Anda di halaman 1dari 12

GUIDELINE BATURAJA

RSUD IBNU SUTOWO BATURAJA

Oleh:
Yohanes, Asep, Habibi, Veni, Merlin, Yunita, Diva, Atun, Jane

Revisi*:
Koas Tipu-Tipu
Riedho Atazsu, Nio, Raissa, Ardi, Devu, Mitha, Maya, Putri, Ali,
Dhita.

*Harap direvisi setiap periode

1. Barang yang harus dibawa:


GUIDELINE BATURAJA

Masker: selalu dipakai di ruang neonatus, jadi kalau bisa bawalah banyak-banyak dari
Palembang biar gak repot beli. Minimal belilah 3 kotak. Kalo mau beli di Baturaja

bisa, tempet yang murah di Toko Alat Kesehatan Serasi di Pasar Baru.
Kertas A4: kertas ini dipake buat ngeprint case, PR case, dan jurnal. Bawalah 4 rim
buat jaga-jaga, karena banyak yang bakal di print (1 kali case print kurang lebih 5
konsulen, dr. Internship, dr. Residen, sama Opponent). Kalo mau beli di Baturaja ada

di Toko Adacom di samping Rumah Makan Soponyono


Alat-alat jilid (wajib hukumnya, biar gak repot)
Kertas double polio (buat nulis PR dan status ujian, bawalah minimal 1 bungkus)
Jas lab: wajib masing-masing bawa 1. Jas lab ini nanti hanya boleh dipakai di ruang
neonatus. Jadi simpan aja di kamar koas di bangsal, tiap mau ke neo baru bawa, dan

dipakai di neonatus
Sandal jepit. (sandal dipakai di neonatus, dan nanti ditinggal di rak sepatu di sana, jadi

bawa yang murah aja, karena sering ketuker hahaha)


Baju abu-abu (buat jaga, tapi semenjak direktur baru dr. Rina, luarannya mesti pake

snelli)
Fotokopian status dan buku MTBS, kurva CDC-WHO, tabel tekanan darah, kurva
lingkar kepala (WAJIB) Print Out dioper ke chief selanjutnya. Kalo rusak, renyek,
dsb, tolong diprint ulang baru dikasih ke chief selanjutnya, atau kkalo gam au

rempong cari di google aja print sendiri.


Alat-alat tempur (tensi balita dan neo, pulse oximetry, meteran, stetoskop anak dll)
Printer (wajib dibawa), minimal 2 (salah satunya harus bisa ngescan buat fotokopi

PR dan status kita)


Piring, gelas, alat masak (optional kalo mau, disana udah ada piring dan gelas, tapi

gak higiene)
Alat dan bahan buat cuci piring, pewangi lantai, baju, soffel, semprotan nyamuk

(banyak nyamuk soalnya.. Haha)


Lembar-lembar nilai: Lembar nilai Case RS Jejaring, Lembar nilai Tatalaksana RS

Jejaring, Lembar nilai jurnal, Lembar nilai Poliklinik, Lembar nilai Ujian
Baju Pink tidak perlu dibawa. Soalnya kalo resusitasi neonatus di OK, kita tidak
masuk ke ruang OK-nya. Ada ruangan tersendiri yang terpisah dari ruang OK. Jadi

cukup pakai snelli atau baju jaga aja.


2. Sebelum Berangkat
Sehari sebelum berangkat (INGAT, JANGAN HARI H!), kabarin dokter Rosi dan
Dokter Dio. Hubungi Dokter Rosi dengan cara ditelepon 2x. Kalu nggak angkat baru
di SMS. Kalo dokter Dio di SMS aja nggak apa apa.
No Dokter Rosi: 0811711083
GUIDELINE BATURAJA

No Dokter Dio: 081271163758

Format melapor atau SMS:


Selamat pagi dokter, saya XXX koass anak yang stase luar kota ke baturaja, grup
saya ada 5 orang, 3 laki-kali dan 2 perempuan dok. Mohon izin dan bimbingan dokter
selama di Baturaja. Terima kasih.

Tujuan SMS 1 hari sebelum keberangkatan supaya bisa disiapkan Mess (termasuk
air), kartu Rumah Sakit (supaya bisa leluasa keluar-masuk RS)

3. Hari keberangkatan
SMS lah dokter Dio ketika sudah sampai di Baturaja
Temui dokter Dio di ruang neonatus dan ambillah kunci mess yang ada di ruang

neonatus.
Kasihlah surat-surat dari FK ke dokter Dio
Nanti akan diajak dokter Dio orientasi ruangan ke IGD, bangsal, poli, dan ketemu

direktur
Setelah itu beres-beresinlah mess.
Perkenalanlah baik-baik ke ayuk-ayuk di bangsal dan neonatus (terutama). Ayuk-ayuk

di neonatus itu agak rempong dan beberapa kurang bersahabat.


Di neonatus ada ibu pekarya, namanya buk Aye. Ibu ini nanti disuruh dokter Rosi
buat bersihin mess kita (walaupun kenyataanya suma 2 kali seminggu dan dak bersih-

bersih amat), tapi ikutin bae. Bayarannya sekalian sama jasa nyuci, nego aja berapa.
Baju bisa cuci dengan buk Aye atau cuci sendiri. Kalau cuci dengan buk Aye, pakaian
dalam tetap cuci sendiri. Kalo mau laundry no. Hp nya: 081273102131 (Green Wash
Laundry)

4. Hari aktif pertama di Baturaja (Followup)


Hari senin pagi pertama jangan follow-up dulu, sampai dr. Dio datang ke neonatus,

udah kenalan dll baru minta petunjuk bagaimana selanjutnya.


Mulailah Follow Up jam 6. Kalau bisa selesai sebelum jam 8 (sebelum ayuk jaga

malam tukeran dengan yang pagi)


Nanti tugas follow up itu dibagi per kelompok stase pagi oleh dr. Rosi, jadi jadwalnya
dirotasi per 3 hari. Misal: senin, selasa, rabu kelompok A jaga di neonatus jadi pagi itu
yang kelompok A follow up pasien di neonatus aja. Kemudian hari kamis, jumat,
sabtu kelompok A pindah rotasi stase pagi ke bangsal, jadi pagi itu kelompok A follow

up bangsal aja. Nah yang lagi dapet stase pagi poli ga usah ikut-ikutan follow up ya.
Kita cuma Follow up SOA. Jangan isi bagian P (tatalaksana)
Pembagiannya adil. Masing-masing dapat pasien neonatus, bangsal, dan kelas 1.
GUIDELINE BATURAJA

Format follow up di neonatus: sama kayak di RSMH. Contoh:


KU:

Aktivitas: aktif
Tangis : kuat
R. Isap : kuat

anemis (-)
Temp:
Ikterik (-)
Nadi:
Sianosis (-)
RR:
Dyspneu (-)
Sisanya SOA seperti biasa, nyanyian Keadaan Spesifik (mulai dari kepala sampai
ekstremitas)
Jangan lupa juga ditulis, Usia (U), Hari Rawat (R), Berat Badan (BB), dan Kebutuhan
Cairan (C) (INGAT PAKEK JAS LAB DAN MASKER)

Bayinya bener-bener diperiksa ya, ditimbang (optional sih biasanya perawat neo udah

nimbang duluan), dicek ikterik ga, grunting ga, ada retraksi ga, dll.
Follow up bangsal, kelas 2, dan kelas 1: sama aja kayak Follow up biasa SOA. Jangan
ikutin diagnosis dari dokter IGD (karna suka kena prank), periksa menurut kalian

sendiri dan diagnosisnya apa.


Pesan:
- Kalo ada pasien diare, dan anaknya sudah bagus, buat aja diagnosis diare tanpa
-

dehidrasi. Jangan buat diare dengan dehidrasi ringan sedang


Kalau perutnya kembung meteorismus
Setiap pasien cek tonsil faring. Apalagi kalo demam <7 hari
Setiap ada nyeri ulu hati, NT epigastrium langsung diagnosis gastritis
Pasien suspek DBD sudah ada petechie spontan atau rumple leed buat langsung
DBD

5. VISITE dan kehidupan sehari-hari:


Nanti pas pertama ketemu dengan dokter Rosi, kalian akan dibagi menjadi 3
kelompok, yaitu kelompok stase pagi (bangsal, neonatus, dan poli), kelompok jaga,
dan kelompok case. Beliau milihnya pakek langsung nunjuk, jadi masing-masing
harus ingat. Chief harus mencatat masing-masing kelompok dan kemudian diketik

dan diprint dan kasihkan ke dokter Dio.


Stay lah di stase pagi masing-masing. Yang di neonatus bertugas untuk menghubungi
teman-teman yang lain kalau dokter Rosi sudah datang, jadi yang di neo harus stay
jangan kemana-mana. Hari senin beliau biasanya datang jam 12 atau jam 1. Hari
selasa-jumat jam 9 atau jam 10. Hari sabtu beliau tidak datang dan visite sama dokter
Dio (neonatus) atau dokter Humairah (bangsal). Hari minggu libur. Hari senin juga
visite sama dokter dio dan dokter Humairah. Kalau dokter dio dan dokter Humairah
visite bersamaan, ikutin dokter Dio.

GUIDELINE BATURAJA

Kalo ada dr. Residen, visite sehari-hari dengan dr. Residen. Kalo ada dokter Rosi,
visitenya cuma sekilas aja sambil nunjuk koass untuk ditanya (+PR biasanya. Haha)
atau nunjuk pasien buat ujian. Abis visite dengan dr. Residen, semua koas langsung ke
poli sambil nunggu panggilan ke neo kalo dokter Rosi udah dateng. Sementara
nunggu dokter Rosi di poli, biasanya dikasih pasien buat ujian MTBS. Jadi langsung

bikinlah status MTBS. Nanti pas abis visite dokter Rosi ke poli, tinggal ujian bae.
Saat visit dengan dokter Rosi: beliau visit mulai dari neonatus. Ikutin aja di belakang
beliau. Kita tidak melapor pasien. Nanti beliau melihat status dan mengisi kolom
tatalaksana. Pas visit beliau suka ngasi PR, beliau nanti menunjuk seseorang, ditanya
mengenai teori, kalau nggak bisa jawab jadi PR bagi semua orang harus buat PR

semuanya. Kalau salah diagnosis juga jadi PR.


PR yang sering di neonatus: APGAR, asifiksia, kremer, fototerapi, kebutuhan cairan,
reflek primitif, cara pasang sonde, distres nafas, tersangka infeksi, sepsis, BBLR,
penyebab kematian bayi prematur, respirasi normal, HR normal dll pokonya semua

hal mengenai pasien kita.


Sehabis visite neonatus, semua koas ke bangsal. Siap-siap di bangsal.
Nanti beliau visite di bangsal, sama kayak di neonatus. Di bangsal nanti ditunjuk
pasien case dan pasien ujian. Satu kelompok biasanya 2 case. Pasien case cepetcepetlah diperiksa karena bisa dipulangkan cepat. Beliau nanti menujuk yang ujian

hari itu.
Habis visite bangsal, visite ke kelas 1, setelah itu biasanya disuruh ke poliklinik
Di poliklinik tegak bae di belakang beliau pas beliau periksa pasien konsul. Kalau ada
pasien MTBS ujian MTBS saat itu juga. Saat ujian MTBS, kita hanya membacakan
statusnya. Nanti tiap pertanyaan kadang disuruh kita melakukan di depan beliau,
seperti menghitung RR, mendengar ada tidaknya stridor, dsb. INGAT!! Pasien MTBS
HARAM HUKUMNYA NANGIS SAAT UJIAN. Sebisa mungkin pasiennya kita

periksa dalam keadaan tenang dan tidak menangis.


Setelah itu biasanya beliau bilang kita ujian sekian menit lagi. Nah semua koas

langsung ke bangsal, yang ujian periksa pasien, yang lain bantu nulis dan periksa.
Kalau ada pasien SC, semua koas ikut ke ruangan resusitasi neonatus di OK. Yang
mimpin resusitasi dokter Rosi, dan beliau bakal nunjuk 1 koas untuk jadi asisten.
Nanti bakal diajarin cara resusitasi, perawatan tali pusat, dsb sama beliau. Kalo tidak
ada dokter Rosi, yang mimpin resusitasi dokter Dio. Semua Koas tetap wajib ikut ke
OK. Tapi kalo ada dr. Residen, yang ikut resusitasi cuma yang lagi stase pagi di
Neonatus.
GUIDELINE BATURAJA

6. Ujian
Saat ujian, nanti beliau duduk di depan pasien (beliau geret kursi dewek.. wkwkw...)
Yang ujian langsung ujian, yang lain tegak di belakang beliau
Format ujian:
- Mulai dari perkenalan, kemudian anamnesis pasien selengkap mungkin.
Format Anamnesis:
Identifikasi: Nama, Usia, Jenis Kelamin, Agama, Suku Bangsa, Alamat, Nama
kedua orang tua, tanggal MRS
Keluhan utama, keluhan tambahan: Keluahan utama itu dipilih keluhan yang
paling berat, yang membuat orang tua membawa anaknya datang berobat.
Keluhan tambahan hanya menyertai.
Riwayat Penyakit Sekarang: Ceritakan perjalanan penyakit secara kronologis.
Di RPS inilah kita bikin anamnesis untuk menyingkirkan diagnosis banding
Riwayat Penyakit Dahulu: Riwayat penyakit yang sama, riwayat trauma, dsb
Riwayat Penyakit Keluarga: Riwayat penyakit yang sama (terutama kasus
penyakit infeksi, baik dari keluarga, tetangga, teman sekolah)
Riwayat Sosial Ekonomi: Tanyakan anak keberapa dari berapa bersaudara,
apakah saudara-saudaranya masih tanggungan orang tua dan berapa
penghasilan rata-rata orang tua. Bikin kesan sosial ekonominya
Riwayat higienitas: Kalo pasien Tb, tanyakan luas rumah, berapa orang dalam
rumah, alas lantai masih tanah atau tidak, ada tidaknya sinar matahari yang
masuk ke rumah (tanyak jendela, ventilasi). Kalo pasien diare, baru tanyakan
sumber minum, sumber MCK, jarak sumur-suptitank, jarak dapur-suptitank.
Kalo pasien demam (DBD, malaria), tanyakan ada genangan parit, kaleng
bekas, ban atau drum tak bertutup yang berisi air di sekitar rumah, dan
genangan-genangan lain (ember, bak). Tanyakan yang kira-kira sesuai
dengan kasus.
Riwayat kebiasaan: Tanyakan kebiasaan yang hanya berhubungan dengan
penyakit. Kalo demam typhoid tanyakan kebiasaan jajan di pinggir jalan. Kalo
pasien demam (DBD, Malaria), tanyaknya kebiasaan memakai kelambu, obat
nyamuk, dsb. Kebiasaan nyuci tangan, keluar rumah pakai sandal atau tidak,
jajan ciki-cikian (atau makanan berpengawet lainnya), dsb.
Riwayat Kehamilan dan Kelahiran: Hamil cukup bulan/tidak, ditolong siapa,
lahir normal/tidak (spontan/SC), BBL, PBL, kondisi saat lahir langsung
menangis/tidak, riwayat demam saat hamil, riwayat KPD, riwayat ketuban

GUIDELINE BATURAJA

kental, hijau, bau. Tidak usah tanyakan atau tulis A/S (Apgar Skor) sama
riwayat injeksi vit K
Riwayat Makanan: Harus ditanyakan selengkap mungkin, dimulai dari ASI,
susu formula, bubur susu, bubur saring, nasi tim, bubur nasi, nasi biasa.
Sebaiknya ditanyakan frekuensi dan banyaknya (biasanya ibunya sudah lupa).
Kalau makan sekarang, wajib lengkap tanyakan frekuensi, banyaknya,
habis/tidaknya meliputi nasi, tahu tempe, telur, daging, ikan, sayur-sayuran,
buah-buahan, susu. Daging dan ikan tulis jenisnya dan besarnya seberapa.
Barulah bisa dinilai kesan kualitas dan kuantitas riwayat makanan.
Riwayat Imunisasi: Harus ditanyakan apa saja yang dapat dan sudah berapa
kali. Sebaiknya pakai kartu KMSnya kalau ibunya bawa (biasanya tidak
dibawa).
Riwayat Perkembangan: Kalau bisa selengkap mungkin dari motorik kasar,
-

motorik halus, bicara, dan sosial mandiri (biasanya cuma motorik sama bicara)
Setelah anamnesis selesai, nanti dokternya nanya ke koas yang lain apa lagi

anamnesis yang kurang. Yang ujian langsung tanya ke pasien.


Lanjut ke pemeriksaan fisik. Mulai dari Pemeriksaan Fisik Umum meliputi
keadaan umum, kesadaran, vital sign, data antropometri. Langsung lapor setiap
periksa. Untuk TD langsung tentukan normal atau tidak sesuai tabel tekanan
darah (Jangan sesekali bilang normal sebelum nunjukin sesuai tabel Tekanan
Darah!). Nadi (jangan lupa sebutkan isi dan tegangan). Data antropometri dibikin
interpretasi BB/U, TB/U, BB/TB dalam persentase lalu bikin kesannya. Kalo gizi

kurang/gizi buruk, jangan lupa dimasukkan di diagnosis.


Pemeriksaan spesifik
Kepala
Rambut: hitam, lurus, halus, panjang, distribusi merata, tidak mudah

dicabut
Mata: mata cekung (pasien diare), edem (SN, jantung), pupil bulat, isokor,

ukuran 3 mm (jarang disebut), RC +/+


Hidung: deformitas (-), septum deviasi, mukosa hiperemis, konka

hipertrofi, sekret
Telinga: deformitas, nyeri tekan tragus, nyeri tarik aurikula, nyeri tekan

mastoid, MAE lapang, serumen


Mulut: sianosis sirkumoral, chelitis, rhagaden, stomatitis, mukosa bibir
kering, karies dentis (tentukan di gigi mana), lidah atrofi papil, coated
tongue (bedakan dengan typhoid tongue), faring hiperemis, tonsil T1-T1,
hiperemis, detritus
GUIDELINE BATURAJA

Leher: pembesaran KGB (sekalian KGB aksila dan inguinal)


Thoraks (paru-paru dulu baru jantung)
Paru
Inspeksi: bentuk dinding dada, statis dan dinamis simetris, retraksi
kalo statis minta pasien tahan napas sebentar, kalo dinamis sambil pasien
bernapas. Liatnya dari ujung kaki. Kalo pasien tidak bisa disuruh tahan

napas sebentar, bikin statis belum bisa dinilai


Palpasi: nyeri tekan, stem fremitus
Perkusi: sonor, batas paru hepar, peranjakan
Auskultasi: vesikuler, ronki, wheezing

Palpasi stem fremitus, perkusi dan auskultasi paru dilakukan di lateral linea
midclavicula. Kalo tidak nanti akan rancu soalnya ada jantung di thoraks. Kalo
kena jantung, stem femitus akan menurun, perkusi redup, auskultasi vesikuler
menurun. Jadi melakukannya di lateral, dimana tidak ada jantung pada lokasi
pemeriksaan.
Jantung

Inspeksi: iktus kordis terlihat ...


Palpasi: iktus kordis teraba ...
Ciri-ciri iktus kordis adalah bisa dihitung frekuensinya. Kalo cuma terlihat
atau teraba tapi tidak bisa dihitung frekuensi, berarti bukan iktus kordis
Perkusi: batas jantung
- Batas Kanan: cari batas paru hepar, lalu naik 2 sela iga/biasanya di
mamae dekstra, lalu perkusi ke medial. Dengarkan dari sonor ke redup,

itulah batas kanan.


Batas Kiri: setelah dapat batas kanan, perkusi dilanjutkan sampai

peralihan redup ke sonor, itulah batas kiri.


Batas Atas: perkusi dari ICS 1 LMC Sinistra ke bawah, dengarkan

peralihan dari sonor ke redup, itulah batas atas)


Auskultasi: HR ... x/menit, reguler, pulsus defisit,, BJ I-II Normal,
murmur, gallop.
- Kalo auskultasi jantung, dengarkan di posisi yang paling gampang,
yaitu di ictus kordis. Dengarkan selama 1 menit untuk menentukan
-

HR, regluer/tidaknya dan pulsus defisit.


Menentukan pulsus defisit dengan cara mendengarkan bunyi jantung

sambil meraba nadi.


Baru kita tentukan bunyi jantung I dan II apakah normal atau tidak.

GUIDELINE BATURAJA

Kalau menentukan bunyi jantung tambahan seperti murmur dan gallop,


dengarkan di area keempat katup, tidak perlu terlalu lama, dengarkan

ada tidaknya saja


Abdomen
Inspeksi: datar/cembung, ada scar/tidak, venektasi/tidak, dsb (apa saja

yang terlihat pada abdomen)


Palpasi: nyeri tekan sembarang, nyeri tekan epigastrium, nyeri tekan
suprapubik, hepar dan lien teraba atau tidak
- Deskripsi Hepar: berapa cm bawah arkus kostae dan proc. xifoideus,
tepi

tajam/tumpul,

konsistensi

kenyal/keras,

permukaan

rata/berdungkul, nyeri tekan ada/tidak.


- Lien: hanya sebutkan di Schuffner berapa
Perkusi: timpani (Jangan sesekali bikin Shifting Dullness kalau
perkusinya hanya Timpani walaupun hasilnya negatif. Shifting

Dullness dibuat kalau hasil perkusinya ada timpani dan redup)


Auskultasi: BU (hitung bener-bener 1 menit ada berapa kali)
Ekstrimitas: akral hangat, pucat/tidak, sianosis, CRT, edema, ptekie
Clue anamnesis:
Di anamnesis, dari keluhan utama buatlah anamensis sebagus mungkin dengan
menyertakan semua kemungkinan DD di dalam anamnesis.
DD demam < 7 hari: ISPA, DD, DBD, campak, ISK, Malaria
DD demam > 7 hari: ISK, demam tifoid, malaria, TBC
Pasien tifoid: tanyakan di anamnesis higinitas dan kebiasaan: riwayat jajan,
makanan ditutup tudung saji, jarak tempat sampah dari dapur, buang sampah
dimana, cuci tangan dak, pakai air apa, MCK, dll
Pasien diare: jajan, BAB, cuci tangan, makanan, pakai air apa untuk mandi,
cuci, kakus, minum
Pasien ISK: tanyakan gejala LUTS dan UUTS, sering tahan kencing atau tidak
Pasien DBD/DD: pakai lotion dak, rumah dekat hutan dak, ada tempat
penyimpanan air terbuka atau tidak, cuci bak berapa kali, buang sampah
dimana, ngubur barang bekas idak, sering dak keluar pagi atau sore hari (Jam
berapa), sering gantung baju dak, pelajari cara hidup nyamuk aedes
Pasien malaria: dekat rawa dak, pakek kelambu atau tidak, sering dak keluar
malam atau buka pinti malam, malam, gejala khas trias malaria. Dll. Pelajari

cara hidup nyamuk anopheles.


Setelah ujian selesai, dokter Rosi pulang (rata-rata jam 4). Kita baru boleh pulang.
PR dan status ujian
- Setiap PR ditulis tangan dan dikumpul keesokan harinya di atas meja dokter DIO
GUIDELINE BATURAJA

Status pasien yang sudah diuji, dibuat perbaikannya, dinecis jadi satu, dan
diletakkan di atas meja dokter Dio.

7. Jaga Malam
Jaga mulai jam 4 sampai besok pagi (kalau ada residen). Kalau tidak ada residen
tunggu diusir ayuknya, biasanya jam 11an. Tapi semenjak ada direktur baru, beliau

sering sidak. Jadi stand by aja tidur di kamar koas bangsal 1 orang
Jaga pakai baju abu-abu dilapisi snelli (biasanya Snelli dak dipake. Wkwk)
Jaga di bangsal: duduk aja di konter perawat. Kalau ada pasien baru bantui ayuknya
pasang infus. Terus periksa pasien dan buat SOA di status. Kalo ada pasien baru
demam < 7 hari, langsung di-Rumple Leed. Jangan nunggu besok pagi, kasian dengan

yang pegang pasien harus Rumple Leed dulu.


Jaga di neonatus: periksa pasien baru (SOA), kasih susu bayi, ganti popok, pokoknya
rawat bayi-bayi. Ayuk di neo ada beberapa yang idak bersahabat. Jadi sekali-sekali

kalau jaga belike bae gorengan. Hahaha


Kalau pas jaga ada SC, kalau ada dr. Residen, hanya Koas jaga yang wajib ikut. Tapi
kalo tidak ada dr. Residen, semua Koas (yang jaga dan dak jaga) ikut ke ruangan
resustasi neonatus di OK. Resusitasi neonatusnya dengan dr. Dio.

8. Poliklinik
Poli mulai jam setengah 9
Ikut periksa pasien aja sama dokter Marlina
Kalau ada pasien MTBS (nanti dikasitahu oleh dokternya), langsung periksa, buat di

status MTBS (satu pasien satu koas). Nanti ujian MTBS saat dokter Rosi di poli
Hari rabu imunisasi, semua koas wajib ke poli. Nanti dikabarin dari neo kalau dokter

Rosi datang.
Hari sabtu semua koas ke poli (atau bimbingan dengan dokter Dio). Setelah selesai
poli liat di neo dokter Dio sudah pulang atau belum. Kalau sudah pulang baru boleh
pulang

9. Case
Case dimulai minggu kedua-minggu keempat
Case buatlah benar-benar dan jangan ngecap. Karena dokternya periksa pasien. Jadi
buat sejujur mungkin. Dan follow up-nya bikinlah dari hari ditunjuk sebagai case.

Semua hasil lab dan perkembangan pasien dibuat.


Case diprint 5 rangkap (dokter Rosi, dokter Dio, dokter Marlina, dokter Humairah,
dokter Nanang) kalau ada dokter internsip dan residen print sesuai jumlah mereka
GUIDELINE BATURAJA

1
0

Presentasi pakek ppt yang ringkas dan semenarik mungkin


Presentasi bergantian satu-satu
Setelah presentasi.... Saat pembantaian.... Jeng jeng jeng....
Masing-masing koas yang lain disuruh kasih pertanyaan
Yang tidak bisa dijawab jadi PR. Kalau bisa chief mencatat semua PR selama case,

karena pr nya juga dicatat oleh dokter Dio. Jadi jangan sampai miss
PR biasanya banyak. Jadi belajarlah bener-benar. Walaupun tetap bae gek disalahke.

Haha
PR dibuat dalam ppt dan dipresentasikan bisa kapan saja, jadi kalau bisa besok
paginya selesai. Nanti PR juga dipresentasikan bergantian. Lebih baik kalau setiap

jawaban PR pakai sumber yang valid, biar dak terbantahkan


Dalam sehari bisa maju 1-2 case.
Case biasanya mulai siang, kita nanti dikasih makan oleh doker Rosi
Case di ruang komite medik (kunci bisa diambil di ruang neonatus)

10. JURNAL
Minggu ke-3 atau ke-4 maju jurnal
Format sama seperti jurnal reading di Palembang
Diprint kayak case
Gak dibantai yang ini. Hahaha

KEHIDUPAN SEHARI-HARI DI LUAR RUMAH SAKIT


1. Kalau tidak ada air, bisa mandi di komite medik, kamar mandi pasien bangsal, kamar
mandi pegawai bangsal, kamar mandi neonatus, WC umum di sebelah bangsal
obgyn, atau yang cowok aja bisa mandi di IPSRS, tanya aja sama cleaning service
disana
2. Mess selalu dikunci kalau pergi, karena rawan maling, biar ga repot pake kunci yang kode
ya, juga kamar bangsal pake kode aja
3. Tempat makan:
-

RM ayam soponyono
Martabak alim
Nyonya Oey
Lele saurus
Rumah makan bambu
Bakso temu roso
Bebek kremes
GUIDELINE BATURAJA

1
1

Mie Ayam Amin


Miu Miu (CHATIME ala Baturaja, murah hanya 8k)
Rumah Makan Kota Baru 2
Bakso bakar depan IGD
Dll (Sesungguhnya semua makanan dan minuman di Lapangan itu enak. Tinggal

kembali ke kekebalan saluran cerna kita. Wkwkwk)


Untuk ilmu hitam lebih mendalam, silahkan hubungi Riedho Atazsu
(082184819291)

GUIDELINE BATURAJA

1
2

Anda mungkin juga menyukai