Anda di halaman 1dari 2

Melahirkan Pembuka Roma

Sabtu, 01/08/2009 09:04 WIB | email | print

Kita sudah bisa mengetahui sejarah yang akan diukir di masa depan. Inilah hebatnya belajar
sejarah dalam Islam. Ternyata sejarah bukan hanya sebuah rangkaian frame masa lalu yang
terulang hari ini. Dalam Islam, kita mengenal yang namanya nubuwwat. Nubuwwat adalah
penyampaian Nabi tentang masa depan yang belum terjadi di zaman beliau.

Artinya, kita sudah bisa mengetahui dengan pasti sebuah sejarah yang akan terjadi di masa
depan. Dengan pasti. Ya, pasti terjadi. Karena bersumber pada wahyu.

Hingga hari ini, masih banyak nubuwwat Rasulullah yang belum terjadi. Di antaranya
sepenggal penyampaian Rasul dalam hadits ini,

‫ أي المدينتين تفتح‬: ‫ كنا عند عبدهللا بن عمرو بن العاص وسئل‬: ‫عن أبي قبيل قال‬
‫ فأخرج منه كتابا‬: ‫أوال القسطنطينية أو رومية ؟ فدعا عبدهللا بصندوق له حلق قال‬
‫ بينما نحن حول رسول هللا صلى هللا عليه و سلم نكتب إذ سئل‬: ‫ فقال عبدهللا‬: ‫قال‬
‫ أقسطنطينية أو رومية ؟‬: ‫ أي المدينتين تفتح أوال‬: ‫رسول هللا صلى هللا عليه و سلم‬
‫ قسطنطينية‬: ‫ يعني‬. ‫ مدينة هرقل تفتح أوال‬: ‫فقال رسول هللا صلى هللا عليه و سلم‬
Dari Abu Qubail berkata: Ketika kita sedang bersama Abdullah bin Amr bin al-Ash, dia
ditanya: Kota manakah yang akan dibuka terlebih dahulu; Konstantinopel atau Rumiyah?
Abdullah meminta kotak dengan lingkaran-lingkaran miliknya. Kemudian dia mengeluarkan
kitab. Abdullah berkata: Ketika kita sedang menulis di sekitar Rasulullah shallallahu alaihi
wasallam, beliau ditanya: Dua kota ini manakah yang dibuka lebih dulu: Konstantinopel
atau Rumiyah? Rasul menjawab, “Kota Heraklius dibuka lebih dahulu.” Yaitu:
Konstantinopel.
(HR. Ahmad, ad-Darimi, Ibnu Abi Syaibah dan al-Hakim)

Hadits ini dishahihkan oleh al-Hakim. Adz-Dzahabi sepakat dengan al-Hakim. Sementara
Abdul Ghani al-Maqdisi berkata: Hadits ini hasan sanadnya. Al-Albani sependapat dengan al-
Hakim dan adz-Dzahabi bahwa hadits ini shahih. (Lihat al-Silsilah al-Shahihah 1/3, MS)

Ada dua kota yang disebut dalam nubuwwat nabi di hadits tersebut;

1. Konstantinopel

Kota yang hari ini dikenal dengan nama Istambul, Turki. Dulunya berada di bawah
kekuasaan Byzantium yang beragama Kristen Ortodoks. Tahun 857 H / 1453 M, kota dengan
benteng legendaris tak tertembus akhirnya runtuh di tangan Sultan Muhammad al-Fatih,
sultan ke-7 Turki Utsmani.

2. Rumiyah
Dalam kitab Mu’jam al-Buldan dijelaskan bahwa Rumiyah yang dimaksud adalah ibukota
Italia hari ini, yaitu Roma. Para ulama termasuk Syekh al-Albani pun menukil pendapat ini
dalam kitabnya al-Silsilah al-Ahadits al-Shahihah.

Kontantinopel telah dibuka 8 abad setelah Rasulullah menjanjikan nubuwwat tersebut. Tetapi
Roma, hingga hari ini belum kunjung terlihat bisa dibuka oleh muslimin. Ini menguatkan
pernyataan Nabi dalam hadits di atas. Bahwa muslimin akan membuka Konstantinopel lebih
dulu, baru Roma. Itu artinya, sudah 15 abad sejak Rasul menyampaikan nubuwwatnya
tentang penaklukan Roma, hingga kini belum juga Roma jatuh ke tangan muslimin.

Kalau Konstantinopel perlu 8 abad untuk bisa ditaklukkan. Roma, jika dihitung dari
penaklukan Konstantinopel hingga hari ini sudah berlangsung hampir 7 abad dan belum bisa
dibuka oleh muslimin.

Entah perlu berapa abad sejak Konstantinopel runtuh, untuk bisa mengislamkan Roma. Yang
jelas, pasti Roma akan jatuh ke tangan muslimin. Keyakinan yang telah dibuktikan secara
empirik dengan jebolnya ketebalan benteng Konstantinopel.

“Penaklukan pertama terjadi di tangan pembuka dari Kesultanan Utsmani, 800 tahun
setelah Nabi mengabarkan penaklukan tersebut. Penaklukan kedua akan terbukti dengan izin
Allah, dan pasti!” begitu Syekh al-Albani dengan penuh keyakinan menjelaskan hadits
nubuwwat tersebut dalam kitabnya al-Silsilah al-Shahihah.

Lebih jelas lagi, beliau menajamkan, “Dan tidak diragukan juga bahwa penaklukan kedua
(Roma) menguatkan kembalinya khilafah rasyidah untuk umat ini.”

Orang tua Muhammad al-Fatih, gurunya, masyarakatnya, bahkan al-Fatih sendiri tidak
pernah menduga bahwa penakluk Konstantinopel itu adalah Muhammad al-Fatih.

Yang mereka semua lakukan hanyalah bermimpi kebesaran, mengukir harapan dan
melakukan semua persiapan. Untuk melahirkan pembukti nubuwwat Nabi. Dan mereka telah
berhasil. Kita pun seharusnya sama. Tidak ada yang pernah menduga bahwa penakluk Roma
adalah generasi kita, atau anak cucu keturunan kita, bahkan mungkin dari dalam rumah kita.

Tetapi mari kita bermimpi kebesaran itu, mengukir harapan itu dan melakukan semua
persiapan itu. Untuk melahirkan pembuka Roma.

Anda mungkin juga menyukai