Anda di halaman 1dari 3

2.1.

2 ANATOMI SINUS PARANASAL


Struktur pusat dari sinus paranasal adalah tulang etmoid (warna merah pada gambar).
Lempeng kribriform membentuk bagian anterior dari dasar tengkorak. Sinus frontal dan sinus
maksila terletak di sekitar tulang etmoid. Meatus nasi inferior, media dan superior terletak di
bagian lateral rongga hidung di dalam konka. Di bawah konka media dan di atas ostium sinus
maksila, terletak bula etmoid, yang terdiri dari sel etmoid. Konka media merupakan
bangunan yang berguna dalam proses operasi sinus maksila dan sinus etmoid anterior.
Dinding lateral yang memisahkan tulang etmoid dari orbita dalam lempeng tipis yang disebut
lamina papirasea. (5)

Gambar Struktur Tulang Kerangka Sinus Paranasal.

1.

Sinus Maksila
Merupakan sinus paranasal yang terbesar. Sudah ada sejak lahir dengan volume 6-8
ml, kemudian berkembang hingga mencapai ukuran maksimal 15 ml saat dewasa. Pada
saat lahir, sinus maksila berbentuk bulat atau elongasi, secara perlahan akhirnya
membentuk piramid saat gigi tetap pertama tumbuh. Pada umur 13 tahun, sinus maksila
mencapai bentuk tetap dan menjadi proporsional saat umur 18 tahun.(5)
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dari anatomi sinus maksila.(6)
a.Dasar sinus maksila sangat berdekatan dengan akar gigi rahang atas yaitu premolar
(P1 dan P2), molar (M1 dan M2). Bahkan akar gigi tersebut dapat menonjol ke
dalam sinus sehingga infeksi gigi geligi mudah naik ke atas menyebabkan sinusitis.
b.

Sinusitis maksila dapat menyebabkan komplikasi orbita.

c. Ostium sinus maksila terletak lebih tinggi dari dasar sinus, sehingga drenase hanya
tergantung dari gerak silia, lagipula drenase juga harus melewati infundibulum yang
sempit, yang merupakan bagian dari sinus etmoid anterior.

2.

Sinus Frontal
Terbentuk sejak bulan ke-empat fetus, berasal dari sel-sel resesus frontal atau dari
sel infundibulum etmoid. Sinus frontal mulai berkembang pada usia 8 sampai 10 tahun
dan mencapai ukuran maksimal sebelum usia 20 tahun. Sinus frontal kanan dan kiri
biasanya tidak simetris dan dipisahkan oleh sekat yang terletak di garis tengah. Tepi
sinus berlekuk-lekuk, sehingga tidak adanya gambaran lekuk-lekuk pada foto Rontgen
sinus frontal menunjukkan adanya infeksi sinus. Sinus frontal dipisahkan oleh tulang
yang relatif tipis dari orbita dan fosa serebri anterior, sehingga infeksi dari sinus frontal
mudah mengenai daerah ini. (5,6

3. Sinus Etmoid
Terdiri dari beberapa sel etmoid atau rongga-rongga kecil di dalam labirin etmoid
yang terletak di antara orbita dan rongga hidung. Infeksi sinus etmoid akan dengan
mudah menyebar ke orbita dengan proses erosi lapisan tulang tipis yang membatasi sinus
sphenoid dengan orbita yang disebut lamina papirasea. Sinus etmoid dapat dibagi dengan
3 bagian yaitu etmoid posterior dengan drenase menuju meatus nasi superior, etmoid
media dengan drenase menuju meatus nasi media melalui bula etmoid, dan etmoid
anterior dengan drenase menuju meatus nasi media melalui hiatus semilunaris.(5

4.

Sinus Sfenoid
Sinus sphenoid terletak dalam os sphenoid di belakang sinus etmoid posterior.
Terbagi menjadi dua bangian oleh sekat yang disebut septum intersfenoid. Volumenya
bervariasi antara 5 sampai 7,5 ml. Saat sinus berkembang, pembuluh darah dan saraf di
bagian lateral os sfenoid akan menjadi sangat berdekatan dengan rongga sinus dan
tampak sebagai indentasi pada dinding sinus sfenoid. Batas sinus sfenoid di sebelah
superior adalah fosa serebri media dan kelenjar hipofisa. Di sebelah inferiornya atap
nasofaring, sebelah lateral berbatasan dengan sinus kavernosus dan a.karotis interna dan
di posterior berbatasan dengan fosa serebri posterior di daerah pons. 5,6

2.1.3 ANATOMI APPENDIX


2.2.2 Mukokel pada Sinus Paranasal
Mukokel sinus paranasal adalah lesi ekspansif yang terdapat di rongga sinus, yang
mengandung mukus dengan permukaannya dilapisi oleh membran. Sifatnya jinak,
terletak dalam kapsul, berisi mukus, dan dilapisi oleh epitel kolumner skuamosa.
Keadaan dalam mukokel biasanya steril, tetapi apabila terjadi infeksi sekunder akan
berkembang menjadi mukopyokel. Mukokel paling sering timbul pada sinus frontal,
kemudian etmoid. Jarang ditemukan pada sinus sfenoid dan maksila.7

Anda mungkin juga menyukai