Anda di halaman 1dari 3

Faktor resiko

1. Usia antara 3-25 tahun


2. Laki-laki
3. Memiliki riwayat alergi pada keluarga1
Klasifikasi
Ada dua tipe konjungtivitsi vernalis:
1. Bentuk Palpebra
Pada tipe palpebral ini terutama mengenai konjungtiva tarsal superior, terdapat
pertumbuhan papil yang besar atau cobble stone yang diliputi secret yang mukoid.
Konjungtiva inferior hiperemi dan edema dengan kelainan kornea lebih berat dibanding
bentuk limbal. Secara klinik, papil besar ini tampak sebagai tonjolan bersegi banyak
dengan permukaan uang rata dan dengan kapiler di tengahnya.1
2. Bentuk Limbal
Hipertrofi pada limbus superior yang dapat membentuk jaringan hiperplastik
gelatine. Dengan trantas dot yang merupakan degenerasi epitel kornea atau eosinofil di
bagian epitel limbus kornea, terbentuknya panus dengan sedikit eosinophil.1
Manifestasi Klinis
Gambaran konjungtivitis vernal adalah sebagai berikut:2,3,4
a. Gatal
Pasien pada umumnya mengeluh tentang gatal yang sangat. Keluhan gatal ini menurun
pada musim dingin.
b. Ptosis
Terjadi ptosis bilateral, kadang-kadang yang satu lebih ringan dibandingkan yang lain.
Ptosis terjadi karena infiltrasi cairan ke dalam sel-sel konjungtiva palpebra dan infiltrasi
sel-sel limfosit plasma, eosinofil, juga adanya degenarasi hyalin pada stroma konjungtiva.
c. Kotoran mata
Keluhan gatal umumnya disertai dengan kotoran mata
konsistensinya elastis.
d. Kelainan pada palpebra

yang berserat-serat dan

Terutama mengenai konjungtiva palpebra superior. Konjungtiva tarsalis pucat, putih


keabu-abuan disertai papil-papil yang besar (papil raksasa). Inilah yang disebut cobble
stone appearance. Susunan papil ini rapat dari samping tampak menonjol. Seringkali
dikacaukan dengan trakoma. Di permukaannya kadang-kadang seperti ada lapisan susu,
terdiri dari sekret yang mukoid. Papil ini permukaannya rata dengan kapiler di tengahnya.
Kadang-kadang konjungtiva palpebra menjadi hiperemi, bila terkena infeksi sekunder.
e. Horner Trantas dots
Gambaran seperti renda pada limbus, dimana konjungtiva bulbi menebal, berwarna putih
susu, kemerah-merahan, seperti lilin. Merupakan penumpukan eosinofil dan merupakan
hal yang patognomosis pada konjungtivitis vernal yang berlangsung selama fase aktif.
f. Kelainan di kornea
Dapat berupa pungtat epithelial keratopati. Keratitis epithelial difus khas ini sering
dijumpai. Kadang-kadang didapatkan ulkus kornea yang berbentuk bulat lonjong vertikal
pada superfisial sentral atau para sentral, yang dapat diikuti dengan pembentukan
jaringan sikatrik yang ringan. Kadang juga didapatkan panus, yang tidak menutupi
seluruh permukaan kornea, sering berupa mikropanus, namun panus besar jarang
dijumpai. Penyakit ini mungkin juga disertai keratokonus. Kelainan di kornea ini tidak
membutuhkan pengobatan khusus, karena tidak tidak satu pun lesi kornea ini berespon
baik terhadap terapi standar.

Ilyas S., 2006. Penuntun Ilmu Penyakit Mata edisi ke-3. Jakarta : Balai
Penerbit FKUI, hlm : 133-134.

Schwab IR, Dawson CR. 2000. Konjungtiva dalam: Oftalmologi Umum.


Edisi 14. Jakarta: Widya Medika. Hal: 99-101, 115-116.

Soewono W, Budiono S, Aminoe. 1994. Konjungtivitis Vernal dalam:


Pedoman Diagnosis dan Terapi Lab/UPF Ilmu Penyakit Mata. Surabaya:
RSUD Dokter Soetomo. Hal: 92-94.

Wijana, Nana. 1983. Ilmu Penyakit Mata. Jakarta. Hal: 43-44

Anda mungkin juga menyukai