Anda di halaman 1dari 23

BATUAN

Batuan adalah benda alam yang menjadi penyusun utama bumi.


Kebanyakan batuan merupakan campuran mineral yang tergabung secara fisik
satu sama lain. Beberapa batua terutama tersusun dari satu jenis mineral saja, dan
sebagian kecil lagi dibentuk oleh gabungan mineral, bahan organik serta bahanbahan vulkanik.
Berdasarkan kejadiannya (genesa), tekstur dan komposisi mineralnya
dapat di bagi menjadi tiga, yaitu :
1. Batuan Beku (Igneous Rocks)
2. Batuan Sedimen (Sedimentory Rocks)
3. Batuan Metamorf (Metamorphic Rocks)
2.1.1 Batuan Beku (Igneous Rocks)
Batuan beku berasal dari cairan magma yang membeku akibat mengalami
pendinginan. Menurut ilmu petrologi semua bahan beku terbentuk dari magma
karena membekunya lelehan silikat yang cair dan pijar. Magma yang cair dan
pijar itu berada di dalam bumi dan oleh kekuatan gas yang larut di dalamnya naik
ke atas mencari tempat-tempat yang lemah dalam kerak bumi seperti daerah
patahan/rekahan. Magma akan keluar mencapai permukaan bumi melalui pipa
________________________________________
gunungapi dan disebut lava, akan tetapi ada pula magama yang membeku jauh di
dalam bumi dan dikenal dengan nama batuan beku dalam.
Batuan beku terdiri atas kristal-kristal mineral dan kadang-kadang
emgandung gelas. Mineral yang pertama terbentuk ialah mineral yang berat
jenisnya besar yaitu mineral yang berwarna tua. Karena kristalisasi, maka susunan
magma akan berubah, mineral yang telah tenggelam tidak akan larut kembali.
Akan tetapi, jenis itu akan tetap tinggal di bawah dari magma.
a) Klasifikasi Batuan beku
Berdasarkan letak kejadiannya, batuan beku dibagi menjadi tiga, yaitu :
a. Batuan beku dalam (plutonik)
Batuan beku dalam adalah batuan yang terbentuk barada jauh di dalam
bumi (15-50 km), proses pendinginan sangat lambat karena dekat dengan
astenosfer sehingga batuan seluruhnya terdiri atas kristal-kristal
Ciri-ciri batuan plutonik :
a. Umumnya berbutir lebih kasar dibandingkan batuan ekstrusi.
b. Jarang memprlihatkan sturktur visikular (memiliki lubang-lubang gas)
c. Batuan dapat berubah batuan yang bebatasan pada semua sisinya.
Berdasarkan ukurannya (diameter) batuan plutonik dibedakan
menjadi 2 macam, yaitu :
a) Pultonik Tebular
Berukuran relatif kecil dan biasanya letaknya agak dekat ke permukaan
bumi.Contoh :
Sill merupakan betuan plutonik tebular yang jika dilihat dari posisi /
tata letaknya bersifat concordant / selaras dengan lapisan batuan

sekitarnya. Bisa mendatar, miring/tegak sesuai arah lapisan.


Dike merupakan tabular yang jika dilihat darim posisi / tata letaknya
bersifat discordant / memotong lapisan batuan sekitarnya. Batuan
dike ini sangat sulit untuk dihancurkan.
b) Plutonik Masif
________________________________________
Batuan beku yang berupa plutonik masif berukuran lebih besar dari
plutonik tabular dan biasanya letaknya agak dalam.
Plutonik mmasif terbagi atas 2 macam, yaitu :
Lakolit (laccolith), dalam bahsa Yunani, lakko adalah cadangan
air dan lithos adalah batuan. Letaknya concordant / selaras dengan
betuan disekitarnya, dapat ditemukan di bawah dome (bentuk
kubah), ukurannya kecil.
Batolit (berasal dari dari kata bathos = dalam dan litohs = batuan),
dijumpai dibagian dalam dan posisi / tata lataknya discordant serta
ukurannya besar. tersingkap minimal 100 km
2
, pada umumnya
bertekstur granitis. Ditemukan di bawah suatu rangkaian pegunungan
besar.
Contoh batuan beku dalam : granit, granodiorit, gabro.
b. Batuan beku korok (hypabisal)
Terbentuk pada celah-celah / pipa gunungapi, proses pendinginanya relatif
cepat sehingga batuannya terdiri atas kristal-kristalyang tak sempurna dan
bercampur dengan masa dasar sehingga membentuk struktur porfiritik.Contohnya
granit porfiri dan diorit porfiri.
Granit porfiri disebut dengan gang (batuan intrusi). magma yang
mempunyai susunan granit itu membeku dalam sebuah gang, maka batuan yang
terbentuk itu disebut porfiri granit yang berarti granit yang bertekstur porfiri.
c. Batuan beku luar (efusif)
Terbentuk di (dekat)permukaan bumi. Proses pendinginan sangat cepat
sehingga tidak sempat membentuk kristal. Struktur batuan ini dinamakan amorf.
Contohnya obsidian, riolit, batu apung.
________________________________________
Berdasarkan komposisi kimianya, batuan beku dibagi menjadi 5
kelompok yaitu :
a. Batuan beku ultra basa
Dunit
Peridotit adalah kelompok betuan ultra basa. Pada umumnya berwarna
gelap, berat jenisnya 3 3,3.Komposisi dan persentase secara umum
dari mineral pembentuk batuannya adalah : mineral mafis (olivin,
piroksen, hornblenda) 85-95 %, mineral bijih (magnetit, ilmenit,kromit

dll) 10-3 %, plagioklas kalsium 5 %.


b. Batuan beku basa
Gabro adalah batuan beku dalam, umumnya berwarna hitam,
mineralnya berbutir kasar hingga sedang, berat jenisnya 2,9 3,21.Komposisi dan persentase mineral pembentuknya adalah :
Plagioklas ( labradorit atau bitownit) 70 45 %, mineral mafis 25 50
%.
Basalt adalah batuan leleran dari gabro , minrealnya berbutur halus,
berwarna hitam, berat jenisnya 2,9-3,1. komposisi dan peresentase
secara umum dari mineral pembentuk batuannya adalah : Plagioklas
(labraorit) 40-60 %, mineral mafis (klinopiroksen, olivin) 55-35
%.batuan beku menengah
c. Batuan beku menengah (intermedier)
Andesit adalah batuan beku dalam mineralnya berbutir kasar hingga
sedang, warnanya agak gelap, berat jenisnya 2,85-3. komposisi dan
persentase secara umum dari mineral pembentuk batuannya adalah :
Plagioklas (oliyoklas atau andesin ) 55-70 %, mineral mafis
(horenblende atau biotit) 40-24 %.
Sianit
________________________________________
d. Batuan Beku asam
Granit adalah batuan beku dalam bertekstur holokristalin, feneritik,
berbutir kasar, mengandung mineral-mineral : kuarsa 10-4- %, felspar
kalium 30-60 %, plagioklas natrium 0-35 %, mineral mafis (biotit,
hornblenda) 35-10 %.
Riolit adalah batuan leleran dari granit, berbutir halus, bertekstur
holokristalin hingga hipokristalin, afanitik. Mempunyai komposisi
mineral sama dengan granit. Riolit terbentuk sebagai batuan gang dan
batuan leleran dalam bentukretas, sill, dan aliran.
e. Batuan beku alkali
Kimberlit
Leosilit
Batuan beku didasarkan atas warna betuannya, yaitu :
a. Batuan beku yang berwarna terang, biasanya terdiri dari mineral-mineral
ringan, mudah pecah, kaya silikat sehingga tergolong batuan bersifat asam
silikat.
b. Batuan beku yang berwarna gelap, biasanya terdiri dari mineral-mineral
berat, sukar pecah, kandungan silikat terang tetapi kaya dengan mineralmineral ferro-magnesia karena itu bersifat basa atau matik (dari kata
magnesium dan ferrik)
Ciri umum batuan beku :
a. Homogen dan kompak
b. Tidak ada stratifikasi atau pelapisan

b. Umumnya tidak megandung fosil, kecuali tertimbun oleh materi-materi


piroklastik. misalnya tertimbun abu vulkanis.
________________________________________
b) Bentuk Batuan Beku
Magma basa yang cair setelah membeku akan memberikan bentuk yang
lain dari pada magma asal yang kental ada 2 bentuk besar batuan beku, yaitu
bentuk ekstrusi dan bentuk intrusi :
Bentuk ekstrusi adalah bentuk yang dibangun oleh magma ketika
mencapai permukaan bumi yang disebut lava. lava ynag cair membentuk
lapisan lava yang tebal dan luas yang dikenal dengan pletu basalt (daratan
tinggi berbatu basal. terdapat di India, Dekkan dan Ice Land leleran
Batuan intrusi magma adalah magma yang naik menuju permukaan bumi
sering tidak sampai keatas tetapi membeku di dalam bumi.
Bentuk-bentuk batuan intrusi :
masa yang diintrusikan jauh didalam bumi terdiri dari ulolit dan stuck
masa yang diintrusikan sejajar dengan pelapisan (konkordan) terdiri dari :
retas, apofis, teras gunungapi, konolit
c) Struktur Batuan Beku
Yaitu bentuk-bentuk batuan beku dalam ukuran yang besar, seperti lava
bongkah, lava berbetuk tali, lava bantal, struktur aliran, struktur luka, struktur
vesikular dan amy gladiod.
batuan lava bongkah dan lava berbetuk tali, bagian permukaan yang telah
membeku akan dihancurkan oleh arus yang mngalir didalamnya dan
terbentuklah lava bongkah atau lava. apabila lava itu kental dan
permukaannya belum membeku strukturnya akan dikerutkan oleh lava
yang masih mengalir dibawahnya disebut dengan lava berbentuk tali.
struktur yang diekstrusikan tidak ada yang selalu dalam keadaan sangat
homogen. Dijumpai pada batuan dalam dimana pelapisan-pelapisan yang
memiliki perbedaan-perbedaan dalam komposisi atau tekstur mineralnya.
struktur bantal, struktur yang dinyatakan pada batuan ekstrusi tertentu,
yang dicirikan oleh masa yang berbentuk bantal dengan ukuran garis
tengah dengan beberapa cm hingga im dan umumnya antara 30-60 cm.
________________________________________
struktur vesikuler dan amygdaloid
lava yang banyak mengandung gas dengan segera dilepaskan setelah
tekanan menurun karena naiknya lava di permukaan bumi. keluarnya gas
akan membentuk lubang-lubnag atau gelembung-gelembung yang
benrbentuk bulat, lonjong, silinder atau tak teratur. apabila lubang-lubang
gas yang terisi oleh mineral-mineral sekunder maka terbentuklah stuktur
amygdaloid. mineral yang megisi kalsit, silikat atau zeolit.
d) Manfaat batuan beku
Tak semua batuan beku mempunyai nilai ekonomis, hal ini tergantung

pada sifa, komposisi mineral, kekeutan fisik, daya tahan, cara penggalianya, dan
lain-lain.
Tiap jenis mineral mempunyai sifat dan komposisi mineral tertentu, tidak
semua jenis batuan dapat digunakan untuk semua jenis pekerjaan. batuan
mempunyai kegunaan sendiri tergantung sifatnya, misalnya :
1. batuan yang mempunyai kerapatan tinggi dan tidak porus sangat baik
untuk keperluan pekerjaan di laut
2. batuan yang tidak terpengaruh oleh asam, baik untuk digunakan didaerah
industri
3. batuan yang berat, keras, dan mempunyai daya tahan yang besar sesuai
untuk digunakan sebagai fondasi bangunan pengeras jalan juga bahan
lantai
4. batuan yang berwarna indah dan tidak porus dapat digunakan untuk
pelapis dinding atau lantai
5.
batuan yang umumnya mempunyai berat jenis 2,6, baik untuk
digunakan sebagai bahan pekerjaan teknik berat
SUMBER pendgeografiupi.co.cc/images/MATERI%20PELAJARAN

Petrografi BAB V. Petrografi


Batuan Beku
May 26
Posted by MualMaul
BAB V. Petrografi Batuan Beku
V.1. Klasifikasi Batuan Beku
Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari hasil pembekuan magma. Karena hasil
pembekuan, maka ada unsur kristalisasi material penyusunnya. Komposisi mineral yang
menyusunnya merupakan kristalisasi dari unsur-unsur secara kimiawi, sehingga bentuk
kristalnya mencirikan intensitas kristalisasinya.
Didasarkan atas lokasi terjadinya pembekuan, batuan beku dikelompokkan menjadi dua yaitu
betuan beku intrusif dan batuan beku ekstrusif (lava). Pembekuan batuan beku intrusif terjadi

di dalam bumi sebagai batuan plutonik; sedangkan batuan beku ekstrusif membeku di
permukaan bumi berupa aliran lava, sebagai bagian dari kegiatan gunung api. Batuan beku
intrusif, antara lain berupa batholith, stock (korok), sill, dike (gang) dan lakolith dan lapolith
(Gambar V.1). Karena pembekuannya di dalam, batuan beku intrusif memiliki kecenderungan
tersusun atas mineral-mineral yang tingkat kristalisasinya lebih sempurna dibandingkan
dengan batuan beku ekstrusi. Dengan demikian, kebanyakan batuan beku intrusi dalam
(plutonik), seperti intrusi batolith, bertekstur fanerik, sehingga tidak membutuhkan
pengamatan mikroskopis lagi. Batuan beku hasil intrusi dangkal seperti korok gunung api
(stock), gang (dike), sill, lakolith dan lapolith umumnya memiliki tekstur halus karena sangat
dekat dengan permukaan.

Gambar V.1. Macam-macam morfometri intrusi batuan beku, yaitu batholith, stock, sill dan
dike
Jenis dan sifat batuan beku ditentukan dari tipe magmanya. Tipe magma tergantung dari
komposisi kimia magma. Komposisi kimia magma dikontrol dari limpahan unsur-unsur
dalam bumi, yaitu Si, Al, Fe, Ca, Mg, K, Na, H, dan O yang mencapai hingga 99,9%. Semua
unsur yang berhubungan dengan oksigen (O) maka disebut sebagai oksida, SiO2 adalah salah
satunya. Sifat dan jenis batuan beku dapat ditentukan dengan didasarkan pada kandungan
SiO2 di dalamnya (Tabel V.1).

Tabel V.1. Tipe batuan beku dan sifat-sifatnya (Nelson, 2003)

Menurut keterdapatannya, berdasarkan tatanan tektonik dan posisi pembekuannya (Tabel


V.2), batuan beku diklasifikasikan sebagai batuan intrusi plutonik (dalam) berupa granit,
syenit, diorit dan gabro. Intrusi dangkal yaitu dasit, andesit, basaltik andesitik, riolit, dan
batuan gunung api (ekstrusi yaitu riolit, lava andesit, lava basal.
Tabel V.2. Klasifikasi batuan beku berdasarkan letak / keterdapatannya.

Berdasarkan komposisi mineralnya, batuan beku dapat dikelompokkan menjadi tiga,


tergantung dari persentase mineral mafik dan felsiknya. Secara umum, limpahan mineral di
dalam batuan, akan mengikuti aturan reaksi Bowen. Hanya mineral-mineral dengan derajad
kristalisasi tertentu dan suhu kristalisasi yang relatif sama yang dapat hadir bersama-sama
(sebagai mineral asosiasi; Tabel V.3)
Tabel V.3. Bowen reaction series yang berhubungan dengan kristalisasi mineral penyusun
dalam batuan beku

V.2. Klasifikasi Batuan Beku Berdasarkan Komposisi Mineralnya


(a) Kelompok batuan beku intrusi plutonik
1) Batuan beku basa dan ultra-basa: dunit, peridotit
Kelompok batuan ini terbentuk pada suhu 1000-1200o C, dan melimpah pada wilayah dengan
tatanan tektonik lempeng samudra, antara lain pada zona pemekaran lantai samudra dan
busur-busur kepulauan tua. Dicirikan oleh warnanya gelap hingga sangat gelap, mengandung
mineral mafik (olivin dan piroksen klino) lebih dari 2/3 bagian; batuan faneritik (plutonik)
berupa gabro dan batuan afanitik (intrusi dangkal atau ekstrusi) berupa basalt dan basanit.
Didasarkan atas tatanan tektoniknya, kelompok batuan ini ada yang berseri toleeit, Kalkalkalin maupun alkalin, namun yang paling umum dijumpai adalah seri batuan toleeit.
Kelompok batuan basa diklasifikasikan menjadi dua kelompok besar dengan didasarkan pada
kandungan mineral piroksen, olivin dan plagioklasnya; yaitu basa dan ultra basa (Gambar
V.2). Batuan beku basa mengandung mineral plagioklas lebih dari 10% sedangkan batuan
beku ultra basa kurang dari 10%. Makin tinggi kandungan piroksen dan olivin, makin rendah
kandungan plagioklasnya dan makin ultra basa (Gambar V.2 bawah). batuan beku basa terdiri
atas anorthosit, gabro, olivin gabro, troktolit (Gambar V.2. atas). Batuan ultra basa terdiri atas
dunit, peridotit, piroksenit, lherzorit, websterit dan lain-lain (Gambar V.2 bawah).

Gambar V.2. Klasifikasi batuan beku basa (mafik) dan ultra basa (ultra mafik; sumber IUGS
classification)
2) Batuan beku asam intermediet
Kelompok batuan ini melimpah pada wilayah-wilayah dengan tatanan tektonik kratonik
(benua), seperti di Asia (daratan China), Eropa dan Amerika. Kelompok batuan ini membeku
pada suhu 650-800oC. Dapat dikelompokkan dalam tiga kelompok, yaitu batuan beku kaya
kuarsa, batuan beku kaya feldspathoid (foid) dan batuan beku miskin kuarsa maupun foid.
Batuan beku kaya kuarsa berupa kuarzolit, granitoid, granit dan tonalit; sedangkan yang
miskin kuarsa berupa syenit, monzonit, monzodiorit, diorit, gabro dan anorthosit (Gambar

V.3). Jika dalam batuan beku tersebut telah mengandung kuarsa, maka tidak akan
mengandung mineral foid, begitu pula sebaliknya.

Gambar V.3. Klasifikasi batuan beku bertekstur kasar yang memiliki persentasi kuarsa, alkali
feldspar, plagioklas dan feldspathoid lebih dari 10% (sumber IUGS classification)
(b) Kelompok batuan beku luar
Kelompok batuan ini menempati lebih dari 70% batuan beku yang tersingkap di Indonesia,
bahkan di dunia. Limpahan batuannya dapat dijumpai di sepanjang busur vulkanisme, baik
pada busur kepulauan masa kini, jaman Tersier maupun busur gunung api yang lebih tua.
Kelompok batuan ini juga dapat dikelompokkan sebagai batuan asal gunung api. Batuan ini
secara megaskopis dicirikan oleh tekstur halus (afanitik) dan banyak mengandung gelas
gunung api. Didasarkan atas kandungan mineralnya, kelompok batuan ini dapat

dikelompokkan lagi menjadi tiga tipe, yaitu kelompok dasit-riolit-riodasit, kelompok andesittrakiandesit dan kelompok fonolit (Gambar V.4).

Gambar V.4. Klasifikasi batuan beku intrusi dangkal dan ekstrusi didasarkan atas kandungan
kuarsa, feldspar, plagioklas dan feldspatoid (sumber IUGS classification)
Tata nama tersebut bukan berarti ke empat unsur mineral harus menyusun suatu batuan, dapat
salah satunya saja atau dua mineral yang dapat hadir bersama-sama. Di samping itu, ada jenis
mineral asesori lain yang dapat hadir di dalamnya, seperti horenblende (amfibol), piroksen
ortho (enstatit, diopsid) dan biotit yang dapat hadir sebagai mineral asesori dengan plagioklas
dan feldspathoid.
Pada prinsipnya, feldspatoid adalah mineral feldspar yang terbentuk karena komposisi
magma kekurangan silika, sehingga tidak cukup untuk mengkristalkan kuarsa. Jadi, limpahan
feldspathoid berada di dalam batuan beku berafinitas intermediet hingga basa, berasosiasi

dengan biotit dan amfibol, atau biotit dan piroksen, dan membentuk batuan basanit dan trakittrakiandesit. Batuan yang mengandung plagioklas dalam jumlah yang besar, jarang atau sulit
hadir bersama-sama dengan mineral feldspar, seperti dalam batuan beku riolit.
V.3. Struktur Batuan Beku

Masif: padat dan ketat; tidak menunjukkan adanya lubang-lubang keluarnya gas;
dijumpai pada batuan intrusi dalam, inti intrusi dangkal dan inti lava; Ct: granit, diorit,
gabro dan inti andesit

Skoria: dijumpai lubang-lubang keluarnya gas dengan susunan yang tidak teratur;
dijumpai pada bagian luar batuan ekstrusi dan intrusi dangkal, terutama batuan
vulkanik andesitik-basaltik; Ct: andesit dan basalt

Vesikuler: dijumpai lubang-lubang keluarnya gas dengan susunan teratur; dijumpai


pada batuan ekstrusi riolitik atau batuan beku berafinitas intermediet-asam.

Amigdaloidal: dijumpai lubang-lubang keluarnya gas, tetapi telah terisi oleh mineral
lain seperti kuarsa dan kalsit; dijumpai pada batuan vulkanik trakitik; Ct: trakiandesit
dan andesit

Gambar V.5. Struktur batuan beku masif; terbentuk karena daya ikat masing-masing mineral
sangat kuat, contoh pada granodiorit dengan komposisi mineral plagioklas berdiameter >1
mm (gambar atas) dan granit (gambar bawah) dengan komposisi kuarsa dan ortoklas anhedral
dengan diameter >1 mm

Gambar V.6. Struktur batuan beku skoria; dijumpai rongga-rongga bekas keluarnya gas saat
pembekuan yang sangat cepat. Contoh pada andesit basaltik porfirik pada posisi nikol sejajar
(atas) dan nikol silang (bawah). Batuan tersusun atas fenokris plagioklas berdiameter >1 mm
dan piroksen klino berdiameter 0,5-1,5 mm, dan tertanam dalam massa dasar gelas, kristal
mineral (plagioklas dan piroksen) dan rongga tak beraturan berdiameter <1 mm
V.4. Tekstur Batuan Beku

Tektur batuan menggambarkan bentuk, ukuran dan susunan mineral di dalam batuan. Tektur
khusus dalam batuan beku menggambarkan genesis proses kristalisasinya, seperti intersertal,
intergrowth atau zoning. Batuan beku intrusi dalam (plutonik) memiliki tekstur yang sangat
berbeda dengan batuan beku ekstrusi atau intrusi dangkal. Sebagai contoh adalah bentuk
kristal batuan beku dalam cenderung euhedral, sedangkan batuan beku luar anhedral hingga
subhedral (Tabel V.4.)
Tabel V.3. Tekstur batuan beku pada batuan beku intrusi dalam, intrusi dangkal dan ekstrusi
dan pada batuan vulkanik

a) Tekstur trakitik

Dicirikan oleh susunan tekstur batuan beku dengan kenampakan adanya orientasi
mineral - arah orientasi adalah arah aliran

Berkembang pada batuan ekstrusi / lava, intrusi dangkal seperti dike dan sill

Gambar V.7 adalah tekstur trakitik batuan beku dari intrusi dike trakit di G. Muria;
gambar kiri: posisi nikol sejajar dan gambar kanan: posisi nikol silang

Gambar V.7. Tekstur trakitik pada traki-andesit (intrusi dike di Gunung Muria). Arah orientasi
dibentuk oleh mineral-mineral plagioklas. Di samping tekstur trakitik juga masih
menunjukkan tekstur porfiritik dengan fenokris plagioklas dan piroksen orto.
b) Tekstur Intersertal

Yaitu tekstur batuan beku yang ditunjukkan oleh susunan intersertal antar kristal
plagioklas; mikrolit plagiklas yang berada di antara / dalam massa dasar gelas
interstitial.

Gambar V.8. Tekstur intersertal pada diabas; gambar kiri posisi nikol sejajar dan gambar
kanan posisi nikol silang. Butiran hitam adalah magnetit
c) Tekstur Porfiritik

Yaitu tekstur batuan yang dicirikan oleh adanya kristal besar (fenokris) yang
dikelilingi oleh massa dasar kristal yang lebih halus dan gelas

Jika massa dasar seluruhnya gelas disebut tekstur vitrophyric .

Jika fenokris yang berkelompok dan tumbuh bersama, maka membentuk tekstur
glomeroporphyritic.

Gambar V.9. Gambar kiri: Tektur porfiritik pada basalt olivin porfirik dengan fenokris olivin
dan glomerocryst olivin (ungu) dan plagioklas yang tertanam dalam massa dasar plagioklas
dan granular piroksen berdiameter 6 mm (Maui, Hawaii). Gambar kanan: basalt olivin
porfirik yang tersusun atas fenokris olivin dan glomerocryst olivin (ungu) dan plagioklas
dalam massa dasar plagioklas intergranular dan piroksen granular berdiameter 6 mm (Maui,
Hawaii)
d) Tekstur Ofitik
Yaitu tekstur batuan beku yang dibentuk oleh mineral plagioklas yang tersusun secara acak
dikelilingi oleh mineral piroksen atau olivin (Gambar V.10). Jika plagioklasnya lebih besar
dan dililingi oleh mineral ferromagnesian, maka membentuk tekstur subofitic (Gambar V.11).
Dalam suatu batuan yang sama kadang-kadang dijumpai kedua tekstur tersebut secara
bersamaan.
Secara gradasi, kadang-kadang terjadi perubahan tektur batuan dari intergranular menjadi
subofitik dan ofitik. Perubahan tektur tersebut banyak dijumpai dalam batuan beku basa-ultra
basa, contoh basalt. Perubahan tekstur dari intergranular ke subofitic dalam basalt dihasilkan
oleh pendinginan yang sangat cepat, dengan proses nukleasi kristal yang lebih lambat.
Perubahan terstur tersebut banyak dijumpai pada inti batuan diabasik atau doleritik (dike
basaltik). Jika pendinginannya lebih cepat lagi, maka akan terjadi tekstur interstitial latit
antara plagioclase menjadi gelas membentuk tekstur intersertal.

Gambar V.10. Tekstur ofitik pada doleritik (basal); mineral plagioklas dikelilingi oleh mineral
olivin dan piroksen klino

Gambar V.11. Tekstur subofitik pada basal; mineral plagioklas dikelilingi oleh mineral
feromagnesian yang juga menunjukkan tekstur poikilitik
V.5. Komposisi Mineral pada Batuan Beku
Komposisi mineral pada batuan beku ditentukan dari komposisi kimiawinya. Didasarkan atas
komposisi mineral mafik dan felsik yang terkandung di dalamnya, batuan beku dapat
dikelompokkan dalam tiga kelas, yaitu asam, intermediet dan basa. Batuan beku asam
tersusun atas mineral felsik lebih dari 2/3 bagian; batuan beku intermediet tersusun atas
mineral mafik dan felsik secara berimbang yaitu felsik dan mafik 1/3 hingga 2/3 secara
proporsional; dan batuan beku basa tersusun atas mineral mafik lebih dari 2/3 bagian (Tabel
V.4).
Tabel V.4. Nama-nama batuan beku baik intrusi, ekstrusi dan batuan gunung api yang
didasarkan atas kandungan mineral mafik dan felsiknya; mineral-mineral mafik: piroksen
(olivin, klino- dan ortho-piroksen, amfibol dan biotit) dan mineral-mineral felsik: K-Feldspar,

kuarsa

Komposisi mineral juga dapat menunjukkan seri magma asalnya, yaitu toleeit, kalk-alkalin
atau alkalin. Batuan-batuan dengan seri magma toleeit biasanya banyak mengandung mineral
rendah Ca, batuan-batuan seri kalk-alkalin biasanya mengandung mineral tinggi Ca (seperti
augit, amfibol dan titanit), sedangkan batuan seri alkalin banyak mengandung mineralmineral tinggi K (seperti mineral piroksen klino). Tabel V.6 menunjukkan sifat-sifat mineral
penyusun dalam seri batuan toleeit, kalk-alkalin dan alkalin. Ketiga seri batuan tersebut
hanya dapat terbentuk pada tatanan tektonik yang berbeda; seri toleeit berkembang pada zona
punggungan tengah samudra (MOR); seri kalk-alkalin berkembang dengan baik pada busur
magmatik; dan seri alkalin berkembang pada tipe gunung api rifting.

Tabel V.6. Tiga tipe seri magmatik batuan beku dengan limpahan mineral penunjuknya

Tabel V.7. Beberapa tipe magma dari batuan gunung api berdasarkan kandungan silika dan
keterdapatannya dari tatanan tektoniknya

About these ads

Anda mungkin juga menyukai