Pak lanjar tetap melanjutkan usaha angkringan sendiri meskipun usahanya belum
dikenal banyak orang. Terus diperjuangkan usaha tersebut. Sampailah 50 hari merintis usaha
sendiri, angkringan pak lanjar mulai dikenal orang pekalongan, pak lanjar mulai
mempekerjakan pegawai dari klaten. Dibantu 2 pegawai pak lanjar terus mengembangkan
usahanya.
Awal pak lanjar bermodal 150.000 perhari dengan keuntungan hanya 80.000 perhari
sempat membuat pak lanjar kebingungan, ditambah jika ada masakan yang tidak habis.
Namun pak lanjar tidak pantang menyerah, hingga 3 bulan berjalan, 4 bulan usaha pak lanjar
semakin dikenal. Satu tahun berjalan pak lanjar mulai memberanikan diri menambah 2
gerobak angkringan. Karena semakin bertambah gerobak, pak lanjar kemudian kembali ke
klaten untuk membeli kembali gerobak dan menjemput keluarganya. Terus dan terus berjuang
bersama istri dan anaknya, pak lanjar bersabar degan ketelatenannya pantang menyerah.
Mempertahankan ketelatenan, meberikan yang terbaik untuk pelanggan. Dengan
menjaga kebersihan masakan dan angkringan, menjaga kualitas masakan, menjaga sikap
sopan santun terhadap pembeli, pelanggan, dan pegawai dengan berlandaska kekeluargaan,
usaha angkringan pak lanjar semakin maju. Usaha angkringan pak lanjar pun dikenal dengan
nama angkringan pak gondrong di masyarakat. Hingga sekarang terus berjalan, usaha pak
lanjar sudah mencapai 37 tahun. Jika dihitung sudah berjalan selam 6 tahun pak lanjar dan
istri membangun usahanya.
4. Tujuan Usaha
Usaha yang dibangun pak lanjar berawal dari tujuan untuk memperbaiki
perekonomian keluarga pak lanjar. Sebagai suatu bentuk kemandirian dalam perekonomian
maka berwirausaha adalah pilihan yang diambil pak lanjar. Selain itu dengan tujuan
membantu rekan sanak saudara dan siapapun yang membutuhkan pekerjaan dan berminat
dengan dunia usaha kuliner khususnya.
5. Bidang Usaha
Usaha yang dijalakan pak lanjar adalah jenis usaha dibidang Kuliner
6. Manajemen
a.
Ibu suparni
d. Cheff
Terdapat 3 karyawan perempuan yang membantu bu suparni dalam menghasilkan masakan.
e. Karyawan utama (kepala dari tiap cabang angkringan yang tersebar).
Terdapat 15 gerobak diluar gerobak angkringan yang di kelolah pak lanjar. Sehingga terdapat
15 karyawan utama yang mengelolah 15 angkringan. Dalam satu cabang kedai angkringan
sekurang-kurangnya 3 pegawai yang membantu.
B. KEGIATAN PEMASARAN
1. Konsep Produk
Produk berupa makanan siap saji khas klaten
2. Target Pasar
a. Fokus pemasaran
1.) Wilayah pemasaran
Kota Pekalongan Batang dan sekitarnya
2.) Segmentasi pasar
Awal dibukanya usaha tersebut melihat masih sedikitnya bahkan sangat jarang usaha
angkringan di kota Pekalongan
b. Potensi pasar
Masih sedikitnya usaha angkringan dengan konsep siap saji berbagai kalangan menjadi
potensi tersendiri untuk berkembangnya usaha tersebut.
Kompetitor
Mulai bermunculan usaha-usaha sejenis dari masyarakat sekitar.
d. Estimasi penguasaan pasar
Memilih tempat-tempat strategis yang mudah dijangkau masyarakat berbagai kalangan.
c.
f.
Desain
Pemilihan tempat yang strtegis, penataan warung angkringan yang dibuat khas seperti
penempatan makanan-makanan di meja, penempatan perlengkapan untuk membakar
j.
C. RENCANA OPERASIONAL
1. Lokasi
Perencanaan awal, Pak Lanjar berharap suatu saat nanti usaha yang dirintisnya dapat
melakukan ekspansi usaha di segenap penjuru Pekalongan. Meskipun awalnya Pak Lanjar
melakukan usaha ini hanya sekedar sebagai penyambung hidup untuk memenuhi kebutuhan
keluarga. Namun demikian Pak lanjar mempunyai keinginan lebih untuk bisa
mengembangkan usahannya.
2. Fasilitas
Untuk menjalankan usaha angkringan ini Pak Lanjar membutuhkan fasilitas berupa
grobak sebagai tempat untuk menjual dagangannya, kemudian peralatan masak seperti
(tungku untuk pembakaran, ketel, dll), gelas, sendok, dll. Untuk masing-masing angkringan.
3. Metode Operasional
Dalam mengoprasikan ushanya , semua permodalan berasal dari Pak Lanjar. Baik
dari modal tetap berupa paket alat angkringan, maupun modal berjalan yang berupa masakan
yang akan di jual. Untuk setiap yang buka cabang angkringan Pak lanjar hanya dipungut
biaya sewa grobak angkringan setiap malalmnya sebesar Rp. 4.000 saja. Bagi setiap cabang
angkringan Pak Lanjar, harus mengambil barang-barang yang akan dijual setiap habis duhur
langsung ditempat Pak Lanjar . Dan selanjutnya masing-masing menjual dagangannya ke
masing masing cabang.
4. Proyeksi Kebutuhan Investasi
a. Kebutuhan Modal
1.)
Perputaran kas
Pak Lanjar dalam menjalankan usahanya melakukan perputaran kas setiap satu tahun sekili
pada setiap menjelang hari raya Idul fitri.
2.)
Pengeluaran harian.
Setiap harinya Pak Lanjar harus mengeluarkan modal kurang lebih Rp. 1.000.000, untuk
belanja bahan-bahan masakan yang akan didistribusikan ke masing-masing cabang
angkringan Pak Lanjar.
3.)
Persediaan kas
Dalam setiap usaha pastilah akan mengalami pasang surut, begitupun usaha angkringan Pak
lanjar. Untuk mengantisipasi kemungkinan kerugian setiap harinya dari hasil penjualan
angkringan Pak Lanjar menyisihkan 5% laba untuk persediaan kas.
b. Kebutuhan Tunai
Kebutuhan tunai dalam setiap harinya kurang lebih Pak Lanjar harus mengeluarkan uang
kurang lebih Rp. 1000.000.
D. PROYEKSI FINANSIAL
1. Estimasi hasil
Dalam satu hari modal yang dikeluarkan pak lanjar untuk menghasilkan masakan sekurang
100 kerang bakar, 50 sate jeroan, dsb. Yang mana tiap makanan diberi harga pokok dasar.
Kemudian estimasi penghasilan tiap harinya di akumulasi dalam buku penghasilan tiap
pegawai. Sehingga terdapat 16 buku catatan akumulasi pendapatan yang dipegang pak lanjar
untuk kemudian setiap siang ketika tiap-tiap pegawai yang memegang satu gerobak
mengambil masakan sekaligus melaksanakan pembukuan bersama pak lanjar secara langsung
ataupun istrinya.
Seperti berikut ini contoh pembukuan dari usaha pak lanjar :
Per Pegawai (gerobak 1)
Jenis menu
Harga
Jumlah keluar
Jumlah sisa
Total
Nasi kucing
1000
50 bungkus
10 bungkus
40x1000 =
Tahu bacem
500
100
40.000
500x100 =
50
15 tusuk
Dst
Dst
Dst
Dst
TOTAL
50.000
800 x 35 =
28.000
Dst
.............
Mis
Rp.
300.000
Pembukuan akumulasi estimasi penghasilan pak lanjar dalam satu hari (kotor)
Modal awal
Rp. 1000.000
Gerobak
Pemasukan/
(cabang)
Gerobak 1
Gerobak 2
Dst
gerobak
sewa gerobak
Rp. 300.000
Rp. 4.000
Rp. 350.000
Rp. 4.000
Dst
Dst
Rp. 2.000.000
Rp. 64.000
Rp. 2. 064.000.000
Jumlah
Total
(pemasukan masakan + sewa
gerobak )
Total keseluruhan
(total modal awal )
Pemasukan
2. Analisis rasio
Jika di lihat dari sistem dan menajemen pembukuan keuangan usaha pak lanjar masih sangat
sederhana.
E. PENUTUP
Dalam menjalankan suatu usaha tidak semudah apa yang ada di dalam teori dan tidak
sesulit apa yang ditakutkan. Kuncinya adalah kemauanadan sudut pandang, seperti yang
terjadi pada usaha angkringan pak gondrong, yang di bangun pak lanjar dan istrinya.
Meskipun bukan tergolong usaha besar berupa perusahaan elit, tapi banyak hal yang bisa
dijadikan pelajaran dari beliau.
Bermodal keinginan untuk berwirausahaa memperbaiki perekonomian keluarga,
memberanikan diri keluar dari zona nyaman menjadi pegawai , pernah menjajal menjadi
tukang becak. Meraskan kerugian yang tidak hanya sekali. Membuat pak lanjar hampir putus
asa, namun berkat kegigihan beliau. Dan ketulusan beliu bersama sang istri yang diterapkan
kepada karyawan-karyawannya untuk selalu menjaga kualitas kebersihan, kehigienisan,
kepuasan pelanggan, dan mendasarkan segala sesuatu dengan landasan kekeluargaan menjadi
suatu etika dan kultur yang dibentuk oleh pak lanjar.
Dengan itu semua pak lanjar yang sederhana tidak pernah menyangka usaha yang
dibangunnya kini sudah berkembang dari satu gerobak angkringan menjadi 16 gerobak. Dan
itu semua tidak akan bisa terjadi tanpa adanya kemauan dan kerja keras.