Anda di halaman 1dari 8

A.

Pengertian Negara hukum


Pengertian negara hukum secara sederhana adalah negara yang penyelenggaraan
kekuasaan pemerintahannya didasarkan atas hukum. Dalam negara hukum,
kekuasaan

menjalankan

pemerintahan

berdasarkan

kedaulatan

hukum

(supremasi hukum) dan bertujuan untuk menjalankan ketertiban hukum


(Mustafa Kamal Pasha, dalam Dwi Winarno, 2006).
Ada pendapat lain yang menyebutkan bahwa dalam negara hukum, hukum
sebagai dasar diwujudkan dalam peraturan perundang-undangan yang berpuncak
pada konstitusi atau hukum dasar negara. Konstitusi negara juga harus berisi
gagasan atau ide tentang konstitusionalisme, yaitu adanya pembatasan atas
kekuasaan dan jaminan hak dasar warga negara. Dengan demikian dalam negara
hukum, kekuasaan negara berdasar atas hukum, bukan kekuasaan belaka serta
pemerintahan

negara

berdasar

pada

konstitusi

yang

berpaham

konstitusionalisme, tanpa hal tersebut sulit disebut sebagai negara hukum.


Supremasi hukum harus mencakup tiga ide dasar hukum, yakni keadilan,
kemanfaatan, dan kepastian. Oleh karena itu di negara hukum, hukum harus
tidak boleh mengabaikan rasa keadilan masyarakat. Negara-negara komunis
atau negara otoriter memiliki konstitusi tetapi menolak gagasan tentang
konstitusionalisme sehingga tidak dapat dikatakan sebagai negara hukum dalam
arti sesungguhnya. Jimly Asshiddiqie (dalam Dwi Winarno, 2006) menyatakan
bahwa negara hukum adalah unik, sebab negara hendak dipahami sebagai suatu
konsep hukum. Dikatakan sebagai konsep yang unik karena tidak ada konsep
lain. Dalam negara hukum nantinya akan terdapat satu kesatuan sistem hukum
yang berpuncak pada konstitusi atau undang-undang dasar. Dengan adanya hal
tersebut, penyelenggaraan negara dan rakyat dapat bersatu di bawah dan tunduk
pada sistem yang berlaku. Sehingga konstitusi negara merupakan sarana
pemersatu bangsa. Dalam perkembangannya, negara hukum yang pertama
terbentuk adalah negara hukum formil, yang merupakan negara hukum dalam
arti sempit yaitu negara hukum yang membatasi ruang geraknya dan bersifat
pasif terhadap kepentingan rakyat negara. Negara tidak campur tangan secara
banyak terhadap urusan dan kepentingan warga negara. Namun seiring
perkembangan zaman, negara hukum formil berkembang menjadi negara hukum
materiil yang berarti negara yang pemerintahannya memiliki keleluasaan untuk

turut campur tangan dalam urusan warga dengan dasar bahwa pemerintah ikut
bertanggung jawab terhadap kesejahteraan rakyat. Negara bersifat aktif dan
mandiri dalam upaya membangun kesejahteraan rakyat.

B. Ciri-ciri Negara hokum


1) Perlindungan konstitusional, dalam arti bahwa konstitusi selai daripada
menjamin hak-hak individu harus menentukan pula cara prosedural untuk
memperoleh perlindungan atas hak-hak yang dijamin;
2) Badan Kehakiman yang bebas dan tidak memihak;
3) Kebebasan untuk menyatakan pendapat;
4) Pemilihan umum yang bebas;
5) Kebebasan untuk berorganisasi dan beroposisi;
6) Pendidikan civics (kewarganegaraan
C. Unsur-unsur negara hokum
Menurut A.V.Dicey, Negara hukum harus mempunyai 3 unsur pokok :
1

Supremacy Of Law

Dalam suatu Negara hukum, maka kedudukan hukum merupakan posisi


tertinggi, kekuasaan harus tunduk pada hukum bukan sebaliknya hukum tunduk
pada kekuasaan, bila hukum tunduk pada kekuasaan, maka kekuasaan dapat
membatalkan hukum, dengan kata lain hukum dijadikan alat untuk
membenarkan kekuasaan. Hukum harus menjadi tujuan untuk melindungi
kepentingan rakyat.
2

Equality Before The Law

Dalam Negara hukum kedudukan penguasa dengan rakyat dimata hukum adalah
sama (sederajat), yang membedakan hanyalah fungsinya, yakni pemerintah
berfungsi mengatur dan rakyat yang diatur. Baik yang mengatur maupun yang
diatur pedomannya satu, yaitu undang-undang. Bila tidak ada persamaan hukum,
maka orang yang mempunyai kekuasaan akan merasa kebal hukum. Pada

prinsipnya Equality Before The Law adalah tidak ada tempat bagi backing yang
salah, melainkan undang-undang merupakan backine terhadap yang benar.
3

Human Rights

Human rights, maliputi 3 hal pokok, yaitu :


a.

The rights to personal freedom ( kemerdekaan pribadi), yaitu hak untuk

melakukan sesuatu yang dianggan baik badi dirinya, tanpa merugikan orang lain.
b.

The rights to freedom of discussion ( kemerdekaan berdiskusi), yaitu hak

untuk mengemukakan pendapat dan mengkritik, dengan ketentuan yang


bersangkutan juga harus bersedia mendengarkan orang lain dan bersedia
menerima kritikan orang lain.
c.

The rights to public meeting ( kemerdekaan mengadakan rapat),

kebebasan ini harus dibatasi jangan sampai menimbulkan kekacauan atau


memprovokasi.
Persamaan Negara hukum Eropa Kontinental dengan Negara hukum Anglo
saxon adalah keduanya mengakui adanya Supremasi Hukum. Perbedaannya
adalah pada Negara Anglo Saxon tidak terdapat peradilan administrasi yang
berdiri sendiri sehingga siapa saja yang melakukan pelanggaran akan diadili
pada peradilan yang sama. Sedangkan nagara hukum Eropa Kontinental terdapat
peradilan administrasi yang berdiri sendiri.
D. Negara demokrasi
Negara demokrasi adalah negara yang menganut bentuk atau mekanisme sistem
pemerintahan dengan mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan warganegara)
atas negara untuk dijalankan oleh pemerintah negara tersebut. Salah satu pilar
demokrasi adalah prinsip trias politica yang membagi ketiga kekuasaan politik
negara (eksekutif, yudikatif dan legislatif) untuk diwujudkan dalam tiga jenis
lembaga negara yang saling lepas (independen) dan berada dalam peringkat yg
sejajar satu sama lain. Kesejajaran dan independensi ketiga jenis lembaga negara

ini diperlukan agar ketiga lembaga negara ini bisa saling mengawasi dan saling
mengontrol berdasarkan prinsip checks and balances.
E. Ciri-ciri Negara demokrasi
Ciri Negara Demokrasi
1.

Legitimasi pemerintah

2.

Pengaturan organisasi secara teratur dalam negara paling tidak terdapat 2


partai politik.

3.

Setiap warga negara sudah memenuhi syarat berhak dalam pemilu

4.

Setiap warga negara dalam pemilu dijamin kerahasiannya

5.

Masyarakat dijamin kebebasannya

6.

Memiliki pers yang bebas

F. Negara federal
Negara federal adalah gabungan sejumlah negara yang dinamakan negara-negara
bagian yang datur oleh suatu undang-undang dasar yang membagi wewenang
antara pemerintah federal dan negara-negara bagiannya. Perlu dicatat bahwa
negara-negara bagian ini tidak selalu mempunyai nama yang sama. Di Kanada,
negara bagian bernama provinsi seperti juga halnya dengan Afrika Selatan dan
Argentina. Di Swiss, namnya canton ataulander.
Di Amerika Serikat, Brasil, Mexico dan Australia, namanya negara bagian.
Walaupun negara bagian mempunyai konstitusi dan pemerintah masing-masing,
negara federal inilah yang menjadi subjek hukum internasional dan mempunyai
wewenang untuk melakukan kegiatan luar negeri. Wewenang luar negeri yang
dimiliki oleh negara federal bukan ditentukan oleh hukum internasional, tetapi
oleh konstitusi negara federal. Dalam setiap rezim federal, wewenang mengenai
pelaksanaan hubungan luar negeri, pertahanan nasional, pengaturan perdagangan
dengan negara-negara lain, antara berbagai negara bagian, pencetakan uang dan
lain-lain.
Hanya pemerintah federal yang mempunyai wewenang untuk menyatakan
perang, membuat perdamaian, membuat perjanjian politik dan militer. Tidak

satupun dari negara bagian dapat ikut dalam kegiatan-kegiatan tersebut dan tidak
satupun dari negara-negara tersebut dapat dianggap sebagai subjek hukum
internasional.
Di Amerika Sserikat, wewenang untuk membuat perjanjian-perjanjian
internasional diserahkan kepada badan eksekutif pemerintah federal, dalam hal
ini kepala negara. Disamping itu, bila negara bagian dari suatu negara federal
melakukan perbuatan yang melanggar hukum internasional, biasanya negara
federal yang mengambil tanggung jawab internasionalnya.
Walaupun masalah-masalah luar negeri merupakan wewenang eksklusif
pemerintah federal, ada beberapa negara yang undang-undang dasar federalnya
memberikan wewenang terbatas kepada negara-negara bagian. Misalnya, di
Swiss

undang-undang

dasar

mengizinkan canton-canton untuk

membuat

peraturan lalu lintas darat, sungai, dan udara dengan negara-negara tetangga.
Sebelum pecah, Uni Soviet melalui amandemen konstitusinya pada tahun 1944,
membolehkan dua negara bagiannya Ukraina dan Byelorussia membuat
perjanjian internasional atas nama mereka masing-masing dan bahkan anggota
PBB disamping Uni Soviet sendiri.
Sistem federal yang cukup merepotkan ialah apa yang terjadi dengan Kanada.
Kebijaksanaan propinsi Quebec

yang membuat

persetujuan-persetujuan

kebudayaan dengan Perancis dan negara-negara Afrika Francophone seing


menimbulkan ketegangan antara pemerintah federal Kanada dengan negara
bagian tersebut. Bulan Maret 1986, Kanada meutuskan hubungan diplomatik
dengan Gabon yang mengadakan hubungan langsung dengan Quebec tanpa
melalui pemerintah federal. Akhirnya, dengan segala keengganan pemerintah
federal Kanada memberikan kewenangan kepada propinsi Quebec untuk
membuat persetujuan-persetujuan kebudayaan dengan negara-negara francophoe
tersebut. Negara federal juga dapat menjadi pecah seperti Uni Soviet pada
tanggal 31 Desember 1991 dan juga yugoslavia di tahun yang sama.

G. Negara komunis

Negara komunis adalah istilah politik yang digunakan untuk mendeskripsikan


bentuk pemerintahan suatu negara yang menganut sistem satu partai dan
mendeklarasikan kesetiaan kepada komunisme (Marxisme, Leninisme, atau
Maoisme). Negara komunis yang masih ada hingga kini adalah :

Republik Rakyat Cina

Kuba

Korea Utara

Laos

Vietnam

H. Hubungan antara Negara hokum dan Negara demokrasi


Hubungan antara negara hukum dengan demokrasi dapat dinyatakan bahwa
negara demokrasi pada dasarnya adalah negara hukum. Namun, negara hukum
belum tentu negara demokrasi. Negara hukum hanyalah satu ciri dari negara
demokrasi. Franz Magnis Suseno (dalam Dwi Winarno, 2006) menyatakan
adanya 5 gugus ciri hakiki dari negara demokrasi. Kelima ciri tersebut adalah :
1) negara hukum; 2) pemerintahan di bawah kontrol nyata masyarakat; 3)
pemilihan umum yang bebas; 4) prinsip mayoritas; dan 5) adanya jaminan
terhadap

hak-hak

demokratis.

Berdasarkan sejarah, tumbuhnya negara hukum, baik formal maupun materiil


bermula dari gagasan demokrasi konstitusional, yaitu negara demokrasi yang
berdasar atas konstitusi. Gagasan demokrasi konstitusional abad ke-19
menghasilkan

negara

hukum

klasik

(formil)

dan

gagasan

demokrasi

konstitusional abad ke-20 menghasilkan Rule of Law yang dinamis (negara


hukum materiil).
I. Indonesia sebagai Negara hukum

Dasar pijakan bahwa negara Indonesia adalah negara hukum tertuang pada Pasal
1 ayat 3 UUD 1945, yang menyebutkan bahwa Negara Indonesia adalah
Negara Hukum. Dimasukkannya ketentuan ini ke dalam bagian pasal UUD
1945 menunjukkan semakin kuatnya dasar hukum serta menjadi amanat negara,
bahwa negara Indonesia adalah dan harus merupakan negara hukum.
Sebelumnya, landasan negara hukum Indonesia ditemukan dalam bagian
Penjelasan Umum UUD 1945 tentang Sistem Pemerintahan Negara, yaitu
sebagai berikut.
1. Indonesia adalah negara yang berdasar atas hukum (Rechsstaat). Negara
Indonesia berdasar atas Hukum (Rechsstaat), tidak berdasar atas kekuasaan
belaka (Machtsstaat).
2. Sistem Konstitusional. Pemerintah berdasar atas sistem konstitusi (hukum
dasar), tidak bersifat absolutisme (kekuasaan yang tidak terbatas).
Berdasarkan perumusan di atas, negara Indonesia memakai sistem
Rechsstaat yang kemungkinan dipengaruhi oleh konsep hukum Belanda
yang termasuk dalam wilayah Eropa Kontinental.
Konsepsi negara hukum Indonesia dapat dimasukkan negara hukum materiil,
yang dapat dilihat pada Pembukaan UUD 1945 Alenia IV. Dasar lain yang dapat
dijadikan landasan bahwa negara Indonesia adalah negara hukum yakni pada
Bab XIV tentang Perekonomian Nagara dan Kesejahteraan Sosial Pasal 33 dan
34 UUD 1945, yang menegaskan bahwa negara turut aktif dan bertanggung
jawab atas perekonomian negara dan kesejahteraan rakyat.
Negara Hukum Indonesia menurut UUD 1945 mengandung prinsip-prinsip
sebagai berikut.
1. Norma hukumnya bersumber pada Pancasila sebagai hukum dasar nasional;
2. Sistem yang digunakan adalah Sistem Konstitusi;
3. Kedaulatan rakyat atau Prinsip Demokrasi;
4. Prinsip kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan (Pasal 27 (1)
UUD 1945);
5. Adanya organ pembentuk undang-undang (Presiden dan DPR);
6. Sistem pemerintahannya adalah Presidensiil;

7. Kekuasaan kehakiman yang bebas dari kekuasaan lain (eksekutif);


8. Hukum bertujuan untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial; dan
9. Adanya jaminan akan hak asasi dan kewajiban dasar manusia (Pasal 28 A-J
UUD 1945).

Anda mungkin juga menyukai