Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Dengan semakin pesatnya perkembangan iptek menuntut siswa
untuk menyiapkan diri menghadapinya, tidak hanya berupa teori semata
tetapi juga aplikasinya dalam dunia kerja secara nyata. Pengetahuan yang
di dapat di bangku praktik akan menjadi kurang bermanfaat jika tidak
disertai dengan suatu pengalaman aplikatif yang dapat memberikan
gambaran kepada siswa tentang dunia kerja secara nyata juga penerapan
ilmu dan teknologi dalam bidang elektronika yang ditekuninya.
Praktik kerja lapangan sebagai salah satu mata praktik wajib pada
jurusan Teknik Elektronika SMK Negeri 2 Garut untuk dapat memberikan
kesempatan luas kepada siswa untuk dapat menerapkan ilmunya dan
memperoleh pengalaman dunia kerja pada perusahaan atau instansi yang
dipilih sebagai sebagai tempat kerja praktik.
Sebagai tempat kerja praktik dipilih PT. INDONESIA POWER Unit
Bisnis Pembangkitan (UBP) Kamojang yang berlokasi di kota Bandung,
Jawa Barat. PT. INDONESIA POWER Unit Bisnis Pembangkitan (UBP)
Kamojang

merupakan

badan

usaha

milik

Negara

(BUMN)

anak

Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang bertugas melayani salah satu


kebutuhan listrik daerah Jawa dan Bali.
Dunia kerja seringkali dirasakan oleh siswa sebagai suatu yang
asing karena dinamika problematikanya yang sangat kompleks bila
dibandingkan dengan dunia sekolahatau pendidikan. Apalagi ditambah
dengan semakin ketatnya persaingan dalam memasuki dunia kerja, maka
siswa sangat diperlukan bekal wawasan dan pengetahuan memasuki
dunia kerja, maka bagi siswa sangat diperlukan bekal berupa wawasan
dan pengetahuan untuk memasuki dunia kerja. Sehingga diharapkan
dengan adanya kerja praktik ini, siswa tidak hanya mengetahui teorinya
saja tetapi juga mengetahui praktiknya secara langsung.

1.2

Tujuan Pembuatan Laporan

1. Bukti secara tertulis telah melaksanakan praktik di Industri.


2. Untuk mendapatkan nilai praktik Industri.
3. Sebagai salah satu bentuk untuk memenuhi nilai semester 5 dan 6.
4. Melatih siswa agar dapat mengetahui, memahami, menganalisis, dan
membandingkan aplikasi teori dasar-dasar teknik elektronika dalam
5.

kehidupan nyata di industri.


Meningkatkan dan memantapkan pengetahuan serta keterampilan

sebagai bekal untuk memasuki dunia kerja yang sesungguhnya.


6. Mengetahui proses pembangkitan energi listrik di UBP Kamojang.
1.3

Pembahasan Ruang Lingkup


Pada

laporan

praktik

ini

penulis

hanya

membatasi

pada

pembahasan Vent Structure (Vent Valve) sebagai bangunan pelepasuap


dengan peredam suara yang dilengkapi dengan katup-katup pengatur
yang sistem kerjanya pneumatic.

BAB II
KAJIAN TEORITIS
2.1

TinjauanUmum

2.1.1 Sejarah PT.Indonesia Power


Pada awal 1990-an, pemerintah Indonesia mempertimbangkan
perlunya deregulasi pada sektor ketenagalistrikan. Langkah kearah
deregulasi tersebut diawali dengan berdirinya Paiton Swasta I, yang
dipertegas dengan dikeluarkannya Keputusan Presiden No. 37 tahun 1992
tentang

pemanfaatan

pembangkit

listrik

sumber

swasta.

dana

swasta

Kemudian

pada

melalui
akhir

pembangkit
1993,

Menteri

Pertambangan dan Energi (Mentamben) menerbitkan kerangka dasar


kebijakan

(Sasaran

Ketenagalistrikan)

dan

yang

Kebijakan
merupakan

Pengembangan
pedoman

jangka

Subsektor
panjang

restrukturisasi sektor ketenagalistrikan.


Sebagai penerapan tahap awal, pada tahun 1994 PLN diubah
statusnya dari Perum menjadi Persero. Setahun kemudian, tepatnya pada
tanggal 3 Oktober 1995, PT PLN (Persero) membentuk ua anak
perusahaan yang tujuannya untuk memisahkan

misi sosial dan misi

komersial yang diemban oleh badan usaha milik negara tersebut. Salah
satu dari anak perusahaan itu adalah

PT Pembangkitan Tenaga Listrik

Jawa Bali I, atau lebih dikenal dengan nama PLN PJB I. Anak perusahaan ini
ditujukan untuk menjalankan usaha komersial pada bidang pembangkitan
tenaga listrik dan usaha usaha lain yang terkait.
Pada tanggal 3 Oktober 2000, bertepatan dengan ulang tahunnya
yang kelima, manajemen perusahaan secara resmi mengumumkan
perubahan nama PLN PJB I menjadi PT Indonesia Power. Perubahan nama
ini merupakan upaya untuk menyikapi persaingan yang semakin ketat
dalam bisnis ketenagalistrikan dan sebagai persiapan untuk privatisasi
perusahaan yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat. Lebih dari
sekedar perubahan nama, langkah tersebut merupakan penegasan atas
tujuan perusahaan untuk menjadi perusahaan pembangkitan independen
yang berorientasi murni bisnis sesuai dengan tuntutan dan perubahan
yang terjadi di pasar ketenagalistrikan Indonesia, termasuk meningkatnya

persaingan serta kebutuhan untuk melakukan privatisasi melalui sebuah


IPO (Initial Public Offering).
Walaupun sebagai perusahaan komersial di bidang pembangkitan
baru didirikan pada pertengahan 1990-an, Indonesia Power mewarisi
berbagai

jumlah

pendukungnya.

aset

berupa

Pembangkit

pembangkit

dan

fasilitas

pembangkit

tersebut

fasiltas

memanfaatkan

teknologi modern berbasis komputer dengan menggunakan beragam


energi primer seperti

air, batu bara, solar, gas bumi, dan sebagainya.

Namun demikian, dari pembangkit tersebut terdapat pembangkit paling


tua di Indonesia sepeerti PLTA Plengan, PLTA Ubrug, PLTA Ketenger dan
sejumlah PLTA lainnya yang dibangun pada tahun 1920-an dan sampai
sekarang masih beroprasi. Dari sini dapat dipandang bahwa secara
kesejahteraan pada dasarnya usia PT Indonesia Power sama dengan
keberadaan listrik di Indonesia.
PT Indonesia Power merupakan perusahaan pembangkit tenaga
listrik terbesar di Indonesia (9040 MW) dengan delapan unit bisnis
pembangkitan utama di beberapa lokasi strategis di pulau Jawa dan Bali
serta unit bisnis yang bergerak di bidang jasa pemeliharaan yang disebut
Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan

(UBJP). Unit Bisnis Pembangkitan yang

dikelola PT Indonesia Power adalah Unit Bisnis Pembangkitan Suralaya,


Priok, Saguling, Kamojang, Mrica, Semarang, Perak & Grati dan Bali serta
Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan.
2.1.2

Lokasi PT. Indonesia Power

Gambar 2.1.1 Lokasi Unit Bisnis Pembangkitan PT. Indonesia Power

2.1.3 Paradigma, Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan


PT. Indonesia Power sebagai perusahaan memiliki paradigma, visi, misi,
dan motto serta simbol perusahaan yang memiliki makna tersendiri :
Paradigma :
Hari ini lebih baik dari hari kemarin, hari esok lebih baik dari hari ini.
Visi :
Menjadi perusahaan publik dengan kinerja kelas dunia dan bersahabat
dengan lingkungan.
Misi :
Melakukan usaha dalam bidang ketenagalistrikan dan mengembangkan
usaha lainnya yang berkaitan berdasarkan kaidah indutri dan niaga yang
sehat guna menjamin keberadaan dan pengembangan perusahaan dalam
jangka panjang.
Motto :
Bersama kita maju (Together for a better tomorrow)
Tujuan PT Indonesia Power :
1. Menciptakan mekanisme peningkatan efisiensi yang terus menerus
dalam penggunaan sumber daya perusahaan.
2. Meningkatkan pertumbuhan perusahaan secara berkesinambungan
dengan bertumpu pada usaha penyediaan tenaga listrik dan sarana
penunjang yang berorientasi pada permintaan pasar yang berwawasan
lingkungan.
3. Menciptakan kemampuan dan peluang untuk memperoleh pendanaan
dari berbagai sumber yang saling menguntungkan.
4. Mengoperasikan pembangkit tenaga listrik secara kompetitif serta
mencapai standar kelas dunia dalam hal keamanan, keandalan, efisiensi,
maupun kelestarian lingkungan.
5. Mengembangkan budaya perusahaan yang sehat di atas saling
menghargai antar karyawan dan mitra serta mendorong terus kekokohan
integritas pribadi dan profesionalisme.
2.1.4 Makna dan Bentuk Logo
Makna bentuk dan warna logo perusahaan PT. Indonesia Power
merupakan cerminan identitas dan lingkup usaha yang dimilikinya.Secara
keseluruhan nama Indonesia Power merupakan nama yang kuat untuk

melambangkan lingkup usaha perusahaan sebagai power utilty company


di Indonesia.

Gambar 2.1.4 Logo PT.Indonesia Power


a. Bentuk
Karena nama yang kuat INDONESIA dan POWER ditampilkan dengan
menggunakan jenis huruf (font) yang tegas dan kuat, yaitu futura
book/regular dan futura bold.
Aplikasi bentuk kilatan petir pada huruf O melambangkan tenaga
listrik yang merupakan lingkup usaha utama perusahaan.
Titik atau bulatan merah (red dot) di ujung kilatan petir merupakan
simbol yang digunakan di sebagian besar materi komunikasi perusahaan.
Dengan simbol yang kecil ini diharapkan identitas perusahaan dapat
langsung terwakili.
b. Warna
Merah
Diaplikasikan pada kata INDONESIA, menunjukkan identitas yang
kuat dan kokoh sebagai pemilik sumber daya untuk memproduksi tenaga
listrik, guna dimanfaatkan di Indonesia, dan juga di luar negeri.
Biru
Diaplikasikan pada kata POWER. Pada dasarnya warna biru
menggambarkan sifat pintar dan bijaksana. Dengan aplikasi pada kata
power, maka warna ini menunjukkan produksi tenaga listrik yang
dihasilkan perusahaan memiliki ciri-ciri:
o Berteknologi tinggi, Efisien,
o Aman dan Ramah Lingkungan
2.1.5 StruktukturOrganisasi Instrument

2.2

Konstruksi/ Model
Vent Structure ( Vent Valve )
Vent Structuremerupakan bangunan
pelepasuap

dengan

Ventstructure

peredam

terbuat

dari

suara.
beton

bertulangberbentuk bak persegi panjang,


bagianbawahnya

disekat

dan

bagian

atasnyadiberi tumpukan batu agar pada


saatpelepasan

uap

ke

udaratidakmencemari lingkungan. Denganmenggunakan nozzle diffuser


(Pipa Pemati) makagetaran dan kebisingan dapat diredam. Vent structure
dilengkapi dengan 6 valve pengatur yang sistem kerjanya pneumatic.
Udara bertekanan yangdigunakan untuk membuka dan menutup katup
diperolehdari dua buah kompresor yang terdapatdi dalam rumah vent
structure.Pengoperasian vent structuredapat dioperasikan dengan cara
manualataupun otomatis (system remote) yangdapat dilakukan dari panel
ruangankontrol (control room).
Adapun fungsi dari vent structureadalah
sebagai berikut:
Sebagai pengatur tekanan (agartekanan uap
masuk turbin selalukonstan),
Sebagai pengaman yang akanmembuang uap
bilaterjadi tekananlebih di steam receiving
header,

Membuang

kelebihan

uap

terjadipenurunan beban atau unit stop.


Gb. Control Valve

jika

a.
b.
c.
d.
e.
f.

2.3
NamaBagiandanFungsi
Kompressor
Adalahsebuahalatuntukmenggerakan vent valve bisajugadisebutsebagaipenggerakataualat
bantu vent valve.
Receiver Tank
Berfungsiuntukmenyimpanataumenampungsemuauaplebihdari steam receiveing header.
3 Way Valve
Berfungsiapabilaadatekananudarareferensiakanmeloloskan supply udarautamanya.
Selenoid Valve ( SV )
Berfungsi sebagai pemberi input pada 3 way valve.
Transmitter
Merupakansebuahbagian yang berfungsiuntukmerubahsatusinyalmenjadikebentuksinyal yang
lain. Transmitter inimerubahdaritekananmenjadiarus yang disalurkanke control room.
Filter Regulator
Berfungsiuntukmenyaringudaradariminyak-minyak yang
terbawabersamaangin.
g. Positioner

Berfungsiuntukmemposisikanbukaankatupataumengkonversikanbukaankatupmenjadipersenta
sepembukaan. Proses pembukaaninibisadilakukansecaraotomatis (system remote) yang
dapatdilakukandari panel ruangankontrol (control room) ataupunsecara manual.
h. Booster
Bagian ini berfungsi untuk menambah atau
memberi dorongan awal.
i.

Electro Pneumatic Tranducer


Merupakansebuahbagian yang

berfungsiuntukmerubahsatusinyalmenjadikebentuksinyal yang lain.


Tranducerinimerubahdariarusmenjaditekanan.
j. Pipa-pipapenghubung
Merupakan bagian yang cukup penting di vent
valve yaitu untuk menghubungkan dari satu
bagian ke bagian lainnya.

k.

Pressure Indikator
Sebagai pengukur tekanan uap.
l. Micro Switch
Berfungsi untuk
membuka awal
masuknya uap ke dalam
control valve.

2.4
Cara Kerja
Flow Diagram Control Valve

Control Valve ATC (Air To Close) dalamkondisi normal membuka (open) agar
jikaterjadigangguan, uaptidaktertahan di Steam Receivig Header (SRH).
Pengontrolan control valve melalui positioner untukpersentase (%) pembukaandanpenutupan
valve. Pengontrolan positioner melaluitranducer (SSCD) atau manual loader (Lokal).
Siklus Pneumatic
Supply darikompressor di saringoleh filter regulator menuju 3 way valve
denganselenoid valve sebagai input untukmeloloskan supply pada 3 way valve.
Supply dari 3 way valve akandiaturtekananyaolehtranducerdari control room atau manual
loader secaralangsung di lapangkerja ( Lokal ) untukmemberiperintahke positioner.
Supply yang sudahdiaturolehtranduceratau manual loader menuju positioner sebagai input
untukpengontrolpersentasepembukaandanpenutupan control valve.
Positioner mendapat supply daribejanatimbun ( Receiving Tank).
Setelah positioner mendapat supply daninputnyasudahteratur,
outputnyaakanmengontrolpembukaandanpenutupan control valve (%).
Relief Valve sebagaipengaman agar supply tidakbertabrakan.
Trip Valve sebagaialatpenguji trip (kesalahan) pada vent valve.
Booster sebagai penguat tekanan untuk control valve.
2.5
Gangguan-gangguan
1. Micro Switch
Gangguan terjadi karena bagian dari Micro
Switch dikotori oli.
2. Electro Pneumatic Tranducer
Kerusakan terjadi karena
pada bagian penyaring
udara tak berfungsi
sehingga oli ada yang
lolos.
3. Filter Regulator

Tak jauh berbeda dengan Electro Pneumatic Tranducer,


gangguan pada filter regulator biasanya terjadi pada
bagian filter yang telah terendap oli sehingga filter
berwarna kuning.

4. Positioner
Membersihkan bagian dalam Posisioner yang
terendap oli.
5. Pipa-pipa penghubung
Membersihkan bagian
dalam pipa yang
terkena oli.
6. Pressure Indikator

Gangguan yang sering dialami oleh PI ini adalah


jarum penunjuk tidak berfungsi semana mestinya.

2.6

Keselamatan Dan KesehatanKerja (K3)


Tujuan K3
Melindungi para pekerja dan orang lain di tempat kerja. Menjamin

agar setiap sumber produksi dapat dipakai secara aman dan efisien.
Menjamin proses produksi berjalan lancar.
Adapun keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang sering ditemukan
di tempat Praktek Kerja Industri PT. Indonesia Power UBP Kamojang
adalah sebagai berikut :
1. Helm Safety
2. Ear Safety
3. Safety Shoes
4. Detektor Asap
5. Tabung Pemadam Api
6. Hydrant
7. Rambu- rambu K3

BAB III
PELAPORAN
3.1 Pemeriksaan
Pemeriksaan suatu sistem atau alat sudah menjadi rutinitas harian
di sebuah perusahaan, terlebih di bagian Instrument yang tugasnya
memeriksa semua sistem PLTP ( Preventif harian ), sebagai teknisi yang
bertugas memeriksa dan jika ada kerusakan atau masalah maka harus
menangani permasalahan tersebut.
Teknisi Instrument merupakan teknisi yang bertugas memelihara,
mengecek serta memelihara semua bagian-bagian dari PLTP yang
tugasnya dilakukan setiap hari (Preventif Harian).
Adapun bagian-bagian yang sering diperiksa atau dipelihara yaitu :
1. Pemeriksaan di Control Valve

Cek
Cek
Cek
Cek

kebocoran pipa penghubung


filter regulator
Pressure Indicator
Electro Pneumatic Tranducer

2. Mengecek dan membersihkan alat ukur PH air cooling tower


3. Mengecek speaker TOA
4. Mengecek Amplifier
5. Mengecek Level Controller di Control Room

6. Menegecek Gurinda

3.2 Pengukuran
Dalam sesi pengukuran pastinya harus menggunakan pengukur
yang sesuai dan baik. Pengukuran suatu alat pempunyai pengukur yang
berbeda.
Berikut ini gambar pengukur yang digunakan:
1. Calibrator untuk mengukur ph air cooling
tower.
2. CA 150 Untuk mengkalibrasi tranducer.

3. Dead Weigh Tester untuk mengkalibrasi Pressure


Indikator.
4. AVO Meter untuk
mengukur voltage
tranducer.

3.3

Kesimpulan gangguan
Gangguan-gangguan yang sering dialami pada bagian control valve

yang ditempatkan di vent structure atau vent valve yang merupakan


bangunan pelepas uap dengan peredam suara dengan 6 valve pengatur
( Control Valve ) yang sistem kerjanya pneumatic yaitu merubah arus
menjadi tekanan.
Adapun

komponen-komponen

dari

vent

valve

yang

sering

mengalami gangguan yaitu :


No
1

Komponen
Filter Regulator

Tranducer

Positioner

4
Pressure Indikator
5
Pipa-pipa Penghubung
6
Booster
Kesimpulan :

Gangguan
Filter terendap oli
Tidak bekerja sesuai standar dan
belum terkalibrasi
Bagian dalam Positioner terendap oli
dan tidak bekerja dengan optimal
Jarum penunjuk tidak berfungsi.
Bagian dalam pipa terkena oli.
Bagian dalam booster terendap oli.

Kebanyakan gangguan dari sistem kerja control valve yaitu komponenkomponennya seringkali terendap oli yang tidak tersaring baik oleh filter
regulator.

3.3 Memasang dan Menyetel


Dalam sebuah sistem PLTP, semua alat sangat penting dan
berpengaruh terhadap sistem. Jika ada kerusakan pada komponen maka
harus

segera

menggantinya

dengan

komponen

yang

baru

pemasangannya pun harus secara teliti dan hati-hati agar tidak ada
kesalahan, dan teknisi pun harus selalu menggunakan alat keselamatan
kerja.
Memasng komponen adalah tugas teknisi bagian Instrument, dan
semua komponen yang diperlukan jika ada kerusakan lengkap tersedia di
bengkel Instrument. Setelah memasang komponen atau alat yang rusak,
ada sesi penyetelan yang harus dilakukan oleh teknisi Instrument.
Penyetelan suatu komponen atau alat yang telah dipasang harus dalam
keadaan stop atau standbye agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.
Adapun alat-alat yang dipergunakan untuk memasang dan menyetel yaitu
:
1. Obeng dan peralatan lainnya
2. Dead Weigh Tester

2.6.1.1

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan

PT. Indonesia Power merupakan sebuah perusahaan pembangkit listrik

tenaga listrik yang didirikan pada tanggal 3 Oktober 1995. PT. Indonesia
Power memiliki 133 unit pembangkit yang tersebar di lokasi-lokasi
strategis di Pulau Jawa dan Bali. Unit-unit tersebut dikelola dan
dioperasikan oleh delapan Unit Bisnis Pembangkitan (UBP), yaitu UBP
Perak Grati, UBP Priok, UBP Kamojng, UBP Saguling, UBP Mrica, UBP
Semarang, UBP Perak & Grati, UBP Bali serta Unit Bisnis Pemeliharaan.
Salah satu Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) yang dimiliki oleh PT.
Indonesia Power adalah UBP Kamojang yang berlokasi di perbukitan
dengan jarak 20 km ke arah tenggara Bandung.
Vent Structure merupakan bangunan pelepas uap dengan peredam
suara. Vent structure dilengkapi dengan 6 valve pengatur ( Control Valve )
yang sistem kerjanya pneumatic. Udara bertekanan yang digunakan untuk
membuka dan menutup katup diperoleh dari dua buah kompresor yang
terdapat di dalam rumah vent structure.

4.2 Saran
Untuk

kemajuan

pihak

industri

dan

pihak

tanpamengurangi rasa hormat terhadap kedua

sekolah,

dengan

belah pihak, pada

kesempatan kali ini penulis akanmenyampaikan beberapasaran atau


masukan, semoga saran-saranini dapat memberikan banyak manfaat.
Adapun saran tersebut diantaranya :
4.2.1 Saran Kepada Pihak Perusahaan
1.
Penting
adanya
suatu
ketaatan

melakukan

jadwal

maintenence/perawatan terhadap alat-alat sesuai dengan aturan yang


sudah ditentukan. Hal ini bertujuan untuk bisa menghindari kerusakan
mendadak yang tergolong fatal.
2. Pemerataan sumber daya manusia dalam struktur bagian perawatan
perlu ditingkatkan agar kinerjanya bisa lebih maksimal.
4.2.2 Saran Kepada Pihak Sekolah
1.

Program pelajaran produktif yang diberikan kepada siswa/i diperhatikan


dan ditingkatkan, serta disesuaikan dengan keberadaan industri sehingga
kemampuan siswa/i lebih baik lagi.

2.

Kegiatan praktek yang dilakukan di sekolah sangat membantu terhadap


peningkatan dan pengembangan siswa/i, sehingga penyediaan dan
keberadaan peralatan praktek yang lebih baik dan layak perlu benarbenar diperhatikan.

3.

Pengenalan mengenai dunia ndustri yang lebih terfokus akan sangat


membantu bagi siswa/i pada saat melaksanakan Praktek Kerja Industri.
4.3 Penutup
Demikian karya tulis Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) ini telah
selesai penulis susun, mudah-mudahan karya tulis ini bermanfaat bagi
penulis khusunya dan bagi pembaca pada umumnya.
Tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak
yang telah membantu penulis selama praktek ini. Tidak lupa juga, penulis
memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila selama pelaksanaan
praktek ini apabila melakukan hal-hal yang kurang berkenan.
Penulis menyadari akan segala kekurangan dalam penyusunan
laporan ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran
sebagai bahan masukan bagi penulis dimasa yang akan datang.

Anda mungkin juga menyukai