Anda di halaman 1dari 8

Rabu, 23 Januari 2013

analisis usaha angkringan


ANALISS USAHA
ANGKRINGAN PAK GONDRONG
A. Rancangan Usaha
1. Nama Usaha
Angkringan Pak Gondrong
2. Alamat tempat Usaha
Jl. Dwikora gang 11 Yosorejo-Pekalongan 51137
3. Latar Belakang Usaha
Berawal dari keinginan untuk membuka usaha sendiri dan memperbaiki
perekonomian keluarga, pak lanjar yang ketika itu berusia 21 tahun bertekad untuk
berwirausaha di kota batik. Usaha angkringan pak gondrong mulai dirintis tahun 2006 ,
sebelumnya pak lanjar bekerja sebagai rewang di wwarung angkringan yang dikelolah
adiknya di klaten dan sempat menjadi tukang becak. Kemudian timbulah keinginan untuk
membuka usaha sendiri, berbekal motivasi yang kuat dan informasi yang minim tentang
masih jarangnya usaha angkringan di kota pekalongan. Berangkatlah pak lanjar ke kota
pekalongan, dengan modal nekad.
Selama kurang lebih 6 hari merantau di kota pekalongan, pak lanjar berkeliling ke
tempat-tempat keramain di kota pekalongan dan batang. Mendatangi satu tempat ke tampat
yang lain dari warung ke warung dengan niat untuk mencari tau usaha warung di kota
peklaongan. Tanpa ada sanak saudara atupun tempat tinggal pak lanjar beristirahat di masjidmasjid.
Enam hari terlewati, kemudian pak lanjar memberanikan diri untuk kembali ke klaten
mencari pinjaman dana untuk membuka usaha angkringan di pekalongan. Dengan modal
awal 6.500.000. pak lanjar menuju peklaongan dengan membawa modal dan satu gerobak,
beserta istri dan anaknya.
Berdirilah usaha awal warung angkringan pak lanjar di depan kantor penggadaian
kota pekalongan. Berjalan satu bulan usaha tersebut, dirasa sepi pak lanjar dan keluarga
hampir putus asa. Kemudian pak lanjar meminta istri dan ankanya kembali ke kota klaten.

Pak lanjar tetap melanjutkan usaha angkringan sendiri meskipun usahanya belum
dikenal banyak orang. Terus diperjuangkan usaha tersebut. Sampailah 50 hari merintis usaha
sendiri, angkringan pak lanjar mulai dikenal orang pekalongan, pak lanjar mulai
mempekerjakan pegawai dari klaten. Dibantu 2 pegawai pak lanjar terus mengembangkan
usahanya.
Awal pak lanjar bermodal 150.000 perhari dengan keuntungan hanya 80.000 perhari
sempat membuat pak lanjar kebingungan, ditambah jika ada masakan yang tidak habis.
Namun pak lanjar tidak pantang menyerah, hingga 3 bulan berjalan, 4 bulan usaha pak lanjar
semakin dikenal. Satu tahun berjalan pak lanjar mulai memberanikan diri menambah 2
gerobak angkringan. Karena semakin bertambah gerobak, pak lanjar kemudian kembali ke
klaten untuk membeli kembali gerobak dan menjemput keluarganya. Terus dan terus berjuang
bersama istri dan anaknya, pak lanjar bersabar degan ketelatenannya pantang menyerah.
Mempertahankan ketelatenan, meberikan yang terbaik untuk pelanggan. Dengan
menjaga kebersihan masakan dan angkringan, menjaga kualitas masakan, menjaga sikap
sopan santun terhadap pembeli, pelanggan, dan pegawai dengan berlandaska kekeluargaan,
usaha angkringan pak lanjar semakin maju. Usaha angkringan pak lanjar pun dikenal dengan
nama angkringan pak gondrong di masyarakat. Hingga sekarang terus berjalan, usaha pak
lanjar sudah mencapai 37 tahun. Jika dihitung sudah berjalan selam 6 tahun pak lanjar dan
istri membangun usahanya.
4. Tujuan Usaha
Usaha yang dibangun pak lanjar berawal dari tujuan untuk memperbaiki
perekonomian keluarga pak lanjar. Sebagai suatu bentuk kemandirian dalam perekonomian
maka berwirausaha adalah pilihan yang diambil pak lanjar. Selain itu dengan tujuan
membantu rekan sanak saudara dan siapapun yang membutuhkan pekerjaan dan berminat
dengan dunia usaha kuliner khususnya.
5. Bidang Usaha
Usaha yang dijalakan pak lanjar adalah jenis usaha dibidang Kuliner
6. Manajemen
a.

Pencetus sekaligus kepala pimpinan usaha

Pak lanjar (pak gondrong)


b. Asisten
Ibu Suparni (istri pak lanjar)
c. Bendahara

Ibu suparni
d. Cheff
Terdapat 3 karyawan perempuan yang membantu bu suparni dalam menghasilkan masakan.
e. Karyawan utama (kepala dari tiap cabang angkringan yang tersebar).
Terdapat 15 gerobak diluar gerobak angkringan yang di kelolah pak lanjar. Sehingga terdapat
15 karyawan utama yang mengelolah 15 angkringan. Dalam satu cabang kedai angkringan
sekurang-kurangnya 3 pegawai yang membantu.
B. KEGIATAN PEMASARAN
1. Konsep Produk
Produk berupa makanan siap saji khas klaten
2. Target Pasar
a. Fokus pemasaran
1.) Wilayah pemasaran
Kota Pekalongan Batang dan sekitarnya
2.) Segmentasi pasar
Awal dibukanya usaha tersebut melihat masih sedikitnya bahkan sangat jarang usaha
angkringan di kota Pekalongan
b. Potensi pasar
Masih sedikitnya usaha angkringan dengan konsep siap saji berbagai kalangan menjadi
potensi tersendiri untuk berkembangnya usaha tersebut.
Kompetitor
Mulai bermunculan usaha-usaha sejenis dari masyarakat sekitar.
d. Estimasi penguasaan pasar
Memilih tempat-tempat strategis yang mudah dijangkau masyarakat berbagai kalangan.
c.

Penambahan gerobak (cabang) di lokasi-lokasi yang sudah di survey sebelumnya, dengan


target setiap tahunya sekurang-kurangnya 2 gerobak bertambah.
e. Strategi pemasaran produk
1.) Merek
Dengan awal usaha satu gerobak tanpa ada merek apapun, kemudian berjalannya waktu
merek tersebut ada berangkat dari masyarakat (konsumen) yang sudah menjadi pelanggan.
Dengan ciri khas pemilik usaha (pak lanjar) yang memiliki gaya rambut gondrongnya dan
sikapnya yang ramah. Usaha tersebut kemudian dkenal dengan sebutan (merek) Angkringan
pak Gondrong.
2.) Kualitas
Mengedepankan mutu makanan yang fresh dan bersih. Tidak ada makanan sisa yang kembali
di sajikan, setiap ada makanan yang tidak habis terjual pada hari ini akan dibagikan ke
tetangga dan pondok pesantren di sekitar rumah pak lanjar, dengan catatan makanan sisa
itupun merupakan makanan yang masih layak untuk dimakan.

f.

Desain
Pemilihan tempat yang strtegis, penataan warung angkringan yang dibuat khas seperti
penempatan makanan-makanan di meja, penempatan perlengkapan untuk membakar

makanan, tempat duduk untuk para konsumen.


g. Kemasan
Usaha angkringan tidak dikemas secara keseluruhan karena merupakan usaha makanan siap
saji. Yang menjadi ciri khas dari angkringan pak gondrong adalah nasi kucing yang
dikemas dan disajikan dengan cara yang unik, sambal klaten, mendoan bakar, dan beberapa
menu lainnnya yang khas.
h. Proteksi
Menjaga kualitas makanan dan konsep kekeluargaan kepada setiap pelanggan. Menerima
setiap masukan dan kritik sebagai langkah untuk menjaga usaha angkringan tersebut lebih
i.

baik dan inovatif


Kemudahan penggunaan
Lokasi usaha ini berada di tempat-tempat strategis yang mudah dijangkau, dengan harga yang

j.

relatif terjangkau untuk berbagai kalangan.


Keamanan produk
Usaha ini tidak terdaftar di badan / insatansi yang mengurus mengenai sertifikat kehalalan
atau keamanan produk. Karena usaha angkringa ini merupakan usaha makanan siap saji yang
bahannya dipilih , diolah, dimasak, dan disajikan secara langsung dengan batas waktu 24 jam.

Tidak ada bahan pengawet atau sejenisnya.


k. Labelisasi
Usaha angkringan pak gondrong tidak ada labelisasi secara formal.
l. Strategi harga
Usaha angkringan pak gondrong ini merupakan usaha kuliner yang memang dibangun
dengan tujuan kuliner berbagai kalangan, sehingga menerapkan harga yang terjangkau dan
merupakan strategi dalam menjalankan dan mengembangkan usahanya.
Adapun perubahan harga yang merupakan bagian dari strategi biasnya dipengaruhi oleh
harga dari bahan-bahan mentah sebagai hal pokok. Diceritakan oleh istri pak lanjar, pada saat
mengalami kelangkaan minyak tanah masa-masa pergantian minyak tanah ke gas. Usaha ini
sempat hampir collaps, beberapa minggu tidak berjalan. Karena kami tidak bisa mengolah
makanan tanpa ada minyak tanah. Kemudian kami mati-matian mencari minyak tanah
kemanapun, harga mahal pun kami beli yang penting kami dapat dan kami bisa masak karena
kalo tidak secara hitung-hitungan jika kami tidak berjualan itu lebih menjadikan pemasukam
kami nol. Karena usaha seperti ini berjalan itu karena berputar antara modal, pengolahan, dan
hasil. Yang akhirnya keadaan demikian jelas berpengaruh terhadap harga makanan yang kami
jual dan berdampak juga pada hasil.
m. Strategi distribusi

1.) Penjualan langsung


Usaha angkringan ini kami jual secara langsung sat gerobak yang merupakan inti ataupun
awal kami memulai usaha yang tepatnya berada di depan pegadaian, dekat dengan hypermart
Pekalongan sekarangnya.
2.) Penjualan melalui pengecer
Selain dengan satu gerobak yang merupakan benih awal usaha kami, 15 gerobak lainnya
sebagai cabang yang tersebar di di jalan hayam wuruk, jalan kartini, warubg asem, grogolan,
mataram, depan grosi r PPIP , depan Nirwana, depan pusri, depan hotel Indonesia, pasar podo
sugih, binagriya.
3.) Strategi promosi
Strategi pemasaran yang digunakan pak lanjar dalam usahanya hanya dengan menggunakan
spanduk yang terpsang di kedai-kedai angkringan pak lanjar. Dan dari mulut ke mulut, tidak
ada strategi khusus lainnya.

C. RENCANA OPERASIONAL
1. Lokasi
Perencanaan awal, Pak Lanjar berharap suatu saat nanti usaha yang dirintisnya dapat
melakukan ekspansi usaha di segenap penjuru Pekalongan. Meskipun awalnya Pak Lanjar
melakukan usaha ini hanya sekedar sebagai penyambung hidup untuk memenuhi kebutuhan
keluarga. Namun demikian Pak lanjar mempunyai keinginan lebih untuk bisa
mengembangkan usahannya.
2. Fasilitas
Untuk menjalankan usaha angkringan ini Pak Lanjar membutuhkan fasilitas berupa
grobak sebagai tempat untuk menjual dagangannya, kemudian peralatan masak seperti
(tungku untuk pembakaran, ketel, dll), gelas, sendok, dll. Untuk masing-masing angkringan.
3. Metode Operasional
Dalam mengoprasikan ushanya , semua permodalan berasal dari Pak Lanjar. Baik
dari modal tetap berupa paket alat angkringan, maupun modal berjalan yang berupa masakan
yang akan di jual. Untuk setiap yang buka cabang angkringan Pak lanjar hanya dipungut
biaya sewa grobak angkringan setiap malalmnya sebesar Rp. 4.000 saja. Bagi setiap cabang

angkringan Pak Lanjar, harus mengambil barang-barang yang akan dijual setiap habis duhur
langsung ditempat Pak Lanjar . Dan selanjutnya masing-masing menjual dagangannya ke
masing masing cabang.
4. Proyeksi Kebutuhan Investasi
a. Kebutuhan Modal
1.)

Perputaran kas
Pak Lanjar dalam menjalankan usahanya melakukan perputaran kas setiap satu tahun sekili
pada setiap menjelang hari raya Idul fitri.

2.)

Pengeluaran harian.
Setiap harinya Pak Lanjar harus mengeluarkan modal kurang lebih Rp. 1.000.000, untuk
belanja bahan-bahan masakan yang akan didistribusikan ke masing-masing cabang
angkringan Pak Lanjar.

3.)

Persediaan kas
Dalam setiap usaha pastilah akan mengalami pasang surut, begitupun usaha angkringan Pak
lanjar. Untuk mengantisipasi kemungkinan kerugian setiap harinya dari hasil penjualan
angkringan Pak Lanjar menyisihkan 5% laba untuk persediaan kas.

b. Kebutuhan Tunai
Kebutuhan tunai dalam setiap harinya kurang lebih Pak Lanjar harus mengeluarkan uang
kurang lebih Rp. 1000.000.
D. PROYEKSI FINANSIAL
1. Estimasi hasil
Dalam satu hari modal yang dikeluarkan pak lanjar untuk menghasilkan masakan sekurang

kurangnya, Rp. 1000.000.


Pendapatan pasti pak lanjar dari uang sewa angkringan Rp. 4000,- dari tiap gerobak setiap

harinya, pak lanjar memilki 16 gerobak tersebar.


Dari masing-masing menu memilki harga yang berbeda mulai dari 500, 1000, hingga harga
dasar lainnya tiap jenis masakan olahan pak lanjar. Dimana tiap gerobak kurang lebih
mencapai 70-100 porsi dari tiap jenis masakan. Misalkan 50 nasi kucing, 100 tempe bacem,

100 kerang bakar, 50 sate jeroan, dsb. Yang mana tiap makanan diberi harga pokok dasar.
Kemudian estimasi penghasilan tiap harinya di akumulasi dalam buku penghasilan tiap
pegawai. Sehingga terdapat 16 buku catatan akumulasi pendapatan yang dipegang pak lanjar
untuk kemudian setiap siang ketika tiap-tiap pegawai yang memegang satu gerobak

mengambil masakan sekaligus melaksanakan pembukuan bersama pak lanjar secara langsung

ataupun istrinya.
Seperti berikut ini contoh pembukuan dari usaha pak lanjar :
Per Pegawai (gerobak 1)
Jenis menu

Harga

Jumlah keluar

Jumlah sisa

Total

Nasi kucing

1000

50 bungkus

10 bungkus

40x1000 =

Tahu bacem

500

100

40.000
500x100 =

Kerang bakar 800

50

15 tusuk

Dst

Dst

Dst

Dst

TOTAL

50.000
800 x 35 =
28.000
Dst
.............
Mis
Rp.
300.000

Pembukuan akumulasi estimasi penghasilan pak lanjar dalam satu hari (kotor)
Modal awal

Rp. 1000.000

Gerobak

Pemasukan/

(cabang)
Gerobak 1
Gerobak 2
Dst

gerobak
sewa gerobak
Rp. 300.000
Rp. 4.000
Rp. 350.000
Rp. 4.000
Dst
Dst
Rp. 2.000.000
Rp. 64.000
Rp. 2. 064.000.000

Jumlah
Total
(pemasukan masakan + sewa
gerobak )
Total keseluruhan
(total modal awal )

Pemasukan

Rp. 2. 064.000.000 1.000.000


= 1.064.000.000 (misal)

2. Analisis rasio
Jika di lihat dari sistem dan menajemen pembukuan keuangan usaha pak lanjar masih sangat
sederhana.

3. Pendanaan dan Kerjasama


Pendanaan modal awal pak lanjar dari keberaniannya untuk meminjam dari temannya karena
untuk meminjam di bank pak lanjar tidak memiliki harta benda yang bisa di jadikan jaminan.
Dengan modal awal membuka usaha Rp. 6.500.000,- pak lanjar memulai usahanya tersebut.
Selain itu dalam proses berjalannya usaha yang naik turun terkadang pak lanjar juga
mengalami kerugian-kerugian yang mengakibatkan pak lanajr harus kembali mencari
pinjaman kesana kemari. Namun demikian tidak menghalangi pek lanjar dan istrinya terus
mengambangkan sayap usaha mereka. Dengan menjalin kerjasama di beberapa pelanggan
atau tempat-tempat belanja bahan mentah usaha angkringan pak lanjar terus berjalan.

E. PENUTUP
Dalam menjalankan suatu usaha tidak semudah apa yang ada di dalam teori dan tidak
sesulit apa yang ditakutkan. Kuncinya adalah kemauanadan sudut pandang, seperti yang
terjadi pada usaha angkringan pak gondrong, yang di bangun pak lanjar dan istrinya.
Meskipun bukan tergolong usaha besar berupa perusahaan elit, tapi banyak hal yang bisa
dijadikan pelajaran dari beliau.
Bermodal keinginan untuk berwirausahaa memperbaiki perekonomian keluarga,
memberanikan diri keluar dari zona nyaman menjadi pegawai , pernah menjajal menjadi
tukang becak. Meraskan kerugian yang tidak hanya sekali. Membuat pak lanjar hampir putus
asa, namun berkat kegigihan beliau. Dan ketulusan beliu bersama sang istri yang diterapkan
kepada karyawan-karyawannya untuk selalu menjaga kualitas kebersihan, kehigienisan,
kepuasan pelanggan, dan mendasarkan segala sesuatu dengan landasan kekeluargaan menjadi
suatu etika dan kultur yang dibentuk oleh pak lanjar.
Dengan itu semua pak lanjar yang sederhana tidak pernah menyangka usaha yang
dibangunnya kini sudah berkembang dari satu gerobak angkringan menjadi 16 gerobak. Dan
itu semua tidak akan bisa terjadi tanpa adanya kemauan dan kerja keras.

Anda mungkin juga menyukai