PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pembangunan pada dasarnya merupakan suatu
rangkaian upaya yang dilakukan terus menerus untuk
mencapai suatu tingkat kehidupan masyarakat yang
sejahtera. Dengan tersedianya data geologi teknik pada
suatu daerah yang akan dikembangkan, diharapkan
terjadinya kesalahan-kesalahan dalam pengembangan
wilayah maupun perencanaan konstruksi bangunan
teknik dapat dihindarkan atau diperkecil. Tugas akhir
ini berfokus pada kajian
mendalam mengenai
Menginterpretasi
penyebaran
dan
ketebalan lapisan tanah dan batuan daerah
penelitian.
Mengetahui karakteristik geologi teknik
berdasarkan data uji CPT, pemboran
teknik dan uji laboratorium sifat mekanika
tanah.
Menganalisis daya dukung tanah pondasi
dalam untuk beban bangunan yang akan
di dirikan pada wilayah cekungan
bandung bagian timur.
Batasan Masalah
Aspek-aspek Bahasan utama dalam penelitian
ini diantaranya adalah:
a. Identifikasi penyebaran dan ketebalan lapisan
tanah
Menentukan penyebaran dan ketebalan lapisan
tanah dan batuan dengan membuat penampang
bawah permukaan berdasarkan data bor teknik
dan data
uji penetrasi konus dengan
pengukuran tekanan air pori (CPTU).
b. Identifikasi karakteristik geologi teknik
Mengidentifikasi karakteristik geologi teknik
melalui sifat fisik dan mekanik tanah dan
batuan dengan uji laboratorium dan uji
penetrasi konus dengan pengukuran tekanan
air pori (CPTU).
c. Analisis daya dukung tanah pondasi dalam
Menganalisis
kemampuan tanah untuk
menahan beban bangunan tinggi yang akan
didirikan pada daerah penelitian.
Metode Penelitian
Untuk mencapai tujuan penelitian Tugas Akhir
ini digunakan tahapan dan berbagai metode pendekatan,
sebagai berikut:
Tahapan Pendahuluan
Studi literatur meliputi kajian publikasi ilmiah baik
nasional dan internasional, kajian text book, dan
kajian data sekunder yang relevan dengan topik
penelitian.
Tahapan Pengumpulan Data
Kegiatan pengumpulan data meliputi pengumpulan
data primer yang berupa peta lokasi pengeboran, data
inti bor, data N-SPT, dan data CPTU.
Tahap Interpretasi dan Analisis
Tahap ini mengolah dan menginterpretasi data dari
hasil pengujian Cone Penetration test (CPT) yang
berupa angka-angka yang kemudian diolah dengan
bantuan software Microsoft excel menjadi grafikgrafik. Tahap Analsis dilakukan beberapa analisis dan
pengolahan data yang dilakukan di laboratorium.
Meliputi uji batas-batas Atterberg, berat jenis, uji
besar butir (grain size), uji konsolidasi, uji
permeabilitas dan uji triaksial.
Tahap Pembahasan dan Kesimpulan
Tahap yang dilakukan dengan menjelaskan hasil-hasil
penelitian. Dalam tahap ini hasil penelitian berupa
interpretasi dan analisis yang sebelumnya telah
dilakukan sebuah pembahasan detail mengenai hal
tersebut, Kemudian membuat kesimpulan berdasarkan
hasil penelitian yang sesuai dengan maksud dan
tujuan dari penelitian ini.
Lokasi Penelitian
Secara administratif daerah penelitian
terletak di 3 (tiga)
kecamatan yaitu Majalaya,
Solokanjeruk, dan Bojongsoang di Kabupaten Bandung,
Provinsi Jawa Barat, yang meliputi beberapa desa
diantaranya (Gambar 1.1):
Desa Tegalluar
Desa Buahbatu
Desa Rancakasumba
Desa Bojongemas
Desa Lengkong.
Daerah penelitian terletak pada koordinat 9224000 mN
- 9228000 mN dan 132000 mE 140000 mE atau
10703900 - 10704500 BT dan 0700224.72 0605815.6 LS. Daerah penelitian dapat dicapai dalam
waktu 30 menit hingga 1 jam perjalanan melalui jalur
transportasi darat dari pusat Kota Bandung.
Satuan Breksi
Satuan ini ditandai warna coklat, merupakan
satuan tertua yang ada di daerah penelitian.
a. Ciri Litologi
Satuan ini disusun oleh breksi gunungapi, tuf,
dan batuan beku andesit yang hadir sebagai
b. Umur
Dari penyebaran satuan ini dengan batuan
vulkanik pada Peta Geologi Lembar Bandung
terlihat adanya kesamaan. Oleh karena itu,
satuan ini dimungkinkan merupakan bagian
dari Gunungapi muda (Qvu) yang berumur
Pleistosen (Silitonga, 1973 dan Muzil dkk,
1997).
c. Lingkungan Pengendapan
Dengan melihat batuan penyusun nya yang
merupakan hasil dari aktivitas vulkanisme
diperkirakan lingkungan pengendapan dari
satuan ini adalah darat (endapan danau).
d. Kesebandingan Stratigrafi
Ciri litologi Satuan Breksi dengan ciri breksi
pada Formasi Cibereum adanya suatu
kesamaan. Oleh karena itu, satuan ini dapat
disetarakan dengan Formasi Cibereum (Qvu)
Pada Peta Geologi Lembar Bandung
(Koesoemadinata, 1981).
e. Hubungan Stratigrafi
Hubungan stratigrafi dengan satuan yang
berada di bawahnya tidak diketahui. Hal ini
dikarenakan, satuan breksi ini merupakan
satuan tertua pada daerah penelitian. Bila
dikaitkan dengan Peta Geologi Lembar
Bandung, maka hubungan stratigrafi Formasi
Cibereum dengan Formasi Cibereum yang
berada
di
bawahnya
adalah
selaras
(Koesoemadinata, 1981).
Satuan Lempung
Satuan ini merupakan satuan termuda pada
daerah penelitian. Ditandai dengan warna hijau pada
penampang bor.
a. Ciri Litologi
Satuan ini disusun oleh lempung dan terdapat
sisipan pasir, Pada satuan ini terdiri dari
lempung yang tebal dengan sisipan lempung
pasiran dan juga sisipan pasir. Lempung
berwarna abu-abu yang lunak hingga sedang,
lempung pasiran berwarna abu-abu yang lunak
hingga sedang dan pasir lepas bewarna abuabu kehitaman, berukuran butir halus hingga
sedang dan berbentuk butir menyudut
tanggung hingga membulat. Sedangkan pada
lempung padat memiliki ciri berwarna abu-abu
kehijauan hingga sedikit kecoklatan yang
sedang hingga sangat padat.
b. Umur
Umur Satuan ini diperkirakan berumur
pleistosen akhir-Holosen. Pada Peta Geologi
Lembar Bandung terlihat adanya kesamaan.
Oleh karena itu, satuan ini dimungkinkan
Satuan Pasir
Satuan ini ditandai dengan warna kuning pada
penampang bor.
a. Ciri Litologi
Satuan ini disusun oleh pasir dan terdapat
sisipan lempung, pasir berwarna abu-abu
kehitaman hingga abu-abu kehijauan yang
padat dan butirannya menunjukkan pola
menghalus ke atas dan berbentuk menyudut
hingga membulat tanggung. Sementara
lempung berwarna abu-abu kehijauan yang
padat dan kaku. Pasir pada satuan ini
berukuran sangat halus sampai dengan sangat
kasar.
b. Umur
Umur Satuan ini diperkirakan berumur
pleistosen akhir. Pada Peta Geologi Lembar
Bandung terlihat adanya kesamaan. Oleh
karena itu, satuan ini dimungkinkan
merupakan bagian dari Formasi Cibereum
Geologi Teknik
Penelitian ini dilakukan dengan investigasi
Geologi Teknik, dengan menggunakan metode
pengujian penetrasi konus dengan pengukuran tekanan
air pori (CPTU) pada 9 titik dan pemboran teknik pada
9 titik, disertai uji N-SPT pada setiap kedalaman 1.5 2.0 meter, dan analisis sifat fisik dan keteknikan conto
tanah. Conto tanah yang dilakukan uji laboratorium
mekanika tanah. Investigasi geologi teknik ini bertujuan
untuk mengidentifikasi karakteristik geologi teknik
lapisan tanah dan batuan bawah permukaan. Data
pendukung lain yang digunakan dalam penelitian ini
berupa hasil penelitian terdahulu. Gambar 4.5
menyajikan peta lokasi investigasi geologi teknik
bawah permukaan.
DataUji Laboratorium
Tabel 4.1 menyajikan ringkasan hasil
karakterisasi sifat fisik conto tanah dari pemboran
teknik. Perbedaan nilai setiap parameter fisik tanah
Batas-batas Atterberg
1. Batas Cair
Nilai pada batas cair terdiri dari hasil
perhitungan analitis dan perhitungan grafis. Nilai batas
cair yang digunakan pada studi ini adalah menurut
perhitungan grafis. Nilai batas cair pada masing-masing
lokasi bor dan tiap lapisan berbeda-beda. Pada lokasi
DH-01, rentang nilai batas cair adalah 63% hingga
135% dimana nilai ini termasuk pada plastisitas tinggi
hingga plastisitas yang lebih dari sangat tinggi.
Pada lokasi DH-02 memiliki rentang nilai
batas cair antara 43% hingga 144%. Berdasarkan
klasifikasi jenis plastisitas pada Tabel 4.3 (Bell, 2007)
nilai ini termasuk pada plastisitas sedang hingga lebih
dari sangat tinggi. Pada lokasi DH-03, rentang nilai
batas cair yaitu 51% hingga 144% yang termasuk pada
plastisitas tinggi hingga lebih dari sangat tinggi.
2. Batas Plastis
Batas cair dan batas plastis termasuk pada
batas-batas Atterberg, dari nilai batas-batas Atterberg
ini dapat diperkirakan jenis-jenis mineralnya. Untuk
conto di lokasi DH-01, pada kedalaman 14 meter
menunjukkan nilai batas cair 81%, batas plastis 35%
dan batas susut 18%. Berdasarkan klasifikasi jenis
mineral lempung (Tabel 4.4), nilai-nilai ini mendekati
nilai mineral Illit. Pada kedalaman 29.5 meter
menunjukkan nilai batas cair 92%, batas plastis 28%
dan batas susut 35%. Nilai-nilai ini mendekati dari jenis
Berat Jenis
Nilai berat jenis pada conto tanah di lokasi
DH-01, DH-02 dan DH-03 (Tabel 4.1), menunjukkan
tidak semua dapat dimasukkan pada klasifikasi karena
nilai berat jenis yang terukur tidak menunjukkan
Indeks Plastisitas
Menurut Hardiyatmo (2006) indeks plastisitas
juga dapat menentukan jenis tanah serta kohesinya
(Tabel 4.5). Nilai indeks plastisitas yang selanjutnya
disebut dengan PI, pada setiapconto tanah berbeda dan
diambil rentang nilainya. Rentang nilai PI pada lokasi
DH-01 yaitu 6% hingga 64% dimana mayoritas nilai PI
lebih besar dari 17%. Nilai PI ini menunjukkan tanah
yang bersifat plastisitas tinggi, jenis tanah lempung dan
bersifat kohesif berdasarkan Tabel 4.5.
Rentang nilai PI pada lokasi DH-02 yaitu 11%
hingga 90% dimana mayoritas nilai PI lebih besar dari
17%. Berdasarkan Tabel 4.5, nilai PI ini menunjukkan
tanah yang bersifat plastisitas tinggi, macam tanah
lempung dan bersifat kohesif (Hardiyatmo, 2006).
Nilai PI pada lokasi DH-02 yaitu 7% hingga 84%
dimana mayoritas nilai PI lebih besar dari 17%.
Berdasarkan Tabel 4.5 nilai PI ini menunjukkan tanah
yang bersifat plastisitas tinggi, macam tanah lempung
dan bersifat kohesif.
Analisis Uji Saringan
Distribusi ukuran besar butir tanah pada lokasi
DH-01 untuk kedalaman berbeda ditunjukkan pada
Gambar 4.11. Kedalaman conto tanah hingga 42.5
meter, butiran yang tertahan pada saringan no. 4 (>4,75
mm) menunjukkan persentase sekitar 0% hingga 27%.
Butiran yang tertahan dengan ukuran lebih kecil dari
4.75 mm- 0,075 mm berkisar 71% hingga 99% dan
butiran yang lolos saringan no. 200 (<0,075) berkisar
1% hingga 9.5%.
Berdasarkan persentase yang diperoleh dari uji
saringan ini, jenis tanah pada lokasi ini merupakan pasir
dengan keseragaman butir yang buruk atau SP (sand
poorly graded) dan pada kedalaman 36 dan 37 meter
P =(qc*Ap)/3 + (JHL*Ka)/5
dimana: P = Daya dukung tiang pancang ijin (kg)
qc = Nilai konus (kg/cm)
Ap = Luas penampang tiang pancang (cm)
Ka = Keliling penampang tiang (cm)
JHL= Jumlah hambatan lekat (kg/cm)
SF = faktor keamanan sebesar 3 dan 5
Perhitungan daya dukung satu tiang pancang
pada daerah penelitian dilakukan pada kedalaman 10-30
meter dengan interval 2 meter. Dengan data tiang
pancang :
: 50 cm
: . 50 cm
= 157 cm
Luas tiang pancang (Ap) : . . D
: . . 50
= 1964 cm
Konsolidasi
Konsolidasi adalah suatu proses perubahan
volume tanah akibat keluarnya air pori yang disebabkan
oleh peningkatan tekanan air pori dalam lapisan tanah
jenuh air yang diberi beban sampai terjadi kondisi
seimbang (Litbang Pekerjaan Umum, 2005). Pengujian
konsolidasi ini bertujuan untuk mendapatkan nilai
koefisien konsolidasi (Cv), yaitu parameter yang
menghubungkan perubahan tekanan pori terhadap
waktu.
10
CPTU-03
CPTU-04
CPTU-05
CPTU-06
6,031
4283,58
138,576
12
204,200
5228,860
298,038
14
20,586
6381,36
214,036
16
9,221
6900,34
222,905
18
9,463
7543,24
243,269
20
10,430
8239,78
265,794
22
22,641
9128,28
301,713
Nilai qc
(kg/cm2)
Nilai JHL
(kg/cm)
Daya
dukung
tiang, P
(Ton)
5208,66
169,915
12
9,491
11,949
6111,44
199,898
14
133,540
7855,68
334,330
16
41,974
8898,02
307,135
24
12,082
10110,24
325,661
18
9,531
9585,54
307,500
26
27,719
12300,26
404,729
20
8,524
10392,16
332,192
22
13,239
11340,44
365,082
28
14,662
13828,5
444,210
24
14,891
12474,46
401,805
30
11,357
14893,2
475,508
26
41,087
16275,06
538,404
10
52,698
13971,620
473,613
28
43,667
20529,54
673,806
30
16,221
21783,800
695,255
12
23,721
16071,82
520,646
10
4,890
4959,64
159,076
14
62,290
17828,64
601,114
12
83,639
6167,22
248,591
16
22,754
18616,82
599,999
14
70,702
6712,58
257,260
16
9,000
7180,9
231,578
18
44,598
22577,7
738,786
18
6,139
7858,72
251,008
20
82,038
23668,02
797,567
20
8,275
8592,08
275,455
22
124,230
25076,56
869,462
22
9,645
9615
308,501
24
25,967
10923,68
360,318
24
147,250
26797,780
938,630
26
10,008
12413,62
396,695
28
58,491
13601,9
465,786
30
75,175
14789,72
514,041
10
63,247
4551,76
184,467
12
7,400
4869,18
157,877
14
7,197
5306,7
171,494
16
9,720
5950,98
193,395
18
25,432
6687,98
226,846
20
43,750
7346,26
259,528
22
30,399
10242,6
341,814
24
9,680
11385,76
364,176
26
10,779
12454,84
398,496
28
10,942
13037,62
416,918
30
118,610
14505,400
533,545
10
108,09
99441,08
367,493
12
48,886
11953,18
407,680
14
61,661
15015,4
512,286
16
88,542
19184,4
660,912
10
138,770
3140,34
189,558
12
44,826
4010,02
155,380
14
8,233
4319,9
141,159
16
9,522
4841,82
158,406
18
8,394
5426,92
176,056
20
28,989
6924,940
236,622
22
134,500
9702,42
392,999
24
10,329
11191,3
358,490
26
11,337
12193,34
390,642
28
12,103
13366,5
428,015
30
25,563
14933,62
486,080
Kedalaman (m)
10
CPTU-02
10
CPTU-08
CPTU-09
11
Lokasi
Jumlah tiang
pancang
CPTU-02
169,915
16
CPTU-03
159,076
17
CPTU-04
184,467
14
CPTU-05
367,493
CPTU-06
189,558
14
CPTU-08
138,576
20
CPTU-09
473,613
2.
3.
4.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Geomorfologi daerah penelitian berupa dataran
alluvial, tataguna Lahan berupa ladang,
pesawahan dan pemukiman.
Stratifikasi
daerah penelitian terdiri dari 3 satuan, terdiri
dari satuan yang tertua adalah satuan breksi,
satuan diatasnya adalah satuan pasir, dan
satuan termuda adalah satuan lempung.
Terdapat indikasi struktur pada daerah
penelitian
yang
ditunjukkan
dengan
pembelokan lapisan pada penampang yang
pengaruhi sistem subduksi aktif dari busur
sunda. Sejarah geologi daerah penelitian
Satuan breksi (Formasi Cibereum) merupakan
satuan tertua pada daerah penelitian.
Selanjutnya terendapkan satuan pasir (Formasi
Cibereum), Kemudian, terendapkan satuan
lempung yang menutupi seluruh permukaan di
daerah penelitian.
5.
6.
12
Saran
Dari hasil penelitian dan analisis yang telah
dilakukan akan lebih baik untuk kedepannya untuk
kepentingan pembangunan di wilayah Bandung bagian
timur. Untuk analisis daya dukung sebaiknya memakai
beberapa metode pengujian dan membandingkan
beberapa metode analisis daya dukung. Diharapkan
hasil yang dicapai akan lebih detail dan dapat lebih
akurat dalam membangun pondasi. jenis dan kekuatan
lapisan tanah yang bervariasi, maka perlu melakukan
penelitian lebih lanjut dengan metode lain, seperti
metode geofisika dan geoteknik untuk memahami lebih
mendalam kondisi geologi teknik pada beberapa titik
lainnya di lokasi penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Dermawan,
Herwan,_______,
Uji
Triaksial
Unconsolidated Undrained ASTM D-2850-95,
Lab. Mekanika Tanah, UPI.
Endah Utami, Tri dan Hermawan, 2003, Perbandingan
Nilai Daya Dukung Pondasi Dangkal
Berdasarkan Data Sondir Dan Parameter Tanah
Pada Satuan Lempung Endapan Rawa (Qs) Di
Daerah Kab. Musi, Sumatra Selatan, Buletin
Geologi Tata Lingkungan, Vol. 15 No. 2,
September 2003: 110-116, Direktorat Geologi
Tata Lingkungan, Bandung.
II,
13
14