Vol - VIII No.16 II P3DI Agustus 2016
Vol - VIII No.16 II P3DI Agustus 2016
Abstrak
Permasalahan kewarganegaraan ganda yang dialami oleh Archandra Tahar dan
Gloria N. Hamel menjadi salah satu isu hukum di masyarakat. Selain permasalahan
tersebut, tuntutan dari eks-WNI yang dicabut status WNI-nya karena dianggap
terlibat Peristiwa 1965 (G 30 S PKI) dan tuntutan kewarganegaraan ganda dari
diaspora Indonesia juga merupakan permasalahan kewarganegaraan yang belum
terselesaikan. Berbagai pandangan ahli dan pakar pada umumnya menginginkan
politik hukum UU Kewarganegaraan Republik Indonesia tetap pada kewarganegaraan
tunggal. Dari perspektif hukum, hukum harus merespons permasalahan sosial
dan aspirasi publik khususnya permasalahan kewarganegaraan ganda. Sebagai
masukan terhadap legislasi DPR RI terkait permasalahan kewarganegaraan
ganda di Indonesia, terdapat 2 (dua) opsi yakni (1) mengakomodir atau menolak
penerapan kewarganegaraan ganda atau (2) perubahan atau penggantian UU
Kewarganegaraan. Kedua opsi tersebut tergantung pada politik kebijakan dan
masing-masing mempunyai konsekuensi hukum yang berbeda.
Pendahuluan
*) Peneliti Muda Hukum pada Bidang Hukum, Pusat Penelitian, Badan Keahlian DPR RI.
Email: harris.sibuea@dpr.go.id
Info Singkat
2009, Pusat Penelitian
Badan Keahlian DPR RI
www.pengkajian.dpr.go.id
ISSN 2088-2351
-1-
Wacana Penerapan
Kewarganegaraan Ganda
Hikmahanto Juwana, pakar hukum
internasional
Universitas
Indonesia,
menyatakan bahwa ada beberapa hal yang
harus dipertimbangkan jika Indonesia ingin
menerapkan kewarganegaraan ganda. Salah
satunya kewarganegaraan ganda seringkali
dimanfaatkan oleh seseorang yang melakukan
kejahatan dan penghindaran pajak.
Adapun Satya Arinanto, pakar hukum
tata negara Universitas Indonesia, menyikapi
wacana penerapan kewarganegaraan ganda
khususnya terkait diaspora Indonesia. Diaspora
merupakan non state actor yang perannya
sangat penting dalam pembangunan nasional
tidak hanya melalui remittance (pengiriman
uang ke Indonesia), tetapi juga potensi lainnya
yang bisa disumbangkan bagi bangsa dan
negara seperti human capital, skills, wealth,
dan network. Di samping permasalahan
diaspora, kekhawatiran Satya Arinanto
terhadap penerapan kewarganegaraan ganda
yakni terkait terorisme dan keamanan imigrasi.
Idrus Marham menyatakan, jika
wacana perubahan UU Kewarganegaraan
yang di dalamnya akan mengakui status
kewarganegaraan ganda sebagai respons dari
peristiwa yang menimpa Archandra Tahar dan
Gloria N. Hamel adalah tindakan terburu-buru
yang tidak melewati proses pengkajian terlebih
dahulu. Wacana penerapan kewarganegaraan
ganda memerlukan kajian, pandangan,
dan masukan dari pakar. Kalaupun harus
ada revisi, Indonesia harus tetap menganut
sistem kewarganegaraan tunggal, bukan
kewarganegaraan ganda. Meski hukum harus
mengikuti perkembangan dunia karena dunia
sudah berubah, dengan memberikan hakhak sosial, ekonomi, dan hak asasi manusia,
kecuali hak politik.
Permasalahan
kewarganegaraan
Archandra Tahar pada dasarnya adalah
masalah
kehilangan
kewarganegaraan
Indonesia
dan
meperoleh
kembali
kewarganegaraan Indonesia. Pada awalnya
yang bersangkutan berstatus Warga Negara
-3-
Permasalahan
kewarganegaraan
ganda
Archandra Tahar dan Gloria N. Hamel
membuat negara harus merespons. DPR RI
melalui fungsi legislasi telah merencanakan
perubahan dalam Prolegnas 2014-2016
sebagai solusi memecahkan permasalahan
kewarganegaraan ganda.
Permasalahan Archandra sebenarnya
bukan
permasalahan
mengenai
kewarganegaraan ganda, tetapi bagaimana
seorang warga negara Indonesia kehilangan
dan memperoleh kembali kewarganegaraannya
yang hilang. Hal ini berbeda dengan
pewarganegaraan
terhadap
seseorang
yang sama sekali belum pernah menjadi
warga negara Indonesia. Perubahan UU
Kewarganegaraan sebaiknya memungkinkan
negara memberikan kembali kewarganegaraan
Indonesia yang hilang (dengan kriteria dan
syarat tertentu), tanpa harus mengajukan
permohonan
melainkan
pemberian
kewarganegaraan kembali oleh Presiden
dengan persetujuan DPR. Sedangkan untuk
permasalahan
kewarganegaraan
ganda,
saat ini cukup dengan kebijakan yang ada di
dalam UU Kewarganegaraan, yaitu hanya
dimungkinkan untuk anak di bawah 18 tahun.
Referensi
Bernard L. Tanya, dkk., Teori Hukum:
Strategi Tertib Manusia Lintas Ruang
dan Generasi, Cet. ke - III, Genta
Publishing, Yogyakarta, 2010.
Noor M. Aziz, Laporan Kompendium
Hukum Bidang Kewarganegaraan, Pusat
Penelitian dan Pengembangan Sistem
Hukum Nasional BPHN Kementerian
Hukum dan HAM RI, 2011.
Undang-Undang No. 12 Tahun 2006 tentang
Kewarganegaraan Republik Indonesia.
Jika Hanya untuk Akomodir Dwi
Kewarganegaraan, Muhammad Syafii
Tolak Revisi UU Kewarganegaraan,
http://dpr.go.id/berita/detail/id/13944,
diakses 25 Agustus 2016.
Pembahasan Proses Dwi Kewarganegaraan
Indonesia,
http://mataindependen.
blogspot.co.id/2015/05/pembahasanproses-dwi-kewarganegaraan.html?m=1,
diakses 24 Agustus 2016.
Problematika di Balik Kewarganegaraan
Ganda, http://www.bbc.com/indonesia/
berita_indonesia/2016/08/160817_
indonesia_kewarganegaraan_ganda,
diakses 24 Agustus 2016.
Penutup
Permasalahan
kewarganegaraan
merupakan hal yang mendasar tentang
bagaimana seseorang hidup pada suatu
wilayah negara di mana setiap negara
mempunyai aturan hukum masing-masing.
-4-
Majalah
HUBUNGAN INTERNASIONAL
UPAYA PERLINDUNGAN
PELAJAR INDONESIA DI TURKI
Sita Hidriyah*)
Abstrak
Dua orang mahasiswi Indonesia ditangkap oleh aparat keamanan Turki pada 11
Agustus 2016 di rumah tinggalnya di kota Bursa, Turki. Alasan penangkapan tersebut
diduga berkaitan dengan aktivitas Fatullah Gulen (Gulen) di Turki. Pada akhirnya,
upaya pemerintah Indonesia dengan memberikan pendampingan hukum dan bersikap
proaktif dengan pemerintah Turki membuahkan hasil setelah dua minggu penangkapan.
Kejadian ini menjadi pelajaran sekaligus perhatian besar bagi pemerintah Indonesia
dimana Turki sedang melakukan pembersihan terhadap kelompok Gulen. Pemerintah
diharapkan untuk terus dapat melindungi WNI yang berada di luar negeri sesuai
komitmen dalam UUD 1945 serta hak sebagai WNI untuk dilindungi oleh negara.
Pendahuluan
*) Peneliti Muda Masalah-masalah Hubungan Internasional pada Bidang Hubungan Internasional, Pusat Penelitian,
Badan Keahlian DPR RI. Email: sita.hidriyah@dpr.go.id
Info Singkat
2009, Pusat Penelitian
Badan Keahlian DPR RI
www.pengkajian.dpr.go.id
ISSN 2088-2351
-5-
Penutup
Insiden penahanan terhadap dua
pelajar Indonesia di Turki perlu menjadi
catatan penting bagi pemerintah Indonesia
dan parlemen. Merespons perkembangan
situasi politik dalam negeri Turki, pemerintah
Indonesia sudah memulai upaya-upaya
antisipatif agar warga Indonesia yang berada
di Turki tidak terkena dampak negatif
dari kondisi tersebut. Namun nyatanya,
upaya tersebut tidak sepenuhnya memadai
sehingga berujung pada penahanan dua
pelajar
Indonesia.
Pemerintah
perlu
memikirkan langkah lebih jauh agar insiden
serupa tidak terjadi lagi di negara mana pun
WNI berada. Himbauan terhadap pelajar
Indonesia di luar negeri untuk tidak terlibat
politik praktis negara lain tampaknya cukup
penting guna menghindari terjadinya hal
serupa.
Selama dua pelajar Indonesia
ditahan, Kemenlu melaksanakan tugasnya
dalam memberikan pendampingan dan
-7-
Referensi
Krisis Turki: RI Siapkan Pengacara bagi 2
Mahasiswi, Kompas, 20 Agustus 2016.
Kudeta Turki: 2 Mahasiswi RI Bebas,
Buah Diplomasi Intensif, Kompas, 27
Agustus 2016.
Pemerintah Dampingi Dua Mahasiswi di
Turki, Republika, 20 Agustus 2016.
DPR Kecam Penangkapan Dua Mahasiswi
Indonesia di Turki, http://nasional.
republika.co.id/berita/nasional/
umum/16/08/19/oc5eex361-dpr-kecampenangkapan-dua-mahasiswi-indonesiadi-turki, diakses 22 Agustus 2016.
-8-
Majalah
KESEJAHTERAAN SOSIAL
Abstrak
Wacana kenaikan tarif cukai dan harga rokok di Indonesia menjadi isu hangat yang
sedang bergulir. Kenaikan harga rokok dianggap sebagai salah satu upaya atau alat
kendali untuk menurunkan jumlah perokok. Penurunan jumlah perokok diharapkan
dapat mengurangi risiko kesehatan yang dialami masyarakat. Perempuan dan anakanak termasuk dalam kelompok rentan mengalami bahaya rokok. Selain upaya dari
Pemerintah, DPR, dan stakeholders lainnya; dibutuhkan pula peran serta masyarakat
dalam mengendalikan jumlah perokok dan bahaya rokok.
Pendahuluan
Dalam beberapa hari terakhir, muncul
wacana kenaikan tarif cukai dan harga rokok
hingga menjadi Rp50.000 per kemasan. Wacana
ini berawal dari publikasi hasil penelitian
Pusat Kajian Ekonomi dan Kebijakan Kesehatan
(PKEKK) atau Center for Health Economic
dan Policy Studies (Cheps) Fakultas Kesehatan
Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia (UI),
yang dipimpin oleh Prof. Hasbullah Thabrany.
Hasil penelitian menyatakan 72,3 persen dari 1000
responden berpendapat jika harga rokok Rp50
ribu atau lebih akan membuat perokok berhenti
merokok.
Sampai saat ini Menteri Keuangan Sri
Mulyani belum mengeluarkan aturan baru terkait
harga jual eceran maupun tarif cukai rokok.
Namun perdebatan pro dan kontra mengenai
wacana kenaikan harga rokok masih terus
berkembang. Sebagian pihak tidak setuju,
terutama dari kalangan pelaku industri rokok.
*) Peneliti Muda Kajian Wanita pada Bidang Kesejahteraan Sosial, Pusat Penelitian, Badan Keahlian DPR RI.
Email: dina.martiany@dpr.go.id
Info Singkat
2009, Pusat Penelitian
Badan Keahlian DPR RI
www.pengkajian.dpr.go.id
ISSN 2088-2351
-9-
Penutup
Sangat disadari bahwa rokok sebagai
salah satu produk tembakau memiliki
berbagai dampak terhadap kesehatan yang
mengonsumsinya. Faktanya, jumlah perokok
justru selalu menunjukkan trend meningkat,
termasuk perempuan perokok; meskipun telah
diperingatkan bahwa rokok dapat menyebabkan
gangguan kesehatan, kehamilan, kelainan
janin, impotensi, dan infertilitas. Perempuan
dan anak lebih rentan terkena dampak rokok.
- 11 -
Referensi
Lazarus dan Folkman, dalam Jenefer Robinso.
2005. Deeper Than Reason: Emotion and Its
Role in Literature, Music, and Art, hal. 438.
ISBN 978-0-19-926365-3.
WHO, CDC Foundation, World Lung Foundation,
et.al. 2015. The Global Adult Tobacco Survey
(GATS) Atlas. Myriad Editions, ISBN (pbk): 9780-9964232-0-5 ISBN (ebk): 978-0-9964232-1-2.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 40 Tahun 2013 tentang Peta Jalan
Pengendalian Dampak Konsumsi Rokok Bagi
Kesehatan.
Anna Reimondos, Iwu Dwisetyani Utomo, Peter
McDonald, Terence Hull, Heru Suparno,
dan Ariane Utomo. 2012. Policy Background
No.2: Merokok dan Penduduk Dewasa Muda
di Indonesia, http://demography.anu.edu.
au/sites/default/files/research/transitionto-adulthood/Policy_Background_%232_
Smoking-Bhs_Indonesia.pdf,
Australian
National University dan Pusat Penelitian
Kesehatan Universitas Indonesia, diakses pada
22 Agustus 2016.
- 12 -
Majalah
Abstrak
Politik anggaran 2017 menghadapi tantangan berat dengan kondisi perekonomian global
dan belum optimalnya kinerja perekonomian nasional. Politik anggaran yang diarahkan
pada kebijakan perpajakan yang kondusif, belanja yang lebih produktif, dan prioritas serta
penguatan kebijakan pembiayaan anggaran, diharapkan akan semakin memperkokoh
tahapan transformasi fundamental perekonomian nasional dan kebijakan percepatan
pembangunan. Untuk mencapai hasil optimal pengelolaan anggaran 2017 juga harus
ditopang dengan upaya penguatan daya saing perekonomian, penguatan infrastruktur fisik
dan sosial, serta pengendalian inflasi. Upaya penguatan tersebut merupakan modalitas yang
berharga seiring dengan kuatnya stabilitas politik nasional dan dukungan politik DPR RI.
Pendahuluan
Pidato
penyampaian
keterangan
pemerintah atas RUU APBN 2017 beserta nota
keuangannya dalam Rapat Paripurna DPR RI,
16 Agustus 2016, menegaskan perubahan arah
politik anggaran pada tahun 2017. Penegasan
ini tentu disertai dengan optimisme pemerintah
atas membaiknya kondisi ekonomi makro
seperti terkendalinya tingkat inflasi dan kinerja
pertumbuhan dalam triwulan kedua 2016 ini,
serta terobosan transformasi fundamental
perekonomian dan kebijakan percepatan
pembangunan nasional.
Di sisi lain, pemerintah juga menegaskan
sejumlah tantangan berat baik secara domestik
maupun dari sisi konstelasi perekonomian
global. Belum optimalnya kinerja perekonomian
*) Peneliti Madya Kebijakan Publik pada Bidang Ekonomi dan Kebijakan Publik, Pusat Penelitian, Badan Keahlian DPR RI.
Email: hariyadi@dpr.go.id
Info Singkat
2009, Pusat Penelitian
Badan Keahlian DPR RI
www.pengkajian.dpr.go.id
ISSN 2088-2351
- 13 -
APBN-P
2016
RAPBN
2017
Pertumbuhan Ekonomi
5,2%
5,3%
Inflasi
4,0%
4,0%
RP13.500
Rp13.300
5,5%
5,3%
Harga ICP
USD40/barel
USD45/barel
Lifting minyak
820 barel/hari
780 barel/hari
Lifting gas
- 14 -
Tabel 2. Postur APBN-P 2016 dan RAPBN 2017 (dalam miliar rupiah)
Uraian
APBN-P 2016
RAPBN 2017
A. PENDAPATAN NEGARA
1.786.225,0
1.737 .629,4
I. DALAM NEGERI
1.784.249,9
1.736.256,7
1. Perpajakan
1.539.166,2
1.495.893,8
2. PNBP
245.083,6
240.362,9
1.975,2
1.372,7
2.082.948,9
2.070.465,9
1.306.696,0
1.310.439,3
1. K/L
767.809,9
758.378,0
2. Non-K/L
538.886,1
552.061,3
776.252,9
760.026,7
1. Transfer ke Daerah
729.270,8
700.026,7
2. Dana Desa
II. HIBAH
B. BELANJA NEGARA
I. PEMERINTAH PUSAT
46.982,1
60.000,0
C. KESEIMBANGAN PRIMER
(105.505,6)
(111.431,4)
296.723,9)
(332.836,6)
(2,35)
(2,41)
296.723,9
332.836,6
mengoptimalkan
hasilnya,
sejumlah
hal,
tetapi tidak terbatas pada hal-hal berikut,
tentu perlu disasar. Pertama, penguatan
daya saing perekonomian nasional. Laporan
Bank Dunia menunjukkan daya saing dan
produktivitas manufaktur Indonesia terus
mengalami penurunan akibat membelitnya
persoalan
infrastruktur
dan
konektivitas,
perijinan, dan tingginya biaya logistik. Studi
lain menyimpulkan hal yang sama meskipun
belum mengalami fase deindustrialisasi. Studi
tersebut juga mencatat bahwa baru sekitar
10% industri manufaktur kita yang melakukan
ekspor karena masih terbatasnya jaringan nilai
tambah global (global value chains). Hal ini
sejalan dengan hasil survei World Economic
Forum di 140 negara yang menunjukkan bahwa
daya saing Indonesia mengalami penurunan
dari posisi ke 34 ke posisi 37. Kedua, penguatan
infrastruktur fisik dan sosial. APBN-P 2016
dan RAPBN 2017 memosisikan diri sebagai
peletak dasar paradigma pembangunan yang
lebih produktif dan bersifat Indonesiasentris.
Peningkatan dana desa secara signifikan juga
semakin memperkokoh paradigma ini. Dengan
format politik anggaran seperti ini, tuntutan
pengelolaan pembelanjaan untuk infrastruktur
fisik dan sosial yang lebih akuntabel, efektif, dan
efisien pun dipertaruhkan. Ketiga, pengelolaan
inflasi. Pengelolaan tingkat inflasi yang moderat
menjadikan pengelolaan fiskal akan semakin
mudah terkontrol. Hal ini karena karakteristik
- 15 -
Penutup
Politik anggaran 2017 diarahkan pada upaya
pengelolaan anggaran yang semakin realistis
dan kredibel dalam situasi perekonomian global
yang kurang kondusif dan belum optimalnya
kinerja perekonomian nasional. Dibarengi
dengan optimisme kondisi ekonomi makro,
hal ini tentu semakin memperkokoh tahapan
transformasi
fundamental
perekonomian
nasional dan kebijakan percepatan pembangunan
nasional. Sejumlah tantangan domestik dan
global bagaimana pun akan tetap menghantui
pengelolaan anggaran 2017. Proses pengelolaan
anggaran 2017 perlu ditopang dengan upaya
penguatan daya saing perekonomian, penguatan
infrastruktur fisik dan sosial, serta pengendalian
inflasi. Upaya tersebut secara kekiniaan menjadi
modalitas yang penting seiring dengan kuatnya
stabilitas politik nasional bagi pengamanan
program-program prioritas pemerintah ke depan.
Karena itu, dengan tugas konstitusionalnya,
peran penting DPR RI dalam proses
perumusan penganggaran 2017 dan mengawal
pengelolaannya pun tidak kalah penting.
Referensi
Dewan
Perwakilan
Republik
Indonesia.
(2016). Pidato Ketua DPR RI pada Rapat
Paripurna Pembukaan Masa Persidangan
I Tahun Sidang 2016-2017 dalam rangka
Penyampaian Pidato Presiden RI Mengenai
RUU APBN Tahun Anggaran 2017 Jakarta:
Dewan Perwakilan Republik Indonesia.
Kementerian Keuangan. (2016). Buku II. Nota
Keuangan Beserta RAPBN Tahun Anggaran
2017. Jakarta: Kementerian Keuangan.
Kementerian
Sekretariat
Negara.
(2016).
Pidato Presiden Republik Indonesia pada
Penyampaian Keterangan Pemerintah atas
RUU APBN 2017 Beserta Nota Keuangannya.
Jakarta: Kementerian Sekretariat Negara.
Tancap Gas Memangkas Belanja, Tempo, 15-21
Agustus 2016.
Bank
Indonesia.
Mengendalikan
Inflasi
Membangun Kekuatan Ekonomi. Tempo,
15-21 Agustus 2016.
Hidayat, Yopie. Ketika Angka Berbicara,
Tempo, 15-21 Agustus 2016.
Kementerian
Ketenagakerjaan.
Indonesia
Darurat Tenaga Kerja Kompeten dan
Produktif, Tempo, 15-21 Agustus 2016.
Prasetyantoko, A. Memaknai Kemerdekaan
Ekonomi, Kompas, 18 Agustus 2016.
Verico, Kiki. Masa Depan Daya Saing
Indonesia, Tempo, 15-21 Agustus 2016.
Ekonom Bank Dunia ini Ungkap Turunnya
Gairah Manufaktur RI, http://finance.detik.
com/read/2016/08/18/173547/3278293/4/
ekonom-bank-dunia-ini-ungkap-turunnyagairah-manufaktur-ri, diakses 21 Agustus
2016.
IMF. 2016. Growth Forecasts under Alternative
Scenarios,
https://www.imf.org/
external/pubs/ft/weo/2016/update/02/
WEOJul2016info.htm, diakses 20 Agustus
2016.
Kunarjo. Defisit Anggaran Negara, http://www.
bappenas.go.id/files/9013/4986/1928/ku
narjo2__20091015125127__2354__0.pdf,
diakses 21 Agustus 2016.
Sri Mulyani: Realisasi Tax Amnesty Masih Jauh
dari Target, http://finance.detik.com/read/2
016/08/15/212620/3276209/4/sri-mulyanirealisasi-tax-amnesty-masih-jauh-daritarget, diakses 21 Agustus 2016.
World
Economic
Forum.
(2016).The
Global Competitiveness Report 20152016,http://reports.weforum.org/globalcompetitiveness-report-2015-2016/, diakses
21 Agustus 2016.
World
Economic
Forum.
(2016).
Competitivesness
Rankings:
Indonesia,
http://reports.weforum.org/globalcompetitiveness-report-2015-2016/
economies/#economy=IDN,
diakses
21
Agustus 2016.
- 16 -
Majalah
Abstrak
Hari Ulang Tahun (HUT) DPR ke-71 tahun, mengusung semangat membangun demokrasi
yang efektif melalui kerja nyata parlemen. Pelaksanaan fungsi pengawasan yang dilaksanakan
melalui kegiatan rapat-rapat di DPR, kegiatan kunjungan kerja, pembentukan tim
pengawasan, panitia kerja atau penggunaan hak-hak Dewan menjadi salah satu indikator
keberhasilan pencapaian semangat tersebut. Meski harus disadari, pelaksanaan fungsi
pengawasan perlu dilakukan berdasarkan kerangka kerja yang jelas, pola yang melembaga,
dan target pencapaian yang terukur mengenai bagaimana seharusnya fungsi pengawasan
dikelola dan diimplementasikan agar mendatangkan hasil guna yang optimal untuk
kesejahteraan masyarakat.
Pendahuluan
*) Peneliti Madya Komunikasi Politik pada Bidang Politik Dalam Negeri, Pusat Penelitian, Badan Keahlian DPR RI.
Email: a.budiman69@gmail.com
Info Singkat
2009, Pusat Penelitian
Badan Keahlian DPR RI
www.pengkajian.dpr.go.id
ISSN 2088-2351
- 17 -
Panja
Swasembada
Pangan
menghasilkan rekomendasi, di antaranya
meminta kepada Perum BULOG membenahi
distribusi dan penyaluran beras untuk rakyat
miskin (raskin) dengan tepat sasaran dan
berkualitas, serta mengutamakan pengadaan
produksi dalam negeri; dan menjalankan
penugasan oleh Pemerintah terhadap
tambahan kebutuhan jagung dan komoditas
pangan strategis lainnya melalui mekanisme
importasi satu pintu, jika ketersediaan
jagung dan komoditas pangan strategis
lainnya di dalam negeri tidak mencukupi
kebutuhan nasional.
Kinerja DPR dalam pelaksanaan
fungsi pengawasan juga tercermin dalam
keterlibatannya terhadap proses seleksi
pengangkatan pejabat publik, yang dilakukan
dalam bentuk memberikan persetujuan di
antaranya terhadap: Anggota Komisi Yudisial,
Pimpinan KPK, dan Kapolri, serta yang
dilakukan dengan memilih sesuai ketentuan
perundangan yang melandasinya, di antaranya
terhadap Calon Anggota Ombudsman RI
Periode 2016-2021 Calon Dewan Pengawas
(Dewas) LPP RRI Periode 2016-2021,
Calon Anggota Dewan Pengawas BPJS
Kesehatan, Calon Anggota Pengawas BPJS
Ketenagakerjaan, dan Calon Komisioner Komisi
Penyiaran Indonesia periode 2016-2019.
Pelaksanaan fungsi pengawasan juga
diwujudkan dalam bentuk penerimaan dan
tindaklanjut pengaduan dan atau aspirasi
masyarakat surat pengaduan tertulis,
kunjungan langsung masyarakat ke DPR,
mengikuti Rapat Dengar Pendapat Umum
(RDPU) dengan Komisi-komisi DPR terkait,
sampai dengan pesan singkat ke nomor
08119443344 dan situs pengaduan online
yaitu di http://pengaduan.dpr.go.id/. Dua
yang terakhir tidak terlepas dari upaya DPR
untuk memanfaatkan teknologi agar DPR
secara efektif dapat dijangkau konstituennya
sehingga terbangun interaksi dalam
pelaksanaan fungsi-fungsi DPR.
hasil
guna
yang
menyejahterakan
masyarakat. Penyempurnaan atas kebijakan
yang dihasilkan tentunya menjadi dasar dari
evaluasi kebijakan yang akan dilaksanakan
selanjutnya.
Penutup
Hingga
saat
ini
DPR
telah
melaksanakan fungsi pengawasan terhadap
pelaksanaan undang-undang, kebijakan dan
anggaran yang dilakukan oleh Pemerintah,
tidak hanya secara kritis namun juga
secara konstruktif, dan integratif atau
terpadu yang mencakup semua sektor,
dengan memberikan saran rekomendasi.
Pelaksanaan fungsi pengawasan dilakukan
melalui mekanisme yang diatur di dalam
peraturan
perundang-undangan,
yaitu
melalui rapat, pembentukan Tim, Pansus,
atau Panja, dan kunjungan ke daerah.
Meski
harus
disadari,
bahwa
pelaksanaan fungsi pengawasan harus
senantiasa disempurnakan, baik dari sisi
prosedural penyelenggaraannya maupun
dari sisi kualitas, kemanfaatan pelaksanaan
fungsi pengawasan Dewan bagi kemaslahatan
seluruh masyarakat Indonesia. Optimalisasi
pelaksanaan fungsi pengawasan DPR,
sesungguhnya merupakan salah satu indikator
dari keberhasilan lembaga perwakilan rakyat
untuk Membangun Demokrasi yang Efektif
Melalui Kerja Nyata Parlemen sebagaimana
menjadi tema dari tujuh puluh satu tahun hari
ulang tahun DPR di tahun ini.
Referensi
Buku Ringkasan Laporan Kinerja DPR
Tahun Sidang 2014-2015.
Draft buku Ringkasan Laporan Kinerja DPR
Tahun 2015-2016.
Pidato Ketua DPR RI tentang Penyampaian
Laporan Kinerja DPR RI Tahun Sidang
2015-2016 Pada Rapat Paripurna DPR
RI Dalam Rangka Hari Ulang Tahun Ke71 DPR RI.
Mengukur Kinerja DPR RI Periode 20092014,
http://cepp.fisip.ui.ac.id/
2015/08/03/mengukur-kinerja-dpr-riperiode-2009-2014/, diakses tanggal 23
Agustus 2016.
Wawan Ichwanudin (dkk), Absennya Politik
Pengawasan DPR di Era Reformasi,
http://ejournal.lipi.go.id/index.php/
jpp/article/download/233/107, diakses
tanggal 24 Agustus 2016.
- 20 -