1 Latar Belakang
Seperti kita ketahui kesehatan reproduksi bagi manusia sangatlah penting.
Karena dalam hal ini menyangkut masalah penerus generasi atau penerus
keturunan. Namun tidak dapat di pungkiri banyak penyebab terjadinya masalah
organ reproduksi seperti penyakit menular seksual dan kanker. Diantara
banyaknya penyakit kanker organ reproduksi salah satunya yaitu kanker serviks
yang menyebabkan kematian no 2 pada wanita. Menurut World Healt
Organization (WHO) tahun 2010 memperkirakan 12,4 juta penduduk menderita
kanker dan 7,6 juta orang meninggal karena penyakit kanker itu.
Namun seiring dengan perkembangan teknologi, ada beberapa masalah
organ reproduksi yang dapat ditanggulangi agar tidak sampai terjadi penyakit
menular seksual atau penyakit organ reproduksi lainnya yaitu dengan pemeriksaan
diagnosa din.
Beberapa tindakan prosedur diagnosa yang dapat dilakukan, misalnya
papsmear, Swab Vagina, Gram. Dan tindakan-tindakan tersebut tentunya memiliki
persiapan dan prosedur tertentu agar hasil yang diproleh tepat dan akurat
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pap Smear
1. Definisi Pap Smear
Pap Smear atau tes Pap adalah suatu prosedur untuk memeriksa kanker
serviks pada wanita. Pap Smear meliputi pengumpulan sel-sel dari leher rahim
dan kemudian diperiksa di bawah mikroskop untuk mendeteksi lesi kanker atau
prakanker. Tes Pap merupakan tes yang aman, murah dan telah dipakai bertahuntahun lamanya untuk mendeteksi kelainan-kelainan yang terjadi pada sel-sel leher
rahim.
2. Tujuan dan Manfaat Pap Smear
Tujuan dan manfaat pap smear, yaitu:
1. Evaluasi sitohormonal
Penilaian hormonal pada seorang wanita dapat dievaluasi melalui
pemeriksaan pap smear yang bahan pemeriksaannya adalah sekret vagina
yang berasal dari dinding lateral vagina satu pertiga bagian atas.
2. Mendiagnosis peradangan
Peradangan pada vagina dan serviks pada umumnya dapat
didiagnosa dengan pemeriksaan pap smear. Baik peradangan akut
maupun kronis. Sebagian besar akan memberi gambaran perubahan sel
yang khas pada sediaan pap smear sesuai dengan organisme
penyebabnya. Walaupun terkadang ada pula organisme yang tidak
menimbulkan reaksi yang khas pada sediaan pap smear.
3. Identifikasi organisme penyebab peradangan
Dalam vagina ditemukan beberapa macam organisme/kuman
yangsebagian merupakan flora normal vagina yang bermanfaat bagiorgan
tersebut. Pada umumnya organisme penyebab peradangan pada vagina
dan serviks sulit diidentifikasi dengan pap smear,sehingga berdasarkan
perubahan yang ada pada sel tersebut, dapat diperkirakan organisme
penyebabnya.
menghindari
kontaminasi ke
dalam
vagina
yang
dapat
6. Sediaan yang telah didapat, dioleskan di atas kaca objek pada sisi yang
telah diberi tanda dengan membentuk sudut 45 satu kali usapan.
Sumber: http://emedicine.medscape.com/article/1947979-overview
2. Pengambilan pap smear dapat dilakukan setiap waktu diluar masa haid,
yaitu sesudah hari siklus haid ketujuh sampai dengan masa pramenstruasi.
3. Apabila klien mengalami gejala perdarahan diluar masa haid dan dicurigai
penyebabnya kanker leher rahim, sediaan pap smear harus dibuat saat itu
walaupun ada perdarahan.
4. Pada peradangan berat,pengambilan sediaan ditunda sampai selesai
pengobatan.
5. Klien dianjurkan untuk tidak melakukan irigasi vagina (pembersihan
vagina dengan zat lain), memasukkan obat melalui vagina atau melakukan
hubungan seks sekurang-kurangnya 24 jam, sebaiknya 48 jam.
6. Klien yang sudah menopause, pap smear dapat dilakukan kapan saja.13
6. Interpretasi Hasil Pap Smear
Terdapat banyak sistem dalam menginterpretasikan hasil pemeriksaan
Pap Smear, sistem Papanicolaou, sistem Cervical Intraepithelial Neoplasma
(CIN), dan sistem Bethesda.
Klasifikasi Papanicolaou membagi hasil pemeriksaan menjadi 5 kelas, yaitu:
1. Kelas I
: tidak ada sel abnormal.
2. Kelas II
3. Kelas III
4. Kelas IV
5. Kelas V
: keganasan.
b.
c.
Pemeriksaan fisik
Buka spekulum dan dengan bantuan lampu sorot vagina, cari serviks.
Ambil lidi kapas steril yang pertama. Lakukan swab duh tubuh dari
endoserviks. Buat sediaan hapus di slide. Olesan jangan terlalu tebal
atau tipis.
Ambil lidi kapas steril yang kedua. Lakukan swab duh tubuh dari
forniks posterior & dinding vagina. Dari lidi kapas kedua ini buatlah
apusan berupa dua lingkaran kecil pada sisi kanan & kiri slide untuk
pemeriksaan sediaan basah. Olesan jangan terlalu tebal atau tipis
Slide diletakkan di meja jika tidak ada asisten, jika ada asisten
preparat dapat dilakukan oleh asisten
pH
n.
o.
p.
q.
r.
s.
t.
u.
3. Sediaan didapat dengan mengusap pada dasar lesi yang terdapat cairan
atau discharge. Jika lesi sudah tertutup krusta, maka krusta dibersihkan
terlebih dahulu;
4. Sediaan yang telah diambil diletakkan pada gelas obyek dengan cara
mengoleskan lidi kapas pada gelas obyek secara satu arah;
5. Fiksasi spesimen melalui penghangatan/pemanasan dengan lampu
Bunsen;
6. Gelas obyek digenangi dengan Crystal violet (Gram A), diamkan 1 menit
kemudian bilas dengan air mengalir;
7. Gelas obyek digenangi dengan Lugol (Gram B), diamkan 1 menit
kemudian bilas dengan air mengalir;
8. Dekolorisasi dengan tetesan alkohol atau ether-aceton (Gram C) sampai
tepat luntur, hentikan penetesan kemudian bilas dengan air mengalir;
9. Gelas obyek digenangi dengan counter stain Safranin (Gram D), diamkan
30 detik kemudian bilas dengan air mengalir
10. Biarkan sediaan mengering;
11. Periksa dibawah mikroskop, identifikasi dimulai dengan pembesaran 100
kali sampai 400 kali.
3. Interpretasi
Leukosit
1)
2)
3)
4)
Keterangan Gambar :
1. Monosit
2. Limfosit
3. Basofil
4. Eosinofil
5. Neutrofil
5)
DAFTAR PUSTAKA
1. Prawirohardjo, S. 2009. Ilmu Kebidanan.In: Pemeriksaan Ginekologik.
Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo,164-165.
2. Price & Wilson. 2006. Patofisiologi. Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit. Volume 2. Edisi6. Jakarta: EGC.
3. Ries LA, Melbert D, Krapcho M, Stinchcomb DG, Howlander N, Horner
MJ, et al.2009. SEER cancer statistics review. Bethesda (MD): National
Cancer Institute.
(http://www.mayoclinic.com/health/pap-