Baharuddin
Pusat Survei Geologi
Jl. Diponegoro 57, Bandung 40122
Sari
Geologi daerah Malinau di Kalimantan Timur, belum banyak diketahui karena jangkauan lokasinya yang sulit. Penelitian
ini menyajikan data petrologi dan geokimia batuan Gunung Api Tersier Jelai dan implikasi tektoniknya. Sembilan contoh
batuan dianalisis memakai metoda XRF (unsur oksida utama) dan ICP-MS (unsur jejak dan unsur tanah langka) serta tiga
contoh batuan diuji untuk penentuan umur mutlak memakai metoda Kalium - Argon. Batuan Gunung Api Tersier Jelai di
daerah Malinau tersingkap sebagai retas dan lava basal – andesit - dasit yang secara geokimia digolongkan ke dalam seri
batuan kalk-alkalin menengah sampai toleitik. Diagram laba-laba unsur jejak memperlihatkan terjadinya pemiskinan
unsur Nb dan Ti yang merupakan ciri busur kepulauan (island arc). Penentuan umur mutlak memakai metoda Kalium-
Argon terhadap tiga contoh batuan Gunung Api Tersier Jelai menghasilkan kisaran umur antara 16,13 ± 2,67 sampai
14,72 ± 0,90 Juta tahun atau Neogen-Miosen-Burdigalian sampai dengan Neogen-Miosen-Langhian. Berdasarkan atas
hasil analisis petrologi, geokimia dan penentuan umur mutlak terhadap batuan Gunung Api Jelai, maka disimpulkan
bahwa keberadaan batuan gunung api ini berkaitan erat dengan kegiatan penunjaman Lempeng Samudera Palawan ke
JS
arah selatan di bawah Kalimantan Timur pada Kala Miosen Tengah setelah berakhirnya penunjaman Lempeng Samudera
Laut Cina Selatan yang menghasilkan batuan terobosan Sintang pada Kala Oligo-Miosen.
Kata kunci: Batuan Gunung Api Jelai, petrologi, geokimia dan tektonik
Abstract
Geology of Malinau region in east Kalimantan is very little known because of its difficulties in accessibility. The aim of
this study is to present petrology and geochemical data of the Tertiary Jelai Volcanic rocks and its tectonic implications.
Nine samples have been analysed using XRF (major elements) and ICP-MS (trace and rare earth elements) methods and
three samples were examined for absolute age dating using a K-Ar method. The Tertiary Jelai volcanic rocks in Malinau
D
area are dykes and lavas having basalt-andesite-dacite in composition . Based on petrology and geochemistry data, the
Jelai Volcanic rocks are medium medium calc-alkaline to tholeiitic series. Depletion of Nb and Ti indicates an island
arc affinity. Absolute age dating using potassium-argon method for three rock samples yielded ages that vary from
16.13 ± 2.67 to 14.72 ± 0.90 m.a. or Neogene-Miocene-Burdigalian to Neogene-Miocene-Langhian. It can be
concluded that the existence of Jelai volcanic rock is strongly related to subduction of the Palawan Oceanic Plate
beneath East Kalimantan during the Middle Miocene soon after subduction of the South Chine Sea Plate ceased which
G
is formed the Sintang Intrusives during the Oligo-Miocene time.
Keywords: Tertiary Jelai volcanic rocks, petrology, geochemistry and tectonic
ra ysi 03°45’
Sa ala
penentuan umur mutlak yang dipreparasi di Pusat (M
ak
Tataan Geologi
aw
Ser
Kalimantan
Mamut
A
NI
N CO Jelai
LU
N
TO Sesar
RA Ol
K Kinabalu
k
awa
Sar aysia)
l
(Ma
Bau
Monterado Kalimantan
Pontianak Muyup
0 200 Km
JS
Gambar 2. Peta Lajur Magmatisme regional Kalimantan menurut Carlile
& Mitchell, 1994.
Hasil analisis laboratorium unsur oksida utama Kandungan unsur jejak dan unsur tanah langka
batuan Gunung Api Jelai memakai metoda XRF dalam satuan ppm (Tabel 2) dianalisis memakai
disajikan di Tabel 1. Kisaran kandungan unsur oksida metoda ICP-MS terutama unsur ion litofel besar yaitu
utama dalam satuan persen berat sebagai berikut: masing – masing berkisar antara K (855 – 20.322);
SiO2 50,36 - 61,38; TiO2 0,47 - 0,90; Al2O3 15,21 - Ba (47 - 324); Rb (5 - 105) dan Sr (219 - 553).
17,24; Fe2O3 4,97 - 9,62; MnO 0,07 - 0,31; MgO Unsur high field strength berupa Nb (5 - 16); Ti
2,47 – 11,31; CaO 5,56 - 9,32; Na2O 1,25 – 3,33; (2830 - 5366) dan Zr (11 - 141).
07SH09A 07 NO12 07NO13 07NO14 07EP10 07NO05 07EP15 07EP12 07EP09 07JW07
SiO2 50,36 53,48 52,92 58,70 58,78 52,32 59,22 61,38 53,90 53,16
TiO2 0,58 0,88 0,90 0,70 0,59 0,75 0,57 0,47 0,56 0,80
Al2 O3 15,21 16,69 16,88 17,18 15,97 15,54 17,24 16,09 15,71 16,28
Fe2 O3 7,88 9,62 9,31 7,49 4,97 8,73 6,72 6,13 9,53 9,44
MnO 0,14 0,31 0,17 0,14 0,07 0,14 0,12 0,11 0,13 0,15
MgO 11,31 4,32 4,97 3,66 4,53 8,60 3,43 2,47 7,15 5,93
CaO 8,10 8,13 8,25 6,77 9,32 8,82 6,46 5,56 8,10 7,98
Na 2 O 2,56 3,33 3,08 2,35 1,83 3,22 2,20 2,48 1,25 2,88
K2 O 0,93 1,53 1,42 1,75 0,10 1,01 1,90 2,45 0,12 1,20
P2 O5 0,10 0,21 1,20 0,21 0,11 0,14 0,13 0,08 0,09 0,15
LOI 1,91 0,81 1,37 1,50 2,49 0,74 2,01 1,91 2,62 1,20
Total 99,08 99,48 99,46 100,44 98,75 100,01 99,99 99,13 99,16 99,16
Mg# 76,99 51,12 55,40 53,22 67,98 69,65 54,30 48,45 63,59 59,39
Tabel 2. Hasil Analisis Unsur Jejak (ppm) Memakai Metode ICP-MS Batuan Gunung Api Jelai, di Daerah Malinau, Kalimantan
JS
07NO 05 07NO 12 07NO 14 07NO 13 07EP15 07EP10 07EP 09 07EP12 07SH 09 07JW 07
Nb 11,65 16,13 10,16 15,82 8,14 7,55 6,08 5,24 7,0 12,06
Zr 60,22 92,18 141,28 81,38 94,02 11,57 59,06 64,06 62,64 75,16
Y 17,88 24,42 27,92 23,91 21,68 18,66 20,62 19,08 20,17 21,59
Sr 354,4 314,4 553,0 315,2 324,9 335,7 219,0 300,2 280,5 288,2
Rb 26,37 48,0 64,6 44,98 82,49 4,83 6,37 105,63 42,52 42,55
Ba 173,6 273,9 277,3 257,5 276,8 62,17 47,88 324,1 243,2 188,7
La 10,9 17,89 23,8 17,36 23,16 17,81 17,61 18,97 16,75 14,57
Ce 21,89 36,42 50,07 35,37 47,25 34,55 36,17 36,62 33,2 29,84
D
Th 3,22 5,31 6,47 5,23 8,72 9,53 6,23 8,94 5,77 4,65
Sm 2,82 3,90 4,9 3,87 3,93 3,81 3,65 3,06 3,17 3,36
Yb 1,68 2,27 2,65 2,25 2,18 1,72 2,08 1,94 2,01 1,98
Tm 0,29 0,41 0,47 0,41 0,36 0,29 0,36 0,33 0,34 0,35
Nd 11,28 17,4 23,15 17,06 19,6 17,24 16,98 14,97 14,72 14,24
Tb 0,57 0,74 0,83 0,74 0,65 0,6 0,64 0,53 0,58 0,66
G
Tabel 3. Hasil Analisis Unsur Tanah Langka (ppm) Memakai Metode ICP-MS Batuan Gunung Api Jelai di Daerah Malinau, Kalimantan Timur
La 10,9 17,89 23,8 17,36 23,16 17,81 17,61 18,97 16,75 14,57
Ce 21,89 36,42 50,07 35,37 47,25 34,55 36,17 36,62 33,2 29,84
Pr 2,85 4,58 6,24 4,46 5,51 4,44 4,52 4,29 4,01 3,75
Nd 11,28 17,4 23,15 17,06 19,6 17,24 16,98 14,97 14,72 14,24
Sm 2,82 3,9 4,9 3,87 3,93 3,81 3,65 3,06 3,17 3,36
Eu 0,85 1,13 1,13 1,12 0,94 0,96 0,98 0,77 0,87 0,97
Gd 3,44 4,69 5,43 4,56 4,31 4,04 4,12 3,48 3,67 4,03
Tb 0,57 0,74 0,83 0,74 0,65 0,6 0,64 0,53 0,58 0,66
Dy 3,3 4,29 4,68 4,25 3,61 3,29 3,7 3,21 3,37 3,81
Ho 0,77 1,01 1,14 1,0 0,88 0,76 0,88 0,78 0,81 0,89
Er 1,93 2,62 2,95 2,61 2,35 1,96 2,31 2,07 2,14 2,26
Tm 0,29 0,41 0,47 0,41 0,36 0,29 0,36 0,33 0,34 0,35
Yb 1,68 2,27 2,65 2,25 2,18 1,72 2,08 1,94 2,01 1,98
1,0
0,9
0,8
TiO2 (wt%)
0,7
0,6 10
0,5 9
0,4
CaO (wt%)
50 55 60 65 8
SiO2 (wt%)
7
18,0 6
17,5 5
50 55 60 65
Al2O3 (wt%)
16,5
3,5
16,0
3,0
15,5
50 55 60 65 Na2O (wt%) 2,5
SiO2 (wt%)
JS
2,0
10
1,5
9
1,0
8 50 55 60 65
FeO* (wt%)
7
SiO2 (wt%)
6 3,0
5 2,5
4 2,0
K2O (wt%)
50 55 60 65
1,0
D
0,35
0,5
0,30
0,0
50 55 60 65
0,25
MnO (wt%)
SiO2 (wt%)
0,20
0,15
0,25
0,10
0,21
G
0,05
P2O5 (wt%)
50 55 60 65 0,17
SiO2 (wt%)
0,13
14 0,09
12
0,05
10 50 55 60 65
MgO (wt%)
SiO2 (wt%)
8
2
50 55 60 65
SiO2 (wt%)
Gambar 6. Diagram Harker unsur utama batuan Gunung Api Tersier Jela.
Seri Sosonit
14
Fonolit 5
12 Foidit
TefriFonolit
Na20+K2O ( % berat)
Trakhit 4
10
K2O (% berat)
Trakhidacit
Fonotefrit
Trakhi-
8 andesit 3
Tefrit Basaltik Riolit
Trakhi- Seri Kalk -alkali K tinggi
Basanit
andesit
6 Trakhi
Basal 2
0 0
35 40 45 50 55 60 65 70 75 50 55 60 65 70
SiO2 (% berat) SiO2 (% berat)
Gambar 7. Diagram Total Alkali Silika batuan Gunung Api Tersier Jelai Gambar 8 . Diagram SiO2 vs K2O batuan Gunung Api Tersier Jelai
menurut Le Bas drr, 1986. menurut (Peccerillo dan Taylor, 1976), menempatkan
batuan Gunung Api Tersier Jelai pada posisi Kalk- alkali dan
1000
Batuan / kondrit (kecuali Rb, K & P)
NO 05 100 0 07NO 05
NO 12
OIB
07NO 14 07 NO12
100
07NO 13
07 NO14
N-MORB 10 0
JS
07 NO13
Batuan / kondrit
OIB
07EP15
07 EP 15
07EP10
07EP 09 07 EP1 0
10
07EP12
10
07 EP 09
07SH 09
N-MORB 07JW 07a 07 EP 12
07 SH 09
1
1 La Ce Pr Nd Sm Eu Gd Tb Dy Ho Er Tm Y b 07 JW 07
Ba Rb Th K Nb La Ce Sr Nd P Sm Zr Ti Tb Y Tm Yb
Gambar 9. Diagram laba-laba unsur jejak batuan Gunung Api Tersier Gambar 10. Diagram laba-laba unsur tanah langka batuan Gunung Api
Jelai, dinormalisasi terhadap kondrit menurut Thompson Tersier Jelai, dinormalisasi terhadap kondrit menurut
dkk, 1982 dan disebandingkan dengan N-MORB & OIB ( McDonough dan Sun (1995).
Sun dan McDonough, 1989)
D
Data korelasi umur (Gambar 13) yang diperoleh Kesimpulan
menunjukkan bahwa kegiatan gunung api Tersier di
Batuan gunung api Jelai di Kalimantan Timur yang
wilayah Kalimantan Timur berhubungan dengan
G
berumur Neogen-Miosen- Burdigalian sampai
proses penunjaman yang telah berlangsung sejak
dengan Neogen-Miosen-Langhian terdiri atas batuan
Eosen (batuan Gunung Api Nyaan) sampai Mio – basal- andesit sampai dasit yang bersifat kalk-alkalin
Pliosen (batuan Gunung Api Metulang Long Nawan) sampai toleitik. Batuan ini terbentuk pada busur
(Baharuddin drr. 1993). Sebaliknya, di wilayah kepulauan sebagai hasil penunjaman Lempeng
Kalimantan Barat kegiatan gunung api Tersier diawali Samudera Palawan di bawah lempeng Benua
oleh kegiatan Gunung Api Piyabung pada kala Eosen Kalimantan pada Kala Miosen Tengah setelah
kemudian dilanjutkan oleh terobosan Sintang berakhirnya penunjaman Lempeng Samudera Cina
(Sintang intrusives) yang berakhir pada Kala Miosen Selatan pada Kala Oligo-Miosen yang menghasilkan
Awal (William dan Harahap., 1987). terobosan Sintang (Sintang intrusives).
Gelasian 2.41
L 2.59
Piacenzian 3.60
Niut Volcs. 4.88
E Zachlean 5.43
5
5.33
Messinian
7.25
L
Neogene
Metulang
Tortonian Long Nawan
10
Volcs.
10
Miocene
11.61 Kinabalu
Granite
Serravallian 12
M 13.65
14.43
Langhian 14.72
15 Jelai
15.97 Volcs.
16.13
16.0
Burdigalian
19
E Kelian Volcs.
21
20 20
20.43
18
Long Laii
Aquitanian Telen Granite
Volcs.
Sintang 23
23.03
JS
Intrusives
25
Paleogene
25
L Chattian
Oligocene
28.4
30.0
30
E Rupelian
Gambar 13. Korelasi umur Batuan Magmatisme Tersier Kalimantan Barat, Tengah dan Timur laut dikompilasi dari berbagai sumber
D
Ucapan Terima Kasih Tersier Kalimantan Timur (A.S.Hakim M.Phil, Ir. Eko
Partoyo M.Sc, Suyono ST, J. Wahjudiono ST.) atas
Penulis mengucapkan terimakasih kepada Kepala
kerjasamanya selama penelitian lapangan
Pusat Survei Geologi atas terbitnya makalah ini.
berlangsung. Kepada para analis di Laboratorium
Ucapan terima kasih penulis juga tujukan kepada
PSG yang telah menganalisa percontoh tak lupa
seluruh anggota tim Penelitian Batuan Gunung Api
G
kami ucapkan terimakasih.
Acuan
Abidin, H.Z., Pieters, P.E., and Sudana, D., 1993. Geological map of the Long Pahangai Sheet, Kalimantan
1:250.000 scale. Geol. Res. Dev. Centre, Bandung.
Baharuddin., Pieters, P.E., Sudana, D., and Mangga,S. A., 1993. Geological map of the Long Nawan Sheet,
Kalimantan 1:250.000 scale. Geol. Res. Dev. Centre, Bandung.
Carlile,J.C and Mitchell, A.H.G., 1994. Magmatic arcs and gold - copper mineralisation in Indonesia. In: van
Leeuwen, T.M., Hadenquist, J.W., James, L.P. and Dow, J.A.S. (Eds.), Mineral Deposits of Indonesia -
Discoveries of the past 25 years. Journal of Geochemical Exploration, Special issue, 50:91-142.
Daly, M.C., Hooper, B.G.D, and Smith, D.G., 1987. Tertiary plate tectonics and basin evolution in Indonesia.
Proceeding Indonesian Petroleum Association, 6th Annual Convention, Jakarta.
Hamilton, W., 1979. Tectonics of the Indonesian region. United States Geological Survey, Professional Paper,
1078.