Anda di halaman 1dari 15

CARA BERBUDIDAYA JAMUR

BLOG / WEBSITE PERTAMA


www.bestbudidayatanaman.com

Diantara jenis jamur yang dapat dikonsumsi, jenis jamur tiram lah yang
menurut saya rajanya, kenapa?, karena terbukti dengan banyaknya olahan
makanan yang bahan dasarnya terbuat dari jamur tiram yang banyak
diminati.

Bahkan dikota-kota besar sudah banyak pedagang yang memakai roda


dipinggir jalan yang menjual jamur krispi dengan berbagai rasa. Jamur tiram
walaupun sering dijadikan menu masakan tapi tidak sedikit juga jamur ini
diolah menjadi makanan ringan.
Dengan tingginya minat masyarak Indonesia mengkonsumsi jamur tiram ini
menyebabkan kebutuhan akan jamur tiram menjadi meningkat, terutama
bagi para penyaji kuliner yang dimana daftar menunya selalu menghadirkan
olahan jamur tiram.
Dengan keadaan seperti itu maka tidak heran banyak orang yang melirik
cara budidaya jamur tiram ini, dengan tujuan untuk membudidayakannya
(home industry). Hal ini bisa menjadi ladang usaha baru bagi siapapun yang
ingin menekuni budidaya jamur tiram ini.

Namun bagi Anda yang akan memulai budidaya jamur tiram ini alangkah
baiknya sebelum memulai budidaya mengetahui terlebih dahulu apa saja
yang harus dilakukan dan bagaimana caranya, supaya pada saat melakukan
budidaya jamur tiram ini dapat meminimalisir kegagalan, walaupun, kata
sebagaian orang yang sudah pernah melakukan budidaya jamur tiram,
mereka berkata sangat simple dan mudah membudidayakan jamur tiram
itu....

Langkah awal untuk memulai budidaya jamur tiram


Mengenal Jenis jenis Jamur tiram yang dapat dibudidayakan:
Pleurotus floridae jamur tiram ini memiliki warna putih bersih.
P. ostreatus jamur tiram ini memiliki warna putih, dan
kekuningan.

P. cystidious jamur tiram ini memiliki warna putih, kemerahan.

P. citrinopileatus jamur tiram ini memiliki warna kuning keemasan.

P. djamor jamur tiram ini memiliki warna ungu kemerahan.

P. eryngii jamur tiram ini memiliki warna kebiruan.

P. euosmus jamur tiram ini memiliki warna kecoklatan.

P. flabellatus jamur tiram ini memiliki warna merah jambu.

P. pulmonarius jamur tiram ini memiliki warna putih keabu-abuan.

putih

P. sajor-caju jamur tiram ini memiliki warna kelabu.

Memilih bibit jamur tiram yang berkualitas


Walaupun ada yang berpendapat bahwa budidaya jamur tiram cukup mudah
namun untuk pemilihan bibit ini tidak bisa dianggap mudah begitu saja
karena tidak boleh asa-asalan harus yang memiliki kualitas bagus supaya
hasil budidaya nanti akan maksimal. Tidak jarang diantara para petani jamur
melakukan kesalahan atau tidak cermat dalam memilih bibit yang akhirnya
menyebabkan miselium tidak tumbuh, tubuh buah tidak optimal dan hasil
panen pun tidak maksimal.
Untuk menghindari bibit yang tidak berkualitas ada dua cara yang bisa kita
lakukan, pertama, kita membuat sendiri dengan membibitkan bibit murni
dan mendapatkan bibit F1, atau yang kedua, membeli bibit yang berkualiitas
pada petani jamur atau beli di instansi penyedia bibit yang dapat dipercaya.

Bagi anda yang ingin membeli bibit jamur tiram perhatikan


hal-hal berikut ini:

Pilih bibit yang telah teruji, cara mengetahuinya dari nilai BER
(biological ratio) jamur. Untuk jamur tiram BER nya sekitar 75%.
Membeli dari instansi ternama yang memiliki sertifikasi atau dilegalkan
pemerintah.

Miselium berwarna putih telah tumbuh penuh dan merata di media


tumbuhnya. Bila tidak merata, dikhawatirkan pada bagian yang tidak
ditumbuhi miselium mudah terkontaminasi.

Periksa tanggal pembuatannya atau kadaluarsanya.

Mencari informasi dari petani jamur yang sudah berhasil.

Media tanam untuk jamur tiram


Media tanam yang biasa digunakan untuk jamur tiram terdiri dari beberapa
bahan yang dikombinasikan menjadi satu, apa saja bahan-bahan itu? Lihat di
bawah ini:
Serbuk gergaji kayu sebanyak 80%
Bekatul sebanyak 10-15%

Kapur CaCo sebanyak 3%

Dan Air kurang lebih 40-60%

Cara
membuatnya:
Untuk membuat 100 kg media jamur tiram dibutuh kan 80 kg serbuk gergaji
kayu, 10-15 kg bekatul, dan 3 kg kapur semua bahan-bahan tersebut aduk
sampai merata, kemudian tambahkan air sekitar 60%. Untuk mengetahui
media sudah tercampur dengan baik, cara mengetesnya apabila digenggam
tidak keluar air dan apabila dilepas tidak pecah. Ukuran diatas cukup untuk
100 baglog.

Fermentasi jamur tiram


Fermentasi media tanam penting dilakukan sebelum media digunakan untuk
menanam jamur, yakni dengan cara didiamkan selama 5-10 hari atau
disesuaikan dengan kondisi bahan. Tujuannya adalah agar terjadi proses
pelapukan/pengomposan pada media. Selama proses fermentasi, suhu
media akan meningkat hingga mencapai 70C, dan selama itu pula dilakukan
pembalikan media setiap harinya agar proses pelapukan bisa merata
disemua bagian media. Selain mempercepat pelapukan, fermentasi juga
bertujuan untuk mematikan jamur liar yang dapat mengganggu
pertumbuhan jamur tiram. Media yang siap digunakan ditandai dengan
berubahnya warna media menjadi cokelat atau kehitaman.

Sterlisasi media tanam


Media tanam yang telah difermentasi dapat dimasukkan ke dalam kantong
plastic jenis polipropilen. Media tersebut kemudian dipadatkan hingga
berbentuk seperti botol (baglog). Selanjutnya, pada bagian atas plastic (leher
kantong plastic) dipasang ring, disumbat menggunakan kapas, dan dipasang
penutup baglog agar air tidak masuk ke dalam kantong pada saat
pengukuran.
Setelah baglog siap, proses sterilisasi dapat dilakukan, yakni dengan cara
mengukusnya. Wadah pengukus paling sederhana yang dapat digunakan
adalah drum. Satu drum dapat memuat sekitar 60 baglog. Prinsip kerja
sterlisasi adalah memanfaatkan panas uap air pada suhu 95-110C dalam
waktu 8-10 jam. Ketika suhu pengukusan telah mencapai 100C,
pertahankan selama 5 jam. Biasanya, waktu yang dibutuhkan untuk
mencapai suhu 100C, pertahankan selama 5 jam. Biasanya waktu yang
dibutuhkan untuk mencapai 100C adalah 3 jam, tergantung dari kestabilan
api di tungku. Selanjutnya, wadah pengukus di buka dan didiamkan selama 5
jam agar suhu media tanam dalam baglog kembali normal.

Inokulasi
Baglog yang telah disterilisasi sebaiknya dipindahkan ke tempat inokulasi
dan didiamkan selama 24 jam untuk mengembalikannya ke suhu normal.

Ruangan inokulasi harus dalam ke adaan steril dan memiliki sirkulasi udara
yang baik. Hal ini penting untuk meminimalisir tercemarnya baglog dari
spora pathogen atau bakteri. Berikut tahap-tahap pengisisan bibit ke baglog.
Ambil botol bibit F3, lalu semprotkan alcohol ke botol tersebut.
Panaskan sebentar mulut botol diatas api spiritus hingga sebagian
kapas terbakar, lalu matikan api yang membakar kapas.
Setelah kapas penyumbat botol bibit dibuka, aduk-aduk menggunakan
kawat yang sudah disterilkan diatas api.

Masukkan binit dari botol ke baglog hingga leher baglog penuh, lalu
tutup kembali dengan kapas. Setiap balog diisi sekitar 10 g bibit.

Inkubasi
Inkubasi atau pemeraman bertujuan agar bibit yang telah diinokulasi segera
ditumbuhi miselium. Untuk menunjang pertumbuhan miselium. Untuk
menunjang pertumbuhan miselium pada jamur tiram, delanya ruang inkubasi
memiliki suhu 24-29C, kelembapan 90-100%, cahaya 500-1.000 lux, dan
sirkulasi udara 1-2 jam. Setelah 15-30 hari masa inkubasi, biasanya miselium
sudah tumbuh hingga separuh bagiab baglog. Bila miselium telah memenuhi
baglog, pertanda baglog siap dipindahkan ke rumah kumbung untuk
dibudidayakan hingga proses pemanenan. Namun, bila dalam waktu 1 bulan
dari masa inkubasi baglog tidak ditumbuhi misellium, berarti proses inokulasi
yang dilakuakn tidak berhasil.

Budidaya di rumah produksi atau kumbung


Bila baglog yang telah dipindahkan ke rumah kumbung telah dipenuhi
misellium, lakukan pelubangan pada ujung baglog, yakni dengan
menggunakan silet yang telah dsterilkan. Lubang tersebut nantinya akan
menjadi tempat pertumbuhan tubuh buah jamur tiram.
Bila bibit jamur tiram yang dibeli adalah bibit F4, anda tidak perlu lagi
melakukan tahapan penyiapan media hingga masa inkubasi karena bibit F4
dalam baglog bisa langsung ditempatkan di rumah kumbung. Biasanya,
tubuh buah jamur akan terbentuk setelah 1-2 bulan dari penempatan baglog
ke rumah kumbung.

Parameter yang perlu diperhatikan dalam budidaya jamur


tiram
Parameter
Tubuh
Temperature (C)

pembentukan Primordia
21-27

pembentukan
buah
21-28

Kelembapan (%)
Waktu tumbuh (hari)
Cahaya (lux)
Sirkulais udara (jam)

90-100
3-5
500-1000
4-8

90-95
3-5
500-1000

Catatan di atas hanya rangkuman dari satu judul saja, untuk lebih lengkap
dan terperinci silahkan baca buku "Usaha 6 Jenis Jamur Skala Rumah
Tangga" yang disusun oleh Yohana Ipuk Sunarmi & Cahyo Saparinto, di
buku tersebut tidak hanya membahas budidaya jamur tiram saja, jamurjamur
konsumsi
lainya
pun
di
bahas
lebih
jelas.
Sumber Buku: Usaha 6 Jenis Jamur Skala Rumah Tangga, Penerbit: Penebar
Swadaya
Sumber Gambar: http://lifesofcaphehfamily.blogspot.com/

CARA BERBUDIDAYA JAMUR


BLOG / WEBSITE KEDUA
www.ruangtani.com

RuangTani.Com Cara Lengkap Dan Mudah Budidaya Jamur Tiram Putih


Jamur tiram dapat tumbuh dan berkembang di media yang terbuat dari
serbuk gergaji dikemas dalam kantong plastik. Pertumbuhan jamur tiram
sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu, kita
perlu tahu tentang kondisi yang cocok untuk pertumbuhan sebelum kita
melakukan budidaya jamur tiram.

16 Cara Lengkap Dan Mudah Budidaya Jamur Tiram Putih

Cara Budidaya Jamur Tiram Putih


Dalam kehidupan alami jamur ini tumbuh di hutan dan biasanya tumbuh di
bawah pohon berdaun lebar atau di bawah tanaman berkayu. Pleurotus
jamur tidak memerlukan banyak sinar matahari. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa miselium disimpan dalam ruang yang lebih redup, akan
lebih banyak jumlah di bandingkan di tempat terang sinar matahari penuh.
Miselium adalah jaringan yang mencakup koleksi hifa jamur. Miselium dapat
tumbuh di dinding sel kayu dengan menembus dinding sel kayu
Proses penetrasi kayu dinding sel enzim dibantu oleh selulosa, hemiselulosa,
dan lignin yang dihasilkan oleh jamur melalui ujung benang miselium. Enzim
mencerna senyawa secara bersamaan menggunakan kayu sebagai sumber
(substansi) makanan.

Temperature Suhu
Serat miselium jamur tiram putih tumbuh dengan baik pada kisaran suhu
antara 23-28 C, yang berarti bahwa kisaran suhu normal untuk
pertumbuhan. Waluapun demikian, dengan suhu di bawah 23 C, miselium
jamur tiram putih masih bisa tumbuh meskipun lambat. Sedangkan
memerlukan lebih banyak waktu untuk pertumbuhan tubuhnya yang
membentuk seperti kerang, memerlukan kisaran suhu antara 13-15 C
selama 2 samapai 3 hari.
Ketika nilai suhu rendah tidak diperoleh, maka ada dua kemungkinan terjadi,
yaitu pertumbuhan jamur tumbuh buah tidak akan membentuk, yang berarti
perawatan tidak berhasil, atau bahkan jika terbentuk, waktu yang
dibutuhkan akan lama. tetapi bagaimanapun tahap kedua jamur tiram putih
masih dapat tumbuh pada kisaran suhu 12-37,8 C.

Kelembapan
Kandungan air sangat berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan
miselium jamur. Terlalu sedikit air akan menghasilkan pertumbuhan dan
perkembangan akan terganggu, bahkan berhenti sama sekali.
Namun, jika terlalu banyak air, miselium akan membusuk dan mati. Kurangi
kadar air di pabrik akan diperoleh baik saat menyiram. Jamur tumbuh
dengan baik di kondisi lembab, tetapi tidak ingin genangan air. Oyster
miselium jamur tumbuh optimal pada kurangi yang memiliki kadar air sekitar
60%. Adapun merangsang pertumbuhan tunas dan tubuh buah,
membutuhkan kelembaban sekitar 70-85%.

Cahaya
Miselium jamur tiram putih tumbuh secara optimal dalam gelap. Sebaliknya,
tubuh buah jamur tidak dapat tumbuh dalam gelap. Cahaya diperlukan untuk
merangsang pertumbuhan tubuh buah. Jamur batang akan tumbuh lebih
kecil dan kap tumbuh tidak normal jika pertumbuhan saat primordial tidak
mendapatkan air.
Namun, sinar matahari melalui langsung dapat merusak dan menyebabkan
layu, serta ukuran yang relatif kecil dari tenda. Pertumbuhan jamur hanya
akan memerlukan cahaya untuk menyebar. Oleh karena itu, diperlukan
pohon peneduh di dekat gedung tempat jamur pemeliharaan.

Udara
Jamur tiram putih adalah tanaman saprofit fakultatif aerobic yang
membutuhkan oksigen sebangai senyawa untuk pertumbuhannya. Sirkulasi
udara yang lancer akan menjamin pasokan oksigen. Terbatasnya pasokan
oksigen udara disekitar tempat tumbuh jamur dapat mengganggu
pertumbuhan tubuh buah.
Jamur tiram juga yang tumbuh pada tempat yang kekurangan oksigen
memiliki tubuh buah kecil dan abnormal. Tubuh buah jamur yang tumbuh
pada tempat yang kekurangan oksisgen akan mudah layu dan mati. Jamur
tiram juga memerlukan sirkulasi udara segar untuk pertumbuhannya. Oleh
karena itu, harus diberi ventilasi agar pertukaran udara dapat berjalan
secara baik.
Pertumbuhan miselium jamur memerlukan kandungan karbon dioksida yang
agak tinggi, yaitu 15%-20%. Tetapi, jamur tiram yang tumbuh pada tempat
yang mengandung karbo dioksida yang terlalu tinggi memiliki tubuh buah
yang abnormal. Biasanya, tudung jamur tiram tumbuuh relative kecil
dibandingkan tangkainya.

Derajat Keasaman (pH)


Miselium jamur tiram putih tumbuh optimal pada pH media yang sedikit
asam, yaitu antara 5,0-6,5. Nilai pH medium diperlukan untuk produksi
metabolism dari jamur tiram putih, seperti produksi asam organic.
Kondisi asam dapat menyebabkan pertumbuhan miselium jamur tiram
terganggu, tumbuh kontaminasi oleh jamur lain, bahkan menimbulkan
kematian jamur tiram putih. Kondisi pH yang terlalu tinggi (basa), dapat
menyebabkan system metabolism dari jamur tiram putih tidak efektif.

Bahkan, menyebabkan kematian. Tubuh buah jamur tiram tumbuh optimal


pada pH lingkungdn yang mendekati normal (pH 6,8-7,0).

Cara Budidaya Jamur Tiram


Dalam budidaya modrn, media tumbuh yang digunakan berupa kayu tiruan
(log) yang dibuat dalam bentuk silinder. Komposisi media ini berupa sumber
kayu (gergaji kayu, ampas tebu), sumber gula (tepung-tepungan), kapur,
pupuk P, dan air.

Kebutuhan Nutrisi Jamur Tiram


Pertumbuhan yang optimal dapat dicapai bila lingkungannya sesuai serta
tersedia nutrisiyang cukup. Protoplas sel memerlukan nitrogen, fosfor, dan
nutrisi lai. Karbon selain diperlukan untuk pembentukan protoplasma, juga
diperlukan sebagai sumber energy. Sehingga karbon lebih banyak
dibutuhkan disbanding dengan nitrogen. Nitrogen dibutuhkan untuk
pembentukan asam nukleat. Sedangkan protein dan kitin diperlukan untuk
pembentukan dinding sel jamur.

Kehadiran Mikroorganisme lain


Media tempat tumbuh merupakan sumber energy utama bagi jamur tiram.
Kehadiran mikroorganisme lain dapat menyebabkan persaingan dalam
mendapatkan nutrisi, sehingga jamur yang diharapkan tidak dapat tumbuh
dengan optimal. Bahkan, sebagian dari competitor tersebut dapat
mengeluarkan senyawa yang bersifat toksin terhadap organism disekitarnya.
Sterilisasi media merupakan cara yang efektif untuk membebaskan media
tanam dari kehadiran jasad asing di dalam media tanam yang tidak
diharapkan.

Menyiapkan baglog
Baglog merupakan media tanam tempat meletakkan bibit jamur tiram.
Bahan utama baglog adalah serbuk gergaji, karena jamur tiram termasuk
jamur kayu. Baglog dibungkus plastik berbentuk silinder, dimana salah satu
ujungnya diberi lubang. Pada lubang tersebut jamur tiram akan tumbuh
menyembul keluar.
Pada usaha budidaya jamur tiram skala besar, petani jamur biasanya
membuat baglog sendiri. Namun bagi petani pemula, atau petani dengan
modal terbatas biasanya baglog dibeli dari pihak lain. Sehingga petani bisa
fokus menjalankan usaha budidaya.

Terdapat dua cara menyusun baglog dalam rak, yakni diletakkan secara
vertikal dimana lubang baglog menghadap ke atas. Dan secara horizontal,
lubang baglog menghadap ke samping.
Kedua cara ini memiliki kelebihan masing. Baglog yang disusun secara
horizontal lebih aman dari siraman air. Bila penyiraman berlebihan, air tidak
akan masuk ke dalam baglog. Selain itu, untuk melakukan pemanenan lebih
mudah. Hanya saja, penyusunan horizontal lebih menyita ruang.

Sterilisasi Baglog
Sterilisasi baglog dilakukan dengan cara memasukkan baglog ke dallam
autoclave atau pemanas/steamer dengan suhu 121 derajat C selama 15
menit. Untuk mengganti penggunaan autoclave atau streamer, dapat
menggunakan drum dengan kapasitas besar atau mampu menampung
sekitar 50 baglog dan dipanasi di atas kompor minyak atau dapat juga
menggunakan oven. Memang, sterilisasi baglog menggunakan drum
memakan waktu lebih lama, yaitu sekitar 8 jam, tetapi dianggap lebih
menghemat biaya.
Setelah proses sterilisasi selesai, baglog kemudian didinginkan, yakni
dengan mematikan alat sterilisasi dan membiarkan suhunya turun sedikit
demi sedikit. Setelah proses pendinginan, baru kemudian dilakukan
penanaman bibit jamur.

Pembibitan
Bibit yang dapat digunakan adalah F3. Bibit ini dapat dibuat atau diperoleh
dari petani jamur yang s udah bisa membuat bibit bibit jamur. Untuk
membuat bibit sendiri, diperlukan alat dan bahan yang steril karena proses
ini sangat rentan terhadap kontaminasi. Sterilisasi pembuatan bibit biasa
menggunakan laminar flow atau transfer box.

Proses Penanaman Jamur Tiram


Serbuk gergaji dipilih dan dibersihkan. Bagian yang besar dan tajam dibuang
karena dapat merusak plastic substrat.
Bahan yang sudah ada dicampur sesuai komposisi takaran dalam jolang /
baskom plastic. Aduk sampai merata, jangan sampai ada gumpalangumpalan. Adapun bahan yang dicampurkan untuk menghasilkan 100 log
adalah sebagai berikut :

Serbuk gergaji atau ampas tebu halus 10,5 kg.

Tepung jagung 0,6 kg.

Dedak halus 21 kg.

TSP 1 kg.

Kapur 3 buah.

Beri air secukupnya, dengan kandungan air 60% dan pHmedia diukur.

Campuran bahan dimasukan ke dalam plastic transparan dengan ukuran 20


x 35 cm dan tebal 0,5. Media harus dipadatkan agar terbentuk log yang baik.
Media yang bagus adalah kepadatannya merata. Jangan lupa, ujung plastic
bagian bawah ditusuk jari telunjuk supaya masak. Hal ini dilakukan agar
bahan yang dimasukkan dan dipadatkan bisa duduk posisinya (tidak miring).
Pengisian dilakukan tidak terlalu penuh, tapi disisakan 15 cm untuk
memudahkan dalam mengikat.
Tiap log ditimbang beratnya, yaitu sebanyak 1,2 kg.

Sisa ujung plastic ke dalam cincin dilipat keluar, lalu diikat mulut plastic
tersebut dengan karet tahan panas.

Tutup mulut log tersebut dengan kapaskemudian tutup lagi dengan kertas,
lalu diikat lagi dengan karet.

Dilakukan pengukusan terhadap log media selama 12 jam.

Lamanya pengukusan dihitung setelah air di dalam drum mendidih.

Setelah selesai pengukusan, media di angkat dari drum. Lalu, biarkan selama
8 jam atau sampai dingin pada ruangan yang tertutup. Untuk selanjutnya,
dilakukan penanaman bibit.

Setelah media dingin, baru dilakukan penanaman bibit, caranya:

Penanaman bibit dilakuan di ruangan tertutup.

Semprot isi ruangan dengan alcohol 95%.

Gunakan sarung sarung tangan dan semprot dengan alcohol 95%.

Untuk memudahkan penanaman bibit, media yang akan diinokulasi disimpan


di depan dekat tangan kiri.

Bibit yang akan ditanamkan disimpan di depan dekat tangan kanan.

Antara media yang akan ditanami dan bibit, disimpan lampu spirtus.

Buka karet, kertas penutup, serta kapas penutup media.

Masukkan 3 sendok makan bibit untuk satu log media.

Setiap gerakan sendok yang dipakai, dipanaskan dengan api dari lampu
spirtus.

Media yang sudah ditanami bibit tersebut ditutup kembali dengan kapas.

Penanaman bibit dikerjakan dengan cepat, tetapi harus teliti.

Media yang sudah ditanami bibit disimpan di atas rak.

Biarkan sampai seluruh media diisi miselium jamur.

Miselium tumbuh memenuhi log media. Setelah seluruh log media ditumbuhi
miselium, tutup kapas dan cincin pada bagian atas log tersebut dibuka.

Kelembapan lingkungan dipertahankan dengan menyemprot menggunakan


sprayer.

Tubuh buah yang sudah cukup mekar dapat dipanen.

Perawatan Budidaya Jamur Tiram


Jika kita akan menyimpan log di dalam bangunan, masa tanam jamur tiram
tidak tidak diatur oleh kondisi iklim dan dapat dilakukan setiap saat. Log
yang sudah ditanami bibit harus disimpan di tempat yang menunjang
pertumbuhan miselium dan tubuh buah.
Bangunan untuk menyimpan log dapat dibuat permanen untuk budidaya
jamur tiram skala besar atau di dalam bangunan semi permanen.
Tempat pemeliharaan jamur dibuat dengan ukuran 10 x 12 m yang di
dalamnya terdapat 8 buah petak pemeliharaan berukuran 5,7 x 2,15 m.
jarak antara petak 40-60 cm. di dalam setiap petakan dibuat rak-rak yang
tersusun ke atas untuk menyimpan 1.300-1.400 log. Rangka bangunan dapat
dibuat dari besi, kayu atau bambu.
Log disimpan di atas rak dengan posisi tegak atau miring. Jarak
penyimpanan diatur sedemikian rupa sehingga tubuh buah yang tumbuh
dari log tidak tumpang tindih dengan tubuh buah yang lain.

Pengendalian Hama Penyakit Pada Budidaya Jamur Tiram

Selain pemeliharaan baglog, dalam budidaya jamur tiram juga perlu


dilakukan perawatan untuk mencegah atau mengendalikan hama dan
penyakit yang mungkin bisa menyerang jamur tiram. Hama dan penyakit
yang menyerang jamur tiram tentu dipengaruhi oleh keadaan lingkungan
maupun jamur itu sendiri. Sehingga antara tempat budidaya yang satu dan
yang lain, serangan hama penyakit kemungkinan dapat berbeda-beda.

Hama Penyakit Jamur Tiram


Ulat
Ulat merupakan hama yang paling banyak ditemui dalam budidaya jamur
tiram. Ada tiga faktor penyebab kemunculan hama ini yaitu faktor
kelembaban, kotoran dari sisa pangkal/bonggol atau tangkai jamur dan
jamur yang tidak terpanen, serta lingkungan yang tida bersih.
Hama ulat muncul ketika kelembaban udara berlebihan. Oleh sebab itu,
hama ulat sering dijumpai ketika musim hujan. Pencegahan menjadi solusi
terbaik untuk mengatasi hama ini adalah dengan mengatur sirkulasi udara.
Caranya dengan membuka lubang sirkulasi dan untuk sementara proses
penyiraman keumbung dihentikan.
Pangkal jamur yang tertinggal di baglog saat pemanenan dapat
menimbulkan binatang kecil seperti kepik. Kepik inilah yang menjadi
penyebab munculnya hama ulat. Sementara jamur yang tidak terpanen
kemungkinan terjadi karena jamur tidak muncul keluar sehingga luput saat
pemanenan dan menjadi busuk. Hal ini menyebabkan munculnya ulat.
Sebaiknya, ketika melakukan pemanenan baglog telah dipastikan
kebersihannya sehingga tidak ada pangkal atau batang dan jamur yang tidak
terpanen.
Ulat bisa saja muncul karena rumah kumbung ataupun sekitar kumbung
tidak berseih. Misalnya adanya kandang ternak atau tanaman di sekitar
rumah kumbung.
Untuk mencegah dan mengatasi serangan hama ulat, lakukan pembersihan
rumah kumbung dan sekitar rumah kumbung dengan melakukan
penyemprotan formalin.

Pemanenan Jamur Tiram


Ciri dan Umur Panen : Jamur tiram Pleurotus adalah jamur yang rasanya enak
dan memiliki aroma yang baik jika dipanen pada waktu umur muuda. Panen
dilakukan setelah tubuh buah mencapai ukuran maksimal saat 2-3 hari
setelah tumbuh bakal tubuh buah.

Cara Panen : Pengambilan jamur harus dilakukan dari pangkal batang karena
batang yang tersisa dapat mengalami kebusukan. Potong jamur dengan
pisau yang bersih dan tajam, kemudian simpan di wadah plastic dengan
tumpukan setinggi 15 cm.
Periode Panen : Panen dilakukan setiap hari atau beberapa hari sekali,
tergantung dari jarak pembukaan log-log. Dari satu log akan dihasilkan
sekitar 0,8-1 kg jamur.
Demikian Sajian Tentang 16 Cara Lengkap Dan Mudah Budidaya
Jamur Tiram Putih Semoga Dapat Bermanfaat Buat Para Pembaca
RuangTani.Com Amin .

Anda mungkin juga menyukai