Anda di halaman 1dari 22

Mengembangkan Kebudayaan Nasional

BAB I
PENDAHULUAN
Keanekaragaman budaya yang ada di Indonesia harus dipandang sebagai sebuah
kekayaan bukan kemiskinan. Bahwa Indonesia tidak memiliki identitas budaya yang tunggal
bukan berarti tidak memiliki jati diri, namun dengan keanekaragaman budaya yang ada
membuktikan bahwa masyarakat kita memiliki kualitas produksi budaya yang luar biasa, jika
mengacu pada pengertian bahwa kebudayaan adalah hasil cipta manusia.
Kebudayaan Indonesia yang telah berkembang sepanjang sejarah bangsa merupakan salah
satu modal dasar pemba-ngunan nasional. Dasar kebijaksanaan tersebut juga dilandasi oleh
Wawasan Nusantara yang mencakup antara lain perwujudan kepulauan Nusantara sebagai
satu kesatuan sosial budaya. Hal ini berarti bahwa kebudayaan Indonesia pada hakekatnya
adalah satu, sedangkan corak ragam kebudayaan yang ada menggambarkan kekayaan
kebudayaan bangsa Indonesia yang menjadi modal dan landasan pengembangan budaya
bangsa seluruhnya, yang hasil-hasilnya dapat dinikmati oleh seluruh bangsa.
Pembinaan kebudayaan nasional harus sesuai dengan normanorma Pancasila. Di samping
itu harus dicegah timbulnya nilainilai sosial budaya yang bersifat feodal dan untuk
menanggulangi pengaruh kebudayaan asing yang negatif. Di lain pihak cukup memberikan
kemannpuan masyarakat untuk menyerap nilai-nilai dari luar yang positif dan yang memang
diperlukan bagi pembaharuan dalam proses pembangunan, selama tidak bertentangan dengan
kepribadian bangsa.

BAB II
PEMBAHASAN
1. Langkah dalam Mengembangkan Kebudayaan Nasional
Tujuan pokok pengembangan kebudayaan nasional adalah memperkuat identitas nasional,
kebanggaan nasional dan kesatuan nasional. Khususnya pengembangan kesenian nasional
perlu dilanjutkan dan terus diperkaya oleh generasi muda dewasa ini dan oleh generasigenerasi kemudian dengan hasil karya dan ciptaan baru.
Maka dengan demikian, langkah pelaksanaan pengembangan kebudayaan nasional
disusun dalam empat golongan usaha yang nyata, yaitu:
1. Penyelamatan, pemeliharaan dan penelitian warisan sejarah kebudayaan dan
kebudayaan daerah
2. Pengembangan dan pendidikan kesenian serta kebudayaan Indonesia
3. Pengembangan bahasa dan kesusastraan
4. Pengembangan perbukuan dan majalah pengetahuan
1. Penyelamatan dan Pemeliharaan Warisan Sejarah Kebudayaan

Tujuan pertama-tama dari usaha ini ialah untuk menyelamatkan warisan sejarah,
khususnya peninggalan zaman purba diberbagai daerah agar terhindar dari kemusnahan.
Warisan sejarah kebudayaan yang termasuk seni rupa, benda kesenian maupun alat
perlengkapan rumah tangga, dan alat perhiasan lainnya juga diusahakan agar tidak lenyap
ataupun musnah. Tujuan selanjutnya yang tidak kurang pentingnya ialah untuk memelihara
peninggalan tersebut dengan sebaik-baiknya.
Langkah konkrit yang akan dilakukan untuk menyelamatkan, memelihara dan
mengembangkan warisan budaya terdiri atas:
1. Inventarisasi peninggalan purbakala
Inventarisasi peninggalan purbakala akan ditingkatkan, mengingat benda atau monumen
yang tersebar diberbagai daerah Indonesia mungkin banyak yang sudah tidak ditempatnya
lagi.
Di samping itu temuan baru juga akan dimasukkan dalam inventarisasi untuk melengkapi
dokumentasi sejarah kebudayaan dengan keterangan tentang keadaan dan lokasi penemuan
tadi, sehingga dapat dimanfaatkan untuk keperluan perencanaan penggalian selanjutnya.
2. Penelitian dan penggalian peninggalan purbakala
Penelitian terhadap kebudayaan purbakala akan memperkaya perkembangan ilmu
arkeologi Indonesia khususnya dan ilmu arkeologi pada umumnya. Hasil penelitian tersebut
dapat menambah saling pengertian antarbangsa mengingat padanya terdapat aspek humanitas,
hubungan kebudayaan, dan lain-lain. Data-data yang ditemukan sebagai hasil penelitian dan
penggalian akan menyebabkan bahwa sejarah kebudayaan bangsa kita di masa silam akan
lebih terang rangkaiannya dalam hubungan sejarah daerah maupun nasional. Hasil penelitian
dan penggalian itu dapat diumumkan melalui berbagai media karangan dimajalah, buku,
seminar daerah, nasional dan internasional, sehingga dapat menambah kesadaran berbudaya
yang tinggi.
2. Pembinaan dan pemeliharaan peninggalan purbakala
Pembinaan dan pemeliharaan peninggalan purbakala akan ditingkatkan selain untuk tetap
mempertahankan keutuhan bukti warisan sejarah kebudayaan bangsa juga untuk mencegah
kemusnahannya.
4. Pemugaran Candi Borobudur dan candi lainnya
Sebagai usaha penyelamatan warisan sejarah kebudayaan nasional yang sudah sangat
mendesak urgensinya ialah pemugaran Candi Borobudur dan beberapa candi lainnya.
Perhatian dan bantuan dunia internasional terhadap usaha yang sangat penting artinya bagi
kebudayaan umat manusia ini akan dimanfaatkan sebaik-baiknya. Dalam pada itu, kesadaran
dan kebanggaan nasional bangsa Indonesia sendiri dalam menunjukkan kemampuan untuk
menyelesaikan secara bertahap pemugaran warisan kebudayaan nasional ini, tetap menjadi
modal utama dalam segala usaha penyelamatan peninggalan purbakala.
Usaha pemugaran candi ataupun peninggalan lainnya dilakukan dengan tidak merobah
bentuk dan suasana keasliannya serta tanpa mengurangi nilai-nilai estetika yang murni.
4. Penelitian dan penataan kebudayaan daerah

Penelitian kebudayaan daerah diseluruh Indonesia, baik oleh universitas maupun oleh
lembaga penelitian ditingkat nasional maupun daerah khususnya yang dapat menghasilkan
buku etnografi harus dipergiat. Penelitian itu bertujuan mengumpulkan data mengenai
keadaan penduduk, teknik pertanian, sistem sosial, organisasi masyarakat, hukum adat, sistem
religi, kesenian, dan folklore di daerah.
6. Pengumpulan benda purbakala dan benda kebudayaan daerah
Benda hasil penggalian kebudayaan purbakala dan benda kebudayaan yang dikumpudkan
sebagai hasil penelitian kebudayaan daerah harus disimpan dalam museum di pusat maupun
di daerah. Peningkatan dan perluasan museum ini akan diusahakan secara terarah sehingga
dapat menumbuhkan penghargaan masyarakat luas terhadap sejarah dan karya kebudayaan
nasional.
6. Penyebaran pengetahuan tentang kebudayaan warisan sejarah dan kebudayaan daerah
Usaha penyebaran pengetahuan tentang kebudayaan warisan sejarah dan kebudayaan
daerah akan dilakukan dikalangan masyarakat luas dan khususnya dikalangan generasi muda.
Penyebaran pengetahuan tentang kebudayaan warisan sejarah itu akan dilakukan dengan cara
menerbitkan buku sejarah kebudayaan, dan buku-buku kesenian dengan foto dan gambar
yang indah, dalam bahasa Indonesia dan dengan menyediakannya untuk umum dalam
meseum dan pusat kebudayaan, rekaman seni suara rakyat, film kebudayaan, dan,lain
sebagainya. Sedangkan cara menyebarkan pengetahuan tentang kebudayaan daerah adalah
dengan menganjurkan para pengarang roman, pengarang buku anak-anak, dan pengarang
buku pelajaran, untuk memakai buku etnografi tentang aneka warna kebudayaan suku bangsa
di Indonesia itu sebagai sumber buku untuk menulis cerita atau bahan pelajaran mengenai
kehidupan kebudayaan daerah tersebut. Dengan demikian dapat ditumbuhkan pengertian
dikalangan masyarakat umum, anak, remaja, maupun orang dewasa, tentang kebudayaan
warisan nenek moyang kita maupun kebudayaan suku bangsa di daerah.
2. Pendidikan dan Pengembangan Kesenian
Tujuan pokok dari pelaksanaan pendidikan dan pengembangan kesenian adalah untuk
mendidik dan membentuk seniman dan pengarang yang memiliki daya cipta dan kreatifitas
yang tinggi. Kecuali itu diusahakan juga untuk mempertinggi daya apresiasi kesenian
diantara khalayak ramai. Usaha pendidikan dan pengembangan kesenian itu meliputi:
1. Pengembangan pusat pembinaan pendidikan kesenian, baik tradisionil maupun
kontemporer, diberbagai akademi kesenian dan pusat pendidikan kesenian lainnya.
Dalam rangka usaha ini termasuk pula penunjangnya seperti penelitian dan penerbitan
buku pelajaran kesenian, pengembangan alat pendidikan kesenian, peningkatan
penelitian dan penyempurnaan kurikulum dan penataran guru kesenian dan tenaga
pembina kebudayaan
2. Pengembangan dan pembentukan pusat kebudayaan di propinsi guna memelihara dan
mengembangkan berbagai bentuk kesenian tradisionil maupun kontemporer, termasuk
kesenian rakyat, sehingga memberikan kesempatan untuk menumbuhkan dan
membina apresiasi masyarakat dalam kehidupan seni

3. Pengembangan loka karya seni, yang berfungsi sebagai perangsang daya apresiasi
serta daya kreativitas dan inovasi untuk pengembangan kesenian tradisional maupun
sebagai wadah eksperimentasi dalam seleksi dan adaptasi unsur kebudayaan asing.
Dalam usaha ini termasuk pemeliharaan dan pengembangan kesenian daerah di
daerah yang bersangkutan untuk kemudian sebagian dapat dipilih dan disebarkan
secara nasional.
4. Menciptakan suatu sistem penghargaan yang merangsang penciptaan baru dalam
kesenian, termasuk karya kesusastraan dalam bahasa nasional dan daerah, dengan
memberikan hadiah berkala, pengiriman seniman kelain daerah atau ke luar negeri,
mengadakan pertemuan berkala antara para seniman dan budayawan.
3. Pengembangan Bahasa dan Kesusastraan
Pernbinaan dan pengembangan bahasa dan kesusastraan Indonesia dan daerah pada
dasarnya ditujukan kearah tercapainya suatu kemampuan untuk mempergunakan bahasa
Indonesia yang sebaik mungkin dikalangan masyarakat luas sebagai sarana komunikasi
nasional antarmanusia Indonesia.
1. Penyusunan buku pedoman dan buku sumber, termasuk buku pedoman pembentukan
istilah (pembakuan tata istilah), penyusunan berbagai kamus baku, kamus bahasa
daerah-Indonesia, dan kamus filologi, sebagai sumber penelitian
2. Pengadaan sarana perangsang dan penunjang pengembangan keahlian, yang meliputi
pengadaan beasiswa untuk calon tenaga ahli bahasa Indonesia, ahli bahasa daerah dan
ahli kesusastraan untuk menimbulkan kegairahan terhadap bahasa nasional dikalangan
pelajar dan mahasiswa
3. Penyelamatan buku naskah berharga, dalam arti buku dan naskah klasik maupun yang
hampir musnah untuk bahan penelitian di Indonesia, dengan jalan pembelian,
pembuatan mikrofilm, dan lain-lain. Termasuk pula dalam usaha ini, penerbitan
kembali dan penulisan dalam huruf Latin serta penterjemahan naskah kuno kedalam
bahasa Indonesia, dengan maksud memperluas ataupun mempermudah pembacaannya
oleh generasi muda
4. Penterjemahan karya kesusastraan daerah yang klasik dan modern, dan kesusastraan
dunia ke dalam bahasa Indonesia sehingga memberikan wawasan yang luas kesadaran
hidup berbangsa
4. Pengembangan Perbukuan dan Majalah Pengetahuan
Tujuan pokok dari usaha pengembangan perbukuan dan majalah pengetahuan ialah untuk
merangsang minat dan kebiasaan membaca dikalangan masyarakat luas, antara lain melalui
penunjangan sarananya yang diperlukan. Untuk itu akan dilakukan kegiatan sebagai berikut:
1. Merangsang usaha penulisan buku bacaan anak-anak yang bermutu dan yang
mengandung tema yang dapat mengembangkan nilai-nilai baru yang berorientasi
kepada pembangunan serta tema yang memperkuat kepribadian bangsa, kebanggaan
nasional dan kesatuan nasional

2. Pembentukan Pusat Perpustakaan Nasional, yang antara lain menyimpan segala


macam buku dan penerbitan dari seluruh Indonesia
3. Pengembangan minat dan kebiasaan membaca dalam masyarakat luas dan di antara
anak-anak remaja serta orang de-wasa, antara lain dengan pembentukan perpustakaan
umum dan sekolah

Sementara itu akan diambil langkah untuk menyebar luaskan ilmu pengetahuan kepada
masyarakat serta meningkatkan perkembangan ilmu pengetahuan menurut bidang
keahliannya secara berencana. Sasaran khusus yang hendak dicapai ialah:
1. Merangsang dan melindungi hasil karya dalam lapangan ilmu pengetahuan, kesenian,
kesusastraan dan sejarah nasional, antara lain dengan perlindungan hak cipta serta
memberi hadiah-hadiah berkala kepada sarjana-sarjana yang menghasil-kan
penemuan-penemuan baru, kepada pengarang karya ilmiah yang bermutu, dan lainlain
2. Pelayanan ringkasan dan terjemahan hasil ilmu pengetahuan, untuk para cendekiawan
dari berbagai bidang pendidikan dan keahlian yang pada dasarnya perlu mendapatkan
perangsang atas daya kreasinya.
3. Merangsang iklim yang sehat untuk kehidupan penerbitan buku, baik yang langsung
dipergunakan di sekolah maupun buku penunjang, ataupun bacaan umum yang baik,
antara lain dengan menyusun langkah yang bersifat mendorong dan membina serta
pengaturan yang serasi dari berbagai jenis kegiatan usaha dalam soal perbukuan,
seperti penyusunan naskah, penerbitan, percetakan, dan penyebaran serta peningkatan
kegemaran membaca
4. Mendorong dan membantu penerbitan buku dan majalah ilmu pengetahuan untuk
pembangunan, yang bercorak ilmiah populer dalam ilmu-ilmu pengetahuan alam dan
teknologi, kemasyarakatan, sejarah nasional, keagamaan, kesusastraan, dan kesenian
5. Mendorong dan membantu penerbitan buku dan majalah ilmu pengetahuan, yang
memberikan kesempatan yang lebih leluasa kepada para ilmiawan dan para ahli dari
berbagai bidang untuk memperkembangkan diri secara profesional, termasuk
komunikasi secara teratur dengan teman sejawat mereka di dunia internasional.
2. Usaha-Usaha yang Telah Terwujud dalam Membangun Kebudayaan Nasional
Usaha pembangunan telah pula berwujud dalam berbagai kegiatan kesenian oleh
masyarakat sendiri seperti pementasan seni drama, seni pedalangan, seni tari, dan seni musik,
pameran seni rupa, dan produksi film nasional. Namun kegiatan tersebut perlu diperbaiki
mutunya. Karena kegiatan organisasi kesenian di dalam warga masyarakat ini justru
merupakan modal utama dalam perkembangan kehidupan kebudayaan bangsa.
Berbagai usaha telah dilakukan untuk lebih merangsang kegiatan kebudayaan dalam
masyarakat sendiri, antara lain dengan mendirikan berbagai pusat kesenian dan kebudayaan
di Denpasar, Surakarta, Yogyakarta, Ujung Pandang, Pontianak dan Medan, dan dengan

merehabilitasi konservatori. Pusat ini merupakan wadah bagi berbagai kegiatan kesenian
dalam rangka pengembangan kebudayaan nasional.
Dibidang permuseuman telah dilakukan rehabilitasi Museum Pusat dan Museum Bali.
Demikian pula telah dibantu pertumbuhan berbagai museum, antara lain museum batik di
Pekalongan dan museum sekolah di Tegal (Slawi). Demikian pula telah dibuka kembali
museum Jawa Timur di Surabaya dan dipersiapkan rehabilitasi museum di Medan, Ujung
Pandang dan Pontianak. Namun demikian masih banyak sekali museum di daerah lain yang
keadaannya memerlukan perhatian untuk direhabilitasi.
Dibidang arkeologi telah dipersiapkan pelaksanaan pemugaran Candi Borobudur.
Pelaksanaan pemugaran sudah dapat dimulai pada bulan Agustus 1973. Hal ini merupakan
usaha nasional yang besar.
Survey dan penggalian benda purbakala telah pula dilakukan di berbagai tempat. Suatu
masalah besar di bidang ini adalah tidak terawatnya, hilangnya atau diselundupkannya ke luar
negeri berba.gai benda purbakala yang amat berharga.
Dibidang bahasa, melalui suatu proses persiapan yang cukup panjang telah diresmikan
pemakaian Ejaan Yang Disempurnakan sejak 17 Agustus 1972. Ejaan ini terus dibina dan
dikembangkan, dan juga telah diselenggarakan loka karya ejaan untuk bahasa Bali, Sunda,
dan Jawa.
Pengadaan buku bacaan telah pula dilakukan. Namun demikian masih dirasakan sekali
kebutuhan akan adanya penerbitan buku ilmiah dan seni, kesusastraan, roman, fiksi, detektif,
dan lain sebagainya, yang bersifat Indonesia dan yang bermutu. Bersamaan itu masih perlu
juga dikembangkan kegemaran dan kebiasaan membaca di kalangan masyarakat, baik di
antara anak, remaja, maupun orang dewasa.

BAB III
KESIMPULAN
1. Langkah dalam Mengembangkan Kebudayaan Nasional
1. Penyelamatan, pemeliharaan dan penelitian warisan sejarah kebudayaan dan
kebudayaan daerah
1. Inventarisasi peninggalan purbakala
2. Penelitian dan penggalian peninggalan purbakala
3. Pembinaan dan pemeliharaan peninggalan purbakala
4. Pemugaran Candi Borobudur dan candi lainnya
5. Penelitian dan penataan kebudayaan daerah
6. Pengumpulan benda purbakala dan bends kebudayaan daerah
7. Penyebaran pengetahuan tentang kebudayaan warisan sejarah dan kebudayaan daerah
2. Pengembangan dan pendidikan kesenian serta kebudayaan Indonesia

1. Pengembangan pusat pembinaan pendidikan kesenian, baik tradisionil maupun


kontemporer, di berbagai akademi kesenian dan pusat pendidikan kesenian lainnya
2. Pengembangan dan pembentukan pusat kebudayaan di propinsi
3. Pengembangan loka karya seni
4. Menciptakan suatu sistem penghargaan yang merangsang penciptaan baru dalam
kesenian
3. Pengembangan bahasa dan kesusastraan
1. Penyusunan buku pedoman dan buku sumber
2. Pengadaan sarana perangsang dan penunjang pengembangan keahlian
3. Penyelamatan buku naskah berharga
4. Penterjemahan karya kesusastraan daerah yang klasik dan modern, dan kesusastraan
dunia ke dalam bahasa Indonesia
4. Pengembangan perbukuan dan majalah pengetahuan
Dilakukan kegiatan sebagai berikut:
1. Merangsang usaha penulisan buku bacaan anak-anak yang bermutu
2. Pembentukan Pusat Perpustakaan Nasional
3. Pengembangan minat dan kebiasaan membaca dalam masyarakat luas
Sementara itu akan diambil langkah untuk menyebar luaskan ilmu pengetahuan kepada
masyarakat serta meningkatkan perkembangan ilmu pengetahuan menurut bidang
keahliannya secara berencana. Sasaran khusus yang hendak dicapai ialah:
1. Merangsang dan melindungi hasil karya dalam lapangan ilmu pengetahuan, kesenian,
kesusastraan dan sejarah nasional
2. Pelayanan ringkasan dan terjemahan hasil ilmu pengetahuan
3. Merangsang iklim yang sehat untuk kehidupan penerbitan buku
4. Mendorong dan membantu penerbitan buku dan majalah ilmu pengetahuan untuk
pembangunan
5. Mendorong dan membantu penerbitan buku dan majalah ilmu pengetahuan
2. Usaha-Usaha yang Telah Terwujud dalam Membangun Kebudayaan Nasional

Bidang kesenian, pementasan seni drama, seni pedalangan, seni tari, seni musik,
pameran seni rupa, dan produksi film nasional

Bidang permuseuman, telah dilakukan rehabilitasi Museum Pusat dan Museum Bali,
dan beberapa museum yang lain

Bidang Arkeologi, telah dipersiapkan pelaksanaan pemugaran Candi Borobudur

Bidang Bahasa, telah diresmikan pemakaian Ejaan Yang Disempurnakan sejak 17


Agustus 1972

DAFTAR PUSTAKA
http://makalahjurnal.com/kebudayaan-nasional.pdf.doc.htm
http://gurumuda.com/bse/kebudayaan-nasional-indonesia

IDENTITAS NASIONAL
PENDAHULUAN
Pada hakikatnya manusia hidup tidak dapat memenuhi kebutuhannya sendiri, manusia
senantiasa membutuhkan orang lain. Pada akhirnya manusia hidup secara berkelompokkelompok. Manusia dalam bersekutu atau berkelompok akan membentuk suatu organisasi
yang berusaha mengatur dan mengarahkan tercapainya tujuan hidup yang besar. Dimulai dari
lingkungan terkecil sampai pada lingkungan terbesar. Pada mulanya manusia hidup dalam
kelompok keluarga. Selanjutnya mereka membentuk kelompok lebih besar lagi sperti suku,

masyarakat dan bangsa. Kemudian manusia hidup bernegara. Mereka membentuk negara
sebagai persekutuan hidupnya. Negara merupakan suatu organisasi yang dibentuk oleh
kelompok manusia yang memiliki cita-cita bersatu, hidup dalam daerah tertentu, dan
mempunyai pemerintahan yang sama. Negara dan bangsa memiliki pengertian yang berbeda.
Apabila negara adalah organisasi kekuasaan dari persekutuan hidup manusia maka bangsa
lebih menunjuk pada persekutuan hidup manusia itu sendiri. Di dunia ini masih ada bangsa
yang belum bernegara. Demikian pula orang-orang yang telah bernegara yang pada mulanya
berasal dari banyak bangsa dapat menyatakan dirinya sebagai suatu bangsa. Baik bangsa
maupun negara memiliki ciri khas yang membedakan bangsa atau negara tersebut dengan
bangsa atau negara lain di dunia. Ciri khas sebuah bangsa merupakan identitas dari bangsa
yang bersangkutan. Ciri khas yang dimiliki negara juga merupakan identitas dari negara yang
bersangkutan. Identitas-identitas yang disepakati dan diterima oleh bangsa menjadi identitas
nasional bangsa.
Dengan perkataan lain, dapat dikatakan bahwa hakikat identitas asional kita sebagai bangsa
di dalam hidup dan kehidupan berbangsa dan bernegara adalah Pancasila yang aktualisasinya
tercermin dalam berbagai penataan kehidupan kita dalam arti luas, misalnya dalam
Pembukaan beserta UUD kita, sistem pemerintahan yang diterapkan, nilai-nilai etik, moral,
tradisi, bahasa, mitos, ideologi, dan lain sebagainya yang secara normatif diterapkan di dalam
pergaulan, baik dalam tataran nasional maupun internasional. Perlu dikemukaikan bahwa
nilai-nilai budaya yang tercermin sebagai Identitas Nasional tadi bukanlah barang jadi yang
sudah selesai dalam kebekuan normatif dan dogmatis, melainkan sesuatu yang terbukacenderung terus menerus bersemi sejalan dengan hasrat menuju kemajuan yang dimiliki oleh
masyarakat pendukungnya. Konsekuensi dan implikasinyaadalahidentitas nasional juga
sesuatu yang terbuka, dinamis, dan dialektis untuk ditafsir dengan diberi makna baru agar
tetap relevan dan funsional dalam kondisi aktual yang berkembang dalam masyarakat. Krisis
multidimensi yang kini sedang melanda masyarakat kita menyadarkan bahwa pelestarian
budaya sebagai upaya untuk mengembangkan Identitas Nasional kita telah ditegaskan sebagai
komitmen konstitusional sebagaimana dirumuskan oleh para pendiri negara kita dalam
Pembukaan, khususnya dalam Pasal 32 UUD 1945 beserta penjelasannya, yaitu : Kebudayan
bangsa ialah kebudayaan yang timbul sebagai buah usaha budaya rakyat Indonesia
seluruhnya. Kebudayaan lama dan asli terdapat ebagi puncak-puncak kebudayaan di daerahdaerah seluruh Indonesia, terhitung sebagai kebudayaan bangsa. Usaha kebudayaan harus
menuju ke arah kemajuan adab, budaya dan persatuan dengan tidak menolak bahan-bahan
baru dari kebudayaan asing yang dapat memperkembangkan atau memperkaya kebudayaan
bangsa sendiri serta mempertinggi derajat kemanusiaan bangsa Indonesia . Kemudian dalam
UUD 1945 yang diamandemen dalam satu naskah disebutkan dalam Pasal 32:
1. Negara memajukan kebudayan Nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan
menjamin kebebasan masyarakat dalam memeliharra dan mengembangkan nilai-nilai budaya.
2. Negara menghormatio dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan budaya nasional.
Dengan demikian secara konstitusional, pengembangan kebudayan untuk membina dan
mengembangkan identitas nasional kita telah diberi dasar dan arahnya, terlepas dari apa dan
bagaimana kebudayaan itu dipahami yang dalam khasanah ilmiah terdapat tidak kurang dari
166 definisi sebagaimana dinyatakan oleh Kroeber dan Klukhohn di tahun 1952.

Pengertian Identitas Nasional


Istilah identitas nasional dapat disamakan dengan identitas kebangsaan. Secara etimologis ,
identitas nasional berasal dari kata identitas dan nasional. Kata identitas berasal dari
bahasa Inggris identity yang memiliki pengertian harfiah; ciri, tanda atau jati diri yang
melekat pada seseorang, kelompok atau . sesuatu sehingga membedakan dengan yang lain.
Kata nasional merujuk pada konsep kebangsaan. Kata identitas berasal dari bahasa Inggris
identiti yang memiliki pengerian harfiah ciri-ciri, tanda-tanda atau jati diri yang melekat pada
seseorang atau sesuatu yang membedakannya dengan yang lain. Jadi, pegertian Identitas
Nsaional adalah pandangan hidup bangsa, kepribadian bangsa, filsafat pancasila dan juga
sebagai Ideologi Negara sehingga mempunyai kedudukan paling tinggi dalam tatanan
kehidupan berbangsa dan bernegara termasuk disini adalah tatanan hukum yang berlaku di
Indonesia, dalam arti lain juga sebagai Dasar Negara yang merupakan norma peraturan yang
harus dijnjung tinggi oleh semua warga Negara tanpa kecuali rule of law, yang mengatur
mengenai hak dan kewajiban warga Negara, demokrasi serta hak asasi manusia yang
berkembang semakin dinamis di Indonesia.
Identitas Nasional Indonesia :
1. Bahasa Nasional atau Bahasa Persatuan yaitu Bahasa Indonesia
2. Bendera negara yaitu Sang Merah Putih
3. Lagu Kebangsaan yaitu Indonesia Raya
4. Lambang Negara yaitu Pancasila
5. Semboyan Negara yaitu Bhinneka Tunggal Ika
6. Dasar Falsafah negara yaitu Pancasila
7. Konstitusi (Hukum Dasar) negara yaitu UUD 1945
8. Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat
9. Konsepsi Wawasan Nusantara
10. Kebudayaan daerah yang telah diterima sebagai Kebudayaan Nasional
Unsur-Unsur Identitas Nasional
Unsur-unsur pembentuk identitas yaitu:
1. Suku bangsa: adalah golongan sosial yang khusus yang bersifat askriptif (ada sejak lahir),
yang sama coraknya dengan golongan umur dan jenis kelamin. Di Indonesia terdapat banyak
sekali suku bangsa atau kelompok etnis dengan tidak kurang 300 dialeg bangsa.
2. Agama: bangsa Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang agamis. Agama-agama yan
tumbuh dan berkembang di nusantara adalah agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha
dan Kong Hu Cu. Agama Kong H Cu pada masa orde baru tidak diakui sebagai agama resmi
negara. Namun sejak pemerintahan presiden Abdurrahman Wahid, istilah agama resmi negara
dihapuskan.
3. Kebudayaan: adalah pengetahuan manusia sebagai makhluk social yang isinya adalah
perangkat-perangkat atau model-model pengetahuan yang secara kolektif digunakan oleh
pendukung-pendukungnya untuk menafsirkan dan memahami lingkungan yang dihadapi dan

digunakan sebagi rujukan dan pedoman untuk bertindak (dalam bentuk kelakuan dan bendabenda kebudayaan) sesuai dengan lingkungan yang dihadapi.
4. Bahasa: merupakan unsure pendukung Identitas Nasonal yang lain. Bahsa dipahami
sebagai system perlambang yang secara arbiter dientuk atas unsure-unsur ucapan manusia
dan yang digunakan sebgai sarana berinteraksi antar manusia.
Dari unsur-unsur Identitas Nasional tersebut dapat dirumuskan pembagiannya menjadi 3
bagian sebagai berikut :
Identitas Fundamental, yaitu pancasila merupakan falsafah bangsa, Dasar Negara, dan
Ideologi Negara
Identitas Instrumental yang berisi UUD 1945 dan tata perundangannya, Bahasa Indonesia,
Lambang Negara, Bendera Negara, Lagu Kebangsaan Indonesia Raya.
Identitas Alamiah, yang meliputi Negara kepulauan (Archipelago) dan pluralisme dalam
suku, bahasa, budaya, dan agama, sertakepercayaan.
Menurut sumber lain ( http://goecities.com/sttintim/jhontitaley.html) disebutkan bahwa:
Satu jati diri dengan dua identitas:
1. Identitas Primordial
Orang dengan berbagai latar belakang etnik dan budaya: jawab, batak, dayak, bugis, bali,
timo, maluku, dsb.
Orang dengan berbagai latar belakang agama: Islam, Kristen, Khatolik, Hindu, Budha, dan
sebagainya.
2. Identitas Nasional
Suatu konsep kebangsaan yang tidak pernah ada padanan sebelumnya.
Perlu diruuskan oleh suku-suku tersebut. Istilah Identitas Nasional secara terminologis
adalah suatu ciri yang dimiliki oleh suatu bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa
tersebut dengan bangsa lain.
Eksistensi suatu bangsa pada era globalisasi yang sangat kuat terutama karena pengaruh
kekuasaan internasional. Menurut Berger dalam The Capitalist Revolution, era globalisasi
dewasa ini, ideology kapitalisme yang akan menguasai dunia. Kapitalisme telah mengubah
masyarakat satu persatu dan menjadi sistem internasional yang menentukan nasib ekonomi
sebagian besar bangsa-bangsa di dunia, dan secara tidak langsung juga nasib, social, politik
dan kebudayaan. Perubahan global ini menurut Fakuyama membawa perubahan suatu
ideologi, yaitu dari ideologi partikular kearah ideology universal dan dalam kondisi seperti
ini kapitalismelah yang akan menguasainya. Dalam kondisi seperti ini, negara nasional akan
dikuasai oleh negara transnasional yang lazimnya didasari oleh negara-negara dengan prinsip
kapitalisme. Konsekuensinya, negara-negara kebangsaan lambat laun akan semakin terdesak.
Namun demikian, dalam menghadapi proses perubahan tersebut sangat tergantung kepada
kemampuan bangsa itu sendiri. Menurut Toyenbee, cirri khas suatu bangsa yang merupakan

local genius dalam menghadapi pengaruh budaya asing akan menghadapi Challence dan
response. Jika Challence cukup besar sementara response kecil maka bangsa tersebut akan
punah dan hal ini sebagaimana terjadi pada bangsa Aborigin di Australia dan bangfsa Indian
di Amerika. Namun demikian jika Challance kecil sementara response besar maka bangsa
tersebut tidak akan berkembang menjadi bangsa yang kreatif. Oleh karena itu agar bangsa
Indonesia tetap eksis dalam menghadapi globalisasi maka harus tetap meletakkan jati diri dan
identitas nasional yang merupakan kepribadian bangsa Indonesia sebagai dasar
pengembangan kreatifitas budaya globalisasi. Sebagaimana terjadi di berbagai negara di
dunia, justru dalam era globalisasi dengan penuh tantangan yang cenderung menghancurkan
nasionalisme, muncullah kebangkitan kembali kesadaran nasional.
Faktor-Faktor Pendukung Kelahiran Identitas Nasional
1. Faktor-faktor yang mendukung kelahiran identitas nasional bangsa Indonesia meliputi:
Faktor Objektif, yang meliputi faktor geografis-ekologis dan demografis
Faktor Subjektif, yaitu faktor historis, social, politik, dan kebudayaan yang dimiliki bangsa
Indonesia (Suryo, 2002)
2. Menurut Robert de Ventos, dikutip Manuel Castelles dalam bukunya The Power of
Identity (Suryo, 2002), munculnya identitas nasional suatu bangsa sebagai hasil interaksi
historis ada 4 faktor penting, yaitu:
Faktor primer, mencakup etnisitas, territorial, bahasa, agama, dan yang sejenisnya.
Faktor pendorong, meliputi pembangunan komunikasi dan teknologi, lahirnya angkatan
bersenjata modern dan pembanguanan lainnya dalam kehidupan bernegara.
Faktor penarik, mencakup modifikasi bahasa dalam gramatika yang resmi, tumbuhnya
birokrasi, dan pemantapan sistem pendidikan nasional
Faktor reaktif, pada dasarnya tercakup dalam proses pembentukan identitas nasional bangsa
Indonesia yang telah berkembang dari masa sebelum bangsa Indonesia mencapai
kemerdekaan dari penjajahan bangsa lain.
Faktor pembentukan Identitas Bersama. Proses pembentukan bangsa- negara membutuhkan
identitas-identitas untuk menyataukan masyarakat bangsa yang bersangkutan. Faktor-faktor
yang diperkirakan menjadi identitas bersama suatu bangsa, yaitu :
Primordial
Sakral
Tokoh
Bhinneka Tunggal Ika
Sejarah
Perkembangan Ekonomi
Kelembagaan
Faktor-faktor penting bagi pembentukan bangsa Indonesia sebagai berikut

1. Adanya persamaan nasib , yaitu penderitaan bersama dibawah penjajahan bangsa asing
lebih kurang selama 350 tahun
2. Adanya keinginan bersama untuk merdeka , melepaskan diri dari belenggu penjajahan
3. Adanya kesatuan tempat tinggal , yaitu wilayah nusantara yang membentang dari Sabang
sampai Merauke
4. Adanya cita-cita bersama untuk mencapai kemakmuran dan keadilan sebagai suatu bangsa
Cita- Cita, Tujuan dan Visi Negara Indonesia.
Bangsa Indonesia bercita-cita mewujudkan negara yang bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
Dengan rumusan singkat, negara Indonesia bercita-cita mewujudkan masyarakat Indonesia
yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Hal ini sesuai dengan amanat
dalam Alenia II Pembukaan UUD 1945 yaitu negara Indonesia yang merdeka, bersatu,
berdaulat adil dan makmur.
Tujuan Negara Indonesia selanjutnya terjabar dalam alenia IV Pembukaan UUD 1945. Secara
rinci sbagai berikut :
1. Melindungi seganap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia
2. Memajukan kesejahteraan umum
3. Mencerdaskan Kehidupan bangsa
4. Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan , perdamaian abadi,
dan keadilan sosial
Adapun visi bangsa Indonesia adalah terwujudnya masyarakat Indonesia yang damai ,
demokratis, berkeadilan, berdaya saing, maju dan sejahtera, dalam wadah Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang didukung oleh manusia Indonesia yang sehat, mandiri, beriman,
bertakwa dan berahklak mulia, cinta tanah air, berkesadaran hukum dan lingkungan,
mengausai ilmu pengetahuandan teknologi, serta memiliki etos kerja yang tinggi serta
berdisiplin. Setelah tidak adanya GBHN makan berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka
mengenah (RPJM) Nasional 2004-2009, disebutkan bahwa Visi pembangunan nasional
adalah :
1. Terwujudnya kehidupan masyarakat , bangsa dan negara yang aman, bersatu, rukun dan
damai.
2. Terwujudnya masyarakat , bangsa dan negara yang menjujung tinggi hukum, kesetaraan,
dan hak asasi manusia.
3. Terwujudnya perekonomian yang mampu menyediakan kesempatan kerja dan penghidupan
yang layak serta memberikan fondasi yang kokoh bagi pembangunan yang berkelanjutan.
Pancasila sebagai Kepribadian dan Identitas Nasional
Bangsa Indonesia sebagai salah satu bangsa dari masyarakat internasional, memilki sejarah
serta prinsip dalam hidupnya yang berbeda dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Tatkala

bangsa Indonesia berkembang menujufase nasionalisme modern, diletakanlan prinsip-prinsip


dasar filsafat sebagai suatu asas dalam filsafat hidup berbangsa dan bernagara. Prinsip-prinsip
dasar itu ditemukan oleh para pendiri bangsa yang diangkat dari filsafat hidup bangsa
Indonesia, yang kemudian diabstraksikan menjadi suatu prinsip dasar filsafat Negara yaitu
Pancasila. Jadi, filsafat suatu bangsa dan Negara berakar pada pandangan hidup yang
bersumber pada kepribadiannya sendiri. Dapat pula dikatakan pula bahwa pancasila sebagai
dasar filsafat bangsa dan Negara Indonesia pada hakikatnya bersumber kepada nilai-nilai
budaya dan keagamaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia sebagai kepribadian bangsa.
Jadi, filsafat pancasila itu bukan muncul secara tiba-tiba dan dipaksakan suatu rezim atau
penguasa melainkan melalui suatu historis yang cukup panjang. Sejarah budaya bangsa
sebagai akar Identitas Nasional. Menurut sumber lain
(http://unisosdem.org.kliping_detail.php/?aid=7329&coid=1&caid=52) Disebutkan bahwa:
kegagalan dalam menjalankan dan medistribusikan output berbagia agenda pembangnan
nasional secaralebih adil akan berdampak negatif pada persatuan dan kesatuan bangsa. Pada
titik inilah semangat Nasionalisme akan menjadi slah satu elemen utama dalam memperkuat
eksistensi Negara/Bangsa. Study Robert I Rotberg secara eksplisit mengidentifikasikan salah
satu karakteristik penting Negara gagal (failed states) adalah ketidakmampuan negara
mengelola identitas Negara yang tercermin dalam semangat nasionalisme dalam
menyelesaikan berbagai persoalan nasionalnya. Ketidakmampuan ini dapat memicu intra dan
interstatewar secara hamper bersamaan. Penataan, pengelolaan, bahkan pengembangan
nasionalisme dalam identitas nasional, dengan demikian akan menjadi prasyarat utama bagi
upaya menciptakan sebuah Negara kuat (strong state). Fenomena globalisasi dengan berbagai
macam aspeknya seakan telah meluluhkan batas-batas tradisional antarnegara, menghapus
jarak fisik antar negara bahkan nasionalisme sebuah negara. Alhasil, konflik komunal
menjadi fenomena umum yang terjadi diberbagai belahan dunia, khususnya negara-negara
berkembang. Konflik-konflik serupa juga melanda Indonesia. Dalam konteks Indonesia,
konflik-konflik ini kian diperuncing karekteristik geografis Indonesia. Berbagai tindakan
kekerasan (separatisme) yang dipicu sentimen etnonasionalis yang terjadi di berbagai wilayah
Indonesia bahkan menyedot perhatian internasional. Nasionalisme bukan saja dapat
dipandang sebagai sikap untuk siap mengorbankan jiwa raga guna mempertahankan Negara
dan kedaulatan nasional, tetapi juga bermakna sikap kritis untuk member kontribusi positif
terhadap segala aspek pembangunan nasional. Dengan kata lain, sikap nasionalisame
membutuhkan sebuah wisdom dalam mlihat segala kekurangan yang masih kita miliki dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, dan sekaligus kemauan untuk terus
mengoreksi diri demi tercapainya cita-cita nasional. Makna falsafah dalam pembukaan UUD
1945, yang berbunyi sebagai berikut:
1. Alinea pertama menyatakan: Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu hak segala bangsa
dan oleh sebab itu maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan , karena tidak sesuai
dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. Maknanya, kemerdekaan adalah hak semua
bangsa dan penjajahan bertentangan dengan hak asasi manusia.
2. Alinea kedua menyebutkan: dan perjuangan kemerdekaaan Indonesia telah sampailah
kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentosa mengantarkan rakyat Indonesia kepada

depan gerbang kemerdekaan Negara Indonesia yang merdeka, berdaulat, adil, dan makmur.
Maknanya: adanya masa depan yang harus diraih (cita-cita).
3. Alinea ketiga menyebutkan: atas berkat rahmat Allah yang maha kuasa dan dengan
didorong oleh keinginan luhur supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas maka rakyat
Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya. Maknanya, bila Negara ingin mencapai
cita-cita maka kehidupan berbangsa dan bernegara harus mendapat ridha Allah SWT yang
merupakan dorongan spiritual.
4. Alinea keempat menyebutkan: kemudian daripada itu untuk membentuk suatu
pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, menmcerdaskan
kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia
itu dalam susunan Negara republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dan berdasarkan
kepada: ketuhanan yang maha esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia
dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia. Alinea ini mempertegas cita-cita yang harus dicapai oleh bangsa Indonesia melalui
wadah Negara kesatuan republik Indonesia.
PENUTUP
Kesimpulan
Sekilas kata-kata diatas memang membuat tanda tanya besar dalam memaknainya. Beriburibu kemungkinan yang terus melintas dibenak pikiran, untuk menjawab sebuah pertanyaan
yang membahas tentang identitas nasional.Kendatipun, dalam hidup keseharian yang
mencakup suatu negara berdaulat, Indonesia sendiri sudah menganggap bahwa dirinya
memiliki identitas nasional. Identitas nasional merupakan pandangan hidup bangsa,
kepribadian bangsa, filsafat pancasila dan juga sebagai Ideologi Negara sehingga mempunyai
kedudukan paling tinggi dalam tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara. Unsur-unsur dari
identitas nasional adalah Suku Bangsa: gol sosial (askriptif : asal lhr), golongan,umur. Agama
: sistem keyakinan dan kepercayaan. Kebudayaan: pengetahuan manusia sebagai pedoman
nilai,moral, das sein das sollen,dlm kehidupan aktual. Bahasa : Bahasa Melayu-penghubung
(linguafranca). Faktor-faktor kelahiran identitas nasional adalah Faktor-faktor yang
mendukung kelahiran identitas nasional bangsa Indonesia meliputi faktor subjektif dan factor
objektif, Faktor primer, mencakup etnisitas, territorial, bahasa, agama, dan yang sejenisnya.
Faktor pendorong, meliputi pembangunan komunikasi dan teknologi, lahirnya angkatan
bersenjata modern dan pembanguanan lainnya dalam kehidupan bernegara. Faktor penarik,
mencakup modifikasi bahasa dalam gramatika yang resmi, tumbuhnya birokrasi, dan
pemantapan sistem pendidikan nasional. Faktor reaktif, pada dasarnya tercakup dalam proses
pembentukan identitas nasional bangsa Indonesia yang telah berkembang dari masa sebelum
bangsa Indonesia mencapai kemerdekaan dari penjajahan bangsa lain.
Saran

Identitas nasional merupakan suatu ciri yang dimiliki oleh bangsa kita untuk dapat
membedakannya dengan bangsa lain. Jadi, untuk dapat mempertahankan keunika-keunikan
dari bangsa Indonesia itu sendiri maka kita harus menanamkan akan cinta tanah air yang
diwujudkan dalam bentuk ketaatan dan kepatuhan terhadap atura-aturan yang telah ditetapkan
serta mengamalkan nilai-nilai yang sudah tertera dengan jelas di dalam pancasila yang
dijadikan sebagai falsafah dan dasar hidup bangsa Indonesia. Dengan keunikan inilah,
Indonesia menjadi suatu bangsa yang tidak dapat disamakan dengan bangsa lain dan itu
semua tidak akan pernah lepas dari tanggung jawab dan perjuangan dari warga Indonesia itu
sendiri untuk tetap menjaga nama baik bangsanya.
Identitas Nasional Indonesia
March 27th, 2010 Related Filed Under
Identitas berarti ciri-ciri, sifat-sifat khas yang melekat pada suatu hal sehingga menunjukkan
suatu keunikkannya serta membedakannya dengan hal-hal lain. Nasional berasal dari kata
nasion yang memiliki arti bangsa, menunjukkan kesatuan komunitas sosio-kultural tertentu
yang memiliki semangat, cita-cita, tujuan serta ideologi bersama.Jadi, Identitas Nasional
Indonesia adalah ciri-ciri atau sifat-sifat khas bangsa Indonesia yang membedakannya dengan
bangsa-bangsa lain di dunia. dentitas Nasional Indonesia meliputi segenap yang dimiliki
bangsa Indonesia yang membedakannya dengan bangsa lain seperti kondisi geografis, sumber
kekayaan alam Indonesia, demografi atau kependudukan Indonesia, ideolgi dan agama,
politik negara, ekonomi, dan pertahanan keamanan.
Selama ini masyarakat Indonesia masih bingung dengan identitas bangsanya. Agar dapat
memahaminya, pertama-tama harus dipahami terlebih dulu arti Identitas Nasional Indonesia.
Moto nasional Indonesia adalah Bhinneka Tunggal atau kesatuan dalam keragaman. Hal
ini diciptakan oleh para pemimpin Republik yang baru diproklamasikan pada tahun 1945 dan
tantangan politik adalah sebagai benar mencerminkan hari ini seperti yang lebih dari 50 tahun
yang lalu. Karena meskipun setengah abad menjadi bagian dari Indonesia yang merdeka telah
menimbulkan perasaan yang kuat tentang identitas nasional di lebih dari 13.000 pulau-pulau
yang membentuk kepulauan, banyak kekuatan lain yang masih menarik negara terpisah.
Deklarasi kemerdekaan mengikuti proses yang lambat penjajahan Belanda yang dimulai pada
abad ke-17 dengan penciptaan VOC Belanda.
Saat itu rempah-rempah yang menarik para pedagang Eropa untuk koleksi pulau-pulau kecil
di tempat yang sekarang Eastern Indonesia. Belanda memonopoli perdagangan dan dari sana
memperluas pengaruh mereka terutama melalui pemerintahan tidak langsung di koleksi
kesultanan dan kerajaan yang independen yang membentuk daerah itu. Kesatuan politik di
bawah Belanda hanya dicapai pada awal abad ini, meninggalkan identitas regional yang kuat
utuh.
Menghadapi identitas nasional

Bangsa Indonesia sendiri masih kesulitan dalam menghadapi masalah bagaimana untuk
menyatukan negara yang mempunyai lebih dari 250 kelompok etnis, yang memiliki
pengalaman dari Belanda bervariasi dari satu wilayah ke wilayah lainnya.
Sukarno, yang menjadi presiden pertama dari Republik, adalah seorang nasionalis tertinggi.
Dialah yang menciptakan ideologi nasional Indonesia Pancasila dirancang untuk
mempromosikan toleransi di antara berbagai agama dan kelompok-kelompok ideologis.
Penyebaran bahasa nasional Bahasa Indonesia juga membantu menyatukan multi-bahasa
penduduk.
GEOGRAFI
Indonesia terdiri dari 17.508 pulau, sekitar 6.000 yang dihuni. ini tersebar di kedua sisi dari
garis khatulistiwa.Lima pulau terbesar adalah Jawa, Sumatra, Kalimantan (di Indonesia
bagian dari Kalimantan), New Guinea (bagian dari Papua Nugini), dan Sulawesi. Indonesia
berbatasan dengan Malaysia di pulau Kalimantan dan Sebatik, Papua Nugini di pulau New
Guinea, dan Timor Timur di pulau Timor.
Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia terletak di DKI Jakarta.
DEMOGRAFI
pemerintah secara resmi hanya mengakui enam agama: Islam, Protestan, Katolik Roma,
Hindu, Buddha, dan Konghucu. Walaupun bukan merupakan negara Islam, Indonesia adalah
dunia yang paling padat penduduknya mayoritas beragama Islam. Dan agama yang paling
minoritas adalah Hindu dan Budha,meskipun begitu tetap berpengaruh pada kebudayaan
bangsa Indonesia.
IDEOLOGI
Identitas nasional Indonesia bersifat pluralistik (ada keanekaragaman) baik menyangkut
sosiokultural atau religiositas. Identitas fundamental/ ideal adalah Pancasila yang merupakan
falsafah bangsa. Identitas instrumental adalah identitas sebagai alat untuk menciptakan
Indonesia yang dicita-citakan. Alatnya berupa UUD 1945, lambang negara, bahasa Indonesia,
dan lagu kebangsaan.
POLITIK NEGARA
Indonesia adalah republik dengan sistem presidensiil. Sebagai negara kesatuan, kekuasaan
terkonsentrasi di pemerintah pusat. Semenjak Tahun 1998 amandemen UUD 1945 di
Indonesia telah dirubah eksekutif, yudikatif, dan legislatif. Presiden Indonesia adalah kepala
negara, komandan-in-chief dari Angkatan Bersenjata Nasional Indonesia, dan direktur
pemerintahan dalam negeri, pembuatan kebijakan, dan luar negeri. Presiden menunjuk
sebuah dewan menteri, yang tidak perlu dipilih anggota legislatif. Pemilihan presiden tahun
2004 adalah yang pertama di mana orang-orang yang dipilih secara langsung presiden dan
Vice President. Presiden dapat melayani maksimum dua berturut-turut lima tahun.

Secara administratif, Indonesia terdiri dari 33 provinsi, lima di antaranya memiliki status
khusus. Setiap provinsi memiliki politik sendiri legislatif dan gubernur. Provinsi-provinsi
tersebut dibagi lagi menjadi kabupaten dan kota, yang kemudian dibagi lagi menjadi
kecamatan, dan kembali ke pengelompokan desa.
IDENTITAS NASIONAL
Special Resume
A. KOMPETENSI
Mahasiswa diharapkan mampu mengenali karakteristik identitas nasional sehingga dapat
memiliki daya tangkal terhadap berbagai hal yang akan menghilangkan identitas nasional
Indonesia.
B. INDIKATOR
Mahasiswa diharapkan mampu:
1. mengerti tentang Latar Bclakang dan Pengcrtian Identitas Nasional;
2. menjelaskan Muatan dan Unsur-Unsur Identitas Nasional;
3. menjelaskan keterkaitan Globalisasi dengan Identitas Nasional;
4. menjelaskan keterkaitan Integrasi Nasional dengan Identitas Nasional;
5. menganalisis tentang Paham Nasionalisme atau Paham Kebangsaan sebagai paham yang
mengantarkan pada konsep Identitas Nasional; serta
6. menganalisis tentang Revitalisasi Pancasila sebagai Pemberdayaan Identitas Nasional;
Identitas Nasional
Kata identitas berasal dari bahasa Inggris identity yang memiliki pengertian harfiah ciri-ciri,
tanda-tanda, atau jati diri yang melckat pada seseorang atau sesuatu yang membedakannya
dengan yang lain. Dalam terminologi antropologi, identitas adalah sifat khas yang
menerangkan dan sesuai dengan kesadaran diri pribadi sendiri, golongan sendiri, kelompok
sendiri, komunitas sendiri, atau negara sendiri. Mengacu pada pengertian ini identitas tidak
terbatas pada individu semata, tetapi berlaku pula pada suatu kelompok. Adapun kata
nasional merupakan identitas yang melekat pada kelompok-kelompok yang lebih besar yang
diikat oleh kesamaan-kesamaan, baik fisik, seperti budaya, agama, dan bahasa, maupun
nonllsik, seperti keinginan, cita-cita, dan tujuan. Himpunan kelompok-kelompok inilah yang
disebut dengan istilah identitas bangsa atau identitas nasional yang pada akhirnya melahirkan
lindakan kelompok (colective action) yang diwujudkan dalam bentuk organisasi atau
pergerakan-pergerakan yang diberi atribut-atribut nasional. Kata nasional sendiri tidak bisa
dipisahkan dari kemunculan konsep nasionalisme.
Bila dilihat dalam konteks Indonesia maka Identitas Nasional itu merupakan manifestasi
nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang dalam berbagai aspek kehidupan dari
ratusan suku yang dihimpun dalam satu kesatuan Indonesia mcnjadi kebudayaan nasional
dengan acuan Pancasila dan roh Bhinneka Tunggal Ika sebagai dasar dan arah
pengembangannya. Dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa hakikat Identitas Nasional kita

sebagai bangsa di dalam hidup dan kehidupan berbangsa dan bernegara adalah Pancasila
yang aktualisasinya tercermin dalam penataan kehidupan dalam arti luas. Misalnya, dalam
aturan perundang-undangan atau hukum, sistem pemerintahan yang diharapkan, scrla dalam
nilai-nilai etik dan moral yang secara normatif diterapkan di dalam pcrgaulan, baik dalam
tataran nasional maupun intcrnasional, dan scbagainya. Nilai-nilai budaya yang tercermin di
dalam Identitas Nasional tersebut bukanlah barang jadi yang sudah sclesai dalam kebekuan
normatif dan dogmatis, melainkan sesuatu yang terbuka yang cenderung terus-menerus
bersemi karena hasrat menuju kemajuan yang dimiliki oleh masyarakat pcndukungnya.
Konsekuensi dan implikasinya adalah bahwa Identitas Nasional adalah sesuatu yang terbuka
untuk ditafsirkan dengan diberi makna barn agar tetap relevan dan fungsional dalam kondisi
aktual yang bcrkcmbang dalam masyarakat.
Muatan Identitas Nasional dapat digambarkan sebagai berikut:
Pandangan Hidup Bangsa
Kcpribadlan Bangsa
Filsafat Pancasila
Ideologi Negara
Dasar Negara
Norma Pcraturan
Rule of Law
Hak dan Kewajiban WN Demokrasi dan HAM
Etika Politik
Ccopolitik Indonesia Geostrategi Ketahanan Nasional
Dari gambaran tcrsebut, bisa dikatakan bahwa Identitas Nasional adalah merupakan
Pandangan Hidup Bangsa, Kepribadian Bangsa, Filsafat Pancasila, dan juga scbagai Ideologi
Negara. Dengan clemikian, Identitas Nasional mempunyai kedudukan paling tinggi dalam
tatarian kehidupan berbangsa dan bernegara, termasuk di sini adalc.h tatanan hukum yang
berlaku di Indonesia, dalam arti lain juga sebagai dasar negara yang merupakan norma
peraturan (Rule of Law) yang harus dijunjung tinggi oleh semua warga negara tanpa
terkecuali. Norma peraturan ini mcngatur mengenai hak dan kcwajiban warga negara,
demokrasi, serta hak asasi manusia yang berkembang semakin dinamis di Indonesia. Hal
inilah akhirnya menjadi etika Politik yang kemudian dikembangkan menjadi konsep
geopolitik dan geostrategi Ketahanan Nasional di Indonesia.
Identitas Nasional Indonesia merujuk pada sualu bangsa yang majcmuk. Ke-majemukan itu
merupakan gabungan dari unsur-unsur pembcntuk identitas, yaitu suku bangsa, agama,
kebudayaan, dan bahasa.
1) Suku Bangsa: adalah golongan sosial yang khusus yang bersifat askriptif (ada sejak lahir),
yang sama coraknya dengan golongan umur dan jenis kelamin. Di Indonesia terdapat banyak
sekali suku bangsa atau kclompok etnis dengan tidak kurang 300 dialek bahasa.

2) Agama: bangsa Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang agamis. Agama-agama yang
tumbuh dan berkembang di Nusantara adalah agama Islam, Kristcn, Katolik, Hindu, Buddha,
dan Kong Hu Cu. Agama Kong Hu Cu pada masa Orde Baru tidak diakui sebagai agama
resmi negara, tctapi sejak pcmerintahan Presiden Abdurrahman Wahid, istilah agama resmi
negara dihapuskan.
3) Kebudayaan: adalah pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang isinya adalah
perangkat-perangkat atau model-model pengetahuan yang secara kolcktit digunakan oleh
pendukung-pendukungnya untuk menafsirkan dan memahanii lingkungan yang dihadapi dan
digunakan sebagai rujukan atau pedoman untuk bertindak (dalam bentuk kelakuan dan
benda-benda kebudayaan) sesuai dengan lingkungan yang dihadapi.
4) Bahasa: merupakan unsur pendukung identitas nasional yang lain. Bahasa dipa! ami
sebagai sistem pcrlambang yang secara arbitrcr dibentuk alas unsur-unsur bunyi ucapan
manusia dan yang digunakan sebagai sarana berinteraksi antarmanusia.
Dari imsur-unsur identilas Nasional tersebut dapat diruinuskan pembagiannya menjadi 3
bagian scbagai berikul:
1) Identitas Fundamental, yaitu Pancasila yang merupakan Falsafah Bangsa, Dasar Negara,
dan l.leologi Negara.
2) Identitas Instrumental, yang berisi UUD 1945 dan Tata Pcrundangannya, Bahasa
Indonesia, Lambang Ncgaia, Bcndcra Negara, Lagu Kebangsaan Indonesia Raya.
3) Identitas Alamiah yang ineliputi Negara Kepulauan (archipelago} dan pluralismc dalam
suku. bahasa, budaya, seila agama dan kcpercayaan (agama).
Identitas Nasional
Identitas adalah sifat khas yang menerangkan dan sesuai dengan kesadaran diri pribadi,
golongan sendiri, kelompok sendiri, atau negara sendiri.
Nasional merupakan identitas yang melekat pada kelompok- kelompok yang lebih besar yang
diikat oleh kesamaan-kesamaan, baik fisik seperti budaya, agama, dan bahasa maupun non
fisik, seperti keinginan,cita-cita dan tujuan. Jadi adapun pengertian identitas sendiri adalah
ciri-ciri, tanda-tanda, jati diri yang melekat pada seseorang atau sesuatu yang bisa
membedakannya.
Identitas nasional pada hakikatnya merupakan manifestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh
dan berkembang dalam berbagai aspek kehidupan suatu bangsa dengan ciri-ciri khas. Dengan
ciri-ciri khas tersebut, suatu bangsa berbeda dengan bangsa lain dalam hidup dan
kehidupannya.
Diletakkan dalam konteks Indonesia, maka Identitas Nasional itu merupakan manifestasi
nilai-nilai budaya yang sudah tumbuh dan berkembang sebelum masuknya agama-agama
besar di bumi nusantara ini dalam berbagai aspek kehidupan bdari ratusan suku yang
kemudian dihimpun dalam satu kesatuan Indonesia menjadi kebudayaan Nasional dengan
acuan Pancasila dan roh Bhinneka Tunggal Ika sebagai dasar dan arah pengembangannya

dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.


Selama ini masyarakat Indonesia masih bingung dengan identitas bangsanya. Agar dapat
memahaminya, pertama-tama harus dipahami terlebih dulu arti Identitas Nasional Indonesia.
Identitas berarti ciri-ciri, sifat-sifat khas yang melekat pada suatu hal sehingga menunjukkan
suatu keunikkannya serta membedakannya dengan hal-hal lain.
Nasional berasal dari kata nasion yang memiliki arti bangsa, menunjukkan kesatuan
komunitas sosio-kultural tertentu yang memiliki semangat, cita-cita, tujuan serta ideologi
bersama. Jadi, yang dimaksud dengan Identitas Nasional Indonesia adalah ciri-ciri atau sifatsifat khas bangsa Indonesia yang membedakannya dengan bangsa-bangsa lain di dunia.
Uraiannya mencakup :
1. Identitas manusia Manusia merupakan makhluk yang multidimensional, paradoksal dan
monopluralistik. Keadaan manusia yang multidimensional, paradoksal dan sekaligus
monopluralistik tersebut akan mempengaruhi eksistensinya. Eksistensi manusia selain
dipengaruhi keadaan tersebut juga dipengaruhi oleh nilai-nilai yang dianutnya atau pedoman
hidupnya. Pada akhirnya yang menentukan identitas manusia baik secara individu maupun
kolektif adalah perpaduan antara keunikan-keunikan yang ada pada dirinya dengan
implementasi nilai-nilai yang dianutnya.
2. Identitas nasionalIdentitas nasional Indonesia bersifat pluralistik (ada keanekaragaman)
baik menyangkut sosiokultural atau religiositas. Identitas fundamental/ ideal = Pancasila
yang merupakan falsafah bangsa.- Identitas instrumental = identitas sebagai alat untuk
menciptakan Indonesia yang dicita-citakan. Alatnya berupa UUD 1945, lambang negara,
bahasa Indonesia, dan lagu kebangsaan.- Identitas religiusitas = Indonesia pluralistik dalam
agama dan kepercayaan.- Identitas sosiokultural = Indonesia pluralistik dalam suku dan
budaya.- Identitas alamiah = Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia.
3. Nasionalisme IndonesiaNasionalime merupakan situasi kejiwaan dimana kesetiaan
seseorang secara total diabdikan langsung kepada negara bangsa. Nasionalisme sangat efektif
sebagai alat merebut kemerdekaan dari kolonial. Nasionalisme menurut Soekarno adalah
bukan yang berwatak chauvinisme, bersifat toleran, bercorak ketimuran, hendaknya dijiwai
oleh nilai-nilai Pancasila.
4. Integritas Nasional Menurut Mahfud M.D integrai nasional adalah pernyataan bagianbagian yang berbeda dari suatu masayarakat menjadi suatu keseluruhan yang lebih utuh
secara sederhana memadukan masyarakat-masyarakat kecil yang banyak jumlahnya menjadi
suatu bangsa. Untuk mewujudkan integrasi nasional diperlukan keadilan, kebijaksanaan yang
diterapkan oleh pemerintah dengan tidak membersakan SAR. Ini perlu dikembangkan karena
pada hakekatnya integrasi nasional menunjukkan tingkat kuatnya kesatuan dan persatuan
bangsa.
Kesimpulan Identitas Nasional Indonesia adalah sifat-sifat khas bangsa Indonesia yang
membedakannya dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Indonesia terdiri dari berbagai macam
suku bangsa, agama dan pulau-pulau yang dipisahkan oleh lautan. Oleh karena itu, nilai-nilai
yang dianut masyarakatnya pun berbeda-beda. Nilai-nilai tersebut kemudian disatupadukan
dan diselaraskan dalam Pancasila. Nilai-nilai ini penting karena merekalah yang
mempengaruhi identitas bangsa. Oleh sebab itu, nasionalisme dan integrasi nasional sangat
penting untuk ditekankan pada diri setiap warga Indonesia agar bangsa Indonesia tidak
kehilangan identitas.

Unsur-unsur pembentuk identitas nasional berdasarkan ukuran parameter sosiologis, yaitu :


1.suku bangsa
2.kebudayaan
3.bahasa
4.kondisi georafis.
Unsur-unsur pembentuk identitas nasional indonesia, yaitu :
1. Sejarah
2. Kebudayaan :
-Akal budi
-Peradaban
-Pengetahuan
3. Budaya Unggul
4. Suku Bangsa : keragaman/majemuk
5. Agama: multiagama
6. Bahasa

Anda mungkin juga menyukai