Mengkaji tentang Tuhan hanya didasarkan atas pengamatan dan pengalaman serta pemikiran
manusia, tidak akan pernah benar. Sebab tuhan adalah sesuatu yang ghaib, sehingga informasi
tentang Tuhan yang hanya berasal dari manusia meskipun dinyatakan sebagai hasil renungan
maupun pemikiran rasional, tidak akan benar.
Pada dasarnya semua agama wahyu mengajarkan bahwa tuhan yang benar itu hanyalah satu (esa),
namun dalam perkembangannya ada yang melakukan penyimpangan-penyimpangan sehingga
menganggap adanya tuhan lain selain Allah.
Agama Yahudi juga mengakui tuhan itu esa, tapi karena tidak beriman pada Nabi Muhammad,
sehingga tergolong kafirin
Agama Nasrani di samping tidak beriman pada Nabi Muhammad juga menganggap bahwa tuhan
itu sebagai trinitas yaitu Allah, Yesus Kristus, dan Roh Kudus. Jadi termasuk kafir nan musyrik.
Asal Usul Kepercayaan terhadap tuhan
Sesungguhnya (agama Tauhid) ini adalah agama yang
satu dan Aku adalah Tuhanmu, maka sembahlah Aku
2. Surat Al Maidah ayat 72
Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: Sesungguhnya Allah
adalah Al Masih putra Maryam, padahal Al Masih (sendiri) berkata: Hai Bani
Israel, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu. Sesungguhnya orang yang
mempersekutukan Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga,
dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang
penolong pun.
3. Surat Al Ikhlas ayat 1-4
Artinya:
1). Katakanlah: Dia-lah Allah, Yang Maha Esa
2). Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu
3). Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan
4). Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia
Pembuktian Keberadaan Tuhan
Melalui pembuktian ilmiah:
Yaitu dengan menggunakan analogi-analogi ilmiah, karena ilmiah itu tidak hanya
harus bisa diamati dengan indera, atau pengamatan mata, karena kenyataannya
banyak hakikat keberadaan itu yang tidak bisa diamati, seperti: gaya, energi,
setrum, dll.
Juga dengan pendekatan fisika seperti Hukum Termodinamika II yaitu hukum
tentang keterbatasan energi. Alam itu mula-mula panas kemudian mendingin,
jadi alam itu tidak mungkin bersifat azali, sebab kalau begitu berarti ia telah
kehilangan energinya, padahal energi alam masih sangat tinggi.
Melalui dalil
Baik alam yang makrokosmos maupun mikrokosmos, termasuk di sini meliputi pendekatan
astronomi (adanya ribuan sistem orbit benda-benda angkasa yang sangat menakjubkan).
Artinya : Katakanlah: "Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk
membuat yang serupa Al Quran ini, niscaya mereka tidak akan dapat
membuat yang serupa dengan dia, sekalipun sebagian mereka menjadi
pembantu bagi sebagian yang lain".
Melalui keberadaan alam semesta
Artinya: Sesungguhnya, dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam
dan siang, terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal, (yaitu)
orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan
berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya
berkata), Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Mahasuci
Engkau, lindungilah kami dari azab neraka. (QS. Ali-Imran: 190-191).
Melalui pengamatan astronomi