WAWASAN KEMARITIMAN
LINGKUNGAN MARITIM
NAMA
: DINA NURJANNAH
NIM
: E1D1 15 064
KELAS
BAB I
PENDAHULUAN
Sebagai negara kepulauan dengan 80 % wilayah laut dan 20 % wilayah darat, potensi
ancaman terhadap kedaulatan dan wilayah Indonesia berada di laut. Presentase ancaman ini
menjadi semakin tinggi karena posisi geografi Indonesia berada pada lalu lintas perdagangan
dunia. Setiap hari ratusan bahkan ribuan kapal baik kapal dagang maupun militer melintas di
perairan Indonesia melalui Sea Lanes of Communication (SLOC) serta Sea Lines of Oil Trade
(SLOT). Laut Indonesia memiliki arti yang sangat penting bagi Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI) yaitu, laut sebagai media pemersatu bangsa, laut sebagai media perhubungan,
laut sebagai media sumber daya, laut sebagai media pertahanan dan keamanan, serta laut sebagai
media diplomasi. Konsep pemikiran tersebut sangat diperlukan bangsa Indonesia agar tidak
menjadikan dan menganggap laut sebagai rintangan, kendala atau hambatan sebagaimana
dihembuskan oleh pihak-pihak asing yang tidak menginginkan kemajuan bagi bangsa dan negara
Indonesia.
Sesungguhnya sejak jaman Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit, bangsa Indonesia
merupakan bangsa berjiwa bahari yang memiliki filosofi "hidup dengan dan dari laut". Pada
jaman kedua kerajaan tersebut, kebudayaan maritim dan arus perdagangan di laut mengalami
perkembangan yang pesat. Hal ini dilaksanakan pula oleh Belanda yang menjajah dan menguasai
bumi nusantara. Para penjajah, selalu mengedepankan ambisinya dengan memperluas
perdagangan rempah-rempah dari hasil pertanian yang ketika itu yang dikirim melalui armada
laut ke negaranya. Hanya penjajah yang memiliki kewenangan mengendalikan laut, sedangkan
bangsa kita tidak diperkenankan mendalami ilmu-ilmu kelautan. Berbagai upaya dilakukan oleh
penjajah untuk menghilangkan keterampilan bahari agar dapat melunturkan jiwa dan visi
maritim bangsa Indonesia saat itu.
Setelah era kemerdekaan, bangsa Indonesia mulai menata kembali untuk bisa
mengembalikan jiwa kebaharian dan melaksanakan pembangunan kelautan, meskipun belum
maksimal. Hal ini didasari pada kesadaran akan ancaman yang mungkin timbul karena faktanya
bahwa wilayah laut merupakan wilayah terbuka, maka dengan leluasa kekayaan laut Indonesia
berpotensi untuk dimanfaatkan bangsa lain tanpa ada kemampuan untuk melindunginya.
Perkiraan ancaman dan gangguan lainnya yang mungkin dihadapi Indonesia ke depan antara lain
meliputi kejahatan lintas negara (misalnya penyeludupan, pelanggaran ikan ilegal), pencemaran
dan perusakan ekosistem, imigrasi gelap, pembajakan/perampokan, aksi radikalisme, konflik
komunal dan dampak bencana alam.
Mencermati dinamika konteks tersebut di atas, maka dilaksanakannya Perumusan
Kebijakan Kebijakan Strategi Pengamanan Wilayah Nasional, yang bertujuan untuk merumuskan
kebijakan strategi pengamanan wilayah nasional, terutama laut, sebagai negara kepulauan yang
mempunyai posisi geostrategis sangat unggul di lintasan jalur pelayaran manca negara. Sasaran
yang ingin dicapai dari perumusan kebijakan ini adalah tersusunnya kebijakan strategi
pengamanan wilayah nasional, yang dapat dijadikan masukan dalam perumusan operasional
strategi pertahanan keamanan dan pengembangan wilayah Negara maritime yang tangguh .
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
2.2.
2.3.
Salinitas tinggi terutama didaerah tropis sedangkan didaerah dingin cukup rendah .
Arus laut yang selalu berputar timbul karena adanya perbedaan temperatur dan
perputaran bumi.
Di daerah tropis ,seperti Indonesia air permukaan air laut mempunyai suhu lebih tinggi
dengan suhu air dibagian bawahnya sehingga air permukaan tidak dapat bercampur
dengan air di lapisan bawah . Batas antara lapisan tersebut adalah batars termoklin.
Hewan bersel banyak seperti ikan melakukan adaptasi dengan cara melakukan banyak
minum sedikit mengeluarkan urin .
2.4.
Ekosistem dilaut dibedakan atas lautan , pantai , estuari ( muara ) dan terumbu karang.
Pembagian Daerah Ekosistem Laut
Pembagian zona laut berdasarkan kedalaman .
Litoral ( daerah pantai yang terletak antara pasang tertinggi dan surut terendah).
Zona pelagik . Wilayah ekosistem laut lepas yang kedalamannya tidak dapat ditembus
cahaya matahari sampai kedasar . Akibatnya bagian air dipermukaan tidak dapat
bercampur dengan air dibawahnya karena adanya perbedaan suhu . Zona pelagik terdiri
atas epipelagik , mesopelagik , batiopelagik , abisal pelagik ( abisopelagik ) dan hadal
pelagik .
Mesopelagik
merupakan
daerah dengan kedalaman 200-1000 m . Hewan yang hidup adalah hiu . Batiopelagik
merupakan daerah dengan kedalaman 200-2.500 m . Hewan yang hidup adalah gurita.
Abisalpelagik merupakan daerah dengan kedalaman mencapai 4. 000 m. Didaerah ini
tidak terdapat tumbuhan hanya hewan. Sinar matahari tidak dapat menembus daerah ini .
Hadal pelagik merupakan bagian laut dengan kedalaman lebih dari 6.000 m dan menjadi
bagian laut yang terdalam.
2.5.
Macam-macam ekosistem
Ekosistem laut dapat dibedakan atas beberapa sub ekosistem yang meliputi
ekosistem lautan, ekosistem pantai, ekosistem estuari, dan ekosistem terumbu karang.
a. Ekosistem Laut
Ekosistem laut identik dengan kondisi salinitas yang tinggi dengan kandungan ion Cldalam perairannya yang mencapai 55%. Salinitas ekosistem ini akan lebih tinggi jika
berada di daerah laut tropis, mengingat suhu di daerah tropis yang tinggi membuat
laju penguapan besar. Dalam ekosistem laut juga terdapat perbedaan suhu antar
lapisan. Lapisan atas umumnya akan berasa lebih hangat dibangingkan dengan
lapisan laut bawah. Adapun kedua lapisan ini dipisahkan oleh lapisan yang disebut
termoklin.
b. Ekosistem pantai
Ekosistem pantai adalah ekosistem laut yang letaknya berbatasan
dengan ekosistem darat dan daerah pasang surut. Kondisi dalam
ekosistem ini sangat dipengaruhi siklus harian pasang surut air laut.
Adapun organisme yang hidup di ekosistem pantai biasanya
memiliki adaptasi struktural sehingga dapat melekat erat pada
substrat keras untuk menjaga dirinya dari hempasan ombak yang
kencang. Jenis organisme yang hidup di daerah pantai dipengaruhi
oleh sirkulasi air.
Daerah paling atas pantai hanya hanya terendam saat pasang naik tinggi, biasanya
dihuni oleh ganggang, moluska, dan remis yang jadi makanan bagi kepiting dan
burung pantai.
Daerah tengah pantai terendam pada saat pasang tinggi dan pasang rendah,
biasanya dihuni oleh ganggang, porifera, remis dan kerang, anemon laut, siput
herbivor dan karnivor, landak laut, bintang laut, kepiting, dan ikanikan kecil.
Daerah pantai terdalam terendam pada saat air pasang dan surut, dihuni oleh
beragam invertebrata, ikan, serta rumput laut.
c. Ekosistem Estuari
Ekosistem estuari (muara) adalah ekosistem tempat bersatunya air
sungai dan air laut. Ekosistem ini sering dipagari lempengan lumpur
intertidal dan rawa garam. Salinitas air dalam ekosistem ini berubah
bertahap
mulai
dari
daerah
tawar
ke
asing.
Salinitas
juga
memperkaya
daerah
estuari
dan
membuat
berbagai
2.6.
BAB III
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
Ekosistem laut adalahekosistem akuatik yang didominasi oleh perairan berkadar garam tinggi
pada permukaan yang sangat luas. Ekosistem ini merupakan tempat hidup bagi banyak biota laut
mulai dari hewan bersel satu, invertebrata, mamalia, hingga beragam tanaman laut seperti
terumbu karang dan rumput laut.
3.2.
Saran
Agar pembuatan makalah selanjutnya dapat lebih baik lagi utamanya dilengkapi pembahsannya
agar pembaca dapat lebih mengerti. Selain itu , kami selaku penulis dan penyusun makalah ini
mengharapkan kritik dan saran .