Anda di halaman 1dari 17

Perlengkapan Penyuluhan

17 Perlengkapan Penyuluhan
Sebagai suatu sistem pendidikan non-formal, yaitu suatu sistem pendidikan terprogram di luar sekollah, kegiatan penyuluh an mutlak memerlukan perencanaan yang jelas mengenai program pendidikan yang akan dilaksanakan. Tentang hal ini, dalam setiap melaksanakan kegiatan penyuluhan, seorang penyuluh tidak hanya cukup menetapkan topik materi penyuluhan dan meranca ng metoda yang akan diterapkan. Tetapi, yang tidak boleh dilupakaan adalah persiapan tentang perlengkapan penyuluhan. Di dalampenyuluhan, perlengkapan penyuluhan sangat penting untuk: membantu kelancaran pelaksanaan penyuluhan maupun untuk memperjelas materi yang disampaikan agar mudah diingat dipahami oleh masyarakat penerima manfaatnya.

A. Alat Bantu Penyuluhan


Alat bantu penyuluhaan adalah alat-alat atau perlengkapan penyuluhan yang diperlukan oleh seorang penyuluh guna memperlancar proses mengajarnya selama kegiatan penyuluhan itu dilaksanakan. Alat ini diperlukan, untuk mempermudah penyuluh selama melaksanakan kegiatan penyuluhan, baik dalam menentukan/memilih materi penyuluhan atau menerangkan inovasi yang disuluhkan. Tentang hal ini, Mardikanto (1985)mengemkakan beragam alat-bantu penyuluhan yang diperlukan setiap penyuluh, seperti yang tersebut dalam Gambar 39. (1) Kurikulum Berbeda dengan pengertian sehari-hari yang mengartikan kurikulum sekadar daftar mata pelajaran yang akan diberikan/dipela-

Sistem Penyuluhan Pertanian

Perlengkapan Penyuluhan jari, kurikulum sebenarnya merupakan pernyataan tertulis tentang perencanaan pendidikan yang memuat (Mardikanto, 1984):

Sistem Penyuluhan Pertanian

Perlengkapan Penyuluhan ``

Lembar Persiapan: Menyuluh Melatih Kerja LEMBAR PERSIAPAN


PENYULUHAN (HANDOUT)

Gambar 39, Alat Bantu Penyuluhan


Sistem Penyuluhan Pertanian 3

Perlengkapan Penyuluhan

a) Tujuan-tujuan yang ingin dicapai atau tujuan-tujuan yang di-

kehendaki, baik tujuan umum dari program pendidikan yang diselenggarakan maupun tujuan khusus yang berupa perubahan perilaku yang diinginkan dalam diri penerima manfaat didik.
b) Kegiatan-kegiatan yang harus dilaksanakan oleh pendidik dan

peserta-didik selama berlangsungnya proses belajar mengajar, serta mencakup: metoda mengajar yang akan diterapkan, kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan pendidik, kegiatan yang akan dan harus dilaksanakan oleh setiap penerima manfaat didiknya.
c) Daftar mata pelajaran yang akan disampaikan, termasuk pokok-

pokok bahasan yang disusun menurut urutan tujuan pendidikan, baik menurut isi (content area) maupun prosesnya (process area)
d) Rencana evaluasi yang akan dilaksanakan, baik yang mengenai

waktu pelaksanaan evaluasi (evaluasi awal, evaluasi antara, dan evaluasi akhir) aspek perilaku yang akan dievaluasi (perubahan: sikap, pengetahuan, ketrampilan) teknik-teknik maupun evaluasi yang akan diterapkan. Karena itu, kurikulum merupakan suatu "paket" yang berisi rencana mengajar secara lengkap (Soediyanto, 1978). Di dalam kegiatan penyuluhan, adanya kurikulum akan sangat membantu penyuluh dalam merancang kegiatan penyuluhan yang akan dilaksanakannya, terutama jika ia akan menerapkan ketoda kursus. Tetapi, hal ini tidak berarti bahwa untuk penyuluhan dengan menerapkan metoda yang lain tidak memerlukan kurikulum yang jelas. Bagaimanapun, adanya kurikulum akan sangaat membantu penyuluh dalam dalam merancang/merencanakan dan melaksanakan kegiatan penyuluhannya. (2) Lembar-lembar persiapan penyuluhan Adanya kurikulum yang telah dipersiapkan, sebenarnya belum cukup membantu kelancaran kegiatan penyuluhan di lapangan. Di dalam praktek, setiap penyuluh sebenarnya masih memerlukan "lembar persiapan penyuluhan" yang berisikan pokok-pokok kegiatan yang harus dikerjakan selama kegiatan penyuluhannya berlangsung. 4 Sistem Penyuluhan Pertanian

Perlengkapan Penyuluhan Mengingat kegiatan penyuluhan yang dilaksanakan oleh seorang penyuluh sangatlah beragam, maka setiap penyuluh juga harus mempersiapkan beragam lembar persiapan penyuluhan yang berupa:
a) 1) Lembar persiapan menyuluh (LPM), yang berisikan urutan

konologis tentang pokok-pokok bahasan yang akan disampai-kan selama penyuluhan dilaksanakan. Di dalam LPM, di samping berisikan pokok-pokok bahasan. juga dicantumkan pula tentang metoda penyuluhan yang akan diterapkan serta alokasi waktu yang akan diperlukan. LPM ini, biasanya hanya disiapkan untuk kegiatan penyuluhan mengenai aspek sikap dan pengetahuan. b) Lembar persiapan latihan (LPL), yaitu serupa LPM yang dikhususkan untuk kegiatan penyuluhan yang menyangkut aspek pengetahuan dan ketrampilan. c) Lembar persiapan kerja (LPK), yaitu serupa LPM yang dipersiapkan manakala di dalam penyuluhan nanti akan dilaksanakan latihan menggunakan peralatan atau latihan ketrampilan. (3) Papan tulis dan atau papan penempel Pada setiap kegiatan penyuluhan, apalagi jika dilakukan di dalam ruangaaan, seringkali penyuluh memerlukan papan tulis atau papan penempel untuk mejelaskan materi yang disuluhkan. Sedang jika penyuluhan dilakukan di lapangan, diperlukan papan penempel dengan ukuran yang relatif kecil dan mudah dilipat. Untuk papan tulis, biasanya digunakan papan tulis berwarna hitan atau hijau (jika menulis dengan kapur), atau yang berwarna putih "white board" jika menulisnya dengan tinta. Papan penempel yang sering digunakan di lapangan adalah papan yang dilapisi dengan kain panel, atau hanya berupa kain panel saja yang mudah dilipat. Sedang untuk keperluan penyuluhan di dalam ruangan, seringkali digunakan papan panel atau papan bermagnit "magnetic board". Papan penempel ini, biasanya digunakan untuk tempat menempelkan gambar-gambar atau tulisan-tulisan yang telah dipersiapkan sebelumnya. (4) Alat tulis Seperti halnya dengan papan tulis, setiap penyuluh sangat memerlukan alat tulis, baik untuk menulis maupun menggambar, untuk mempermudah di dalam menerangkan materi penyuluhan kepada penerima manfaatnya.

Sistem Penyuluhan Pertanian

Perlengkapan Penyuluhan Dalam hal penggunaan alat tulis ini, disarankan agar penyuluh mempersiapkan alat tulis dengan beragam warna (kapur berwarna, pensil berwarna, ballpen berwarna, spidol, dll). (5) Perlengkapan ruangan Untuk pelaksanaan penyuluhan di dalam ruangan, setiap penyuluh akan memerlukan beragam alat bantu menyuluh, baik untuk membantu memperjelas kegiatan penyuluhannya, maupun untuk memberikan suasana nyaman bagi penerima manfaatnya. Beragam alat bantu dalam ruangan itu adalah: a) Pengeras suara (berikut microphone dan amplifiernya), terutama jika penerima manfaat cukup banyak. Jumlah microphone hendaknya disiapkan lebih dari satu, agar pada saat penerima manfaat memberikan tanggapannya, dapat pula menggunakan pengeras suara tersebut. b) Penata cahaya, termasuk lampu (untuk menerangi ruangan) dan kain gordijn berwarna hitam (untuk menggelapkan ruangan, jika digunakan proyektor). c) Penata udara, berupa kipas angin atau air conditioner (AC), terutama jika ruangan yang digunakan relatif sempit dengan ventilasi yang terbatas, dan penyuluhan dilaksanakan disiang hari yang panas. Berbeda dengan pelaksanaan penyuluhan di dalam ruangan, pelaksanaan penyuluhan di lapang seringkali memerlukan pengeras- suara yang dapat diteneteng dengan mudah, yang biasa disebut dengan "megaphone". (6) Proyektor Di samping perlengkapan-perlengkapan tersebut, untuk kegiatan penyuluhan di dalam ruangan seringkali masih memerlukan alat bantu penyuluhan yang berupa beragam projector, yaitu:
a) Overhead projector, untuk memproyeksikan tulisan dan atau

gambar yang ditulis pada bahan tembus cahaya (plastik/transparacy sheet). b) Direct projector, semacam overhead proyector tetapi untuk memproyeksikan tulisan dan atau gambar yang tercetak pada kertas biasa. c) Solid projector, semacam overhead proyector tetapi untuk memproyeksikan benda-benda tembus cahaya. d) Movie projector, untuk memproyeksikan film dan film strip. 6 Sistem Penyuluhan Pertanian

Perlengkapan Penyuluhan
e) Slide projector, untuk memproyeksikan gambar/tulisan yang

direkam dan slide film. f) LCD Projector, yang dihubungkan dengan PC-computer atau notebook/laptop, untuk memproyeksikan tulisan dan atau gambar. Sehubungan dengan penggunaan beragam projector tersebut perlu juga dipersiapkan layarnya. Sedang untuk pemakaian sled projector yang dihubungkan ke pengeras suara seringkali diperlukan "synchronizer cassete recorder". Di dalam praktek penyuluhan, ternyata tidak selalu alat-bantu yang disebutkan tadi tersedia semanya, tamanya jika penyuluhan dilaksanakaan di luar ruangan atau di lapangan. Oleh sebab itu, setiap penyuluh perlu mempersiapkan diri sebaik-baiknya agar dia selalu siap menyuluh dengan baik meskipun tanpa bantuan beragam alatalat bantu menyuluh (alat tulis, papan tulis dan menempel, serta proyektor) seperti yang telah disebutkan tadi. Di pihak lain, ketergantungan kepada alat-alat elektronik bisa berakibat fatal, jika ternyata mengalami ganggan teknis di lapangan.

B Alat peraga Penyuluh


Jahod Sumabrata (Attila Garnadi, 1971) mengemukakan bahwa alat-alat peraga adalah sesuatu (alat, benda) yang dapat dilihat untuk menjelaskan apa yang dimaksudkan. Tetapi di dalam praktek, alat peraga tidak selalu hanya merupakan sesuatu (benda, alat) yang dapat "dilihat" atau diamati dengan mata, melainkan seringkali juga alat atau benda yang dapat dilihat dan didengar. Sehubungan dengan itu, Attila Garnadi (1971) mengartikan "alat peraga" bukan sekadar "visual aid" tetapi "audio visual aid" yaitu segala sesuatu yang dapat dilihat dan atau didengar dan berfung-si untuk meragakan dan atau menjelaskan segala sesuatu pengertian yang disampaikan secara lisan. Sedang Patterson mengartikan alat peraga sebagai alat yang dapat digunakan untuk memper-lancar proses komunikasi. Agak berbeda dengan pengertian-pengertian tersebut, dari pengalamannya sebagai penyuluh, Mardikanto (1985) mengartikan alat peraga sebagai: Alat atau benda yang dapat diamati, didengar, diraba, atau dirasakan oleh indera manusia, yang berfungsi sebagai alat untuk meragakan dan atau menjelaskan uraian yang disampaikan secara lisan (oleh penyuluh) guna membantu Sistem Penyuluhan Pertanian 7

Perlengkapan Penyuluhan proses belajar penerima manfaat penyuluhan agar materi penyuluhan lebih mudah diterima dan dipahami oleh penerima manfaat penyuluh-an yang bersangkutan. Lebih lanjut, Ooy Sunarya (1978) mengemukakan bahwa alat peraga penyuluhan sebenarnya tidak sekadar berfungsi sebagai alat peraga atau penjelas, melainkan memiliki fungsi yang beragam yaitu:
a) Menarik perhatian atau memusatkan perhatian penerima man-

b)

c)

d)

e)

faat, sehingga lebih mengkonsentrasikan diri untuk mengikuti jalannya penyuluhan yang sedang dilaksanakan oleh penyuluh yang bersangkutan. Memperjelas pengertian tentang segala sesuatu yang diuraikan atau disampaikan penyuluh secara lisan, sehingga dapat menghindarkan terjadinya salah pengertian yang tidak sesuai dengan yang dimaksudkan oleh penyuluhnya. Ingin dijelaskan. Membuat penyuluhan lebih efektif, karena penerima manfaat lebih cepat menerima dan memahami segala sesuatu yang dimaksudkan penyuluhnya. Dengan peragaan akan dapat menghemat waktu yang diperlukan penyuluh untuk menjelaskan materi yang ingin disampaikan/ dijelaskan. Memberikan kesan yang lebih mendalam, sehingga penerima manfaat tidak mudah melupakan kegiatan penyuluhan yang pernah diikutinya.

Seperti halnya dengan alat bantu penyuluhan, di dalam penyuluhan dikenal beragam alat peraga seperti tersebut dalam Gambar 40. (1) Benda Salah satu alat peraga penyuluhan yang paling mudah diperoleh atau dibuat adalah yang berupa "benda". Alat peraga semacam ini terutama dimaksudkan untuk mempengaruhi pengetahuan dan ketrampilan penerima manfaat dalam tahapan minat, menilai, dan mencoba. Tentang benda yang dapat digunakan sebagai alat peraga ini, ada beberapa macam, yaitu:
a) Sample atau contoh, yaitu benda atau barang asli yang dapat

dibawa penyuluh untuk dijelaskan kepada penerima man-faat penyuluhannya (misal: contoh benih, contoh pupuk, dll). b) Model atau tiruan, ini biasa digunakan sebagai alat peraga, jika benda asli sulit didapat, volumenya terlalu besar untuk dibawa 8 Sistem Penyuluhan Pertanian

Perlengkapan Penyuluhan ke lokasi tempat pelaksanaan penyuluhan, atau terlalu kecil untuk mudah diamati oleh penerima manfaatnya tanpa peralatan khusus (misa: contoh traktor, contoh wereng, dll). c) Specimen atau benda asli yang telah diawetkan, karena benda asli sulit didapat. Dari ketiga macam benda tersebut, benda asli merupakan alat peraga yang paling baik. Hal ini disebabkan karena, baik model maupun specimen seringkali (terutama warnanya tidak setepat aslinya).

ALAT PERAGA

Gambar 40. Alat Peraga Penyuluhan

Sistem Penyuluhan Pertanian

Perlengkapan Penyuluhan

(2) Barang cetakan Di dalam praktek, setiap penyuluh dapat menggunakan beragam barang cetakan sebagai alat peraga penyuluhannya, baik yang berupa gambar, tulisan, atau campuran dari keduanya dengan komposisi yang sama atau salah satu lebih dominan.
a) Pamflet atau selebaran, yaitu barang cetakan yang berupa

selebar kertas bergambar dan atau bertulisan, yaitu dibagi-bagikan oleh penyuluh secara langsung kepada penerima manfaatnya, disebarkan ke jalan raya (sambil mengendarai mobil, sepeda motor, atau kendaraan lainnya), atau disebarkan dari udara melalui pesawat terbang atau helikopter. Alat peraga seperti ini, biasanya dimaksudkan untuk menumbuhkan kesadaran dan minat penerima manfaatnya. Meskipun demikian (jika berisi informasi yang lebih lengkap) dapat dimanfaatkan oleh penerima manfaat pada tahapan menilai dan mencoba.
b) Leaflet dan folder. Seperti halnya pamflet, keduanya merupakan

barang-barang cetakan yang juga dibagi-bagikan kepada penerima manfaat penyuluhan. Bedanya adalah: umumnya dibagikan secara langsung oleh penyuluhnya. Leaflet merupakan selembar kertas yang dilipat menjadi dua (4 halaman), sedang folder dilipat menjadi tiga (6 halaman) atau lebih. Di samping itu, leaflet dan folder lebih banyak berisikan tulisan dari pada gambarnya. Leaflet dan folder, terutama ditujukan kepada penerima manfaat untuk mempengaruhi pengetahuan dan ketrampilannya pada tahapan minat, menilai, dan mencoba.
c) Brosur atau booklet, merupakan barang cetakan yang berisikan

gambar dan tulisan (lebih dominan) yang berbentuk buku kecil setebal 10 - 25 halaman, dan paling banyak 50 halaman. Seperti halnya leaflet dan folder, booklet juga dimaksudkan untuk mempengaruhi pengetahuan dan ketrampilan penerima manfaat tetapi pada tahapan menilai, mencoba, dan menerapkan.
d) Placard dan poster, keduanya merupakan barang cetakan dengan

ukuran yang relatif besaar untuk ditempel di tembok, di pohon, atau direntangkan dipinggir/ditengah jalan. Berbeda dengan placard yang lebih banyak berisikan tulisan, poster lebih banyak berisi gambar. Keduanya dimaksudkan untuk 10 Sistem Penyuluhan Pertanian

Perlengkapan Penyuluhan mempengaruhi perasaan/sikap dan pengalaman penerima manfaat pada tahapan sadar dan minat.
e) Flipchart atau peta singkap, adalah sekumpulan poster selebar

kertas koran, yang digabungkan menjadi satu. Masing-masing berisi pesan terpisah, yang jika digabungkan akan merupakan saatu kesatuan yang tak terpisahkan yang ingin disampaikan secara utuh. Tergantung isi pesan yang ingin disampaikan, flipchart ada yang dimaksudkan untuk mempengaruhi sikap, pengetahuan dan atau ketrampilan. Tetapi, karena biasaa digunakan dalam pertemuan-kelompok, alat peraga ini lebih efektif dan efisien untuk disediakan bagi penerima manfaat pada tahapan minat, menilai, dan mencoba.
f) Photo, merupakan salah satu alaat peraga yang dimaksudkan

untuk mengenalkan inovasi, atau menunjukkan bukti-bukti keberhasilan/keunggulan satu inovasi yang ditawarkan. Photo ini, biasanya dimaksudkan untuk mempengaruhi sikap dan pengetahuaan penerima manfaat pada tahapan sadar, minat, dan menilai.
g) Flanelgraph, merupakan alat peraga berbentuk potongan gambar

atau tulisan yang ditempelkan pada papan magnit atau kain flanel. Berbeda dengan photo, flanelfraph terutama digunakan pada pertemuan kelompok untuk mempengaruhi pengetahuan dan ketrampilan penerima manfaat pada tahapan: minat, menilai, mencoba, dan bahkan dapat pula pada tahapan menerapkan. Meskipun disajikan dalam bentuk dan cara yang berbeda, semua alat peraga yang berupa barang cetakan ini harus memuat pesan yang lengkap yang mudah dipahami oleh penerima manfaat-nya. Karena itu, baik gambar dan atau tulisan yang disampaikan harus komunikatif dan dengan tata warna yang menarik perhatian pula (meskipun kadang-kadang nampak jelek, tetapi harus menarik perhatian masyarakat umum). Kecuali flipchart dan flanelgraph, semua barang cetakan yang lain, merupakan alat peraga yang disampaikan dengan pendekatan tak langsung. Sedaang flipchart dan flanelgraph harus disampaikan dengan pendekatan langsung pada pertemuan kelompok atau kunjungan (anjangsana, anjang karya).

Sistem Penyuluhan Pertanian

11

Perlengkapan Penyuluhan (3) Gambar yang diproyeksikan Meskipun alat peraga ini dinamakan gambar terproyeksi, kadangkadang juga banyak berisikan tulisan, seperti halnya dalam penggunaan transparancy sheet, slide-slide, dan film strip. Tentang penggunaan alat peraga kelompok ini, kecuali movie/ film yang dapat digunakan dalam pendekatan masal, selebihnya hanya efektif digunakan dengan pendekatan kelompok.
a) Transparancy sheet, adalah lembaran mika (plastik) bergambar

dan atau bertulisan yang diproyeksikan ke layar dengan menggunakan overhead projector. Alat peraga seperti ini, biasa digunakan di dalam pertemuan kelompok di dalam ruangan, terutaama untuk mempengaruhi pengetahuan dan ketrampilan penerima manfaat.
b) Slide film, adalah suatu hasil karya photografi yang berupa film

positif yang diberi bingkai untuk diproyeksikan ke layar dengan menggunakan slide projektor. Di dalam pelaksanaan penyuluhan, biasanya disediakan beberapa buah slide film yang telah disusun berurutan sebagai satu kesatuan paket penyuluhan yang utuh. Alat peraga ini, terutama digunakan untuk mengenalkan, mendemonstrasikan hasil-hasil yang dicapai atau keunggulan-keungyang dimiliki oleh sesuau inovasi, serta menjelaskaan cara kerja suatu peralatan yang ditawarkan. Sehingga, sangat efektif untuk mempengaruhi sikap, pengetahuan, dan ketrampilan penerima manfaatnya pada tahap minat, menilai, dan mencoba. Karena berupa gambar bisu (tidak bersuara), maka penjelasan dari gambar tersebut disampaikan secara terpisah oleh penyuluhnya atau dikaitkan dengan pemberian narasi yang telah disiapkan pada kaset (pita rekaman), melalui penggunaan synchronizer cassete recorder.
c) Film strip, seperti halnya slide film, hanya saja masing-masing

gambar tidak dipisahkan dan diberi bingkai, tetapi menjadi satu rangkaian yang tak terpisahkan dalam satu paket penyuluhan yang utuh. Alat peraga ini diproyeksikan ke layar dengan menggunakan film strip projector dan untuk memberikan penjelasan (narasi), penyajian film strip selalu dikaitkan dengan synchronizer cassete recorder.

12

Sistem Penyuluhan Pertanian

Perlengkapan Penyuluhan Film strip juga digunakan dalam pertemuan kelompok untuk mempengaruhi sikap, pengetahuan, dan ketrampilan penerima manfaat pada tahapan minat, menilai, dan mencoba.

d) Movie film

Sebagai karya photografie, alat peraga ini merupakan perkembangan lebih lanjut dari film strip. Bedanya adalah, obyek yang diproyeksikan tidak berujud gambar mati (tidak bergerak) melainkan berupa gambar bergerak. Di samping itu, pada umumnya telah diisi dengan suara (dubbing) sehingga benarbenar alami (menyerupai keadaan aslinya). Penyajian movie film dilakukan dengan memproyeksikannya ke layar menggunakan movie projector. Alat peraga seperti ini, kebanyakan digunakan di dalam pertemuan umum, terutama untuk mempengaruhi sikap dan pengetahuan penerima manfaat pada tahap sadar dan menilai. Akan tetapi, dapat pula digunakan untuk pertemuan kelompok bagi penerima manfaat sampai dengan tahapan mencoba. Alat peraga ini juga merupakan karya photografi yang jika diproyeksikan ke layar dapat menghasilkan gambar bergerak dan bersuara seperti halnya movie film. Bedanya, film positif yang dihasilkan tersimpan dalam kotak kaset, dan penyajiannya selalu dihubungkan dengan televisi sebagai layarnya. Tujuan penggunaan alat peraga ini juga sama dengan penggunaan movie film untuk pertemuan kelompok. Berdasarkan uraian di atas, kecuali transparancy sheet, seolah-olah seluruh alat peraga yang berupa gambar yang diproyeksikan ini dapat digunakan sendiri oleh penerima manfaat penyuluhan tanpa didampingi sendiri oleh penyuluhnya. /Tetapi, bagaimanapun kehadiran penyuluh dalam penggunaan, alat peraga ini masih sangat diperlukan untuk memberikan penjelasan tentang pengertian dan tujuan pesan yang ingin disampaikan. Apalagi, dalam penyajian slide, film, dan film-stryp biasanya tidak dilengkapi/disertai dengan narasi. (4) Lambang grafika Untuk mempermudah pemahaman penerima manfaatnya, di dalam kegiatan penyuluhan dapat digunakan berbagai lambang grafika (yang berupa gambar dengan keterangan tertulis seperlunya) untuk alat peraganya. Sistem Penyuluhan Pertanian 13

Perlengkapan Penyuluhan Sebagai alat peraga, penyajian lambang grafika dapat disajikan secara langsung (ditulis dan atau digambar pada bidang tertentu, dan diletakkan pada tempat-tempat yang dapat dilihat dengan jelas oleh penerima manfaatnya), atau disajikan secara tak langsung (dengan proyeksikan) menggunakan overhead-projector, slide projector, atau film strip projector, serta video dan TV. Beberapa lambang grafika yang dimaksudkan di sini, antara lain adalah:
a) Grafik, yaitu hubungan antar dua perubah yang digambarkan

dalam bentuk: titik, garis, atau gambar-gambar tertentu yang mudah dipahami oleh penerima manfaatnya. Pembuatan grafik, umumnya didasarkan pada data nyata atau data hipotetis yang ingin disampaikan kepada penerima manfaatnya. Untuk beberapa kasus, penyajian grafik relatif lebih singkat dan lebih mudah dipahami dibanding jika disampaikan dalam bentuk narasi. Di dalam praktek, dikenal beragam frafik, yaitu:
Grafis garis, baik berupa garis lurus ("line graph"), garis

lengkung ("curve graph"), ataupun garis bergelombang ("frequency polygon"). Jika dalam satu gambar ingin disajikan banyak grafik yang menerangkan banyak data atau gejala yang dapaat dibandingbandingkan, sebaiknya ditampilkan atau diberi warna yang berbeda dan mudah dibedakan. Grafik batang ("bar graph"), berupa gambar batang atau bidang segi empat mendatar (horizontal) atau tegak (vertical). Jika dalam satu gambar ingin disajikan banyak grafik yang ingin dibandingkan, dapat dilakukan dengan pemberian: warna yang berbeda, luas batang yang berbeda, atau ciri-ciri tertentu yang berbeda pula. "Area graph" atau "solid graph", yaitu grafik yang disajikan berupa gambar atau bentuk-bentuk tertentu sesuai dengan data yang ingin ditampilkan (tanaman, hewan, orang, dll). Jika dalam satu gambar ingin dibanding data yang berbeda, dapat dilakukan dengan memberikan perbandingan luas atau volume dari bentuk-bentuk yang disajikan. "Pie chart" atau "segmented curve", yaitu grafik yang disajikan dalam bentuk lingkaran yang terbagi-bagi menurut perbandingan angka riil atau nilai prosentasenya. Penyajian antar data/gejala yang ingin dibandingkan, dapat dilakukan dengan pemberian warna yang berbeda (dilengkapi dengan angka atau nilai prosentasenya). Jika ada data/gejala 14 Sistem Penyuluhan Pertanian

Perlengkapan Penyuluhan yang ingin ditonjolkan, data tersebut digambarkan seolah-olah keluar dari lingkaran tersebut. "Pictorial statistical graph". Penyajian grafik ini hampir serupa dengan "area graph" atau "solid graph" yang dalam bentuk gambar benda/gejala yang ingin dijelaskan. Bedanya adalah, pada grafik ini, perbandingan nilai untuk masing-masing data disajikan dalam jumlah gambar yang berbeda, yang masing-masing memiliki nilai satuan yang sama. b) Diagram Berbeda dengan grafik, lambang grafika ini tidak dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan antar peubah (variabel), tetapi hanya dapat digunakan untuk menjelaskan suatu benda atau per-alatan tertentu. Diagram merupakan lambang grafika yang berupa gambar penampang dari suatu benda/alat tertentu yang dingin dijelaskan, baik dalam bentuk penampang melintang maupun penampung membujurnya. c) Bagan, schema, atau "chart". Lambang grafika ini merupakan gambar dari hubungan antar bagian atau sub sistem dari suatu sistem tertentu yang ingin dijelaskan. Di dalam praktek, dikenal beragam bagan atau schema, yaitu:
Picturial chart, yaitu gambar dari suatu sistem tertentu, yang

dilengkapi rincian dari sub sistem yang menyusunnya.


Tabula chart, merupakan chart yang digambarkan sebagai

suatu Tabel berisikan keterangan tentang keadaan masingmasing bagian (sub sistem) dari suatu sistem yang ingin dijelaskan. Ginealogical chart, yaitu gambaran tentang hubungan antar sub sistem dari suatu sistem yang ingin dijelaskan, berdasarkan hubungan garis keturunannya. Flow chart, yaitu gambaran tentang hubungan antar subsistem dari suatu sistem yang ingin dijelaskan, berdasarkan alur kegiatan yang menjadi kewajiban dan tanggung jawab masingmasing sub sistem yang bersangkutan. Organizational chart, yaitu gambaran tentang struktur organisasi yang menunjukkan saling hubungan antar sub-sistem dalam sistem yang ingin dijelaskan.

Sistem Penyuluhan Pertanian

15

Perlengkapan Penyuluhan
Progress chart, yaitu gambaran tingkat perkembangan yang

ditunjukkan atau dialami oleh masing-masing sub sistem dalam suatu sistem yang ingin dijelaskan. Untuk menyajikan lambang grafika pada suatu tempat (jika ingin ditampilkan secara langsung, tidak melalui projector), dapat dilakukan dengan beragam cara, yaitu:
a) Pin-up chart, yang dilakukan dengan cara memaku atau

menempelkan lambar grafika tersebut pada suatu tempat yang telah disediakan, yang dinilai akan mudah diamati dengan jelas oleh penerima manfaatnya. b) Hinged-card chart, yang dilakukan dengan cara menempelkan atau melekatkan untuk sementara pada suatu tempat yang telah disediakan, seperti halnya jika kita menggunakan flenel graph. c) Hidden chart, yang ditempatkan pada suatu tempat tetapi ditutupi atau disembunyikan dengan memberikan lapisan penutup tertentu, (seperti pada album photo atau perangko). C. Pemilihan Alat peraga Satu hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan alat-peraga di dalam pelaksanaan penyuluhan adalah, pemilihan alat0peraga yang paling efektif dan efisien untuk tujuan perubahan perilaku penerima manfaat, yang diinginkan penyuluhnya. Pengetahuan seperti ini sangat penting, karena:
1) Tidak semua alat peraga selalu tersedia atau mudah disediakan

oleh penyuluhnya pada sembarang tempat dan waktu. 2) Alat peraga yang mahal tidak selalu merupakan jaminan alat peraga yang efektif untuk tujuan perubahan tertentu. 3) Untuk tujuan perubahan perilaku tertentu, tersedia alternatif alat peraga yang dapat digunakan, tetapi tingkat efektivitas dan tingkat kemahalan yang berbeda.

sebagai perilaku banyak dengan

Berkaitan dengan itu, Mardikanto (1985) telah mencoba memberikan acuan seperti yang tersebut dalam Tabel 9.

16

Sistem Penyuluhan Pertanian

Perlengkapan Penyuluhan Tabel 9. Acuan Jenjang Pemilihan Alat peraga Penyuluhan RAGAM ALAT-PERAGA
Benda

Ranah Perilaku Yang Dipengaruhi pengetahuan sikap Ketrampilan


Contoh/Sample Specimen Model Poster, Placard Selebaran Video, TV, VCD, DVD, movie-film, film-strip, slide Tak-langsung Contoh/Sample Model Brosur, folder, flipchart, leaflet, flanel-graph Transparancy, Slide, filmstrip, Langsung Contoh/Sample Model Brosur, flanelgraph, folder, leaflet Video, TV, VCD, DVD, slide, film-strip Langsung

Barang Cetakan

Gambar tang diproyeksikan

Pendekatan

Sumber: Mardikanto, dan Sri Sutarni, 1985 (dengan perbaikan)

Sistem Penyuluhan Pertanian

17

Anda mungkin juga menyukai