Diantara jenis jamur yang dapat dikonsumsi, jenis jamur tiram lah yang
menurut saya rajanya, kenapa?, karena terbukti dengan banyaknya olahan
makanan yang bahan dasarnya terbuat dari jamur tiram yang banyak
diminati.
Namun bagi Anda yang akan memulai budidaya jamur tiram ini alangkah
baiknya sebelum memulai budidaya mengetahui terlebih dahulu apa saja
yang harus dilakukan dan bagaimana caranya, supaya pada saat melakukan
budidaya jamur tiram ini dapat meminimalisir kegagalan, walaupun, kata
sebagaian orang yang sudah pernah melakukan budidaya jamur tiram,
mereka berkata sangat simple dan mudah membudidayakan jamur tiram
itu....
putih
Pilih bibit yang telah teruji, cara mengetahuinya dari nilai BER
(biological ratio) jamur. Untuk jamur tiram BER nya sekitar 75%.
Membeli dari instansi ternama yang memiliki sertifikasi atau dilegalkan
pemerintah.
Cara
membuatnya:
Untuk membuat 100 kg media jamur tiram dibutuh kan 80 kg serbuk gergaji
kayu, 10-15 kg bekatul, dan 3 kg kapur semua bahan-bahan tersebut aduk
sampai merata, kemudian tambahkan air sekitar 60%. Untuk mengetahui
media sudah tercampur dengan baik, cara mengetesnya apabila digenggam
tidak keluar air dan apabila dilepas tidak pecah. Ukuran diatas cukup untuk
100 baglog.
Inokulasi
Baglog yang telah disterilisasi sebaiknya dipindahkan ke tempat inokulasi
dan didiamkan selama 24 jam untuk mengembalikannya ke suhu normal.
Ruangan inokulasi harus dalam ke adaan steril dan memiliki sirkulasi udara
yang baik. Hal ini penting untuk meminimalisir tercemarnya baglog dari
spora pathogen atau bakteri. Berikut tahap-tahap pengisisan bibit ke baglog.
Ambil botol bibit F3, lalu semprotkan alcohol ke botol tersebut.
Panaskan sebentar mulut botol diatas api spiritus hingga sebagian
kapas terbakar, lalu matikan api yang membakar kapas.
Setelah kapas penyumbat botol bibit dibuka, aduk-aduk menggunakan
kawat yang sudah disterilkan diatas api.
Masukkan binit dari botol ke baglog hingga leher baglog penuh, lalu
tutup kembali dengan kapas. Setiap balog diisi sekitar 10 g bibit.
Inkubasi
Inkubasi atau pemeraman bertujuan agar bibit yang telah diinokulasi segera
ditumbuhi miselium. Untuk menunjang pertumbuhan miselium. Untuk
menunjang pertumbuhan miselium pada jamur tiram, delanya ruang inkubasi
memiliki suhu 24-29C, kelembapan 90-100%, cahaya 500-1.000 lux, dan
sirkulasi udara 1-2 jam. Setelah 15-30 hari masa inkubasi, biasanya miselium
sudah tumbuh hingga separuh bagiab baglog. Bila miselium telah memenuhi
baglog, pertanda baglog siap dipindahkan ke rumah kumbung untuk
dibudidayakan hingga proses pemanenan. Namun, bila dalam waktu 1 bulan
dari masa inkubasi baglog tidak ditumbuhi misellium, berarti proses inokulasi
yang dilakuakn tidak berhasil.
pembentukan Primordia
21-27
pembentukan
buah
21-28
Kelembapan (%)
Waktu tumbuh (hari)
Cahaya (lux)
Sirkulais udara (jam)
90-100
3-5
500-1000
4-8
90-95
3-5
500-1000
Catatan di atas hanya rangkuman dari satu judul saja, untuk lebih lengkap
dan terperinci silahkan baca buku "Usaha 6 Jenis Jamur Skala Rumah
Tangga" yang disusun oleh Yohana Ipuk Sunarmi & Cahyo Saparinto, di
buku tersebut tidak hanya membahas budidaya jamur tiram saja, jamurjamur
konsumsi
lainya
pun
di
bahas
lebih
jelas.
Sumber Buku: Usaha 6 Jenis Jamur Skala Rumah Tangga, Penerbit: Penebar
Swadaya
Sumber Gambar: http://lifesofcaphehfamily.blogspot.com/
Temperature Suhu
Serat miselium jamur tiram putih tumbuh dengan baik pada kisaran suhu
antara 23-28 C, yang berarti bahwa kisaran suhu normal untuk
pertumbuhan. Waluapun demikian, dengan suhu di bawah 23 C, miselium
jamur tiram putih masih bisa tumbuh meskipun lambat. Sedangkan
memerlukan lebih banyak waktu untuk pertumbuhan tubuhnya yang
membentuk seperti kerang, memerlukan kisaran suhu antara 13-15 C
selama 2 samapai 3 hari.
Ketika nilai suhu rendah tidak diperoleh, maka ada dua kemungkinan terjadi,
yaitu pertumbuhan jamur tumbuh buah tidak akan membentuk, yang berarti
perawatan tidak berhasil, atau bahkan jika terbentuk, waktu yang
dibutuhkan akan lama. tetapi bagaimanapun tahap kedua jamur tiram putih
masih dapat tumbuh pada kisaran suhu 12-37,8 C.
Kelembapan
Kandungan air sangat berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan
miselium jamur. Terlalu sedikit air akan menghasilkan pertumbuhan dan
perkembangan akan terganggu, bahkan berhenti sama sekali.
Namun, jika terlalu banyak air, miselium akan membusuk dan mati. Kurangi
kadar air di pabrik akan diperoleh baik saat menyiram. Jamur tumbuh
dengan baik di kondisi lembab, tetapi tidak ingin genangan air. Oyster
miselium jamur tumbuh optimal pada kurangi yang memiliki kadar air sekitar
60%. Adapun merangsang pertumbuhan tunas dan tubuh buah,
membutuhkan kelembaban sekitar 70-85%.
Cahaya
Miselium jamur tiram putih tumbuh secara optimal dalam gelap. Sebaliknya,
tubuh buah jamur tidak dapat tumbuh dalam gelap. Cahaya diperlukan untuk
merangsang pertumbuhan tubuh buah. Jamur batang akan tumbuh lebih
kecil dan kap tumbuh tidak normal jika pertumbuhan saat primordial tidak
mendapatkan air.
Namun, sinar matahari melalui langsung dapat merusak dan menyebabkan
layu, serta ukuran yang relatif kecil dari tenda. Pertumbuhan jamur hanya
akan memerlukan cahaya untuk menyebar. Oleh karena itu, diperlukan
pohon peneduh di dekat gedung tempat jamur pemeliharaan.
Udara
Jamur tiram putih adalah tanaman saprofit fakultatif aerobic yang
membutuhkan oksigen sebangai senyawa untuk pertumbuhannya. Sirkulasi
udara yang lancer akan menjamin pasokan oksigen. Terbatasnya pasokan
oksigen udara disekitar tempat tumbuh jamur dapat mengganggu
pertumbuhan tubuh buah.
Jamur tiram juga yang tumbuh pada tempat yang kekurangan oksigen
memiliki tubuh buah kecil dan abnormal. Tubuh buah jamur yang tumbuh
pada tempat yang kekurangan oksisgen akan mudah layu dan mati. Jamur
tiram juga memerlukan sirkulasi udara segar untuk pertumbuhannya. Oleh
karena itu, harus diberi ventilasi agar pertukaran udara dapat berjalan
secara baik.
Pertumbuhan miselium jamur memerlukan kandungan karbon dioksida yang
agak tinggi, yaitu 15%-20%. Tetapi, jamur tiram yang tumbuh pada tempat
yang mengandung karbo dioksida yang terlalu tinggi memiliki tubuh buah
yang abnormal. Biasanya, tudung jamur tiram tumbuuh relative kecil
dibandingkan tangkainya.
Menyiapkan baglog
Baglog merupakan media tanam tempat meletakkan bibit jamur tiram.
Bahan utama baglog adalah serbuk gergaji, karena jamur tiram termasuk
jamur kayu. Baglog dibungkus plastik berbentuk silinder, dimana salah satu
ujungnya diberi lubang. Pada lubang tersebut jamur tiram akan tumbuh
menyembul keluar.
Pada usaha budidaya jamur tiram skala besar, petani jamur biasanya
membuat baglog sendiri. Namun bagi petani pemula, atau petani dengan
modal terbatas biasanya baglog dibeli dari pihak lain. Sehingga petani bisa
fokus menjalankan usaha budidaya.
Terdapat dua cara menyusun baglog dalam rak, yakni diletakkan secara
vertikal dimana lubang baglog menghadap ke atas. Dan secara horizontal,
lubang baglog menghadap ke samping.
Kedua cara ini memiliki kelebihan masing. Baglog yang disusun secara
horizontal lebih aman dari siraman air. Bila penyiraman berlebihan, air tidak
akan masuk ke dalam baglog. Selain itu, untuk melakukan pemanenan lebih
mudah. Hanya saja, penyusunan horizontal lebih menyita ruang.
Sterilisasi Baglog
Sterilisasi baglog dilakukan dengan cara memasukkan baglog ke dallam
autoclave atau pemanas/steamer dengan suhu 121 derajat C selama 15
menit. Untuk mengganti penggunaan autoclave atau streamer, dapat
menggunakan drum dengan kapasitas besar atau mampu menampung
sekitar 50 baglog dan dipanasi di atas kompor minyak atau dapat juga
menggunakan oven. Memang, sterilisasi baglog menggunakan drum
memakan waktu lebih lama, yaitu sekitar 8 jam, tetapi dianggap lebih
menghemat biaya.
Setelah proses sterilisasi selesai, baglog kemudian didinginkan, yakni
dengan mematikan alat sterilisasi dan membiarkan suhunya turun sedikit
demi sedikit. Setelah proses pendinginan, baru kemudian dilakukan
penanaman bibit jamur.
Pembibitan
Bibit yang dapat digunakan adalah F3. Bibit ini dapat dibuat atau diperoleh
dari petani jamur yang s udah bisa membuat bibit bibit jamur. Untuk
membuat bibit sendiri, diperlukan alat dan bahan yang steril karena proses
ini sangat rentan terhadap kontaminasi. Sterilisasi pembuatan bibit biasa
menggunakan laminar flow atau transfer box.
TSP 1 kg.
Kapur 3 buah.
Beri air secukupnya, dengan kandungan air 60% dan pHmedia diukur.
Sisa ujung plastic ke dalam cincin dilipat keluar, lalu diikat mulut plastic
tersebut dengan karet tahan panas.
Tutup mulut log tersebut dengan kapaskemudian tutup lagi dengan kertas,
lalu diikat lagi dengan karet.
Setelah selesai pengukusan, media di angkat dari drum. Lalu, biarkan selama
8 jam atau sampai dingin pada ruangan yang tertutup. Untuk selanjutnya,
dilakukan penanaman bibit.
Antara media yang akan ditanami dan bibit, disimpan lampu spirtus.
Setiap gerakan sendok yang dipakai, dipanaskan dengan api dari lampu
spirtus.
Media yang sudah ditanami bibit tersebut ditutup kembali dengan kapas.
Miselium tumbuh memenuhi log media. Setelah seluruh log media ditumbuhi
miselium, tutup kapas dan cincin pada bagian atas log tersebut dibuka.
Cara Panen : Pengambilan jamur harus dilakukan dari pangkal batang karena
batang yang tersisa dapat mengalami kebusukan. Potong jamur dengan
pisau yang bersih dan tajam, kemudian simpan di wadah plastic dengan
tumpukan setinggi 15 cm.
Periode Panen : Panen dilakukan setiap hari atau beberapa hari sekali,
tergantung dari jarak pembukaan log-log. Dari satu log akan dihasilkan
sekitar 0,8-1 kg jamur.
Demikian Sajian Tentang 16 Cara Lengkap Dan Mudah Budidaya
Jamur Tiram Putih Semoga Dapat Bermanfaat Buat Para Pembaca
RuangTani.Com Amin .