Pada tahap awal, Anda harus mempersiapkan dulu wadah atau lokasi yang bisa dijadikan sebagai
tempat tinggal ikan discus. Perlu Anda ketahui bahwa ikan discus bisa hidup di lokasi yang airnya
sehat, pH-nya pas, dan suhunya pun sesuai dengan lingkungan tinggal mereka yang asli. Untuk
membuat wadah untuk tempat hidupnya, Anda bisa mengikuti langkah berikut;
1. Siapkan akuarium dengan ukuran 30 cm x 50 cm x 100 cm atau sesuai dengan keinginan
Anda
2. Isikan air dari tandon (yang bersih) hingga ketinggian air 25 cm (sisakan 5 cm)
3. Masukkan garam sebanyak 1 sendok makan kemudian daun ketapang 1 lembar
4. Pasang filter air dan biarkan selama 3 hari
Siapkan baskom
Taruh ikan discus dalam baskom
Masukkan baskom dalam akuarium dan menggoyang-goyangkannya
Proses ini disebut aklimatisasi dan perlu dilakukan selama 10 hingga 15 menit
Ikan discus yang dimasukkan adalah jantan dan betina dengan proporsi yang sama banyak,
ukurannya bisa 12 hingga 15 cm.
Selain memberi pakan, Anda juga harus menjaga mutu air dan mencegah adanya hama dan
penyakit.
Keempat, pemijahan
Siapkan paralon sebagai substrat pemijahan. Cara budidaya ikan discus fase pemijahan ini adalah
dengan digantung di pojok akuarium. Jika usia ikan mencapai 12 hingga 18 bulan dan memiliki
ukuran 11 hingga 14 cm, maka ikan sesudah siap dipijah. Proses pemijahan ditandai dengan ikan
jantan yang mengejar ikan betina, kemudian keduanya bersepakat untuk saling membuahi di satu
tempat. Setelah itu, induk ini akan melindungi sel telur dan sperma yang sudah sama-sama
dilepaskan. Kemudian, telur yang sudah dibuahi ini bisa menetas dalam 2 hingga 3 hari dan bisa
dipisahkan dengan induknya ketika sudah melewati fase larva 3 minggu dan 2 minggu pembenihan.
Ukurannya biasanya masih setengah inci. Pemisahan ini dilakukan seperti langkah awal dengan lebih
hati-hati.
Pilih ikan-ikan yang Anda ingin biakkan. Perhatikan jumlah ikan yang Anda
biakkan, warna tiap ikan, dan bentuk ekornya. Apabila Anda memilih dua ikan
dengan pola warna yang sama untuk dibiakkan, anaknya juga akan memiliki pola
warna yang sama. Prinsip yang sama juga berlaku untuk bentuk sirip.
Jumlah ikan: Secara umum Anda memerlukan satu jantan dan dua atau tiga
ikan guppy betina untuk pembiakkan. Ketika rasionya satu banding satu, ikan jantan
sering menjadi agresif, dan mengejar-ngejar ikan betina ke sekeliling tangki. Dengan
rasio satu banding tiga, perhatian ikan jantan terbagi di antara tiga betina, membuat
pembiakkan menjadi proses yang tidak terlalu membuat stress ikan betina.
Pola warna: Ada beberapa pola warna dasar ikan guppy. Di antaranya Wild
(abu-abu atau hijau zaitun), Albino (warna terang atau putih dengan mata berwarna
merah,) Blond (warna terang dengan pigmen hitam,) and Blue (warna biru
berkilauan.)
Bentuk ekor: Bentuk ekor ikan guppy mencakup sirip belakang bulat hingga
berbentuk seperti pedang. Ada banyak bentuk dan ukuran ekor ikan guppy, tapi yang
paling umum adalah Delta (bentuk segitiga besar,) Fantail (berbentuk seperti kipas,)
dan Round tail (bentuk kecil bulat.)
2
Pilih tangki pembiakkan. Anda harus memilih tangki berukuran 30 hingga 60 liter
dengan pemanas dan filter yang lembut. Anda memerlukan filter yang lembut karena
dengan filter yang kuat bayi guppy (disebut juga fry) akan terhisap ke dalam filter dan
mati. Apabila Anda pikir filternya terlalu kuat. Tutup penghisap filter dengan bahan
yang tipis. Bahan tersebut akan membiarkan air tersaring tapi juga melindungi fry.
Siapkan tangki. Sedihnya, ikan guppy bisa menjadi kanibal, jadi Anda perlu
1.
menyiapkan tempat bersembunyi bagi fry setelah mereka lahir. Fry juga cenderung
mudah tenggelam, jadi gunakan tanaman yang mengambang rendah untuk menjaga
mereka. Tanaman tinggi juga diperlukan saat fry yang sehat mulai berenang ke atas.
[1]
Jangan gunakan substrat apapun. Subtrat yaitu batu atau batu imitasi
yang digunakan untuk menutup dasar tangki ikan. Tangki yang dasarnya kosong baik
untuk fry karena muda dibersihkan dan Anda bisa mencatat berapa banyak fry yang
hidup atau seberapa banyak makannya.
4
Atur keadaan tangki sesuai kebutuhan ikan. Atur agar temperaturnya antara 25
hingga 26.11 C saat ikan jantan dan betina ada di dalam tangki yang sama. Sebelum
Anda memasukkan ikan ke dalam tangki pembiakkan, beli pakan dengan nilai nutrisi
tinggi untuk menghasilkan pembiakkan yang sehar.
5
Masukkan ikan guppy ke dalam tangki pembiakkan. Pada titik ini, yang Anda bisa
lakukan hanyalah menunggu hingga ikan Anda berkembang biak. Pindahkan ikan
jantan ke tangki biasa ketika Anda melihat bahwa ikan-ikan betina Anda hamil. Anda
bisa melihat apakan ikan betina hamil atau tidak apabila ada tanda gelap di
perutnya. Tanda ini disebut gravid spot. Semua ikan betina akan sampai pada tahap
ini ketika hamil, dan kemudian akan menjadi lebih gelap ketika telur telah dibuahi. [2]
6
Mengetahui kapan ikan Anda akan melahirkan. Umumnya periode kehamilan
adalah sekitar 26 hingg 31 hari. Ketika ikan guppy betina Anda siap melahirkan,
perutnya akan sangat besar dan gravid spotnya akan sangat gelap (atau merah
marun gelap apabila Anda memelihara guppy yang albino atau blond.) Perutnya juga
akan seperti kotak kardus alih-alih makin bulat. Bersiaplah, guppy akan melahirkan,
bukan bertelur. Anda harus memperhatikan dengan sangat ikan-ikan betina yang
hamil sehingga Anda ada ketika mereka melahirkan dan Anda bisa memindahkan
induknya dari tangki langsung setelah melahirkan (kalau tidak bisa jadi induk akan
memakan bayinya.)
Saatnya pengembangbiakkan
Sebelum memisahkan ikan arwana indukan, Anda harus benar-benar tahu mana
ikan arwana yang sudah menemukan pasangan. Ketika Anda mencoba
mempasangkan ikan arwana betina dan jantan, biasanya tidak sulit. Ikan arwana
akan cepat menemukan pasangannya ketika didalam akuarium atau kolam
terdapat ikan arwana yang berlawanan jenis.
Biasanya ikan arwana sudah menemukan pasangannya ketika sering berenang
berdampingan. Kedua pasangan ikan arwana ini akan berenang memutar,
dengan kepala dan buntut saling menempel. Ketika Anda melihat indikasi arwana
seperti itu, Anda harus segera memindahkan kedalam kolam atau akuarium
tersendiri.
Pertama-tama siapkan indukan ikan cupang yang bagus dan siap dikawinkan minimal berusia 3-4 bulan
dengan ciri-ciri ikan cupang jantan sudah mengeluarkan gelembung-gelembung, bentuk badan dan
siripnya pajang, warna agak terang atraktif, gerakan lebih agresif dan lincah kemudian untuk indukan ikan
cupang betina yang sudah siap kawin memiliki ciri-ciri sudah ada bercak putih pada kelaminya, bentuk
badan membulat, bagian perut agak buncit, mempunyai sirip pendek dan warnanya kusam dan gerakan
lebih cenderung lambat.
Cara pemijahan ikan cupang
Pijahkan indukan ikan cupang yang sudah di pilih dalam wadah atau baskom
Biarkan proses tersebut kurang lebih selama 42 jam/2 hari.Pada hari pertama ikan cupang jantan akan
membuat gelembung untuk telur dan dihari kedua akan terjadi proses perkawinan dan telur akan di simpan
oleh ikan jantan dalam gelembung tersebut.
Setelah hari ke dua pisahkan ikan cupang betina dari wadah/baskom biarkan ikan cupang jantan bersama
telur.
Simpanlah wadah atau baskom tersebut di tempat yang gelap dan jangan di pindah-pindah kerena jika
telur tersebut jatuh dari gelembung maka telur tersebut akan busuk/mati dan dalam proses tersebut akan
jantan tidak usah diberi pakan.Biarkan proses tersebut berjalan selama 10 hari atau satu minggu,setelah
itu pisahkan indukan ikan cupang jantan kemudian pindahkan anakan-anakan ikan cupang ketempat yang
lebih besar secara hati-hati untuk mengurangi kematian.
Untuk pakan anakan ikan cupang yang berumur satu minggu dapat dikasih makan air kol (air hasil
rendaman sayur kol) karena air hasil rendaman sayur kol mengandung bakteri/plankton atau bisa juga
diberi makan jentik nyamuk yang sudah disaring.
Pemeliharaan Induk.
Pemeliharaan induk dapat dilakukan di kolam atau bak dengan kedalaman air ratarata 60 80 cm dengan kepadatan 1 ekor/m 2. Pakan yang digunakan adalah pakan
buatan protein tinggi dengan protein minimal 35 % untuk adaptasi dalam wadah
budidaya dapat juga diberikan cacing tanah atau cacing darah dengan frekwensi
pemberian pakan 2 kali sehari yaitu pada pagi dan sore hari. Kolam dilengkapi
dengan aerasi dan air mengalir atau resirkulasi sistem untuk menjaga kualitas air.
Pengecekan kematangan gonad.
Pengecekan tingkat kematangan gonad dilakukan setiap bulannya dengan ciri-ciri
sebagai berikut :
induk betina
Induk betina yang siap pijah dicirikan perut yang membesar dan lembek bentuk
badan yang agak melebar dan pendek. Bentuk lobang genital agak membulat dan
pada sekitar lobang genital agak kemerahan dan jika dilakukan pengambilan
telur dengan menggunakan kanulator maka akan didapat warna telur yang
kekuningan.
Induk jantan.
Induk jantan yang siap pijah dicirikan dengan ujung genital papilla (penis) yang
berwarna agak merah dan menonjol. Cairan sperma botia berwarna putih susu.
Pengecekan tingkat kematangan gonad dilakukan secara intra ovarian biopsy atau
secara kanulasi. Pengecekan ini dilakukan dengan memasukan alat berupa
kanulator ke dalam genital papila induk betina dan mengambil sampel telur dari
dalam gonad. Selanjutnya dilakukan pengukuran diameter telur dengan
menggunakan mikroskop mikrometer. Setelah didapatkan diameter terbanyak atau
diameter telur yang seragam yang ukurannya minimal 1 mm dapat dilakukan
penyuntikan. Selain parameter diameter telur juga digunakan pengecekan inti telur
dengan menggunakan larutan sera. Setelah telur diberi larutan sera maka akan
kelihatan inti telur, jika inti telur sudah agak kepinggir dianggap sudah
memungkinkan dilakukan penyuntikan.
Pemijahan buatan.
Pemijahan dilakukan secara buatan yaitu dengan penyuntikan hormon. Jenis
hormon yang digunakan adalah kombinasi HCG dan Ovaprim.Induk yang akan
disuntik ditampung dalam aquarium yang berfungsi sebagai tempat inkubasi induk.
Sebelum induk disuntik, terlebih dahulu ditimbang beratnya hal ini untuk menentukan
hormon yang akan digunakan. Penyuntikan dilakukan dua kali dengan interval
waktu penyuntikan 24 jam, untuk penyuntikan I digunakan HCG dengan dosis 500
IU/kg dan penyuntikan ke II menggunakan Ovaprim dengan dosis 0,6
cc/kg. Penyuntikan dilaksanakan secara intra muscular dibagian kiri/kanan belakang
sirip punggung. Posisi jarum suntik terhadap tubuh induk membentuk sudut 30 40o sejajar dengan panjang tubuh.
Waktu ovulasi terjadi berkisar antara 8 - 18 jam setelah penyuntikan ke II (kisaran
suhu 25 -28 oC) ditandai dengan keluarnya telur bila dilakukan pengurutan pada
bagian perut. Telur dan sperma dikeluarkan dengan cara pengurutan perut
kemudian ditampung di dalam mangkok.
Untuk induk jantan digunakan Oveprim dengan dosis 0,6 cc/kg dilakukan
penyuntikan dilakukan setelah 16 jam dari penyuntikan pertama induk betina,
selanjutnya pengambilan sperma dilakukan dengan cara mengurut kearah genital
papilla.
Pembuahan buatan akan dilakukan setelah mencapurkan telur dengan sperma yang
telah diencerkan dengan larutan sodium chlorida 0.9 % dengan perbandingan 1 cc
sperma dengan 4 cc sperma kemudian digoyang-goyang searah jarum jam
selama 2 - 3 menit secara perlahan-lahan sampai tercampur merata, kemudian
dilakukan pembuahan dengan mencampurkan air dan selanjutnya digoyang-goyang
searah jarum jam selama 2 - 3 menit selanjutnya telur ditetaskan dalam corong
penetasan dengan kisaran suhu 25 - 27 0C
Penetasan Telur.
Telur yang sudah dibuahi ditetaskan corong penetasan dengan system resirkulasi
yang airnya tidak terlalu deras. Penetasan telur berlangsung selama 18- 24 jam
pada kisaran suhu 25 - 27C.
Panen larva dan Pemeliharaan Larva.
Panen larva dilakukan setelah larva berumur 4 - 6 jam setelah menetas dengan cara
mengurangi air didalam bak penempungan kemudian air berisi larva diambil dengan