PENDAHULUAN
1.1.
LATAR BELAKANG
Penyakit diare masih menjadi penyebab kematian balita (bayi dibawah lima
tahun) terbesar di dunia. Menurut catatan UNICEF, setiap detik satu balita meninggal
karena diare 6.
Diare seringkali dianggap sebagai penyakit sepele, padahal di tingkat global dan
nasional fakta menunjukkan sebaliknya. Menurut catatan WHO, diare membunuh dua
juta anak di dunia setiap tahun, sedangkan di Indonesia, menurut KEMENKES (2011)
survey mobiditas yang dilakukan Subdit diare, Departmen Kesehatan dari tahun 2000
s/d 2010 terlihat cenderung meningkat. Pada tahun 2010 terjadi KLB diare di 33
kecamatan di Jakarta dengan jumlah penderita 4204, dengan kematian 73 orang (CFR
1,74%). Berdasarkan Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT), Studi Mortalitas dan
Riset Kesehatan Dasar dari tahun ke tahun diketahui bahwa bahwa diare merupakan
salah satu penyebab kematian utama terbesar pada balita di Indonesia yang biasanya
dikarenakan dehidrasi dengan penatalaksanaan yang kurang tepat, baik dirumah atau di
sarana kesehatan. Sehingga untuk menurunkan kematian karena diare perlu tatalaksana
yang cepat dan tepat.8
Salah satu langkah dalam pencapaian target MDGs (goal 4) adalah menurunkan
kematian anak menjadi 2/3 bagian dari tahun 1990 2015. Namun ternyata ada
beberapa target yang masih belum dapat dicapai oleh MDGs, salah satunya adalah
penurunan angka kematian balita. Kemudian dibuat SDGs yang tidak lain merupakan
kelanjutan dari target-target MDGs, dan target yang belum dapat tercapai itu masuk
kedalam SDGs goal nomor 3 yaitu kesehatan untuk semua lapisan penduduk (usia).8
Di Indonesia, sekitar 162.000 balita meninggal setiap tahun atau sekitar 460
balita setiap harinya. Tingginya kejadian diare disebabkan virus dan bakteri. Diare
infeksi di negara berkembang, menyebabkan kematian sekitar 3 juta penduduk setiap
tahun3.
Diare adalah suatu penyakit dengan tanda-tanda adanya perubahan bentuk dan
konsistensi dari tinja, yang melembek sampai mencair dan bertambahnya frekwensi
berak lebih dari biasanya (3 kali atau lebih dalam 1 hari). Secara klinis penyebab diare
dapat dikelompokkan dalam golongan 6 besar yaitu karena Infeksi, malabsorbsi, alergi,
keracunan, immunodefisiensi, dan penyebab lain, tetapi yang sering ditemukan di
lapangan ataupun klinis adalah diare yang disebabkan infeksi dan keracunan 1.
1.2.PERUMUSAN MASALAH
Menilai sejauh manakah pelaksanaan program penanggulangan penyakit diare
pada balita di Puskesmas Kecamatan Tebet pada bulan Januari Maret 2016.
1.3.TUJUAN DIAGNOSTIK KOMUNITAS
1.3.1 Tujuan Umum
Dipahaminya program Penanggulangan Penyakit Diare pada balita mulai
perencanaan sampai evaluasi program, secara menyeluruh, sehingga dapat
meningkatkan mutu dan jangkauan pelayanan pada pasien diare serta
tercapainya derajat kesehatan yang optimal.
1.3.2
Tujuan Khusus
a. Menilai factor input (man, money, material, method) dari masalah program
penanggulangan penyakit diare pada balita di Puskesmas Kecamatan Tebet.
b. Menilai proses perencanaan (P1), pelaksanaan (P2), serta pengawasan,
penilaian, dan evaluasi (P3) program penanggulangan penyakit diare pada
balita di Puskesmas Kecamatan Tebet.
c. Menilai faktor-faktor lingkungan yang berperan dalam pencapaian
penanggulangan penyakit diare pada balita di Puskesmas Kecamatan Tebet.
d. Menentukan alternatif pemecahan masalah untuk meningkatkan pencapaian
penanggulangan penyakit diare pada balita di Puskesmas Kecamatan Tebet.
e. Membuat dan mengaplikasikan plan of action untuk meningkatkan
pencapaian penanggulangan penyakit diare pada balita di Puskesmas
Kecamatan Tebet.
1.4.
rendahnya
Kejadian diare di negara berkembang antara 3,5-7 episode setiap anak pertahun
dalam dua tahun pertama dan 2-5 episode pertahun dalam 5 tahun pertama
kehidupan. Departemen kesehatan RI dalam surveinya tahun 2000 mendapatkan
angka kesakitan diare sebesar 301/ 1000 penduduk, berarti meningkat dibanding
survei tahun 1996 sebesar 280/ 1000 penduduk, diare masih merupakan penyebab
kematian utama bayi dan balita. Hasil Surkesnas 2001 mendapatkan angka kematian
bayi 9,4% dan kematian balita 13,2% 9.
C. Distribusi Penyakit Diare
Distribusi penyakit diare perdasarkan umur sekitar 80% kematian diare tersebut
terjadi pada anak dibawah usia 2 tahun. Data terakhir menunjukkan bahwa dari
sekitar 125 juta anak usia 0-11 bulan, dan 450 juta anak usia 1-4 tahun yang tinggal
di negara berkembang, total episode diare pada balita sekitar 1,4 milyar kali
pertahun. Dari jumlah tersebut total episode diare pada bayi usia di bawah 0-11 bulan
sebanyak 475 juta kali dan anak usia 1-4 tahun sekitar 925 juta kali pertahun11.
2000
4.771.340 penderita
2001
2.873.414 penderita
2002
1.788.492 penderita
2003
1.950.745 penderita
2004
596.050 penderita
Sumber: Survei Subdit Diare, Ditjen PPM-PL
E. Etiologi Penyakit Diare
1. Infeksi Bakteri
Beberapa jenis bakteri dapat termakan melalui makanan atau minuman yang
terkontaminasi dan menyebabkan diare, contohnya Campylobacter, Salmonella,
Shigella dan Escherichia coli.
2. Infeksi Virus
Beberapa virus yang menyebabkan diare yaitu rotavirus, Norwalk virus,
cytomegalovirus, virus herpes simplex dan virus hepatitis.
3.
Intoleransi Makanan
Contohnya pada orang yang tidak dapat mencerna komponen makanan seperti
laktosa ( gula dalam susu).
4.
Parasit
Parasit, yang masuk ke dalam tubuh melalui makanan atau minuman dan menetap
dalam sistem pencernaan. Contohnya Giardia lamblia, Entamoeba histolytica dan
Cryptosporidium.
5.
Penyakit Intestinal
Penyakit inflamasi usus atau penyakit abdominal. Gangguan fungsi usus, seperti
sindroma iritasi usus dimana usus tidak dapat bekerja secara normal.
E. Patogenesis
Patogenesa Diare Karena Virus
Virus yang terbanyak menyebabkan diare adalah rotavirus. Garis besarnya
patogenesisnya adalah sebagai berikut :
Virus masuk ke dalam traktus digestivus bersama makanan dan minuman, kemudian
berkembang biak di dalam usus. Setelah itu virus masuk ke dalam epitel usus halus
dan menyebabkan kerusakan di bagian apikal vili usus halus. Sel epitel usus halus
bagian apikal akan diganti oleh sel dari bagian kripta yang belum matang, yang
berbentuk kuboid atau gepeng. Akibatnya sel epitel ini tidak dapat berfungsi untuk
menyerap air dan makanan. Sebagai akibatnya akan terjadi diare osmotik. Vili usus
halus kemudian akan memendek sehingga kemampuannya untuk menyerap dan
mencerna makananpun akan berkurang. Pada saat ini biasanya diare mulai timbul,
setelah itu sel retikulum akan melebar dan kemudian akan terjadi infiltrasi sel limfoid
dari lamina propia, untuk mengatasi infeksi sampai terjadinya penyembuhan (1).
Patogenesa Diare Karena Bakteri
Bakteri masuk ke dalam traktus digestivus, kemudian berkembang biak di dalamnya.
Bakteri kemudian mengeluarkan toksin yang akan merangsang epitel usus sehingga
terjadi peningkatan aktivitas enzim adenil siklase (bila toksin bersifat tahan panas /
labil toksin / LT) atau enzim guanil siklase (bila toksin bersifat tahan panas / stabil /
ST). sebagai akibat peningkatan aktivitas enzim enzim ini akan terjadi peningkatan
cAMP
(cyclic
adenosine
monophospate)
atau
cGMP
(cyclic
guanosine
dan kejang perut, serta gejala- gejala lain seperti flu misalnya agak demam, nyeri
otot atau kejang, dan sakit kepala. Gangguan bakteri dan parasit kadang-kadang
menyebabkan
tinja
mengandung
darah
atau
demam
tinggi.
(Pedoman
Dehidrasi ringan
Dehidrasi sedang
Dehidrasi berat
Dehidrasi hipotonik
Dehidrasi isotonik
Dehidrasi hipertonik
Pada dehidrasi berat, volume darah berkurang sehingga dapat terjadi renjatan
hipovolemik dengan gejala gejala yaitu denyut jantung menjadi cepat, denyut nadi
cepat dan kecil, tekanan darah menurun, penderita menjadi lemah, kesadaran
menurun (apatis, somnolen sampai soporokomatous). Akibat dehidrasi, diuresis
berkurang (oliguria sampai anuria). Bila sudah ada asidosis metabolik, tampak
pucat dengan pernafasan yang cepat dan dalam (pernafasan Kussmaul).
Diare bermasalah
Merupakan diare yang disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, parasit, intoleransi
laktosa, alergi protein susu sapi. Penularan secara fecal- oral, kontak dari orang ke
orang atau kontak orang dengan alat rumah tangga. diare ini umumnya diawali oleh
diare cair kemudian pada hari kedua atau ketiga bar muncul darah, dengan maupun
tanpa lendir, sakit perut yang diikuti munculnya tenesmus panas disertai hilangnya
nafsu makan dan badan terasa lemah. (Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare
edisi ke 3 depkes RI Direktorat Jenderal PPM& PL tahun 2006)
3. Diare persisten
Merupakan diare akut yang menetap, dimana titik sentral patogenesis diare persisten
adalah kerusakan mukosa usus. penyebab diare persisten sama dengan diare akut.
(Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare edisi ke 3 depkes RI Direktorat Jenderal
PPM& PL tahun 2006)
I. Pemeriksaan Laboratorium (4,6)
1. Pemeriksaan tinja
a. Makroskopis dan mikroskopis
b. pH dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus dan tablet elinitest, bila
diduga intoleransi gula.
c. Bila perlu lakukan pemeriksaan biakan / uji resistensi.
2.
3.
4.
Pemeriksaan kadar elektrolit terutama natrium, kalium, kalsium dan fosfor dalam
serum (terutama bila ada kejang).
5. Pemeriksaan intubasi duodenum untuk mengetahui jasad renik atau parasit secara
kualitatif dan kuantitatif, terutama pada penderita diare kronik.
J. Komplikasi (2,6)
1. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik dan hipertonik).
2. Renjatan hipovolemik.
3. Hipotokalemia (dengan gejala meteorismus, hipotonik otot, lemah, bradikardi,
perubahan pada elektrokardiogram).
4. Hipoglikemi.
5. Intoleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim laktase karena kerusakan
villi mukosa usus halus.
Kejang
Sebagian penderita diare dapat disertai kejang baik sebelum atau sesudah dehidrasi
terjadi penyebabnya antara lain kejang demam, gangguan elektrolit (terutama
hipernatremi), hipoglikemi dan ensefalitis.
1. Tujuan
Tujuan Pencegahan adalah untuk tercapainya penurunan angka kesakitan
2. Upaya Kegiatan Pencegahan daire
Hasil penelitihan terakhir menunjukkan ,bahwa cara pencegahan yang benar dan
efektif yang dapat dilakukan adalah
- Memberikan ASI
- Memperbaiki makanan pendamping ASI
- Menggunakan air bersih yang cukup
- Mencuci Tangan
- Menggunakan Jamban
- Membuang tinja bayi yang benar
- Memberikan imunisasi campak
a) Pemberian ASI
Asi adalah makanan paling baik untuk bayi . komponen zat makanan tersedia
dalam bentuk yang ideal dan seimbang untuk dicerna diserap secara optimal oleh bayi
Asi saja sudah cukup untuk menjaga pertumbuhan sampai umur 4-6 bulan, tidak ada
makanan lain yang dibutuhkan selama masa ini.
Asi steril, berbeda dengan sumber susu lain : susu formula atau cairan lain
disiapkan dengan air atau bahan-bahan yang terkontaminasi dalam botol yang kotor.
Pemberian Asi saja , tanpa cairan atau makanan lain dan tanpa menggunakan botol,
menghindarkan anak dari bahaya bakteri dan organisme lain yang akan menyebabkan
diare . Keadaan seperti ini disebut disusui secara penuh.
Bayi bayi harus disusui secara penuh sampai mereka berumur 4-6 bulan.
Setelah 6 bulan dari kehidupnya ,pemberian Asi harus diteruskan sambil ditambahkan
dengan makanan lain (proses menyapih).
Asi mempunyai khasiat preventif secara imunologik dengan adanya antibodi dan
zat-zat lain yang dikandungnya. Asi turut memberikan perlindungan terhadap diare Pada
bayi yang baru lahir pemberian Asi secara penuh mempunyai daya lindung 4x lebih
besar terhadap diare daripada pemberian Asi yang disertai dengan susu botol. Flora usus
pada bayi-bayi yang disusui mencegah tumbuhnya bakteri penyabab diare.
Pada bayi yang tidak diberi Asi secara penuh, pada 6 bulan pertama kehidupan,
risiko mendapat diare adalah 30 x lebih besar. Pemberian susu formula merupakan cara
lain dari menyusui Penggunaan botol untuk susu formula, biasanya menyebabkan risiko
tinggi terkena diare sehingga mengakibatkan terjadinya gizi buruk.
b) Makanan Pendamping Asi
Pemberian makanan pendamping Asi adalah saat bayi secara bertahap mulai
dibiasakan dengan makanan orang dewasa.
Pada masa tersebut merupakan masa yang berbahaya bagi bayi sebab perilaku
pemberian makanan pendamping Asi dapat menyebabkan meningkatnya resiko
terjadinya diare ataupun penyakit lain yang menyebabkan kematian. Perilaku pemberian
makanan pendamping Asi yang baik meliputi perhatian kapan, apa dan bagaimana
makanan pendaping Asi diberikan.
Ada beberapa saran yang dapat meningkatkan bara pemberian makanan
pendamping Asi yang lebih baik yaitu :
- Perkenalkan makanan lunak, ketika anak berumur 4-6 bulan tetapi teruskan pemberian
Asi. Tambahkan macam makanan sewaktu anak berumur 6 bulan atau lebih. Berikan
makanan lebih sering (4x sehari) setelah anak berumur 1tahun, berikan semua makanan
yang dimasak dengan baik 4-6x sehari teruskan pemberian Asi bila mungkin.
- Tambahkan minyak, lemak dan gula kedalamnasi/bubur dan biji-bijian untuk energi.
Tambahkan hasil olahan susu, telur, ikan, daging. Kacangkacangan, buah-buahan dan
sayuran berwarna hijau kedalam makanannya, Cuci tangan sebelum menyiapkan
makanan dan menyuapi anak. Suapi anak dengan sendok yang bersih
- Masak atau rebus makanan dengan benar, simpan sisanya pada tempat yang dingin dan
panaskan dengan bener sebelum diberikan kepada anak.
c) Menggunakan air bersih yang cukup.
Sebagian besar kuman infeksius penyebab diare ditularkan melalui jalur fekaloral mereka dapat ditularkan dengan memasukkan kedalam mulut, cairan atau benda
yang tercemar dengan tinja misalnya air minum, jari-jari tangan, makanan yang
disiapkan dalam panci yang dicuci dengan air tercemar.
- Bila tidak ada jamban, jangan biarkan anak-anak pergi ke tempat buang air besar
sendiri, buang air besar hendaknya jauh
dari rumah, jalan setapak dan tempat anak-anak bermain serta lebih kurang 10 meter
dari sumber air, hindari buang air besar tanpa alas kaki.
Membuang tinja bayi yang benar
Banyak orang beranggapan bahwa tinja bayi itu tidak berbahaya , hal ini tidak
benar karena tinja bayi dapat pula menularkan penyakit pada anak-anak dan orang
tuanya. Tinja bayi harus dibuang secara bersih dan benar.
Yang harus diperhatikan oleh keluarga :
- Kumpulkan segera tinja bayi atau anak kecil dan buang ke jamban
- Bantu anak-anak buang air besar di tempat yang bersih dan mudah dijangkau olehnya
- Bila tidak ada jamban plih tempat untuk membuang tinja anak seperti didalam lubang
atau di kebun kemudian ditimbun
- Bersihkan dengan benar setelah buang air besar dan cuci tangan nya dengan sabun
Pemberian Imunisasi Campak
Diare sering timbul menyertai campak sehingga pemberian iimunisasi campak juga
dapat mencegah diare oleh karena itu beri anak imunisasi campak segera setelah
berumur 9 bulan.
N. Pengobatan Terhadap Penyakit Diare
Karena bahaya diare terletak pada dehidrasi maka penanggulangannya dengan cara
mencegah timbulnya dehidrasi dan rehidrasi intensif bila telah terjadi dehidrasi. Cairan
rehidrasi oral yang dipakai oleh masyarakat adalah air kelapa, air tajin, ASI, air teh
encer, sup wortel, air perasan buah, dan larutan gula garam (LGG). Pemakaian cairan ini
lebih dititik beratkan pada pencegahan timbulnya dehidrasi, sedangkan bila terjadi
dehidrasi sedang atau berat sebaiknya diberi minum oralit.Oralit merupakan salah satu
cairan pilihan untuk mencegah dan mengatasi dehidrasi. Oralit sudah dilengkapi dengan
elektrolit, sehingga dapat menggantikan elektrolityang ikut hilang bersama cairan :
Tabel 2.Takaran Pemberian Oralit
Umur
Di bawah 1 thn
Jumlah Cairan
3 jam pertama 1,5 gelas selanjutnya 0.5 gelas setiap kali
mencret
Di bawah 5 thn (anak 3 jam pertama 3 gelas, selanjutnya 1 gelas setiap kali
balita)
Anak diatas 5 thn
mencret
3 jam pertama 6 gelas, selanjutnya 1,5 gelas setiap kali
mencret
Anak diatas 12 thn & 3 jam pertama 12 gelas, selanjutnya 2 gelas setiap kali
dewasa
mencret (1 gelas : 200 cc)
Sumber: www.dinkesjakarta.com
Pengobatan
Dasar pengobatan diare adalah :
1.
2.
3.
Obat obatan.
Jenis cairan
a.
b.
2.
a.
Intragastrik untuk dehidrasi ringan, sedang atau tanpa dehidrasi, tetapi anak
Intravena untuk dehidrasi berat dan kegagalan terapi rehidrasi oral. Sejumlah
pasien dengan dehidrasi ringan / sedang tidak dapat diobati secara memadai dengan
oralit melalui mulut. Penderita ini harus diberikan terapi IV.
Penderita dengan terapi oral biasa gagal karena :
1.
Tingginya tingkat kehilangan cairan (seringnya buang air besar dalam tinja cair
dengan jumlah yang banyak).
Beberapa penderita dengan tingkat kehilangan cairan yang tinggi mungkin tidak
bisa minum cukup oralit untuk menggantikan kehilangan cairan yang
berkelanjutan sehingga keadaan dehidrasi makin buruk. Beberapa penderita
harus diobati selama beberapa jam dengan cairan IV sampai tingkat kehilangan
cairan berkurang.
2.
4.
Ileus paralitik
(hambatan mobilitas isi perut) mungkin alasan kembung perut. Gejala ileus
paralitik disebabkan oleh obat yang mengandung candu (kodein, loperamide),
hipokalemia atau keduanya.
5.
Malabsorpsi glukosa
Kegagalan penyerapan glukosa yang bermakna secara khas adalah tidak biasa
selama diare akut.
3.
Jumlah cairan
Jumlah cairan
CWL
PWL
PWL + NWL +
(Terdiri dari urin + jumlah cairan yang hilang melalui penguapan pada kulit dan
pernafasan).
CWL
(Jumlah cairan yang hilang melalui muntah dan diare, kira kira 25 ml / kgBB / 24
jam).
JADWAL (KECEPATAN) PEMBERIAN CAIRAN
a.
Oral sebanyak anak mau minum (ad libitum) atau 1 gelas setiap kali buang air
besar.
b.
Selanjutnya
c.
Dehidrasi sedang
Selanjutnya
d.
Dehidrasi berat
1 jam pertama
7 jam berikutnya
16 jam berikutnya
: 3 tts/kgBB/menit
RINGAN
Haus,
SEDANG
sadar, Haus,
gelisah
BERAT
gelisah Penurunan
dingin,
sianosis
sadar, Gelisah,
sadar, Haus,
gelisah
merasa
kesadaran
koma,
akral
berkeringat,
ekstremitas
pada perubahan
2. Nadi radialis
3. Pernafasan
4. UUB *
Normal
Normal
Normal
Pada
Cepat, lemah
Dalam
Cekung
5. Elastisitas kulit*
pencubitan
Lambat
7. Air mata
8. Selaput lender
kembali segera
Ada
Lembab
Kering
Kering
Sangat kering
Sangat kering
Tidak ada urin untuk
Normal
Berkurang
Normal
45%
Normal, rendah
69%
kencing kosong
< 80 mmlHg
> 10 %
9. Pengeluaran
urin*
10. TD sistolik
11. Pasien kehilangan
BB
Prakiraan
kehilangan
cairan
Keterangan :
40 50 ml/kg
60 90 ml/kg
* Terutama berguna pada bayi untuk menilai dehidrasi dan memantau rehidrasi.
Pegangan untuk menggolongkan penderita termasuk dehidrasi berat, sedang atau ringan
adalah : bila terdapat 2 atau lebih gejala dalam penggolongan tersebut. Dengan catatan
selalu memikirkan resiko yang lebih tinggi, misal terdapat 2 gejala dehidrasi berat dan 5
gejala dehidrasi sedang, maka penderita tersebut dimasukkan dalam golongan dehidrasi
berat. (1)
TABEL 4. PENILAIAN DERAJAT DEHIDRASI PENDERITA (2,3,4)
INDIKATOR
Baik, sadar
* Gelisah, rewel
Normal
Cekung
Ada
Basah
A
Tidak ada
Kering
B
- Mata
- Air mata
- Mulut dan lidah
INDIKATOR
- Rasa haus
Normal,
tidak *
Haus,
haus
dengan lahap
Kembali
Kembali dg lambat
dengan cepat
Tanpa dehidrasi
Dehidrasi
3. Hasil pemeriksaan
minum
C
Lunglai/latergi,
ringan, Dehidrasi
berat,
tanda lebih
termasuk tanda*
tanda
termasuk tanda *
penyembuhan pendertita dapat lebih cepat, dan kenaikan berat badan lebih baik
walaupun frekwensi diare bertambah. Pada pelaksanaan dietetik, penderita diare akut
dengan dehidrasi perlu diperhatikan faktor faktor sebagai berikut :
a. Insiden diare pada bayi yang mendapat ASI
b. Pemberian ASI sebaiknya diteruskan walaupun frekwensi intoleransi laktosa
tinggi.
Untuk anak < 1 tahun atau berat badan < 7 kg, diberikan ASI dan susu rendah
laktosa dan asam lemak tidak jenuh seperti LLM, Elmiron, bubur susu. Sedangkan
untuk anak > 1 tahun dengan berat badan > 7 kg, diberikan makanan padat atau
makanan cair atau susu sesuai dengan kebiasaan makan di rumah. (2)
Buah yang dapat diberikan pada penderita diare adalah pisang, kalori dan pisang
adalah 99 kcal dan kandungan kaliumnya 9,5 mmol/100 gram.
terutama diare maka kebutuhan kalori dan protein bertambah karena meningkatnya
katabolisme protein tubuh.
berat
(bronkopneumonia)
diberikan
Penisillin
Prokain
dengan
Obat anti emetik seperti klorpromazin (largaktil) terbukti selain untuk mencegah
muntah dapat mengurangi sekresi dan kehilangan cairan melalui tinja. Pemberian
dalam dosis kecil ( 0,5 1 mg/kgBB/hari) terutama penderita yang disertai muntah
muntah hebat dapat diberikan. Obatanti piretik seperti preparat salisilat (Asetol,
Aspirin) dalam dosis rendah (25 mg/kgBB/hari) ternyata selain berguna untuk
menurunkan panas yang terjadi sebagai akibat dehidrasi atau panas karena infeksi
penyerta, juga dapat mengurangi sekresi cairan yang keluar melalui tinja.(1)
Karena penyebab Diare akut / diare mendadak tersering adalah Virus, maka tidak
ada pengobatan yang dapat menyembuhkan, karena biasanya akan sembuh dengan
sendirinya setelah beberapa hari. Maka pengobatan diare ini ditujukan untuk mengobati
gejala yang ada dan mencegah terjadinya dehidrasi atau kurang cairan. Diare akut dapat
disembuhkan hanya dengan meneruskan pemberian makanan seperti biasa dan
minuman / cairan yang cukup saja. Dalam hal ini yang perlu diingat pengobatan bukan
memberi obat untuk menghentikan diare, karena diare sendiri adalah suatu mekanisme
pertahanan tubuh untuk mengeluarkan kontaminasi makanan dari usus. Mencoba
menghentikan diare dengan obat seperti menyumbat saluran pipa yang akan keluar dan
menyebabkan aliran balik dan akan memperburuk saluran tersebut.
O. Program Penanggulangan Penyakit Diare
Untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian diare Pemerintah dalam hal
ini Departemen Kesehatan R I, melalui Dinas Kesehatan melakukan beberapa upaya
sebagai berikut :
1. Meningkatkan kuantitas dan kualitas Tatalaksana Penderita diare melalui
pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), dan Pelembagaan Pojok
Oralit.
2. Mengupayakan Tatalaksana Penderita diare di Rumah Tangga secara tepat
dan benar.
3. Meningkatkan Upaya Pencegahan melalui kegiatan KIE, dan meningkatkan
upaya kesehatan bersumber masyarakat.
4. Meningkatkan sanitasi lingkungan.
BAB III
DATA UMUM DAN KHUSUS
PUSKESMAS KECAMATAN TEBET
3.1 DATA UMUM PUSKESMAS
3.1.1. Data Wilayah
A. Batas Wilayah
Batas-batas wilayah kecamatan Tebet adalah sebagai berikut :
RW 09
: RT 09
Tabel 5. Data Luas Wilayah dan Jumlah RT/RW se-Kecamatan Tebet Tahun 2014
No.
Kelurahan
Luas
RW
RT
Menteng Dalam
210,60Ha
13
139
Tebet Barat
171,60Ha
103
Tebet Timur
138,92Ha
11
109
Kebon Baru
129,29Ha
14
153
Bukit Duri
107,40Ha
12
152
Manggarai Selatan
51,43Ha
10
128
Manggarai
95,30Ha
12
154
905,60Ha
80
938
Jumlah
Kelurahan
Kecamatan Tebet
Laki Laki
Perempuan
Jumlah
Menteng Dalam
21.248
19.169
38.417
Tebet Barat
12.728
12.746
25.474
Tebet Timur
11.909
9.583
21.492
Kebon Baru
18.021
18.826
36.847
Bukit Duri
16.611
16.068
32.679
Manggarai Selatan
12.439
11.723
24.162
Manggarai
15.468
15.597
31.065
106.424
103.712
210.136
Jumlah
33.417
Luas
Wilayah
( Km2 )
2,10
8.474
25.474
1,71
15.642
Tebet Timur
5.132
21.492
1,38
15.702
Kebon Baru
10.253
36.847
1,29
28.782
Bukit Duri
9.233
32.679
1,07
35.870
Manggarai Selatan
6.199
24.162
0,51
54.311
Manggarai
10.804
31.065
0,95
25.514
65.756
210.136
9,05
23.098
No.
Kelurahan
Jumlah
KK
Jumlah
Penduduk
Menteng Dalam
15.661
Tebet Barat
Jumlah
15.797
28
Kelurahan
Lahir
Mati
Datang
Pindah
Menteng Dalam
378
185
673
735
Tebet Barat
112
67
294
231
Tebet Timur
105
86
652
584
Kebon Baru
288
129
577
521
Bukit Duri
274
217
342
448
Manggarai Selatan
225
144
287
497
Manggarai
213
174
403
275
1595
1002
3228
3291
Jumlah
29
LakiLaki
8.935
8.403
7.527
7.138
8.387
10.455
10.739
9.556
8.583
8.386
5.766
5.481
3.040
2.152
1.557
1.103
Perempuan
8.523
7.692
6.962
6.894
9.027
10.353
10.245
9.480
8.413
7.479
5.144
4.727
3.441
2.729
1.819
1.587
Jumlah
17.458
16.095
14.489
14.032
17.414
20.808
20.984
19.036
16.996
15.865
10.910
10.208
6.481
4.881
3.376
2.690
Jumlah
107.208
104.515
211.723
Sumber: Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Tebet Tahun 2014
Dari tabel tersebut diatas, didapatkan bahwa rasio jenis kelamin (sex ratio) lakilaki dan perempuan adalah 1,02:1 dengan proporsi laki-laki lebih banyak, yaitu sebesar
0,506. Dari tabel tersebut juga didapatkan dependency ratio dari populasi di Kecamatan
Tebet sebesar 38,6%, atau dengan kata lain seorang non-produktif dapat ditanggung
oleh 2,590 usia produktif.
30
No.
Kelurahan
Tidak
Tamat
SD
Tamat
SD
Tamat
SLTP
Tamat
SLTA
Menteng Dalam
570
1.417
3.867
16.498
5.112
Tebet Barat
1.249
3.469
3.440
16.254
4.685
Tebet Timur
512
4.251
4.127
12.236
1.265
Kebon Baru
635
4.585
3.883
15.287
2.584
Bukit Duri
Manggarai
Selatan
Manggarai
643
7.403
6.032
18.431
1.862
317
11.354
6.837
15.361
1.773
513
5.128
6.078
9.432
1.478
4439
37607
34264
103499
18759
6
7
Jumlah
Akademi
Perguruan
Tinggi
Kelurahan
Islam
Katholik
Protestan
Hindu
Budha
Menteng Dalam
27.033
877
1.434
187
159
Tebet Barat
21.706
589
793
231
289
Tebet Timur
19.805
848
893
101
112
Kebon Baru
30.035
1.145
1.084
121
231
Bukit Duri
33.566
1.146
1.252
99
314
Manggarai Selatan
22.635
384
563
47
54
Manggarai
26.711
986
1.688
223
286
181.491
5.975
7.707
1.009
1.445
Jumlah
Dari tabel diatas didapatkan bahwa Islam merupakan agama yang mayoritas
dianut oleh penduduk Kecamatan Tebet, sebagaimana mayoritas agama yang dianut
oleh penduduk Indonesia.
Tabel 12. Jumlah Penduduk Kelurahan Berdasarkan Sosial Ekonomi
No
Kelurahan
PNS
Swasta
ABRI
Pedagang
Buruh
Jasa
Menteng Dalam
1168
3022
534
4207
2640
297
Tebet Barat
3288
23087
39
7358
6858
480
Tebet Timur
4327
7041
481
3215
643
771
Kebon Baru
736
3205
42
2605
2756
889
Bukit Duri
1360
3963
367
13616
2018
317
2676
78
3689
261
75
Manggarai
4700
1939
129
3650
2578
721
16449
44933
1670
38340
17754
3350
Jumlah
32
Jumlah Kunjungan
Persentase (%)
1.
5579
23.43
2.
Hipertensi
4989
20.95
3.
Penyakit lain
3697
15.53
4.
3034
12.74
5.
1765
7.41
6.
1393
5.85
7.
1138
4.78
33
8.
Diare
1080
4.53
9.
Tonsilitis
690
2.89
10.
Ginggivitisa
periodontal
439
1.84
23804
100
Total
dan
penyakit
34
Pelayanan
Kesehatan
Lainnya
(Medical
Check
Up
Karyawan,
35
Kesehatan
Bersumber
sarana
kesiapan
logistik
program,
tenaga,
masyarakat
sasaran,
38
39
40
Tebet
Tenaga Kerja
1.
Dokter umum
Gol/Status Kepegawaian
PNS
Non-PNS
4 orang
3 orang
Jumlah
7 orang
41
2 orang
2 orang
4 orang
3 orang
7 orang
7 orang
4 orang
11 orang
1 orang
1 orang
2.
Dokter gigi
3.
Bidan
4.
Perawat
5.
Perawat Gigi
6.
Apoteker
1 orang
7.
Asisten Apoteker
1 orang
8.
Analis
9.
Ahli Gizi
10.
Kesling
11.
Manajemen
2 orang
6 orang
1 orang
2 orang
3 orang
3 orang
3 orang
1 orang
3 orang
1 orang
1 orang
12 orang
18 orang
25 orang
32 orang
57 orang
Sumber: Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Tebet Tahun 2015
3.3.2
: 416 M2
Luas bangunan
: 615 M2
Sumber air
: PAM
Telephone
: 1 Buah
Daya listrik
: 1300 watt
Loket
BPG
Poli Paru
Laboratorium
Apotek
Gudang Obat
42
Musholah
IGD
Dapur
Toilet
b. Lantai II
c.
Poli Umum
Poli KIA
Poli KB
Poli MTBS
Poli Imunisasi
Kantin
Toilet
Lantai III :
-
Ruang Kapuskes
Ruang Binkes
Aula 1
Aula 2
43
3.3.2.
Struktur Organisasi
APOTEK
Lina Nadhilah, Apt
DIKLAT
Siti Raisa
PENGADAAN
Lina Nadhilah, Apt
PROG KESGA
44
Upaya Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan Keluarga Berencana (KB)
Tabel 15. Hasil Kegiatan Pelayanan KIA di Puskesmas Kecamatan Tebet periode Januari Maret
2016
Indikator
Target
(%)
Sasaran 3 Cakupan
Sasaran
Bulan
Kegiata Persen
1 Tahun
Berjalan n
(%)
Pencapaia
n (%)
Kunjungan bumil K1
100
329
54.87
82
45
54.87
45
Kunjungan bumil K4
Ibu
hamil
dengan
komplikasi
yang
ditangani
Pertolongan persalinan
oleh tenaga kesehatan
Kunjungan nifas
95
329
82
14
17.07
17.96
80
66
17
10
58.82
73.52
90
315
79
90
299
75
9.33
10.36
Kunjungan neonatus
90
Penanganan komplikasi
80
neonatus
Kunjungan bayi
90
299
75
13
17.33
19.25
299
75
299
75
103
137.33 152.59
Kunjungan balita
90
Balita
sakit
yang
100
ditangani dengan MTBS
Imunisasi dasar lengkap 100
1168
292
180
61.64
68.49
1168
292
244
83.56
83.56
299
75
76
101
101
Sumber: Laporan Bulanan Puskesmas Kecamatan Tebet Periode Januari Maret 2016
b. Keluarga Berencana (KB)
Keluarga Berencana (KB) merupakan perencanaan kehamilan, jarak antara
kehamilan diperpanjang dan kelahiran selanjutnya dapat dicegah apabila jumlah anak telah
mencapai yang dikehendaki. Indikator dari pelayanan KB di Puskesmas Kecamatan Tebet,
wilayah kerja Kelurahan Tebet Timur yaitu jumlah peserta KB yang aktif. Selama bulan
Januari Maret 2016, program peserta KB aktif (19,22%) belum mencapai target.
Tabel 16. Hasil Kegiatan Pelayanan KB di Puskesmas Kecamatan Tebet Wilayah Kerja
Kelurahan Tebet Timur periode Januari Maret 2016
Indikator
Target
(%)
Sasaran 3 Cakupan
Sasaran 1
bulan
tahun
berjalan
Kegiatan
Persen
(%)
Pencapaian
(%)
Peserta KB aktif 77
3243
480
14.80
19.22
Sumber: Laporan Bulanan Puskesmas Kecamatan Tebet Periode Januari Maret 2016
46
Indikator
Targe Sasaran
t (%)
Sasaran Cakupan
3 Bulan
Berjala Kegiata Persen
n
n
(%)
Pencapaia
n (%)
47
nyamuk Aedes aegypti). Monitoring kepadatan vektor dengan Gerakan PSN 30 menit
dilakukan bersama tim penggerak Kecamatan Tebet pada setiap Jumat Bersih. Berdasarkan
data pada bulan Januari Maret 2016, terdapat 99,10%. Sudah mencapai target.
Tabel 18. Hasil kegiatan Upaya Kesehatan Lingkungan di Puskesmas Kecamatan Tebet
Periode Oktober-Desember 2015
Indikator
Cakupan
Sasaran 3
Target Sasaran
Bulan
(%)
1 Tahun
Berjalan Kegiatan
95
6668
1667
1652
Persen
(%)
Pencapaia
n (%)
99,10
104,3
48
Cakupan
Indikator
Target
(%)
Sasaran
1 tahun
Sasaran
3 Bulan
Berjalan Kegiata
n
Perse
n (%)
Pencapaian (%)
Penemuan kasus
90
BTA(+)
816
204
34
16,67
18,52
Cakupan
balita
dengan
100
pneumonia
840
210
239
113,8
113,8
Cakupan
balita
100
dengan diare
794
198
177
89,39
89,39
Sumber: Laporan Bulanan Puskesmas Kecamatan Tebet Periode Januari Maret 2016
d. Imunisasi
Indikator :
HB0 cakupannya sebesar 108%
BCG cakupannya sebesar 119%
DPT/HB-Hib (1) cakupannya sebesar 115%
DPT/HB-Hib (2) cakupannya sebesar 137%
DPT/HB-Hib (3) cakupannya sebesar 121%
Polio(1) cakupannya sebesar 113%
Polio(2) cakupannya sebesar 111%
Polio(3) cakupannya sebesar 144%
Polio(4) cakupannya sebesar 117%
Campak cakupannya sebesar 101%
Tabel 20. Hasil kegiatan Imunisasi di Puskesmas Kecamatan Tebet periode Januari Maret
2016
49
Cakupan
Target
(%)
Sasaran
1 tahun
Sasaran
Bulan
Berjalan
HB0
100
299
75
81
108
108
BCG
100
299
75
89
119
119
DPT/HB-Hib
(1)
100
299
75
86
115
115
DPT/HB-Hib
(2)
100
299
75
103
137
137
DPT/HB-Hib
(3)
100
299
75
91
121
121
Polio(1)
100
299
75
85
113
113
Polio(2)
100
299
75
83
111
111
Polio(3)
100
299
75
108
144
144
Polio(4)
100
299
75
88
117
117
Campak
100
299
75
76
101
101
Indikator
3
Kegiatan Persen
(%)
Pencapaian
(%)
Sumber: Laporan Bulanan Puskesmas Kecamatan Tebet Periode Januari Maret 2016
50
3.4.1.4.
Promosi Kesehatan
Pelayanan promosi kesehatan merupakan upaya di bidang kesehatan yang
menitikberatkan pada peningkatan kesehatan taraf hidup masyarakat melalui upaya-upaya
pembinaan dan pengembangan peran aktif masyarakat melalui media penyuluhan. Tujuan
dari program promosi kesehatan adalah untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat
tentang kesehatan.
Tabel 21. Frekuensi Penyuluhan Kesehatan di Puskesmas Kecamatan Tebet periode JanuariMaret 2016
Program
Kesehatan Ibu dan Anak
Keluarga Berencana
Gizi
Imunisasi
Diare
Demam Berdarah Dengue
AIDS
Hepatitis
ISPA
Rokok,
Narkoba/
obat
berbahaya
Keganasan, kanker
Penyakit Degeneratif
Air dan kesehatan lingkungan
TBC
Kusta/ Frambusia
Kesehatan Gigi dan Mulut
Kesehatan Mata
Kesehatan Jiwa
Kesehatan Kerja
Kecacingan
Lain-lain
Dalam Gedung
20
1
36
17
4
0
1
1
Luar Gedung
12
12
24
31
8
-
3
0
23
4
1
30
14
6
-
51
Sumber: Laporan Bulanan Puskesmas Kecamatan Tebet Periode Januari Maret 2016
3.4.1.5.
Upaya Pengobatan Dasar
Upaya pengobatan adalah upaya untuk menghilangkan penyakit dan gejalanya,
yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dengan cara dan teknologi yang khusus untuk
keperluan tersebut. Tujuan dari upaya pengobatan dapat dibagi menjadi 2 macam, yaitu:
a. Tujuan umum, yaitu meningkatkan derajat kesehatan perorangan dan masyarakat
b. Tujuan khusus, yang terdiri dari 4 komponen yaitu:
Menghentikan proses perjalanan penyakit yang diderita seseorang.
Mengurangi penderitaan seseorang karena sakit.
Mencegah dan mengurangi kecacatan.
Meneruskan penderita ke fasilitas yang lebih baik.
Pelayanan pengobatan di Puskesmas Kecamatan Tebet terdiri dari pelayanan rawat
jalan di poliklinik umum dan poliklinik gigi. Pelayanan pengobatan dibuka setiap hari
Senin-Jumat pukul 07.30-16.00 WIB dan dikelola oleh 2 orang dokter umum dan 1 orang
dokter gigi.
Tabel 22. Jumlah kunjungan pelayanan pengobatan di Puskesmas Kecamatan Tebet
periode Januari Maret 2016
Poli
Jumlah Pasien
Umum
9826
Gigi dan Mulut
1518
TOTAL
11.344
Sumber: Laporan Bulanan Puskesmas Kecamatan Tebet Periode Januari
Maret 2016
3.4.2.
3.4.2.1.
Menurut Depkes RI, UKS adalah usaha kesehatan masyarakat yang dijalankan di
sekolah-sekolah dengan anak didik beserta lingkungan hidupnya sebagai sasaran utama.
UKS merupakan wahana untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan selanjutnya
membentuk perilaku hidup sehat yang pada gilirannya menghasilkan derajat kesehatan
yang optimal. Tujuan diselenggarakannya program UKS, secara umum untuk
meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik serta
52
sementara pada kelas 6 sebagai persiapan kesehatan pada peserta didik ke jenjang
pendidikan selanjutnya.
Kegiatan UKS meliputi antara lain :
a. Pemeriksaan kesehatan (kehatan gigi dan mulut, mata telinga dan tenggerokan,
kulit dan rambut)
b. Pemeriksaan perkembangan kecerdasan
c. Pemberian imunisasi
d. Penemuan kasus-kasus dini
e. Pengobatan sederhana
f. Pertolongan pertama
Tabel 23. Data dasar UKS tahun 2015 (jumlah sekolah dan murid Kecamatan Tebet)
No
Sekolah
Jumlah Sekolah
Jumlah Murid/Siswa
53
1.
TK/RA
7
423
2.
SD
10
1847
3.
MI
1
424
4.
SMP/MTS
6
2848
5.
SMU/MA
4
487
6
SLB
1
9
Total
6087
Sumber: Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Tebet tahun 2015
Adapun Tabel 24. menjelaskan tentang hasil skrining penyakit-penyakit yang
diderita murid-murid sekolah di Kecamatan Tebet pada tahun 2015
Tabel 24. Data skrining/penjaringan kesehatan UKS di SD/MI, SMP/MTS, dan SMA/MA
tahun 2015
No.
Jenis Penyakit
Jumlah Murid
1.
Mata
63
THT
147
2.
Saluran Pernafasan
110
3.
Saluran Pencernaan
21
4.
Kelainan visus
118
5.
Gigi-mulut
195
6.
Kulit
2
7
Sumber: Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Tebet tahun 2015
Tabel 25. Data sekolah cakupan imunisasi (BIAS) Kecamatan Tebet Tahun 2015
No.
Tingkatan Sekolah
Jumlah Sekolah
1.
SD
10
2.
MI
54
Kesehatan gigi dan mulut merupakan indikator yang menjadi tolak ukur
keberhasilan. Indikator status gigi dan mulut adalah bagian integral dari kesehatan manusia
seutuhnya, mengacu pada Oral Health Global Goal 2010 dari WHO.
Indikator tersebut di atas menunjukkan bahwa yang dijadikan tolok ukur status
kesehatan gigi masyarakat yang optimal pada kelompok usia muda adalah status penyakit
karies (gigi lubang); pada usia remaja adalah kelengkapan gigi permanen; pada kelompok
usia dewasa dan lansia adalah jumlah gigi yang masih berfungsi untuk mengunyah dan
tersenyum. Maka strategi paradigma sehat yang mengutamakan promotif dan preventif,
Puskesmas kecamatan Tebet melaksanakan kegiatannya baik dalam gedung (BPG) maupun
di luar gedung (UKGS).
Tabel 26. Tiga Kasus Terbanyak di Poli Gigi dan Mulut Puskesmas Kecamatan Tebet Bulan
Januari Maret 2016
No.
Diagnosis Penyakit
Jumlah
Kunjungan
Persentas
e (%)
1.
1138
57
2.
493
25
3.
18
Total
1997
100
55
3.4.2.3.
Upaya kesehatan jiwa di Puskesmas Tebet dilakukan pada Poli Sahabat, yang
dilaksanakan pada hari Senin-Jumat. Berdasarkan keterangan penanggung jawab poli
tersebut, ditemukan bahwa pasien poli yang terbanyak ialah pada golongan umur 20-24
tahun dengan gangguan penggunaan NAPZA dan SIDA, khususnya dialami pada laki-laki.
3.4.2.4.
56
BAB IV
METODE DIAGNOSTIK KOMUNITAS
4.1 RANCANGAN DIAGNOSTIK KOMUNITAS
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dimana penelitian dilakukan secara
dengan mendeskripsikan data dengan tujuan utama untuk memberikan gambaran mengenai
suatu keadaan secara objektif. Metode kualitatif dilakukan dengan wawancara mendalam
(indepth interview) terhadap sampel.
Rancangan penelitian yang digunakan berupa survei dengan tujuan membuat
penilaian terhadap suatu kondisi dan penyelenggaraan suatu program dan hasilnya
digunakan untuk menyusun perencanaan perbaikan program tersebut sehingga diharapkan
tujuan dari program tersebut tercapai kepada masyarakat.
4.2 METODE DIAGNOSTIK
4.2.1. Jenis Data
Penelitian ini menggunakan jenis data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif
didapatkan melalui wawancara mendalam (indepth interview) terhadap penanggung jawab
program Penanggulangan Penyakit Diare di Puskesmas Kecamatan Tebet dan kepada ibuibu yang memiliki anak balita yang diare dan tidak diare (pernah diare), serta pengamatan
langsung tentang manajemen pelaksanaan pelayanan program Penanggulangan Penyakit
Diare di Puskesmas Kecamatan Tebet. Data kuantitatif didapatkan melalui telaah dokumen.
4.2.2. Sumber Data
Data primer diperoleh melalui wawancara dengan koordinator pelaksana Program
Penanggulangan Penyakit Diare di Puskesmas Kecamatan Tebet, serta pengamatan
langsung tentang pelaksanaan manajemen Puskesmas Kecamatan Tebet. Data sekunder
57
diperoleh dari Standar Pelayanan Minimal (SPM) Puskesmas Kecamatan Tebet serta
laporan bulanan hasil kegiatan dari masing-masing program di Puskesmas Kecamatan
Tebet.
4.2.3. Indikator Penilaian Keberhasilan Program Penanggulangan Penyakit Diare pada
Balita di Puskesmas Kecamatan Tebet
Indikator penilaian keberhasilan program penanggulangan penyakit diare pada
balita di Puskesmas Kecamatan Tebet adalah menurut Standar Pedoman Pemberantasan
Penyakit Diare, Departemen Kesehatan RI Direktorat Jendral PP dan PL tahun 2006 dan
RISKESDAS 2016, serta berdasarkan dokumen perencanaan tahunan Puskemas Kecamatan
Tebet tahun 2015.
4.3 LOKASI DAN WAKTU
Lokasi penelitian meliputi Kelurahan Tebet Timur di wilayah Puskesmas
Kecamatan Tebet. Waktu penelitian mulai dari bulan Mei 2016.
4.4 SAMPEL DIAGNOSTIK KOMUNITAS
4.4.1. Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki balita yang sedang
terjangkit diare dan tidak sedang terjangkit diare (pernah diare) yang bertempat tinggal di
Kecamatan Tebet wilayah kerja Kelurahan Tebet Timur.
4.4.2. Kriteria Eksklusi dan Inklusi
Subjek yang dapat dijadikan sampel pada penelitian ini ialah subjek yang memenuhi
kriteria inklusi.
4.4.2.1. Kriteria Inklusi
Ibu yang memiliki balita yang sedang terjangkit diare dan tidak sedang
terjangkit diare (pernah diare).
Terdaftar sebagai penduduk Kelurahan Tebet Timur.
Bersedia diwawancara.
4.4.2.2. Kriteria Ekslusi
Tidak terdaftar sebagai penduduk Kelurahan Tebet Timur.
58
prevalensi
59
memenuhi kriteria inklusi diatas sampai data yang didapatkan bersifat jenuh.
4.5. ANALISIS KOMUNITAS
Data hasil kegiatan yang diperoleh dari Puskesmas Kecamatan Tebet wilayah kerja
Kelurahan Tebet Timur, kemudian dianalisis berdasarkan Standar Pelayanan Minimal
(SPM). Masalah pada evaluasi program ini merupakan hasil kegiatan dengan pencapaian
yang kurang dari 100% berdasarkan SPM.Dari beberapa masalah tersebut dilakukan upaya
pemecahan dengan menerapkan metode algoritma problem solving cycle, yaitu setelah
dilakukan identifikasi masalah maka selanjutnya ditentukan prioritas masalah dengan
menggunakan metode Hanlon Kuantitatif. Dari beberapa masalah tersebut, kemudian
diambil salah satu program bermasalah dengan prioritas utama yang akan dipecahkan.
Langkah selanjutnya dilakukan survey secara kualitatif dengan pendekatan sistem
yang diawali dari input yang meliputi 5M, yaitu man, money, method, material, machine,
kemudian dilanjutkan dengan proses yang meliputi fungsi manajeman (P1, P2, P3) dan
manajemen mutu yang semua terangkum dalam Fish Bone Analysis, sehingga didapatkan
output. Input dan proses dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Data kemudian diolah untuk
mengidentifikasi dan mencari penyebab masalah, lalu ditentukan alternatif pemecahan
masalah. Metode kriteria matriks (MIV/C) digunakan untuk membantu menentukan
prioritas pemecahan masalah. Setelah pemecahan masalah terpilih, dibuat rencana kegiatan
dalam bentuk POA (Plan Of Action) dan diaplikasikan pada subjek penelitian.
BAB V
ANALISIS MASALAH
60
61
dalam tabel plan of action. Setelah itu dilakukan intervensi terhadap masalah tersebut dan
hasil kegiatan, monitoring dan evaluasi diserahkan kepada pihak puskesmas.
5.2
5.3
62
Sasara
Sasaran 3 Cakupan
n
1
Bulan
Kegiata
Persen
Berjalan
(%)
329
82
45
54.87
54.87
Kunjungan bumil K4
95
Ibu
hamil
dengan
329
82
14
17.07
17.96
komplikasi
66
17
10
58.82
73.52
90
315
79
90
299
75
9.33
10.36
299
75
13
17.33
19.25
299
75
1168
292
180
61.64
68.49
1168
292
244
83.56
83.56
3243
480
14.80
19.22
956
642
67.15
67.15
Target
Indikator
(%)
Tahun
Kunjungan bumil K1
ditangani
Pertolongan
100
yang 80
persalinan
Kunjungan neonatus
90
Penanganan komplikasi
80
neonatus
Kunjungan balita
90
Balita
sakit
yang
100
ditangani dengan MTBS
Peserta KB aktif
77
Balita (6-59 bulan) yang
Pencapaia
n (%)
tinggi
2x/tahun 100
(Februari)
Sasara
Indikator
Target
(%)
n
1
Tahun
100
Sasaran 3
Bulan
Penca
Cakupan paian
Berjalan
18,52
(%)
794
198
177
89.39
89.39
426
106
77
72,64
80,71
63
tablet Fe
5.4
Tabel 28. Program yang belum mencapai target di Puskesmas Kecamatan Tebet
periode Januari-Maret 2016
No.
Program
1.
2.
Kunjungan bumil K1
54.87
Kunjungan bumil K4
17.96
Ibu hamil dengan komplikasi yang
73.52
ditangani
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Pencapaian (%)
Besarnya
masalah
(%)
45.13
82.04
26.48
100
89.64
80.75
100
31.51
64
9.
16.44
10.
83.56
MTBS
Peserta KB aktif
19.22
Balita (6-59 bulan) yang diberi
11.
32.85
12.
13.
14.
2x/tahun (Februari)
Penemuan kasus BTA(+)
Cakupan balita dengan diare
Bumil yang diberi 90 tablet Fe
81.48
10.61
19.29
15.2
89.39
80.71
80.78
Langkah 2:
Menentukan kolom/kelas interval dengan Rumus Sturgess :
k = 1 + 3,3 Log n
Keterangan:
k = jumlah kolom/kelas
n = jumlah masalah
Masukkan ke rumus : k = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 14
= 1+ 3,3 (1,146)
= 4.78 dibulatkan menjadi 5
Langkah 3 :
Menentukan interval kelas dengan menghitung selisih besarnya masalah terbesar dengan
terkecil kemudian di bagi kelas/kolom.
Nilai besar masalah : terbesar
100%
terkecil
10,6%
Interval
: nilai terbesar nilai terkecil
k
: 100 10,6
5
: 17.88 dibulatkan menjadi 18
65
Langkah 4. Menentukan skala interval dan nilai tiap interval sesuai jumlah kolom/kelas:
Tabel 29. Pembagian interval Kelas
Kolom/Kelas
Skala Interval
Skala 1
10,6-28,6
Skala 2
28,7-46,7
Skala 3
46,8-64,8
Skala 4
64,9-82,9
Skala 5
83-100
Langkah 5 : Menentukan nilai tiap masalah sesuai dengan kelasnya
Tabel 30. Penentuan Nilai Tiap Masalah Berdasarkan Kelas
No
Masalah
Kunjungan Bumil
K1
Kunjungan Bumil
K4
Ibu hamil dengan X
komplikasi
Pertolongan
persalinan
Nilai
1
2
3
4
5
Nilai
2
X
4
1
X
5
4
oleh
5
6
tenaga kesehatan
Kunjungan Nifas
Kunjungan
Neonatus
Penanganan
komplikasi
No
neonatus
Masalah
8
9
Kunjungan balita
Balita sakit yang X
Nilai
2
1
66
ditangani
dengan
MTBS
Balita (6-59 bulan)
11
dosis
2x/tahun
(Februari)
Penemuankasus
12
BTA(+)
13
Cakupan
balita X
dengan diare
14
90 tablet Fe
:5
Mendesak
:4
Cukup mendesak
:3
Kurang mendesak
:2
Tidak mendesak
:1
67
:5
Mudah menyebar/meluas
:4
Cukup menyebar/meluas
:3
Sulit menyebar/meluas
:2
Tidak menyebar/meluas
:1
Sumber daya yang dimiliki untuk mengatasi permasalahan (potency) dinilai sebagai
berikut :
Sangat banyak
:5
Banyak
:4
Cukup banyak
:3
Kurang banyak
:2
Tidak banyak
:1
MASALAH
Kunjungan Bumil K1
JUMLAH
2.
Kunjungan Bumil K4
13
3.
13
4.
13
5.
Kunjungan Nifas
6.
Kunjungan Neonatus
68
7.
13
8.
Kunjungan balita
9.
12
10.
Peserta KB aktif
10
11.
12
12.
16
13.
14
14.
10
:5
:4
:3
:2
:1
MASALAH
KunjunganBumil K1
Nilai
2.
KunjunganBumil K4
3.
4.
5.
KunjunganNifas
6.
KunjunganNeonatus
7.
8.
Kunjungan balita
69
9.
10.
Peserta KB aktif
11.
Balita (6-59 bulan) yang diberi kapsul vitamin A dosis tinggi 2x/tahun
12.
(Februari)
Penemuankasus BTA(+)
13.
Cakupanbalitadengandiare
14.
3
3
MASALAH
P E A R L
Kunjungan Bumil K1
1 1 1 1 1
2.
Kunjungan Bumil K4
1 1 1 1 1
3.
1 1 1 1 1
4.
1 1 1 1 1
5.
Kunjungan Nifas
1 1 1 1 1
6.
Kunjungan Neonatus
1 1 1 1 1
7.
1 1 1 1 1
8.
Kunjungan balita
1 1 1 1 1
o.
1.
70
9.
1 1 1 1 1
Peserta KB aktif
1 1 1 1 1
11
2x/tahun (Februari)
10
12
.
13
.
14
1 1 1 1 1
1 1 1 1 1
1 1 1 1 1
1 1 1 1 1
PT Priori
Masalah
C D
KunjunganBumil K1
KunjunganBumil K4
8
1
3 1 30
30
tas
IX
3 1 51
51
III
2 1 28
28
4
1
3
1
71
5
5
4
5
Kunjungan balita
Peserta KB aktif
2
4
1
1
3
1
3
9
8
1
3
9
1
2
1
0
1
2
1
6
1
4
1
0
3 1 54
54
II
2 1 28
2 1 24
28
24
XI
XIV
2 1 36
36
VII
2 1 22
22
XIII
2 1 26
26
XII
3 1 42
42
VI
3 1 42
42
3 1 60
60
3 1 45
45
IV
3 1 33
33
VIII
72
5. Balita (6-59 bulan) yang diberi kapsul vitamin A dosis tinggi 2x/tahun
(Februari)
6. Peserta KB aktif
7. Penanganan komplikasi neonatus
8. Bumil yang diberi 90 tablet Fe
9. Kunjungan Bumil K1
10. Ibu hamil dengan komplikasi yang ditangani
11. Kunjungan Nifas
12. Balita sakit yang ditangani dengan MTBS
13. Kunjungan balita
14. Kunjungan Neonatus
BAB VI
ANALISIS PEMECAHAN MASALAH
73
INPUT
KELEBIHAN
MAN
(Tenaga Kerja)
MONEY
(Pembiayaan)
Biaya
pengobatan
sepenuhnya ditanggung
pemerintah
MATERIAL
(Perlengkapan)
KEKURANGAN
74
METHOD
(Metoda)
Tersedianya laboratorium
Tidak ada
tentang diare
penyuluhan
khusus
Kurang
orangtua
pendekatan
kepada
ada
KELEBIHAN
PLANNING
(Perencanaan)
KEKURANGAN
rutin
75
untuk
ORGANIZING
(Pengorganisasian)
Seluruh
komponen
tenaga
pelaksana sudah ada (dokter,
perawat, dan bidan)
Pengobatan
diare
baik
kausal, simtomatik dan
rehidrasi secara oral (oralit
sebanyak 1500 ml atau 6
bungkus) atau intravena
sesuai
standar
penanggulangan
penyakit
diare.
Perujukan untuk kasus-kasus
berat
ACTUATING
(Pelaksanaan)
CONTROLLING
(Pengawasan)
Koordinasi
puskesmas
kecamatan dengan kelurahan
Dilakukan
penyuluhan
kepada
penderita
dan
keluarga
yang
datang
berobat
Terdapat aturan
yang baku
pencatatan
Pencatatan
dan
pelaporan
dilaksanakan rutin setiap bulan
76
LINGKUNGAN
77
INPUT
LINGKUNGAN
Koordinator
memegang
lebih dari
1 program
Tingkat
pendidikan
masyarakat
dan tingkat sosial ekonomi masyarakat umumnya tingkat rendah-menengah
P3
P3
Pelaksanaan tugas penyuluhan diare tidak sesuai (banyak rapat, kurang ke lapangan)
Tidak dilakukan penyuluhan kelompok di dalam puskesmas (yang khusus tentang diare), maupun penyuluhan khus
Masyarakat kurang kesadaran untuk menghadiri penyuluhan, baik untuk kader maupun untuk masyarakat pada um
PROSES
78
Gambar 4. Fish Bone
79
Penyebab Masalah
1.
2.
3.
4.
80
anggaran.
Mengadakan media promosi
5.
Media promosi tidak ada (video, poster, flip
chart, brosur, leaflet)
No
6.
Penyebab Masalah
7.
8.
9.
Koordinator memegang lebih dari 1 program Membuat jadwal sistematis untuk program yang dipegang
oleh koordinator
Panduan SOP untuk penanggulangan diare Memberi pengarahan kepada tenaga medis untuk
mengikuti SOP secara sistematis
tidak diikuti secara sistematis
Pelaksanaan tugas penyuluhan diare tidak Membuat penyuluhan kelompok di luar dan di dalam
sesuai (banyak rapat, kurang ke lapangan)
puskesmas
Tidak dilakukan penyuluhan kelompok di Mengikutsertakan ibu-ibu arisan, PKK, karang taruna,
dalam puskesmas, maupun penyuluhan di
dan para kader untuk penyuluhan agar lebih banyak
luar puskesmas
mengikutsertaan warga untuk penyuluhan.
81
Masyarakat
kurang
kesadaran
untuk Menambah frekuensi penyuluhan PHBS menjadi 2 bulan
menghadiri penyuluhan, baik untuk kader
sekali untuk masyarakat dan Kader dengan cara
maupun untuk masyarakat pada umumnya.
memanfaatkan karantaruna dan PKK
8.
Kurangnya pengawasan dan evaluasi terhadap Lakukan pengawasan dan evaluasi yang lebih sering
terhadap kinerja tenaga kesehatan
kinerja tenaga kesehatan
No
Penyebab Masalah
9.
Kurangnya kebiasaan hidup bersih dan Memberikan pelatihan cara hidup bersih dan sehat kepada
sehat seperti mencuci tangan dan
masyarakat
peralatan makan/minum.
Kurangnya keaktifan orangtua dalam
mencari pertolongan kepada tenaga
kesehatan dan PHBS
Masyarakat masih sering membuang
sampah sembarangan.
Banyak jajanan di pinggir jalan.
82
83
Kriteria cost ( C ) diberi nilai 1-5. Bila cost nya makin kecil, maka nilainya mendekati 1.
Berikut ini proses penentuan prioritas alternatif pemecahan masalah dengan menggunakan kriteria matriks :
Tabel 38. Hasil Akhir Penentuan Prioritas Pemecahan Masalah
Penyelesaian
Masalah
Mengajak masyarakat agar lebih aktif bertanya
kepada tenaga kesehatan sehingga dapat
meningkatkanpengetahuan masyarakat mengenai
penyakit, pencegahannya dan PHBS
Memberikan apresiasi tambahan terhadap kader,
misalnya berupa para anggota kader didahulukan saat
mengantri di Puskesmas, sembako, atau parsel, dsb.
Menambah jumlah kader dengan cara memanfaatkan
ibu-ibu PKK dan ibu-ibu arisan yang ada di
lingkungan sekitar.
Melakukan kerjasama dengan lintas sektoral dan
lintas program dari klinik-klinik atau praktek bidan
swasta di luar puskesmas.
Memanfaatkan sebaik mungkin anggaran yang sudah
M
5
Nilai
Kriteria
I
V
5
5
Hasil akhir
Urutan
C
4
(M x I x V) / C
31,25
XI
33
80
III
60
50
VI
84
5
5
5
5
4
5
1
2
100
62,5
16
41,6
VII
36
IX
12
XV
125
15
XIV
20
XIII
40
VIII
26,6
XII
II
IV
X
85
Setelah penentuan prioritas alternatif penyebab pemecahan masalah dengan menggunakan kriteria matrix maka
didapatkan urutan prioritas alternatif pemecahan penyebab masalah adalah sebagai berikut :
1. Membuat penyuluhan kelompok di luar dan di dalam puskesmas
2. Mengadakan media promosi
3. Menambah jumlah kader dengan cara memanfaatkan ibu-ibu PKK dan ibu-ibu arisan yang ada di lingkungan
sekitar.
4. Menjadwalkan kegiatan penyuluhan khusus tentang pencegahan dan penanganan dini diare pada balita
5. Melakukan kerjasama dengan lintas sektoral dan lintas program dari klinik-klinik atau praktek bidan swasta di luar
puskesmas.
6. Memanfaatkan sebaik mungkin anggaran yang sudah ada dengan membuat perincian pemasukan dan pengeluaran
anggaran.
7. Buat penjadwalan rutin untuk penyuluhan diare
8. Lakukan pengawasan dan evaluasi yang lebih sering terhadap kinerja tenaga kesehatan
9. Membuat jadwal sistematis untuk program yang dipegang oleh coordinator
10. Melakukan pendekatan kepada orangtua dengan mengikutsertakan ibu-ibu masyarakat sekitar untuk menjadi kader
dan mengikutsertakan kader-kader tersebut dalam penyuluhan agar jumlah kader bertambah.
11. Mengajak masyarakat agar lebih aktif bertanya kepada tenaga kesehatan sehingga dapat meningkatkanpengetahuan
masyarakat mengenai penyakit, pencegahannya dan PHBS
12. Memberikan pelatihan cara hidup bersih dan sehat kepada masyarakat
13. Menambah frekuensi penyuluhan PHBS menjadi 2 bulan sekali untuk masyarakat dan Kader dengan cara
memanfaatkan karantaruna dan PKK
14. Mengikutsertakan ibu-ibu arisan, PKK, karang taruna, dan para kader untuk penyuluhan agar lebih banyak
mengikutsertaan warga untuk penyuluhan
15. Memberi pengarahan kepada tenaga medis untuk mengikuti SOP secara sistematis
Setelah dilakukan diskusi dengan kepala puskesmas dan kepala program, maka alternatif pemecahan masalah yang
dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
1.
Membuat penyuluhan kelompok di luar dan di dalam puskesmas
86
2.
Kegiatan
Tujuan
Sasaran
Tempat
Pelaksana
Waktu
Biaya
Metode
Penyuluhan segala
tentang diare dan
perilaku hidup
bersih dan sehat
Meningkatkan
pengetahuan
tentang diare pada
balita dan PHBS
Orangtua
balita
Puskesmas
Posyandu
Bidan
Dokter
Umum
Dokter
Muda
Senin-Sabtu
Setiap kali
Posyandu
Tidak ada
Penyuluhan
Menin
cakup
balita
mend
Memperbanyak
kader-kader yang
berasal dari ibu-ibu
sekitar lingkungan
Meningkatkan
penyebaran
informasi tentang
diare dan perilaku
hidup bersih dan
sehat
Warga
sekitar
Puskesmas
Posyandu
Bidan
Dokter
Dokter
muda
Setiap kali
posyandu
Tidak ada
Penyuluhan
Menin
cakup
balita
mend
Menyelenggarakan
penyuluhan hidup
bersih dan sehat 2
bulan sekali oleh
tenaga kesehatan
Meningkatkan
pengetahuan hidup
bersih dan sehat
guna mencegah
kejadian diare
Orangtua
balita
Puskesmas
PAUD
Sekolah
Balai
pertemuan
warga
Bidan
Dokter
Dokter
muda
Setiap bulan
Tidak ada
Penyuluhan
Menin
cakup
balita
mend
87
Tolak
Petugas saling
bekerja sama dalam
pendataan balita
yang menderita
diare, membuat
rencana kerja yang
dievaluasi secara
berkala, dan
penentuan target
yang harus dicapai
Mendapatkan data
yang valid
Mengikutsertakan
anggota keluarga
yang lain dalam
pencegahan dan
pengobatan diare
serta penyuluhan
diare
Meningkatkan
pengetahuan
anggota keluarga
tentang pencegahan
dan pengobatan
diare
Melaksanakan
kegiatan yang lebih
terarah
Dokter,
perawat,
bidan
Puskesmas
Dokter,
Perawat,
Bidan
Rencana
kerja dibuat
setiap tahun
Tidak ada
Rapat kerja
Lapor
kerja
Evaluasi
berkala
secara teratur
setiap bulan
Meningkatkan
efisiensi kinerja
petugas
Anggota
keluarga
selain orang
tua
Puskesmas
Bidan
Posyandu
Dokter
Umum
Tempat
penyuluhan
Saat
penyuluhan
Renca
kerja
Tidak ada
Konseling
Penyuluhan
Dokter
Muda
88
Menin
cakup
balita
mend
Pengadaan poster
dan alat peraga
mengenai
pencegahan dan
pengobatan diare
dan PHBS
Memudahkan
petugas memberi
informasi kepada
orangtua tentang
PHBS
Puskesmas
Orangtua
balita,
keluarga
Posyandu
Tempat
penyuluhan
Bagian
Setiap
promosi
konseling
kesehatan di
Setiap
Puskesmas
penyuluhan
Pemda
Kepala
puskesmas
Pemda
Pengajuan
pengadaan
media
promosi
Sekolah
Pemberian reward
untuk petugas yang
memiliki kinerja
optimal
Mengapresiasi
kinerja petugas
yang berprestasi.
Dokter,
perawat,
bidan
Puskesmas
Pada evaluasi
program
tahunan
Pemberian
reward
untuk
petugas
BAB VII
HASIL INTERVENSI KEGIATAN
7.1. KARAKTERISTIK SUBJEK PENELITIAN
Data kualitatif diperoleh dari hasil wawancara (indepth interview) dengan 25 ibu yang mempunyai balita. Dari
kegiatan tersebut didapatkan data karateristik subjek penelitian, yaitu usia, pendidikan, pengetahuan, pekerjaan dan pernah
mendapatkan informasi atau tidak.
89
Orang
kelua
menc
kemb
yang
dalam
Menga
mema
kinerja
yang b
Variabel
n (%)
Umur
< 20 tahun
3 (12)
20-35 tahun
15 (60)
>35 tahun
7 (28)
Pendidikan Terakhir
SD
2 (8)
SMP
8 (32)
SMA/Sederajat
14 (56)
Akademi/PT
1 (4)
90
Pekerjaan
Ibu Rumah Tangga
21 (84)
Pegawai Swasta
4 (16)
Mendapatkan Penyuluhan
Pernah
8 (32)
Tidak Pernah
17 (68)
Tingkat Pengetahuan
Baik
7 (28)
18 (72)
Buruk
Sikap
Baik
Buruk
Total
5 (20)
20 (80)
25 (100)
91
Berdasarkan data usia subjek penelitian, maka penelitian ini didominasi oleh kelompok usia 20-35 tahun sebanyak
15 orang (60%), diikuti kelompok usia > 35 tahun sebanyak 7 orang (28%), dan sebanyak 3 orang dari kelompok usia > 20
tahun (12%).
Berdasarkan data pendidikan responden, sebanyak 14 orang (56%) menempuh pendidikan hingga tamat
SMA/sederajat, 8 orang (32%) hingga tamat SMP, 2 orang (8%) hingga tamat SD, dan sebanyak 1 orang (4%) menempuh
pendidikan hingga sarjana.
Berdasarkan data pekerjaan responden, sebanyak 21 orang bekerja sebagai ibu rumah tangga (84%), dan 4 orang
sisanya bekerja sebagai pegawai swasta (16%).
Berdasarkan apakah responden pernah mendapat penyuluhan atau tidak sebelumnya tentang diare, maka sebanyak
8 orang (32%) mengatakan pernah mendapatkan penyuluhan sebelumnya, sedangkan sebanyak 17 orang (68%) mengaku
tidak pernah mendapat penyuluhan yang berkaitan dengan diare.
balita dengan diare yang tidak memeriksakan diri ke Puskesmas namun memeriksakan diri ke tempat lain, misalnya ke
klinik atau praktek swasta dsb. Penyebab lainnya ibu dengan balita yang menderita diare sudah dapat menangani sendiri
diare pada anaknya.
Menurut pemegang program, progam-program yang ada untuk menanggulangi diare pada balita berupa pencatatan
dan pelaporan, penyuluhan pada kader, dan penyuluhan yang rutin diadakan diposyandu. Namun, penyuluhan rutin yang
diadakan diposyandu tidak terpusat hanya pada diare saja melainkan telah digabung bersamaan dengan materi PHBS, yang
didalamnya mencakup diare secara singkat sehingga para ibu kebanyakan hanya mengetahui tentang definisi, penyebab
dan gejala diare, tanpa mengetahui bagaimana cara penanggulangan dan bahayanya.
Selain itu penyuluhan yang dilakukan di posyandu juga jarang dilakukan padahal seharusnya penyuluhan khusus
tentang diare dan PHBS dilakukan secara terus-menerus dan berkesinambungan.
Penyebab lain dari tidak tercapainya target adalah masalah kader, jumlah kader yang terbentuk hanya sedikit ( lima
kader ) dimana kader dibentuk secara social berdasarkan sukarela masyarakat sekitar sehingga kualitas sumber daya dari
kader tersebut belum semuanya baik. Contohnya banyak kader yang pendidikannya kurang sehingga tidak bisa membaca
dan menulis, dan banyak juga kader yang hanya ikut serta kegiatan penyuluhan kader untuk sekedar mendapatkan uang
transport sehingga tidak benar-benar memperhatikan isi penyuluhan tersebut yang hanya diadakan tiap tiga bulan atau
enam bulan sekali, atau banyak yang tidak datang. Selain itu banyak juga kader yang memegang program lebih dari satu
dan banyaknya kegiatan yang mengikutsertakan kader sehingga tidak bisa terfokus untuk ke satu program. Karena kader
dibentuk secara sukarela dari masyarakat menyebabkan kesulitan mencari penerus kader-kader sebelumnya yang
kebanyakan sudah lanjut usia dan kader yang baru juga belum tentu mengerti tentang program-program yang
93
diselenggarakan. Alasan lainya yang menyebabkan tidak adanya penerus kader adalah karena tidak ada apresiasi terhadap
kader. Masyarakat, baik yang tergabung sebagai kader yang seharusnya mengikuti penyuluhan atau masyarakat sekitar
yang seharusnya mengikuti program puskesmas banyak yang tidak datang secara sukarela melainkan banyak yang
meminta imbalan berupa uang transport, sembako dll yang apabila tidak diberikan tidak akan mengikuti kegiatan tersebut.
Disamping itu banyak juga golongan masyarakat menengah keatas yang tidak mengikuti program puskesmas seperti
posyandu, penyuluhan dan lainya karena tidak ingin bersosialisasi dengan masyarakat menengah ke bawah atau terlalu
sibuk dengan pekerjaan masing-masing.
Pemegang program menyatakan bahwa oralit yang tersedia dipuskesmas yang diberikan sebanyak 6 sachet tiap
anak, zink untuk 10 hari tiap anak, dan hal ini menandakan bahwa standart pojok oralit sudah terpenuhi.
Belum ada penyuluhan khusus tentang diare. Berdasarkan perhitungan sampel kualitatif, dari 25 orang ibu yang
memiliki balita didapatkan 20 responden belum bersikap baik terhadap penanganan diare, sedangkan 5 responden sudah
bersikap baik terhadap penanganan diare.
Dari hasil wawancara didapatkan 7 responden sudah memiliki pengetahuan yang baik tentang diare, yang meliputi
definisi, penyebab, gejala, dan bahaya diare. Hal ini dikutip dari pernyataan salah satu responden sabagai berikut:
Diare itu mencret-mencretnya banyak dok, yaaa lebih dari dua atau tiga kali lah. Sama kadang demam juga dok, kadang
muntah juga. Gara-gara makan sembarangan sih banyak kuman kan ya, gak bersih. Bahaya sih dok, nanti anaknya bisa
lemes, kan airnya keluar semua, (Responden 8)
94
Sebanyak 18 orang tidak memiliki pengetahuan yang baik tentang diare. Hal ini seperti dikutip dari pernyataan
salah satu responden sebagai berikut:
Diare itu mencret air gitu dok, biasanya lebih dari 5 kali. Udah cuma mencret aja dok. Sebabnya sih ngga tau ya dok
mau pinter aja kali. Nggak bahaya dok, biasanya sih berenti sendiri. Soalnya saya juga sering, (Responden 13)
Mengenai penanggulangan diare, 20 ibu langsung membawa anaknya ke Puskesmas bila anaknya diare tanpa
membuat oralit terlebih dahulu, dengan alasan 12 ibu menjawab tidak mengetahui bila harus diberi oralit, 6 ibu menjawab
tidak mempunyai oralit di rumah dan tidak mengerti cara membuat oralit, 2 ibu tidak memberikan oralit karena malas
membuatnya. Hal ini dikutip dari jawaban beberapa responden sebagai berikut:
Saya sih langsung ke Puskes aja dok, saya nggak tahu kalo harus dikasih oralit dulu. Emang perlu ya dok? (Responden
4).
Kalo anak diare, saya langsung bawa ke Puskes aja dok. Saya gak kasih oralit dulu soalnya saya gak punya oralit di
rumah, nggak ngerti juga gimana caranya bikin oralit, (Responden 7).
Saya langsung membawa anak saya ke Puskesmas kalau diare... Gak saya kasih apa-apa dulu di rumah, malas bikin
oralit, repot, (Responden 10).
Ya saya langsung bawa anak ke puskes sih dok, abis ga tega lemes kan kalo diare. Saya ga bikin oralit, ga punya juga
dirumah paling saya kasih susu. Soalnya susu kan bergizi. Tapi biasanya abis dikasih susu juga tetep mencret dok
(Responden 15).
95
Sebanyak 5 responden membuat oralit terlebih dahulu ketika anaknya terkena diare, dengan 2 responden tidak ke
pelayanan kesehatan (puskesmas/dokter/bidan) setelah diberikan oralit karena anaknya sudah tidak diare lagi, dan 3
responden lainnya menuju ke bidan atau dokter praktik swasta di dekat rumahnya setelah diberikan oralit, dengan alasan
diarenya tidak kunjung berhenti, sehingga dapat diberikan pertolongan secepatnya. Sebab menurut ibu, di puskesmas
antrinya terlalu lama. Hal ini dikutip dari jawaban responden sebagai berikut :
Biasanya kalau anak saya diare saya kasih oralit dulu dok, ato waktu bayi mah saya kasih ASI aja biar gak lemes. kan
sebelumnya sudah pernah diare juga saya udah ngerti juga. Biasanya abis dikasi oralit ato ASI beberapa kali udah gak
mencret-mencret lagi dok, jadi ya saya nggak ke Puskesmas. Kalo misalnya abis dikasi oralit masih mencret-mencret juga,
baru deh ke Puskesmas, (Responden 4)
Ya oralit dok terus saya kasih juga obat diare anak-anak, kayak obat diare anak-anak gitu dok kalau tidak berenti
biasanya saya ke bidan ato klinik deket rumah. Abisnya saya males ke Puskesmas dok, antrenya panjang, (Responden 21)
Terkait dengan penyuluhan tentang diare yang pernah diterima oleh para responden, hanya 8 responden yang
mengatakan sebelumnya sudah pernah mendapatkan penyuluhan diare, sedangkan 17 orang sisanya belum. Dikutip
pengakuan beberapa ibu yang mengaku sudah pernah mendapat penyuluhan diare.
Ada waktu itu pembahasan diare di sekolahan anak saya sih(Responden 24)
Dari responden yang pernah mengikuti penyuluhan tentang diare, dikatakan bahwa mereka masih belum mengerti
sepenuhnya tentang penyebab, pencegahan, dan penanggulangan awal pada diare. Hal ini dapat dikutip dari beberapa
pernyataan responden :
96
Saya tau sih diare itu gimana, anak saya yang pertama juga dulu suka diare. Tapi ya kalau untuk mencegahnya susah ya
saya juga bingung kayaknya saya kalau masak sudah bersih tapi masih diare anaknya. Dikasih oralit juga masih ga
sembuh(Responden 3)
Untuk 17 responden yang belum pernah mengikuti penyuluhan tentang diare mengaku mendapat informasi tentang
diare melalui dokter, kerabat dan televisi. Hal ini dikutip berdasarkan pernyataan berikut :
Ya tau dok, dari keluarga saya sama tetangga. Belum pernah sih ikut penyuluhan (Responden 17)
Sebanyak 18 responden masih belum mengerti tentang PHBS yang berkaitan dengan pencegahan diare. Hal ini
dikutip dari beberapa pernyataan berikut :
Hidup sehat yang gimana ya? Paling saya kalau masak yang bersih aja dirumah trus rumah dibersihin tiap hari
(Responden 18)
Selain itu juga 10 responden yang masih belum tahu pentingnya cuci tangan, kebersihan alat-alat makan dan
sterilisasi botol susu/dot untuk pencegahan diare. Hal ini diketahui dari beberapa kuotasi berikut.
Cuci tangan sih kalau kotor, kalau ga kotor ya saya ga cuci tangan. Piring sendok juga saya cuci terus, kalau botol susu
sama empeng saya cuci pakai sabun cuci dok ga saya rendam air panas. Emang rendam air panas buat apa dok?
(Responden 10)
97
Saya cuci tangan dok kalo abis dari luar aja. Ya kalo masak saya ga cuci tangan kan nanti masak tangannya kotor juga.
Kalau nyuapin anak makan kalau ga kotor saya ga cuci tangan. Botol susu sama empengnya saya cuci biasa aja pakai
sabun cuci khusus botol susu jadi ga pakai air panas soalnya saya males masak airnya lagi. Lagian pake sabun cuci aja
juga udah bersih kok Dok, (Responden 8)
Terdapat 17 responden yang mengaku menggunakan sumber air PDAM, dan sisanya sebanyak 4 responden
menggunakan sumber air sumur. Diketahui semua responden merebus airnya untuk digunakan sehari-hari. Hal ini dikutip
dari beberapa kuotasi responden berikut ini :
Kalau air dirumah pakai air PAM dok buat keperluan sehari-hari kayak mandi, masak, kadang minum juga pakai air
pam. Ya kalau masak sama minum direbus dulu dok (Responden 16)
Saya pakai air bor dok buat masak makanan dan minum, buat bikin susu juga pakai air bor yang pasti direbus dulu
airnya (Responden 17)
Sebanyak 23 responden mengaku sudah mengikut sertakan anaknya dalam program imunisasi campak. Dan sisanya
sebanyak 2 responden mengaku belum mengikutsertakan anaknya dalam imunisasi campak. Hal ini dikutip dari kuotasi
reesponden sebagai berikut :
98
Kalau imunisasi mah lengkap dok dari yang dasar sampe booster juga saya imunisasiin. Iya campak juga udah dok
(Responden 20)
Anak saya baru beberapa aja imunisasinya, kalau campak kayaknya belum sih ya dok. Soalnya takut demam
(Responden 21)
BAB VIII
PENUTUP
8.1.
KESIMPULAN
Cakupan balita dengan diare Puskesmas Kecamatan Tebet selama bulan Januari - Maret 2016 adalah 89,39%.
Angka ini masih di bawah target dari pemegang program (100%) maupun target nasional (100%). Setelah dilakukan
pemilihan prioritas masalah didapatkan balita dengan diare adalah salah satu prioritas utama masalah yang harus
diselesaikan di Puskesmas Kecamatan Tebet.
Berdasarkan hasil wawancara dengan pemegang program diare pada balita, didapatkan bahwa penanganan diare
tidak mencapai target karena tidak adanya pencatatan secara menyeluruh pada pasien balita dengan diare yang tidak
99
memeriksakan diri ke Puskesmas namun memeriksakan diri ke tempat lain, atau ibu dengan balita yang menderita diare
sudah dapat menangani sendiri diare pada anaknya.
Menurut pemegang program, penyuluhan rutin yang diadakan di posyandu tidak terpusat hanya pada diare saja
melainkan telah digabung bersamaan dengan materi PHBS, yang didalamnya mencakup diare secara singkat. Selain itu
penyuluhan yang dilakukan diposyandu juga jarang dilakukan. Penyebab lain dari adalah jumlah kader yang terbentuk
hanya sedikit (lima kader) dimana kader dibentuk secara sosial berdasarkan sukarela masyarakat sekitar sehingga kualitas
sumber daya dari kader tersebut belum semuanya baik. Selain itu banyak juga kader yang memegang program lebih dari
satu serta terdapatnya kesulitan mencari penerus kader-kader sebelumnya yang kebanyakan sudah lanjut usia. Belum ada
penyuluhan khusus tentang diare yang selama ini dijalankan oleh pihak Puskesmas Kecamatan Tebet.
Dari hasil wawancara terhadap 25 responden yang merupakan ibu yang mempunyai balita. Sebagian besar
responden berusia antara 20 hingga 35 tahun, dengan pendidikan terakhir SMA/sedrajat, sebagian besar responden bekerja
sebagai ibu rumah tangga, dan sebagian besar responden juga mengaku belum pernah mendapatkan penyuluhan. Sebagian
besar responden belum memiliki pengetahuan yang baik tentang diare dan penanganannya pada balita. Hal ini didapatkan
berdasarkan hasil wawancara dengan 25 ibu yang memiliki balita, sebanyak 7 ibu sudah mengerti tentang definisi,
penyebab, penanggulangan, pencegahan, dan bahaya diare; sedangkan 18 ibu belum sepenuhnya mengerti.
Berdasarkan perhitungan sampel kualitatif, dari 25 orang ibu yang memiliki balita didapatkan 20 responden belum
bersikap baik terhadap penanganan diare, sedangkan 5 responden sudah bersikap baik terhadap penanganan diare.
Dari hasil wawancara didapatkan 7 responden sudah memiliki pengetahuan yang baik tentang diare, yang meliputi
definisi, penyebab, gejala, dan bahaya diare. Sebanyak 18 orang tidak memiliki pengetahuan yang baik tentang diare.
100
Mengenai penanggulangan diare, 20 ibu langsung membawa anaknya ke Puskesmas bila anaknya diare tanpa
membuat oralit terlebih dahulu, dengan alasan 12 ibu menjawab tidak mengetahui bila harus diberi oralit, 6 ibu menjawab
tidak mempunyai oralit di rumah dan tidak mengerti cara membuat oralit, 2 ibu tidak memberikan oralit karena malas
membuatnya.
Sebanyak 5 responden membuat oralit terlebih dahulu ketika anaknya terkena diare, dengan 2 responden tidak ke
pelayanan kesehatan (puskesmas/dokter/bidan) setelah diberikan oralit karena anaknya sudah tidak diare lagi, dan 3
responden lainnya menuju ke bidan atau dokter praktik swasta di dekat rumahnya setelah diberikan oralit, dengan alasan
diarenya tidak kunjung berhenti, sehingga dapat diberikan pertolongan secepatnya. Sebab menurut ibu, di puskesmas
antrinya terlalu lama.
Terkait dengan penyuluhan tentang diare yang pernah diterima oleh para responden, hanya 8 responden yang
mengatakan sebelumnya sudah pernah mendapatkan penyuluhan diare, walaupun mereka masih belum mengerti
sepenuhnya tentang penyebab, pencegahan, dan penanggulangan awal pada diare. Sedangkan 17 orang sisanya belum
pernah mengikuti penyuluhan tentang diare, namun mereka mengaku mendapat informasi tentang diare melalui dokter,
kerabat dan televisi.
Sebanyak 18 responden masih belum mengerti tentang PHBS yang berkaitan dengan pencegahan diare. Selain itu
juga 10 responden yang masih belum tahu pentingnya cuci tangan, kebersihan alat-alat makan dan sterilisasi botol susu/dot
untuk pencegahan diare. Terdapat 17 responden yang mengaku menggunakan sumber air PDAM, dan sisanya sebanyak 4
responden menggunakan sumber air sumur. Diketahui semua responden merebus airnya untuk digunakan sehari-hari.
101
Sebanyak 23 responden mengaku sudah mengikut sertakan anaknya dalam program imunisasi campak. Dan sisanya
sebanyak 2 responden mengaku belum mengikutsertakan anaknya dalam imunisasi campak.
8.2.
SARAN
Bagi Puskesmas
Mempromosikan program penanggulangan diare pada balita baik dengan penyuluhan terjadwal atau saat tatap
muka dengan pasien, pembagian brosur, flip chart, atau leaflet yang menarik dan mudah dimengerti.
Membuat jadwal penyuluhan rutin tentang diare pada balita yang dilakukan tidak hanya di posyandu tetapi di
puskesmas, dan sekolah-sekolah (PAUD).
Melakukan pencatatan dan pelaporan terhadap balita dengan diare yang datang ke Puskesmas dan yang tidak
secara menyeluruh.
Memberikan apresiasi terhadap kader, misalnya berupa para anggota kader didahulukan saat mengantri di
Puskesmas.
Bagi Pasien
102
Memahami benar-benar setiap pengetahuan tentang diare yang telah disampaikan oleh petugas kesehatan
Menyampaikan pengetahuan yang diketahui tentang diare kepada keluarga, tetangga, dan orang-orang terdekat
103
DAFTAR PUSTAKA
6. Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare edisi ke 3 depkes RI Direktorat Jenderal PPM & PL Tahun 2007 Setia Budi S,
Journal Medica Nusantara vol.27 no.2 April- Juni 2006,
7. Diare Akut Pada Anak; Departemen ilmu kesehatan anak FK UH/ RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo- Makassar Tinjauan
Pustaka Diare Akut Pada Anak oleh Setia Budi S, Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUH/RSUP Dr. Wahidin
Sudirohusodo-Makassar Telur
Anti
Diare,
A.
Zaenal
mustopa,
Msi
Available
from
http://www.agrotek.agritechno.com/opini.html
104
8. Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI : Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak, Jilid I, Editor A. H. Markum dkk, BP FKUI.
Jakarta, 1996 : 448 446.
9. Buku Ajar Diare, Ed Sunoto, Dr. Departemen Kesehatan R.I. Jakarta. 1990
10. Buku Ajar Diare, Ed Sunoto, Dr. Departemen Kesehatan R.I. Jakarta. 1999
11. Gastroenterologi Anak Praktis : Editor Suharyono, Aswitha Boediarso, EM. Halimun, BP FKUI, Jakarta, 1988 : 51
69.
12. Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI : Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak, Jilid I, Editor Husein Alatas dan
Rusepno Hasan, BP FKUI, Jakarta, 1985 : 283 : 312.
LAMPIRAN
Responden 1
1. Apakah ibu tau apa yang disebut dengan diare dan penyebabnya?
- diare itu mencret, banyak >3x, karena kuman
2. Apakah ibu tahu bagaimana gejala diare dan bahayanya ?
105
3.
4.
5.
1. Apakah ibu tau apa yang disebut dengan diare dan penyebabnya?
-
Mencret nya banyak,isi air, >5, karena kuman kali jajan ga bersih
3. Apa yang ibu lakukan jika anak ibu diare ? langsung ke dokter/puskesmas atau dikasih obat/oralit dulu?
-
106
kalau ga sembuh-sembuh
5. Apakah ibu pernah mengikuti penyuluhan tentang diare sebelumnya? Kalau pernah apakah sudah mengerti?
- Belum pernah
6.
Apakah ibu pernah mendengar informasi tentang diare? kalau iya dari mana?
- Pernah banyak di TV, dari sodara juga
7.
Apakah ibu mengerti tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat?
- yang seperti apa ya? Saya selalu membersihkan rumah setiap hari
8.
Kapan saja saat ibu merasa harus cuci tangan? Apakah peralatan makan ibu cuci bersih? Dan apakah botol
susu/empeng ibu rebus dulu sebelum digunakan?
- kalau tangan kotor. Sehabis keluar rumah. Iya peralatan dapur dicuci bersih termasuk botol susu tapi tidak direbus, saya
tidak tahu
9.
Ibu menggunakan sumber air PDAM atau air sumur untuk keperluan sehari-hari? Apakah untuk minum direbus
dahulu?
- air PAM. Iya direbus dulu kalau buat minum
10.
Apakah anak ibu sudah diimunisasi campak? Kalau belum kenapa?
- Sudah
Responden 3
1. Apakah ibu tau apa yang disebut dengan diare dan penyebabnya?
-
3. Apa yang ibu lakukan jika anak ibu diare ? langsung ke dokter/puskesmas atau dikasih obat/oralit dulu?
-
107
5. Apakah ibu pernah mengikuti penyuluhan tentang diare sebelumnya? Kalau pernah apakah sudah mengerti?
- Belum pernah
6.
Apakah ibu pernah mendengar informasi tentang diare? kalau iya dari mana?
- Pernah disekolahan anak-anak
7.
Apakah ibu mengerti tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat?
- harus mencuci tangan kan
8.
Kapan saja saat ibu merasa harus cuci tangan? Apakah peralatan makan ibu cuci bersih? Dan apakah botol
susu/empeng ibu rebus dulu sebelum digunakan?
- Ya sebelum makan, habis dari toilet juga atau saat tangan kotor. Iya peralatan dapur dicuci bersih termasuk botol susu
juga direbus biar bersih
9.
Ibu menggunakan sumber air PDAM atau air sumur untuk keperluan sehari-hari? Apakah untuk minum direbus
dahulu?
- air PAM sih . Iya direbus dulu
10.
Apakah anak ibu sudah diimunisasi campak? Kalau belum kenapa?
- Sudah, imunisasinya lengkap
Responden 4
1. Apakah ibu tau apa yang disebut dengan diare dan penyebabnya?
-
Buang airnya cair, kalau penyebab nya paling makanan kurang bersih
3. Apa yang ibu lakukan jika anak ibu diare ? langsung ke dokter/puskesmas atau dikasih obat/oralit dulu?
-
108
5. Apakah ibu pernah mengikuti penyuluhan tentang diare sebelumnya? Kalau pernah apakah sudah mengerti?
- Pernah, belum terlalu mengerti
6.
Apakah ibu pernah mendengar informasi tentang diare? kalau iya dari mana?
- Pernah di TV atau majalah gitu-gitu
7.
Apakah ibu mengerti tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat?
- ya palling harus bersih-bersih aja biar ga gampang sakit seperti mencuci tangan
8.
Kapan saja saat ibu merasa harus cuci tangan? Apakah peralatan makan ibu cuci bersih? Dan apakah botol
susu/empeng ibu rebus dulu sebelum digunakan?
- ya kalau merasa tangann kotor. Kalau kasih makan anak saya cci anga kok. Iya peralatan dapur dicuci bersih, botol susu
juga direbus
9.
Ibu menggunakan sumber air PDAM atau air sumur untuk keperluan sehari-hari? Apakah untuk minum direbus
dahulu?
- air PAM. Iya direbus dulu
10.
Apakah anak ibu sudah diimunisasi campak? Kalau belum kenapa?
- Sudah, imunisasinya lengkap
Responden 5
1. Apakah ibu tau apa yang disebut dengan diare dan penyebabnya?
-
3. Apa yang ibu lakukan jika anak ibu diare ? langsung ke dokter/puskesmas atau dikasih obat/oralit dulu?
-
Kedokter aja biar dikasih obat. Ngga kalau oralit, saya kurang tau
109
5. Apakah ibu pernah mengikuti penyuluhan tentang diare sebelumnya? Kalau pernah apakah sudah mengerti?
- belum
6.
Apakah ibu pernah mendengar informasi tentang diare? kalau iya dari mana?
- tetangga
7.
Apakah ibu mengerti tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat?
- yang seperti apa ya dok
8.
Kapan saja saat ibu merasa harus cuci tangan? Apakah peralatan makan ibu cuci bersih? Dan apakah botol
susu/empeng ibu rebus dulu sebelum digunakan?
- ya kalau tangan kotor. Kalau alat makan ya dicuci bersih pakai sabun, botol susu ngga direbus dicuci biasa aja
9.
Ibu menggunakan sumber air PDAM atau air sumur untuk keperluan sehari-hari? Apakah untuk minum direbus
dahulu?
- air PAM. Iya direbus dulu
10.
Apakah anak ibu sudah diimunisasi campak? Kalau belum kenapa?
- Sudah, imunisasi lengkap
Responden 6
1. Apakah ibu tau apa yang disebut dengan diare dan penyebabnya?
-
3. Apa yang ibu lakukan jika anak ibu diare ? langsung ke dokter/puskesmas atau dikasih obat/oralit dulu?
-
110
5. Apakah ibu pernah mengikuti penyuluhan tentang diare sebelumnya? Kalau pernah apakah sudah mengerti?
- Pernah, belum terlalu mengerti
6.
Apakah ibu pernah mendengar informasi tentang diare? kalau iya dari mana?
- Pernah dari sodara-sodara
7.
Apakah ibu mengerti tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat?
- saya kurag ngerti
8.
Kapan saja saat ibu merasa harus cuci tangan? Apakah peralatan makan ibu cuci bersih? Dan apakah botol
susu/empeng ibu rebus dulu sebelum digunakan?
- ya kalau tangan kotor. Kalau masih bersih seperti ini tidak. Iya peralatan dapur dicuci bersih, botol tidak direbus
9.
Ibu menggunakan sumber air PDAM atau air sumur untuk keperluan sehari-hari? Apakah untuk minum direbus
dahulu?
- air PAM. Iya direbus dulu
10.
Apakah anak ibu sudah diimunisasi campak? Kalau belum kenapa?
- Sudah, imunisasinya lengkap
Responden 7
1. Apakah ibu tau apa yang disebut dengan diare dan penyebabnya?
-
3. Apa yang ibu lakukan jika anak ibu diare ? langsung ke dokter/puskesmas atau dikasih obat/oralit dulu?
-
kalau udah kebidan tapi ga sembuh. Soalnya kalau kedoter malas antri
111
5. Apakah ibu pernah mengikuti penyuluhan tentang diare sebelumnya? Kalau pernah apakah sudah mengerti?
- belum
6.
Apakah ibu pernah mendengar informasi tentang diare? kalau iya dari mana?
- belum
7.
Apakah ibu mengerti tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat?
- kurang tahu saya
8.
Kapan saja saat ibu merasa harus cuci tangan? Apakah peralatan makan ibu cuci bersih? Dan apakah botol
susu/empeng ibu rebus dulu sebelum digunakan?
- ya kalau merasa tangan kotor. Iya dicuci bersih botolnya tapi ga saya rebus, ribet soalnya
9.
Ibu menggunakan sumber air PDAM atau air sumur untuk keperluan sehari-hari? Apakah untuk minum direbus
dahulu?
- air PAM. Iya direbus dulu
10.
Apakah anak ibu sudah diimunisasi campak? Kalau belum kenapa?
- belum, soalnya takut demam
Responden 8
1. Apakah ibu tau apa yang disebut dengan diare dan penyebabnya?
-
3. Apa yang ibu lakukan jika anak ibu diare ? langsung ke dokter/puskesmas atau dikasih obat/oralit dulu?
-
112
5. Apakah ibu pernah mengikuti penyuluhan tentang diare sebelumnya? Kalau pernah apakah sudah mengerti?
- Belum
6.
Apakah ibu pernah mendengar informasi tentang diare? kalau iya dari mana?
- Pernah di TV
7.
Apakah ibu mengerti tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat?
- tidak sepertinya
8.
Kapan saja saat ibu merasa harus cuci tangan? Apakah peralatan makan ibu cuci bersih? Dan apakah botol
susu/empeng ibu rebus dulu sebelum digunakan?
- ya kalau kotor aja. Kalau mencuci peralatan dapur setiap hari, botol susu ngga direbus
9.
Ibu menggunakan sumber air PDAM atau air sumur untuk keperluan sehari-hari? Apakah untuk minum direbus
dahulu?
- air sumur. Iya direbus dulu
10.
Apakah anak ibu sudah diimunisasi campak? Kalau belum kenapa?
- Sudah, imunisasinya lengkap
Responden 9
1. Apakah ibu tau apa yang disebut dengan diare dan penyebabnya?
-
3. Apa yang ibu lakukan jika anak ibu diare ? langsung ke dokter/puskesmas atau dikasih obat/oralit dulu?
-
5. Apakah ibu pernah mengikuti penyuluhan tentang diare sebelumnya? Kalau pernah apakah sudah mengerti?
- belum
6.
Apakah ibu pernah mendengar informasi tentang diare? kalau iya dari mana?
- pernah tapi saya lupa
7.
Apakah ibu mengerti tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat?
- iya, seperti membersihkan rumah
8.
Kapan saja saat ibu merasa harus cuci tangan? Apakah peralatan makan ibu cuci bersih? Dan apakah botol
susu/empeng ibu rebus dulu sebelum digunakan?
- tangan kotor saya langsung cuci, anak saya juga saya ajarkan cuci tangan. Iya cuci bersih, kalau botol susu saya pakai
sabun cuci khusus botol susu biar ga ribet tapi kadang juga direbus.
9.
Ibu menggunakan sumber air PDAM atau air sumur untuk keperluan sehari-hari? Apakah untuk minum direbus
dahulu?
- air PAM. Iya direbus dulu
10.
Apakah anak ibu sudah diimunisasi campak? Kalau belum kenapa?
- Sudah, imunisasinya lengkap
Responden 10
1. Apakah ibu tau apa yang disebut dengan diare dan penyebabnya?
-
6. Apakah ibu pernah mengikuti penyuluhan tentang diare sebelumnya? Kalau pernah apakah sudah mengerti?
- belum
6.
Apakah ibu pernah mendengar informasi tentang diare? kalau iya dari mana?
- Pernah di TV atau koran
7.
Apakah ibu mengerti tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat?
- ngga ngerti
8.
Kapan saja saat ibu merasa harus cuci tangan? Apakah peralatan makan ibu cuci bersih? Dan apakah botol
susu/empeng ibu rebus dulu sebelum digunakan?
- saya sering cuci tangan, tiap mau makan, masak, nyuapin anak. Iya dicuci bersih. Kalau botol dicuci bersih kalau mau
dipakai direbus
9.
Ibu menggunakan sumber air PDAM atau air sumur untuk keperluan sehari-hari? Apakah untuk minum direbus
dahulu?
- air PAM. Iya direbus dulu
10.
Apakah anak ibu sudah diimunisasi campak? Kalau belum kenapa?
- Sudah, imunisasinya lengkap
Responden 11
1. Apakah ibu tau apa yang disebut dengan diare dan penyebabnya?
-
3. Apa yang ibu lakukan jika anak ibu diare ? langsung ke dokter/puskesmas atau dikasih obat/oralit dulu?
-
5. Apakah ibu pernah mengikuti penyuluhan tentang diare sebelumnya? Kalau pernah apakah sudah mengerti?
- Pernah, belum terlalu mengerti
6.
Apakah ibu pernah mendengar informasi tentang diare? kalau iya dari mana?
- Pernah dari keluarga
7.
Apakah ibu mengerti tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat?
- ya harus menjaga diri tetap bersih, seperti mandi 3x, makan tidak sembarangan
8.
Kapan saja saat ibu merasa harus cuci tangan? Apakah peralatan makan ibu cuci bersih? Dan apakah botol
susu/empeng ibu rebus dulu sebelum digunakan?
- ya kalau tangan kotor. Kalau kasih makan anak saya cuci tangan, setelah buang air juga. Iya peralatan dapur dicuci bersih,
botol susu juga direbus
9.
Ibu menggunakan sumber air PDAM atau air sumur untuk keperluan sehari-hari? Apakah untuk minum direbus
dahulu?
- air PAM. Iya direbus dulu
10.
Apakah anak ibu sudah diimunisasi campak? Kalau belum kenapa?
- Sudah, imunisasinya lengkap
Responden 12
1. Apakah ibu tau apa yang disebut dengan diare dan penyebabnya?
-
3. Apa yang ibu lakukan jika anak ibu diare ? langsung ke dokter/puskesmas atau dikasih obat/oralit dulu?
116
kalau ga sembuh
5. Apakah ibu pernah mengikuti penyuluhan tentang diare sebelumnya? Kalau pernah apakah sudah mengerti?
- belum
6.
Apakah ibu pernah mendengar informasi tentang diare? kalau iya dari mana?
- Pernah di sekolahan
7.
Apakah ibu mengerti tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat?
- tidak dok
8.
Kapan saja saat ibu merasa harus cuci tangan? Apakah peralatan makan ibu cuci bersih? Dan apakah botol
susu/empeng ibu rebus dulu sebelum digunakan?
- ya kalau merasa tangan kotor. Kalau kasih makan anak saya cuci tangan kok. Iya peralatan dapur dicuci bersih, botol susu
juga direbus
9.
Ibu menggunakan sumber air PDAM atau air sumur untuk keperluan sehari-hari? Apakah untuk minum direbus
dahulu?
- air sumur. Iya direbus dulu
10.
Apakah anak ibu sudah diimunisasi campak? Kalau belum kenapa?
- Sudah, imunisasinya lengkap
Responden 13
1. Apakah ibu tau apa yang disebut dengan diare dan penyebabnya?
-
Kurang tahu
117
3. Apa yang ibu lakukan jika anak ibu diare ? langsung ke dokter/puskesmas atau dikasih obat/oralit dulu?
-
5. Apakah ibu pernah mengikuti penyuluhan tentang diare sebelumnya? Kalau pernah apakah sudah mengerti?
- Pernah, belum terlalu mengerti
6.
Apakah ibu pernah mendengar informasi tentang diare? kalau iya dari mana?
- Pernah di TV,internet, sodara
7.
Apakah ibu mengerti tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat?
- belum terlalu mengerti, paling cuci tangan aja biar ga gampang tertular penyakit
8.
Kapan saja saat ibu merasa harus cuci tangan? Apakah peralatan makan ibu cuci bersih? Dan apakah botol
susu/empeng ibu rebus dulu sebelum digunakan?
- ya kalau merasa tangan kotor. Kalau kasih makan anak saya cuci tanga kok. Iya peralatan dapur dicuci bersih, botol susu
juga direbus kadang-kadang
9.
Ibu menggunakan sumber air PDAM atau air sumur untuk keperluan sehari-hari? Apakah untuk minum direbus
dahulu?
- air PAM. Iya direbus dulu
10.
Apakah anak ibu sudah diimunisasi campak? Kalau belum kenapa?
- Sudah, imunisasinya lengkap
Responden 14
1. Apakah ibu tau apa yang disebut dengan diare dan penyebabnya?
-
Mencret banyak tapi ga tau seberapa banyak. Bisa bahaya bisa ngga
3. Apa yang ibu lakukan jika anak ibu diare ? langsung ke dokter/puskesmas atau dikasih obat/oralit dulu?
-
5. Apakah ibu pernah mengikuti penyuluhan tentang diare sebelumnya? Kalau pernah apakah sudah mengerti?
- sepertinya belum
6.
Apakah ibu pernah mendengar informasi tentang diare? kalau iya dari mana?
- pernah dari sodara, tetangga, media juga
7.
Apakah ibu mengerti tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat?
- kurang mengerti ya paling bersih-bersih aja setiap hari
8.
Kapan saja saat ibu merasa harus cuci tangan? Apakah peralatan makan ibu cuci bersih? Dan apakah botol
susu/empeng ibu rebus dulu sebelum digunakan?
- kalau habis pegang yang kotor-kotor, kalau ngga ya ngga. Cuci dok bersih, kalau direbus botolnya ngga
9.
Ibu menggunakan sumber air PDAM atau air sumur untuk keperluan sehari-hari? Apakah untuk minum direbus
dahulu?
- air PAM. Iya direbus dulu
10.
Apakah anak ibu sudah diimunisasi campak? Kalau belum kenapa?
- Sudah, imunisasinya lengkap
Responden 15
1. Apakah ibu tau apa yang disebut dengan diare dan penyebabnya?
-
3. Apa yang ibu lakukan jika anak ibu diare ? langsung ke dokter/puskesmas atau dikasih obat/oralit dulu?
-
5. Apakah ibu pernah mengikuti penyuluhan tentang diare sebelumnya? Kalau pernah apakah sudah mengerti?
- sepertinya belum
6.
Apakah ibu pernah mendengar informasi tentang diare? kalau iya dari mana?
- belum
7.
Apakah ibu mengerti tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat?
- hidup bersih mungkin harus bersih dari kuman ya dok
8.
Kapan saja saat ibu merasa harus cuci tangan? Apakah peralatan makan ibu cuci bersih? Dan apakah botol
susu/empeng ibu rebus dulu sebelum digunakan?
- ya cuci aja dok kalau kotor jarang juga sih suka lupa. Iya cuci bersih. Botol susu ngga direbus deh
9.
Ibu menggunakan sumber air PDAM atau air sumur untuk keperluan sehari-hari? Apakah untuk minum direbus
dahulu?
- air PAM. Iya direbus dulu
10.
Apakah anak ibu sudah diimunisasi campak? Kalau belum kenapa?
- Sudah, imunisasinya lengkap
Responden 16
1. Apakah ibu tau apa yang disebut dengan diare dan penyebabnya?
-
Buang-buang air banyak, cair gitu, banyak banget. Mungkin makannya kurang bersih
Mencret nya banyak dok, lebih >3x. bahaya lah namanya sakit bisa meninggal kali
120
3. Apa yang ibu lakukan jika anak ibu diare ? langsung ke dokter/puskesmas atau dikasih obat/oralit dulu?
-
5. Apakah ibu pernah mengikuti penyuluhan tentang diare sebelumnya? Kalau pernah apakah sudah mengerti?
- Belum pernah
6.
Apakah ibu pernah mendengar informasi tentang diare? kalau iya dari mana?
- Sudah, banyak sih dari kerabat dan tv juga
7.
Apakah ibu mengerti tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat?
- yang gimana sih. Harus bersih gitu ya
8.
Kapan saja saat ibu merasa harus cuci tangan? Apakah peralatan makan ibu cuci bersih? Dan apakah botol
susu/empeng ibu rebus dulu sebelum digunakan?
- langsung cuci tangan kalau kotor, sehabis dari luar atau pegang yang kotor-kotor. Iya cuci bersih. Empeng sih dicuci aja
ya paling 3 hari sekali saya rebus
9.
Ibu menggunakan sumber air PDAM atau air sumur untuk keperluan sehari-hari? Apakah untuk minum direbus
dahulu?
- air PAM. Iya direbus dulu
10.
Apakah anak ibu sudah diimunisasi campak? Kalau belum kenapa?
- Sudah, imunisasinya lengkap
Responden 17
1. Apakah ibu tau apa yang disebut dengan diare dan penyebabnya?
-
121
3. Apa yang ibu lakukan jika anak ibu diare ? langsung ke dokter/puskesmas atau dikasih obat/oralit dulu?
-
Kasih obat dulu sih sambil nunggu mencretnya kurang. Kalo oralit ngga
5. Apakah ibu pernah mengikuti penyuluhan tentang diare sebelumnya? Kalau pernah apakah sudah mengerti?
- belum pernah
6.
Apakah ibu pernah mendengar informasi tentang diare? kalau iya dari mana?
- ya dari suami saya
7.
Apakah ibu mengerti tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat?
- seperti mencuci tangan sebelum makan ya dok. Yang lain kurang tau
8.
Kapan saja saat ibu merasa harus cuci tangan? Apakah peralatan makan ibu cuci bersih? Dan apakah botol
susu/empeng ibu rebus dulu sebelum digunakan?
- ya cuci kadang-kadang kalo kotor. Kalo bersih gini ya ngga dok. Alat makan saya cuci sih, tapi botol sama empeng ga
direbus cuci aja biasa
9.
Ibu menggunakan sumber air PDAM atau air sumur untuk keperluan sehari-hari? Apakah untuk minum direbus
dahulu?
- air sumur. Iya direbus dulu
10.
Apakah anak ibu sudah diimunisasi campak? Kalau belum kenapa?
- Sudah, imunisasinya lengkap
Responden 18
1. Apakah ibu tau apa yang disebut dengan diare dan penyebabnya?
-
Yang pasti mencret ya banyak isi air aja. Mungkin karena cuaca yah ganti
122
3. Apa yang ibu lakukan jika anak ibu diare ? langsung ke dokter/puskesmas atau dikasih obat/oralit dulu?
-
5. Apakah ibu pernah mengikuti penyuluhan tentang diare sebelumnya? Kalau pernah apakah sudah mengerti?
- sepertinya belum
6.
Apakah ibu pernah mendengar informasi tentang diare? kalau iya dari mana?
- sudah sih, lupa dari mana
7.
Apakah ibu mengerti tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat?
- ya kurang ngerti ya
8.
Kapan saja saat ibu merasa harus cuci tangan? Apakah peralatan makan ibu cuci bersih? Dan apakah botol
susu/empeng ibu rebus dulu sebelum digunakan?
- tangan kotor pasti dicuci dok kapan aja ga nentu. Iya cuci bersih kok, ngga direbus.
9.
Ibu menggunakan sumber air PDAM atau air sumur untuk keperluan sehari-hari? Apakah untuk minum direbus
dahulu?
- air PAM. Iya direbus dulu
10.
Apakah anak ibu sudah diimunisasi campak? Kalau belum kenapa?
- Sudah, imunisasinya lengkap
Responden 19
1. Apakah ibu tau apa yang disebut dengan diare dan penyebabnya?
-
Tau dok, kalau BAB nya cair gitu. Mungkin karena keseringan jajan banyak bakteri kan
123
3. Apa yang ibu lakukan jika anak ibu diare ? langsung ke dokter/puskesmas atau dikasih obat/oralit dulu?
-
5. Apakah ibu pernah mengikuti penyuluhan tentang diare sebelumnya? Kalau pernah apakah sudah mengerti?
- belum
6.
Apakah ibu pernah mendengar informasi tentang diare? kalau iya dari mana?
- sudah, banyak info ya dari tv radio dll
7.
Apakah ibu mengerti tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat?
- sehat da bersih jiwa dan raga ya dok?
8.
Kapan saja saat ibu merasa harus cuci tangan? Apakah peralatan makan ibu cuci bersih? Dan apakah botol
susu/empeng ibu rebus dulu sebelum digunakan?
- mencuci tangan kalau tangan kotor dan bau, kapan aja. Iya pasti nya cuci bersih . kalau direbus ngga soalnya malas juga
kan
9.
Ibu menggunakan sumber air PDAM atau air sumur untuk keperluan sehari-hari? Apakah untuk minum direbus
dahulu?
- air PAM. Iya direbus dulu
10.
Apakah anak ibu sudah diimunisasi campak? Kalau belum kenapa?
- Sudah, imunisasinya lengkap
Responden 20
1. Apakah ibu tau apa yang disebut dengan diare dan penyebabnya?
124
Mencret sih berapa kali ya? Yang lain saya kurang tau. Mungkin bahaya
3. Apa yang ibu lakukan jika anak ibu diare ? langsung ke dokter/puskesmas atau dikasih obat/oralit dulu?
-
5. Apakah ibu pernah mengikuti penyuluhan tentang diare sebelumnya? Kalau pernah apakah sudah mengerti?
- sepertinya belum
6.
Apakah ibu pernah mendengar informasi tentang diare? kalau iya dari mana?
- belum
7.
Apakah ibu mengerti tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat?
- hidup bersih mungkin harus bersih dari kuman ya dok
8.
Kapan saja saat ibu merasa harus cuci tangan? Apakah peralatan makan ibu cuci bersih? Dan apakah botol
susu/empeng ibu rebus dulu sebelum digunakan?
- dicuci kalau merasa kotor misalnya habis dari luar. Iya alat makan dicuci bersih, botol susu juga tapi tidak direbus
9.
Ibu menggunakan sumber air PDAM atau air sumur untuk keperluan sehari-hari? Apakah untuk minum direbus
dahulu?
- air PAM. Iya direbus dulu
10.
Apakah anak ibu sudah diimunisasi campak? Kalau belum kenapa?
- Sudah, imunisasinya lengkap
Responden 21
1. Apakah ibu tau apa yang disebut dengan diare dan penyebabnya?
125
Mencret nya banyak, 2-3x, demam, dulu anaknya sempat kejang, bahaya juga ya
3. Apa yang ibu lakukan jika anak ibu diare ? langsung ke dokter/puskesmas atau dikasih obat/oralit dulu?
-
Langsung kedokter, males bikin oralit, biar cepet aja takut kejang lagi
5. Apakah ibu pernah mengikuti penyuluhan tentang diare sebelumnya? Kalau pernah apakah sudah mengerti?
- belum pernah
6.
Apakah ibu pernah mendengar informasi tentang diare? kalau iya dari mana?
- belum
7.
Apakah ibu mengerti tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat?
- ya bersih-bersih aja, cuci tangan gitu
8.
Kapan saja saat ibu merasa harus cuci tangan? Apakah peralatan makan ibu cuci bersih? Dan apakah botol
susu/empeng ibu rebus dulu sebelum digunakan?
- cuci tangan terus kalau saya, apalagi kalau mau pegang anak. Iya dicuci bersih, botol susu juga direbus
9.
Ibu menggunakan sumber air PDAM atau air sumur untuk keperluan sehari-hari? Apakah untuk minum direbus
dahulu?
- air sumur. Iya direbus dulu
10.
Apakah anak ibu sudah diimunisasi campak? Kalau belum kenapa?
- Belum sih, takut kejang lagi soalnya imunisasi bikin demam trus kejang
Responden 22
1. Apakah ibu tau apa yang disebut dengan diare dan penyebabnya?
-
Mencret biasanya, isi air mungkin karena susu ya anak saya ada alergi susu sapi
126
3. Apa yang ibu lakukan jika anak ibu diare ? langsung ke dokter/puskesmas atau dikasih obat/oralit dulu?
-
5. Apakah ibu pernah mengikuti penyuluhan tentang diare sebelumnya? Kalau pernah apakah sudah mengerti?
- belum pernah
6.
Apakah ibu pernah mendengar informasi tentang diare? kalau iya dari mana?
- sudah dari sodara sodara
7.
Apakah ibu mengerti tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat?
- cuci tangan kan ya
8.
Kapan saja saat ibu merasa harus cuci tangan? Apakah peralatan makan ibu cuci bersih? Dan apakah botol
susu/empeng ibu rebus dulu sebelum digunakan?
- kalau kotor pasti cuci tangan, kalau bersih ngga sih. Iya dicuci, botol susu direbus kok sebelum dipake
9.
Ibu menggunakan sumber air PDAM atau air sumur untuk keperluan sehari-hari? Apakah untuk minum direbus
dahulu?
- air sumur. Iya direbus dulu
10.
Apakah anak ibu sudah diimunisasi campak? Kalau belum kenapa?
- Sudah, imunisasinya lengkap
Responden 23
1. Apakah ibu tau apa yang disebut dengan diare dan penyebabnya?
-
127
3. Apa yang ibu lakukan jika anak ibu diare ? langsung ke dokter/puskesmas atau dikasih obat/oralit dulu?
-
5. Apakah ibu pernah mengikuti penyuluhan tentang diare sebelumnya? Kalau pernah apakah sudah mengerti?
- belum
6.
Apakah ibu pernah mendengar informasi tentang diare? kalau iya dari mana?
- belum
7.
Apakah ibu mengerti tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat?
- hidup yang bebas dari kotoran dan kuman
8.
Kapan saja saat ibu merasa harus cuci tangan? Apakah peralatan makan ibu cuci bersih? Dan apakah botol
susu/empeng ibu rebus dulu sebelum digunakan?
- ya cuci aja dok kalau kotor. Iya cuci bersih. Botol susu ngga direbus deh
9.
Ibu menggunakan sumber air PDAM atau air sumur untuk keperluan sehari-hari? Apakah untuk minum direbus
dahulu?
- air PAM. Iya direbus dulu
10.
Apakah anak ibu sudah diimunisasi campak? Kalau belum kenapa?
- Sudah, imunisasinya lengkap
Responden 24
1. Apakah ibu tau apa yang disebut dengan diare dan penyebabnya?
-
3. Apa yang ibu lakukan jika anak ibu diare ? langsung ke dokter/puskesmas atau dikasih obat/oralit dulu?
-
5. Apakah ibu pernah mengikuti penyuluhan tentang diare sebelumnya? Kalau pernah apakah sudah mengerti?
- sudah, belum terlalu mengerti
6.
Apakah ibu pernah mendengar informasi tentang diare? kalau iya dari mana?
- sudah dari sekolahan anak-anak
7.
Apakah ibu mengerti tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat?
- harus cuci tangan sebelum dan sesudah makan kan
8.
Kapan saja saat ibu merasa harus cuci tangan? Apakah peralatan makan ibu cuci bersih? Dan apakah botol
susu/empeng ibu rebus dulu sebelum digunakan?
- cuci tangan kalau kotor, kalau alat rumah tangga saya cuci pakai sabun, botol susu kadang-kadang aja sih direbus
9.
Ibu menggunakan sumber air PDAM atau air sumur untuk keperluan sehari-hari? Apakah untuk minum direbus
dahulu?
- air PAM. Iya direbus dulu
10.
Apakah anak ibu sudah diimunisasi campak? Kalau belum kenapa?
- Sudah, imunisasinya lengkap
Responden 25
1. Apakah ibu tau apa yang disebut dengan diare dan penyebabnya?
-
3. Apa yang ibu lakukan jika anak ibu diare ? langsung ke dokter/puskesmas atau dikasih obat/oralit dulu?
-
5. Apakah ibu pernah mengikuti penyuluhan tentang diare sebelumnya? Kalau pernah apakah sudah mengerti?
- pernah, ngerti sedikit ya
6.
Apakah ibu pernah mendengar informasi tentang diare? kalau iya dari mana?
- sudah sih banyak informasinya dari mana-mana
7.
Apakah ibu mengerti tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat?
- hidup bersih mungkin harus bersih dari kuman ya dok
8.
Kapan saja saat ibu merasa harus cuci tangan? Apakah peralatan makan ibu cuci bersih? Dan apakah botol
susu/empeng ibu rebus dulu sebelum digunakan?
- kalau abis pegang yang kotor cuci tangan. Piring gelas juga dicuci bersih pakai sabun, botol susu juga direbus
9.
Ibu menggunakan sumber air PDAM atau air sumur untuk keperluan sehari-hari? Apakah untuk minum direbus
dahulu?
- air PAM. Iya direbus dulu
10.
Apakah anak ibu sudah diimunisasi campak? Kalau belum kenapa?
- Sudah, imunisasinya lengkap
130
FOTO KEGIATAN
131
132
133
134
135
Penyuluhan PHBS
Poster PHBS
136
137