Persisten
Gejala
Gejala
atau 4 minggu
Ringan
tidur normal
Sedang-Berat
Satu atau lebih gejala
tidur terganggu
mengganggu
2. Etiologi
Berdasarkan cara masuknya alergen dibagi atas:
a. Alergen inhalan, yang masuk bersama dengan udara pernapasan,
misalnya tungau debu rumah, kecoa, serpihan epitel kulit binatang,
rerumputan, serta jamur.
b. Alergen ingestan yang masuk ke saluran cerna, berupa makanan,
misalnya susu, sapi, telur, coklat, ikan laut, udang kepiting, dan
kacang-kacangan.
Reaksi alergi fase cepat ini dapat berlanjut terus sebagai reaksi alergi
fase lambat (RAFL) sampai 24 bahkan 48 jam kemudian. Tanda khas
RAFL adalah terlihatnya pertambahan jenis dan jumlah sel-sel inflamasi
yangberakumulasi di jaringan sasaran dengan puncak akumulasi antara 48 jam. Sel yang paling konstan bertambah banyak jumlahnya dalam
mukosa hidung dan menunjukkan korelasi dengan tingkat beratnya gejala
pasca paparan adalah eosinofil.
PATHWAY
Allergen
Inhalasi & konsumsi antigen
Jaringan mukosa
pe permeabilitas kapiler
perlambatan silia
sinus
paranasal
vasodilatasi
odema jaringan
Risiko Infeksi
epistaksis
Risiko Aspirasi
nyeri
Nyeri Akut
5. Komplikasi
a. Asma alergik
b. Obstruksi nasal kronik
c. Otitis kronik dengan gangguan pendengaran
d. Anosmia ( gangguan kemampuan membau)
e. Pada anak-anak deformitas dental orofasial
6. Pemeriksaan Khusus
a. Pemeriksaan sitologi hidung sebagai pemeriksaan penyaring atau
pelengkap. Ditemukan eosofil dalam jumlah banyak menunjukkan
kemungkinan alergi inhalan, basofil kemungkinan alergi ingestan dan
sel polimorfonuklear menunjukkan infeksi bakteri.
b. Pada pemeriksaan darah tepi, hitung eosinofil dan IgE total serum
dapat normal atau meningkat.
c. Yang lebih bermakna tes IgE spesifik dengan RAST (radio
immunosorbent test) atau ELISA (enzyme linked immuno assay).
d. Dapat juga dicari secara in vivo dengan uji intrakutan yang tunggal
atau berseri, uji tusuk ( prick test ), uji provokasi hidung / uji inhalasi
dan uji gores. Pemeriksaan eliminasi dan provokasi untuk alergi
makanan.
7. Penatalaksanaan/Terapi
Tujuan terapi adalah untuk meringankan gejala. Terapi dapat
mencakup salah satu atau seluruh intervensi berikut ini : tindakan
menghindari alergen, farmakoterapi atau imunoterapi.
a. Terapi penghindaran ( menghindari alergen)
Setiap upaya harus dilakukan untuk menghilangkan alergen yang
bekerja sebagai factor pemicu. Tindakan sederhana dan kontrol
lingkungan sering efektif untuk mengurangi gejala. Contoh
tindakan ini adalah penggunaan alat pengendali suhu ruangan atau
air conditioner, pembersih udara, pelembab / penghilang
kelembaban dan lingkungan yang bebas asap.
b. Farmakoterapi
1) Antihistamin
Merupakan kelompok utama obat yang diprogramkan untuk
mengatasi gejala rinitis alergik. Efek samping yang utama dari
dan tempat tinggal juga perlu ditanya untuk mengaitkan awitan gejala.
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik untuk rinitis alergi berfokus pada hidung, tetapi
pemeriksaan wajah, mata, telinga, leher, paru-paru, dan kulit juga penting.
1) Wajah
a) Allergic shiners yaitu dark circles di sekitar mata dan berhubungan
dengan vasodilatasi atau obstruksi hidung
b) Nasal crease yaitu lipatan horizontal (horizontal crease) yang
melalui setengah bagian bawah hidung akibat kebiasaan
menggosok hidung keatas dengan tangan.
2) Hidung
a) Pada pemeriksaan hidung digunakan nasal speculum atau bagi
spesialis dapat menggunakan rhinolaringoskopi
b) Pada rinoskopi akan tampak mukosa edema, basah, berwarna
pucat, disertai adanya sekret encer yang banyak.
c) Tentukan karakteristik dan kuantitas mukus hidung. Pada rinitis
alergi mukus encer dan tipis. Jika kental dan purulen biasanya
b. Nyeri akut b/d respons alergi d/d pasien mengatakan sakit kepala,
pasien mengatakan gatal pada hidungnya, pasien mengatakan bersinbersin, odema mukosa hidung,epistaksis, nyeri di daerah paranasal.
c. Gangguan rasa nyaman b/d odema pada mukosa hidung d/d pasien
mengatakan bersin-bersin, rasa gatal,secret hidung jernih,
d. Risiko aspirasi b/d edema jaringan
e. Risiko terhadap infeksi b/d ketidakadekuatan pertahanan utama
sekunder terhadap perlengketan secret di saluran pernapasan
Rasional
1. Kaji
frekuensi/kedalaman 1. Takipnea, pernapasan dangkal dan
pernapasan dan gerakan dada
gerakan dada tak simetris sering
terjadi karena ketidaknyamanan
gerakan dinding dada dan atau
cairan paru.
2. Auskultasi area paru, catat area
penurunan/tak ada aliran udara dan
bunyi napas krakels
Rasional
misal
c. Gangguan rasa nyaman b/d odema pada mukosa hidung d/d pasien
mengatakan bersin-bersin, rasa gatal,secret hidung jernih,
Tujuan : pasien menunjukkan tanda-tanda kearah
perbaikan
kenyamanan
Tindakan perawatan
Rasional
2.Pantau berat ringan rasa tidak nyaman 2.Mengetahui sejauh mana rasa tidak nya
yang dirasakan dengan menunjuk pada
sehingga memudahkan intervensi
skala nyeri
3.Menghindari pencetus merupakan salah
3.Pantau saat muncul awitan rasa tidak
metode distraksi yang effektif
nyaman
d. Risiko aspirasi berhubungan dengan edema jaringan
Tujuan : Tidak terjadi gangguan aspirasi
Kriteria hasil : Jalan napas pasien lancar
Tindakan perawatan
Rasional
1. Kurangi resiko aspirasi, jika pada pasien 1. Membantu membuka saluran napas
tirah baring, tinggikan posisi kepala
2. Bantu bersihkan sekresi dari hidung
menggunakan tissue
2. Mengurangi resiko aspirasi
Tindakan perawatan
Rasional
2. Perkembangan
infeksi
memperlambat pemulihan
dapat
3. Mungkin
diberikan
secara
sesuai
profilaktik
atau
menurunkan
jumlah organisme sehingga tidak
terjadi penyebaran kuman
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddart, 2000, Keperawatan Medikal Bedah, EGC, Jakarta
Dorland, WA. Newman. 2002. Kamus Kedokteran Dorland Edisi 29. Jakarta:
EGC
Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth edisi 8 Volume 3. Jakarta: EGC.
Javed Sheikh. 2014. Allergic Rhinitis di
http://emedicine.medscape.com/article/134825 diakses pada 19/05/2014 (20:17)
Stuart I. Henochowicz. 2014. Allergic Rhinitis di
http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000813.htm diakses pada
19/05/2014 (19:58)