efisien maka penguasaan materi saja tidak cukup seorang pendidik harus menguasai beberapa teknis
dan metode penyampaian materi yang tepat dalam proses belajar mengajar sesuai dengan materi
yang diajarkan dan kemampuan siswa yang menerimanya.
Metode mengajar sebagai alat mencapai tujuan, perumusan tujuan dengan sejelas-jelasnya
merupakan syarat terpenting sebelum seseorang menentukan dan memilih metode mengajar yang
tepat. Selain kekaburan didalam tujuan yang akan menyebabkan kesulitan dalam memilih dan
menentukan metode juga dituntut untuk mengetahui serta menguasai beberapa metode sehingga
selain menguasai metode secara teoritis pendidik dituntut untuk mampu memilih metode yang tepat
untuk bisa mengoperasionalkan secara baik.
Dalam proses belajar mengajar metode resitasi mutlak digunakan karena seorang pendidik
tidak hanya mengandalkan informasi ilmu tanpa hasil yang sesuai dengan kurikulum yang sudah
ada. Guru profesional akan menuntut suatu hubungan integral antara keselarasan materi praktik
yang sudah dijelaskan terhadap peserta didik. Pendidik akan mengetahui sejauh mana anak didiknya
bisa mengaplikasikan sikapnya dalam kehidupan.
Metode resitasi sering disebut metode pekerjaan rumah karena disini murid diberi tugas
diluar jam pelajaran. Metode ini tidak beda dengan metode lain metode ini juga ada kekurangan dan
kelebihanya. Metode ini selain merangsang siswa untuk aktif belajar baik secara individu maupun
kelompok juga menanamkan tanggung jawab oleh karena itu bisa diberikan secara kelompok
maupun individu.
Perlu diingat bahwa metode resitasi pada hakekatnya adalah menyuruh anak didik untuk
melakukan kegiatan (pekerjaan) belajar, baik berguna bagi dirinya sendiri maupun dalam proses
memperdalam dan memperluas pengetahuan dan pengertian bidang studi yang dipelajarinya. Ada
suatu asumsi yang mengatakan bahwa segala sesuatu yang terjadi disekolah tergantung pada
pendidik, bagaimana pendidik itu bisa menumbuhkan motivasi anak didiknya dan sebagainya.
Disini banyak ditemui berbagai macam pola pikir anak berbeda-beda antara yang satu dengan yang
lain. Oleh karena itu dalam proses belajar mengajar guru menerapkan salah satu metode yang
sekiranya bisa membantu anak didik serta guru juga harus paham (kelebihan, kekurangan, serta cara
penerapanya dan masih banyak lagi) mengenai metode yang akan digunakan dalam metode
pengajaran.
Motivasi adalah suatu perubahan energi dari dalam diri seseorang yang ditandai dengan
timbulnya afektif dan reaksi untuk mencapai tujuan. Jadi guru sebagai motivator yang mendorong
siswanya untuk melakukan perubahan tingkah laku yang lebih baik. Siswa dapat menunjukkan
keinginan bersungguh-sungguh untuk belajar. Motivasi dapat juga dikatakan sebagai serangkaian
usaha untuk menyediakan kondisi tertentu sehingga ia ingin dan mau untuk melakukan sesuatu dan
bila ia tidak suka maka ia akan berusaha untuk mengelakan rasa tidak suka itu. Jadi motivasi dapat
dirangsang dari luar tetapi pada dasarnya motivasi tumbuh dari dalam diri seseorang.
Betapa besar peranan guru dalam menumbuhkan motivasi belajar kepada siswa dalam hal
ini siswa yang kurang memiliki motivasi untuk belajar. Disamping itu guru juga berkewajiban untuk
mengetahui apa penyebab kurangnya motivasi dari siswa untuk belajar sehingga akan memudahkan
kelancaran dalam proses belajar mengajar, tidak sedikit pelajaran yang diberikan oleh guru tidak
menarik minat dan perhatian dari siswa. Guru yang tadinya memulai belajar dengan penuh
semangat tidak merupakan jaminan bahwa minat dan konsentrasi siswa akan berlangsung lama.
Banyak keputusan yang dibuat oleh guru berpengaruh pada motivasi siswa, misalnya cara
guru memberikan nilai hal ini bisa mendorong siswa untuk belajar lebih giat atau sebaliknya malah
menjadikan siswa putus asa. Motivasi itu bukan hanya berfungsi sebagai penentu terjadinya suatu
perbuatan tetapi sebagai penentu dari kegiatan itu sendiri.
Dengan demikian motivasi adalah niat yang ada dalam diri seseorang dimana akan
mendorong seseorang untuk bekerja atau melakukan perbuatan dengan bersungguh-sungguh
sehingga akan memperoleh hasil yang sempurna. Siswa akan belajar karena dorongan dari
mentalnya dimana kekuatan mental itu bisa berupa keinginan, perhatian, kemauan, atau cita-cita.
Motivasi dipandang sebagai pendorong mental yang menggerakan dan mengarahkan perilaku
manusia termasuk perilaku untuk belajar. Dalam motivasi terkandung adanya keinginan yang
mengaktifkan, menggerakkan, mengarahkan, menyalurkan, sikap dan perilaku individu untuk
belajar.
Dari uraian diatas sudah jelas tentang metode resitasi, terlepas dari itu dalam penggunaan
metode resitasi berpengaruh besar dalam belajar. Yaitu metode resitasi mampu untuk memotivasi
belajar, membuat kebiasaan siswa tahan uji (bersifat persisten).
Pengertian Metode
Istilah Metode berasal dari bahasa Yunani Metodos. Kata ini terdiri dari dua suku kata
yaitu Metha yang berarti melalui atau melewati dan hodos jalan atau cara. Jadi metode adalah
suatu jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan (Abudin Nata, 2000 :34 ).
Adapun menurut terminologi, dikutip dari buku Pemikiran Para Tokoh Pendidikan Islam,
karangan Abudin Nata, Metode diartikan sebagai cara yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan
yang ditetapkan yaitu perubahan-perubahan kepada keadaan yang lebih baik dari sebelumnya.
Metode tersebut digunakan oleh seorang guru dalam menyampaikan materi agama Islam sebagai
mata pelajaran atau bidang studi sesuai dengan kurikulum.
Setiap metode mengajar mempunyai kebaikan dan kelemahan masing-masing, semakin
mampu guru mengurangi kelemahan dalam mempergunakan suatu metode maka akan semakin
tinggi pula efesiensi dan efektifitasnya.
5. Mengolah data baik yang sifatnya tugas individu maupun tugas kelompok.
6. Menyerahkan tugas yang telah selesai dikerjakan.
Segi Kebaikan Metode Resitasi ( Pemberian Tugas)
1. Baik sekali untuk mengisi waktu luang dengan hal-hal yang kondusif.
2. Memupuk rasa tanggung jawab dalam segala tugas pelajaran, sebab dalam metode ini anakanak harus mempertanggungjawabkan segala sesuatu (tugas) yang telah dikerjakan.
3. Memberi kebiasaan anak untuk giat belajar.
4. Memberikan tugas anak yang bersifat praktis, umpamanya membuat laporan tentang
kegiatan peribadatan di daerah masing-masing, kegiatan amaliyah sosial dan sebagainya.
Segi Kelemahan Metode Resitasi
1. Seringkali tugas di rumah itu dikerjakan orang lain, sehingga anak tidak mengetahui tentang
pekerjaan itu, yang berarti tujuan pelajaran itu tidak dapat terpenuhi.
2. Sulit untuk memberikan pekerjaan/tugas karena perbedaan individual anak dalam
kemampuan dan minat belajar.
3. Seringkali anak-anak tidak mengerjakan tugas dengan baik, cukup hanya menyalin
pekerjaan dari temannya.
4. Apabila tugas itu terlalu banyak atau berat akan mengganggu keseimbangan mental anak
tersebut.
Metode Resitasi Tepat Digunakan
1. Apabila guru mengharapkan agar siswa mengetahui yang diterima anak itu lebih lengkap.
2. Untuk mengaktifkan anak-anak mempelajari sendiri, mengerjakan soal-soal sendiri dan
mencoba sendiri mempraktekkan pengetahuannya. Metode ini merangsang anak untuk lebih
aktif dan rajin.
Jenis-jenis Tugas
Untuk mengetahui berbagai macam jenis tugas yang akan disampaikan kepada peserta didik.
Sudirman( 1992:142) menyebutkan bahwa jenis tugas yang dapat diberikan kepada siswa antara
lain:
1. Tugas membuat rangkuman (report) beberapa halaman topik, bab atau buku seperti :
1. Merangkum beberapa halaman atau topik.
2. Merangkum suatu bab (Chepter Report)
3. Merangkum suatu buku atau beberapa buku (Book Report)
2. Tugas membuat makalah
4. Kondisi lingkungan.
5. Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran.
6. Upaya guru dalam membelajarkan siswa.
Kesimpulan
Metode Resitasi merupakan metode penugasan yang diberikan kepada siswa baik secara
individu maupun secara kelompok. Sehingga jika siswa tidak mengerjakan tugas, maka tidak
mendapatkan nilai. Oleh karena itu, dengan metode resitasi ini dapat membantu para siswa
menumbuhkan motivasinya untuk mengikuti pelajaran dengan baik dan juga dapat memperkuat
daya ingat mereka dengan apa yang mereka tulis atau kerjakan.
Daftar Pustaka
Abudin Nata, (2000) Pemikiran para Tokoh Pendidikan Islam, Rajawali Pers,Jakarta.
Dinn Wahyudin dkk,(1995),Pengantar Pendidikan, Universitas Terbuka, Jakarta
Sudirman, dkk, (1984),Ilmu Pendidikan, Rosda Karya, Bandung
Nana Sudjana, (1989) Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Sinar Baru, Bandung
Syaiful Bahri Djamarah dan Azwan Zain, (2006) Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta.
Mulyani. S dan Johar Permana, (1999) Strategi Belajar Mengajar,
DEPDIKBUD Direktorat