BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan kesehatan pada hakikatnya bertujuan untuk meningkatkan kemampuan
masyarakat dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal sebagai salah satu unsur dari pada
kesejahteraan umum. Dalam Undang-undang RI No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan.
Menjelaskan bahwa untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat,
diselenggarakan upaya kesehatan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan
(promotive), pencegahan penyakit (preventive), penyembuhan penyakit (curative), dan
pemulihan kesehatan (rehabilitative), yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu, dan
berkesinabungan (Depkes RI, 1995)
1
Dalam Rangka meningkatkan mutu pelayanan kesehatan masyarakat serta keluarga
berencana dan menwujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal, maka peningkatan,
pencegahan, penyembuhan, dan pemulihan kesehatan ibu dan anak di Puskesmas sebagai unit
pelayanan yang memberikan pelayanan dasar langsung kepada masyarakat mutlak dilakukan,
mengingat bahwa Puskesmas adalah satuan organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya
yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata, dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat
(Depkes RI, 2000).
Pelayanan kesehatan masyarakat di Puskesmas 23 Ilir Palembang merupakan tempat
untuk memberikan pelayanan kesehatan masyarakat terutama yang berada di wilayah Kelurahan
23 ilr dan 24 Ilir.
Palembang ?
5. Bagaimana mengidentifikasi masalah terpilih pada KIA di Puskesmas 23 Ilir Kota Palembang ?
6. Bagaimana cara mengetahui alternative pemecahan masalah terpilih pada KIA di Puskesmas 23
Ilir Kota Palembang ?
7. Bagaimana menyusun rencana operasional serta pelaksaan dan jadwal waktu ?
8. Bagaimana menyusun kerangka acuan Term of referent ?
1.4 Tujuan
1.4.1 Tujuan Umum
Tujuan program kesehatan ibu dan anak adalah tercapainya kemampuan hidup sehat
melalui peningkatan derajat kesehatan yang optimal bagi ibu dan keluarganya untuk atau
mempercepat pencapaian target Pembangunan Kesehatan Indonesia yaitu Indonesia Sehat secara
meningkatnya derajat kesehatan anak untuk menjamin proses tumbuh kembang optimal yang
merupakan landasan bagi peningkatan kualitas manusia seutuhnya.
lingkungan keluarga.
Meningkatnya jangkauan pelayanan kesehatan bayi, anak balita, ibu hamil, ibu bersalin, ibu
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Puskesmas
Puskesmas atau Pusat Kesehatan Masyarakat adalah satuan organisasi fungsional yang
menyuluruh, terpadu, merata, dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat, dengan peran aktif
masyarakat dan menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna,
dengan biaya yang dapat ditanggung oleh pemerintah. Pelayanan Kesehatan menyeluruh adalah
peleyanan kesehatan yang meliputi promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang ditujukan
untuk semua golongan umur dan jenis kelamin.
Puskesmas adalah unit pelaksaan teknis dinas kesehatan kabupaten atau kota yang
bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja (Depkes
RI,2004)
1. Unit Pelaksaan Teknis
Sebagai unit pelaksaan teknis dinas kesehatan kabupaten atau kota (UPTD), Puskesmas berperan
menyelenggarakan sebagaian dari tugas teknis operasional dinas kesehatan kabupaten atau kota
dan merupakan unit pelaksaan tingkat pertama serta ujung tombak pembangunan kesehatan di
Indonesia.
2. Pembanguna Kesehatan
6
Pembangunan kesehatan adalah penyelenggara upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk
meningktkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
terwujudnya derajat kesehatam masyarakat yang optimal
3. Pertanggung jawaban Penyelenggara
Muntual Benefil Organization, yaitu organisasi yang kemanfaatannya terutama dinikmati oleh
anggotanya, seperti koperasi.
Service Organization, yaitu organisasi yang kemanfaatannya dinikmati oleh pelanggan, misalnya
bank.
Business Organization, organisai yang bergerak dalam dunia usaha, seperti perusahaanperusahaan.
Commonwealth Organization, adalah organisasi yang kemanfaatannya terutama dinikmati oleh
masyarakat umum, seperti organisasi layanan kesehatan, contahnya Rumah sakit, Puskesmas,
dan lain-lain.
- Dukungan aktif dapat diwujudkan melalui pembentukan Badan Penyantun Puskesmas (BPP),
yang menghimpun berbagai potensi masyarakat yaitu Toma, Toga, LSM , Organisasi
Kemasyarakatan, serta dunia uasaha.
2.2.5 Struktur Organisasi Puskesmas
Berdasarkan surat keputusan Mendagri No. 23 Tahun 1994 susunan organisasi Puskesmas
terdiri dari :
1.
2.
3.
a.
b.
4.
a.
b.
c.
Kepala Puskesmas
Unit Tata Usaha
Unit Pelaksanaan Tekhnis Fungsional
Upaya kesehatan Masyarakat
Upaya Kesehatan Perorangan
Jaringan pelayanan
Puskesmas Pembantu
Puskesmas Keliling
Puskesmas di Desa atau Komunitas
BAGAN 2.1
Mekanisme kegiatan program di dalam dan di luar Puskesmas
2.3 Manajemen
2.3.1 Pengertian Manajemen
Untuk mencapai tujuan organisasi secara efisien dan efektif, fungsi manajemen menjadi
begitu penting , Unsur manajemen terdiri dari Man, Money, Methode, Machine, Materials dan
market, disingkat 6M, Manajemen berasal dari kata to managen yang artinya mengatur. Terdapat
beberapa pandangan para pakar tentang pengertian manajemen, secara klasik manajemen adalah
ilmu atau seni tentang pengerti bagaimana menggunakan sumber daya secara efisien, efektif dan
nasional untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Berdasarkan
pengertian tersebut, manajemen mengandung tiga prinsip pokok yang menjadi ciri utama
penerapannya yaitu efisien dalam pemanfaatkan sumber daya, efektif dalam pemanfaatan sumber
daya, efektif dalam memiliki alternative kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi dari nasional
dalam mengambil keputusan. (Munijaya, 2004:17)
Manajemen adalah pencapaian tujuan organisasi dengan cara yang efektif dan efisien
melalui perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian sumber daya organisasi.
Aspek pokok dalam manajemen adalah mengenali perana dan pentingnya orang lain. Ahli
manajemen pada awal abad kedua puluh Marry paker Follet, mendefinisikan manajemen sebagai
seni untuk menyelesaikan segala sesuatu melalui orang, Baru-baru ini ahli manajemen
terkemuka, Peter Drucker, menyatakan bahwa pekerjaan memutuskan bagaimana harusnya
menggunakan sumber daya untuk mencapai tujuan tertentu. Menyelesaikan sesuatu melalui
orang dan sumber daya lain, memberikan kepemimpinan dan pengarahan merupakan hal yang
dilakukan oleh manajer (Dafr.L.Richard, 2006:6). Robins dan Coultar (dalam Wobowo, 2007:2)
menyatakan, manajemen sebagai sesuatu proses untuk membantu aktifitas terselesaikan secara
efektif dan efisien dengan dan melalui orang lain. Efektif menunjukkan hubungan antara input
dan out put dengan mencari biaya sumber minimum, sedangkan efektif menunjukkan makna
pencapaian tujuan yang telah diterapkan sebelumnya. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa manajemen adalah proses penggunaan sumber daya organisasi dengan menggunakan
orang lain untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien.
Manajemen Puskesmas tersebut terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian
serta pengawasan dan pertanggung jawaban, seluruh kegiatan diatas merupakan satu kesatuan
yang saling terkait berkesinambungan. Di Puskesmas, sistem perencanaan dan pelaporan yang
disebut sebagai sistem pencatatan dan pelaporan terpadu Puskesmas (SP2TP) telah diberlakukan
sejak tahun 1981 SP2TP secara potensial, dapat berperan banyak dalam menunjang proses
manajemen Puskesmas. Namun berbagai data (SP2TP) yang tersedia untuk menunjang
manajemen Puskesmas belum dapat dimanfaatkan secara optimal oleh karena berbagai hal yang
berkaitan dengan rancangan sistem tersebut. Disamping itu, kapasitas sumber daya yang terbatas
di Puskesmas, baik dari segi manusia maupun sarana pendukungnya, tidak memungkinkan
memanfaatkan data SP2TP secara optimal dan informasi lainnya dalam menunjang manajemen
Puskesmas. Untuk mengatasi masalah ini, telah dilakukan berbagai upaya
kearah
penyederhanaan SP2TP yang telah sesuai dengan kebutuhan manajemen di tingkat operasional.
Hingga kini belum ada kesepakatan terhadap batasan sistem informasi manajemen
definisi yang cukup memadai sebagai berikut, sistem informasi manajemen Puskesmas
(SIMPUL) adalah suatu tatanan manusia atau peralatan yang menyediakan informasi untuk
membantu proses manajemen Puskesmas mencapai sasaran
Adapun tujuan dari manajemen Puskesmas itu sendiri yaitu meningkatkannya kualitas
manajemen Puskesmas secara lebih berhasil guna dan berdaya guna, melalui pemanfaatan secara
optimal data SP2TP dan informasi lain yang menunjang. Tujuan lain yaitu, sebagai dasar
penyusunan perencanaa tingkat Puskesmas (PTP), sebagai dasar penyusunan rencana
pelaksanaan kegiatan pokok Puskesmas (Lokakarya Mini), sebagai dasar pemantauan dan
evaluasi pelaksanaan kegiatan pokok Puskesmas (PWS dan stratifikasi Puskesmas), untuk
mengatasi berbagai hambatan pelaksanaan kegiatan pokok Puskesmas.
d) Pengendalian (controlling)
Mengawasi aktifitas, menentukan apakah organisasi dapat memenuhi target tujuan dan
melakukan koreksi bila diperlukan. Manajer harus memastikan bahwa organisasi bergerak
menuju tujuannya.
Manajemen dikatakan berbagai suatu proses perencanaan, pengorganisasian, pimpinan
dan pegawai pekerjaan anggota organisasi dan menggunakan semua sumber daya organisasi
yang tersedia. Oleh Darf.L.Richard (2006:7) menjelaskan empat fungsi manajemen yang
berkaitan dengan menentukan tujuan kinerja organisasi di masa depan adalah :
1) Penerapan Manajemen Di Bidang Kesehatan
Manajemen dapat diterapkan di bidang kesehatan, untuk memecahkan masalah program
dan masalah kesehatan masyarakat. Tujuan umum manajemen kesehatan adalah untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, atau mencapai suatu keadaan sehat bagi individu
dan kelompok masyarakat. Tujuan sehat yang ingin dicapai oleh organisasi kesehatan adalah
peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Di Indonesia pengertian sehat
dituangkan dalam UU pokok kesehatan RI No. 9 tahun 1960, batasan sehat disesuaikan dengan
batasan sehat menurut WHO (1947, demikian juga pengertian sehat menurut UU kesehatan No.
23/1992. Sehat adalah suatu keadaan yang optimal baik fisik, mental maupun sosial dan tidak
hanya terbatas pada keadaan yang bebas dari penyakit tau kelemahan saja. Penerapan
Manajemen kesehatan dilakukan di masing-masing jajaran organisasi kesehatan di Indonesia.
Seperti kantor Depkes pusat. Knawil Depkes dan Dinas Kesehatan di rumah sakit dan Puskesmas
(Muninjaya, 2004:45).
2) Penerapan Manajemen Di Puskesmas
Khusus untuk tingkat Puskesmas, penerapan manajemen dijabarkan melalui berbagai
jenis kegiatan manajemen praktis, seperti micro planning (MP), yaitu perencanaan tingkat
Puskesmas yang dilaksanakan setiap lima tahun. Lokakarya mini Puskesmas (setiap bulan, Local
Area Monitoring (LAM) atau PWS (pemantauan wilayah setempat LKMP), yaitu bentuk
penjabaran MP kedalam paket kegiatan yang dilaksanakan), sistem pemantauan penyakit
menular yang bisa dicegah dengan imunisasi dan program KIA. LAM merupakan penjabaran
kegiatan program KIA, disebut dengan pemantauan ibu dan anak setempat atau PIAS atau PWS
KIA. Kegiatan supervise (fungsi controlling) dilakukan setiap hari atau berkala, Sistem
stratifikasi merupakan bagian dari sistem evaluasi manajemen Puskesmas yang dilakukan setiap
bulan oleh Dinas Kesehatan dan pelaporan terpadu Puskesmas (SP2TP), adalah alat Bantu untuk
pelaksanaan fungsi pemantauan dan pengendalian program Puskesmas. SP2TP digunakan untuk
menyusun perencanaan tahunan Puskesmas seperti yang tertuang dalam LKMP. (Munijaya,
2004:46)
BAGAN 2.2
BAGAN FUNGSI MANAJEMEN
(Siklus Fungsi Manajemen)
1. Tahap persiapan
2. Tahap analisa situasi
Melaksanakan upaya kesehatan dalam rangka meningkatkan status kesehatan masyarakat dan
2.
Tujuan :
1. Menanamkan motivasi kepada seluruh petugas Puskesmas untuk berpatisipasi secara aktif dalam
kegiatan-kegiatan peran masyarakat dalam bidang kesehatan.
2.
Mengembangkan suatu sistim manajemen yang sederhana dan rencana kerja perseorangan
Puskesmas yang akan dapat meningkatkan kemampuan Puskesmas yang akan meningkatkan
kemampuan Puskesmas untuk mendukung program-program Puskesmas dan kegiatan peran serta
masyarakat yang sedang berlangsung.
2.3.6
Evaluasi Kegiatan
Dinkes kabupaten atau kota dan provinsi, secara rutin menetapkan target atau standar
kebersihan masing-masing kegiatan program, yang merupakan standar untuk kerja (standar
performance) staf. Standar untuk kerja merupakan ukuran kualitatif keberhasilan program.
Tingkat keberhasilan program secara kualitatif diukur dengan membandingkan target yang
ditetapkan output. (cakupan pelayanan)
Secara kualitatif keberhasilan program diukur dengan membandingkan standar prosedur
kerja untuk masing-masing kegiatan program dengan penampilan. Cakupan program dapat
dianalisis secara langsung oleh staf Puskesmas, dengan menganalisis data harian seriap program.
Secara kualitatif keberhasilan program diukur dengan membandingkan standar prosedur
kerja untuk masing-masing kegiatan program dengan penampilan. Cakupan program dapat
dianalisis secara langsung oleh staf Puskesmas, dengan menganalisis data harian setiap program.
Perubahan sikap, prilaku masyarakat (effect program) dan dampak program (impact) seperti
dalam kematian, kesakitan (termasuk dampak gangguan gizi), tingkat kelahiran dan kecacatan
tidak diukur secara langsung oleh Puskesmas. Impact program diukur setiap 5 tahun sekali,
melalui survey kesehatan rumah tangga (SKRT) atau Surkesnas (Survey kesehatan nasional),
tetapi hanya sampai tingkat kabupaten. Standar pelayanan minimal program kegiatan.
Perbaikan rencana
Menyediakan informasi-ingormasi yang relevan
Membantu perencanaan dan pengelolaan
Meningkatkan kualitas keputusan.
5.
6.
7.
8.
9.
90%
Cakupan pelayanan nifas 90%
Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani 80%
Cakupan kunjungan bayi 90%
Cakupan pelayanan anak balita 90%
Cakupan pelayanan pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) pada usia 6-24 bulan
jam 100%
d. Promosi Kesehatan dan pemberdayaan Masyarakat
Cakupan desa siaga aktif 80%
KIA
A. DEFINISI KIA
Upaya kesehatan Ibu dan Anak adalah upaya di bidang kesehatan yang menyangkut
pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, bayi dan anak balita serta
anak prasekolah. Pemberdayaan Masyarakat bidang KIA masyarakat dalam upaya mengatasi
situasi gawat darurat dari aspek non klinik terkait kehamilan dan persalinan. Sistem kesiagaan
merupakan sistem tolong-menolong, yang dibentuk dari, oleh dan untuk masyarakat, dalam hal
penggunaan alat tranportasi atau komunikasi (telepon genggam, telepon rumah), pendanaan,
pendonor darah, pencacatan pemantauan dan informasi KB. Dalam pengertian ini tercakup pula
pendidikan kesehatan kepada masyarakat, pemuka masyarakat serta menambah keterampilan
para dukun bayi serta pembinaan kesehatan di taman kanak-kanak.
Pengertian keluarga berarti nuclear family yaitu yang terdiri dari ayah, ibu dan anak.
Ayah dan ibu dalam melaksanakan tanggung jawab sebagai orang tua dan mampu memenuhi
tugas sebagai pendidik. Oleh sebab itu keluarga mempunyai peranan yang besar dalam
mempengaruhi kehidupan seorang anak, terutama pada tahap awal maupun tahap-tahap kritisnya,
dan yang paling berperan sebagai pendidik anak-anaknya adalah ibu. Peran seorang ibu dalam
keluarga terutama anak adalah mendidik dan menjaga anak-anaknya dari usia bayi sehingga
dewasa, karena anak tidak jauh dari pengamatan orang tua terutaa ibunya. (Asfryati, 2003, h.27).
Peranan ibu terhadap anak adalah sebagai pembimbing kehidupan di dunia ini. Ibu sangat
berperan dalam kehidupan buah hatinya di saat anaknya masih bayi hingga dewasa, bahkan
sampai anak yang sudah dilepas tanggung jawabnya atau menikah dengan orang lain seorang ibu
tetap berperan dalam kehidupan anaknya. (dilampirkan oleh Zulkifli dari bambang, 1986, h.9)
Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan program kesehatan ibu dan anak adalah tercapainya kemampuan hidup sehat melalui
peningkatan derajat kesehatan yang optimal bagi ibu dan keluarganya untuk atau mempercepat
pencapaian target Pembangunan Kesehatan Indonesia yaitu Indonesia Sehat 2010, serta
meningkatnya derajat kesehatan anak untuk menjamin proses tumbuh kembang optimal yang
merupakan landasan bagi peningkatan kualitas manusia seuthnya
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatnya kemampuan ibu (pengetahuan, sikap dan perilaku) dalam mengatasi kesehatan
diri dan keluarganya dengan menggunakan teknologi tepat guna dalam upaya pembinaan
kesehatan keluarga, Desa Wisma, penyelenggaraan Posyandu dan sebagainya.
b. Meningkatkan upaya pembinaan kesehatan balita dan anak prasekolah mandiri didalam
c.
lingkungan keluarga, Desa Wisma, Posyandu dan Karang Balita, serta di sekolah TK
Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan bayi, anak balita, ibu hamil, ibu bersalin, ibu
e.
Meningkatya kemampuan dan peran serta masyarakat, keluarga dan seluruh anggotanya untuk
mengatasi masalah kesehatan ibu, balita, anak prasekolah, terutama melalui peningkatan peran
ibu dalam keluarganya.
Kegiatan
1.
2.
3.
4.
Pemeliharaan kesehatan ibu hamil dan menyusui serta bayi, anak balita dan anak prasekolah
Deteksi dini factor resiko ibu hamil
Pemantauan tumbuh kembang balita
Imunisasi Tetanus Toxoid 2 kali pada ibu hamil serta BCG,DPT 3 kali, Polio 3 kali dan campak
Sistem pencatatan-pemantauan
Sistem transportasi-komunikasi
Sistem pendanaan
Sistem pendonor darah
Sistem Informasi KB
Proses Pemberdayaan masyarakat bidang KIA ini tidak hanya proses memfasilitasi
masyarakat dalam pembentukan sistem kesiagaan itu saja, tetapi juga merupakan proses fasilitasi
yang terkait dengan upaya perubahan perilaku, yaitu :
1.
Upaya mobilitas social untuk menyiagakan masyarakat saat situasi gawat darurat, khususnya
merupakan proses mengorganisir masyarakat sehingga mereka mampu untuk berpikir dan
menganalisa dan melakukan aksi untuk menyelesaikan masalah mereka. Ini adalah proses
pembedayaan masyarakat sehingga mereka mampu melakukan aksi untuk meningkatkan kondisi
mereka. Jadi, ini merupakan proses dimana masyarakat merubah diri mereka secara individual
dan secara kolektif dan mereka menggunakan kekuatan yang mereka miliki dari energy dan
kekuatan mereka ( Hartock, 1981).
dari :
Indikator Akses
Indikator Cakupan Ibu Hamil
Indikator Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan
Indicator penjaringan Dini Faktor Resiko oleh Masyarakat
Indikator Penjaringan Faktor resiko oleh Tenaga Kesehatan
Indicator Neonatal
Indikator Pemamtauan Non teknis :
Indikatorini dimasksudnya untuk motivasi dan komunikasi kemajuan maupun masalah
operasional kegiatan KIA kepada para penguasa di wilayah, sehingga di mengerti dan
BAB III
GAMBARAN PUSKESMAS 23 ILIR PALEMBANG
3.1
3.1.1
Sejarah Puskesmas
Puskesmas 23 Ilir merupakan salah satu Puskesmas yang terletak di Kecamatan Bukit
Kecil tepatnya di Jalan Datuk M. Akib No. 100. Didirikan pada tahun 1984 (Proyek Inpres) dan
sudah direnovasi kembali pada tahun 2006.
3.1.3
Demografis
Jumlah penduduk diwilayah kerja Puskesmas 23 Ilir, yaitu :
3.1.5
: 310
: 752
: 1537
: 1064
: 892
: 145
: 266
3.2
Ilir
3.2.2
Misi Puskesmas
3.2.3
Motto Puskesmas
Tanpa ada kami tiada arti
3.2.4
Nilai
Keterbukaan dan kekeluargaan
3.2.5
Bagan
3.1 Struktur Organisasi Puskesmas 23 Ilir Tahun 2012
dasar, yang dibutuhkan sebagian besar masyarakat dan sangat strategis dalam upaya
meningkatkan status kesehatan mayarakat secara umum.
Upaya kesehatan yang diselenggarakan meliputi pelayana medik dasar berupa pelayanan
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif dengan upaya pendekatan individu dan keluarga
melalui upaya rawat jalan, rujukan dan pelayan kesehatan masyarakat berupa pelayanan
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif dengan pendekatan kelompok masyarakat. Upaya
tersebut diselenggarakan secara holistik dan berkesinambungan.
3.2.8
Klinik ini melayani kesehatan bayi dan balita. Dalam pelaksanaannya klinik ini dilayani oleh
perawat terlatih dibidang anak yang mulai mengembangkan sistem pelayanan dengan teknik
MTBS (Manajemen Terpadu Balita Sakit).
Klinik Pelayanan Kesehatan Umum (BP Dewasa)
Klinik ini melayani pengobatan umum bagi pasien umum atau dewasa dan kegawat daruratan.
Pada pelaksanannya klinik ini jjuga dilayani oleh seorang dokter umum yang dibantu oleh
perawat terlatih. Di klinik ini dilayani pula pengobatan terhadap penderita TB Paru dan Kusta
serta penyakit lainnya.
Klinik Pelayanan Kesehatan Gigi (BP Gigi)
Klinik ini meyalani pengobatan dan perawatan gigi seluruh lapisan masyarakat yang
membutuhkannya terutama pengobatan dasar seperti pencabutan gigi dan penambahan gigi.
Dalam pelaksanannya klinik ini dilayani oleh seorang dokter gigi dan dibantu oleh para perawat
gigi yang berpengalaman dan terlatih.
Klinik Sehat (Gilingan Mas)
Klinik ini melayani :
Konsultasi Gizi
Imunisasi
Konsultasi Kesehatan Lingkungan (Sanitasi)
Laboratorium
Melayani pemeriksaan urine rutin, darah rutin, test kehamilaan, BTA Sputum golongan darah.
Dilayani setiap ada rujukan oleh tenaga medis.
Penyuluhan Kesehatan
Dilakukan pada perorangan ataupun perkelompok, baik dilaksanakan di Puskesmas, Sekolah,
ataupun ditempat lain yang membutuhkan.
Klinik IMS
Klinik ini dimulai pada tahun 2009 bekerjasama dengan Global. Puskesmas 23 Ilir ini
mempunyai wilayah kerja yang merupakan daerah rawan untuk kasus IMS. Wilayah kerja 23 Ilir
penduduknya sangat dinamis dan merupakan daerah transit (Khusus Rusun). Program IMS
melayani:
Kegiatan Kespro
P2 Kelamin
Penyuluhan
Sero Survei (Kerjasama dengan Dinia Kesehatan Kota).
Lain-Lain
Dalam memenuhi kebutuhan masyarakat di wilayah kerjanya, Puskesmas 23 Ilir melakukan
kegiatan-kegiatan secara jemput bola. Kegiatan-kegiatan tersebut diantaranya adalah posyandu
Balita di 13 Posyandu, Posyandu Lansia, UKS/UKGS di SD/MI, serta melakukan kunjungan ke
rumah pasien bagi pasien-pasien yang membutuhkannya.
3.2.9
1. Man (Ketenagaan)
Untuk kelancaran kegiatan sehari-harinya, Puskesmas 23 Ilir dipimpin oleh Pimpinan Puskesmas
yang sejak 1 Mei 2009 dijabat oleh Drg. Endah Wulandari yang dibantu oleh 2 orang dokter
Umum, 3 perawat Ahli Madya, 2 orang perawat Gigi, 1 orang Bidan, 2 orang petugas Tata
Usaha, 1 orang Laboratorium, dan 1 orang penjaga malam.
Tabel 3.1
Daftar Pegawai Puskesmas 23 Ilir Tahun 2012
No.
Nama
NIP
Jabatan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
196605191992032004
197004022002122002
197002222002122000
198307232009032002
196307051985112001
196903091989012003
196707071990032006
196911271992032007
196511201988031003
196309181989122001
196707201990012001
196210091983122001
195604011980311003
196912111992032007
196902031992032007
196710281993031004
197502201998032008
Pimpinan PKM
Dr. Fungsional
Dr. Fungsional
Dr. Fungsional
Bidan
Perawat
Perawat
Perawat
Perawat Gigi
Asisten Apoteker
Perawat Gigi
TU Pustu 24 Ilir
TU Pustu 24 Ilir
Sanitarian
Asisten Apoteker
Petugas Gigi
Perawat
18.
19.
20.
21.
22.
23.
Ramayani
195908171984032004
Tri agustianita, Am. Keb
198408142006042008
Meksi Herawati Am. Keb
198101012006042017
Eliza Harianti, Am. Keb
198408232008032002
Oppie Ruliani, AMAK
198810212010012004
Zumrotul Ainie, S. Kep
Honda
Profil Puskesmas 23 Ilir Palembang 2012
TU
Ka. Pustu 24 Ilir
Bidan
Bidan
Analis
Perawat
2. Method (Metode)
Manajemen yang bermutu dan berkualitas tinggi sangat diperlukan dalam operasional kegiatan
Puskesmaas melalui pembuatan program secara bulanan dan tahunan yang dituangkan dalam
POA untuk setiap program kesehatan sebagai pedoman dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan
yang diberikan pada masyarakat. Dalam pelaksanaan kegiatan dasar Puskesmas 23 Ilir
menerapkan
Terpadu/P2KT). Metode yang digunakan dalam enam program Puskesmas 23 Ilir yaitu dengan
melakukan pengobatan, penyuluhan, dan pemberdayaan masyarakat serta melakukan kunjungan
kepada masyarakat di wilayah kerja Puskesmas 23 Ilir.
3. Money (Sumber Dana Puskesmas)
Tabel 3.2
Sumber Pembiayaan Kesehatan di Puskesmas 23 Ilir
No. Sumber Biaya
Jumlah
1.
APBD Kabupaten/Kota
2.
APBD Provinsi
3.
APBN
4.
Jamkesmas
Profil Puskesmas 23 Ilir Palembang 2012
4.
Material (Sarana)
Pelayanan kesehatan yang diberikan oleh Puskesmas 23 Ilir memerlukan sarana kesehatan yang
baik dan mudah dijangkau oleh pengguna sarana pelayanan yang ada di Puskesmas 23 Ilir.
Tabel 3.3
Jenis sarana
1.
Ruang Balai Pengobatan
2.
Ruang Gigi
3.
Ruang KIA/KB
4.
Ruang Gizi
5.
Ruang Obat/Farmasi
6.
Ruang Administrasi
7.
Ruang Tata Usaha
8.
Ruang Promosi Kesehatan
9.
Ruang Kesehatan Lingkungan
Profil Puskesmas 23 Ilir Palembang 2012
5. Machine (Mesin)
Dalam melaksanankan kegiatan pengendalian penyakit telah ditunjang oleh peralatan yang
memadai, misalnya Komputer untuk pengobatan data dan pelaporan.
3.2.10 Upaya Kesehatan Puskesmas
Upaya Promotif
Dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat dengan
jangan memberikan :
Penyuluhan kesehatan masyarakat
Peningkatan gizi
Pemeliharaan kesehatan perorangan
Pemeliharaan kesehatan lingkungan
Upaya Preventif
Dilakukan untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan kesehatan terhadap individu,
keluargas, kelompok dan masyarakat dengan jalan memberikan:
Memberikan imunisasi massal terhadap bayi dan anak balita serta ibu hamil
Pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui posyandu, Puskesmas, maupun kunjungan rumah.
Pemberian vitamin A, Yodium melalui posyandu, Puskesmas, maupun di rumah.
Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan nifas dan menyusui.
Upaya Kuratif
Dilakukan bertujuan untuk merawat dan mengobati anggota keluarga yang terkena penyakit dan
masalah kesehatan melalui:
Perawatan orang sakit di rumah (Home Nursing)
Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan dari Puskesmas.
Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah, ibu bersalin dan nifas.
Perawatan payudara
Perawatan tali pusat bayi baru lahir.
Upaya Rehabilitatif
Merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi penderita-penderita yang dirawat di rumah, maupun
terhadap kelompok tertentu yang menderita penyakit yang sama, misalnya kusta, TBC, cacat
fisik dan lainnya, dilakukan melalui kegiatan:
Latihan fisik bagi yang mengalami gangguan fisik, seperti: penderita kusta, patah tulang, kelainan
bawaan.
Latihan fisik tertentu bagi penderita penyakit tertentu, misalnya TBC, latihan nafas dan batuk.
Penderita stroke melalui fisioterafi manual yang dapat dilakukan oleh perawat.
Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologi di rumah, ibu bersalin dan nifas.
Perawatan payudara
Perawatan tali pusat bayi baru lahir.
3.2.11 10 Penyakit Terbesar di Puskesmas 23 Ilir
Tabel 3.4
10 Penyakit Terbesas di Puskesmas 23 Ilir
No. Jenis Penyakit
1.
Ispa
2.
CC
3.
Hipertensi
4.
Rheumatik
5.
Gastritis
6.
Penyakit Kulit alergi
7.
Penyakit Kulit Usus
8.
Penyakit Kulit Infeksi
9.
Diare
10. Neurosa
Profil Puskesmas 23 Ilir Palembang 2012
3.3
Masukan (Input)
a. Man (Manusia)
Tahun
2009
3016
2399
1282
1063
838
834
815
725
711
298
2010
1906
3000
1597
1038
833
677
673
731
579
208
2011
975
1448
1393
895
604
339
447
406
452
208
Jumlah tenaga kesehatan di Puskesmas 23 Ilir Palembang adalah 22 orang yang memiliki
tingkat pendidikan yang berbeda-beda, yaitu 3 orang dokter fungsional, 5 orang perawat, 3 orang
bidan, 1 orang sanitarian, 2 orang perawat gigi, 2 orang asisten apoteker, 1 orang petugas gigi, 1
orang analis,1 orang ka. Pustu 24 ilir, 3 orang tu pustu.
b. Money (Sumber Daya Keuangan)
Dalam melaksanakan program KIA di Puskesmas 23 ilir, menggunakan dana yang berasal dari
dana APBN,APBD dan dana BOK.
c. material (Sarana)
Dalam melakukan kegiatan program KIA mempunyai ruangan yang sama dengan ruangan KB
yang mengivestarisasi akseptor pengguna alat kontrasepsi aktif. Di ruang KIA ini terdapat juga
sarana untuk mendukung kegiatan Program KIA di Puskesmas 23 ilir, yaitu : alat ukur berat
badan (timbangan), alat ukur tinggi badan, tempat tidur ginekologi, obat-obatan, meteran LILA,
dll.
d. Method (Metode)
Dengan melakukan periksaan, penyuluhan, dan perbedaan pada masyarakat serta mengobati
pasien.
e. Machine (Alat)
Dalam melakukan kegiatan program KIA menggunakan alat kesehatan berupa alat pemeriksaan
pasien untuk mendekteksi kehamilan, faktor resiko pada kehamilan, alat-alat tulis kantor maupun
elektronik untuk mendata ibu hamil atau kejadian berpotensi faktor resiko kehamilan serta alatalat untuk penyuluhan seperti leaflet dan sebagainya.
3.3.2
Manajemen POACE yang dilakukan pada unit ini fungsi manajemennya (POACE) tidak
diterapkan secara menyeluruh, unit ini hanya mengacu pada POA atau rencana pelaksanaan
kegiatan, sedangkan Controlling dan Evaluasi hanya di terapkan seketika saja.
a.
Plaining
Perencanaa pelaksanaan kegiatan yang dilakukan pihak Puskesmas khusunya pada program KIA
1)
2)
3)
b.
c.
Bidan KIA
Actuating
Adapun rincian dan lokasi pelaksanaan pada program pengendalian tentang penyuluhan sebagai
1.
2.
3.
4.
berikut :
Mengetahui jumlah keseluruhan
Memberi informasi kepada masyarakat
Menjaga daya tahan tubuh anak sekolah
Memantau pertumbuhan dan perkembangan bayi dan balita.
3.3.3
Keluaran (Output)
Berdasarkan masukan (input) dan proses maka dihasilkan out put suatu kegiatan Puskesmas.
Data penyusun dapatkan dari PTP (Penilainan Kerja Puskesmas) tahun 2009,2010,2011. Dan
pencapaian dari kegiatan-kegiatan Puskesmas.
Tabel 3.5
Cakupan Program KIA Puskesmas 23 ilir
NO
KEGIATAN
SATUA
TARGET
2009
2010
2011
PENCAPAIAN
2009
2010 2011
N
1
Pelayanan
pemeriksaan
kehamilan
95
97,1
97
95,3
97,1
99,3
90
97,7
95
91,3
97,7
98,1
2
3
K1
K4
Pelayanan persalinan
Rujukan
Bumil
%
%
90
20
90
20
90
20
91,1
18,5
96,1
20
93,9
20,5
Resiko tinggi
Keluarga Berencana
70
70
70
70
76
72
BAB IV
MASALAH DAN PEMECAHANNYA
56
Tabel 4.1
M
4
3
4
S
3
2
3
V
3
3
4
CC
PC
CC
4
3
4
PC
3
3
3
Skor
16
14
18
TK
II
III
I
Dari perhitungan dengan metode scoring (PAHO), didapatkan bahwa masalah yang
menjadi prioritas adalah Resiko tinggi ibu hamil sesuai dengan besarnya masalah, tingkat
kefatalan, kemudahan mengatasi masalah, persepsi masyarakat dan komitmen politik pada tahun
2009,2010,2011 dalam target dan cakupan yang ada.
Urgency adalah beberapa lama waktu yang diperlukan untuk memecahkan masalah atau
besarnya dimana pilihan kita adalah masalah yang bisa diselesaikan dalam waktu yang relative
2.
singkat.
Seriousness adalah seberapa besar pengaruh negative sebuah masalah atau derajat kefatalan
masalah, dimana pilihan kita adalah masalah yang di yakini berpengaruh negative.
3. Growth adalah kompleksitas sebuah masalah atau derajat pertumbuhan dimana pilihan kita
adalah masalah yang di yakini paling kompleks.
Keterangan :
A = Pelayanan KB
B = Pemeriksaan kehamilan
C = Resiko tinggi ibu hamil
1 : Nilai rendah
2 : Nilai sedang
3 : Nilai tinggi
Tabel 4.2
Metode Pair Comparison
Aspek Urgency
Pelayanan KB :
Aspek Seriousness
Pelayanan KB : Pemeriksaan
Aspek Growth
Pelayanan KB :
Pemeriksaan
kehamilan = Pelayanan KB
Pemeriksaan
kehamilan =
kehamilan =
Pelayanan KB
Pemeriksaan
hamil
Pemeriksaan
kehamilan : Resiko
kehamilan : Resiko
hamil
hamil
hamil
Pemeriksaan
Pemeriksaan
kehamilan : Resiko
kehamilan : Resiko
hamil
hamil
Pelayanan KB= 1
Pelayanan KB= 1
Pelayanan KB= 1
Pemeriksaan ibu
Pemeriksaan ibu
hamil = 0
hamil=0
Resikotinggi ibu
hamil = 2
hamil= 2
Tabel 4.3
Rekap Metode Pair Comparison
Masalah
Urgency
Resiko tinggi ibu 2
Seriousness Growth
1
2
Total
1
Tingkat
5
II
III
hamil
Pemeriksaan
kehamilan
Pelayanan KB
Berdasarkan table metode pair comparison didapatkan proritas masalah yang dipilih
yaitu masalah Resiko tinggi ibu hmil. Hasil tersebut sama dengan metode PAHO atau Scoring
yang juga telah dilakukan. Jadi masalah yang menjadi prioritas adalah Resiko tinggi ibu hamil.
Bagan 4.1
Diagram Fish Bone (Tulang Ikan)
MATERIAL
MONEY
MAN
MACHINE
MARKET
METHOD
Tabel 4.4
Alternatif Pemecahan Masalah atau Invertarisasi Pemecahan Masalah
Masalah
Resiko tinggi ibu
hamil
Penyebab Masalah
1. Kurangnya pengetahuan
tentang proses persalinan
Pemecahan Masalah
1. Memberikan penyuluhan
tentang persalin secara
secara normal
2. Kurangnya kesiapan ibu
persalin secara normal
3. Kurangnya pengetahuan
masyarakat tentang
kehamilan produktif
normal
2. Melakukan pendekatan
oleh tenaga kesehatan
kepada ibu hamil
3. Pemberian leaflet tentang
ibu hamil
Tabel 4.5
Alternatif Pemecahan Masalah
No
Pemecahan Masalah
Efektivitas
M
I
Efisiensi
C
Jumlah
1
2
3
3
2
2
3
2
3
3
2
1
3
2
2
9
4
3
kegiatan penyuluhan
Dinas Kesehatan memberikan
egiatan
Tujuan
Sasaran
Tempat/
Biaya
waktu
Penanggu Evaluasi
ng jawab
ersiapan :
Rapat pembentukan
-Menetapkan
- Pelaksana
26 november Rp.
Terbentuknya
Pimpinan
nitia penyuluhan
Penentuan Jadwal
panitian
2012
250.000,-
susunan panitia
PKM
penyuluhan
Penentuan narasumber
-Menyusun
Perlengkapan ATK
Pembuatan
elaksaan :
Pembukaan
Penyusunan
jadwal
26 november Rp.
Ditetapkannya
2012
Pimpinan
waktu
PKM
pelaksanaan
26 november Rp.
Ditetapkannya
2012
Pimpinan
narasumber
PKM
dan materi
250.000,-
leaflet
mil
- Pelaksana
-Menentukan
- Pelaksana
narasumber
-Mensiapkan
- Pelaksana
50.000,-
27 november Rp.
Tersedianya
-
ATK panitia
2012
Staf
250.000,-
ATK
KIA
dan peserta
-Pembagian
- Pelaksana
28 november Rp.
leaflet
2012
KIA
leaflet
29 november Rp.
Panitia
Menyampaikan
75.000,-
Staf Tersedianya
Pembagian leaflet
Konsumsi
peningkatkan PUS
di 2012
155.000,-
dan
tujuan
dan
pengetahuan
wilayah
Petuga
informasi
tentang
kerja
PKM
tentang Resiko
bagian
tinggi
ibu hamil
Promkes
kehamilan
dan KIA
23
Ilir
Palembang
pembagian
konsumsi
valuasi
Penutup
Menutup
Dilakukan
30 november Rp.
Panitia
Laporan
2012
dan
Program
Petugas
tentang Resiko
PKM
tinggi
program
bagian
hamil
tersebut
Promkes
Pembuatan Laporan
kegiatan dan pengawasan
Membuat
dan evaluasi 1
Laporan.
dari
150.000,-
desember
2012
ibu
dan KIA
Jadwal Kegiatan
KEGIATAN
1. PERSIAPAN
Rapat pembentukan panitia penyuluhan
Penentuan jadwal
Perlengkapan ATK
Pembuatan leaflet tentang kehamilan
2. PELAKSANAAN
Pembukaan
NOVEMBER / DESEMBER
26
27
28
29
30
KIA
Penyuluhan
Pembagian leaflet
Konsumsi
3. EVALUASI
Penutupan
Pembuatan Laporan
kehamilan tersebut.
Menjelaskan bagaimana cara megantisipasi tanda bahaya tersebut, agar tidak terjadi.
Mengambil keputusan yang tepat untuk bertindak mencari pertolongan sesuai dengan masalah
yang diharapi
4.8.3 Sasaran
Penyuluhan kesehatan ini ditunjukan kepada ibu hamil di Kelurahan 23 dan 24 ilir
4.8.4 METODE
Metode yang di gunakan penyuluhan ini adalah ceramah dan Tanya jawab.
4.8.5 ALAT PERAGA
Alat peraga yang di gunakan dalam penyuluhan ini adalah leaflet
4.8.6 WAKTU DAN TEMPAT
Waktu dan tempat kegiatan penyuluhan meliputi :
Penyuluhan di Puskesmas 23 Ilir pada tanggal 26 november-1 desember 2012
4.8.7 PEMBIAYAAN
Pembiayaan yang digunakan untuk kegiatan penyuluhan ini berasal dari dana operasional
kesehatan Puskesmas 23 Ilir
4.8.8 PENUTUP
Demikianlah kerangka acuan kegiatan penyuluhan resiko tinggi ibu hamil yang di bantu
tenaga ahli bagi masyarakat di wiayah kerja Puskesmas 23 Ilir. Kerangka acuan ini dibuat
sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan penyuluhan tersebut.
BAB V
PEMBAHASAN
Berdasarkan cakupan kinerja Puskesmas 23 Ilir maka didapatkan bahwa rujukan resiko
ibu hamil pada tahun 2009 tidak mencapai target 20% dan pencapaian 18,5%. Tapi pada tahun
2010 dan tahun 2011 mencapai target, yaitu target pada tahun 2010 target 20% dan pencapaian
20%. Begitu pula pada tahun 2011 dengan target 20% dan pencapaian 20%.
5.2 FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB RUJUKAN RESIKO IBU HAMIL
Faktor-faktor penyebab rujukan resiko ibu hamil program kesehatan ibu dan anak adalah
tercapainya kemampuan hidup sehat melalui peningkatan derajat kesehatan yang optimal bagi
ibu dan keluarganya untuk atau mempercepat pencapaian target Pembangunan Kesehatan
Indonesia yaitu Indonesia Sehat 2010, serta meningkatnya derajat kesehatan anak untuk
menjamin proses tumbuh kembang optimal yang merupakan landasan bagi peningkatan kualitas
manusia seutuhnya.
Dari masalah dan factor-faktor penyebab masalah tersebut maka dilaksanakan penelitian
problemSolving Cycle dengan metode-metode pengidentifikasian masalah, metode-metode
prioritas masalah dan perencanaan pelaksaan program.
Dengan memantau manajemen POA ( Planning, organisasi dan Actuating) dan pada
input, proses serta output maka dapat dilaksanakannya perencanaan program PKM meliputi
Basis SIX dan melakukan penelitian terhadap kinerja PKM dengan melakukan evaluasi
(penilaian).
BAB VI
PENUTUP
6.1 KESIMPULAN
1. Dari hasil pengamatan yang dilakukan selama pratikum Administrasi dan Kebijakan Kesehatan
(AKK) pada program KIA di Puskesmas 23 Ilir Palembang, maka didapatkan masalah sebagai
berikut:
Belum tercapainya target Rujukan Resiko Ibu Hamil
2. Setelah dilakukan prioritas masalah dengan menggunakan metode Pair Comparisson dan metode
Scoring (PAHO) maka didapatkan satu prioritas masalah adalah :
Belum Tercapainya target Rujukan Resiko Ibu Hamil.
3. Setelah melakukanperumusan tujuan didapat tujuan yang ingin dicapai dari masalah belum
tercapainya program KIA target Rujukan Resiko Ibu Hamil, yaitu diperolehnya penyebab dan
cara pencapaian target KIA pada Rujukan Resiko Ibu Hamil agar tercapainya Derajat kesehatan
setinggi-tingginya Menurunkan Angka Kematian Ibu dan Bayi.
4. Setelah melakukan proses identifikasi penyebab masalah dari banyaknya penyebab masalah yang
ada hanya terpilih beberapa masalah saja yang dianggap berperan dalam melatar belakangi
masalah tersebut, yaitu :
a. Sarana dan prasarana yang kurang.
74
b. Kurangnya pengetahuan Rujukan Resiko Ibu Hamil.
c. Kurangnya peran kader, profesionalitas petugas kesehatan, POA tidak berjalan
6.2 SARAN
6.2.1 Puskesmas 23 Ilir
1. Melakukan kegiatan KIA tentang resiko tinggi ibu hamil melalui media seperti spanduk, poster,
billboard dan lain-lain yang di letakkan di tempat stategis di wilayah 23 dan 24 ilir Palembang
2. Hendaknya menjalin kemitraan antar sector, profesi, LSM serta swasta untuk mendukung
pelaksaan KIA di Puskesmas 23 Ilir Palembang.
6.2.2 Klinik
Di dalam ataupun di luar klinik memasang media promosi (spanduk, poster, dll) untuk
berperilaku bersih dan sehat (pendidikan di klinik)
DAFTAR PUSTAKA
Profil Puskesmas 23 Ilir Palembang, 2009
Profil Puskesmas 23 Ilir Palembang, 2010
Profil Puskesmas 23 Ilir Palembang, 2011
Aji, Pernama. 2008. Definisi Manajemen. http://www.scribd.com/doc/72542645/DEFINISIMANAJEMEN. Diakses 29 november 2012.
http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/540/jbptunikompp-gdl-alhadzfika-26957-4-unikom_a-i.pdf