1. Pendahuluan
Korupsi adalah salah satu masalah terbesar bangsa Indonesia saat ini. Hampir setiap
elemen pemerintah baik lembaga Eksekutif, Legislatif dan Yudikatif terlibat dalam
tindakan korupsi. Tindakan korupsi yang sudah menjamur ini tentunya memberikan
dampak negatif terhadap berbagai aspek dan kalangan khususnya bagi para mudamudi dan anak-anak calon pemimpin bangsa. Tak dapat dipungkiri para pejabat
pemerintah yang seharusnya menjadi teladan bagi para generasi penerus justru
memberikan contoh buruk yang dapat merusak jiwa dan kepribadian generasi muda.
Secara harfiah, korupsi adalah perilaku pejabat publik, baik politikus, politisi maupun
pegawai negeri maupun seorang pemimpin dalam organisasi/perusahaan yang secara
tidak wajar dan tidak legal memperkaya diri atau memperkaya mereka yang dekat
dengannya, dengan menyalahgunakan kekuasaan publik atau organisasi yang
dipercayakan kepada mereka. Adanya kesempatan tentu menjadi pemicu dilakukannya
tindakan korupsi. Kurangnya pengontrolan/pengawasan juga menjadi salah satu
penyebab tindakan penyelewengan sejumlah dana dalam sebuah organisasi atau
instans Sehingga tindakan korupsi meluas di berbagai tingkatan organisasi. Bahkan
tak jarang di sebuah organisasi karena korupsi sudah begitu sering terjadi terkhusus di
tingkatan manajer, menjadi pendorong bagi anggota organisasi untuk melakukan
perilaku menyimpang yang serupa.
Korupsi bukanlah budaya namun perilaku menyimpang yang sudah terlalu sering
terjadi di organisasi sehingga menjadi kebiasaan. Namu mengapa korupsi itu tetap saja
terjadi dan semakin merajalela, tak tanggung-tanggung pelakunya pun tidak mengenal
malu sama sekali. Lantas, apa penyebabnya dan dimana letak kesalahannya? Dalam
hal ini kita tak dapat mengatakan budaya organisasi yang salah, akan tetapi sering kali
budaya organisasi tidak maksimal melaksanakan keberadaannya sebagai pedoman
bagi seluruh anggota, dalam arti budaya organisasi tidak hidup dalam dan
memperlengkapi setiap anggota organisasi. Secara keseluruhan, budaya organisasi
belum cukup mampu menjauhkan para penghuninya dari tindakan korupsi. Padahal,
peranan budaya organisasi itu sendiri adalah untuk mengarahkan para anggotanya
tentang tindakan yang dapat dilakukan dan yang tidak dapat dilakukan. Secara
sederhana, dapat disimpulkan bahwa budaya organisasi masih belum mampu
menjalankan tugas dan fungsinya sehingga satu-satunya jalan yang harus ditempuh
2. Analisi Masalah
Setidaknya ada 8 penyebab terjadinya korupsi dikalangan pejabat pemerintahan atau
korupsi yang terjadi pada lembaga pemerintahan yang seharusnya bekerja untuk
kepentingan masyarakat dan melayani masyarakat namun menyalahgunakan
kekuasaan yang dimilikinya untuk memperkaya diri sendiri dimana tindakan mereka
tersebut telah merusak perekonomian bangsa karena apa yang mereka peroleh dari
tindakan korupsi tersebut yang seharusnya untuk membangun perekonomian bangsa
tapi malah menjadi milik pribadi. Adapun 8 penyebab terjadinya tindak pidana korupsi
tersebut, yakni :
a) Sistem penyelenggaraan negara yang keliru
Sejak masa kemerdekaan hingga sekarang, pemerintah terlalu fokus hanya
pada satu bidang pembangunan saja tanpa memperhatikan bidang-bidang
lainnya, sehingga dengan mengarahkan segala kekuatan dan upaya pada
pembangunan satu bidang saja mak bidang lainnya yang seharusnya dapat
diprioritaskan pula menjadi terbengkalai, sedangkan bidang yang menjadi
prioritas malah kadang tidak kunjung terselesaikan, sebagai contoh sebagai
negara yang baru berkembang, seharusnya prioritas pembangunan di bidang
pendidikan diutamakan untuk menciptakan SDM yang berkualitas dalam
membangun bangsa tetapi selama puluhan tahun, mulai orde lama, orde baru,
hingga reformasi, pembangunan hanya difokuskan di bidang ekonomi. padahal
masih terbatas SDM, uang, manajemen, dan teknologi. Sehingga konsekuensi
akhirnya semua didatangkan dari luar negeri yang pada gilirannya
menghasilkan penyebab korupsi dengan menyelewengkan bantuan-bantuan
dari luar negeri tersebut.
b) Kompensasi PNS yang rendah
Sebagai negara berkembang kesejahteraan PNS yang menjadi pelaksana utama
pada lembaga pemerintahan belum mampu di penuhi oleh negara karena
kekurangan dana untuk kompensasi yang tinggi kepada pegawainya apalagi
Indonesia yang lebih memprioritaskan bidang ekonomi membuat yang secara
fisik dan kultural menimbulkan pola konsumerisme, sehingga 90% PNS
melakukan KKN pada tempat mereka bekerja.
kehidupan,
baik
di
instansi
pemerintahan
maupun
lembaga
Korupsi yang ada di Indonesia saat ini sudah membudaya yang tidak hanya
dilakukan oleh para pejabat saja namun meluas hingga ke masyarakat. Hal ini
bisa dicontohkan pada saat pengurusan KTP, SIM, STNK, maupun saat
melamar kerja. Tindakan masyarakat ini merupakan pencerminan yang
dilakukan oleh pejabat politik.
Selain 8 Penyebab diatas, terjadinya korupsi juga dikarenakan penyalahgunaan
wewenang dan jabatan yang dimiliki oleh pejabat demi kepentingan pribadi dengan
mengatasnamakan pribadi atau keluarga, sanak saudara, maupun teman. Wertheim
(dalam Lubis, 1970) menyatakan bahwa seorang pejabat dikatakan melakukan
tindakan korupsi bila ia menerima hadiah dari seseorang yang bertujuan
mempengaruhinya agar ia mengambil keputusan yang menguntungkan kepentingan si
pemberi hadiah. Kadang-kadang orang yang menawarkan hadiah dalam bentuk balas
jasa juga termasuk dalam korupsi.
Good governance atau sering disebut tata kepemerintahan yang baik merupakan
tindakan atau tingkah laku yang didasarkan pada nilai-nilai yang bersifat
mengarahkan, mengendalikan atau mempengaruhi masalah publik untuk mewujudkan
nilai-nilai itu dalam tindakan dan kehidupan keseharian. Indikator pemerintahan yang
baik adalah jika produktif dan memperlihatkan hasil dengan indikator kemampuan
ekonomi rakyat meningkat dalam aspek produktifitas maupun dalam daya belinya,
kesejahteraan spiritualitasnya terus meningkat dengan indikator rasa aman, tenang dan
bahagia. Kunci utama penerapan good governance adalah pemahaman atas prinsipprinsip di dalamnya seperti yang tertera dibawah ini :
a) Partisipasi Masyarakat (Participation)
Semua warga masyarakat mempunyai suara dalam pengambilan keputusan,
baik secara langsung maupun melalui lembaga-lembaga perwakilan sah yang
mewakili kepentingan mereka. Partisipasi menyeluruh tersebut dibangun
berdasarkan kebebasan berkumpul dan mengungkapkan pendapat, serta
kapasitas untuk berpartisipasi secara konstruktif. Partisipasi bermaksud untuk
menjamin agar setiap kebijakan yang diambil mencerminkan aspirasi
masyarakat. Dalam rangka mengantisipasi berbagai isu yang ada, pemerintah
daerah menyediakan saluran komunikasi agar masyarakat dapat mengutarakan
pendapatnya. Jalur komunikasi ini meliputi pertemuan umum, temu wicara,
konsultasi dan penyampaian pendapat secara tertulis. Bentuk lain untuk
merangsang keterlibatan masyarakat adalah melalui perencanaan partisipatif
untuk
menyiapkan
agenda
pembangunan,
pemantauan,
evaluasi
dan
masyarakat
terhadap
penyelenggaraan
pemerintahan.
pertanggungjawaban,
sedangkan
instrumen-instrumen
atas kompleksitas kesejarahan, budaya dan sosial yang menjadi dasar bagi
perspektif tersebut.
Prinsip dasar atau karakteristik yang terdapat di dalam good governance tersebut bila
benar-benar diterapkan maka diyakini akan dapat meminimalisir tindakan korupsi,
prinsip good governace membuat keseimbangan kinerja antara pemerintah sebagai
pelayan
publik
dan
masyarakat
sebagai
yang
dilayani.
Good
governace
masyarakat
dijadikan
suatu
pertimbangan.
Keterbukaan
dan
3. Kesimpulan
A. Terdapat beberapa penyebab sehingga seringnya terjadi korupsi yang
dilakukan oleh pejabat pemerintahan atau pun oleh orang-orang yang memiliki
kekuasaan dan jabatan yang bekerja pada lembaga pemerintah. Korupsi yang
mereka lakukan telah merusak perekenomian bangsa dan negara, dimana hasil
yang mereka peroleh dari tindakan korupsi seharusnya dipergunakan untuk
kepentingan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat telah mereka jadikan
dikikis
karena
orientasi
yang
ada
telah
mengedepankan
4. Daftar Pustaka
1) http://www.kompasiana.com/susantilonasilalahi/berantas-korupsi-dengangood-governance_5511912b813311ba4bbc6477
2) http://cuap-cuap14.blogspot.com/p/good-governance.html
3) http://ainfatwah.blogspot.com/2012/05/normal-0-false-false-false-in-xnone-ar.html
4) http://www.boyyendratamin.com/2015/01/mewujudkan-pemerintahanyang-baik.html