Anda di halaman 1dari 2

1.

2.
3.
4.
1.

Apakah bisa mola hidatidosa berubah jadi corio ca


Perbedaan mola,ptg,corio ca
Berapa kali mola harus di kuret
Jenis jenis mola

PTG terdiri dari mola hidatidosa, korio adenoma destruen (mola invasif),
koriokarsinoma dan plasental site trophoblastic tumor.1 Mola hidatidosa sebagai
penyakit trofoblas gestasional jinak dibagi atas mola komplit dan mola parsialis yang
dapat dibedakan secara makros dan histopatologis.
Berdasarkan gambaran morfologi dan klinik, mola hidatidosa dibagi menjadi komplit
dan parsial.
Mola hidatidosa komplit umumnya terdeteksi pada saat trisemester kedua kehamilan,
rata-rata ditemukan pada saat umur kehamilan 18 minggu. Ditandai dengan sebagian
besar villi udem hidrofik, yang mana dibungkus oleh trofoblas yang hiperplasia dan
atipik. tidak ditemukan embrio dan selaput ketuban. Risiko terjadinya keganasan
setelah mola komplit adalah 15%-20%.

2.

Mola hidatidosa parsialis umumnya ditandai dengan adanya embrio atau selaput
amnion. Mola ini disebut parsial karena perubahan bentuk hidatidiform pada villi
bersifat fokal. Villi hidrofik biasanya tidak teratur dan mempunyai stroma inklusi yang
hiperplastik. Kapiler dari villi tampaknya menjadi fungsional, karena proporsinya
sama dengan inti eritrosit dari fetus seperti yang ditemukan pada embrio. Pada mola
parsialis, perubahan bentukan hidatid terjadi secara lambat, dan tampaknya proporsi
dari penampakan villi

normal berkaitan dengan angka harapan hidup dari fetus.

Sekitar 2 %-5 % dari mola parsial akan menjadi degenerasi ganas . Gambaran dari
mola komplit dan parsialis dapat dilihat pada tabel 1.
Jaringan janin/embrio

Komplit
Tidak ada

Parsialis
Ada

Oedema villi chorealis

Difus

Fokal

Hiperplasia trofoblas

Difus

Fokal

Scalloping of villi

Tidak ada

Ada

Trophoblastic stromal inclusion

Tidak ada

Ada

Tabel 1. Gambaran dari mola komplit dan mola parsialis

3. Kuretase :

Pada ukuran rahim yang tidak terlalu besar , kuretase dilakukan satu kali saja yakni
setelah jaringan mola dikeluarkan dengan vakum kuret langsung diteruskan dengan
sendok kuret tajam. Pada kasus mola dengan uterus yang ukuran uterusnya besar
kadang dilakukan kuretase dua kali, kuretase I dengan vakum kuret dan kuretase ke
II satu minggu kemudian setelah terjadi involusi uterus dengan sendok kuret tajam.
Besar uterus lebih dari 20 minggu dilakukan evakuasi 2 kali dengan interval 1
minggu. Bila osteum uteri belum terbuka dan serviks kaku, dilakukan pemasangan
laminaria stif selama 12-24 jam sebelum evakuasi. Pada saat evakuasi dipasang
oksitosin drip. Hasil kuretase dilakukan pemeriksaan histopatologi untuk mencari ada
tidaknya gambaran proliferasi berlebih dan ada tidaknya penetrasi jaringan trofoblas
kedalam endometrium.
4. Gambaran diagnostik yang penting pada koriokarsinoma, berbeda dengan mola

hidatidosa atau mola invasif adalah tidak adanya pola vilus. Baik unsur sitotrofoblas
maupun sinsitium terlibat, walaupun salah satunya mungkin predominan. Dijumpai
anplasia sel, sering mencolok, tetapi kurang bermanfaat sebagai kriteria diagnostik
pada keganasan trofoblas dibandingkan dengan pada tumor lain. Pada pemeriksaan
hasil kuretase uterus, kesulitan evaluasi sitologis adalah salah satu faktor penyebab
kesalahan diagnosis koriokarsinoma. Sel-sel trofoblas normal di tempat plasenta secara
salah di diagnosis sebagai koriokarsinoma. Metastasis sering berlangsung dini dan
umumnya

hematogen

karena

afinitas

trofoblas

terhadap

pembuluh

darah.

Koriokarsinoma dapat terjadi setelah mola hidatidosa, abortus, kehamilan ektopik atau
kehamilan normal. tanda tersering, walaupun tidak selalu ada, adalah perdarahan
irreguler setelah masa nifas dini disertai subinvolusi uterus. (Cunningham, 2005)

Anda mungkin juga menyukai