PENDAHULUAN
Persalinan normal
Suatu keadaan fisiologis, normal dapat berlangsung sendiri tanpa intervensi penolong.
Kelancaran persalinan tergantung 3 faktor P utama
Kekuatan ibu (power), keadaan jalan lahir (passage) dan keadaan janin (passanger).
(++ faktor2 "P" lainnya : psychology, physician, position)
Dengan adanya keseimbangan / kesesuaian antara faktor-faktor "P" tersebut, persalinan normal diharapkan
dapat berlangsung.
Bila ada gangguan pada satu atau lebih faktor P ini, dapat terjadi kelambatan atau gangguan pada jalannya
persalinan.
Kelambatan atau kesulitan persalinan ini disebut DISTOSIA.
Distosia berpengaruh buruk bagi ibu maupun janin.
Pengenalan dini dan penanganan tepat akan menentukan prognosis ibu dan janin.
DISTOSIA AKIBAT
KELAINAN KEKUATAN
IBU (KELAINAN HIS)
Tanda his normal :
- fundal dominan
- simetris
- makin lama, makin kuat,
makin sering
- relaksasi baik.
Bila satu atau lebih tanda
tersebut tidak dijumpai atau
tidak sesuai, keadaan tersebut
disebut gangguan / kelainan his
coxitis dan sebagainya. Pelvimetri klinik atau radiologik harus dapat menentukan perkiraan bentuk dan
ukuran panggul dengan baik.
Pada keadaan panggul patologik, anak dengan berat janin di atas 2500 gram akan sulit dilahirkan. Untuk itu
dipertimbangkan sectio cesarea.
Normal berat anak yang dilahirkan seorang ibu adalah antara 2500 - 4000 gram.
Bayi dengan berat badan lahir lebih dari 4000 g disebut makrosomia.
Bayi dengan berat badan lahir kurang dari 2500 g disebut bayi berat lahir rendah
(bedakan dengan prematuritas !! BBLR belum tentu prematur)
Ukuran umum / tidak baku terhadap pembagian berat badan bayi normal :
antara 3500 - 4000 g digolongkan bayi besar, antara 3000 - 3500 g termasuk sedang dan antara 2500 - 3000
g tergolong kecil. Dengan demikian panggul disebut luas bila panggul tersebut dapat dilewati oleh anak
yang beratnya rata-rata 3500 - 4000 g, sedang bila dapat dilewati anak 3000 - 3500 g, sempit bila dapat
dilewati anak sampai 2500 - 3000 g.
(HATI-HATI : Salah kaprah tapi sering digunakan dalam klinik !!)
Yaitu menentukan perkiraan imbang feto-pelvik dengan berdasarkan nilai taksiran berat janin (TBJ).
Cara ini sering digunakan, karena memang diameter terbesar kepala janin yang PASTI hanya dapat
diperiksa dengan USG padahal sering tidak terdapat USG di klinik / puskesmas.
Kapasitas pintu atas panggul (pelvic inlet capacity, IC)
dan pintu tengah panggul (midpelvic capacity, MC)
dapat dihitung dengan rumus :
Misalnya setelah diperiksa dan dihitung dengan rumus, X =
95% dan Y = 80%. Interpretasinya adalah kapasitas inlet panggul dihitung dalam gram adalah 95% x 4000
g = 3800 g, dan kapasitas midpelvis adalah 80% x 4000 g = 3200 g. Maka kapasitas terkecil panggul itu
adalah 3200 g, karena jika lebih dari itu bayi tidak akan dapat melewati midpelvis. Nilai ini disebut sebagai
DAYA AKOMODASI PANGGUL (DAP).
Daya akomodasi panggul
Kemampuan suatu panggul untuk dapat dilewati oleh anak terbesar, nilainya sama dengan kapasitas terkecil
bidang panggul tersebut.
Bentuk dan ukuran panggul pada wanita dewasa umumnya tetap seumur hidup, kecuali jika ada pengaruh
trauma, infeksi panggul, atau tumor. Begitu pula daya akomodasi panggul wanita tersebut akan tetap.
Sehingga jika ada riwayat pemeriksaan panggul dengan radiologi (Roentgen, CT scan atau ultrasonografi),
jika tidak ada kecurigaan yang memungkinkan terjadi perubahan tersebut, pemeriksaan tidak perlu diulangi
lagi.
Kelainan bentuk panggul (panggul abnormal / patologik) : langsung sectio cesarea !!
Kelainan ukuran panggul dengan bentuk normal : partus percobaan.
Pada setiap kehamilan atau persalinan yang dialami seorang wanita, yang dapat berubah adalah berat badan
janin. Besar atau berat janin ini dapat ditentukan dengan pengamatan berdasarkan pengalaman atau dengan
alat ultrasonografi. Kesalahan penafsiran berat anak yang paling besar sebaiknya tidak melebihi 10% berat
anak yang sesungguhnya.
Pada kecurigaan / suspek CPD, dapat dilakukan partus percobaan pervaginam, dengan catatan kesiapan
sarana untuk sectio cesarea cito harus ada.
Partus percobaan
Adalah suatu partus fisiologis yang dilakukan pada kehamilan aterm, anak presentasi belakang kepala
dengan suspek disproporsi sefalopelvik (CPD).
Tujuan tindakan partus percobaan adalah memastikan ada tidaknya CPD.
Dimulai saat penderita dinyatakan in partu, dengan penilaian kemajuan persalinan dimulai setelah
persalinan masuk fase aktif. Penilaian dilakukan setiap 2 jam.
Yang dinilai dalam partus percobaan :
- kemajuan pembukaan serviks
- turunnya kepala
- putaran paksi dalam (memutarnya ubun-ubun kecil ke depan)
Bila pada setiap penilaian per 2 jam tersebut terdapat perubahan yang bermakna komponen yang dinilai itu,
maka partus percobaan dikatakan ada kemajuan dan diteruskan.
Bila dari 3 komponen tersebut tidak ada kemajuan yang bermakna, maka partus percobaan dikatakan gagal,
dipastikan ada CPD dan persalinan diakhiri dengan sectio cesarea.
Partus percobaan harus dihentikan dan dilanjutkan dengan sectio cesarea segera jika :
- ada tanda-tanda hipoksia / asfiksia janin
- ada tanda-tanda ruptura uteri membakat
Partus percobaan dikatakan berhasil jika ukuran terbesar kepala janin telah melewati bidang
panggul yang dinilai / dicurigai, misalnya :
1. klinis diperkirakan kepala telah melewati pintu atas panggul, jika bagian terendah tulang kepala (bukan
moulage atau kaput besar) telah melewati bidang Hodge III (H-III+).
2. klinis diperkirakan kepala telah melewati pintu tengah panggul, jika bagian terendah tulang kepala
(bukan moulage atau kaput besar) telah melewati Hodge IV (H-IV+).
Sesudah partus percobaan dinyatakan berhasil, persalinan dapat diselesaikan spontan atau dengan alat bantu
cunam atau vakum.
PRINSIP !!
TIDAK ADA indikasi partus percobaan pada presentasi lain selain presentasi belakang kepala. Jika ada
suspek CPD pada presentasi lain, persalinan diakhiri dengan sectio cesarea.
(dr.Handaya : hati-hati, yang betul partus percobaan, bukan coba-coba partus !!)
akibat terbentur spina iskiadika sehingga ubun-ubun kecil berada di depan (putaran paksi dalam).
Tetapi kadang tidak terjadi putaran, sehingga ubun-ubun kecil tetap berada di belakang atau melintang.
Keadaan ini disebut deep transverse arrest, occiput transverse persistent atau occiput posterior
persisten. Kedua keadaan ini akan memperlambat atau dapat mempersulit jalannya persalinan.
Distosia bahu
Kadang-kadang pada persalinan dengan ubun-ubun kecil di depan, terjadi kesulitan melahirkan bahu janin.
Sering terjadi juga pada bayi yang besar (lebih dari 4000 g).
Tindakan : "Wood-screw manuever", bila tidak berhasil dilakukan pematahan klavikula janin.
Anjuran : jika pada pemeriksaan ada kecurigaan janin besar, pertimbangan sectio cesarea akan lebih baik.
Letak lintang
Letak lintang adalah "presentasi janin yang tidak baik sama sekali".
Persalinan pervaginam TIDAK MUNGKIN, kecuali pada keadaan
janin sangat kecil, atau telah mati cukup lama.
Penyebab letak lintang :
- plasenta previa - kehamilan multipel
- prematuritas - panggul sempit
- pendulum dinding abdomen - hidramnion
- multiparitas -kelainan uterus atau janin lainnya
Diagnosis :
1. pemeriksaan luar (palpasi Leopold) diraba kepala di kanan atau di
kiri perut ibu
2. bunyi jantung berada di sekitar pusar
3. fundus uteri terhadap usia gestasi lebih rendah daripada letak memanjang
4. pemeriksaan dalam mungkin dapat diraba lengan, bahu atau iga janin
5. tentukan berdasarkan letak punggung : dorsosuperior atau dorsoinferior, dorsoanterior atau
dorsoposterior.
Bila janin dalam keadaan hidup, segera dilakukan pengakhiran persalinan dengan sectio cesarea.
Bila janin telah mati dan syarat-syarat embriotomi terpenuhi, lakukan embriotomi. Jika embriotomi tidak
mungkin dikerjakan, lakukan sectio cesarea.
Koreksi letak lintang menjadi memanjang dengan versi luar masih dapat dicoba dilakukan bila :
- persalinan masih dalam fase laten
- selaput ketuban masih utuh
- bagian terbawah janin belum masuk pintu atas panggul
- anak dalam keadaan baik
- ibu dalam keadaan baik
Tindakan versi ekstraksi pada letak lintang hanya boleh dilakukan :
- anak kedua kehamilan kembar
- selaput ketuban baru pecah atau dipecahkan
Letak sungsang
Letak sungsang sering ditemukan
dalam persalinan.
Penyebab :
- prematuritas
- plasenta previa
- hidramnion
- mioma uteri
- kehamilan multipel
- hidrosefalus / anensefalus
Diagnosis letak sungsang :
1. pemeriksaan luar, janin letak memanjang, kepala di daerah fundus uteri
2. pemeriksaan dalam, teraba bokong saja, atau bokong dengan satu atau dua kaki.
1. tumor abdomen
2. ascites
Diagnosis hidrosefalus :
1. pemeriksaan luar, kepala teraba di atas simfisis, lebih menonjol karena ukuran kepala lebih besar
daripada normal, sehingga kepala tidak bisa masuk ke pintu atas panggul.
2. pemeriksaan dalam, kepala masih di atas pintu atas panggul, sutura-sutura melebar.
3. diagnosis pasti USG atau Roentgen.
Pengeluaran janin hidrosefalus :
1. paling ideal dengan sectio cesarea
2. jika survival prognosis janin sangat kecil, atau janin sudah mati, dicoba untuk mengurangi volume
kepala dengan punksi dan aspirasi cairan likuor serebrospinalis melalui sutura atau fontanel.
Setelah anak lahir hidup, pada usia beberapa hari dapat dilakukan operasi shunt ventrikulo-peritoneal atau
ventrikulo-jugular (VP shunt). Dibuat saluran antara ventrikel otak dan vena jugularis, atau antara ventrikel
otak dan rongga peritoneum, sehingga cairan serebral yang berlebihan memiliki drainase tambahan dan
tidak menekan jaringan otak.
Pada tumor abdomen atau ascites, paling ideal sebaiknya persalinan diselesaikan dengan sectio cesarea.
Kuliah sebelumnya
Kehamilan Ektopik
Kuliah berikutnya
Persalinan Sungsang
Menu / Daftar Isi CAKUL
ADA KOREKSI / TAMBAHAN !?!? EMAIL ABUD !!!!
Homepage Abud