Anda di halaman 1dari 6

PERAWATAN SALURAN AKAR PADA KASUS NEKROSE

PULPA GIGI 15 disertai ABSES PERIAPIKAL

Nama : Jihan Rahmadian Fitria

BP : 1010343017

Preseptor : drg. Delimona, Sp.KG

Tanda Tangan :

A. Data Perorangan

Nama : Hanum

Umur : 19 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Alamat :

No. RM :

Eleemen gigi : 15

B. Pemeriksaan Subjektif

CC : Pasien datang ke klinik gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Andalas

dengan keluhan gigi geraham kecil kanan atas berlubang

PI : Sudah 4 tahun yang lalu gigi tersebut mulai terasa sakit yang tajam ketika

makan dan minum makanan yang dingin dan asam. Kemudian sudah ditambal,

namun sekarang tambalannya sudah tidak bagus lagi dan pecah-pecah. Sekarang

gigi tersebut tidak pernah sakit lagi. Namun dirasakan ada bengkak pada bagian

atas giginya

PDH : Pasien pernah datang ke dokter gigi sebelumnya untuk melakukan pencabutan

gigi
PMH : Tidak dicurigai menderita penyakit sistemik

SH : Pasien seorang mahasiswa di Fakultas Kedokteran Unand

C. Pemeriksaan Objektif

Gigi 1.5 karies profunda, berupa tes :

Perkusi : (+)

Palpasi : (+)

Sondasi : (-)

Clor Ethil : (-)

Mobility : (-)

Tekan : (+)

D. Diagnosis

Nekrose Pulpa gigi 1.5 disertai dengan abses periapikal

E. Rencana Perawatan

PSA gigi 1.5

F. Tahap Pekerjaan

I. Alat dan Bahan

Alat Bahan
Diagnostic set Cotton roll
Penggaris atau Sliding Caliper Cotton pellet
Bur diamond Kapas
Jarum Miller (smooth broad) Alkohol
Jarum Ekstirpasi (barbed broach) NaOCl 0,5%
Protaper H2O2 2%
File EDTA
Spuit Calsium hidroxyde
Root canal plugger TKF
Gunting Papper point
Lampu Spiritus Caviton
Glass Lab Eugenol
Gutta perca
Endometason (sealer)

II. Tahapan Pekerjaan

Kunjungan 1 :
1. Pemeriksaan subyektif, obyektif, foto intra oral, radiografi, diagnosis, penentuan
rencana perawatan.
2. Penandatanganan informed consent.
3. Perkirakan panjang kerja dari rontgen foto dengan mengukur panjang gigi pada
rontgen foto mulai dari mahkota sampai ujung apeks lalu dikurangi 1 mm
4. Rontgen foto
Foto rontgen digunakan untuk melihat kondisi gigi dan menghitung panjang
kerja.
Panjang gigi sebenarnya = a x b
c
keterangan : a= panjang gigi pada rontgen foto
b= panjang mahkota klinis
c= panjang mahkota pada rontgen foto

1. Preparasi Kamar Pulpa


Outline form, akses preparasi dari oklusal dengan menggunakan bur bulat.
Buang semua jaringan karies dan email yang tidak didukung oleh dentin.
Membuka kamar pulpa dan atap kamar pulpa dengan menggunakan bur bulat.
Menghaluskan dinding kavitas bur silindris.
Membuang isi kamar pulpa dengan ekskavator.
Mencari orifis dengan jarum miller (smooth broach).
Semua tahap preparasi kamar pulpa akan mempengaruhi preparasi pada saluran
akar. Irigasi sesering mungkin dengan NaOCl 0,5% dan H2O2 2% secara
bergantian. Setiap irigasi harus diakhiri dengan larutan NaOCl 0,5%. Irigasi
dengan menggunakan spuit secaraperlahan, lalu keringkan dengan paper point.
Preparasi kamar pulpa selesai

2. Preparasi saluran akar dengan teknik crown down.


Perkirakan panjang kerja dari rontgen foto dan dikurangi 1 mm
Gunakan file #8 dan #10 untuk untuk mengetahui arah dan keadaan saluran
akar.
Gunakan jarum ekstirpasi untuk mengeluarkan isi pulpa dari kamar dan
saluran akar. Jarum ekstirpasi diputar>360 derajat supaya pulpa melilit dan
kemudian ditarik keluar.
Irigasi sesering mungkin setiap pergantian alat dengan NaOCl 0,5% dan H 2O2
2% secara bergantian. Setiap irigasi harus diakhiri dengan larutan NaOCl
0,5%. Irigasi dengan menggunakan spuit untuk irigasi secara perlahan. Jangan
menyemprotkan larutan irigasi melewati apeks. Jangan menyemprotkan udara
ke dalam kavitas karena dapat mendorong debris ke apeks.
Keringkan saluran akar menggunakan paper point
Setelah di dapat panjang kerja yang sesuai, preparasi 2/3 koronal dari panjang
kerja yang telah ditentukan dengan menggunakan SX dilumasi EDTA.
Preparasi dilakukan dengan cara memutar pada dinding saluran akar untuk
memperlebar saluran akar
Pastikan ukuran panjang kerja dengan menggunakan file (#8 atau #10)
Preparasi dilanjutkan bagian apikal dengan menggunakan S1, S2 dilumasi
EDTA sesuai panjang kerja yang telah ditentukan semula, masukkan kedalam
saluran akar dengan gerakan sampai putaran searah jarum jam dan
diputar balik berlawanan arah jarum jam dan gerakan menyikat ke arah
dinding saluran akar. Gerakan ini dilakukan berulang kali sampai rubbet stop
mencapai titik referensi, dilanjutkan dengan hand files S2, dengan cara yang
sama
Irigasi sesering mungkin setiap pergantian alat dengan NaOCl 0,5% dan H 2O2
2% secara bergantian. Setiap irigasi harus diakhiri dengan larutan NaOCl
0,5%. Irigasi dengan menggunakan spuit untuk irigasi secara perlahan. Jangan
menyemprotkan larutan irigasi melewati apeks. Jangan menyemprotkan udara
ke dalam kavitas karena dapat mendorong debris ke apeks.
Preparasi apikal tahap finishing menggunakan hand files F1, F2, F3 yang
dilumasi EDTA, tergantung dari alat terakhir yang tidak dapat diputar dalam
saluran akar.
Rekapitulasi dengan file setelah penggantian instrument untuk
mempertahankan panjang kerja
Irigasi sesering mungkin setiap pergantian alat dengan NaOCl 0,5% dan H 2O2
2% secara bergantian. Setiap irigasi harus diakhiri dengan larutan NaOCl
0,5%. Irigasi secara perlahan dengan menggunakan spuit yang dibengkokkan.
Jangan menyemprotkan larutan irigasi melewati apeks. Jangan
menyemprotkan udara ke dalam kavitas karena dapat mendorong debris ke
apeks.
Keringkan saluran akar dengan paper point. Ulangi sampai saluran akar
kering, dan terakhir gunakan paper point yang ukurannya kecil untuk
mencapai daerah apeks.
Sterilisasi saluran akar
1) Keringkan saluran akar dengan paper point.
2) Aplikasikan Calcium Hydroxide menggunakan lentulo pada dinding saluran akar
atau dengan menggunakan spuit sampai pada orifis.
3) Letakkan cotton pellet kering di atas nya.
4) Tutup dengan tambalan sementara
o Cek oklusi dengan articulating paper

Kunjungan II
1. Tanyakan apakah ada keluhan pasien dan lakukan tes perkusi, palpasi, sondasi,tekan,
mobility.
Jika tes dan keluhan masih positif (+), lakukan penggantian obat Calcium
Hydroxide.
2. Bongkar tambalan sementara.
3. Keluarkan kapas kering dan cotton roll.
Irigasi saluran akar dengan NaOCl 1,05 % dan H2O2 2 %
4. Keringkan saluran akar dengan paper point.
5. Lakukan penggantian obat dengan menggunakan Calcium Hydroxide dengan lentulo
pada dinding saluran akar atau dengan menggunakan spuit sampai pada orifis.
6. Letakkan cotton pellet pada kamar pulpa, tutup dengan kapas kering.
7. Tutup dengan caviton (tambalan sementara).
Cek Oklusi dengan articulating paper

Kunjungan ke III
Tanyakan apakah ada keluhan pasien dan lakukan tes perkusi, palpasi,
sondasi,tekan, mobility.
Jika tes dan keluhan tidak lagi dirasakan maka sudah bisa dilakukan obturasi.
Bongkar tambalan sementara.
Keluarkan kapas kering dan cotton roll.
Lakukan obturasi jika pada kavitas tercium bau obat dan Calcium Hydroxide
pada saluran akar sudah memadat, karena hal tersebut menandakan bahwa
saluran akar sudah bersih dan steril dan dapat di obturasi. Jika belum, periksa
kembali saluran akar dan lakukan penggantian obat kembali.
Irigasi saluran akar dengan NaOCl 1,05 % dan H2O2 2 %
Keringkan saluran akar dengan paper point. Ulangi sampai saluran akar kering
dan terakhir gunakan papper point yang ukurannya kecil untuk mencapai
apeks
Lakukan trial pengisian bahan pengisi saluran akar / guttapercha
menggunakan hand files ukuran terakhir masuk. Masukkan kedalam saluran
akar sampai + 1mm mendekati foramen apikal dan beri tanda, selanjutnya
ditutup dengan tambalan sementara.
Lakukan foto rontgen, dan pastikan tidak terjadi over filling atau under filling
kemudian lakukan obturasi
Buka tambalan sementara dan cotton pellet dikeluarkan, irigasi dengan H2O2
2% dan NaOCl 0,5%, lalu keringkan dengan papper point
Pengisian saluran akar dlakukan dengan teknik Single Cone, menggunakan
sealer endomethason. Lakukan pengisian saluran akar dengan gutta percha
yang sesuai dengan hand file yang terakhir masuk
Aplikasikan sealer ke dalam saluran akar menggunakan lentulo, kemudian
gutta percha dimasukkan ke dalam saluran akar secara perlahan sesuai dengan
panjang kerja
Kelebihan gutta percha dipotong sampai orifis kemudian dilakukan penekanan
ke arah apikal menggunakan plugger
Kavitas dibersihkan dari sisa-sisa sealer dan gutta percha kemudian
aplikasikan tambalan sementara
Lakukan rotgen foto untuk melihat kehermetisan obturasi

Kunjungan IV
Kontrol satu minggu kemudian, lalu tanyakan apakah ada keluhan pasien dan
lakukan tes perkusi, tekan, palpasi, dan mobility
Jika semua pemeriksaan tidak menunjukkan keadaan patologis dapat
dilakukan restorasi permanen

Anda mungkin juga menyukai