Anda di halaman 1dari 3

Kata Pengantar

Kata Pengantar
Mosher (1966) memasukkan kegiatan Penyuluhan Pertanian sebagai
salah satu faktor pelancar Pembangunan Pertanian. Tetapi, dalam
sejarah pembangunan pertanian di Indonesia sejak jaman penjajahan
Belanda, kegiatan penyuluhan pertanian selalu menjadi pemicu dan
pemacu pembangunan pertanian. Bahkan, pemerintah Indonesia
pernah memperoleh penghargaan dari FAO atas keberhasilan
penyuluhan pertanian dalam mendukung keberhasilan pencapaian
swasembada beras pada tahun 1984.
Penyuluhan Pertanian yang menurut sejarahnya telah dilaksanakan di
lembah Mesopotamia sejak 1800 tahun sebelum kelahiran Kristus
tersebut, di Indonesia baru digerakkan sejak pembangunan Kebun
raya Bogor pada tahun 1817.
Namun almarhum Prof. Iso
Reksohadiprojo lebih menunjuk tahun 1905 bersamaan dengan
dibukanya Departemen Pertanian yang antara lain memiliki tugas
melaksanakan kegiatan penyuluhan pertanian.
Di pihak lain, pengembangan Penyuluhan Pertanian sebagai ilmu
tersendiri, baru dimulai pada tahun 1976, yaitu sejak dibukanya
Jurusan Penyuluhan Pertanian pada Sekolah Pascasarjana di IPBBogor. Sedang program studi Penyuluhan Pertanian baru dikembangkan di Fakultas Pertanian se Indonesia sejak tahun 1998.
Meskipun selama dua dasawarsa (1970 1990) penyuluhan pertanian
telah banyak menunjukkan arti pentingnya dalam mendukung
pembangunan pertanian di Indonesia, namun sejak 1990 2005 terus
menunjukkan penurunannya. Kondisi tersebut antara lain disebabkan
oleh perubahan-perubahan dalam kelembagaan penyuluhan di tingkat
pusat sampai di tingkat yang paling bawah, serta eforia reformasi
pada awal 1998 yang dilanjutkan dengan diberlakukannya kebijakan
desentralisasi sistem pemerintah sejak diundangkannya UU No. 22
Tahun 1999.
Pada tahun 2005, pemerintah menetapkan kebijakan Revitalisasi
Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan kehutanan (RPPK) yang antara
lain ditindak-lanjuti dengan diundangkannya Undang-undang No. 16
Tahun 2006 Tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan
kehutanan (SP3K).
ix

Kata Pengantar

Terkait dengan telah diberlakukannya UU No. 16 Tahun 2006 itulah


buku ini disiapkan sebagai revisi sekaligus melengkapi buku-buku
Penyuluhan Pertanian yang telah diterbitkan terdahulu, yaitu:

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

Dasar-dasar Penyuluhan Pertanian (1983),


Pelaksanaan Penyuluhan Pertanian (1985),
Penyuluhan Pembangun-an Pertanian (1993),
Penyuluhan Pembangunan Kehutanan (1996),
Bunga Rampai Penyuluhan Pertanian (1998),
Kumpulan Tulisan Tentang Penyuluhan Pembangunan
(2002),
(7) Redefinisi dan Revitalisasi Penyuluhan Pertanian (2003)
Selain adanya beberapa pembaruan kaitannya dengan substansi
materi, struktur penulisan buku ini juga mengalami perubahan.
Bab 1 8 berisi tentang Dasar-dasar Ilmu Penyuluhan Pertanian, yang
kemudian diikuti dengan Kebijakan Penyuluhan Pertanian (Bab 9),
Kelembagaan Penyuluhan Pertanian (Bab 10), Ketenagaan
Penyuluhan Pertanian (Bab 11), Penyelenggaraan Penyuluhan
Pertanian (Bab 12-17), Pembiayaan Penyuluhan Pertanian (Bab 18),
P3ngawasan Dan Pengendalian Penyuluhan Pertanian (Bab 19),
Keberhasilan Penyuluhan Pertanian (Bab 20) Dan Penyuluhan
Pertanian Di Masa Depan (Bab 21).
Upaya penulisan buku ini, juga dimaksudkan untuk merangsang
generasi penerus untuk banyak menuliskan pemahaman dan
pengalamannya, baik dari kalangan akademisi maupun praktisi.
Hal ini menjadi penting, karena sejak dasawarsa 1960-an hingga kini,
penulis buku Penyuluhan Pertanian masih kurang dari sepuluh orang.
Akhir kata, kepada pihak UNS-Press yang berkenan menerbitkan
tulisan yang Draft awalnya sudah disiapkan sejak Desember 2007 ini,
penulis memngucapkan terima kasih.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada rekan-rekan sejawat
dan mahasiswa/mahasiswi kami yang telah banyak memberikan
semangat dan sumber motivasi kepada penulis.

Surakarta, Oktober 2007

Kata Pengantar

Anda mungkin juga menyukai