Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) merupakan bahan yang karena sifat atau
konsentrasi, jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemari
atau merusak lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk
hidup lain. Toksikologi merupakan cabang ilmu yang mempelajari tentang efek negatif
atau efek racun yang dihasilkan oleh bahan kimia dan material lain hasil kegiatan
manusia terhadap organisme hidup. Tak terkecuali makanan, apabila pengolahan yang
dilakukan terhadap makanan tidak benar, pangan dapat membahayakan kesehatan, yang
mana terdapat bahaya biologis, bahaya kimia dan bahaya fisik. Perlu adanya
identifikasi makanan yang dikomsumsi, patogen, atau situasi yang menyebabkan
makanan berdampak buruk bagi kesehatan untuk mengelola risiko keamanan pangan.
Oleh karena itu, perlu adanya ilmu toksikologi yang tujuan utamanya adalah untuk
mengetahui dan mengeksplorasi cara untuk memprediksi dan mengidentifikasi reaksi
berbahaya dari bahan kimia terhadap manusia, dan untuk memperkenalkan konsep aksi
dan interaksi bahan kimia dalam prosedur untuk identifikasi bahaya dan penilaian risiko
campuran kimia (toksikan).
Makanan merupakan kebutuhan pokok yang harus ada untuk kelangsungan
hidup manusia. Makanan menyediakan zat-zat yang diperlukan oleh tubuh serta untuk
menunjang kesehatan manusia. Begitu pentingnya makanan bagi kehidupan,
ketersediaan bahan makanan juga harus dijaga dalam segi kualitas. Kualitas makanan
harus selalu dijaga baik sebagai bahan makanan mentah ataupun ketika telah menjadi
makanan yang siap dimakan. Salah satu upaya menjaga kualitas makanan, terdapat
Direktorat Penilaian Keamanan Pangan yang memimiliki tugas untuk mengevaluasi
setiap produk yang akan diedarkan di pasaran (Pre Market Evaluation). Telah diatur
juga dalam UU RI No. 7 Tahun 1996 yang menjelaskan bahwa keamanan pangan dapat
didefinisikan sebagai kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari
kemungkinan cemaran biologis, kimia, benda-benda lain yang dapat mengganggu,
merugikan dan membahayakan kesehatan manusia.

Penanganan bahan makanan yang tidak benar dapat menyebabkan kasus-kasus


penyakit bawaan makanan (foodborne disease) atau keracunan makanan yang hingga
saat ini masih menjadi masalah yang belum dapat dihilangkan. Resiko bahaya dari
bahan pangan atau makanan tergantung jenis dan tempat diperolehnya, dan pada peka
tidaknya bahan pangan atau makanan itu terhadap kerusakan, khususnya kerusakan
karena mikroba. Selain memperhatikan penggunaan Bahan Tambahan Pangan (BPT)
yang telah diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 722/Menkes/Per/IX/88,
juga perlu diperhatikan higienitas serta sanitasi dalam pengolahan dan penyajian
makanan. Resiko tertularnya penyakit melalui virus atau bakteri dapat meningkat
karena hygiene sang pengolah makanan kurang diperhatikan. Ketidaktahuan produsen
mengenai penyalahgunaan tersebut dan praktik higiene yang masih rendah merupakan
faktor utama penyebab masalah keamanan pangan. Masalah keamanan pangan tidak
bisa dianggap sebagai permasalahan kecil, perlu adanya penanganan bersama baik oleh
pihak pemerintah, produsen ataupun konsumen. Kasus-kasus penyakit bawaan
makanan diduga disebabkan oleh makanan baik dari makanan keluarga yang dimasak
sendiri ataupun makanan yang diperjual belikan ditempat-tempat makan.
1.2

Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian toksikologi.
2. Untuk mengetahui tentang toksikologi klinik.

Anda mungkin juga menyukai