Anda di halaman 1dari 14

PEKERJAAN PERSIAPAN

Keselamatan Kerja
Setiap kejadian kecelakaan kerja atau kejadian yang berbahaya harus dilaporkan
kepada Depnaker dan Direksi Pekerjaan
Laporan tersebut harus meliputi statistic yang akan :

Menunjukkan catatan kecelakaan dari setiap kegiatan kerja, pekerja masingmasing clan
Menunjukkan gambaran kecelakaan-kecelakaan dan sebab-sebabnya.
Keselamatan Kerja dan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan.
Tenaga Kerja Harus Diperiksa Kesehatannya
Sebelum atau beberapa saat setelah memasuki masa kerja pertama kali
(Pemeriksaan Kesehatan sebelum masuk kerja dengan penekanan pada kesehatan
fisik dan kesehatan individu), secara berkala sesuai dengan risiko-risiko yang ada
pada pekerjaan tersebut.
Tenaga Kerja dibawah umum 18 tahun harus mendapat pengawasan kesehatan
khusus, meliputi pemeriksaan kembali atas kesehatannya secara teratur. Data
yang diperoleh dari pemeriksaan kesehatan harus dicatat dan disimpan untuk
referensi.
Suatu rencana organisasi untuk keadaan darurat dan pertolongan pertama harus
dibuat sebelumnya untuk setiap daerah tempat bekerja meliputi seluruh pegawai/
petugas pertolongan pertama pada kecelakaan dan peralatan, alat-alat komunikasi
alat-alat jalur transportasi.
Alat-alat P3K. atau kotak obat-obatan yang memadai, harus disediakan di tempat
kerja dan dijaga agar tidak dikotori oleh debu, kelembaban udara dan lain-lain.
Petunjuk/ informasi harus diumumkan/ ditempel di tempat yang baik (Strategis)
yang memberitahukan :
Tempat yang terdekat dengan kotak obat-obatan, alat P3K. ruang P3K , kereta
untuk orang sakit, dan tempat dimana dapat dicari orang yang bertugas untuk
urusan kecelakaan.
Tempat telepon terdekat untuk menelepon/ memanggil ambulans, nomor
telepon dan nama orang yang bertugas dan lain-lain.
Nama, alamat, nomor telepon dokter, rumah sakit dan tempat penolong yang
dapat segera dihubungi dalam keadaan darurat/ emergency.
Pembiayaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Biaya operasional kegiatan keselamatan dan kesehatan kerja harus sudah
diantisipasi sejak dini yaitu pada saat pengguna jasa mempersiapkan pembuatan
desain dan perkiraan biaya suatu proyek Sehingga idealnya pada saat pelelangan
menjadi salah satu item pekerjaan yang perlu menjadi bagian evaluasi dalam
penetapan pemenang lelang.
Selanjutnya penyedia jasa kontraktor harus melaksanakan prinsip-prinsip kegiatan
kesehatan dan keselamatan kerja termasuk penyediaan prasarana, sumberdaya
manusia dan pembiayaan untuk kegiatan tersebut dengan biaya yang wajar.
Oleh karena itu baik penyedia jasa dan pengguna jasa perlu memahami prinsipprinsip keselamatan dan kesehatan kerja ini, agar dapat melakukan langkah
persiapan, pelaksaan dan pengawasannya.
Lampu Penerangan

Jika penerangan alam tidak sesuai untuk mencegah bahaya, alat-alat penerangan
buatan yang cocok dan sesuai harus diadakan di seluruh tempat kerja, termasuk
pada gang-gang. Lampu-lampu buatan harus aman, dan terang. Lampu-lampu
harus dijaga oleh petugas-petugas bila perlu mencegah bahaya apabila lampu
mati/ pecah.

Kebersihan
Bahan-bahan sisa tidak terpakai dan tidak diperlukan lagi harus dipindahkan ke
tempat yang aman. Semua paku yang menonjol harus disingkirkan atau
dibengkokkan untuk mencegah terjadinya kecelakaan
Peralatan dan benda-benda kecil tidak boleh dibiarkan karena benda-benda
tersebut dapat menyebabkan kecelakan, misalnya membuat orang yang jatuh
atau tersandung (terantuk). Sisa-sisa barang alat-alat dan sampah tidak boleh
dibiarkan bertumpuk di tempat kerja. Tempat-tempat kerja dan gang-gang
(passageways) yang licin karena oli atau sebab lain harus dibersihkan atau disiram
pasir, abu atau sejenisnya.
Alat-alat yang mudah dipindah-pindahkan setelah dipakai harus dikembalikan
pada tempat penyimpan semula.
Test Material
Pengendalian mutu sangat diperlukan untuk menjamin diperolehnya hasil kerja
yang baik sesuai dengan mutu yang isyaratkan.
Pengedalian mutu ini dilakukan dengan melakukan control terhadap hal-hal
dibawah ini:
Tenaga Kerja
Perawatan Peralatan
Material yang digunakan
Test-test terhadap material, baik yang dilakukan di lapangan maupun yang
dilakukan dilaboratorium
Melakukan pemeriksaan secara teratur, baik terhadap bahan-bahan yang
digunakan
dalam
pelaksanaan
pekerjaan
maupun
terhadap
cara
pelaksanaannya. Dalam pelaksanaan akan ditunjuk petugas khusus quality
control dan menggunakan prosedur yang telah dijalankan pada proyek-proyek
yang ditangani oleh PT. Maju Karya Mapalus

MANAJEMEN PROYEK
Rencana pengelolaan pelaksaan pekerjaan pada proyek ini akan ditangani oleh
tenaga-tenaga terampil dari
PT. Maju Karya Mapalus
yang telah
berpengalaman dalam menangani proyek-proyek gedung dan dapat menjamin
keberhasilan pelaksaan pekerjaan sesuai yang diharapkan oleh semua pihak.

a.

Struktur Organisasi
Pengelolaan proyek akan dikelola oleh suatu tim manajemen yang dipimpin oleh
seorang General Superintendent, dan dibantu oleh beberapa tenaga staf kantor
dan beberapa tenaga pelaksaan lapangan. General Superintendent memimpin
seluruh kegiatan proyek baik dibidang administrasi, teknik maupun kegiatan
pelaksanaan dilapangan. General Superintendent bertanggung jawab kepada
Direktur Utama PT. Maju Karya Mapalus Adapun tugas-tugas dari tenaga staf
yang diperbantukan di proyek dapat dikelompokan sebagai berikut:
Untuk masalah Teknis/Engineering dan Quality Control, Pimpinan Teknik
dibantu oleh Bagian Teknik beserta stafnya.
Untuk masalah keuangan, administrasi umum, Logistik, Pimpinan Teknik di
bantu oleh Pimpinan Administrasi beserta stafnya.

b.

Sistim Pengendalian Proyek


Sarana pengendalian merupakan hal yang sangat di perlukan dalam menjamin
keberhasilan pelaksanaan pekerjaan. Untuk itu sebelum dimulainya pelaksanaan
pekerjaan, segala sesuatu yang berhubungan dengan pengendalian yang berupa
Barchart akan disiapkan, disamping jadwal peralatan, jadwal material dan jadwal
tenaga kerja. Jadwal-jadwal tersebut diatas akan diuraikan lebih detail lagi dalam
bentuk jadwal mingguan dan jadwal bulanan. Semua jadwal kegiatan yang telah
dibuat tersebut akan dipantau aktivitasnya dan dilaporkan realisasinya dalam
laporan mingguan dan laporan bulanan.

c.

Koordinasi
Untuk memperlancar pelaksanaan diharapkan agar pihak Supervisi dapat
mengadakan koordinasi berupa :
Rapat koordinasi dapat dilaksanakan minimal seminggu sekali untuk
membahas dan mengkoordinasikan pelaksanaan pekerjaan, membahas
permasalahan yang terjadi dan penyelesaiannya serta rencana pelaksanaan
selanjutnya.
Program dan scheduling
Sistem Koordinasi & Penugasan antar Personil Lapangan
1. Project Manager
Mengembangkan rencana proyek skala penuh dan terkait komunikasi
Bekerja sama dengan pemangku kepentingan proyek secara berkelanjutan
Perkirakan sumber daya dan peserta yang dibutuhkan untuk mencapai
tujuan proyek
Delegasikan tugas dan tanggung jawab untuk personil yang tepat
Mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah dan konflik dalam tim proyek
Mengidentifikasi dan mengelola dependensi proyek dan jalur kritis
Mengembangkan
dan
memberikan
laporan
kemajuan,
proposal,
persyaratan dokumentasi dan presentasi.
Memimpin dan mengkoordinasi seluruh kegiatan pelaksanaan proyek di site

Mengarahkan dan mengkoordinasi kegiatan sub kontraktor/ pemasok/


rekanan lainnya dalam pelaksanaan proyek di site.

2. Construction Manager
Memimpin dan mengkoordinasi terselenggaranya kegiatan administrasi
proyek, baik yang berhubungan secara extern maupun intern
Mengkordinir / mengawasi kegiatan pelaksanaan dilapangan, termsuk
penggunaan bahan/material, tenaga kerja dan peralatan.
Melaksanakan dan mengkoordinasi Tugas dibidang Administrasi Teknik dan
Perencanaan Detail untuk keperluan pelaksanaan.
Menyiapkan dan memeriksa material yang akan digunakan sesuai dengan
spesifikasi teknis.
Mengontrol Jumlah bahan / material yang dibutuhkan dalam pekerjaan.
Melakukan perhitungan dan mengontrol volume pekerjaan sesuai RAB.
Melakukan perhitungan kebutuhan bahan, alat dan sumber daya yang akan
digunakan
Membuat Laporan Harian, Mingguan, Bulanan untuk diajukan kepada
Konsultan/ Pemberi Tugas
Mengawasi pelaksanaan pekerjaan yang berhubungan dengan mutu dan
kwalitas pekerjaan.
Membuat sampel dan Melakukan uji mutu khusunya untuk pekerjaan Beton
struktur.
Melaksanakan pengukuran pengukuran sebelum pelaksanaan, dan
menentukan titik titik peil yang jadi patokan untuk pelaksanaan.
Mengontrol / mengawasi pelaksanaan pekerjaan, jangan keluar dari titik
titik pengukuran yang telah ditentukan.
Membantu mengawasi pelaksanaan pekerjaan dalam hal kuantitas.
Pengambilan foto dokumentasi proyek, sebelum, sementara dan selesai
100%, dari tiap jenis pekerjaan
Menggambar shop drawing sebelum pelaksanaan dan as built drawing
setelah pekerjaan selesai dilaksanakan.
Menggambar detail detail pekerjaan untuk pengajuan reguest harian
untuk disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
3. Administrasi
Melaksanakan dan mengkoordinasi Pembayaran ke Leveransi, Upah Harian/
Borongan setelah mendapat persetujuan dari Project Manager
Mengkoordinasi Keperluan Umum Proyek
Menyiapkan dan memeriksa buti-bukti pembayaran ke Leveransir, Upah
Harian/ Borongan setelah mendapat persetujuan dari Project Manager
Memimpin dan mengkoordinasi kegiatan logistic proyek baik yang
berhubungan dengan pengadaan barang maupun system administrasinya.
Membantu pengadaan peralatan yang diperlukan proyek
Menerima, Menyimpan dan mengeluarkan bahan-bahan yang diperlukan
proyek

4. Safety Officer
Petugas Keselamatan dan Kesehatan Kerja harus bekerja secara penuh (FullTime) untuk mengurus dan menyelenggarakan Keselamtan dan Kesehatan
Kerja.
Pengurus yang mengelolah pekerjaan dengan mempekerjakan pekerja dengan
jumlah minimal 100 orang atau kondisi dari sifat proyek memang memerlukan,
diwajibkan membentuk unit Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja tersebut ini merupakan unit
structural dari organisasi yang dikelola oleh Pengurus.
Petugas Keselamatan dan Kesehatan Kerja tersebut bersama-sama dengan
Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja ini bekerja sebaik-baiknya,
dibawah koordinasi Pengurus, serta bertanggung jawab kepada Pemimpin
Proyek.
Memberikan kepada Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Safety
Committee) fasilitas-fasilitas dalam melaksanakan tugas mereka.
Berkonsultasi dengan Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(Safety committee) dalam segala hal yang berhubungan dengan Keselamatan
dan Kesehatan Kerja dalam Proyek. Mengambil langkah-langkah praktir untuk
memberi efek pada rekomendasi dari safety committee.
KEAMANAN PROYEK
Pagar sementara proyek akan dibuat / dibangunan disekeliling lahan pekerjaan dengan
pengaturan letak pintu utama disesuaikan dengan lalu lintas jalan utama.
Demikian juga halnya dengan pos jaga/ pos keamanan akan dibangunan di
pintu masuk proyek dengan dibantu pos-pos kecil ditempat-tempat
strategis dengan menempatkan tenaga-tenaga pengamanan proyek sesuai
dengan kebutuhan.

Pekerjaan Urugan Tanah Kembali Pondasi

Untuk pengurugan kembali lubang galian pondasi, digunakan tanah bekas galian
yang tidak mengandung bahan-bahan organis dan memenuhi spesifikasi material
yang iisyaratkan.

Urugan tanah dipadatkan lapis demi lapis dengan tamping rammer atau alat yang
disetujui oleh Direksi Pengawas dan setiap lapisan tidak boleh lebih tebal dari 20 cm

Pemadatan baru boleh dilakukan setelah umur pasangan batu dan Beton berumur
minimal telah cukup umur.

Pemadatan disekeliling tepi luar pondasi, urugan tanah hasil galian dilakukan lapis
demi lapis
Pekerjaan Timbunan Tanah Lantai dasar

Timbunan Tanah lantai dasar digunakan tanah didatangkan dari luar yang tidak
mengandung bahan-bahan organis dan memenuhi spesifikasi material yang
iisyaratkan.

Timbunan tanah dipadatkan lapis demi lapis dengan tamping rammer atau alat
yang disetujui oleh Direksi Pengawas dan setiap lapisan tidak boleh lebih tebal dari
20 cm
Pemadatan baru boleh dilakukan setelah umur pasangan batu dan Beton berumur
minimal telah cukup umur.
Pemadatan dilakukan sampai dengan elevasi yang diinginkan tercapai.

Urugan Pasir

Urugan pasir dalam pelaksanan ini yaitu Urugan Pasir dibawah pondasi jalur /
selasar, pasir diurug kemudian disiram air dan dipadatkan dengan alat pemadat /
stamper, setelah pada dilanjutkan untuk pekerjaan diatasnya.

Urugan pasir juga dilaksanakan pada pondasi telapak dan pada lantai dasar, pasir
diurug kemudian disiram air dan dipadatkan dengan alat pemadat / stamper,
setelah pada dilanjutkan untuk pekerjaan diatasnya.

Untuk urugan pasir dituntut kepadatan minimal 90% dari kepadatan optimal
(Standar Proctor Test)
Pada saat melakukan pengurugan, mengingat umur beton masih muda, maka harus dijaga
perbedaan tinggi urugan antara petak yang bersebelahan.

(PEKERJAAN BETON)
-

Cor Beton Tumbuk K-125 Lantai Dasar


Material lantai kerja menggunakan campuran K-125, kemudian dituangkan melalui
talang kayu yang sudah disiapkan terlebih dahulu dan kemudian dituangkan ke area
yang akan dikerjakan lantai dasar, di control oleh juru ukur dengan menggunakan
alat waterpass yang tujuannya agar lantai dasar yang akan dikerjakan bisa rata
dan ketebalannya sama.
Cor Beton bertulang
a. Pabrikasi Besi Tulangan
Pabrikasi dilaksanakan dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
Jenis besi utama dan sengkang
Diameter besi utama dan sengkang
Jumlah tulangan utama
Jarak sengkang
Overlap/ Panjang penyaluran antar tulangan harus sesuai spesifikasi

b. Penyetelan Besi tulangan


Penyetelan pembesian pada struktur bangunan harus sesuai dengan gambar
kerja yang telah disetujui. Penyetelan ini harus memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
Jenis dan jumlah tulangan
Jarak tulangan sesuai gambar pelaksanaan
Panjar penyaluran dan pengangkuran harus sesuai dengan persyaratan
Ikatan antar tulangan harus kuat
Jarak antar lapisan tulangan harus benar dna kuat (tidak melendut)
Beton decking terpasang dengan benar

c. Pengecoran
Penuangan Beton
Untuk mendapatkan hasil beton yang baik maka cara penuangan harus benar
yaitu :
Pengecoran harus kontinyu sejak pengecoran dimulai sampai mencapai siar
pelaksanaan (sambungan) yang ditetapkan
Perihal pengecoran maka ada peralatan khusus dipersiapkan, yaitu beton
molen, vibrator beton dan gerobak.
Pemakaian alat ini sangat penting guna mendapatkan kualitas beton yang
baik menggunakan beton molen dan vibrator beton. Penggunaan gerobak
berguna buat penghantaran campuran beton mengingat pengecoran dak
beton berada pada level-level tertentu.
Beton harus dituang vertical dan sedekat mungkin dengan bagian yang
dicor. Jika diperlukan meratakan beton, harus dilakukan dengan sekop dan
bukan membuat beton mengalir, pengunaan gerobak praktis dan efisien
dalam pengecoran
Beton tidak boleh dituangkan kedalam bekisting dengan jarak yang tinggi
(maksimum 2m), maka harus memakai talang/ corong/ tremi
Beton molen ditempatkan pada area yang mudah dijangkau baik dalam
penuangan maupun pencampurannya
Gerobak dorong difungsikan bagi pengecoran di tempat-tempat yang jauh
dari beton molen dengan kapasitas gerobak yang besar sehingga efisien
dalam pengejaran target pengecoran dan menjaga kualitas beton dalam
pengeringan
Pengecoran harus dimulai dari sudut-sudut bekisting dan dari level
terendah jika permukaannya miring
Beton harus dituang pada tumpukan beton sebelumnya (overlapping) dan
bukan jauh darinya
Beton harus dicorkan dalam lapisan-lapisan datar, dan tiap lapisan harus
dipadatkan sebelum lapisan dibawahnya mengeras. Untuk pengecoran
dinding yang panjang sekali, dimana cara lapisan-lapisan horizontal akan
menyebabkan terjadinya sambungan dingin (cold join) pada beton,
pengecoran harus dilakukan dengan ketinggian penuh yang akan membuat
kemiringan pada permukaan beton.
d. Pemadatan
Disamping cara penuangan yang benar, cara pemadatan yang benar juga
merupakan factor penting guna mencapai tujuan pembetonan. Cara
pemadatan dengan vibrator yang benar yaitu :
Besarnya kepala vibrator harus disesuaikan dengan jenis struktur beton
yang akan dicor dan jarak antar tulangan terkecil.
Vibrator harus dapat dimasukkan ke dalam jaringan/ anyaman besi beton
dan harus diusahakan sedikit mungkin menempelkan vibrator pada besi.
Menggetarkan besi beton dapat mengakibatkan mutu beton yang jelek,
dimana terjadi arus pengumpulan pasir disekitar besi, bahkan apabila besi
digetarkan terus menerus akan berakibat lebih kritis karena getaran ini
merambat kebeton disampingnya yang sudah mulai mengeras, sehingga

mengakibatkan retak atau terjadinya rongga antar besi dan beton. Rongga
ini akan mengakibatkan bahaya koros pada tulangan.
Tidak boleh meletakkan kepala vibrator terlalu lama dalam beton karena
akan menyebabkan sefregasidan bleeding terutama untuk beton dengan
slump tinggi. Lama penggetaran cukup antara 10 s/d 15 detik.
Kepala vibrator jangan terlalu dekat dengan bekisting, karena apabila
bekisting tergetar akan terbentuk lapisan pasir lepas dan juga dapat
merusak bekisting. Jarak minimal ke bekisting adalah 10 cm.
Beton tidak boleh digetarkan berulang-ulang pada tempat yang sama,
karena dapat mengakibatkan rongga-rongga udara di dalam betonnya.
Vibrator harus dimasukkan ke dalam beton yang belum terpadatkan
secara tepat dan dicabut pelan-pelan. Kecepatan memasukkan vibrator
diperlukan agar tidak sempat terjadi pemadatan awal pada beton lapisan
atas sehingga menyulitkan lolosnya udara dan air yang terperangkap
dibawahnya. Sedangkan pencabutan harus dilakukan pelan-pelan untuk
memberikan kesempatan vibrator menyalurkan secara penuh energy
pemadatan pada beton. Kecepatan pencabutan berkisar 4 s/d 8 cm/ detik.
Pada pengecoran plat beton yang tipis, vibrator boleh dimasukkan ke
dalam beton secara miring. Dalam hal ini vibrator akan menyentuh besi
tulangan, tetapi harus diusahakan sedikit dan secepat mungkin.

e. Perawatan (Curing) beton


Untuk menjaga agar proses hidrasi beton dapat berlangsung dengan sempurna maka
diperlukan curing untuk menjaga kelembabannya. Lamanya curing sekitar 7 hari berturutturut mulai hari kedua setelah pengecoran.

f.

Pekerjaan Struktur Beton


Pekerjaan Pondasi Telapak
Prosedurnya sebagai berikut:
Pekerjaan Pondasi Pondasi Telapak dilaksanakan sesuai dengan gambar
kerja.
Tanda posisi Pondasi telapak harus dikontrol dengan bantuan bouwplank
atau bentuk yang lain
Tempatkan pembesian Pondasi Telapak dengan menggunakan dowel bar
pada bagian bawahnya, kemudian besi beugel ditempatkan dan diikat kuat
pada saat yang sama dan jarak antara besi beugel disesuaikan dengan
gambar konstruksi.
Jaga agar pembesian dan bekisting tetap pada tempatnya
Pengecoran dilaksanakan setelah mendapat persetujuan direksi
Sebelum pelaksanaan, ambil sample beton untuk digunakan sebagai
sample test compressive strength di laboratorium
Selama pelaksanaan pengecoran, dibantu dengan concrete vibrator
(electric) secara periodic agar didapatkan hasil beton yang padat dan tidak
keropos
Persiapan

Produksi besi harus jelas dari pabrik nama besi tersebut, serta data-data
yang mendukungnya
Besi tulangan harus baru, bersih dan ukuran sesuai dengan yang tertera
pada gambar serta panjang utuh 12m.
Dimensi tulangan diukur keadaan fisik
Pemotongan besi tulangan dengan cara dingin dengan alat pemotong
mesin/ gunting manual
Pembengkokan/ pembentukan tulangan sesuai dengan shop drawing yang
telah disepakati
Pemasangan tulangan harus rapi, jurus dan kokoh dan diikat-ikat oleh
kawat beton yang cukup rapat dan kuat, hinggah tidak berubah posisi

Bekisting dan Perancah


Bekisting untuk Pondasi Telapak dibuat dari papan-papan dan Balok.
Bekisting harus kuat menahan beban yang terjadi dan tidak boleh berubah
bentuk. Bekisting harus menjamin konstruksi yang dicetak sesuai gambar.
Penyetelan bekisting harus diteliti baik as-nya
Persiapan Pekerjaan Pengecoran
Setelah pembesian selesai, dan telah diperiksa oleh pengawas dan setelah
diperbaiki, seperlunya jika ada lain kesalahan-kesalahan atau telah sesuai
gambar dan peraturan-peraturan yang ada pengecoran dapat dilakukan
setelah ada izin pengecoran dari Pejabat Dinas dan Direksi Pengawas
Pekerjaan.
Untuk melakukan pengecoran harus ada persiapan-persiapan yaitu :
Pembersihan,peralatan,
penerangan,
persiapan
molen
adukan,
persiapan tenaga dan lain-lain
Bagian yang akan dicor harus dibersihkan dari segala kotoran dengan
semprotan kompresor dan dibasahi air sampai jenuh tetapi tidak ada
genangan air
Semua peralatan-peralatan harus tersedia lengkap dan cukup berjalan baik
yaitu, misalnya : cetakan kubus beton dan lain-lain.
Pengecoran- Pengecoran
Cara-cara pengecoran harus dilakukan seperti scenario yang telah
disepakati bersama, menyimpang dari itu, segala sesuatu yang terjadi
menjadi tanggungjawab Pelaksana Jasa Konstruksi sepenuhnya. Direksi
Pengawas Pekerjaan berhak menghentikan pekerjaan jika terjadi
penyimpangan-penyimpangan.
Slump harus mendapatkan persetujuan dari Pengawas
Semua alat-alat harus cukup, tenaga cukup, pengecoran harus berjalan
lancer.
Semua pengecoran harus dipadatkan dengan alat pemadat beton (vibrator)
sampai semua gelembung-gelembung udara keluar. Pemadatan ini harus
dikerjakan seteliti mungkin.
Pengecoran harus rapih, bersih dan skematis tidak boleh menimbulkan
kesan jorok, sembarangan dan acak-acakan
Harus dipersiapkan pula pengaman-pengaman jika sewaktu-waktu pada
saat pengecoran tiba-tiba turun hujan lebat.

Pembongkaran bekisting Pondasi Telapak


Jika tidak ditentukan lain bekisting Pondasi Telapak dapat dibuka paling
cepat usia 7 hari
Untuk membuka bekisting kontraktor harus dapat izin pengawas lapangan
Pembukaan bekisting tidak boleh dengan cara-cara yang dapat merusak
beton

Pekerjaan Beton Sloof


Prosedurnya sebagai berikut:
Pekerjaan Beton Sloff dilaksanakan sesuai dengan gambar kerja, dan
dilaksanakan pada pasangan batu kali yang sudah terpasang.
Tempatkan pembesian sloff dengan menggunakan dowel bar pada bagian
bawahnya, kemudian besi beugel ditempatkan dan diikat kuat pada saat
yang sama dan jarak antara besi beugel disesuaikan dengan gambar
konstruksi.
Jaga agar pembesian dan bekisting tetap pada tempatnya
Pengecoran dilaksanakan setelah mendapat persetujuan direksi
Sebelum pelaksanaan, ambil sample beton untuk digunakan sebagai
sample test compressive strength di laboratorium
Selama pelaksanaan pengecoran, dibantu dengan concrete vibrator
(electric) secara periodic agar didapatkan hasil beton yang padat dan tidak
keropos
Persiapan
Produksi besi harus jelas dari pabrik nama besi tersebut, serta data-data
yang mendukungnya
Besi tulangan harus baru, bersih dan ukuran sesuai dengan yang tertera
pada gambar serta panjang utuh 12m.
Dimensi tulangan diukur keadaan fisik
Pemotongan besi tulangan dengan cara dingin dengan alat pemotong
mesin/ gunting manual
Pembengkokan/ pembentukan tulangan sesuai dengan shop drawing yang
telah disepakati
Pemasangan tulangan harus rapi, jurus dan kokoh dan diikat-ikat oleh
kawat beton yang cukup rapat dan kuat, hinggah tidak berubah posisi
Bekisting dan Perancah
Bekisting untuk Beton Sloof dibuat dari papan-papan dan Balok.
Bekisting harus kuat menahan beban yang terjadi dan tidak boleh berubah
bentuk. Bekisting harus menjamin konstruksi yang dicetak sesuai gambar.
Penyetelan bekisting harus diteliti baik as-nya
Persiapan Pekerjaan Pengecoran
Setelah pembesian selesai, dan telah diperiksa oleh pengawas dan setelah
diperbaiki, seperlunya jika ada lain kesalahan-kesalahan atau telah sesuai
gambar dan peraturan-peraturan yang ada pengecoran dapat dilakukan

setelah ada izin pengecoran dari Pejabat Dinas dan Direksi Pengawas
Pekerjaan.
Untuk melakukan pengecoran harus ada persiapan-persiapan yaitu :
Pembersihan,peralatan,
penerangan,
persiapan
molen
adukan,
persiapan tenaga dan lain-lain
Bagian yang akan dicor harus dibersihkan dari segala kotoran dengan
semprotan kompresor dan dibasahi air sampai jenuh tetapi tidak ada
genangan air
Semua peralatan-peralatan harus tersedia lengkap dan cukup berjalan baik
yaitu, misalnya : cetakan kubus beton dan lain-lain.

Pengecoran- Pengecoran
Cara-cara pengecoran harus dilakukan seperti scenario yang telah
disepakati bersama, menyimpang dari itu, segala sesuatu yang terjadi
menjadi tanggungjawab Pelaksana Jasa Konstruksi sepenuhnya. Direksi
Pengawas Pekerjaan berhak menghentikan pekerjaan jika terjadi
penyimpangan-penyimpangan.
Slump harus mendapatkan persetujuan dari Pengawas
Semua alat-alat harus cukup, tenaga cukup, pengecoran harus berjalan
lancer.
Semua pengecoran harus dipadatkan dengan alat pemadat beton (vibrator)
sampai semua gelembung-gelembung udara keluar. Pemadatan ini harus
dikerjakan seteliti mungkin.
Pengecoran harus rapih, bersih dan skematis tidak boleh menimbulkan
kesan jorok, sembarangan dan acak-acakan
Harus dipersiapkan pula pengaman-pengaman jika sewaktu-waktu pada
saat pengecoran tiba-tiba turun hujan lebat.
Pembongkaran bekisting Beton Sloof
Jika tidak ditentukan lain bekisting Sloff dapat dibuka paling cepat usia 7
hari
Untuk membuka bekisting kontraktor harus dapat izin pengawas lapangan
Pembukaan bekisting tidak boleh dengan cara-cara yang dapat merusak beton

Pekerjaan Kolom
Kolom adalah konstruksi untuk meneruskan semua beban ke pondasi.
Prosedurnya sebagai berikut:
Pekerjaan kolom harus membentuk kesinambungan dengan kolom bawah
dan dilaksanakan setelah beton sloof selesai
Tanda posisi kolom harus dikontrol dengan bantuan bouwplank atau
bentuk yang lain
Tempatkan pembesian kolom dengan menggunakan dowel bar pada
bagian bawahnya, kemudian besi beugel ditempatkan dan diikat kuat pada
saat yang sama dan jarak antara besi beugel disesuaikan dengan gambar
konstruksi.
Jaga agar pembesian dan bekisting tetap pada tempatnya
Pengecoran dilaksanakan setelah mendapat persetujuan direksi

Sebelum pelaksanaan, ambil sample beton untuk digunakan sebagai


sample test compressive strength di laboratorium
Selama pelaksanaan pengecoran, dibantu dengan concrete vibrator
(electric) secara periodic agar didapatkan hasil beton yang padat dan tidak
keropos

Persiapan
Produksi besi harus jelas dari pabrik nama besi tersebut, serta data-data
yang mendukungnya
Besi tulangan harus baru, bersih dan ukuran sesuai dengan yang tertera
pada gambar serta panjang utuh 12m.
Dimensi tulangan diukur keadaan fisik
Pemotongan besi tulangan dengan cara dingin dengan alat pemotong
mesin/ gunting manual
Pembengkokan/ pembentukan tulangan sesuai dengan shop drawing yang
telah disepakati
Pemasangan tulangan harus rapi, jurus dan kokoh dan diikat-ikat oleh
kawat beton yang cukup rapat dan kuat, hinggah tidak berubah posisi
Bekisting dan Perancah
Perancah dapat dibuat dari kayu dolken
Bekisting untuk balok dan kolom dapat dari papan-papan atau multipleks
9mm
Bekisting harus kuat menahan beban yang terjadi dan tidak boleh berubah
bentuk. Bekisting harus menjamin konstruksi yang dicetak sesuai gambar.
Penyetelan bekisting harus diteliti baik as-nya
Sparing-sparing
Sparing-sparing yang masuk dalam kolom harus dipasang sebelum
pengecoran beton dilakukan
Sparing-sparing meliputi, sparing-sparing elektrikal, mekanikal, plumbing
dan lain-lain
Pemasangan sparing dari pipa galvanize harus ditunjang kuat-kuat supaya
tidak berubah letak pada saat pengecoran
Sparing-sparing dari pipa galvanize harus dimeni dengan meni besi
Sparing untuk pipa air harus dipasang konstruksi anti rembes air
Persiapan Pekerjaan Pengecoran
Setelah pembesian selesai, dan telah diperiksa oleh pengawas dan setelah
diperbaiki, seperlunya jika ada lain kesalahan-kesalahan atau telah sesuai
gambar dan peraturan-peraturan yang ada pengecoran dapat dilakukan
setelah ada izin pengecoran dari Pejabat Dinas dan Direksi Pengawas
Pekerjaan.
Untuk melakukan pengecoran harus ada persiapan-persiapan yaitu :
Pembersihan,peralatan,
penerangan,
persiapan
molen
adukan,
persiapan tenaga dan lain-lain
Bagian yang akan dicor harus dibersihkan dari segala kotoran dengan
semprotan kompresor dan dibasahi air sampai jenuh tetapi tidak ada
genangan air

Semua peralatan-peralatan harus tersedia lengkap dan cukup berjalan baik


yaitu, misalnya : cetakan kubus beton dan lain-lain.

Tempat Penghentian Pengecoran


Pengehentian pengecoran balok dan kolom harus mengikuti cara-cara yang
disebut dalam PB171
Penghentian pengecoran harus diusahakan merupakan bidang datar
Lokasi penghentian pengecoran harus dilaporkan kepada Direksi Pengawas
Pekerjaan
Pengecoran- Pengecoran
Cara-cara pengecoran harus dilakukan seperti scenario yang telah
disepakati bersama, menyimpang dari itu, segala sesuatu yang terjadi
menjadi tanggungjawab Pelaksana Jasa Konstruksi sepenuhnya. Direksi
Pengawas Pekerjaan berhak menghentikan pekerjaan jika terjadi
penyimpangan-penyimpangan.
Slump harus mendapatkan persetujuan dari Pengawas
Semua alat-alat harus cukup, tenaga cukup, pengecoran harus berjalan
lancer.
Semua pengecoran harus dipadatkan dengan alat pemadat beton (vibrator)
sampai semua gelembung-gelembung udara keluar. Pemadatan ini harus
dikerjakan seteliti mungkin.
Pengecoran harus rapih, bersih dan skematis tidak boleh menimbulkan
kesan jorok, sembarangan dan acak-acakan
Harus dipersiapkan pula pengaman-pengaman jika sewaktu-waktu pada
saat pengecoran tiba-tiba turun hujan lebat.
Pembongkaran bekisting kolom
Jika tidak ditentukan lain bekisting kolom dapat dibuka paling cepat usia 7
hari
Untuk membuka bekisting kontraktor harus dapat izin pengawas lapangan
Pembukaan bekisting tidak boleh dengan cara-cara yang dapat merusak
beton
Bahan-bahan bekas bongkaran seperti dolken papan multipleks yang masih
baik kondisinya dapat dipakai lagi pada lantai berikutnya. Tetapi jika ada
kondisinya sudah rusak, dilarang untuk dipakai lagi.
Pekerjaan Ring Balok / Plat Lantai / Tangga
Scaffolding dan pipa penyokong harus digunakan untuk menempatkan
bekisting
Penempatan bekisting harus dimulai dari elevasi yang terbawah dan posisi
elevasi harus dikontrol untuk elevasi selanjutnya agar sesuai dengan
gambar rencana
Penempatan harus dilanjutkan sampai kedinding balok dan akhirnya ke plat
Setelah bekisting sudah pada bentuk, elevasi yang benar,
Jaga posisi pembesian baik diameter dan jaraknya agar sesuai dengan
gambar rencana, dan kekuatan bekisting terhadap beban beton basah
Pengecoran dilaksanakan setelah mendapat persetujuan direksi
Metode pengecoran dengan menggunakan talang yang dapat dipindahpindahkan lokasi pengecoran

Sebelum pelaksanaan, ambil sample beton untuk digunakan sebagai


sample test compressive strength di laboratorium
Adukan beton tidak boleh dituang bila waktu sejak dicampurnya air pada
semen dan agregat atau semen pada agregat telah melampaui 1 jam dan
waktu ini dapat berkurang lagi jika Direksi dan Konsultan Manajemen
Konstruksi menganggap perlu didasarkan pada kondisi tertentu
Beton harus dicor sedemikian rupa sehingga menghindarkan terjadinya
pemisahan material (segregation) dan perubahan letak tulangan
Cara penuangan dengan alat-alat pembantu serta talang, pipa, chute dan sebagainya, harus
mendapat persetujuan Direksi Konsultan Manajemen Konstruksi.

Anda mungkin juga menyukai