Anda di halaman 1dari 24

Majalah

Vol. VIII, No. 14/II/P3DI/Juli/2016

Kajian Singkat terhadap Isu Aktual dan Strategis

GUGATAN PERDATA
KORBAN VAKSIN PALSU
Luthvi Febryka Nola*)

Abstrak
Korban vaksin palsu dapat mengajukan gugatan perdata dalam bentuk gugatan
perdata biasa, citizen lawsuit dan class action. Di antara beberapa bentuk gugatan
perdata tersebut, gugatan class action merupakan bentuk gugatan yang paling efektif
dan efisien, mengingat besarnya jumlah korban vaksin palsu. Gugatan juga dapat
diajukan tidak hanya kepada produsen, distributor, tenaga kesehatan, dan fasilitas
pelayanan kesehatan swasta yang terlibat akan tetapi juga pada pemerintah. DPR
melalui Panja dan Timwas vaksin palsu dapat berperan untuk mendorong dan
memberi pendampingan bagi masyarakat dalam pengajuan gugatan perdata. Panja
dan Timwas juga dapat melakukan fungsi pengawasan terhadap pelaksanaan putusan
pengadilan yang memberikan sanksi kepada pemerintah dan pihak-pihak lain yang
harus bertanggung jawab.

Pendahuluan
Kasus peredaran dan penggunaan vaksin
palsu berhasil diungkap kepolisian setelah
menerima berbagai keluhan dari masyarakat
yang mengaku balita mereka tetap sakit meski
telah divaksin. Peredaran awalnya diketahui
di daerah Jakarta Timur dan Bekasi. Akan
tetapi kemudian berkembang ke sejumlah
daerah di Indonesia. Berdasarkan pengakuan
dari produsen vaksin palsu, mereka telah
beroperasi kurang lebih 13 tahun.
Keberadaaan vaksin palsu menyebabkan
kerugian, baik materiil maupun immateriil,
bagi orang tua dan anaknya. Kerugian
materiil harus ditanggung karena harga
beberapa vaksin yang dipalsukan cukup
mahal. Vaksin PCV 13 (Prevenar), misalnya,
harus diberikan kepada bayi sebanyak 4

kali dengan harga vaksin berkisar antara


Rp850.000-Rp1.300.000 per satu kali
pemberian. Sedangkan kerugian immateriil
terjadi akibat waktu yang terbuang untuk
imunisasi dan mengurus imunisasi ulang.
Belum lagi kecemasan yang harus ditanggung
oleh orang tua terhadap dampak vaksin palsu
terhadap kesehatan anak mereka. Anak pun
menderita kerugian immateriil akibat tubuh
tidak terlindungi oleh vaksin dan hilangnya
kesempatan mendapatkan vaksin yang hanya
dapat diberikan pada usia-usia tertentu.
Terhadap kerugian materiil dan immateriil
yang harus dianggung oleh orang tua dan
anak korban vaksin palsu, gugatan perdata
dapat diajukan kepada pihak yang memikul
tanggung jawab.

*) Peneliti Muda Hukum Perdata pada Bidang Hukum, Pusat Penelitian, Badan Keahlian DPR RI.
Email: febi_80@yahoo.com
Info Singkat
2009, Pusat Penelitian
Badan Keahlian DPR RI
www.pengkajian.dpr.go.id
ISSN 2088-2351

-1-

Pada kasus vaksin palsu setidaknya


terdapat 5 pihak yang harus bertanggung
jawab, yaitu pembuat vaksin, distributor obat,
tenaga kesehatan terkait, pemerintah, dan
fasilitas pelayanan kesehatan swasta. Pembuat
vaksin dan distributor obat telah melanggar
beberapa hak konsumen terutama hak atas
kenyamanan, keamanan, dan keselamatan
dalam mengonsumsi barang dan/atau jasa
sebagaimana diatur dalam Pasal 4 UU No. 8
Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.
Pelanggaran yang dilakukan oleh
tenaga kesehatan yang terlibat vaksin palsu
menyangkut kewajibannya untuk memberikan
pelayanan kesehatan sesuai dengan standar
profesi, standar pelayanan profesi, standar
prosedur operasional, dan etika profesi, serta
kebutuhan kesehatan penerima pelayanan
kesehatan sebagaimana diatur dalam Pasal
58 UU No. 36 Tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan.
Sedangkan
pemerintah
dikenai
tanggungjawab karena dianggap telah gagal
melaksanakan kewajiban untuk melindungi
masyarakat khususnya terhadap anak korban
vaksin palsu sebagaimana diamanatkan oleh
Pembukaan UUD 1945, Pasal 34 ayat (3)
UUD 1945, UU No. 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan, dan Pasal 44 ayat (1) UU No.
35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas
Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak.
Adapun aturan yang dilanggar oleh
fasilitas pelayanan kesehatan swasta adalah
terkait persyaratan kefarmasian sebagaimana
diatur dalam Pasal 15 ayat (1) UU No. 44
Tahun 2009 tentang Rumah Sakit dan aturan
tentang sediaan farmasi sebagaimana diatur
dalam Pasal 98 UU No. 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan.
Kasus vaksin palsu ditanggapi serius oleh
DPR. Komisi IX DPR telah memanggil instansi
terkait bahkan berhasil mendorong Kementerian
Kesehatan untuk membuka informasi mengenai
fasilitas pelayanan kesehatan yang terlibat.
Komisi IX juga membentuk Panitia Kerja
Pengawasan Peredaran Obat dan Vaksin yang
fokus kegiatannya, antara lain mendorong
pemerintah untuk mengkaji ulang aturanaturan berkaitan pengawasan obat dan makanan
serta memanggil pihak-pihak terkait. Selain itu,
Rapat Paripurna DPR RI pada tanggal 28 Juli
2016 telah memutuskan untuk membentuk
Tim Pengawas Vaksin Palsu (Timwas) yang
anggotanya bersifat lintas komisi dan bertugas

melakukan pengawasan dan mengawal proses


penegakan hukum terhadap perkara vaksin
palsu yang terjadi selama ini.
Pemerintah saat ini telah berupaya
untuk menginventarisasi masyarakat yang
menjadi korban vaksin palsu dan melakukan
vaksinasi ulang. Kepolisian juga telah
melakukan penyelidikan dan hingga saat ini
telah menetapkan 25 orang sebagai tersangka.
Pada dasarnya terdapat beberapa jalur hukum
yang dapat ditempuh oleh korban vaksin
palsu, yaitu pidana dan perdata. Saat ini
proses pidana sedang berjalan. Dalam tulisan
ini hanya akan dikaji mengenai gugatan
perdata sebagai alternatif penyelesaian yang
dapat ditempuh oleh korban vaksin palsu.

Dasar Hukum dan Bentuk Gugatan


Perdata
Korban vaksin palsu dapat mengajukan
gugatan perdata melalui 3 bentuk yaitu gugatan
perdata biasa, citizen lawsuit, dan class action.
Gugatan perdata biasa atas kasus vaksin palsu
diajukan berdasarkan perbuatan melawan
hukum (onrechtmatige daad), baik itu yang
secara langsung maupun tidak secara langsung
dikenakan kepada pelaku. Gugatan hukum yang
dikenakan langsung pada pelaku diatur dalam
Pasal 1365 KUH Perdata yang menyatakan
bahwa Tiap perbuatan yang melanggar hukum
dan membawa kerugian kepada orang lain,
mewajibkan orang yang menimbulkan kerugian
itu karena kesalahannya untuk mengganti
kerugian tersebut. Gugatan ini pada dasarnya
dapat diajukan kepada pembuat vaksin,
distributor obat, tenaga kesehatan, dan fasilitas
pelayanan kesehatan swasta yang terlibat
dengan vaksin palsu.
Sedangkan gugatan melawan hukum
yang dikenakan secara tidak langsung kepada
pelaku, diajukan berdasarkan Pasal 1367
KUH Perdata yang menyatakan Seseorang
tidak hanya bertanggung jawab, atas
kerugian yang disebabkan perbuatannya
sendiri, melainkan juga atas kerugian yang
disebabkan
perbuatan-perbuatan
orangorang yang menjadi tanggungannya atau
disebabkan oleh barang-barang yang berada
di bawah pengawasannya. Gugatan ini
merupakan tanggung gugat atas perbuatan
melawan hukum yang dilakukan oleh orang
lain atau dikenal dengan tanggung jawab
pengganti (vicarious lability) (Munir Fuadi,
2013: 16). Pada kasus vaksin palsu, gugatan
tanggung jawab pengganti dapat diajukan
-2-

kepada fasilitas pelayanan kesehatan swasta


yang berdasarkan Pasal 1367 KUH Perdata
seharusnya bertanggung jawab terhadap
perbuatan
orang-orang
yang
menjadi
tanggung
jawabnya,
termasuk
tenaga
kesehatan yang bekerja di fasilitas pelayanan
kesehatan swasta tersebut.
Gugatan perdata berikutnya adalah
citizen lawsuit. Citizen lawsuit merupakan
gugatan yang diajukan warga negara terhadap
penyelenggara negara atas kelalaian dalam
memenuhi hak-hak warga negara. Kelalaian
negara dalam gugatan citizen lawsuit
merupakan bagian dari perbuatan melawan
hukum, sehingga gugatan ini diajukan pada
lingkup peradilan umum sebagai perkara
perdata. Petitum gugatan citizen lawsuit,
dapat berupa tuntutan kepada negara untuk
mengeluarkan suatu pengaturan yang bersifat
umum (regeling) agar kelalaian tersebut
tidak terjadi lagi di kemudian hari. Tidak ada
gugatan ganti rugi dalam gugatan ini.
Pada kasus vaksin palsu, terdapat
indikasi kuat pemerintah lalai melakukan
pengawasan terhadap peredaran vaksin di
Indonesia, sehingga menyebabkan terjadinya
pelanggaran hak atas kesehatan warga Negara
seperti diatur dalam Pasal 28H UUD 1945
bahwa Setiap orang berhak hidup sejahtera
lahir dan batin, bertempat tinggal, dan
mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan
sehat serta berhak memperoleh pelayanan
kesehatan. Pengaturan lebih lanjut diatur
dalam Pasal 54 ayat 1 UU No. 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan bahwa Penyelenggaraan
pelayanan kesehatan dilaksanakan secara
bertanggung jawab, aman, bermutu, serta
merata dan nondiskriminatif. Citizen lawsuit
ini dapat diajukan agar negara mengeluarkan
aturan khusus tentang pengawasan terhadap
obat termasuk vaksin.
Aturan pengawasan obat seharusnya
memuat
aturan
pengawasan
secara
komprehensif mulai dari tahap produksi,
distribusi, penggunaan dan pengelolaan
sampah, serta limbah medis. Tidak seperti
saat ini, aturan tentang pengawasan obat dan
makanan tersebar dalam berbagai peraturan
perundang-undangan.
Pengawasan
ini
bersifat lintas sektoral karena melibatkan
beberapa kementerian dan badan seperti
Kementerian Kesehatan, BPOM, Kementerian
Lingkungan Hidup, dan Kepolisian, sehingga
perlu ditetapkan instansi mana yang berperan
sebagai koordinator pengawasan. Oleh sebab

itu, aturan yang paling tepat untuk mengatur


tentang pengawasan adalah undang-undang.
Gugatan perdata terakhir adalah class
action yang dasar hukumnya adalah UU No. 8
Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
dan Peraturan Mahkamah Agung (PERMA)
No. 1 Tahun 2002 tentang Gugatan Perwakilan
Kelompok (Class Action). Gugatan class
action, menurut Pasal 46 ayat (1) huruf b UU
No. 8 Tahun 1999, merupakan gugatan yang
dapat dilakukan oleh sekelompok konsumen
yang mempunyai kepentingan yang sama
atas pelanggaran yang dilakukan oleh pelaku
usaha. Sedangkan menurut PERMA No. 1
Tahun 2002, Gugatan Perwakilan Kelompok
adalah suatu tata cara pengajuan gugatan,
dalam mana satu orang atau lebih yang
mewakili kelompok mengajukan gugatan
untuk diri atau diri-diri mereka sendiri dan
sekaligus mewakili sekelompok orang yang
jumlahnya banyak, yang memiliki kesamaan
fakta atau dasar hukum antara wakil kelompok
dan anggota kelompok dimaksud.
Persyaratan umum dari class action
adalah gugatan mencakup banyak orang
sebagai penggugat; terdapat kesamaan fakta
atau peristiwa, kesamaan dasar hukum, dan
jenis tuntutan; serta perwakilan kelompok
harus
jujur
dan
bersungguh-sungguh
melindungi kepentingan kelompok yang
diwakili. Wakil kelompok adalah satu orang
atau lebih yang menderita kerugian yang
mengajukan gugatan dan sekaligus mewakili
kelompok orang yang lebih banyak jumlahnya.
Pada kasus vaksin palsu, gugatan
class action dapat diajukan kepada pelaku
usaha vaksin palsu yaitu produsen vaksin,
distributor, fasilitas pelayanan kesehatan
swasta, dan pemerintah. Menurut Pasal
46 ayat (2) UU No. 8 Tahun 1999, gugatan
class action diajukan kepada peradilan
umum. Dalam PERMA No 1 Tahun 2002,
surat gugatan class action harus memenuhi
persyaratan-persyaratan formal yang diatur
dalam hukum acara perdata ditambah dengan:
a. Identitas lengkap dan jelas wakil
kelompok;
b. Definisi kelompok secara rinci dan
spesifik, walaupun tanpa menyebutkan
nama anggota kelompok satu persatu;
c. Keterangan tentang anggota kelompok
yang diperlukan dalam kaitan dengan
kewajiban melakukan pemberitahuan;
d. Posita dari seluruh kelompok, baik wakil
kelompok maupun anggota kelompok,
-3-

e.

f.

yang teridentifikasi maupun tidak


teridentifikasi, yang dikemukakan secara
jelas dan terinci;
Dalam satu gugatan perwakilan, dapat
dikelompokkan
beberapa
bagian
kelompok atau sub kelompok, jika
tuntutan tidak sama karena sifat dan
kerugian yang berbeda; dan
Tuntutan atau petitum tentang ganti rugi
harus dikemukakan secara jelas dan rinci,
memuat usulan tentang mekanisme atau
tata cara pendistribusian ganti kerugian
kepada keseluruhan anggota kelompok
termasuk usulan tentang pembentukan
tim
atau
panel
yang
membantu
memperlancar
pendistribusian
ganti
kerugian.

Timwas juga dapat memberikan rekomendasi


agar RUU tentang Pengawasan Obat dan
Makanan segera dibahas. Adanya UU
Pengawasan Obat dan Makanan diharapkan
dapat meningkatkan upaya pengawasan
terhadap obat dan makanan di masa yang
akan datang. Panja dan Timwas juga dapat
melakukan fungsi pengawasan terhadap
pelaksanaan putusan pengadilan memberikan
sanksi kepada pemerintah dan pihak-pihak
lain yang harus bertanggung jawab.

Referensi:
Munir Fuady, Perbuatan Melawan Hukum:
Pendekatan Kotemporer, Bandung: 2013,
PT. Citra Aditya Bakti.
Rasamala Aritonang, "Vaksin Palsu dan
Tanggung Jawab Rumah Sakit, http://
www.antaranews.com/berita/573635/
vaksin-palsu-dan-tanggung-jawab-rumahsakit-oleh-rasamala-aritonang-, diakses 25
Juli 2016.
Class Action, http://www.hukumonline.
com/klinik/detail/cl2436/class-action,
diakses 26 Juli 2016.
DPR Bentuk Tim Pengawas Vaksin Palsu, http://
politik.rmol.co/read/2016/07/28/254915/
DPR-Bentuk-Tim-Pengawas-Vaksin-Palsu-,
diakses 29 Juli 2016.
Harga vaksin IPD/Pneumonia, http://www.
klinikvaksinasi.com/harga-vaksin-ipdpneumonia-2/, diakses 27 Juli 2016.
IDAI Pastikan Vaksin yang Dipalsukan Hanya
Produk Impor, http://nasional.kompas.
com/read/2016/07/16/13124181/idai.
pastikan.vaksin.yang.dipalsukan.hanya.
produk.impor, diakses 25 Juli 2016.
Komisi
IX
Putuskan
Bentuk
Panja
Vaksin Palsu, http://www.jpnn.com/
read/2016/07/20/455193/Komisi-IXPutuskan-Bentuk-Panja-Vaksin-Palsu-,
diakses 29 Juli 2016.
Konsep Citizen Lawsuit di Indonesia,
https://kanadianto.wordpress.
com/2008/01/23/konsep-citizen-lawsuitdi-indonesia/, diakses 25 Juli 2016.
Pro-Kontra Citizen Law Suit: Belajar
dari Kasus Nunukan, http://www.
hukumonline.com/berita/baca/hol8003/
prokontra-citizenlaw-suit-belaiar-darikasus-nunukan, diakses 27 Juli 2016.

Pada kasus vaksin palsu, gugatan class


action merupakan gugatan yang paling sesuai
untuk ditempuh sebab korbannya bersifat
massal sehingga lebih efektif. Keuntungan
lain dari gugatan class action adalah biaya
proses berperkara yang harus ditanggung
penggugat menjadi lebih murah dan pihak
tergugat juga ikut diuntungkan karena cukup
mengeluarkan satu kali biaya untuk para pihak
yang dirugikan. Dari sisi akses keadilan bagi
penggugat juga lebih terjamin karena diajukan
secara bersama-sama. Selain itu dapat dicegah
munculnya inkonsistensi putusan dalam
perkara yang sama.

Penutup
Korban vaksin palsu yang mengalami
kerugian baik materiil dan immateriil dapat
mengajukan gugatan secara perdata. Ada
beberapa bentuk gugatan yang dapat diajukan,
yaitu gugatan perdata biasa, citizen lawsuit,
dan class action. Di antara beberapa bentuk
gugatan perdata tersebut gugatan class action
merupakan bentuk gugatan yang paling efektif
dan efisien mengingat besarnya jumlah korban
vaksin palsu.
Sehubungan gugatan perdata yang dapat
diajukan oleh korban vaksin palsu, Panja
dan Timwas yang telah dibentuk oleh DPR
dapat berperan mendorong masyarakat dan
organisasi yang bergerak di bidang hukum dan
perlindungan konsumen untuk melakukan
pendampingan terhadap masyarakat yang
bermaksud melakukan gugatan perdata. Selain
itu, Panja dan Timwas juga dapat mendorong
para pihak terkait untuk menyerahkan alat
bukti yang diperlukan oleh korban. Panja dan
-4-

Majalah

HUBUNGAN INTERNASIONAL

Vol. VIII, No. 14/II/P3DI/Juli/2016

Kajian Singkat terhadap Isu Aktual dan Strategis

HUBUNGAN BILATERAL TURKI - INDONESIA:


PASCA-KEGAGALAN KUDETA MILITER
Adirini Pujayanti*)

Abstrak
Pasca kudeta, kekuasaan politik Presiden Erdogan semakin kuat. Ia telah kembali
mengontrol penuh angkatan bersenjata Turki dan memberlakukan kondisi negara
darurat di Turki. Pascakudeta yang gagal terhadap pemerintahannya, Presiden Erdogan
berkomitmen menumpas dan membersihkan terorisme, terutama gerakan pro Fethullah
Gulen. Terjadi penangkapan besar-besaran terhadap semua pihak yang diduga terkait
dengan kudeta. Kondisi negara darurat Turki turut memengaruhi hubungan bilateral
Indonesia-Turki. Oleh karenanya, pemerintah Indonesia perlu menekankan pentingnya
penghormatan kepada konstitusi dan prinsip demokrasi. Termasuk dalam hal ini tidak
melakukan intervensi terhadap masalah dalam negeri masing-masing.

Pendahuluan

memberikan kesejahteraan dan kemakmuran.


Turki juga berhasil membangun kerja sama
dengan banyak negara, termasuk Indonesia.
Pasca-kegagalan kudeta militer, Presiden
Erdogan memberlakukan keadaan darurat
di negaranya. Kebijakan status darurat Turki
tersebut memengaruhi hubungan internasional
Turki dengan banyak negara, termasuk Indonesia.

Pada tanggal 18 Juli 2016, kudeta militer


gagal menjatuhkan Pemerintahan Presiden Turki,
Recep Tayyip Erdogan. Fethullah Gulen seteru
Erdogan dituduh menjadi dalang kudeta tersebut.
Gulen adalah seorang ulama pendiri gerakan
Hizmet pendukung Islam liberal ke sejumlah
negara. Dahulu Erdogan dan Gulen merupakan
mitra yang berhasil melemahkan lembaga militer
Turki. Kemitraan tersebut retak sejak terjadinya
skandal korupsi tahun 2013. Gerakan Islam
liberal pimpinan Gulen kini dianggap sebagai
kelompok teroris oleh pemerintahan Erdogan
dan dituduh ingin membangun pemerintahan
tandingan (parallel state).
Kegagalan kudeta disebabkan kepercayaan
rakyat Turki kepada pemerintah Erdogan sangat
besar. Sektor ekonomi dan pendidikan maju pesat

Status Kondisi Negara Darurat


Kebijakan Turki dalam keadaan status
darurat diberlakukan Presiden Erdogan selama
tiga bulan. Jika situasi kembali aman, masa
darurat akan diperpendek menjadi 45 hari.
Selama masa darurat, Pemerintah khususnya
Presiden, memiliki kekuasaan memotong jalur
birokrasi di parlemen untuk memberlakukan

*) Peneliti Madya Masalah-masalah Hubungan Internasional pada Bidang Hubungan Internasional, Pusat Penelitian,
Badan Keahlian DPR RI. Email: apujayanti@yahoo.com
Info Singkat
2009, Pusat Penelitian
Badan Keahlian DPR RI
www.pengkajian.dpr.go.id
ISSN 2088-2351

-5-

undang-undang baru dan membatasi atau


meniadakan hak dan kebebasan rakyat.
Kekuasaan pemerintah yang semakin luas tidak
hanya ada pada pemerintah pusat, tetapi juga di
pemerintahan provinsi.
Fethullah Gulen Terrorist Organization
(FETO) adalah sebutan dari Pemerintah
Turki untuk para pengikut ulama Fethullah
Gulen. Otoritas Turki secara masif melakukan
aksi pembersihan FETO di tubuh militer,
kepolisian, kehakiman, dan pendidikan. Hampir
9.000 anggota polisi, pegawai negeri, dan
staf pemerintah atau lebih dari 50.000 orang
termasuk guru, dosen, pejabat pemerintah,
perwira militer, dan warga sipil ditangkap.
Lama masa penahanan pihak yang dicurigai
diperpanjang hingga 30 hari, melebihi masa
penahanan normal yang maksimal empat hari.
Selanjutnya, pengadilan akan memutuskan
mereka dikembalikan ke penjara atau
dibebaskan. Penangkapan terhadap orang-orang
yang dicurigai, ditengarai belum akan berhenti.
FETO banyak bergerak di bidang
pendidikan dan diketahui memiliki sejumlah
lembaga dan organisasi pendidikan. Dewan
Pendidikan Tinggi Turki menutup lebih dari
1.000 sekolah swasta dan membubarkan lebih
dari 1.200 organisasi dan yayasan yang diduga
berafiliasi dengan Fethullah Gulen. Lebih dari
1.600 pengajar dari berbagai universitas diminta
mengundurkan diri dan lisensi mengajar 21.000
orang yang bekerja di bidang pendidikan swasta
dicabut dan tidak diizinkan lagi bekerja di
institusi pelayanan publik. Akademisi dilarang
melakukan perjalanan kerja ke luar negeri dan
mendesak mereka yang tengah berada ataupun
mengajar di mancanegara untuk segera kembali
ke tanah air.

Sementara hubungan Turki dengan


Amerika Serikat (AS) juga memburuk.
Pemerintah AS menolak ekstradisi Fethullah
Gulen, yang kini bermukim di negaranya, ke
Turki, meski kedua negara memiliki perjanjian
ekstradisi pelaku tindak kriminal. AS menilai
hal itu sebagai upaya menyalahgunakan proses
ekstradisi sebagai alat politik. Sikap menunda
AS diartikan Turki merupakan kebijakan
standar ganda AS dalam penumpasan terorisme
internasional. Turki membalas kebijakan
tersebut dengan mendekatkan kepada Rusia
dalam upaya kerja sama anti terorisme.
Kondisi internal Turki dan reaksi
internasional terhadap pemerintahan Erdogan
saat ini membuat Turki tidak kondusif bagi
kerjasama internasional. Hal ini patut dicermati
oleh
Pemerintah
Indonesia,
mengingat
kedua negara berpotensi menjalin kerjasama
internasional di bidang ekonomi dan pendidikan.

Hubungan Ekonomi Indonesia Turki


Hubungan bilateral Indonesia dan Turki
selama ini berjalan baik. Kedua negara bekerja
sama di bidang ekonomi, budaya, maupun
pendidikan. Dengan meningkatnya kerja sama
ekonomi kedua negara, Pemerintah Indonesia
membentuk konsulat jenderal di Istanbul,
sentra bisnis Turki di tahun 2013. Hubungan
ekonomi Indonesia dan Turki cenderung
meningkat dari tahun ke tahun. Salah satu
yang paling pesat adalah di bidang turisme dan
investasi. Di bidang turisme, semakin banyak
wisatawan Indonesia yang mengunjungi Turki,
sementara di bidang investasi, pengusahapengusaha Turki makin berminat menanamkan
investasinya di Indonesia.
Hubungan baik kedua negara juga ditandai
dengan dibukanya penerbangan langsung
antarnegara. Sejak tahun 2015, Turkish Airlines
menjadi satu-satunya maskapai penerbangan
Eropa yang menawarkan penerbangan langsung
dari dan menuju Indonesia dengan frekuensi
penerbangan setiap hari. Indonesia merupakan
pasar wisata yang menguntungkan bagi Turki.
Warga Indonesia yang mengunjungi Turki bisa
mencapai 60.000 orang pertahun. Wisatawan
Indonesia ke Turki umumnya bersamaan atau
dipaketkan dengan kegiatan ibadah umroh ke
Arab Saudi.
Di bidang perdagangan, Turki merupakan
mitra dagang utama Indonesia ke-7 di
kawasan Eropa. Menurut data Kementerian
perdagangan, dalam dua tahun terakhir ini
neraca perdagangan Indonesia terhadap Turki

Reaksi Internasional
Aktivis HAM, Amnesti Internasional,
dan Uni Eropa (UE) memiliki bukti para
tahanan mengalami tindak kekerasan dalam
status keadaan darurat Turki. Komisioner
Tinggi PBB akan segera mengirim tim khusus
untuk memantau kondisi negara darurat Turki
dan akan mendatangi satu persatu tempat
penahanan. Mereka meminta Pemerintah
Erdogan untuk mematuhi hukum dalam
penanganan para tersangka. Upaya Presiden
Erdogan untuk melakukan restorasi hukuman
mati terhadap pihak yang terlibat kudeta
semakin memperburuk hubungan UE dengan
Turki. Keinginan Turki menjadi anggota UE
akan ditolak sebagai sanksinya.
-6-

surplus besar mencapai 909,01 juta dollar


AS. Ekspor Indonesia Indonesia ke Turki
pada tahun 2015 senilai 1,15 miliar dollar AS.
Komoditas ekspor terbesar Indonesia ke Turki
adalah tekstil, produk kertas, karet, batubara,
serat sintetis, minyak sawit, alas kaki, dan
komponen kendaraan.
Kerjasama
ekonomi
Selatan-Selatan
menjadi penting bagi kedua negara. Di tahun
2015, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan
melakukan kunjungan resmi ke Indonesia
disertai sekitar 200 pengusaha Turki untuk
memperkuat
kerjasama
ekonomi
kedua
negara. Setidaknya ada 3 hal yang disepakati
kedua negara, yakni membangun perdagangan
bebas
kedua
negara,
menghilangkan
hambatan perdagangan, dan membentuk
joint economic commission untuk menggali
peluang
perdagangan
dan
kerjasama
ekonomi lainnya. Kedua negara juga sepakat
membangun kerjasama di industri peralatan
militer, pembuatan kapal-kapal kecil hingga
pembangkit listrik tenaga gas.
Pemerintah
Erdogan
menyatakan
kondisi darurat Turki tidak berpengaruh pada
perekonomian negara dan kerja sama ekonomi
dengan negara-negara mitra. Namun demikian,
Pemerintah Indonesia perlu terus memantau
situasi dan dampak kudeta terhadap perdagangan
Indonesia Turki. Salah satu hal yang paling
perlu mendapat perhatian adalah lalu lintas
ekspor dan impor dari dan ke negara tersebut.
Sejauh ini belum ada informasi gangguan
terhadap kapal niaga dari dan ke Turki. Meskipun
demikian, dengan memburuknya hubungan
Turki dengan UE dan kecaman internasional
terhadap pelanggaran HAM yang terjadi di negara
tersebut saat ini, Pemerintah Indonesia perlu
dengan cermat mengantisipasi kemungkinan
kemunduran ekonomi Turki.

kedua negara merealisasikan model sekolah yang


ada di Turki ke Indonesia. Kerjasama terkait
manajemen sekolah tersebut bersifat kontrak
dengan jangka waktu tertentu. Pemerintah
Turki memberikan beasiswa bagi pelajar
Indonesia untuk meneruskan pendidikan di
Turki dengan menawarkan 66 beasiswa strata-1
dan pascasarjana bagi pelajar dan mahasiswa
Indonesia yang ingin belajar ke negara itu,
sebagai upaya meningkatkan hubungan kedua
negara yang telah berjalan baik. Di lain pihak,
pemerintah Indonesia juga mengundang pelajar
dan mahasiswa Turki belajar di Indonesia.
Pascakudeta,
yayasan
pendidikan
PASIAD dinyatakan oleh pemerintah Erdogan
sebagai bagian dari (FETO). Negara-negara
mitra Turki diminta menutup aktivitas yang
berhubungan dengan FETO, diantaranya,
Indonesia, Yordania, Azerbaijan, Somalia dan
Niger. Dalam siaran pers yang diterbitkan
28 Juli 2016, sebagai partner strategis Turki,
Indonesia diharapkan mendukung perang
melawan FETO sebagai organisasi teroris
dengan menutup sekolah-sekolah tersebut.
Kedutaan Turki merilis nama-nama sekolah
tersebut sebagai berikut:
1) Pribadi Bilingual Boarding School, Depok;
2) Pribadi Bilingual Boarding School, Bandung;
3) Kharisma Bangsa Bilingual Boarding School,
Tangerang Selatan;
4) Semesta
Bilingual
Boarding
School,
Semarang;
5) Kesatuan Bangsa Bilingual Boarding School,
Jogjakarta;
6) Sragen Bilingual Boarding School, Sragen;
7) Fatih Boy's School, Aceh;
8) Fatih Girl's School, Aceh;
9) Banua
Bilingual
Boarding
School,
Kalimantan Selatan.
Pemerintah Turki juga mengklaim
mendapat informasi dari Kementerian Agama di
Indonesia terkait aktivitas Gulen di Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah di
Jakarta. Hal ini diklarifikasi pihak UIN yang
telah memutus kerja sama dengan lembaga
pendidikan Turki, Fethullah Gulen Chair (FGC),
sejak April 2016 lalu. Salah satu alasannya
adalah belum ada hasil signifikan dari kerja
sama yang dijalin melalui MoU sejak 2008.
FGC merupakan media berkarya para profesor
dalam melakukan penelitian atau menulis jurnal
atas nama UIN Jakarta, serta untuk mereka
mempersiapkan bahan mengajar di S1, S2, dan
S3. Fungsi-fungsi ini belum dilakukan oleh FGC.

Kerja Sama Pendidikan


Indonesia dan Turki memiliki sejarah
kerja sama di bidang pendidikan. Dalam upaya
meningkatkan hubungan kerjasama budaya,
Pemerintah RI dan Turki telah menandatangani
persetujuan kerja sama pertukaran program
kebudayaan untuk tahun 2010 2012. Di bidang
pendidikan, Indonesia dan Turki telah memiliki
Memorandum of Understanding (MoU) bidang
pendidikan yang mengatur pendirian Sekolah
Turki di bawah yayasan pendidikan Pacific
Nations Social and Economic Development
Association (PASIAD) di beberapa kota di
Indonesia. Kerjasama di bidang pendidikan
-7-

Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama RI


merekomendasikan untuk meninjau ulang posisi
Chair untuk FGC di UIN. Selama ini pihak UIN
tidak berkomunikasi langsung dengan Kedubes
Turki di Jakarta terkait pemutusan kerja sama
karena hal tersebut dilakukan Dinas Pendidikan
Islam Kementerian Agama.
Sejak kegiatan PASIAD ditutup oleh
Kementerian Luar Negeri pada November
2015, semua sekolah di Indonesia sudah
tidak ada afiliasi dengan yayasan tersebut.
Permintaan
pemerintah
Turki
tersebut
merupakan intervensi terhadap urusan dalam
negeri Indonesia yang tidak perlu ditanggapi.
Kemendikbud memastikan kurikulum yang
digunakan sekolah-sekolah yang pernah kerja
sama dengan PASIAD adalah sistem kurikulum
nasional, meski mereka menggunakan dua
bahasa dalam kegiatan belajar mengajar.
Bilingual bahasa, Indonesia dan Turki,
diterapkan karena ada kemungkinan siswa
mendapat beasiswa sekolah ke Turki. Meski
secara kelembagaan sudah tidak ada kerja
sama, sekolah yang ada di daftar Kedubes Turki
tersebut masih mempekerjakan guru asal Turki
namun dalam kapasitas mereka selaku pribadi,
bukan anggota PASIAD. Pemerintah Indonesia
tidak perlu menutup sekolah-sekolah tersebut.
Bahkan harus melindunginya karena berada
di wilayah Indonesia dan tunduk sepenuhnya
pada aturan hukum Indonesia.

Penutup
Dengan
kondisi
keamanan
Turki
yang mengkhawatirkan saat ini, DPR perlu
mengingatkan
Pemerintah
agar
sangat
berhati-hati menyikapi kondisi Turki. Turki
adalah negara sahabat yang potensial bagi
perekonomian Indonesia. Kesalahan dalam
menyikapi kondisi Turki saat ini dapat
mengganggu hubungan baik yang telah terbina
selama ini. Meskipun demikian penghormatan
Indonesia terhadap demokrasi dan penegakan
HAM sebaiknya juga tidak dikorbankan. Dalam
hubungan bilateral Indonesia-Turki, Pemerintah
Indonesia perlu menekankan pentingnya
penghormatan terhadap konstitusi dan prinsip
demokrasi. Termasuk dalam hal ini tidak
melakukan intervensi dalam masalah dalam
negeri masing-masing.
Turki telah menjadi salah satu tujuan
wisata WNI. Pemerintah harus dapat
memastikan keselamatan dan keamanan
mereka selama di negara tersebut. Oleh karena
itu, DPR perlu menanyakan kepada Pemerintah

mengenai sikap resmi Pemerintah Indonesia


terhadap situasi Turki saat ini. Di antaranya
dengan kemungkinan perlunya pemberlakuan
kebijakan
peringatan
perjalanan
(travel
warning) ke Turki.
Pemerintah harus mencermati status
darurat
yang
diberlakukan
pemerintah
Erdogan dan reaksi internasional terhadap
kebijakan Presiden Erdogan tersebut, dengan
mempertimbangkan kemungkinan terganggunya
hubungan ekonomi kedua negara sementara
waktu. Oleh karena itu, Pemerintah diminta
mencari alternatif negara baru sebagai pengalihan
bagi ekspor produk Indonesia ke Turki agar
kepentingan nasional tidak terdampak.

Referensi
"Dekret di Turki Menuai Kecaman", Media
Indonesia, 25 Juli 2016.
"Erdogan
Kukuhkan
Kekuasaan",
Media
Indonesia, 21 Juli 2016.
"Indonesia
Menolak
Permintaan
Turki",
Kompas, 20 Juli 2016.
"Krisis Turki Erdogan Tutup Ribuan Sekolah
dan Yayasan", Kompas, 22 Juli 2016.
"Turki Darurat Tiga Bulan", Kompas, 22 Juli
2016.
"Turkish Airlines Ekspansi ke Bali", Kompas, 22
Juli 2016.
28 Jul 2016, Kedutaan Turki Minta Sekolahsekolah Terkait Gulen di Indonesia Ditutup,
http://news.detik.com/berita/3263970/
kedutaan-turki-minta-sekolah-sekolahterkait-gulen-di-indonesia-ditutup, diakses 1
Agustus 2016.
Ini Alasan UIN Jakarta Putus Kerja Sama
dengan Fethullah Gulen Chair, http://news.
detik.com/berita/3264837/ini-alasan-uinjakarta-putus-kerja-sama-dengan-fethullahgulen-chair , diakses 1 Agustus 2016.
Kemlu: Indonesia Harap Kondisi Turki PascaKudeta
Segera
Pulih,
http://global.
liputan6.com/read/2554041/kemluindonesia-harap-kondisi-turki-pascakudeta-segera-pulih, diakses 25 Juli 2016
Profil Negara dan Kerjasama Indonesia

Turki,
http://www.kemlu.go.id/id/
kebijakan/
detail-kerjasama-bilateral.
aspx?id=78, diakses 1 Agustus 2016.
Turki Soroti Sekolah Gulen Mendikbud:
Kontrak dengan Pasiad Selesai Tahun Lalu,
Sekolah Tetap Buka, http://news.detik.
com/berita/3264614/mendikbud-kontrakdengan-pasiad-selesai-tahun-lalu-sekolahtetap-buka, diakses 1 Agustus 2016.
-8-

Majalah

KESEJAHTERAAN SOSIAL

Vol. VIII, No. 14/II/P3DI/Juli/2016

Kajian Singkat terhadap Isu Aktual dan Strategis

AKHIRI MENDIDIK ANAK


DENGAN KEKERASAN
Elga Andina*)

Abstrak
Kekerasan terhadap anak masih terus terjadi sehingga diangkat sebagai tema peringatan
hari anak nasional tahun 2016. Mendidik dengan kekerasan masih menjadi budaya yang
perlu dihapus dan diubah menjadi pola pendidikan yang lebih produktif dan berperspektif
perlindungan hak anak. Orang tua dan sekolah semestinya berkolaborasi dalam proses
pendidikan, termasuk dengan memanfaatkan berbagai teknologi informasi dan komunikasi
yang tepat. Untuk memastikan upaya perlindungan dilakukan hingga pada unit sosial
terdekat pada anak, DPR RI perlu mendorong terwujudnya peraturan terkait perlindungan
anak. Sebaliknya, aturan-aturan yang sudah ada juga perlu dievaluasi efektivitasnya agar
dapat mewujudkan kondisi terbaik tumbuh kembang anak.

Pendahuluan

Harapan lain disampaikan oleh Seto


Mulyadi agar segera disahkannya undangundang yang memberikan pemberatan
sanksi pidana bagi pelaku kejahatan
terhadap anak yang akan menjadi jaminan
ekstra bagi masa depan Indonesia yang
lebih ramah anak. Upaya untuk memberikan
kejeraan pada pelaku kejahatan anak
sudah dilakukan oleh pemerintah melalui
Peraturan Pemerintah Pengganti Undangundang (Perppu) Nomor 1 Tahun 2016
Tentang
Perubahan
Kedua
Undangundang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang
Perlindungan Anak. Perppu tersebut berisi
pemberatan hukuman bagi pelaku kejahatan
terhadap anak.
Kekerasan terhadap anak sudah
menjadi realita keseharian kita. Namun,
yang
lebih
memprihatinkan
adalah

Peringatan Hari Anak Nasional,


tanggal 23 Juli 2016, mengambil tema
Akhiri Kekerasan terhadap Anak. Dalam
peringatan tersebut, beberapa elemen
masyarakat
menyuarakan
tuntutan
dan harapan terhadap kehidupan anak
Indonesia. Forum Anak Nasional menuntut
pengadaan lokasi ramah anak tumbuh
kembang dan perlindungan anak. Memang
hingga saat ini belum ada satupun wilayah
yang berperingkat ramah anak, meskipun
menurut Deputi Pemberdayaan Perempuan
dan Perlindungan Anak Bidang Tumbuh
Kembang Anak, Lenny N Nursalin, sudah
ada 294 kabupaten/kota di Indonesia yang
pada tahun 2015 berkomitmen mencapai
wilayah ramah anak. Dari angka tersebut
hanya 77 kabupaten/kota yang masuk dalam
peringkat menuju ramah anak.

*) Peneliti Muda Psikologi pada Bidang Kesejahteraan Sosial, Pusat Penelitian, Badan Keahlian DPR RI.
Email: elga.andina@dpr.go.id
Info Singkat
2009, Pusat Penelitian
Badan Keahlian DPR RI
www.pengkajian.dpr.go.id
ISSN 2088-2351

-9-

kekerasan terjadi pula di dunia pendidikan.


Dalam sebuah riset yang dilakukan LSM
Plan International dan International Center
for Research on Women (ICRW) yang dirilis
awal Maret 2015, dinyatakan bahwa 84%
anak di Indonesia mengalami kekerasan
di sekolah. Angka tersebut lebih tinggi
dari tren di kawasan Asia yang hanya 70%.
Padahal, sekolah adalah salah satu tempat
untuk melakukan intervensi pertumbuhan
anak, sehingga seharusnya menjadi paling
kondusif untuk tumbuh kembang optimal.
Perlindungan
atas
kekerasan
terhadap anak juga merupakan tujuan dari
Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable
Development Goals - SDGs) yang disepakati
Indonesia bersama bangsa-bangsa yang
lain pada tanggal 1 Januari 2016. Tugas ini
harus diselesaikan dalam waktu 15 tahun
ke depan, dan penting artinya sebagai
landasan peningkatan kualitas manusia dan
pembangunan berkelanjutan.
Kekerasan yang dialami anak di sekolah
merupakan cerminan kekerasan yang mereka
alami di situasi lain. Kekerasan dalam bentuk
fisik ataupun emosional dinormalisasikan
sebagai suatu bentuk kedisiplinan dan
hukuman berat. Hal itu dianggap sebagai
sesuatu yang lumrah selama ini. Terjadinya
kekerasan
dalam
proses
pendidikan
merupakan penyelewengan terhadap hakhak perkembangan anak. Proporsi anak
di Indonesia mencapai 34% dari total
255 juta penduduk Indonesia. Jumlah ini
menunjukkan potensi kualitas sumber daya
manusia Indonesia yang akan menjadi warga
negara produktif nantinya. Jika pengelolaan
pendidikan anak tidak dilakukan dengan
sungguh-sungguh, maka akan berpotensi
pada kerusakan bangsa di masa yang
akan datang. Tulisan ini akan membahas
bagaimana mendidik dengan kekerasan
terjadi dan apa yang dapat dilakukan untuk
menghentikannya.

Kasus guru mencubit murid yang


berakhir di meja hijau bukan pertama
kali terjadi. Sebelumnya, guru di Sekolah
Menengah Pertama di Bantaeng, Sulawesi
Selatan juga diadukan setelah mencubit
dan meninju muridnya karena bermain
cipratan air pel hingga mengenai guru pada
bulan Agustus tahun 2015 lalu. Di Singkep,
Provinsi Kepulauan Riau, seorang guru juga
dilaporkan ke polisi karena mencubit siswa
SD yang tidak menghafal Asmaul Husna
pada tanggal 22 April 2016.
Kekerasan di sekolah seringkali
tertutup dan tidak terlihat dalam dimensi
waktu anak berada di sekolah. Anak-anak
yang mengalami kekerasan juga tidak mudah
memberitahukan kepada orang tuanya
mengenai kekerasan di sekolahnya, karena
adanya tekanan dari sekolah atau guru
tertentu.
Beberapa jenis kekerasan yang umum
dialami di sekolah antara lain (1) corporal
punishment (hukuman fisik); (2) kekerasan
fisik, termasuk kekerasan, penganiayaan, dan
pelecehan seksual; (3) kekerasan psikologis
dan emosional oleh guru dan teman sebaya,
termasuk perploncoan. Jenis ini meningkat
dengan penggunaan media internet; dan (4)
pelecehan seksual oleh guru dan teman sebaya,
termasuk pemerkosaan dan pengalaman
seksual yang tidak diinginkan, pelecehan
dalam bentuk komentar, pesan teks seksual,
gambar dan video porno, di lingkungan dan
dalam perjalanan menuju sekolah.
Perkembangan
teknologi
juga
menumbuhkan jenis kekerasan baru yang
tidak bersifat fisik, namun menyakiti mental
anak. Perploncoan di internet tidak memiliki
bentuk nyata dalam kehidupan sehari-hari,
namun menyerang mental. Perploncoan di
dunia maya sama seperti hukuman di depan
umum. Dengan memanfaatkan penonton,
dampaknya menjadi berlipat.

Kekerasan di Sekolah

Dalam Pasal 9 ayat (1a) Undang


Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor
23 Tahun 2002 tentang Perlindungan
Anak ditegaskan Setiap Anak berhak
mendapatkan perlindungan di satuan
pendidikan dari kejahatan seksual dan
kekerasan yang dilakukan oleh pendidik,
tenaga kependidikan, sesama peserta didik,
dan/atau pihak lain. Pasal ini membawa

Budaya Kekerasan dalam Mendidik

Masih segar dalam ingatan kita


peristiwa guru di Sidoarjo yang dituntut 6
bulan penjara karena mencubit muridnya.
Meskipun murid melanggar aturan sekolah,
ia tidak terima hukuman guru dan memberi
tahu kepada orang tuanya. Meskipun
sudah ada upaya perdamaian antara guru
dan keluarga, guru tersebut masih harus
berhadapan dengan hukum.
- 10 -

pesan bahwa setiap anak di Indonesia harus


diasuh dan dituntun tumbuh kembangnya
tanpa dibayangi ketakutan menjadi korban
kekerasan. Lingkungan yang sehat dan
mendukung membantu anak tumbuh
menjadi manusia dewasa yang dapat
berfungsi secara optimal dari segala sisi baik
fisik, psikologis, maupun sosial.
Kekerasan telah menjadi pilihan bagi
banyak orang tua, guru, maupun orang
dewasa untuk menghasilkan suatu perilaku
yang diinginkan. Dengan menyakiti fisik
anak, belum tentu dapat menghentikan
perilaku menyimpang yang dilakukan anak.
Akan tetapi, kekerasan tidak hanya memiliki
dampak fisik terhadap anak, tapi juga
memengaruhi kondisi mentalnya.
Penelitian Acep Supriadi, Mariatul
Kiftiah, dan Agusnadi (2014) menjelaskan
bahwa hukuman selalu mengandung rasa
tidak enak pada anak. Oleh karena itu di
dalam memberikan hukuman, para pendidik
harus mempertimbangkan hukuman yang
akan diberikan sesuai dengan kesalahan
yang diperbuatnya. Hukuman dalam dunia
pendidikan harus dengan sebaik mungkin
menghindari hukuman fisik dan hukuman
yang keras berdasarkan kekuasaan. Sebab
cara itu akan memupuk agresi dan kekerasan
pula pada anak. Dengan mempelajari
kekerasan,
anak-anak
menggunakan
kekerasan kepada sebayanya sebagai cara
menyelesaikan pertikaian, dan untuk
memperlihatkan kekuasaan atas yang lain,
terutama mereka yang dianggap berbeda
(SAERT SAIEVAC, 2016:4).
Moore (dalam Nataliani, 2004)
menyebutkan
bahwa
efek
tindakan
dari korban penganiayaan fisik dapat
diklasifikasikan dalam beberapa kategori.
Ada anak yang menjadi negatif dan agresif
serta mudah frustasi; ada yang menjadi
sangat pasif dan apatis; ada yang tidak
mempunyai kepibadian sendiri; ada yang
sulit menjalin relasi dengan individu lain;
dan ada pula yang timbul rasa benci yang
luar biasa terhadap dirinya sendiri. Selain itu
Moore juga menemukan adanya kerusakan
fisik, seperti perkembangan tubuh kurang
normal juga rusaknya sistem saraf.
Kekerasan terhadap anak merupakan
kebiasaan yang sudah menjadi bagian
dari sejarah kita. Padahal karakteristik
generasi yang sekarang duduk di sekolah
dasar dan menengah berbeda dengan

generasi sebelumnya. Anak-anak yang


duduk di sekolah dasar dan menengah saat
ini merupakan generasi Z, yaitu mereka
yang lahir setelah tahun 1995. Generasi
ini sangat terpukau dan menggandrungi
internet dan korelasi di dunia maya. Mereka
lebih menyukai belajar melalui internet
daripada buku cetak. Mereka praktis dan
membutuhkan respons instan. Oleh karena
itu mereka harus dihadapi dengan cara
yang berbeda dengan penanganan generasi
sebelumnya.
Perkembangan teknologi yang kadang
sulit diikuti orang tua menjadi tantangan
lain dalam upaya perlindungan anak.
Teknologi menjadi bagian dari keseharian
anak yang memiliki dua sisi mata uang.
Di satu sisi merupakan sumber informasi
yang dapat mendukung perkembangan
dan perluasan wawasan. Namun, di sisi
lain memberi akses pada anak terhadap
konten-konten yang tidak sesuai dengan
tugas
perkembangannya.
Sulitnya
bukan untuk memberitahu anak, namun
mencontohkan bagaimana perilaku yang
adaptif. Orang dewasa di sekitar anak perlu
mengembangkan perilaku yang konsisten
sehingga dapat menjadi teladan bagi anak.
Kegagalan membentuk perilaku positif pada
generasi muda biasanya karena adanya
perbedaan antara yang disampaikan dengan
yang dipraktikkan orang dewasa.
Anak sekarang harus distimulasi
secara kognitif ketimbang secara fisik. Hal
ini menuntut orang tua dan pendidik untuk
lebih cerdas dalam berkomunikasi kepada
anak sehingga dapat menginternalisasi nilainilai positif dengan cara yang logis, bukan
dengan paksaan fisik.

Penggunaan Teknologi dalam


Pengawasan Anak
Media merupakan pendidik yang
konsisten, murah, dan gratis. Media
sosial memberi tahu anak-anak mengenai
gaya hidup, model pergaulan, dan cara
berpenampilan. Salah satu permasalahan
dalam penyimpangan perilaku anak terkait
dengan teknologi digital adalah kecanduan.
Anak yang terserap dalam aktivitas
sosialnya, baik di media sosial maupun
games cenderung kehilangan kemampuan
untuk mengontrol diri. Di sinilah peran
orang tua dan sekolah untuk mengajarkan
anak bagaimana membatasi diri.
- 11 -

Oleh karena itu, orang tua perlu


mengadopsi dan memanfaatkan teknologi
digital untuk terhubung dengan anak-anaknya.
Teknologi digital dapat digunakan untuk
memantau kegiatan anak, misalnya dengan
akses CCTV di sekolah untuk melihat kondisi
anak di sekolah atau dengan bergabung pada
media sosial yang digandrungi anak. Selain
menjadi kontrol agar anak merasa diawasi,
tapi juga menjadi konten komunikasi antara
anak dan orang tua. Komunikasi yang efektif
memberikan manfaat agar pesan dapat
diterima secara dua arah.
Pada masa Menteri Anies Baswedan
telah dikeluarkan 5 Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan dalam upaya
mencegah kekerasan di sekolah. Di antara
kelima aturan tersebut, Permendikbud
No. 82 Tahun 2015 tentang Pencegahan
dan Penanggulangan Tindak Kekerasan di
Lingkungan Satuan Pendidikan merupakan
yang langsung tertuju pada upaya mencegah
kekerasan di sekolah. Aturan ini memaksa
sekolah untuk memberikan akses bagi
masyarakat untuk memantau kegiatan di
sekolah secara transparan.
Penggunaan media internet menjadi
poin penting dalam upaya pemantauan
ini. Dengan adanya laman pengaduan
http://sekolahaman.kemdikbud.go.id/,
informasi dapat diakses oleh masyarakat
luas. Pengaduan pun dapat diketahui secara
transparan, sehingga dapat digunakan untuk
mendorong penyelesaian lebih cepat.
Yang jelas, pelaksanaan di lapangan
perlu terus dipantau dan dijalankan dengan
tegas tanpa pandang bulu. DPR juga perlu
konsisten mendukung dengan tidak bersikap
reaktif dan menghambat upaya pemerintah
dalam mencegah tindak kekerasan pada
anak.

Sebagai representasi dari rakyat


Indonesia, DPR RI melalui berbagai komisi
yang terkait dengan perlindungan anak,
baik yang secara langsung seperti Komisi
VIII maupun yang tidak langsung seperti
Komisi X, harus bersinergi dalam menyusun
perundang-undangan yang berperspektif
perlindungan anak.
Kasus kekerasan terhadap anak
senantiasa terjadi, oleh karena itu harus
menjadi agenda tetap bagi pengawasan
Komisi VIII, bukan hanya dibahas ketika
ada eksploitasi media massa. Selain itu, DPR
RI juga harus melakukan evaluasi terhadap
efektivitas Undang Undang Perlindungan
Anak yang telah dua kali direvisi. Secara
spesifik Komisi VIII perlu mendorong dan
mempertanyakan kinerja pemerintah terkait
upaya menghentikan kekerasan di dunia
pendidikan.

Referensi
DeLisi, Matt, Vaughn, Michael G., Gentile,
Douglas A., Anderson, Craig A., & Shook,
Jeffrey J. 2012. Violent Video Games,
Delinquency, and Youth Violence: New
Evidence. Youth Violence and Juvenile
Justice, 11(2) 132-142.
Hakim, Lukman Nul. Urgensi Perlindungan
Anak. Info Singkat, Vol. IV, No. 14/II/
P3DI/Juli/2012.
Supriadi, Acep, Kiftiah, Mariatul, &
Agusnadi. Efektivitas Pemberian Sanksi
bagi Sanksi bagi Siswa Pada Pelanggaran
Tata Tertib di SMP 2 Kapuas Timur
Kabupaten Kapuas. Jurnal Pendidikan
Kewarganegaraan, Volume 4, Nomor 8,
November 2014.
Anak Tanggung Jawab Bersama, Kompas,
24 juli 2016.
SAERT
SAIEVAC.
2016.
Preventing
Violence in School: Lessons from
Southeast Asian Countries, http://www.
knowviolenceinchildhood.org/pdf/SAERT_
Policy_Brief.pdf, diakses 1 Agustus 2016.
Goal 4: Ensure inclusive and quality
education for all and promote lifelong
learning,
http://www.un.org/
sustainabledevelopment/education/,
diakses 1 Agustus 2016.
Survei ICRW: 84% Anak Indonesia Alami
Kekerasan di Sekolah, http://news.
liputan6.com/read/2191106/survei-icrw84-anak-indonesia-alami-kekerasan-disekolah, diakses 1 Agustus 2016.

Penutup
Terjadinya kekerasan terhadap anak
merupakan pelanggaran atas hak-hak anak.
Kekerasan tidak terbatas dalam bentuk fisik,
tapi juga secara psikis. Padahal karakteristik
generasi anak sekolah saat ini membutuhkan
intervensi yang berbeda dengan generasi
yang sebelumnya. Perubahan cara mendidik
dan
mengasuh
anak
menyebabkan
tuntutan adaptasi semua stakeholder yang
berkepentingan, termasuk memanfaatkan
perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi yang digunakan oleh anak-anak.
- 12 -

Majalah

EKONOMI DAN KEBIJAKAN PUBLIK

Vol. VIII, No. 14/II/P3DI/Juli/2016

Kajian Singkat terhadap Isu Aktual dan Strategis

KEBIJAKAN PENDUKUNG RUPTL


TAHUN 2016-2025
Sahat Aditua Fandhitya Silalahi*)

Abstrak

Pemerintah telah menerbitkan Peraturan Menteri ESDM Nomor 5899 K/20/MEM/2016


tentang Pengesahan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT. Perusahaan
Listrik Negara Tahun 2016-2025. RUPTL merupakan rencana strategis untuk mewujudkan
rasio elektrifikasi sebesar 100 persen pada tahun 2025 dengan cara menyediakan pembangkit
listrik berkapasitas 80,5 GigaWatt. Namun masih terdapat permasalahan dalam rangka
mewujudkan target RUPTL, baik dalam hal pembangunan pembangkit maupun pengadaan
infrastruktur distribusi. Pemerintah harus merumuskan kebijakan untuk mengatasi masalah
tersebut, di antaranya mendukung rencana diversifikasi bahan bakar pembangkit listrik,
mempercepat pengadaan lahan bagi jaringan distribusi listrik, serta melakukan kerjasama
alih teknologi dengan pihak swasta bagi pembangunan jaringan listrik bawah laut.

Pendahuluan
Pemerintah, dalam hal ini Kementerian
Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)
telah menerbitkan Peraturan Menteri ESDM
Nomor 5899 K/20/MEM/2016 tentang
Pengesahan Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik (RUPTL) PT. Perusahaan
Listrik Negara Tahun 2016-2025. RUPTL
merupakan dokumen penting sebagai acuan
dalam pelaksanaan percepatan pembangunan
infrastruktur ketenagalistrikan. Tujuannya
untuk mendorong investasi di bidang
ketenagalistrikan
yang
pada
akhirnya
meningkatkan rasio elektrifikasi dan
pemenuhan kebutuhan tenaga listrik nasional.
Bagi Perusahaan Listrik Negara (PLN),
RUPTL merupakan dokumen pedoman
pengembangan sistem di wilayah kerjanya

dalam jangka waktu 10 (sepuluh) tahun.


Dokumen RUPTL disusun untuk mencapai
tujuan tertentu yang diamanatkan Pemerintah
kepada PLN sesuai dengan ketentuan dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
tentang Kegiatan Usaha Penyediaan Tenaga
Listrik. Dalam kerangka PLN sebagai Badan
Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak
di bidang ketenagalistrikan, kewajiban
pemenuhan tenaga listrik tersebut merupakan
salah satu usaha pelaksanaan tugas kewajiban
pelayanan umum, khususnya bagi cabang
produksi yang menguasai hajat hidup orang
banyak. Sebagai regulator, Pemerintah
berkewajiban untuk merumuskan kebijakan
yang dapat mendorong tercapainya sasaran
dalam RUPTL tahun 2016-2025. Tulisan ini

*) Peneliti Muda Kebijakan Publik pada Bidang Ekonomi dan Kebijakan Publik, Pusat Penelitian, Badan Keahlian DPR RI.
Email: sahatsilalahi81@gmail.com
Info Singkat
2009, Pusat Penelitian
Badan Keahlian DPR RI
www.pengkajian.dpr.go.id
ISSN 2088-2351

- 13 -

Tabel 1. Kapasitas dan persentase jenis


pembangkit pada RUPTL 2016 - 2025

akan mengkaji permasalahan untuk mencapai


sasaran RUPTL tahun 2016-2025 beserta
kebijakan yang dapat dirumuskan Pemerintah.

Kapasitas
Pembangkit
(GW)

Persentase

Gas

18.9

24.0%

Air

14.5

18.4%

Panas Bumi

6.1

7.8%

Batu bara

34.8

44.3%

Mesin Gas

4.3

5.5%

Sumber
Energi

Sasaran RUPTL 2016-2025


Sasaran utama RUPTL 2016-2025
adalah mencapai rasio elektrifikasi sebesar
100 (seratus) persen pada tahun 2025.
Dalam rangka mencapai target elektrifikasi,
PLN harus menyediakan pembangkit
dengan kapasitas sebesar 80,5 gigawatt
(GW) dengan nilai investasi diperkirakan
mencapai 153,8 milliar dolar AS. Kebutuhan
terhadap
investasi
pembangkit
akan
dipenuhi oleh pihak PLN dan pihak swasta.
Perincian dari kebutuhan investasi
tersebut adalah untuk kebutuhan pembangkit
PLN sebesar 31,9 miliar dolar AS, pembangkit
swasta sebesar 78,2 miliar dolar AS,
pembangunan infrastruktur transmisi sebesar
29,1 miliar dolar AS, dan untuk pembangunan
infrastruktur distribusi sebesar 14,6 miliar
dolar AS. Total investasi PLN direncanakan
sebesar 75,6 miliar dolar AS; sedangkan dari
pihak swasta sebesar 78,2 miliar dolar AS.
Dalam dokumen RUPTL juga telah
ditetapkan, dari total kapasitas 80,5 GW, PLN
berkewajiban menyediakan sebesar 18,2 GW;
sedangkan pihak swasta akan menyediakan
sebesar 45,7 GW. Sementara itu masih ada
kapasitas sebesar 16,6 GW yang belum
ditentukan pihak yang akan menyediakannya.
Nilai 16,6 GW direncanakan akan dicapai
melalui proyek pembangkit dengan dengan
skema pembelian excess power dari
pembangkit individu.
Kapasitas sebesar 80,5 GW akan
dipenuhi
melalui
pembangkit
listrik
berbahan bakar gas, air, panas bumi,
batu bara, dan mesin gas dengan besaran
sebagaimana dapat dilihat pada tabel 1.
Sasaran lain dari RUPTL tahun
2016-2025 adalah tercapainya bauran
bahan bakar (fuel mix) pada pembangkit
listrik dan mengurangi penggunaan bahan
bakar minyak (BBM). Sejalan dengan
pengurangan BBM sebagai bahan bakar
pembangkit, Pemerintah dalam RUPTL
tahun 2016-2025 menekankan pentingnya
peningkatan penggunaan sumber energi
baru dan terbarukan. Hal ini tercermin dari
dihilangkannya pembangkit berbahan bakar
BBM, sementara di sisi lain penggunaan
bahan bakar gas dan panas bumi akan
memberikan kontribusi signifikan (tabel 1).

Sumber: Investasi Listrik Melonjak, Bisnis Indonesia,


23 Juli 2016.

Secara umum, target untuk mencapai


rasio elektrifikasi sebesar 100 persen
merupakan
bentuk
tanggung
jawab
Pemerintah dalam rangka memenuhi hak
masyarakat untuk memperoleh sumber energi
yang layak. Pelibatan pihak swasta dalam
usaha pencapaian target rasio elektrifikasi
merupakan hal yang positif. Namun demikian,
Pemerintah perlu memperhatikan dukungan
bagi pihak swasta yang terlibat dalam
pembangunan pembangkit dan infrastruktur
distribusi, di antaranya dengan kemudahan
perijinan dan pemberian insentif, baik fiskal
maupun nonfiskal.

Permasalahan Dalam Mencapai


RUPTL Tahun 2016-2025
Secara garis besar, sasaran RUPTL
Tahun 2016-2025 dapat dibagi dalam 2 (dua)
kelompok, yaitu: (1) Sasaran pembangunan
pembangkit listrik, dan (2) Sasaran dalam
pembangunan infrastruktur distribusi listrik.
Oleh karena itu, dalam rangka mencapai
sasaran RUPTL tahun 2016-2025 perlu
dilakukan analisis terhadap permasalahan
terkait pembangunan pembangkit dan
infrastruktur distribusi listrik.
Permasalahan
pembangunan
pembangkit listrik pada dasarnya pada
penggunaan bahan bakar, sebagaimana
tercantum dalam target kontribusi jenis
sumber energi. Batu bara ditargetkan
sebagai kontributor utama bahan bakar
pembangkit listrik dengan persentase
penggunaan sebesar 44,3 persen. Hal
ini sejalan dengan Peraturan Presiden
Nomor 45 Tahun 2014 tentang Penugasan
kepada PT Perusahaan Listrik Negara
(Persero) untuk Melakukan Percepatan
Pembangunan Pembangkit Tenaga Listrik
yang Menggunakan Batu bara.
- 14 -

Permasalahan
penggunaan
batu
bara sebagai bahan bakar adalah tingginya
biaya pengangkutan yang berakibat pada
rendahnya skala ekonomis dari pembangkit.
Sebagai gambaran, biaya pengangkutan
batu bara sebesar Rp110 ribu per ton, jauh
lebih tinggi dibandingkan biaya distribusi
gas alam yang berkisar antara Rp8.000
Rp9.000 per ton. Oleh karena itu,
pembangunan pembangkit berbahan bakar
batu bara sebaiknya berlokasi di tempat
yang dekat dengan lokasi penambangan agar
biaya pengangkutan menjadi lebih rendah.
Pemerintah juga menargetkan gas alam
sebagai bahan bakar pembangkit dengan
kontribusi sebesar 24 persen. Sampai
dengan tahun 2016, PLN masih menghadapi
permasalahan terkait kepastian pasokan
gas alam untuk pembangkit. Ketidakpastian
pasokan akan berdampak pada biaya
operasional. Biaya operasional akan lebih
rendah apabila pembangkit beroperasi
secara berkesinambungan. Kesulitan utama
yang dihadapi PLN dalam memperoleh
pasokan gas alam dikarenakan sebagian
besar produsen gas yang berlokasi di
daerah pembangkit sudah memiliki kontrak
penjualan jangka panjang dengan pembeli
dari luar negeri. Sebagai gambaran, dari
produksi tahunan gas alam nasional sebesar
3 trillion cubic feet (TCF), peruntukan bagi
bahan bakar pembangkit hanya sebesar 0,55
TCF; sementara itu lebih dari 2 TCF volume
produksi dijual ke luar negeri.
Untuk mengatasi kesulitan pasokan gas
alam, Pemerintah harus memprioritaskan
kebijakan pemenuhan kebutuhan bagi
pembangkit listik dan mengurangi kontrak
penjualan dengan pembeli luar negeri.
Sebagai contoh, saat ini Kilang Arun di
Provinsi Aceh telah difungsikan sebagai
terminal re-gasifikasi gas alam yang berasal
dari Lapangan Bontang dan Tangguh-Papua.
Pasokan gas alam dari Kilang Arun sudah
sewajarnya diprioritaskan untuk memenuhi
kebutuhan pembangkit listrik di wilayah
Sumatera dan tidak mengalokasikan sebagian
gas untuk dijual ke luar negeri.
Permasalahan yang sama terjadi pada
penggunaan sumber energi panas bumi bagi
pembangkit listrik. PLN masih menghadapi
kendala ketidakpastian pasokan, mengingat
belum optimalnya dukungan bagi investor
untuk pengembangan lapangan panas
bumi. Kementerian ESDM menyatakan

bahwa potensi sumber energi panas bumi


di Indonesia sebesar 9.000 Mega Watt dan
tersebar di 50 lapangan, namun realisasi
penggunaan sumber energi panas bumi
masih di bawah angka 10 persen.
Proses eksplorasi dan eksploitasi panas
bumi memiliki risiko ketidakpastian yang
tinggi terutama dalam hal volume produksi.
Investor harus mengeluarkan investasi di
awal untuk membangun fasilitas produksi
dan pendukung. Biaya tersebut tidak
dapat diambil kembali andaikata volume
produksi tidak memenuhi harapan. Untuk
mengatasi masalah tersebut, Pemerintah
harus memberikan kepastian kontrak
pembelian melalui PLN terhadap investor
yang berencana mengembangkan lapangan
panas bumi. Kontrak tersebut hendaknya
memuat tingkat harga pembelian dan jangka
waktu yang layak untuk mengembalikan
nilai investasi dan memperoleh keuntungan.
Sementara itu, tantangan penggunaan
listrik produksi pembangkit terkait dengan
pengadaan jalur distribusi yang efisien dan
dapat menjangkau seluruh konsumen. Secara
umum, semakin besar tingkat produksi
listrik, diperlukan jaringan distribusi yang
semakin besar dan terintegrasi dengan simpul
interkoneksi antarwilayah. Konsekuensinya,
kebutuhan lahan semakin luas. Dengan
target pembangunan pembangkit sebesar
80,5 GW, diperkirakan kebutuhan lahan
mencapai lebih dari 9 ribu hektar. Sebagian
besar lahan dibutuhkan untuk membangun
jaringan interkoneksi yang menghubungkan
jalur
transmisi
dari
masing-masing
pembangkit. Sesuai dengan perhitungan
PLN, untuk mengalirkan daya sebesar 80,5
GW dibutuhkan sekitar 2.500 jaringan
interkoneksi di seluruh wilayah Indonesia,
baik melalui jalur transmisi darat maupun
kabel bawah laut.
Pembebasan
lahan
yang
masih
bermasalah atau lahan yang berlokasi di
kawasan hutan lindung menjadi faktor
utama penghambat penyediaan lahan untuk
keperluan pembangunan interkoneksi darat.
Untuk mengatasi masalah ini, Pemerintah
sudah selayaknya mempercepat harmonisasi
kebijakan, khususnya yang mengatur masalah
pembebasan dan penggunaan lahan di
area hutan lindung. Kepastian status lahan
akan menarik investor untuk membangun
infrastruktur distribusi dan transmisi listrik
sehingga dapat meringankan beban PLN.
- 15 -

Referensi

Sementara
itu,
pembangunan
interkoneksi melalui jaringan kabel bawah laut
membutuhkan teknologi yang lebih kompleks,
khususnya untuk pembangunan di laut dalam.
Untuk keperluan pembangunan interkoneksi
tersebut, PLN dapat menggandeng pihak
swasta, sehingga PLN dapat lebih fokus
untuk memperkuat jaringan interkoneksi
darat. Untuk menarik minat pihak swasta,
Pemerintah dapat memberikan kewenangan
untuk mengoperasikan dalam jangka waktu
tertentu dengan persyaratan kewajiban alih
teknologi.

Keputusan Menteri Energi dan Sumber


Daya Mineral Republik Indonesia
Nomor 5899 K/20/MEM/2016 tentang
Pengesahan Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrk PT Perusahaan Listrik
Negara (Persero) Tahun 2016 S/D 2025.
Peraturan Presiden Nomor 45 Tahun
2014 tentang Penugasan Kepada PT
Perusahaan Listrik Negara (Persero)
untuk
Melakukan
Percepatan
Pembangunan
Pembangkit
Tenaga
Listrik Yang Menggunakan Batu bara.
Silaen, D.M & Setyo Nugroho. 2014. Studi
Kegiatan Transhipment Batu bara Studi
Kasus: Perairan Taboneo, Kalimantan
Selatan. Thesis tidak diterbitkan.
Investasi
Listrik
Melonjak,
Bisnis
Indonesia, 23 Juli 2016.
Angkutan Batu bara Kini Terpaksa Bawa
Muatan Lain, http://www.tambang.
co.id/angkutan-batu-bara-kini-terpaksabawa-muatan-lain-6008/, diakses 27
Juli 2016.
Hambatan Pengembangan Panas Bumi
Harus Dihilangkan, http://www.esdm.
go.id/berita/45-panasbumi/3405hambatan-pengembangan-panas-bumiharus-dihilangkan.html, diakses 27 Juli
2016.
Investor Jepang Ragu Bangun PLTU
Batang Tanpa Kepastian Lahan,
http://www.cnnindonesia.com/
ekonomi/20150203201842-78-29426/
investor-jepang-ragu-bangun-pltubatang-tanpa-kepastian-lahan/, diakses
27 Juli 2016.

Penutup
RUPTL tahun 2016-2025 merupakan
rencana
strategis
penyediaan
tenaga
listrik dalam rangka mencapai rasio
elektrifikasi 100 (seratus) persen sekaligus
mendayagunakan energi alternatif selain
BBM bagi pembangkit listrik. Dokumen
RUPTL
2016-2025
memuat
rencana
jangka panjang dalam hal pembangunan
infrastruktur pembangkit maupun distribusi
listrik ke seluruh wilayah Indonesia.
Namun demikian, masih ada beberapa
permasalahan yang menghambat usaha
pencapaian target dalam RUPTL tersebut.
Pemerintah sudah seharusnya merumuskan
kebijakan
yang
dapat
mendorong
penggunaan energi alternatif selain BBM
sebagai bahan bakar bagi pembangkit.
Sedangkan dari aspek distribusi, Pemerintah
harus
mengharmonisasikan
berbagai
peraturan
perundang-undangan
terkait
pengadaan lahan agar pembangunan
infrastruktur
distribusi
listrik
dapat
berjalan lancar. Selain itu, kerja sama
dengan pihak swasta bagi pembangunan
infrastruktur distribusi bawah laut juga
sangat disarankan. Peran Dewan Perwakilan
Rakyat (DPR) melalui Komisi terkait energi
ataupun lintas Komisi adalah mengawasi
pelaksanaan dan pencapaian target beserta
perkembangan penyelesaian permasalahan
yang menghambat pencapaian sasaran
RUPTL 2016-2025.

- 16 -

Majalah

PEMERINTAHAN DALAM NEGERI

Vol. VIII, No. 14/II/P3DI/Juli/2016

Kajian Singkat terhadap Isu Aktual dan Strategis

RESHUFFLE JILID II KABINET KERJA


Dewi Sendhikasari D.*)

Abstrak
Reshuffle Jilid II Kabinet Kerja telah resmi diumumkan oleh Presiden Jokowi. Terdapat sejumlah
menteri yang diganti dan ada juga yang hanya pindah posisi. Adapun 12 Menteri dan 1 (satu)
Kepala BKPM telah diganti pada reshuffle kali ini. Hal ini merupakan reshuffle terbesar
dibandingkan dengan reshuffle sebelumnya. Setidaknya ada 8 (delapan) nama baru yang
masuk dalam kabinet. Beberapa nama berasal dari parpol, namun ada juga yang berasal dari
kalangan profesional. Presiden Jokowi mengungkapkan pertimbangannya melakukan reshuffle
kabinet yaitu diarahkan untuk penguatan kinerja kabinet dan memperkuat ekonomi nasional
untuk menghadapi tantangan ekonomi global dan sekaligus dalam persaingan dan kompetisi
global.

Pendahuluan

menteri justru tidak fokus untuk melakukan


tugasnya dengan baik.
Politikus PDI Perjuangan, Arteria Dahlan,
berpendapat bahwa reshuffle dinilai penting
untuk menyelesaikan permasalahan yang
kompleks saat ini. Reshuffle dapat menjadi
bagian dari instrumen penyelesaian masalah
kebangsaan yang kompleks, yang mampu
membumikan nawacita dan program prioritas
nasional sehingga benar-benar dirasakan
manfaatnya oleh rakyat. Sementara itu,
Ketua Dewan Kehormatan PAN, Amien Rais,
berharap reshuffle yang dilakukan Presiden
Jokowi membuahkan hasil dan presiden harus
tegas dalam mengatur ritme kerja kabinetnya.
Menurut Amien, kesuksesan kabinet ditentukan
dari pola koordinasi yang dilakukan presiden
ataupun wakil presiden dalam menggerakkan
kinerja para menteri dan berharap reshuffle kali

Presiden Jokowi kembali melakukan


perombakan kabinet atau biasa disebut
reshuffle kabinet. Reshuffle ini merupakan
reshuffle kedua (Jilid II) pada Kabinet Kerja,
setelah sebelumnya Presiden Jokowi pernah
melakukan reshuffle pada Agustus 2015.
Isu reshuffle telah ramai diperbincangkan
beberapa bulan terakhir ini. Menurut Sekjen
PDIP, Hasto Kristiyanto, reshuffle merupakan
hak prerogratif presiden dan berharap dapat
meningkatkan efektivitas penyelenggaraan
pemerintahan. Ketua Umum DPP Partai
Golkar, Setya Novanto, juga menyatakan
reshuffle kabinet kerja merupakan hak
prerogatif presiden dan presiden telah
melakukan evaluasi terhadap kinerja para
menterinya. Ketua DPR, Ade Komarudin,
berharap Presiden Jokowi tidak terlalu sering
melakukan reshuffle karena khawatir para

*) Peneliti Muda Kebijakan dan Administrasi Publik pada Bidang Politik Dalam Negeri, Pusat Penelitian, Badan Keahlian DPR RI.
Email: dewi.sendhikasari@dpr.go.id
Info Singkat
2009, Pusat Penelitian
Badan Keahlian DPR RI
www.pengkajian.dpr.go.id
ISSN 2088-2351

- 17 -

ini menjadi perombakan Kabinet Kerja yang


terakhir.
Apabila diperhatikan dari komposisi
keseluruhan menteri pada Kabinet Kerja hasil
reshuffle Jilid II, terlihat masih didominasi
oleh kalangan profesional, walaupun ada juga
yang diisi oleh politisi. Di dalam jajaran Kabinet
Kerja kali ini, masuk beberapa wajah baru yang
berasal dari kalangan partai politik, yakni Asman
Abnur yang berasal dari PAN sebagai Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi,
Wiranto yang merupakan Ketua Umum Hanura
sebagai Menko Polhukam, Eko Putro Sandjojo
dari PKB sebagai Menteri Desa dan PDTT,
Enggartiasto Lukita dari Partai Nasdem sebagai
Menteri Perdagangan, dan Arilangga Hartarto
dari Partai Golkar sebagai Menteri Perindustrian.
Walaupun kemudian muncul anggapan
bahwa reshuffle kabinet kali ini sebagai
akomodasi bagi koalisi parpol, namun Juru
Bicara Presiden, Johan Budi, mengatakan
bahwa perombakan ini dalam rangka untuk
mempercepat
pembangunan
dan
bukan
karena kepentingan partai. Presiden Jokowi
juga berharap perombakan kabinet ini bisa
mendorong terbukanya lapangan kerja, sehingga
angka pengangguran dapat ditekan. Sekretaris
Kabinet, Pramono Anung, juga meyakini bahwa
dengan adanya perombakan ini, Kabinet Kerja
akan menjadi lebih kuat dan kompak.
Reshuffle juga dianggap sebagai salah satu
cara presiden dalam mengevaluasi kinerja para
menterinya. Dua kali reshuffle kabinet kerja
dalam 2 tahun kepemimpinan Presiden Jokowi,
tergolong cepat. Apalagi jika melihat dari lama
waktu kinerja para menteri tersebut dalam
menjalankan program kerjanya. Oleh karena
itu, bagaimana reshuffle jilid II Kabinet Kerja ini
dan apakah dampak reshuffle terhadap kinerja
kelembagaan kementerian?

kerja yang terdiri dari para profesional yang


ahli di bidangnya untuk mengatasi persoalan
bangsa yang mendasar. Atau ketiga, presiden
terpilih perlu membentuk suatu kabinet yang
mayoritas terdiri dari para profesional dan
para fungsionaris partai untuk memimpin
penyelenggaraan
bidang
utama
program
presiden.
Presiden Jokowi pada awal pemerintahannya
telah membentuk Kabinet Kerja dengan komposisi
34 Kementerian, sesuai dengan batas maksimal
yang diatur dalam UU No. 39 Tahun 2008 tentang
Kementerian Negara. Dalam UUD 1945 Pasal
4 ayat (1) disebutkan bahwa Presiden Republik
Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan
menurut UUD. Presiden mempunyai hak
prerogatif dalam menentukan siapa menterimenteri yang akan membantunya dalam kabinet.
Menurut John Locke (1689), hak prerogatif
adalah kekuasaan tanpa memastikan ketentuan
hukum, kadang-kadang bahkan melawan hukum
menurut keputusan sendiri untuk kebaikan publik.
Walaupun dalam pembentukan, pengubahan,
dan pembubaran kementerian negara tetap diatur
dalam undang-undang sebagaimana disebutkan
juga dalam Pasal 17 UUD 1945. Hal ini menegaskan
bahwa kekuasaan presiden tidak tak terbatas
karenanya dikehendaki setiap pembentukan,
pengubahan, dan pembubaran kementerian negara
haruslah berdasarkan undang-undang.
Reshuffle kabinet adalah kebijakan untuk
merombak komposisi kabinet yang sudah
berlangsung. Perombakan kabinet dilakukan,
baik dengan mencopot jabatan menteri tertentu
maupun dengan menggesernya ke jabatan yang
lain. Perombakan kabinet biasanya dilakukan
atas dasar kinerja para menteri, menanggapi
kritik publik, skandal tertentu yang menimpa
menteri bersangkutan, atau karena pertimbangan
politis. Reshuffle kabinet dilakukan oleh presiden
sehubungan dengan fungsinya sebagai kepala
pemerintahan yang mempunyai wewenang untuk
mengangkat dan memberhentikan menterinya.
Walaupun reshuffle kabinet merupakan
hak prerogatif presiden, namun evaluasi kinerja
bisa dijadikan bahan pertimbangan presiden
dalam menilai baik buruknya kinerja para
menterinya dalam kabinet. Adapun sebelum
reshuffle dilakukan, Presiden Jokowi telah
memanggil sejumlah menteri dalam rangka
finalisasi evaluasi kinerja menteri. Seperti yang
disampaikan Juru Bicara Presiden, Johan Budi,
bahwa presiden terus melakukan evaluasi kinerja
menteri yang dijadikan dasar dalam reshuffle
kabinet.

Reshuffle Jilid II Kabinet Kerja

Tantangan politik pertama yang dihadapi


oleh presiden terpilih pada hari-hari pertama
adalah pembentukan kabinet, khususnya dalam
menentukan format jumlah dan komposisi
kabinetnya. Dalam menentukan format kabinet
tersebut, presiden terpilih dapat menentukan
pilihannya, di antaranya: Pertama, apakah
format kabinet pada pemerintah akan lebih
dipengaruhi oleh bentuk koalisi yang akan
dibangun oleh partai pengusung presiden
dan partai lain di legislatif untuk menjamin
kelancaran program kerja presiden. Kedua,
presiden terpilih akan membentuk suatu kabinet
- 18 -

ketika terjadi perubahan koalisi, yaitu masuknya


dukungan dari PAN dan Partai Golkar ke dalam
pemerintahan sehingga muncul asumsi publik
bahwa reshuffle hanya sekedar mengakomodasi
kepentingan
koalisi
tersebut.
Walaupun
komposisi menteri tidak hanya dari kalangan
politisi tetapi juga dari kalangan profesional.
Namun demikian, dari reshuffle Jilid
II tersebut dapat dilihat bahwa perubahan
terbesar yaitu pada menteri-menteri di
bidang perekonomian. Hal ini sejalan dengan
keinginan presiden untuk memperkuat sektor
perekonomian. Beberapa isu ekonomi yang
menjadi perhatian utama adalah tentang
pembangunan perbatasan, maritim, infrastruktur,
dan penguatan anggaran. Dengan digantinya
menteri-menteri di bidang perekonomian, antara
lain Menteri Keuangan, Menteri Perdagangan,
Menteri ESDM, Menteri Perindustrian dan
Kepala BKPM, diharapkan dapat memperkuat
pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Sebagaimana kita ketahui, menteri
adalah pembantu presiden yang memimpin
kementerian. Kementerian mempunyai tugas
menyelenggarakan urusan tertentu dalam
pemerintahan untuk membantu presiden dalam
menyelenggarakan
pemerintahan
negara.
Dengan adanya reshuffle kabinet tersebut yang
mana terjadi pergantian pimpinan kementerian,
pasti akan berdampak pada kinerja kementerian
dan lembaga itu sendiri. Hal ini juga terkait pada
pola dan gaya kepemimpinan masing-masing
menteri yang berbeda-beda yang dikhawatirkan
dapat menghambat kinerja kementerian dalam
pelaksanaan program kerjanya.
Kinerja kementerian dan lembaga tidak
pernah terlepas dari sosok menteri yang
memimpinnya. Oleh karena itu, peran menteri
sangat penting dalam meningkatkan kinerja
institusi yang dipimpinnya. Berbagai persoalan
di tingkat kementerian dan lembaga baik
internal maupun eksternal yang terjadi seperti
lemahnya koordinasi antar menteri dinilai telah
menghambat kinerja kementerian dan lembaga
itu sendiri. Reshuffle juga akan berdampak
pada kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan
para menteri pada institusinya masing-masing.
Kebijakan-kebijakan tersebut dapat menjadi
masalah ketika tidak sejalan dan sinergi dengan
kebijakan menteri sebelumnya. Hal ini tentunya
akan mengganggu pelaksanaan program kerja
yang sedang berjalan.
Selain
itu,
koordinasi
antarmenteri
merupakan salah satu hal yang penting dalam
membina
hubungan
antar-kementerian.

Adapun nama-nama menteri dan Kepala


BKPM pada reshuffle Kabinet Kerja Jilid II ini
adalah:
1. Menko Maritim: Luhut Binsar Panjaitan;
2. Menteri
Perencanaan
Pembangunan
Nasional/ Kepala Bappenas: Bambang
Brodjonegoro;
3. Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Kepala
BPN: Sofyan Djalil;
4. Kepala BKPM: Thomas Trikasih Lembong;
5. Menko Polhukam: Wiranto;
6. Menteri Keuangan: Sri Mulyani Indrawati;
7. Menteri Desa dan PDTT: Eko Putro
Sandjojo;
8. Menteri Perhubungan: Budi Karya Sumadi;
9. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan:
Muhadjir Effendy;
10. Menteri Perdagangan: Enggartiasto Lukita;
11. Menteri Perindustrian: Airlangga Hartarto;
12. Menteri ESDM: Arcandra Tahar; dan
13. Menteri PAN-RB: Asman Abnur.
Pelantikan menteri baru hasil reshuffle
Jilid II tersebut diatur dalam Keputusan Presiden
Republik Indonesia Nomor 83/P/2016 tentang
Penggantian Beberapa Menteri Negara Kabinet
Kerja Periode Tahun 2014-2019, dan Keputusan
Presiden Republik Indonesia 84/P/2016 tentang
Pemberhentian dan Pengangkatan Kepala
Badan Koordinasi Penanaman Modal. Presiden
mengungkapkan pertimbangannya melakukan
reshuffle kabinet yaitu diarahkan untuk
penguatan kinerja kabinet dan memperkuat
ekonomi nasional untuk menghadapi tantangan
ekonomi global dan sekaligus dalam persaingan
dan kompetisi global. Presiden Jokowi mewantiwanti agar kabinet yang baru dapat bekerja
lebih keras lagi dalam upaya menyejahterakan
rakyat. Presiden Jokowi berharap kabinet baru
juga dapat bekerja lebih cepat, progresif, bekerja
dalam tim yang solid, dan saling mendukung
dalam waktu yang secepat-cepatnya.

Dampak Reshuffle Kabinet

Reshuffle Jilid II Kabinet Kerja dilakukan


11 bulan sejak pergantian menteri pada reshuffle
Jilid I yang dilakukan pada 12 Agustus 2015.
Dorongan kekuatan politik besar dan sentimen
negatif pasar nampaknya menjadi faktor utama
Presiden Jokowi melakukan reshuffle. Karena
diadakan ketika belum genap setahun dari
pergantian menteri sebelumnya, kesan bahwa
reshuffle kali ini agak terburu-buru tidak bisa
dihindari. Selain itu, kesan ini mengisyaratkan
adanya hal-hal yang mendesak. Terlebih lagi
- 19 -

Dengan koordinasi yang baik, akan melancarkan


pelaksanaan
program
kerja
kementerian
terutama pada kementerian dalam satu jalur
koordinasi. Selama ini, koordinasi dan hubungan
baik para menteri menjadi sorotan terkait
persoalan kegaduhan kabinet yang sempat terjadi
di tubuh kabinet. Hal ini juga terkait dengan
masih adanya ego sektoral masing-masing
kementerian dengan kewenangannya masingmasing sehingga dapat menurunkan kepercayaan
publik terhadap pemerintah.
Oleh karena itu, kekhawatiran yang muncul
akibat reshuffle kali ini dapat diatasi apabila
para menteri yang baru ini mampu memperbaiki
kondisi dan berbagai persoalan yang dihadapi.
Hal ini dapat dilakukan dengan saling membina
hubungan baik antar-kementerian melalu
koordinasi dan kerjasama yang baik. Kebijakankebijakan dalam kementerian yang muncul
pasca-reshuffle ini juga diharapkan mampu
menekankan pada skala prioritas sehingga
program kerja dapat berjalan dengan tepat.
Monitoring dan evaluasi kinerja seluruh instansi
pemerintahan juga diperlukan guna memperbaiki
kinerja demi meningkatkan akuntabilitas
penyelenggaraan negara.

Sofian Effendi. 2010. Reformasi Tata


Kepemerintahan. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press. 87.
Ikhsan Darmawan. Reshuffle dan Ancaman
Koalisi Tambun. Koran Tempo, Senin 1
Agustus 2016.
Undang-Undang Dasar 1945.
Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang
Kementerian Negara.
Ant. Setnov Puji Sikap Hati-Hati Jokowi Terkait
Reshuffle Kabinet. http://news.okezone.
com/read/2016/07/19/337/1441134/
setnov-puji-sikap-hati-hati-jokowi-terkaitreshuffle-kabinet, diakses 1 Agustus 2016.
Bagus Prihantoro Nugroho. Jokowi Umumkan
Reshuffle Kabinet: Harus Lebih Cepat, Solid,
dan Saling Dukung. http://news.detik.
com/berita/3262257/jokowi-umumkanreshuffle-kabinet-harus-lebih-cepat-soliddan-saling-dukung, diakses 1 Agustus 2016.
Elvan Dany Sutrisno. Jokowi Evaluasi Kinerja
Menteri, Reshuffle Kabinet di Depan Mata.
http://news.detik.com/berita/3259856/
jokowi-evaluasi-kinerja-menteri-reshufflekabinet-di-depan-mata, diakses 1 Agustus 2016.
Jabbar Ramdhani. Amien Rais Berharap
Reshuffle Kabinet Berbuah Kerja Nyata.
http://news.detik.com/berita/3263115/
amien-rais-berharap-reshuffle-kabinetberbuah-kerja-nyata, diakses 29 Juli 2016.
Marieska Harya Virdhani. Soal Reshuffle,
PDIP: Presiden Jokowi Akan Berhatihati.
http://news.okezone.com/
read/2016/07/20/337/1442882/soalreshuffle-pdip-presiden-jokowi-akanberhati-hati, diakses 1 Agustus 2016.
Ray Jordan.Seskab: Komposisi Keseluruhan,
Kalangan
Profesional
Tetap
Banyak
di
Kabinet.
http://news.detik.com/
berita/3262432/seskab-komposisikeseluruhan-kalangan-profesional-tetapbanyak-di-kabinet, diakses 1 Agustus 2016.
Riko Syarudin. Hak Prerogatif Presiden di
dalam UUD 1945. http://www.academia.
edu/9543497/Hak_Prerogatif_Presiden_
didalam_UUD_1945 diakses 1 Agustus 2016.
Apa itu Reshuffle Kabinet? http://wwww.
selasar.com/politik/reshuffle-kabinet,
diakses 1 Agustus 2016.
Ketua DPR Minta Jokowi Tak Sering-sering
"Reshuffle"
Kabinet.
http://nasional.
kompas.com/read/2016/07/18/19002871/
ketua.dpr.minta.jokowi.tak.sering-sering.
reshuffle.kabinet, diakses 1 Agustus 2016.

Penutup
Reshuffle Jilid II pada Kabinet Kerja
merupakan langkah yang diambil Presiden
Jokowi dengan segala pertimbangannya demi
meningkatkan kinerja pemerintahan terutama
kepercayaan publik terhadap pemerintahannya.
Publik hanya menginginkan kinerja para
menteri yang bisa menghasilkan dampak yang
positif terhadap kepentingan rakyat. Oleh
karena itu, dengan komposisi kabinet kerja
hasil reshuffle Jilid II ini diharapkan mampu
memperbaiki berbagai persoalan yang muncul
dan berkembang, terutama dengan tujuan
meningkatkan kesejahteraan rakyat. Dukungan
DPR sebagai lembaga legislatif dengan fungsi
pengawasan dan juga sebagai mitra kerja
Pemerintah diharapkan dapat mendorong
kabinet dalam proses peningkatan kinerja ke
depannya.

Referensi

- 20 -

Anda mungkin juga menyukai