori hampir seluruh halaman dan teras rumah Tn.
Mastaria.
Keluarga Tn. Mastaria memiliki pola makan sebanyak 2 kali dalam sehari.
Biasanya menu yang biasa dimakan adalah sayur asem, tahu, tempe, telur asin dan
ikan asin. Tn. Mastaria mengaku mencuci tangan sebelum dan sesudah makan dan
mengggunakan sabun. Tn. Mastaria dan Ny. Sani mengaku jarang melakukan
olahraga. Dalam segi kesehatan, Tn. Mastaria dan Ny. Sani tidak memiliki masalah
kesehatan dalam sebulan terakhir ini, tetapi Tn. Mulyadi mengaku badannya sering
gatal-gatal. Cucu Tn. Mastaria sering menderita diare dan saat ini menderita penyakit
TB paru dalam pengobatan bulan keenam. Biasanya apabila sakit mereka berobat
dengan obat dari warung dan apabila sakit tambah parah baru ke puskesmas. Jarak
puskesmas dari rumah Tn. Mastaria cukup jauh. Tn. Mastaria memiliki motor untuk
transportasi.

27

Denah rumah keluarga Tn. Mastaria


Faktor Internal Keluarga Tn. Mastaria

No
1

Faktor Internal
Olah raga

Permasalahan
Keluarga Tn. Mastaria tidak ada yang memiliki
kebiasaan berolahraga. Bahkan hampir tidak

Pola Makan

pernah melakukan olahraga.


Ny.S memasak sendiri untuk makan keluarga,
menu makanan yang sering dimakan adalah

Pola Pencarian Pengobatan

sayur asem, tahu, tempe, telur asin dan ikan asin


Apabila sakit, mereka membeli obat warung.
Apabila tidak sembuh, mereka baru berobat ke

4
5

Menabung

dokter terdekat atau ke Puskesmas.


Keluarga Tn. Mastaria tidak memiliki kebiasaan

Aktivitas sehari-hari

menabung
a. Tn. Mastaria bekerja sebagai montir bengkel.
Setiap hari Tn. Mastaria berangkat pada
pukul 16.00 wib dan kembali ke rumah pada
pukul 23.00 wib.
b. Ny. Sani tidak bekerja dan hanya sebagai ibu
rumah tangga

28

Faktor Eksternal Keluarga Tn. Mastaria


No
Kriteria
1. Luas Bangunan

Permasalahan
2

Luas rumah 7 x 4 m

2.

Ruangan dalam Dalam rumah terdapat ruang tamu, dua kamar tidur, dan

3.

rumah
Ventilasi

dapur.
Tidak semua ruangan di rumah memiliki ventilasi yang
cukup.

4.

Pencahayaan

e. Tidak terdapat jendela pada kamar.


f. Terdapat 4 buah lampu di dalam rumah, 4 berwarna putih.
Lampu terdapat di 3 kamar tidur dan ruang tamu.

5.
6.
7.

8.

9.

MCK
Sumber Air

Tidak terdapat sarana MCK


Dalam kesehariannya Tn. Mastaria menggunakan air sumur

Saluran

umum.
Air Limbah rumah tangga di buang ke selokan di depan

pembuangan

rumah yang bermuara ke sawah.

limbah
Tempat

Sampah rumah tangga dibuang di ke lahan kosong di depan

pembuangan

rumah. Sampah ditumpuk terlebih dahulu hingga cukup

sampah

banyak lalu dibakar.

Lingkungan

Di samping kanan dan kiri rumah terdapat rumah tetangga.

sekitar rumah

Di lingkungan sekitar rumah keluarga Tn. Mastaria masih


banyak sampah yang berserakan dikarenakan penduduk
sekitar kurang peduli dengan lingkungannya.

c.

Keluarga Tn. Mada

Nama
Tn. Mada

Status

Jenis

Keluarga

Kelamin

Suami

Laki-laki

Usia

Pendidikan
Terakhir

40 th -

Pekerjaan
Pedagang

Penghasilan
Rp.

50.000/

hari

29

Ny. Yuli
An.
Melda

Istri

Perempuan

22 th SD

Anak

Perempuan

3 th

Ibu

Rumah

Tangga
-

Tn. Mada tinggal di rumah milik sendiri dengan luas tanah seluas 5 meter x 5
meter. Bangunan tempat tinggal tidak bertingkat dan dinding rumah terbuat dari
sebagian batu bata dan sebagian bilik, berlantaikan keramik dan pada dapur
berlantaikan semen. Atap rumah terbuat dari genteng yang disusun dengan plafon.
Rumah Tn. Mada terdapat satu pintu utama yang selalu terbuka pada pagi
hingga sore hari. Rumah Tn. Mada terdiri dari sebuah ruang tamu yang dipakai
sebagai ruang keluarga dan 1 buah kamar tidur. Ruang keluarga beserta ruang tamu
berukuran 2 x 3 meter, beralaskan keramik, tidak terdapat kursi dan terdapat sebuah
TV, serta terdapat 1 buah lubang berukuran 70 x 50 sentimeter di ruang tamu, namun
jendela tersebut jarang dibuka. Ruang keluarga digunakan sebagai tempat menonton
TV dan tempat berkumpul keluarga. Di samping kanan ruang keluarga terdapat 1
buah kamar tidur dengan ukuran 2 x 2 meter. Pada kamar tidak terdapat jendela dan
terdapat satu kasur serta lemari. Di bagian belakang rumah tersebut terdapat dapur
dan kamar mandi. Di dapur terdapat satu meja dengan kompor gas di atasnya. Di
dapur terdapat pintu tetapi tidak pernah dibuka. Di kamar mandi berlantaikan semen
dan didalamnya terdapat bak penampungan air serta jamban. Rumah keluarga Tn.
Mada mendapatkan sumber air bersih dari sanyo, sumur dan air galon yang ia beli
dengan harga Rp 4000 per galonnya. Air sanyo yang biasa digunakan untuk keperluan
sehari-hari seperti minum dan mandi. Sedangkan air sumur biasa digunakan untuk
mencuci peralatan makan, mencuci pakaian dan mencuci peralatan bekas memasak.
Di depan rumah Tn. Mada terdapat kandang ayam dan selokan yang mengalir ke
sawah.
Di dalam rumah Tn. Mada terdapat 4 buah lampu dengan daya masingmasing 10 watt, 1 buah lampu di ruang tamu, dan masing-masing 1 buah di kamar
tidur, 1 buah lampu berada di bagian kamar mandi dan 1 buah lampu untuk dapur dan
ruang tamu . Sehingga rumah Tn. Mada kurang cukup dalam pencahayaan. Ny.
Armah membayar sendiri listrik rumahnya Rp. 50.000 perbulan.
Di rumah Ny. Armah terdapat kamar mandi, WC (jamban) dan dapur. Kamar
mandi rumah terdiri tembok semen dan sumber air didapat dari sanyo namun menurut
Tn. Mada sanyo yang dimilikinya sudah rusak sehingga saat ini ia akan mengambil
30

air di sumur yang letaknya dibelakang rumahnya. Ny. Armah memiliki 1 kompor gas
yang terletak di dapurnya. Kompor tersebut digunakan untuk memasak sehari-hari.
Sumber air bersih didapatkan dari air gallon isi ulang Rp. 4000,- yang digunakan
untuk masak, dan minum.
Keluarga Tn. Mada biasa membuang limbah cair rumah tangga seperti limbah
bekas mencuci pakaian dan peralatan makan, ke selokan di samping rumah. Keluarga
Tn. Mada tidak memiliki saluran pembungan air limbah (SPAL) sehingga limbah cair
rumah tangga yang biasa dibuang ke selokan tersebut langsung mengalir ke sawah
dan mencemari sawah yang berada tidak jauh di depan rumahnya.

wc

Dapur

Kamar 1

Ruang
Tamu dan
Keluarga

1 meter
Kandang
Seloka

Denah Rumah Tn. Mada


Rumah keluarga Tn. Mada

terletak di lingkungan yang padat

penduduk, rumah Tn. Mada merupakan satu rumah yang dibagi menjadi tiga
rumah.

Sebelah kanan dan kiri merupakan rumah saudaranya. Di depan

rumahnya terdapat kandang ayam dan selokan yang alirannya menggenang


serta menimbulkan bau yang tidak sedap. Batas depan rumahnya tepat
berbatasan dengan rumah kedua orangtua Ny. Yuli. Pada bagian belakang
rumah berjarak 0,5 meter dari rumah tetangga. Keluarga Tn. Mada dan
warga sekitar memiliki kebiasaan membuang sampah ke kali yang tidak jauh
dari rumah Tn. Mada

kemudian apabila sudah banyak, sampah tersebut

dibakar dan sisa pembakarannya dibuang ke kali. Pembuangan air sisa mandi
dan mencuci mengalir begitu saja ke belakang rumah dan alirannya menuju
sawah yang terdapat di belakang rumahnya.
Keluarga Tn. Mada mempunyai pola makan sebanyak 2-3 kali dalam
sehari. Makanan yang disajikan merupakan hasil masakan N. Yuli berupa
31

makanan sederhana seperti nasi dengan lauk tahu atau tempe, sayur mayur dan
ikan.
Anak Ny. Yuli mengaku anaknya lahir di puskesmas dibantu bidan. Ny.
Yuli mengaku bahwa semua anaknya pernah mendapat imunisasi sejak lahir
tetapi tidak lengkap. Ny Yuli mengaku bahwa anaknya mendapatkan ASI
sampai dengan usia 2 tahun tanpa diberikan susu formula. Anaknya
mendapatkan makanan pendamping ASI pada usia 6 bulan. Ny. Yuli
memberikan bubur bayi hingga usia anaknya 12 bulan dan dilanjutkan dengan
nasi tim hingga usia 2 tahun diberikan menu sehari-hari keluarga.
Dalam segi kesehatan, Tn. Mada mengaku anaknya saat berusia
sepuluh bulan mendapatkan pengobatan TB paru. Anaknya mendapatkan
pengobatan di rumah sakit daerah Tangerang selama enam bulan dan telah
dinyatakan sembuh oleh dokter. Menurut Ny. Yuli, dirinya dan suaminya telah
melakukan pemeriksaan TB dan dari hasil pemeriksaan mereka tidak
terdiagnosis TB paru. Ny. Yuli mengatakan pada saat itu saudara sepupunya
tengah melakukan pengobatan TB, sehingga kemungkinan besar anaknya
tertular oleh saudara sepupunya. Gangguan kesehatan yang sering dialami
anggota keluarganya adalah batuk dan pilek terutama pada musim peralihan
serta pusing dan biasanya hanya meminum obat warung tapi terkadang
sembuh sendiri tanpa meminum obat. Saat ini anak Tn. Mada terdaftar pada
program peningkatan gizi. Menurut Ny. Yuli, ia rajin datang setiap kali
dilakukanya program tersebut.
Anak Ny. Yuli pernah mengalami penyakit TB Paru kurang lebih 2
tahun yang lalu dan rutin datang ke Dokter dekat rumahnya serta sudah
dinyatakan sembuh oleh dokter. Menurut Ny. Yuli, ia dan suaminya tidak
mengalami keluhan yang sama dengan anaknya saat itu tetapi pada tetangga
ada yang mengalami hal yang serupa.
Menurut pengakuan Ny. Yuli, suaminya Tn. Mada mempunyai
kebiasaan merokok di dalam rumahnya sedangkan Ny. Yuli bukan seorang
perokok. Tn. Mada bekerja sebagai pedagang di pasar kampung melayu. Tn. S
berangkat bekerja pukul 8 pagi dan pulang keesokan harinya pukul 6 pagi. Hal
ini dilakukan setiap hari. Menurut Ny. Yuli suaminya tidak ada waktu untuk
libur bekerja, karena di akhir pekan toko akan ramai. Ny. Yuli dan Tn. Mada
jarang melakukan olahraga. Ny. Yuli mengaku mandi sehari 2x. Ny. Yuli
memiliki tabungan di Bank, apabila ada uang lebih, Ny. Yuli menyimpannya di
32

bank. Ny. Yuli memiliki kebiasaan mencuci pakaian dengan menggunakan air
kali yang berada di depan rumahnya.
Tn. Mada memiliki kebiasaan merokok didalam rumah, rata-rata dapat
menghabiskan kurang lebih setengah bungkus dalam sehari. Keluarga Tn.
Mada tidak biasa mencuci tangan menggunakan air dan sabun sebelum makan
tetapi memakai alas kaki saat keluar rumah.
Keluarga Tn. Mada biasa membuang sampah ditempat sampah
dibelakang rumahnya, apabila sudah terkumpul banyak, sampah langsung
dibakar. Tidak jauh dari rumah Tn. Yahya terdapat jamban umum yang biasa
digunakan bersama-sama, sehingga jika hendak buang air besar keluarga Tn.
Yahya sudah biasa untuk selalu pergi ke jamban umum tersebut.
Faktor Internal Keluarga Tn.Suparman
No

Kriteria

Permasalahan

Kebiasaan merokok

memiliki

kebiasaan

rumah,

rata-rata dapat menghabiskan

merokok

didalam

kurang lebih dua bungkus dalam sehari


2

Pola makan

Ibu memasak sendiri makanan dengan menu


seperti , ikan, tahu, tempe setiap hari

Pola pencarian pengobatan

Apabila ada anggota keluarga yang sakit Ny.


Yuli membeli obat di warung

Membuang limbah rumah

Keluarga

Tn.

pembuangan

Mada

memiliki

limbah

cair

saluran

dibelakang

rumahnya. Saluran limbah rumah tangga


seperti bekas memasak, mencuci, mandi
dibuang

terhubung

ke

selokan

depan

rumahnya dan akan berakhir di sawah


belakang rumahnya. Saluran limbah tersebut
tidak terwat dan apabila banjir datang akan
meluap ke sisi jalan. Selokan yang menjadi
tempat penampungan terlihat tidak terawat
dan banyak sampah sehingga aliran air
tersendat sehingga menimbulkan bau yang

33

tidak sedap.
5

Aktivitas sehari-hari

Bapak bekerja sebagai pedagang dengan


pendapatan perhari tidak menetap. Tn. S
mendapatkan penghasilan dalam sehari Rp
20.000- Rp 50.000. Ibu bertindak sebagai
ibu rumah tangga. Mereka baru memiliki
satu anak perempuan berumur 3 tahun dan
belum bersekolah.

Faktor Eksternal Keluarga Tn.Suparman


No. Kriteria

Permasalahan

1.

Luas bangunan

Luas bangunan rumah 5 x 5 m2

2.

Ruangan
rumah

dalam Dalam rumah terdapat ruang tamu berukuran 2 x 3 m, dan


kamar tidur berukuran 2 x 3m, dan 2 x 2m,, dapur berukuran 2x
2m, dan kamar mandi berukuran 2 x 2m

3.

Ventilasi

Memiliki ventilasi pada ruang tamu

4.

Pencahayaan

Terdapat 5 buah lampu, yaitu satu dikamar Ny Yuli dan Tn S,


satu di ruang keluarga, satu di kamar mandi, satu di dapur dan
satu di teras depan. Lampu hanya dinyalakan saat malam hari

5.

MCK

Terdapat 1 kamar mandi didalam rumah.


Kamar mandi beralaskan keramik, kamar mandi berukuran 3 x
1m. Tidak terdapat jamban, untuk BAB dan BAK di jamban

kali. Untuk mandi keluarga Tn Suparman menggunakan air


PDAM. masak, minum, menggunakan air PAM ( gallon).
6.

Sumber air

7.

Saluran pembuangan Limbah rumahtangga cair dan padat dibuang ke luar rumah
limbah

8.

lewat selokan yang mengalir ke sawah.

Tempat pembuangan Sampah dibuang di plastik di dalam rumah, baru jika sudah
sampah

9.

Air sanyo dan PAM ( gallon)

Lingkungan
rumah

banyak dibakar atau dibuang di depan rumah.


sekitar Sebelah utara terdapat jalan yang menghubungkan dengan jalan
setapak warga sekitar, di bagian samping kanan dan kiri rumah
34

dengan dibatasi tembok terdapat rumah tetangga, pada bagian


depan rumah terdapat kandang ayam dan berbatasan langsung
dengan selokan yang mengalir ke sawah, di bagian belakang
rumah terdapat rumah penduduk dengan jarak kurang lebih 30
cm..

d. Keluarga Tn. Sutarman


No
1

Nama Status
Tn. S

Keluarga
Suami

Jenis

Usia

Pendidikan

Pekerjaan Penghasilan

Kelamin
Laki laki

54

SD

Penjahit

Rp
1.000.000,- /

Ny.

Istri

Sani
An. M Anak

Perempuan
Laki laki

40

Tidak

Penjaga

bulan
Rp/ 400.000,- /

20

sekolah
SMA

warung
Pegawai

bulan
Rp. 500.000,- /

Pabrik
-

bulan
-

An. S

Anak

Perempuan

15,

SMP

An. A

Anak

Perempuan

Belum
sekolah

Keluarga Tn. Sutarman tinggal di RT 02 / RW 04 Kampung Sukasari, Desa


Pangkalan, Kecamata Teluk Naga, Kabupaten Tangerang Propinsi Banten. Keluarga
ini terdiri dari sepasang suami istri, dan tiga orang anak yang tinggal serumah. Tn.
Sutarman sebagai kepala keluarga berusia 54 tahun dengan latar belakang pendidikan
sekolah dasar. Ny. Emar sebagai istri berusia 40 tahun dengan latar pendidikan tidak
bersekolah. Tn. Sutarman dan Ny. Emar memiliki tiga orang anak perempuan dan satu
orang anak laki laki. Anak pertama laki laki berusia 20 tahun belum menikah,
sudah bekerja dan masih tinggal satu rumah. Anak kedua perempuan bernama S
berusia 15 tahun dan masih duduk di bangku SMP. Anak ketiga perempuan bernama
A berusia 6 tahun dan belum sekolah.
Tn. Sutarman berprofesi sebagai penjahit dengan pendapatan tidak menentu,
namun diperkirakan bisa mencapai Rp 1.000.000,- tiap bulan. Ny. Emar bekerja
menjaga warung dan mendapat penghasilan Rp. 400.000,- tiap bulan, kesehariannya
35

yang lain adalah mengurus rumah seperti memasak, mencuci pakaian, dan
membersihkan rumah. Anak Tn. Sutarman bernama Tn. Sutarman bekerja sebagai
pegawai di pabrik konveksi dan mendapat penghasilan Rp. 500.000,- tiap bulan.
Keluarga Tn. Sutarman tinggal disebuah rumah bangunan semi permanen
diatas tanah seluas 7 x 4 m2. Dinding rumah terbuat dari batu bata, sebagian berlantai
kan kermaik dan sebagian berlantaikan aspal. Atap rumah menggunakan genteng
tetapi tidak dibuat plafon. Rumah Tn. Sutarman terdiri dari sebuah ruang tamu, 3 buah
kamar tidur.. Ruang tamu berukuran 3 x 2 m 2 beralaskan aspal. Ditengah terdapat
ruang keluarga, dimana terdapat TV dan merupakan tempar biasanya keluarga
berkumpul, diruangan tersebut tidak terdapat jendela hanya memiliki pintu yang
langsung mengakses ke bagian belakang rumah.
Di rumah Tn. Sutarman terdapat ventilasi jendela namun tidak pernah dibuka
dan cahaya masuk hanya bila pintu terbuka. Untuk siang hari hingga malam keluarga
Tn. Sutarman menggunakan lampu sebagai penerangan.
Di rumah Tn. Sutarman tidak terdapat WC ( jamban ) dan hanya terdapar
dapur dan kamar mandi yang berbentuk sekat aspal. Untuk buang air besar (BAB)
mereka melakukannya di MCK umum yang berjarak 100 meter dari depan rumah.
Dapur Tn. Sutarman hanya terdapat kompor yang menggunakan gas. Sumber air
bersih didapatkan dari air yang disaring sengan alat sanyo. Air tersebut di gunakan
untuk mandi, masak dan minum.
Rumah keluarga Tn. Sutarman terletak di daerah yang padat penduduk dengan
jarak antar rumah 0,5 meter disebelah kanan dan kiri dan 5 meter dengan kali di depan
rumah. Keluarga Tn. Sutarman memiliki kebiasaan membuang sampah di lahan
kosong depan rumah yang berjarak 10 meter dari rumah. Biasanya sampah tersebut di
bakar setelah terkumpul banyak.

36

Denah Rumah Tn. Sutarman


Keluarga Tn. Sutarman memiliki pola makan sebanyak 2 kali dalam sehari.
Biasanya menu yang biasa dimakan adalah sayur asem, tahu, tempe, telur asin dan
ikan asin. Tn. Sutarman memiliki kebiasaan merokok dan mengaku sering merokok
didalam rumah. Tn. Sutarman mengaku mencuci tangan sebelum dan sesudah makan
dan mengggunakan sabun. Tn. Sutarman dan Ny. Emar mengaku jarang melakukan
olahraga. Dalam segi kesehatan, Tn. Sutarman dan Ny. Emar tidak memiliki masalah
kesehatan dalam sebulan terakhir ini, tetapi sebelum nya mengaku sering sakit batuk
dan pilek terutama pada musim hujan. Biasanya apabila sakit mereka berobat dengan
obat dari warung dan apabila sakit tambah parah

baru ke puskesmas. Jarak

puskesmas dari rumah Tn. Sutarman cukup jauh. Tn. Sutarman memiliki motor untuk
transportasi.

37

Faktor Internal Keluarga Tn. Sutarman


No
1

Faktor Internal
Kebiasaan Merokok

Permasalahan
Tn. Sutarman memiliki kebiasaan merokok ini
dilakukan didalam dan diluar rumah atau saat

sedang bekerja.
Keluarga Tn. Sutarman tidak ada yang memiliki

Olah raga

kebiasaan berolahraga. Bahkan hampir tidak


3

pernah melakukan olahraga.


Ny.S memasak sendiri untuk makan keluarga,

Pola Makan

menu makanan yang sering dimakan adalah


4

Pola Pencarian Pengobatan

sayur asem, tahu, tempe, telur asin dan ikan asin


Apabila sakit, mereka membeli obat warung.
Apabila tidak sembuh, mereka baru berobat ke

Menabung

dokter terdekat atau ke Puskesmas.


Keluarga Tn. Sutarman tidak memiliki kebiasaan

Aktivitas sehari-hari

menabung
c. Tn. Sutarman bekerja sebagai penjahit. Ia
berangkat bekerja pukul 06.00 WIB dan
kembali pukul 17.00 WIB
d. Ny. Emar hanya bekerja menjaga warung
depan rumah dan sehari-hari mengurus
rumah

Faktor Eksternal Keluarga Tn. Sutarman


No
Kriteria
1. Luas Bangunan
2.

3.

Permasalahan
2

Luas rumah 7 x 4 m

Ruangan dalam Dalam rumah terdapat ruang tamu, tiga kamar tidur, ruang
rumah

keluarga dan dapur.

Ventilasi

Tidak terdapat ventilasi di tiap ruangan didalam rumah.

38

4.

Pencahayaan

Tidak terdapat jendela pada kamar.


Terdapat 4 buah lampu di dalam rumah, 4 berwarna
putih. Lampu terdapat di 3 kamar tidur dan ruang
tamu.

5.
6.
7.

8.

MCK
Sumber Air

Tidak terdapat sarana MCK


Dalam kesehariannya Tn. Sutarman menggunakan air sumur

Saluran

bor dan di saring dengan sanyo


Air Limbah rumah tangga di buang ke kali depan rumah yang

pembuangan

berjarang 10 meter

limbah
Tempat

Sampah rumah tangga dibuang di ke lahan kosong. Sampah

pembuangan

ditumpuk terlebih dahulu hingga cukup banyak lalu dibakar.

sampah
9.

Lingkungan

Di samping kanan dan kiri rumah terdapat rumah tetangga.

sekitar rumah

Di lingkungan sekitar rumah keluarga Tn. Sutarman masih


banyak sampah yang berserakan dikarenakan penduduk
sekitar kurang peduli dengan lingkungannya.

1.3.2

Penentuan Area Masalah Kesehatan

Penjabaran Area Masalah Pada Keluarga Binaan


a. Keluarga Tn. Sanen

Masalah Medis
1. Penyakit kulit dan gatal-gatal pada keluarga
2. Penyakit ISPA yang sering di derita seluruh anggota keluarga

Masalah Non Medis


1. Kurangnya pencahayaan dan ventilasi udara di dalam rumah
2. Ketidaktersediaan jamban keluarga dan pembuangan air limbah
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

rumah tangga
Ketidaktersediaan saluran pembuangan limbah rumah tangga
Bangunan semi permanen dengan dinding berbahan bambu
Ketidak tersediaan air bersih
Tidak ada nya sumber air bersih langsung didalam rumah
Tingkat pendidikan dan ekonomi yang rendah
Kurangnya pengetahuan akan pentingnya kebersihan lingkungan
Kebiasaan merokok di dalam rumah
39

b. Keluarga Tn. Masun

Masalah Medis
1. Penyakit kulit dan gatal-gatal pada keluarga
2. Penyakit TB Paru pada Anak Kedua pasien.

Masalah Non Medis


1. Kurangnya pencahayaan dan ventilasi udara di dalam rumah
2. Ketidaktersediaan jamban keluarga dan pembuangan air limbah
3.
4.
5.
6.
7.
8.

rumah tangga
Ketidaktersediaan saluran pembuangan limbah rumah tangga
Bangunan semipermanen dengan dinding berbahan bamboo
Ketidak tersediaan air bersih
Tidak ada nya sumber air bersih langsung didalam rumah
Tingkat pendidikan dan ekonomi yang rendah
Kurangnya pengetahuan akan pentingnya kebersihan lingkungan

c. Keluarga Tn. M

Masalah Medis
1. Penyakit kulit dan gatal-gatal seluruh tubuh
2. Penyakit diare akut
3. Penyakit TB paru

Masalah Non Medis


1. Kurangnya pengetahuan dan kesadaran keluarga binaan terhadap
2.

pentingnya menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan


Kurangnya pengetahuan keluarga binaan terhadap pembuangan air

3.
4.
5.

limbah dan saluran pembuangannya yang baik dan benar


Kurangnya pemahaman tentang rumah sehat.
Kurangnya pemahaman tentang perilaku sehat.
Kurangnya pengetahuan keluarga binaan terhadap pentingnya
buang air besar di jamban yang sehat

a. Keluarga Tn. Mada

Masalah Medis
1. ISPA.
2. Asma.
3. Riwayat TB Paru.
4. Diare.

Masalah Non Medis

40

1.

Tidak tersedianya tempat pembuangan sampah yang memadai


sehingga sampah dibuang dan di tumpuk di lapangan bersama
dengan sampah warga sekitar, lalu dibakar, sisa dari pembakaran

2.
3.
4.

tersebut dibuang ke laut atau ke empang.


Saluran pembuangan limbah rumah tangga yang tidak memadai.
Kurangnya pencahayaan di dalam rumah.
Kurangnya pengetahuan dan ketersediaan ventilasi udara yang

5.
6.
7.
8.
9.

cukup di dalam rumah.


Kurangnya kesadaran akan kesehatan.
Kurangnya pengetahuan akan kartu jaminan kesehatan.
Kurang sadarnya akan perilaku olahraga dan cuci tangan.
Keadaan rumah yang kurang bersih.
Tidak tersedianya jamban di dalam rumah pada sebagian keluarga

binaan.
10. Kebiasaan merokok di dalam atau di luar rumah.
b. Keluarga Tn. Sutarman

Masalah Medis
1. Gatal-gatal pada keluarga
2. Penyakit ISPA

Masalah Non Medis


1. Ketidaktersediaannya jamban keluarga dan pembuangan air limbah
2.
3.
4.

rumah tangga
Ketidaktersediaan air bersih
Tidak adanya sumber air bersih langsung di dalam rumah
Kurangnya pengetahuan akan pentingnya kebersihan lingkungan

Usulan area masalah


Berdasarkan pengamatan dan wawancara yang telah kami lakukan kepada masingmasing keluarga binaan, didapatkan berbagai macam permasalahan yaitu:
1. Penyakit kulit dan gatal-gatal pada keluarga
2. Penyakit TB Paru pada Anak Kedua pasien
3. Penyakit ISPA yang sering di derita seluruh anggota keluarga
4. Penyakit diare akut pada anak
5. Kurangnya pencahayaan dan ventilasi udara di dalam rumah
6. Ketidaktersediaan jamban keluarga dan pembuangan air limbah rumah tangga
7. Bangunan semi permanen dengan dinding berbahan bambu
8. Tidak ada nya sumber air bersih langsung didalam rumah
9. Tingkat pendidikan dan ekonomi yang rendah
10. Kurangnya pengetahuan akan pentingnya kebersihan lingkungan
11. Kebiasaan merokok di dalam rumah

41

12. Tidak tersedianya tempat pembuangan sampah yang memadai sehingga


sampah dibuang dan di tumpuk di lapangan bersama dengan sampah warga
sekitar, lalu dibakar, sisa dari pembakaran tersebut lalu dibuang ke kali
13. Kurang sadarnya akan perilaku olahraga dan cuci tangan.
Penetapan Area Masalah
Dalam pengambilan sebuah masalah kelompok kami menggunakan
Metode Delphi. Metode Delphi merupakan suatu teknik membuat keputusan
yang dibuat oleh suatu kelompok, dimana anggotanya terdiri dari para ahli atas
masalah yang akan diputuskan. Proses penetapan Metode Delphi dimulai degan
identifikasi masalah yang akan dicari penyelesaiannya (Harold, et all, 1975 : 4055).

1.4.

Alasan Pemilihan Diagnosis Komunitas


1.5.1. Area Masalah Sebagai Diagnosis Komunitas
Dari sekian masalah yang ada pada keluarga binaan, kami memutuskan
untuk mengangkat permasalahan PENGETAHUAN KELUARGA BINAAN
TENTANG SISTEM PEMBUANGAN AIR LIMBAH.
42

1.4.2. Alasan Pemilihan Diagnosis


Pemilihan area masalah kesehatan ini didasarkan atas berbagai
pertimbangan yaitu :
1.

Dari data Presentase Keluarga dengan Kepemilikan Sarana Sanitasi


Dasar Menurut Kecamaran dan Puskesmas di desa Pangkalan kecamatan

2.

Teluk Naga tahun 2012.


Dari survey yang dilakukan dengan cara wawancara terhadap keluarga
binaan di Desa Pangkalan didapatkan informasi mengenai kurangnya

3.

pengetahuan pada keluarga binaan kami tentang rumah sehat.


Dari survey yang dilakukan dengan cara wawancara terhadap keluarga
binaan di kampung Sukasari Desa Pangkalan kecamatan Teluk Naga
didapatkan informasi mengenai ketidak pedulian keluarga binaan tentang
pentingnya menjaga kesehatan lingkungan rumah, hal ini sebagian besar

4.

disebabkan oleh rendahnya tingkat pendidikan.


Kurangnya sosialisasi mengenai rumah yang memenuhi syarat-syarat
kesehatan, dan penyakit-penyakit yang bisa disebabkan lingkungan rumah
yang tidak sehat.

43

Anda mungkin juga menyukai