Anda di halaman 1dari 5

Formasi Batuan

Mumpung kemaren saya jalan-jalan ke lapangan, mumpung ingat juga untuk mengisi blog
ini, saya ingin berbagi informasi lagi. kita pasti tidak asing lagi mendengar dengan istilah
formasi. banyak istilah yang menggunakan kata formasi. misalkan dalam sepak bola ada
formasi 4-4-2. namun berbeda lagi di bidang geologi. dalam dunia geologi, terdapat istilah
formasi batuan. apakah itu? formasi batuan adalah suatu unit batuan yang tersusun secara
lateral yang memiliki suatu karakteristik tertentu sehingga bisa dibedakan dengan formasi
yang lain.
Mulai sekarang, jika saya menulis formasi, mengaculah kepada formasi batuan. agar tidak
bingung bagaimana nanti kelanjutannya. biasanya suatu formasi terdapat dalam suatu
cekungan pengendapan. di bawah cekungan tersebut terdapat batuan dasar. batuan dasar
tersebut bisa berupa batuan beku, metamorf, atau batuan sedimen. suatu formasi, dasarnya
bisa berupa batuan dasar atau formasi lainnya yang lebih tua. bila suatu formasi basementnya adalah batuan dasar, maka formasi tersebut adalah yang paling tua di cekungan
tersebut.
Dalam suatu formasi, belum tentu mengandung satu jenis satuan batuan. karena dalam
suatu formasi bisa berupa lebih dari satu satuan batuan. dalam satu formasi juga bisa lintas
umur. maksudnya bisa dalam rentang yang sangat panjang. bisa juga sangat pendek
tergantung bagaimana karakteristik yang menentukan formasi tersebut.
Sekian dari saya. seperti biasa, bisa request materi via e-mail, atau koreksi pasti diterima.
Sekian dan terima kasih.

Pendahuluan
Stratigrafi adalah studi mengenai sejarah, komposisi dan umur relatif serta distribusi perlapisan
batuan dan interpretasi lapisan-lapisan batuan untuk menjelaskan sejarah bumi. Dari hasil
perbandingan atau korelasi antar lapisan yang berbeda dapat dikembangkan lebih lanjut studi
mengenai litologi (litostratigrafi), kandungan fosil (biostratigrafi), dan umur relatif maupun absolutnya
(kronostratigrafi). stratigrafi kita pelajari untuk mengetahui luas penyebaran lapisan batuan.
Ilmu stratigrafi muncul untuk pertama kalinya di Britania Raya pada abad ke-19. Perintisnya adalah
William Smith. Ketika itu dia mengamati beberapa perlapisan batuan yang tersingkap yang memiliki
urutan perlapisan yang sama (superposisi). Dari hasil pengamatannya, kemudian ditarik kesimpulan
bahwa lapisan batuan yang terbawah merupakan lapisan yang tertua, dengan beberapa
pengecualian. Karena banyak lapisan batuan merupakan kesinambungan yang utuh ke tempat yang
berbeda-beda maka dapat dibuat perbandingan antara satu tempat ke tempat lainnya pada suatu
wilayah yang sangat luas. Berdasarkan hasil pengamatan ini maka kemudian Willian Smith membuat
suatu sistem yang berlaku umum untuk periode-periode geologi tertentu walaupun pada waktu itu
belum ada penamaan waktunya. Berawal dari hasil pengamatan William Smith dan kemudian
berkembang menjadi pengetahuan tentang susunan, hubungan dan genesa batuan yang kemudian
dikenal dengan stratigrafi.
Berdasarkan dari asal katanya, stratigrafi tersusun dari 2 (dua) suku kata, yaitu kata strati berasal
dari kata stratos, yang artinya perlapisan dan kata grafi yang berasal dari kata graphic/graphos,
yang artinya gambar atau lukisan. Dengan demikian stratigrafi dalam arti sempit dapat dinyatakan
sebagai ilmu pemerian lapisan-lapisan batuan. Dalam arti yang lebih luas, stratigrafi dapat

didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang aturan, hubungan, dan pembentukan (genesa)
macam-macam batuan di alam dalam ruang dan waktu.

Aturan: Tatanama stratigrafi diatur dalam Sandi Stratigrafi. Sandi stratigrafi adalah aturan
penamaan satuan-satuan stratigrafi, baik resmi ataupun tidak resmi, sehingga terdapat keseragaman
dalam nama maupun pengertian nama-nama tersebut seperti misalnya: Formasi/formasi, Zona/zona,
Sistem dan sebagainya.

Hubungan: Pengertian hubungan dalam stratigrafi adalah bahwa setiap lapis batuan dengan
batuan lainnya, baik diatas ataupun dibawah lapisan batuan tersebut. Hubungan antara satu lapis
batuan dengan lapisan lainnya adalah selaras (conformity) atau tidak selaras (unconformity).

Pembentukan (Genesa): Mempunyai pengertian bahwa setiap lapis batuan memiliki genesa
pembentukan batuan tersendiri. Sebagai contoh, facies sedimen marin, facies sedimen fluvial, facies
sedimen delta, dsb.

Ruang: Mempunyai pengertian tempat, yaitu setiap batuan terbentuk atau diendapkan pada
lingkungan geologi tertentu. Sebagai contoh, genesa batuan sedimen: Darat (Fluviatil, Gurun,
Glacial), Transisi (Pasang-surut/Tides, Lagoon, Delta), atau Laut (Marine: Lithoral, Neritik, Bathyal,
atau Hadal)

Waktu: Memiliki pengertian tentang umur pembentukan batuan tersebut dan biasanya
berdasarkan Skala Umur Geologi. Contoh: Batugamping formasi Rajamandala terbentuk pada kala
Miosen
Awal;
Batupasir
kuarsa
formasi
Bayah
terbentuk
pada
kala
Eosen
Akhir
Sandi Stratigrafi
Pada hakekatnya ada hubungan tertentu antara kejadian dan aturan batuan di alam, dalam
kedudukan ruang dan waktu geologi. Stratigrafi membahas aturan, hubungan, kejadian lapisan serta
tubuh batuan di alam. Sandi stratigrafi dimaksudkan untuk memberikan pengarahan kepada para ahli
geologi yang bekerja mempunyai persepsi yang sama dalam cara penggolongan stratigrafi. Sandi
stratigrafi memberikan kemungkinan untuk tercapainya keseragaman dalam tatanama satuan-satuan
stratigrafi. Pada dasarnya, Sandi Stratigrafi mengakui adanya satuan lithostratigrafi, satuan litodemik,
satuan biostratigrafi, satuan sekuen stratigrafi, satuan kronostratigrafi dan satuan geokronologi. Sandi
ini dapat dipakai untuk semua macam batuan.

Berikut ini pengertian pengertian mengenai Sandi Stratigrafi sebagai berikut:


Penggolongan Stratigrafi ialah pengelompokan bersistem batuan menurut berbagai cara,
untuk mempermudah pemerian, aturan dan hubungan batuan yang satu terhadap lainnya. Kelompok
bersistem tersebut diatas dikenal sebagai satuan stratigrafi.

Batas Satuan Stratigrafi ditentukan sesuai dengan batas penyebaran ciri satuan tersebut
sebagaimana didefinisikan. Batas satuan Stratigrafi jenis tertentu tidak harus berimpit dengan batas
Satuan Stratigrafi jenis lain, bahkan dapat memotong satu sama lain.

Tatanama Stratigrafi ialah aturan penamaan satuan-satuan stratigrafi, baik resmi maupun tak
resmi, sehingga terdapat keseragaman dalam nama maupun pengertian nama nama tersebut seperti
misalnya: Formasi/formasi, Zona/zona, Sistem dan sebagainya.

Tatanama Satuan Stratigrafi Resmi dan Tak Resmi. Dalam Sandi Stratigrafi diakui nama
resmi dan tak resmi. Aturan pemakaian satuan resmi dan tak resmi masing-masing satuan stratigrafi,
menganut batasan satuan yang bersangkutan. Penamaan satuan tak resmi hendaknya jangan
mengacaukan yang resmi.

Stratotipe atau Pelapisan Jenis adalah tipe perwujudan alamiah satuan stratigrafi yang
memberikan gambaran ciri umum dan batas-batas satuan stratigrafi. Tipe ini merupakan sayatan
pangkal suatu satuan stratigrafi. Stratotipe hendaknya memberikan kemungkinan penyelidikan lebih
lanjut.
1.
Stratotipe Gabungan ialah satuan stratotipe yang dibentuk oleh kombinasi beberapa sayatan
komponen
2.
Hipostratotipe ialah sayatan tambahan (stratotipe sekunder) untuk memperluas keterangan
pada stratotipe;
3.
Lokasitipe ialah letak geografi suatu stratotipe atau tempat mula-mula ditentukannya satuan
stratigrafi.

Korelasi adalah penghubungan titik-titik kesamaan waktu atau penghubungan satuan satuan
stratigrafi dengan mempertimbangkan kesamaan waktu.

Horison ialah suatu bidang (dalam praktek, lapisan tipis di muka bumi atau dibawah
permukaan) yang menghubungkan titik-titik kesamaan waktu. Horison dapat berupa: horison listrik,
horison seismik, horison batuan, horison fosil dan sebagainya. Istilah istilah seperti : datum, marker,
lapisan pandu sebagai padanannya dan sering dipakai dalam keperluan korelasi.

Facies adalah aspek fisika, kimia, atau biologi suatu endapan dalam kesamaan waktu. Dua
tubuh batuan yang diendapkan pada waktu yang sama dikatakan berbeda facies, kalau kedua batuan
tersebut berbeda ciri fisik, kimia atau biologinya.
Satuan Lithostratigrafi

Azas Tujuan : Pembagian litostratigrafi dimaksudkan untuk menggolongkan batuan di bumi


secara bersistem menjadi satuan-satuan bernama yang bersendi pada ciri-ciri litologi. Pada satuan
litostratigrafi penentuan satuan didasarkan pada ciri-ciri batuan yang dapat di-amati di lapangan,
sedangkan batas penyebarannya tidak tergantung kepada batas waktu.

Satuan Resmi dan Tak Resmi : Satuan litostratigrafi resmi ialah satuan yang memenuhi
persyaratan Sandi, sedangkan satuan litostratigrafi tak resmmi ialah satuan yang tidak seluruhnya
memenuhi persyaratan Sandi.

Batas dan Penyebaran Satuan Satuan Litostratigrafi:


1.
Batas satuan litostratigrafi ialah sentuhan antara dua satuan yang berlainan ciri litologi, yang
dijadikan dasar pembeda kedua satuan tersebut.
2.
Batas satuan ditempatkan pada bidang yang nyata perubahan litologinya atau dalam hal
perubahan tersebut tidak nyata, batasnya merupakan bidang yang diperkirakan kedudukannya (batas
arbiter).
3.
Satuan satuan yang berangsur berubah atau menjemari, peralihannya dapat dipisahkan
sebagai satuan tersendiri apabila memenuhi persyaratan Sandi.
4.
Penyebaran satuan satuan litostratigrafi semata mata ditentukan oleh kelanjutan ciri ciri
litologi yang menjadi ciri penentunya.
5.
Dari segi praktis, penyebarasan suatu satuan litostratigrafi dibatasi oleh batas cekungan
pengendapan atau aspek geologi lain.
6.
Batas batas daerah hukum (geografi) tidak boleh dipergunakan sebagai alasan berakhirnya
penyebaran lateral (pelamparan) suatu satuan.

Tingkat-tingkat Satuan Litostratigrafi:


1.
Urutan tingkat satuan litostratigrafi resmi dari besar sampai kecil adalah: Kelompok, Formasi
dan Anggota.

2.

Formasi adalah satuan dasar dalam pembagian satuan litostratigrafi.


Stratotipe atau Pelapisan Jenis:

1.
Suatu stratotipe merupakan perwujudan alamiah satuan litostratigrafi resmi di lokasi tipe yang
dapat dijadikan pedoman umum.
2.

Letak suatu stratotipe dinyatakan dengan kedudukan koordinat geografi.

3.
Apabila pemerian stratotipe suatu satuan litostratigrafi di lokasi tipenya tidak memungkinkan,
maka sebagai gantinya cukup dinyatakan lokasi tipenya.

Tatanama Satuan Litostratigrafi : Tatanama satuan litostratigrafi resmi ialah dwinama


(binomial). Untuk tingkat Kelompok, Formasi dan Anggota dipakai istilah tingkatnya dan diikuti nama
geografinya.
Satuan Litodemik
Azas Tujuan: Pembagian satuan litodemik dimaksudkan untuk menggolongkan batuan beku,
metamorf dan batuan lain yang terubah kuat menjadi satuan-satuan bernama yang bersendi kepada
ciri-ciri litologi. Batuan penyusun satuan litodemik tidak mengikuti kaidah Hukum Superposisi dan
kontaknya dengan satuan litostratigrafi dapat bersifat extrusif, intrusif, metamorfosa atau tektonik.
Batas
dan
Penyebaran
Satuan
Litodemik:
Batas antar Satuan Litodemik berupa sentuhan antara dua satuan yang berbeda ciri litologinya,
dimana kontak tersebut dapat bersifat ekstrusif, intrusif, metamorfosa, tektonik atau kontak
berangsur.

Tingkat Tingkat Satuan Litodemik:


1.
Urutan tingkat Satuan Litodemik resmi, masing-masing dari besar ke kecil adalah: Supersuite,
Suite, dan Litodem.
2.
Litodem adalah satuan dasar dalam pembagian Satuan Litodemik, satuan dibawah litodem
merupakan satuan tidak resmi.

Tata Nama Satuan Litodemik:Tatanama Satuan dasar Litodemik yang terdiri dari nama
geografi dan ciri utama komposisi litologinya, misalnya Diorit Cihara.
Satuan Biostratigrafi
Azas Tujuan:
1.
Pembagian biostratigrafi dimaksud untuk menggolongkan lapisan-lapisan batuan di bumi
secara bersistem menjadi satuan satuan bernama berdasar kandungan dan penyebaran fosil.
2.
Satuan biostratigrafi ialah tubuh lapisan batuan yang dipersatukan berdasar kandungan fosil
atau ciri-ciri paleontologi sebagai sendi pembeda terhadap tubuh batuan sekitarnya.

Satuan Resmi dan Tak Resmi: Satuan biostratigrafi resmi ialah satuan yang memenuhi
persyaratan Sandi sedangkan satuan biostratigrafi tak resmi adalah satuan yang tidak seluruhnya
memenuhi persyaratan Sandi.

Kelanjutan
Satuan
Kelanjutan satuan biostratigrafi ditentukan oleh penyebaran kandungan fosil yang mencirikannnya.

Tingkat dan Jenis Satuan Biostratigrafi


1.

Zona ialah satuan dasar biostratigrafi

2.

Zona adalah suatu lapisan atau tubuh batuan yang dicirikan oleh satu takson fosil atau lebih.

3.
Urutan tingkat satuan biostratigrafi resmi, masing-masing dari besar sampai kecil ialah:
Super-Zona, Zona, Sub-Zona, dan Zenula,
4.
Berdasarkan ciri paleontologi yang dijadikan sendi satuan biostratigrafi, dibedakan: Zona
Kumpulan, Zona Kisaran, Zona Puncak, dan Zona Selang

Zona Kumpulan

1.
Zona Kumpulan ialah kesatuan sejumpah lapisan yang terdiri oleh kumpulan alamiah fosil
yang hkas atau kumpulan sesuatu jenis fosil.
2.
Kegunaan Zona Kumpulan, selain sebagai penunjuk lingkungan kehidupan purba dapat juga
dipakai sebagai penciri waktu.
3.
Batas dan kelanjutan zona Kumpulan ditentukan oleh batas terdapat bersamaannya
(kemasyarakatan) unsur-unsur utama dalam kesinambungan yang wajar.
4.
Nama Zona Kisaran harus diambil dari satu unsur fosil atau lebih yang menjadi penciri utama
kumpulannya.

Zona Kisaran:
1.
Zona Kisaran ialah tubuh lapisan batuan yang mencakup kisaran stratigrafi untur terpilih dari
kumpulan seluruh fosil yang ada.
2.
Kegunaan Zona Kisaran terutama ialah untuk korelasi tubuh-tubuh lapisan batuan dan
sebagai dasar untuk penempatan batuan batuan dalam skala waktu geologi
3.
Batas dan Kelanjutan Zona Kisaran ditentukan oleh penyebaran tegak dan mendatar takson
(takson-takson) yang mencirikannya.
4.

Nama Zona Kisaran diambil dari satu jenis atau lebih yang menjadi ciri utama Zona.
Zona Puncak:

1.
Zona Puncak ialah tubuh lapisan batuan yang menunjukkan perkembangan maksimum suatu
takson tertentu.
2.
Kegunaan Zona Puncak dalam hal tertentu ialah untuk menunjukkan kedudukan
kronostratigrafi tubuh lapisan batuan dan dapat dipakai sebagai petunjuk lingkungan pengendapan
purba, iklim purba
3.

Batas vertikal dan lateral Zona Puncak sedapat mungkin bersifat obyektif

4.
Nama-nama Zona Puncak diambil dari nama takson yang berkembang secara maksimum
dalam Zona tersebut.

Zona Selang:1.
1.

Zona Selang ialah selang stratigrafi antara pemunculan awal/akhir dari dua takson penciri.

2.

Kegunaan Zona Selang pada umumnya ialah untuk korelasi tubuh-tubuh lapisan batuan

3.
Batas atas atau bawah suatu Zona Selang ditentukan oleh pemunculan awal atau akhir dari
takson-takson penciri.
4.
Nama Zona Selang diambil dari nama-nama takson penciri yang merupakan batas atas dan
bawah zona tersebut.

Zona Rombakan:Zona Rombakan adalah tubuh lapisan batuan yang ditandai oleh banyaknya
fosil rombakan, berbeda jauh dari pada tubuh lapisan batuan di atas dan di bawahnya.

Zona PadatZona Padat ialah tubuh lapisan batuan yang ditandai oleh melimpahnya fosil
dengan kepadatan populasi jauh lebih banyak dari pada tubuh batuan di atas dan dibawahnya.

Anda mungkin juga menyukai