Anda di halaman 1dari 3

ABSTRAK

Hubungan Pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI) Dini dengan


Diare pada Bayi Usia 2-6 Bulan di Puskesmas dan Posyandu di Wilayah
Sekip Palembang
(Kms. Virhan Dwi Firondy, Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya, 39
halaman)
Pendahuluan: Diare masih menjadi masalah kesehatan utama karena morbiditas
dan mortalitasnya yang cukup tinggi terutama pada bayi. Banyak faktor yang
menyebabkan terjadinya diare pada bayi, salah satunya akibat pemberian
Makanan Pendamping ASI (MPASI) dini. Atas dasar itulah, dilakukan penelitian
untuk melihat hubungan antara pemberian MPASI dini dan diare pada bayi.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan desain
cross sectional. Populasi penelitian adalah seluruh bayi berusia 2-6 bulan yang
datang ke puskesmas dan posyandu di wilayah Sekip Palembang pada bulan
November sampai Desember 2015. Jumlah sampel minimal yang dibutuhkan pada
penelitian ini berjumlah 96 bayi dan dipilih dengan metode consecutive sampling.
Kriteria inklusi penelitian adalah bayi berusia 2-6 bulan, orang tua bayi mengingat
riwayat diare dalam dua bulan terakhir, dan bersedia mengisi kuesioner. Kriteria
eksklusi penelitian adalah bayi mendapatkan susu formula dini dan memiliki
riwayat operasi pada saluran pencernaan.
Hasil: Pada penelitian terhadap 110 bayi, didapatkan 23 bayi (20,9%) telah
mendapatkan MPASI dini. Dari 23 bayi yang mendapat MPASI dini, 15 bayi
(65,2%) memiliki riwayat diare. Dari analisis bivariat dengan metode chi square
didapatkan nilai p untuk hubungan MPASI dan diare sebesar 0,000 (p<0,05)
Kesimpulan: Terdapat hubungan yang bermakna antara pemberian MPASI dini
dan diare pada bayi usia 2 sampai 6 bulan di puskesmas dan posyandu di wilayah
Sekip Palembang.
Kata Kunci: MPASI, diare, bayi

Diarrhea is still a major health problem due to its high morbidity and mortality ,
especially in infants. Early giving of complementary foods contribute to the
occurence of diarrhea because the infants consumed less breast milk and had
immunity factors deficiency. Based on the fact, its necessary to conduct a study
about the relationship between early giving of complementary food (daktau apo
istilahnyo) and diarrhea in infants.
This is an analytic observational study with cross sectional design. The population
is all infants aged 2-6 months who come to the health centers and posyandu(?) at
Sekip region in November and December 2015. Consecutive sampling method is
used to choose the mothers who will fill the questionnaire. Inclusion criteria for
the study are infants aged 2-6 months, parents knows the history of diarrhea in the
last two months, and willing to fill out a questionnaire. Exclusion criteria for the
study was premature infants receive infant formula and had a history of surgery on
the digestive tract.
In the study of 110 infants, obtained 23 infants (20.9%) who got complementary
food early. Among the 23 infants who received complementary foods early, 15 of
them (65.2%) had a history of diarrhea. From bivariate analysis using chi square
obtained p value for the relationship between early giving of complementary food
and diarrhea is 0.000 (p <0.05) and OR value as big as 18,516 with CI 95%
(6,013-37,019).
There is a significant correlation between the early giving of complementary food
and diarrhea in infants aged 2 to 6 months at health centers and posyandu in Sekip
Region Palembang.

Anda mungkin juga menyukai