Anda di halaman 1dari 8

EFEKTIFITAS METODE RESITASI

DALAM MENUMBUHKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK


Oleh : Hilyah Alan Finandar, M.Pd.I
(Guru MTs. N 2 Model Palembang)
Pendahuluan
Pendidik atau guru sebagai salah satu elemen lembaga pendidikan yang tidak bisa terpisah
dari keberadaan siswa terutama di lingkungan sekolah. Karena guru setiap saat berinteraksi dengan
siswanya dalam kegiatan belajar mengajar. Untuk mencapai suatu kegiatan belajar mengajar yang
efektif dan efisien seseorang guru harus mampu memberikan variasi dan metode pengajaran yang
tepat.
Dengan hal lain disesuaikan dengan karakteristik siswa dan materinya. Dalam suatu kelas
terdapat bermacam-macam karakteristik siswa, ada yang aktif dan ada juga yang pasif, maka untuk
menumbuhkan motivasi agar siswa atau kelas yang vakum dapat menerima pelajaran dengan baik,
diperlukan penggunaan metode yang dapat menumbuhkan motivasi bagi siswa/kelas tersebut.
Menurut Uzer Usman bahwa tidak ada satu jenis metode pun yang paling baik untuk semua
situasi, termasuk materi pelajaran. Melainkan semua metode itu akan menjadi baik bila
pemakaiannya disesuaikan dengan beberapa faktor sebagai berikut: a) Tujuan yang hendak dicapai
sesuai dengan tuntunan kurikulum yang berlaku, b) Kemampuan guru dan siswa dalam
melaksanakannya, c) Kondisi belajar siswa, d) Sifat dan jenis bidang studi yang hendak
disampaikan, e) Kesempatan, dan f) Waktu yang tersedia.
Dari lima hal di atas seorang guru harus bisa menyesuaikan metode yang digunakan agar
tidak terjadi kefakuman di dalam kelas. Salah dalam menggunakan metode akan berakibat sangat
fatal dalam proses belajar mengajar. Salah satu metode mengajar yang bisa digunakan adalah
metode resitasi, metode ini sering kali digunakan oleh para pendidik untuk menambah pemahaman
materi yang telah diberikan sehingga ada timbal balik yang diterima oleh siswa.
Sebagai seorang pendidik guru dituntut oleh banyak hal, karena tugas guru tidak hanya
mengajar (transfer ilmu pengetahuan) saja, tetapi guru juga dituntut untuk bisa memotivasi anak
didiknya, sebab motivasi yang diberikan pendidik sangat berpengaruh terhadap anak didiknya.
Sedangkan motivasi sendiri sangat beragam salah satunya adalah metode pengajaran yang
digunakan oleh guru tersebut. Kalau bahan merupakan alat untuk mencapai tujuan maka metode
adalah cara untuk mewujudkan tindakan belajar mengajar, namun dalam fungsinya juga merupakan
alat untuk mencapai tujuan sehingga dalam proses belajar mengajar tidak mungkin dapat
berlangsung tanpa adanya metode.
Jika seorang pendidik benar-benar menginginkan agar tujuanya tercapai secara efektif dan

efisien maka penguasaan materi saja tidak cukup seorang pendidik harus menguasai beberapa teknis
dan metode penyampaian materi yang tepat dalam proses belajar mengajar sesuai dengan materi
yang diajarkan dan kemampuan siswa yang menerimanya.
Metode mengajar sebagai alat mencapai tujuan, perumusan tujuan dengan sejelas-jelasnya
merupakan syarat terpenting sebelum seseorang menentukan dan memilih metode mengajar yang
tepat. Selain kekaburan didalam tujuan yang akan menyebabkan kesulitan dalam memilih dan
menentukan metode juga dituntut untuk mengetahui serta menguasai beberapa metode sehingga
selain menguasai metode secara teoritis pendidik dituntut untuk mampu memilih metode yang tepat
untuk bisa mengoperasionalkan secara baik.
Dalam proses belajar mengajar metode resitasi mutlak digunakan karena seorang pendidik
tidak hanya mengandalkan informasi ilmu tanpa hasil yang sesuai dengan kurikulum yang sudah
ada. Guru profesional akan menuntut suatu hubungan integral antara keselarasan materi praktik
yang sudah dijelaskan terhadap peserta didik. Pendidik akan mengetahui sejauh mana anak didiknya
bisa mengaplikasikan sikapnya dalam kehidupan.
Metode resitasi sering disebut metode pekerjaan rumah karena disini murid diberi tugas
diluar jam pelajaran. Metode ini tidak beda dengan metode lain metode ini juga ada kekurangan dan
kelebihanya. Metode ini selain merangsang siswa untuk aktif belajar baik secara individu maupun
kelompok juga menanamkan tanggung jawab oleh karena itu bisa diberikan secara kelompok
maupun individu.
Perlu diingat bahwa metode resitasi pada hakekatnya adalah menyuruh anak didik untuk
melakukan kegiatan (pekerjaan) belajar, baik berguna bagi dirinya sendiri maupun dalam proses
memperdalam dan memperluas pengetahuan dan pengertian bidang studi yang dipelajarinya. Ada
suatu asumsi yang mengatakan bahwa segala sesuatu yang terjadi disekolah tergantung pada
pendidik, bagaimana pendidik itu bisa menumbuhkan motivasi anak didiknya dan sebagainya.
Disini banyak ditemui berbagai macam pola pikir anak berbeda-beda antara yang satu dengan yang
lain. Oleh karena itu dalam proses belajar mengajar guru menerapkan salah satu metode yang
sekiranya bisa membantu anak didik serta guru juga harus paham (kelebihan, kekurangan, serta cara
penerapanya dan masih banyak lagi) mengenai metode yang akan digunakan dalam metode
pengajaran.
Motivasi adalah suatu perubahan energi dari dalam diri seseorang yang ditandai dengan
timbulnya afektif dan reaksi untuk mencapai tujuan. Jadi guru sebagai motivator yang mendorong
siswanya untuk melakukan perubahan tingkah laku yang lebih baik. Siswa dapat menunjukkan
keinginan bersungguh-sungguh untuk belajar. Motivasi dapat juga dikatakan sebagai serangkaian
usaha untuk menyediakan kondisi tertentu sehingga ia ingin dan mau untuk melakukan sesuatu dan
bila ia tidak suka maka ia akan berusaha untuk mengelakan rasa tidak suka itu. Jadi motivasi dapat

dirangsang dari luar tetapi pada dasarnya motivasi tumbuh dari dalam diri seseorang.
Betapa besar peranan guru dalam menumbuhkan motivasi belajar kepada siswa dalam hal
ini siswa yang kurang memiliki motivasi untuk belajar. Disamping itu guru juga berkewajiban untuk
mengetahui apa penyebab kurangnya motivasi dari siswa untuk belajar sehingga akan memudahkan
kelancaran dalam proses belajar mengajar, tidak sedikit pelajaran yang diberikan oleh guru tidak
menarik minat dan perhatian dari siswa. Guru yang tadinya memulai belajar dengan penuh
semangat tidak merupakan jaminan bahwa minat dan konsentrasi siswa akan berlangsung lama.
Banyak keputusan yang dibuat oleh guru berpengaruh pada motivasi siswa, misalnya cara
guru memberikan nilai hal ini bisa mendorong siswa untuk belajar lebih giat atau sebaliknya malah
menjadikan siswa putus asa. Motivasi itu bukan hanya berfungsi sebagai penentu terjadinya suatu
perbuatan tetapi sebagai penentu dari kegiatan itu sendiri.
Dengan demikian motivasi adalah niat yang ada dalam diri seseorang dimana akan
mendorong seseorang untuk bekerja atau melakukan perbuatan dengan bersungguh-sungguh
sehingga akan memperoleh hasil yang sempurna. Siswa akan belajar karena dorongan dari
mentalnya dimana kekuatan mental itu bisa berupa keinginan, perhatian, kemauan, atau cita-cita.
Motivasi dipandang sebagai pendorong mental yang menggerakan dan mengarahkan perilaku
manusia termasuk perilaku untuk belajar. Dalam motivasi terkandung adanya keinginan yang
mengaktifkan, menggerakkan, mengarahkan, menyalurkan, sikap dan perilaku individu untuk
belajar.
Dari uraian diatas sudah jelas tentang metode resitasi, terlepas dari itu dalam penggunaan
metode resitasi berpengaruh besar dalam belajar. Yaitu metode resitasi mampu untuk memotivasi
belajar, membuat kebiasaan siswa tahan uji (bersifat persisten).
Pengertian Metode
Istilah Metode berasal dari bahasa Yunani Metodos. Kata ini terdiri dari dua suku kata
yaitu Metha yang berarti melalui atau melewati dan hodos jalan atau cara. Jadi metode adalah
suatu jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan (Abudin Nata, 2000 :34 ).
Adapun menurut terminologi, dikutip dari buku Pemikiran Para Tokoh Pendidikan Islam,
karangan Abudin Nata, Metode diartikan sebagai cara yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan
yang ditetapkan yaitu perubahan-perubahan kepada keadaan yang lebih baik dari sebelumnya.
Metode tersebut digunakan oleh seorang guru dalam menyampaikan materi agama Islam sebagai
mata pelajaran atau bidang studi sesuai dengan kurikulum.
Setiap metode mengajar mempunyai kebaikan dan kelemahan masing-masing, semakin
mampu guru mengurangi kelemahan dalam mempergunakan suatu metode maka akan semakin
tinggi pula efesiensi dan efektifitasnya.

Pengertian Metode Resitasi


Metode resitasi sering disebut dengan metode pekerjaan rumah, adalah dimana murid diberi
tugas khusus di luar jam pelajaran. Dalam pelaksanaan metode ini anak-anak dapat mengerjakan
tugas tidak hanya di rumah, tapi dapat juga dikerjakan di perpustakaan, laboratorium, di ruang
praktek dan sebagainya. Untuk dapat dipertanggungjawabkan kepada guru. Misalnya guru
memberikan agar siswa mencatat dan melaporkan isi materi khotbah jumat di masjid dimana
mereka melaksanakan shalat jumat, setelah itu melaporkan dan didiskusikan di sekolah sebagai
kegiatan resitasi (penugasan).
Ada lagi yang menyebutkan bahwa metode resitasi adalah suatu cara mengajar yang
dicirikan dengan adanya kegiatan perencanaan antara murid dengan guru mengenai suatu persoalan
atau problem yang harus diselesaikan murid dalam jangka waktu tertentu yang disepakati bersama
antara murid dengan guru.
Pemberian tugas itu pada hakekatnya adalah menyuruh murid melakukan suatu pekerjaan
yang baik dan berguna bagi dirinya, dalam memperdalam dan memperluas pengetahuan atau
peningkatan pemahaman terhadap suatu materi pelajaran yang seringkali memerlukan pendalaman
yang lebih dari sekedar penjelasan yang diberikan oleh seorang pendidik.
Langkah-langkah Kegiatan Metode Resitasi
Kegiatan Guru
1. Dalam memberikan tugas-tugas, guru mempertimbangkan apakah tugas itu akan dikerjakan
secara individu maupun kelompok.
2. Dalam memberikan tugas guru harus mempertimbangkan kemampuan dan kecerdasan
siswa.
3. Tugas yang diberikan siswa hendaknya dapat dimengerti maksud dan tujuannya oleh siswa.
4. Selalu mengecek apakah siswa benar-benar mengerti apa yang sedang atau telah dikerjakan.
5. Selalu melanyani pertanyaan dari siswa jika belum jelas dan memperjelas tugas yang harus
diselesaikan.
6. Tugas hendaknya tidak membebankan siswa oleh karena itu diberikan dalam bentuk
mingguan atau bulanan.
Kegiatan Siswa
1. Memilih dan mendiskusikan tugas dengan guru.
2. Menerima tugas yang telah dibicarakan bersama guru
3. Menyusun rencana penyelesaian tugas
4. Mencari sumber-sumber data

5. Mengolah data baik yang sifatnya tugas individu maupun tugas kelompok.
6. Menyerahkan tugas yang telah selesai dikerjakan.
Segi Kebaikan Metode Resitasi ( Pemberian Tugas)
1. Baik sekali untuk mengisi waktu luang dengan hal-hal yang kondusif.
2. Memupuk rasa tanggung jawab dalam segala tugas pelajaran, sebab dalam metode ini anakanak harus mempertanggungjawabkan segala sesuatu (tugas) yang telah dikerjakan.
3. Memberi kebiasaan anak untuk giat belajar.
4. Memberikan tugas anak yang bersifat praktis, umpamanya membuat laporan tentang
kegiatan peribadatan di daerah masing-masing, kegiatan amaliyah sosial dan sebagainya.
Segi Kelemahan Metode Resitasi
1. Seringkali tugas di rumah itu dikerjakan orang lain, sehingga anak tidak mengetahui tentang
pekerjaan itu, yang berarti tujuan pelajaran itu tidak dapat terpenuhi.
2. Sulit untuk memberikan pekerjaan/tugas karena perbedaan individual anak dalam
kemampuan dan minat belajar.
3. Seringkali anak-anak tidak mengerjakan tugas dengan baik, cukup hanya menyalin
pekerjaan dari temannya.
4. Apabila tugas itu terlalu banyak atau berat akan mengganggu keseimbangan mental anak
tersebut.
Metode Resitasi Tepat Digunakan
1. Apabila guru mengharapkan agar siswa mengetahui yang diterima anak itu lebih lengkap.
2. Untuk mengaktifkan anak-anak mempelajari sendiri, mengerjakan soal-soal sendiri dan
mencoba sendiri mempraktekkan pengetahuannya. Metode ini merangsang anak untuk lebih
aktif dan rajin.
Jenis-jenis Tugas
Untuk mengetahui berbagai macam jenis tugas yang akan disampaikan kepada peserta didik.
Sudirman( 1992:142) menyebutkan bahwa jenis tugas yang dapat diberikan kepada siswa antara
lain:
1. Tugas membuat rangkuman (report) beberapa halaman topik, bab atau buku seperti :
1. Merangkum beberapa halaman atau topik.
2. Merangkum suatu bab (Chepter Report)
3. Merangkum suatu buku atau beberapa buku (Book Report)
2. Tugas membuat makalah

3. Tugas menjawab pertanyaan atau menyelesaikan soal-soal tertentu.


4. Tugas mengadakan wawancara atau observasi.
5. Tugas mendemostrasikan sesuatu.
6. Tugas menyelesaikan proyek atau pekerjaan tertentu.
Syarat-syarat Penugasan
Sebagaimana yang telah disebutkan di atas, bahwa penerapan metode resitasi terdapat
kelebihan dan kekurangan, karenanya bagi seorang pendidik lebih-lebih guru agama hendaknya
memperhatikan beberapa kaidah dan saran-saran atas pelaksanaan metode penugasan tersebut, agar
tujuan yang diinginkan akan tercapai. Seperti apa yang telah disebutkan oleh B. Simanjuntak,
penerapan metode penugasan agar tercapai dengan baik hendaknya memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut:
1. Tugas itu harus jelas dan tegas.
2. Suatu tugas disertai penjelasan-penjelasan tentang kesulitan-kesulitan yang akan dihadapi.
3. Tugas itu harus berhubungan dengan yang telah anak pelajari.
4. Tugas itu hendaknya didiskusikan dahulu oleh guru dan murid.
5. Tugas itu hendaknya disesuaikan dengan kesanggupan.
6. Tugas hendaknya dilakukan oleh anak didik, karena mereka yakin akan nilainya.
Dari beberapa uraian dan penjelasan di atas, kiranya dapat memberi gambaran dalam
melaksanakan atau menerapkan metode penugasan atau resitasi Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa tujuan tugas tersebut harus jelas, disesuaikan dengan perkembangan anak,
peserta didik untuk diajak membahas masalah tugas yang akan dikerjakan dan penilaian harus
obyektif.
Pengertian Motivasi
Kata Motivasi berasal dari bahasa Inggris yaitu motivation yang artinya alasan atau dorongan.
Secara psikologi motivasi adalah pemberian dorongan terhadap perangsangan dari dalam maupun
dari luar untuk mencapai tujuan. Sedangkan dalam pendidikan motivasi dianggap sebagai seni
untuk merangsang perhatian siswa yang belum mempunyai perhatian dan belum merasakan adanya
rangsangan atau penyampuran yang sudah ada agar menjadi perbuatan yang dikehendaki
masyarakat.
Motivasi dalam belajar mempunyai arti membangkitkan dan memberi arah pada dorongandorongan yang menyebabkan individu melakukan perbuatan-perbuatan dalam belajar. Jika
dihubungkan dengan dunia pendidikan motivasi dapat diartikan sebagai suasana psikis yang
terdapat dalam diri pendidik dan yang dididik.

Fungsi Motivasi dalam Proses Belajar Mengajar


Dalam proses belajar mengajar, motivasi mempunyai peranan penting dan fungsi yaitu:
1. Meningkatkan atau menggugah minat belajar
2. Meningkatkan semangat belajar.
3. Meningkatkan perhatian siswa agar senantiasa terikat pada kegiatan belajar.
4. Menyediakan kondisi yang optimal bagi proses belajar.
5. Membantu siswa agar dapat dan mampu menemukan serta memilih jalan atau tingkah
laku yang mendukung pencapaian tujuan belajar maupun tujuan jangka panjang.
Pengaruh Motivasi dalam Belajar
Dalam perilaku belajar terdapat motivasi belajar. Motivasi belajar tersebut ada yang intrinsik dan
ekstrinsik, belajar dilakukan oleh setiap orang baik anak-anak, orang dewasa maupun orang tua dan
berlangsung seumur hidup. Dalam lembaga pendidikan, motivasi merupakan salah satu penyebab
keberhasilan anak didik dalam belajar (Dimyati dan Mujiono, 1999:228) . Proses belajar siswa
dapat dipengaruhi oleh:
1.Faktor internal, meliputi: sikap terhadap belajar, motivasi, kosentrasi, mengolah bahan
ajar, rasa percaya diri, kemampuan berprestasi dan menggali hasil belajar yang tersimpan.
2. Faktor eksternal, meliputi: guru, sarana pembelajaran, kebijakan sekolah, lingkungan
sekolah dan kurikulum.
Dari uraian di atas bahwa motivasi merupakan penyebab keberhasilan peserta didik dalam
belajar. Motivasi merupakan faktor batin yang berfungsi menimbulkan, mendasari, mengarahkan
perbuatan belajar. Motivasi dapat menentukan baik tidaknya dalam mencapai tujuan sehingga
besarnya motivasi akan semakin besar pula kesuksesan belajarnya.
Seorang yang motivasinya tinggi akan giat berusaha, tampak gigih tidak mau menyerah, giat
membaca buku dan mengerjakan tugas. Sebaliknya siswa yang motivasinya lemah tampak acuh tak
acuh, mudah putus asa, perhatian tidak tertuju pada pelajaran, suka mengganggu kelas dan sering
meninggalkan kelas sehingga akibatnya banyak mengalami kesulitan belajar. Untuk mengetahui
adanya motivasi yang ada pada siswa kita harus mengetahui hal-hal yang berpengaruh terhadap
motivasi dalam belajar siswa.Merinci hal-hal yang berpengaruh terhadap motivasi, ada 6 yaitu
(Zuhairini,1983:82) :
1. Cita-cita atau aspirasi siswa.
2. Kemampuan siswa.
3. Kondisi siswa.

4. Kondisi lingkungan.
5. Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran.
6. Upaya guru dalam membelajarkan siswa.

Kesimpulan
Metode Resitasi merupakan metode penugasan yang diberikan kepada siswa baik secara
individu maupun secara kelompok. Sehingga jika siswa tidak mengerjakan tugas, maka tidak
mendapatkan nilai. Oleh karena itu, dengan metode resitasi ini dapat membantu para siswa
menumbuhkan motivasinya untuk mengikuti pelajaran dengan baik dan juga dapat memperkuat
daya ingat mereka dengan apa yang mereka tulis atau kerjakan.

Daftar Pustaka
Abudin Nata, (2000) Pemikiran para Tokoh Pendidikan Islam, Rajawali Pers,Jakarta.
Dinn Wahyudin dkk,(1995),Pengantar Pendidikan, Universitas Terbuka, Jakarta
Sudirman, dkk, (1984),Ilmu Pendidikan, Rosda Karya, Bandung
Nana Sudjana, (1989) Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Sinar Baru, Bandung
Syaiful Bahri Djamarah dan Azwan Zain, (2006) Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta.
Mulyani. S dan Johar Permana, (1999) Strategi Belajar Mengajar,

DEPDIKBUD Direktorat

Jenderal Pendidikan Tinggi, JATENG


Arief Armai, (2002) Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam,Ciputat Press, Jakarta
Syaiful Bahri Djamarah,(2000) Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, Rineka Cipta,
Jakarta
Zuhairini, (1983) Metodik khusus Pendidikan Agama, Biro Ilmiah, Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai