Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah


Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu masalah kesehatan yang berdampak pada
produktivitas dan dapat menurunkan Sumber Daya Manusia.
Penyakit ini tidak hanya berpengaruh secara individu, tetapi sistem kesehatan
suatu negara. Walaupun belum ada survei nasional, sejalan dengan perubahan gaya
hidup termasuk pola makan masyarakat Indonesia diperkirakan penderita
DM ini semakin meningkat, terutama pada kelompok umur dewasa keatas pada seluruh
status sosial ekonomi. Saat ini upaya penanggulangan penyakit DM belum menempati
skala prioritas utama dalam pelayanan kesehatan, walaupun diketahui dampak negatif
yang ditimbulkannya cukup besar antara lain komplikasi kronik pada penyakit jantung
kronis, hipertensi, otak, system saraf, hati, mata dan ginjal.
DM atau kencing manis adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh
peningkatan kadar gula dalam darah (hiperglikemi) akibat kekurangan hormon insulin
baik absolut maupun relatif. Absolut berarti tidak ada insulin sama sekali sedangkan
relatif berarti jumlahnya cukup/memang sedikit tinggi atau daya kerjanya kurang.
Hormon Insulin dibuat dalam pancreas

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atasdapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut
1.Apa pengertian Diabetes Militus(DM)?
2. Apa saja type Diabetes Militus?
3. Apa saja tanda tanda dan gejala Diabetes Militus?
4. Apa saja faktor penyebab Diabetes Militus?
5. Bagaimana cara pengobatan dan penangan Diabetes Militus?
6. Bagaimana hubungan Diabetes Militus dengan anggota tubuh?

17

Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas,tujuan yang dicapai dari
penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengertian Diabetes Militus
2. Untuk mengetahui apa saja type Diabetes Militus
3. Untuk mengetahui apa saja tanda tanda dan gejala Diabetes Militus
4. Untuk mengetahui apa saja faktor penyebab Diabetes Militus
5. Untuk mengetahui cara pengobatan dan penangan Diabetes Militus
6. Untuk mengetahui hubungan Diabetes Militus dengan anggota tubuh

17

BAB II
PEMBAHASAN

Pengertian Diabetes Militus


Diabetes mellitus, DM (bahasa Yunani: , diabanein, tembus atau pancuran
air) (bahasa Latin: mellitus, rasa manis) yang juga dikenal di Indonesia dengan istilah
penyakit kencing gula adalah kelainan metabolis yang disebabkan oleh banyak faktor,
dengan simtoma berupa hiperglisemia kronis dan gangguan metabolisme karbohidrat,
lemak dan protein, sebagai akibat dari:
defisiensi sekresi hormon insulin, aktivitas insulin, atau keduanya

defisiensi transporter glukosa.

atau keduanya.

Berbagai penyakit, sindrom dan simtoma dapat terpicu oleh diabetes mellitus, antara
lain: Alzheimer, ataxia-telangiectasia, sindrom Down, penyakit Huntington, kelainan
mitokondria, distrofi miotonis, penyakit Parkinson, sindrom Prader-Willi, sindrom
Werner, sindrom Wolfram, leukoaraiosis, demensia, hipotiroidisme, hipertiroidisme,
hipogonadisme, dan lain-lain.
DM yaitu kelainan metabolik akibat dari kegagalan pankreas untuk mensekresi
insulin (hormon yang responsibel terhadap pemanfaatan glukosa) secara adekuat. Akibat
yang umum adalah terjadinya hiperglikemia.
DM merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kelainan kadar
glukosa dalam darah atau hiperglikemia yang disebabkan defisiensi insulin atau akibat
kerja insulin yang tidak adekuat (Brunner & Suddart).
Kadar gula darah sepanjang hari bervariasi, meningkat setelah makan dan kembali
normal dalam waktu 2 jam. Kadar gula darah yang normal pada pagi hari setelah malam
sebelumnya berpuasa adalah 70-110 mg/dL darah. Kadar gula darah biasanya kurang dari
120-140 mg/dL pada 2 jam setelah makan atau minum cairan yang mengandung gula
maupun karbohidrat lainnya.

17

Type type Diabetes Militus


Meski sama-sama berhubungan dengan kelebihan gula di dalam darah, diabetes tipe 1
dan 2 punya beberapa perbedaan yang sangat mendasar. Penyebabnya sangat berbeda,
pengobatan dan cara pencegahannya juga tidak bisa disamakan begitu saja.

Perbedaan pertama terletak pada usia pasien saat pertama kali didiagnosis. Diabetes tipe 1
lebih banyak menyerang pasien di bawah umur 20 tahun sehingga sering disebut juvenile
onset, sebaliknya tipe 2 menyerang usia 35 tahun ke atas atau disebut adult onset.
Penggunaan istilah juvenile onset dan adult onset saat ini sudah dihilangkan, sebab pada
kenyataannya diabetes tipe 1 dan 2 bisa menyerang usia berapapun. Hanya saja,
kecenderungannya masih sama yakni tipe satu lebih banyak menyerang di usia muda dan
tipe 2 di usia tua.
Selanjutnya adalah postur dan perawakan pengidapnya. Pasien diabetes tipe 1 umumnya
memiliki perawakan kurus, sedangkan diabetes tipe 2 lebih banyak menyerang orangorang bertubuh besar yang dikategorikan kelebihan berat badan (overweight) maupun
obesitas.
Diabetes tipe 1 dan 2 juga dibedakan berdasarkan penyebabnya. Diabetes tipe 1
disebabkan oleh kerusakan pankreas sehingga produksi insulin berkurang, sementara tipe
2 disebabkan oleh resistensi insulin dalam arti insulinnya cukup tetapi tidak bekerja
dengan baik dalam mengontrol kadar gula darah.
Karena penyebabnya berbeda, pengobatan kedua tipe diabetes ini juga tidak sama.
Pengidap diabetes tipe 1 membutuhkan insulin dalam bentuk suntikan maupun pompa
insulin sedangkan pasien diabetes tipe 2 cukup mengonsumsi obat oral atau obat telan.

17

Tanda dan gejala Diabetes Militus


Tanda awal yang dapat diketahui bahwa seseorang menderita DM atau kencing
manis yaitu dilihat langsung dari efek peningkatan kadar gula darah, dimana peningkatan
kadar gula dalam darah mencapai nilai 160 - 180 mg/dL dan air seni (urine) penderita
kencing manis yang mengandung gula (glucose), sehingga urine sering dilebung atau
dikerubuti semut.
Penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda dan gejala dibawah ini meskipun
tidak semua dialami oleh penderita :
1. Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)
2. Sering atau cepat merasa haus/dahaga (Polydipsia)
3. Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)
4. Frekwensi urine meningkat/kencing terus (Glycosuria)
5. Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya
6. Kesemutan/mati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan & kaki
7. Cepat lelah dan lemah setiap waktu
8. Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba
9. Apabila luka/tergores (korengan) lambat penyembuhannya
10. Mudah terkena infeksi terutama pada kulit.

Faktor penyebab Diabetes Militus :


Penyakit diabetes bisa disebabkan oleh beberapa faktor pemicu,diantaranya:
1. Pola makan
Makan secara berlebihan dan melebihi jumlah kadar kalori yang dibutuhkan oleh
tubuh dapat memacu timbulnya diabetes mellitus. konsumsi makan yang berlebihan dan
tidak diimbangi dengan sekresi insulin dalam jumlah yang memadai dapat menyebabkan
kadar gula dalam darah meningkat dan pastinya akan menyebabkan diabetes melitus.
2. Obesitas (kegemukan)
Orang gemuk dengan berat badan lebih dari 90 kg cenderung memiliki peluang lebih
besar untuk terkena penyakit diabetes militus. Sembilan dari sepuluh orang gemuk

17

berpotensi untuk terserang diabetes mellitus.


3. Faktor genetis
Diabetes mellitus dapat diwariskan dari orang tua kepada anak. Gen penyebab
diabetes mellitus akan dibawa oleh anak jika orang tuanya menderita diabetes
mellitus. Pewarisan gen ini dapat sampai ke cucunya bahkan cicit walaupun resikonya
sangat kecil.
4. Bahan-bahan kimia dan obat-obatan
Bahan-bahan kimia dapat mengiritasi pankreas yang menyebabkan radang pankreas,
radang pada pankreas akan mengakibatkan fungsi pankreas menurun sehingga tidak ada
sekresi hormon-hormon untuk proses metabolisme tubuh termasuk insulin. Segala jenis
residu obat yang terakumulasi dalam waktu yang lama dapat mengiritasi pankreas.
5. Penyakit dan infeksi pada pancreas
Infeksi mikroorganisme dan virus pada pankreas juga dapat menyebabkan radang
pankreas yang otomatis akan menyebabkan fungsi pankreas turun sehingga tidak ada
sekresi hormon-hormon untuk proses metabolisme tubuh termasuk insulin. Penyakit
seperti kolesterol tinggi dan dislipidemia dapat meningkatkan resiko terkema diabetes
mellitus.
6. Pola hidup
Pola hidup juga sangat mempengaruhi faktor penyebab diabetes mellitus. Jika orang
malas berolah raga memiliki resiko lebih tinggi untuk terkena penyakit diabetes mellitus
karena olah raga berfungsi untuk membakar kalori yang berlebihan di dalam tubuh.
Kalori yang tertimbun di dalam tubuh merupakan faktor utama penyebab diabetes
mellitus selain disfungsi pankreas. Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, kasus
diabetes di negara-negara Asia akan naik hingga 90 persen dalam 20 tahun ke depan.
Dalam 10 tahun belakangan, jumlah penderita diabetes di Hanoi, Vietnam, berlipat
ganda. Sebabnya? Di kota ini, masyarakatnya lebih memilih naik motor dibanding
bersepeda, kata Dr Gauden Galea, Penasihat WHO untuk Penyakit Tidak Menular di
Kawasan Pasifik Barat. Kesimpulannya, mereka yang sedikit aktivitas fisik memiliki
risiko obesitas lebih tinggi dibanding mereka yang rajin bersepeda, jalan kaki.

17

7. Teh manis
Penjelasannya sederhana. Tingginya asupan gula menyebabkan kadar gula darah
melonjak tinggi. Belum risiko kelebihan kalori. Segelas teh manis kira-kira
mengandung 250-300 kalori (tergantung kepekatan). Kebutuhan kalori wanita
dewasa rata-rata adalah 1.900 kalori per hari (tergantung aktivitas). Dari teh manis
saja kita sudah dapat 1.000-1.200 kalori. Belum ditambah tiga kali makan nasi
beserta lauk pauk. Patut diduga kalau setiap hari kita kelebihan kalori. Ujungnya:
obesitas dan diabetes.
8. Gorengan
Karena bentuknya kecil, satu gorengan tidak cukup buat kita. Padahal gorengan
adalah salah satu faktor risiko tinggi pemicu penyakit degeneratif, seperti
kardiovaskular, diabetes melitus, dan stroke. Penyebab utama penyakit
kardiovaskular (PKV) adalah adanya penyumbatan pembuluh darah koroner,
dengan salah satu faktor risiko utamanya adalah dislipidemia. Dislipidemia adalah
kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan kadar kolesterol
total, LDL (kolesterol jahat) dan trigliserida, serta penurunan kadar HDL
(kolesterol baik) dalam darah. Meningkatnya proporsi dislipidemia di masyarakat
disebabkan kebiasaan mengonsumsi berbagai makanan rendah serat dan tinggi
lemak, termasuk gorengan.
9. Suka ngemil
Kita mengira dengan membatasi makan siang atau malam bisa menghindarkan
diri dari obesitas dan diabetes. Karena belum kenyang, perut diisi dengan sepotong
atau dua potong camilan seperti biskuit dan keripik kentang. Padahal, biskuit, keripik
kentang, dan kue-kue manis lainnya mengandung hidrat arang tinggi tanpa kandungan
serta pangan yang memadai. Semua makanan itu digolongkan dalam makanan dengan
glikemik indeks tinggi. Sementara itu, gula dan tepung yang terkandung di dalamnya
mempunyai peranan dalam menaikkan kadar gula dalam darah.
10. Kurang tidur.
Jika kualitas tidur tidak didapat, metabolisme jadi terganggu. Hasil riset para ahli
dari University of Chicago mengungkapkan, kurang tidur selama 3 hari

17

mengakibatkan kemampuan tubuh memproses glukosa menurun drastis. Artinya,


risiko diabetes meningkat. Kurang tidur juga dapat merangsang sejenis hormon
dalam darah yang memicu nafsu makan. Didorong rasa lapar, penderita gangguan
tidur terpicu menyantap makanan berkalori tinggi yang membuat kadar gula darah
naik.
11. Sering stress
Stres sama seperti banjir, harus dialirkan agar tidak terjadi banjir besar. Saat stres
datang, tubuh akan meningkatkan produksi hormon epinephrine dan kortisol supaya
gula darah naik dan ada cadangan energi untuk beraktivitas. Tubuh kita memang
dirancang sedemikian rupa untuk maksud yang baik. Namun, kalau gula darah terus
dipicu tinggi karena stres berkepanjangan tanpa jalan keluar, sama saja dengan bunuh
diri pelan-pelan.
12. Kecanduan rokok
Sebuah penelitian di Amerika yang melibatkan 4.572 relawan pria dan wanita
menemukan bahwa risiko perokok aktif terhadap diabetes naik sebesar 22 persen.
Disebutkan pula bahwa naiknya risiko tidak cuma disebabkan oleh rokok, tetapi
kombinasi berbagai gaya hidup tidak sehat, seperti pola makan dan olahraga.
13. Menggunakan pil kontrasepsi
Kebanyakan pil kontrasepsi terbuat dari kombinasi hormon estrogen dan
progestin, atau progestin saja. Pil kombinasi sering menyebabkan perubahan kadar
gula darah. Menurut dr Dyah Purnamasari S, Sp PD, dari Divisi Metabolik
Endokrinologi RSCM, kerja hormon pil kontrasepsi berlawanan dengan kerja insulin.
Karena kerja insulin dilawan, pankreas dipaksa bekerja lebih keras untuk
memproduksi insulin. Jika terlalu lama dibiarkan, pankreas menjadi letih dan tidak
berfungsi dengan baik.

Patofisiologi
Kemungkinan induksi diabetes tipe 2 dari berbagai macam kelainan hormonal,
seperti hormon sekresi kelenjar adrenal, hipofisis dan tiroid merupakan studi pengamatan

17

yang sedang laik daun saat ini. Sebagai contoh, timbulnya IGT dan diabetes mellitus
sering disebut terkait oleh akromegali dan hiperkortisolisme atau sindrom Cushing.
Hipersekresi hormon GH pada akromegali dan sindrom Cushing sering berakibat
pada resistansi insulin, baik pada hati dan organ lain, dengan simtoma hiperinsulinemia
dan hiperglisemia, yang berdampak pada penyakit kardiovaskular dan berakibat
kematian.
GH memang memiliki peran penting dalam metabolisme glukosadengan
menstimulasi glukogenesis dan lipolisis, dan meningkatkan kadar glukosa darah dan
asam lemak. Sebaliknya, insulin-like growth factor 1 (IGF-I) meningkatkan kepekaan
terhadap insulin, terutama pada otot lurik. Walaupun demikian, pada akromegali,
peningkatan rasio IGF-I tidak dapat menurunkan resistansi insulin, oleh karena
berlebihnya GH.
Terapi dengan somatostatin dapat meredam kelebihan GH pada sebagian banyak
orang, tetapi karena juga menghambat sekresi insulin dari pankreas, terapi ini akan
memicu komplikasi pada toleransi glukosa.
Sedangkan hipersekresi hormon kortisol pada hiperkortisolisme yang menjadi
penyebab obesitas viseral, resistansi insulin, dan dislipidemia, mengarah pada
hiperglisemia dan turunnya toleransi glukosa, terjadinya resistansi insulin, stimulasi
glukoneogenesis dan glikogenolisis. Saat bersinergis dengan kofaktor hipertensi,
hiperkoagulasi, dapat meningkatkan risiko kardiovaskular.
Hipersekresi hormon juga terjadi pada kelenjar tiroid berupa tri-iodotironina
dengan hipertiroidisme yang menyebabkan abnormalnya toleransi glukosa.
Pada penderita tumor neuroendokrin, terjadi perubahan toleransi glukosa yang
disebabkan oleh hiposekresi insulin, seperti yang terjadi pada pasien bedah pankreas,
feokromositoma, glukagonoma dan somatostatinoma.
Komplikasi
Komplikasi jangka lama termasuk penyakit kardiovaskular (risiko ganda),
kegagalan kronis ginjal (penyebab utama dialisis), kerusakan retina yang dapat
menyebabkan kebutaan, serta kerusakan saraf yang dapat menyebabkan impotensi dan
gangren dengan risiko amputasi. Komplikasi yang lebih serius lebih umum bila kontrol

17

kadar gula darah buruk.


Komplikasi jangka panjang dari diabetes
Organ/jaringan
terkena

yg

Yg terjadi

Plak aterosklerotik terbentuk & menyumbat arteri berukuran besar atau seda
Pembuluh darah

jantung, otak, tungkai & penis.

Dinding pembuluh darah kecil mengalami kerusakan sehingga pembuluh tidak


mentransfer oksigen secara normal & mengalami kebocoran

Mata

Terjadi kerusakan pada pembuluh darah kecil retina


Penebalan pembuluh darah ginjal

Ginjal

Protein bocor ke dalam air kemih


Darah tidak disaring secara normal

Saraf

Kerusakan saraf karena glukosa tidak dimetabolisir secara normal & karena aliran
berkurang

Sistem saraf otonom

Kerusakan pada saraf yg mengendalikan tekanan darah & saluran pencernaan

Kulit

Berkurangnya aliran darah ke kulit & hilangnya rasa yg menyebabkan cedera berul

Darah

Gangguan fungsi sel darah putih

17

Jaringan ikat

Gluka tidak dimetabolisir secara normal sehingga jaringan menebal atau berkontrak

Cara pengobatan dan penanganan Diabetes Militus


Penderita diabetes tipe 1 umumnya menjalani pengobatan therapi insulin
(Lantus/Levemir, Humalog, Novolog atau Apidra) yang berkesinambungan, selain itu
adalah dengan berolahraga secukupnya serta melakukan pengontrolan menu makanan
(diet).
Pada penderita diabetes mellitus tipe 2, penatalaksanaan pengobatan dan penanganan
difokuskan pada gaya hidup dan aktivitas fisik. Pengontrolan nilai kadar gula dalam
darah adalah menjadi kunci program pengobatan, yaitu dengan mengurangi berat badan,
diet, dan berolahraga. Jika hal ini tidak mencapai hasil yang diharapkan, maka pemberian
obat tablet akan diperlukan. Bahkan pemberian suntikan insulin turut diperlukan bila
tablet tidak mengatasi pengontrolan kadar guladarah.

Hubungan diabetes militus dengan anggota tubuh


Hubungan Kesehatan Gigi dan Diabetes Melitus

Kebanyakan orang mempunyai kebiasaan suka makan malas sikat gigi. Tapi itu juga
tidak semua. Apalagi bila orang tersebut tahu benar dengan menjaga kesehatan gigi dapat

17

menghindarkan tubuh dari penyakit lainnya. Salah satu penyakit yang dapat dihindari
adalah penyakit diabetes melitus. Karena menurut studi penelitian di Amerika
menunjukkan bahwa penderita kerusakan gigi kronis bisa jadi orang tersebut pengidap
penyakit diabetes melitus tipe 2.
Pada kerusakan gigi yang parah, bakteri dapat masuk ke aliran darah dan
mengganggu sistem kekebalan tubuh. Sel sistem kekebalan tubuh yang rusak melepaskan
sejenis protein yang disebut cytokines. Cytokines inilah penyebab kerusakan sel pankreas
penghasil insulin, hormon yang memicu diabetes. Jika ini terjadi sekali saja, walaupun
orang itu sebelumnya dalam keadaan sehat maka orang tersebut berpeluang menderita
diabetes tipe 2.
Selain itu tingginya kandungan kolesterol dari glukosa yang dibutuhkan tubuh
merupakan faktor utama pemicu risiko diabetes bagi orang yang mengalami kerusakan
gigi. Dan kolesterol rendah dapat menolong orang sehat untuk tidak terserang problem
gangguan gigi yang mampu memicu diabetes. Untuk itu, penderita diabetes sebaiknya
mengikuti diet rendah kalori, rajin mengonsumsi obat pengatur hormon insulin dan
menjaga kesehatan gigi. Dan alangkah baiknya jika orang sehat juga ikut menjaga
kesehatan giginya agar tidak berisiko terkena diabetes.
Radang gusi adalah jenis penyakit gigi yang paling ringan, disebabkan oleh
bakteri dalam plak. Penyakit ini masih bisa disembuhkan, tapi jika disepelekan tanpa
perawatan lebih lanjut bisa berkembang menjadi penyakit gigi yang parah juga. Plak yang
menempel pada rongga antara gusi dan gigi mampu menimpulkan infeksi dan
menyebabkan kasus serius. Bahkan pada stadium tertentu, gigi harus dicabut.
Diabetes merupakan kondisi di mana tubuh tidak mampu meregulasi kandungan
glukosa. Artinya, tekanan darah bisa menjadi sangat tinggi. Pengobatan dengan insulin
bisa membantu tubuh mengontrol jumlah glukosa pada aliran darah.
Pada diabetes tipe 2, insulin diproduksi sangat sedikit sehingga tidak cukup
jumlahnya untuk keperluan tubuh manusia. Biasanya hal ini sangat berpengaruh pada
orang berusia di atas 40 tahun. Untuk mengatasinya dibutuhkan diet teratur dan
mengonsumsi pil atau suntikan reguler.

17

Diabetes dan Kesehatan Mata

Diabetes adalah penyakit kompleks yang merupakan hasil dari ketidakmampuan tubuh
untuk menghasilakn insulin, hormon yang mengatur kadar gula dalam darah, membawa
gula berlebih untuk disimpan di dalam sel dan kemudian akan digunakan jika diperlukan
Tanpa insulin yang memadai, gula di dalam darah akan menjadi berlebih. Analoginya
seperti mobil yang penuh bensin tetapi tidak ada kuncinya; Anda mempunyai energi
untuk menggerakkan mobil, tersebut tetapi tidak bisa menggunakannya dengan
maksimal.
Diabetes dialami oleh lebih dari 16 juta warga Amerika. Sebagian besar kasus yang
dialami adalah diabetes onset dewasa, yang biasanya mengenai individu berusia lebih
dari 40 tahun. Salah satu faktor risiko termasuk riwayat keluarga yang menderita diabetes
dan kelompok etnis tertentu. Keturunan Afrika, Amerika asli, Jepang, Latin ataupun
Polinesia lebih tinggi risikonya.
Komplikasi umum penderita diabetes adalah penyakit mata akibat diabetes. Salah satunya
adalah glaukoma. Komplikasi lainnya termasuk retinopati dan katarak. Retinopati
diabetik adalah penyakit yang merusak pembuluh darah kecil pada retina (jaringan yang
peka cahaya yang berjajar di belakang mata) yang sering dijumpai pada penderita
diabetes. Selama masa hidup mereka, sekitar 16 juta penderita diabetes akan mengalami
berbagai tingkatan retinopati diabetik dan setidaknya 25.000 menjadi buta tiap tahunnya.

17

Katarak adalah pengaburan lensa mata yang mengakibatkan pudarnya penglihatan


normal. Penderita diabetes mempunyai risiko hampir dua kali mengalami katarak
dibandingkan yang lainnya.
Katarak juga mempunyai kecenderungan terjadi pada usia yang lebih muda.
Hubungan antara diabetes dengan glaukoma sudut-terbuka (tipe glaukoma yang paling
umum) telah membangkitkan minat para peniliti selama bertahun-tahun. Penderita
diabetes mempunyai risiko dua kali terkena glaukoma daripada individu non-diabetes,
meskipun beberapa penelitian baru-baru ini telah mempertanyakan hal ini. Yang lebih
menarik lagi, kemungkinan seseorang yang mempunyai glaukoma sudut terbuka
kemudian menderita diabetes ternyata lebih tinggi dibandingkan individu yang tidak
mempunyai penyakit mata. Glaukoma neovaskuler, tipe glaukoma yang jarang selalu
dikaitkan dengan abnormalitas yang lain, diabetes adalah yang paling sering. Pada
beberapa kasus retinopati diabetes, pembuluh darah pada retina menjadi rusak. Retina
kemudian memproduksi pembuluh darah baru yang abnormal.
Komplikasi pada mata adalah hal yang umum terjadi pada penderita diabetes, penting
bagi penderita diabetes untuk memeriksakan kesehatan mata mereka secara rutin. Institusi
Mata Nasional (National Eye Institute) merekomendasikan penderita diabetes untuk
memeriksakan mata mereka setahun sekali.
Diabetes dan luka pada bagian kaki

17

Ulkus atau luka kaki dapat menjadi masalah yang sangat serius bagi penderita
diabetes. Penting untuk menyembuhkan ulkus secepatnya.
Kerusakan saraf pada diabetes dapat mengurangi nyeri sehingga ulkus kaki kadang tidak
menimbulkan rasa nyeri jadi sering diabaikan. Sejalan dengan waktu ulkus kaki atau
gejala-gejala penyakit dapat merusak kaki secara serius.

17

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari makalah yang saya buat, dapat ditarik kesimpulan bahwa penyakit Diabetes Militus
(DM) ini sangat brrbahaya dan menakutkan. Banyak sekali faktor yang menyebabkan
seseorang menderita penyakit Diabetes Militus. Seperti conohnya, Obesitas(berat badan
berlebih),faktor genetis, pola hidup yang tidak sehat (jarang berolah raga), kurang tidur,
dan masih banyak yang lainnya.
Saran
saran bagi pembaca dari makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Selalu berhati hatilah dalam menjaga pola hidup. Sering berolah raga dan istirahat
yang cukup.
2. Jaga pola makan anda. Jangan terlalu sering mengkonsumsi makanan atau minuman
yang terlalu manis. Karena itu dapat menyebabkan kadar gula melonjak tinggi.

17

DAFTAR PUSTAKA
Arisandi, Yahoma dan Yoovita Andriani.2001.Diabetes militus.Jakarta:Kesehatan
Bersama
Rahimawati.2004.Diabetes militus tipe 2.Jakarta:Kesehatan utama

17

Anda mungkin juga menyukai