PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Dengan semakin pesatnya perkembangan iptek menuntut siswa
untuk menyiapkan diri menghadapinya, tidak hanya berupa teori semata
tetapi juga aplikasinya dalam dunia kerja secara nyata. Pengetahuan yang
di dapat di bangku praktik akan menjadi kurang bermanfaat jika tidak
disertai dengan suatu pengalaman aplikatif yang dapat memberikan
gambaran kepada siswa tentang dunia kerja secara nyata juga penerapan
ilmu dan teknologi dalam bidang elektronika yang ditekuninya.
Praktik kerja lapangan sebagai salah satu mata praktik wajib pada
jurusan Teknik Elektronika SMK Negeri 2 Garut untuk dapat memberikan
kesempatan luas kepada siswa untuk dapat menerapkan ilmunya dan
memperoleh pengalaman dunia kerja pada perusahaan atau instansi yang
dipilih sebagai sebagai tempat kerja praktik.
Sebagai tempat kerja praktik dipilih PT. INDONESIA POWER Unit
Bisnis Pembangkitan (UBP) Kamojang yang berlokasi di kota Bandung,
Jawa Barat. PT. INDONESIA POWER Unit Bisnis Pembangkitan (UBP)
Kamojang
merupakan
badan
usaha
milik
Negara
(BUMN)
anak
1.2
laporan
praktik
ini
penulis
hanya
membatasi
pada
BAB II
KAJIAN TEORITIS
2.1
TinjauanUmum
pemanfaatan
pembangkit
listrik
sumber
swasta.
dana
swasta
Kemudian
pada
melalui
akhir
pembangkit
1993,
Menteri
(Sasaran
Ketenagalistrikan)
dan
yang
Kebijakan
merupakan
Pengembangan
pedoman
jangka
Subsektor
panjang
komersial yang diemban oleh badan usaha milik negara tersebut. Salah
satu dari anak perusahaan itu adalah
Jawa Bali I, atau lebih dikenal dengan nama PLN PJB I. Anak perusahaan ini
ditujukan untuk menjalankan usaha komersial pada bidang pembangkitan
tenaga listrik dan usaha usaha lain yang terkait.
Pada tanggal 3 Oktober 2000, bertepatan dengan ulang tahunnya
yang kelima, manajemen perusahaan secara resmi mengumumkan
perubahan nama PLN PJB I menjadi PT Indonesia Power. Perubahan nama
ini merupakan upaya untuk menyikapi persaingan yang semakin ketat
dalam bisnis ketenagalistrikan dan sebagai persiapan untuk privatisasi
perusahaan yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat. Lebih dari
sekedar perubahan nama, langkah tersebut merupakan penegasan atas
tujuan perusahaan untuk menjadi perusahaan pembangkitan independen
yang berorientasi murni bisnis sesuai dengan tuntutan dan perubahan
yang terjadi di pasar ketenagalistrikan Indonesia, termasuk meningkatnya
jumlah
pendukungnya.
aset
berupa
Pembangkit
pembangkit
dan
fasilitas
pembangkit
tersebut
fasiltas
memanfaatkan
2.2
Konstruksi/ Model
Vent Structure ( Vent Valve )
Vent Structuremerupakan bangunan
pelepasuap
dengan
Ventstructure
peredam
terbuat
dari
suara.
beton
disekat
dan
bagian
uap
ke
Membuang
kelebihan
uap
jika
a.
b.
c.
d.
e.
f.
2.3
NamaBagiandanFungsi
Kompressor
Adalahsebuahalatuntukmenggerakan vent valve bisajugadisebutsebagaipenggerakataualat
bantu vent valve.
Receiver Tank
Berfungsiuntukmenyimpanataumenampungsemuauaplebihdari steam receiveing header.
3 Way Valve
Berfungsiapabilaadatekananudarareferensiakanmeloloskan supply udarautamanya.
Selenoid Valve ( SV )
Berfungsi sebagai pemberi input pada 3 way valve.
Transmitter
Merupakansebuahbagian yang berfungsiuntukmerubahsatusinyalmenjadikebentuksinyal yang
lain. Transmitter inimerubahdaritekananmenjadiarus yang disalurkanke control room.
Filter Regulator
Berfungsiuntukmenyaringudaradariminyak-minyak yang
terbawabersamaangin.
g. Positioner
Berfungsiuntukmemposisikanbukaankatupataumengkonversikanbukaankatupmenjadipersenta
sepembukaan. Proses pembukaaninibisadilakukansecaraotomatis (system remote) yang
dapatdilakukandari panel ruangankontrol (control room) ataupunsecara manual.
h. Booster
Bagian ini berfungsi untuk menambah atau
memberi dorongan awal.
i.
k.
Pressure Indikator
Sebagai pengukur tekanan uap.
l. Micro Switch
Berfungsi untuk
membuka awal
masuknya uap ke dalam
control valve.
2.4
Cara Kerja
Flow Diagram Control Valve
Control Valve ATC (Air To Close) dalamkondisi normal membuka (open) agar
jikaterjadigangguan, uaptidaktertahan di Steam Receivig Header (SRH).
Pengontrolan control valve melalui positioner untukpersentase (%) pembukaandanpenutupan
valve. Pengontrolan positioner melaluitranducer (SSCD) atau manual loader (Lokal).
Siklus Pneumatic
Supply darikompressor di saringoleh filter regulator menuju 3 way valve
denganselenoid valve sebagai input untukmeloloskan supply pada 3 way valve.
Supply dari 3 way valve akandiaturtekananyaolehtranducerdari control room atau manual
loader secaralangsung di lapangkerja ( Lokal ) untukmemberiperintahke positioner.
Supply yang sudahdiaturolehtranduceratau manual loader menuju positioner sebagai input
untukpengontrolpersentasepembukaandanpenutupan control valve.
Positioner mendapat supply daribejanatimbun ( Receiving Tank).
Setelah positioner mendapat supply daninputnyasudahteratur,
outputnyaakanmengontrolpembukaandanpenutupan control valve (%).
Relief Valve sebagaipengaman agar supply tidakbertabrakan.
Trip Valve sebagaialatpenguji trip (kesalahan) pada vent valve.
Booster sebagai penguat tekanan untuk control valve.
2.5
Gangguan-gangguan
1. Micro Switch
Gangguan terjadi karena bagian dari Micro
Switch dikotori oli.
2. Electro Pneumatic Tranducer
Kerusakan terjadi karena
pada bagian penyaring
udara tak berfungsi
sehingga oli ada yang
lolos.
3. Filter Regulator
4. Positioner
Membersihkan bagian dalam Posisioner yang
terendap oli.
5. Pipa-pipa penghubung
Membersihkan bagian
dalam pipa yang
terkena oli.
6. Pressure Indikator
2.6
agar setiap sumber produksi dapat dipakai secara aman dan efisien.
Menjamin proses produksi berjalan lancar.
Adapun keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang sering ditemukan
di tempat Praktek Kerja Industri PT. Indonesia Power UBP Kamojang
adalah sebagai berikut :
1. Helm Safety
2. Ear Safety
3. Safety Shoes
4. Detektor Asap
5. Tabung Pemadam Api
6. Hydrant
7. Rambu- rambu K3
BAB III
PELAPORAN
3.1 Pemeriksaan
Pemeriksaan suatu sistem atau alat sudah menjadi rutinitas harian
di sebuah perusahaan, terlebih di bagian Instrument yang tugasnya
memeriksa semua sistem PLTP ( Preventif harian ), sebagai teknisi yang
bertugas memeriksa dan jika ada kerusakan atau masalah maka harus
menangani permasalahan tersebut.
Teknisi Instrument merupakan teknisi yang bertugas memelihara,
mengecek serta memelihara semua bagian-bagian dari PLTP yang
tugasnya dilakukan setiap hari (Preventif Harian).
Adapun bagian-bagian yang sering diperiksa atau dipelihara yaitu :
1. Pemeriksaan di Control Valve
Cek
Cek
Cek
Cek
6. Menegecek Gurinda
3.2 Pengukuran
Dalam sesi pengukuran pastinya harus menggunakan pengukur
yang sesuai dan baik. Pengukuran suatu alat pempunyai pengukur yang
berbeda.
Berikut ini gambar pengukur yang digunakan:
1. Calibrator untuk mengukur ph air cooling
tower.
2. CA 150 Untuk mengkalibrasi tranducer.
3.3
Kesimpulan gangguan
Gangguan-gangguan yang sering dialami pada bagian control valve
komponen-komponen
dari
vent
valve
yang
sering
Komponen
Filter Regulator
Tranducer
Positioner
4
Pressure Indikator
5
Pipa-pipa Penghubung
6
Booster
Kesimpulan :
Gangguan
Filter terendap oli
Tidak bekerja sesuai standar dan
belum terkalibrasi
Bagian dalam Positioner terendap oli
dan tidak bekerja dengan optimal
Jarum penunjuk tidak berfungsi.
Bagian dalam pipa terkena oli.
Bagian dalam booster terendap oli.
Kebanyakan gangguan dari sistem kerja control valve yaitu komponenkomponennya seringkali terendap oli yang tidak tersaring baik oleh filter
regulator.
segera
menggantinya
dengan
komponen
yang
baru
pemasangannya pun harus secara teliti dan hati-hati agar tidak ada
kesalahan, dan teknisi pun harus selalu menggunakan alat keselamatan
kerja.
Memasng komponen adalah tugas teknisi bagian Instrument, dan
semua komponen yang diperlukan jika ada kerusakan lengkap tersedia di
bengkel Instrument. Setelah memasang komponen atau alat yang rusak,
ada sesi penyetelan yang harus dilakukan oleh teknisi Instrument.
Penyetelan suatu komponen atau alat yang telah dipasang harus dalam
keadaan stop atau standbye agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.
Adapun alat-alat yang dipergunakan untuk memasang dan menyetel yaitu
:
1. Obeng dan peralatan lainnya
2. Dead Weigh Tester
2.6.1.1
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
tenaga listrik yang didirikan pada tanggal 3 Oktober 1995. PT. Indonesia
Power memiliki 133 unit pembangkit yang tersebar di lokasi-lokasi
strategis di Pulau Jawa dan Bali. Unit-unit tersebut dikelola dan
dioperasikan oleh delapan Unit Bisnis Pembangkitan (UBP), yaitu UBP
Perak Grati, UBP Priok, UBP Kamojng, UBP Saguling, UBP Mrica, UBP
Semarang, UBP Perak & Grati, UBP Bali serta Unit Bisnis Pemeliharaan.
Salah satu Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) yang dimiliki oleh PT.
Indonesia Power adalah UBP Kamojang yang berlokasi di perbukitan
dengan jarak 20 km ke arah tenggara Bandung.
Vent Structure merupakan bangunan pelepas uap dengan peredam
suara. Vent structure dilengkapi dengan 6 valve pengatur ( Control Valve )
yang sistem kerjanya pneumatic. Udara bertekanan yang digunakan untuk
membuka dan menutup katup diperoleh dari dua buah kompresor yang
terdapat di dalam rumah vent structure.
4.2 Saran
Untuk
kemajuan
pihak
industri
dan
pihak
sekolah,
dengan
melakukan
jadwal
2.
3.