Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Perubahan iklim mempengaruhi 3 unsur iklim yaitu, suhu udara, kelembaban

udara, dan hujan. Perubahan ini mengakibatkan terjadinya pergeseran musim, baik
durasi maupun awal kejadian tiap musim. Durasi musim penghujan menjadi lebih
pendek dari periode sebelumnya. Hal ini menghasilkan intensitas hujan yang lebih
tinggi. Sebaliknya durasi musim kemarau menjadi lebih panjang dari periode

sebelumnya. Kejadian ini menghasilkan musim kering yang berkepanjangan dengan


ketersediaan air di permukaan lebih sedikit (Ditjenbun Pertanian, 2013). Kejadian

pergeseran musim penghujan dan musim kemarau sangat berpengaruh terhadap aliran
di sungai, yang pada umumnya merupakan sumber air bagi beragam kebutuhan.

DAS Ciliwung bagian hilir merupakan dataran rendah bertopografi landai

dengan elevasi antara 0-100 m dpl. Bagian hilir didominasi area dengan kemiringan

0-20% dan memiliki arus sungai yang tenang (Perum Perhutani Regional Jawa).

Sungai Ciliwung bagian hilir memiliki luas area 6.296 Ha (Balai Besar CiliwungCisadane). Ruas Jembatan Panus sampai dengan Manggarai termasuk dalam wilayah
sungai Ciliwung Hilir yang berada di wilayah provinsi DKI Jakarta.

Pemanfaatan lahan di wilayah sungai Ciliwung bagian hilir banyak

digunakan sebagai lahan pemukiman penduduk. Lahan pemukiman semakin tahun


semakain meluas seiring dengan peningkatan jumlah penduduk yang berada di
wilayah provinsi DKI Jakarta. Peningkatan jumlah penduduk ini menyebabkan

kebutuhan air bersih meningkat. Sebagai sumber air bersih untuk memenuhi
kebutuhan air bersih umumnya memanfaatkan air sungai Ciliwung.

Rulianto Sjahputra (2012) menyatakan permasalahan dalam pengelolaan

sumberdaya air di sungai Ciliwung diantaranya, ketersediaan air di wilayah sungai


Ciliwung secara umum telah sangat kritis, fluktuasi ketersediaan air permukaan

sangat tinggi yang mengakibatkan terjadi kebanjiran di musim hujan dan kekeringan
1

2
di musim kemarau. Memasuki musim kemarau, sejumlah wilayah di Jakarta
mengalami kekurangan air bersih. Wilayah yang paling terdampak kekeringan adalah
Jakarta Utara (Kompas, 2012).

Pemenuhan kebutuhan domestik dan aktivitas penduduk selalu berkaitan

dengan kebutuhan akan air. Tuntutan kebutuhan air tersebut tidak dapat dihindari.
Oleh sebab itu, pemanfaatan air harus dapat direncanakan dengan baik.

Kecenderungan yang sering terjadi adalah adanya ketidakseimbangan antara


ketersediaan dan kebutuhan air. Untuk mencapai keseimbangan antara kebutuhan air

dan ketersediaan air di masa mendatang, kajian diperlukan terhadap komponen-

komponen ketersediaan dan kebutuhan air, serta efisiensi penggunaan air (Kusuma
Sari dkk, 2012).

Mengingat demikian panjang sungai Ciliwung, maka pada penelitian ini

hanya difokuskan pada ruas jembatan Panus Depok sampai Manggarai. Lokasi ini

dipilih karena disekitar ruas tersebut banyak lahan pemukiman yang memanfaatkan

air baik secara langsung dari aliran sungai Ciliwung maupun air yang berasal dari
PDAM. Kebutuhan air dalam penelitian ini diperhitungkan atas dasar jumlah
penduduk yang bermukim di sekitar ruas sungai tersebut. Adapun ketersediaan air

dihitung berdasarkan data hujan 10 tahun yang ditransformasikan menjadi debit


andalan sungai Ciliwung di ruas tersebut. Untuk mengetahui keadaan keseimbangan

air selama 5 tahun mendatang sesuai dengan kurung waktu rencana pembangunan
jangka menengah. Prediksi debit andalan bulanan dilakukan dengan teori prediksi
yang ada dan umum digunakan.

1.2. Rumusan Masalah

Masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Berapa debit air sungai Ciliwung yang dapat diandalkan pada ruas Jembatan Panus
Depok sampai Manggarai pada saat ini dan 5 tahun kedepan?

2. Berapa prediksi kebutuhan air 5 tahun kedepan?

3
3. Bagaimana kondisi water balance sungai Ciliwung Ruas Jembatan PanusManggarai terkait ketersedian dan kebutuhan air pada saat ini dan 5 tahun
kedepan?

1.3. Batasan Masalah

1. Penelitian hanya dilakukan di sub DAS Ciliwung ruas Jembatan Panus Depok
sampai Manggarai.

2. Peta DAS yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada peta DAS yang
sudah diterbitkan oleh Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane.

3. Data hujan yang dipakai adalah data hujan otomatis stasiun Gadok, Gn.Mas,
Katulampa, Cibinong, Kampus UI, dan Cawang tahun 2003-2012.

4. Data debit yang digunakan dari hasil pencatatan AWLR Bendung Katulampa
5.

tahun 2003-2012.

Kualitas air dan kondisi sosial ekonomi dalam penelitian ini tidak dikaji.

6. Pengambilan air secara ilegal tidak diperhitungkan.

7. Prediksi kebutuhan air hanya ditinjau dari aspek kebutuhan domestik saja.

1.4. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui debit air sungai Ciliwung yang dapat diandalkan pada ruas Jembatan
Panus Depok sampai Manggarai pada saat ini dan 5 tahun kedepan.

2. Mengetahu prediksi kebutuhan air 5 tahun kedepan.

3. Mengetahui kondisi water balance Sungai Ciliwung Ruas Jembatan Panus Manggarai terkait ketersedian dan kebutuhan air pada saat ini dan 5 tahun
kedepan.

1.5. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Manfaaat teoritis: memberikan informasi keilmuan dalam bidang teknik sipil


kususnya mengenai hidrologi, yaitu prediksi kebutuhan dan ketersediaan air pada
sub DAS Ciliwung.

2. Manfaat praktis: memberikan informasi mengenai kebutuhan air dan ketersediaan


air.

Anda mungkin juga menyukai