Anda di halaman 1dari 7

PENDIDIKAN DAN

TEKNOLOGI
DALAM DUNIA PENDIDIKAN KHUSUSNYA PADA TEKNIK OTOMOTIF HARUS
SELALU MENGIKUTI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI DI DUNIA OTOMOTIF
YANG SEMAKIN BERKEMBANG PESAT

Teknologi Antilock Brake System (ABS)


Diposkan oleh RIZKA PRADHANA di 04.43 on Minggu, 23 Juni 2013

Perkembangan teknologi di dunia otomotif semakin hari semakin berkembang pesat.


Oleh karena itu bagi orang yang berkecimpung di dunia pendidikan, khususnya di bidang
teknik otomotif harus selalu mengikuti perkembangan teknologi tersebut. Jadi pendidikan
juga harus berkembang seiring dengan perkembangan teknologi sekarang ini. Untuk
mengikuti perkembangan teknologi kita dapat mengupdate pengetahuan kita dengan mencari
informasi-informasi baru yang berkaitan dengan teknologi baru tersebut. Pada postingan kali
ini saya ingin berbagi informasi yang akan membahas tentang perkembangan teknologi pada
sistem pengereman. Sistem rem atau brake system mutlak diperlukan pada setiap kendaraan,
karena ketika kendaraan sedang melaju dan untuk menghentikan kendaraan tersebut
pengemudi harus dapat dengan mudah menghentikannya.
Sistem rem yang sekarang ini banyak digunakan adalah jenis rem hidrolik. Sistem
rem hidrolik memang memiliki tingkat pengereman yang baik, tetapi pada kondisi tertentu
seperti ketika saat pengereman mendadak maka akan terjadi penguncian pada roda yang
menyebabkan slip sehingga menyebabkan kendaraan sulit dikendalikan. Seiring dengan
perkembangan teknologi, sekarang ini sistem rem hidrolik pada kendaraan sudah banyak
diganti dengan teknologi Antilock Brake System (ABS), dimana sistem rem ini mencegah
terjadinya penguncian pada roda dan memperpendek jarak pengereman.

Gambar 1. Keunggulan Kendaraan dengan Sistem ABS


Untuk mempermudah pembahasan tentang teknologi Antilock Brake System (ABS),
maka akan dijelaskan lebih rinci pada penjelasan sebagai berikut:
A. Pengertian Antilock Brake System (ABS)
Antilock Brake System (ABS) adalah sistem rem yang mengontrol tekanan minyak
rem dari master silinder ke setiap silinder roda/caliper agar tidak terjadi penguncian saat
pengereman berlangsung. Lebih khusus lagi ABS merupakan sistem rem yang dapat
memberikan kontrol yang cukup pada tekanan minyak rem agar selalu pada angka slip
optimum antara roda dan permukaan jalan, sehingga kendaraan dapat berhenti dengan baik
dan cepat.
Keuntungan sistem ABS adalah sebagai berikut :
1. Penguncian roda depan dapat dicegah pada saat terjadi pengereman secara mendadak,
sehingga pengendalian tetap stabil.
2. Penguncian roda belakang dapat dicegah pada saat terjadi pengereman mendadak sehingga
terhindar dari bagian belakang kendaraan memutar dan steering terjaga tetap lurus.
3. Electronik control mengatur gaya pengereman menuju koefisien yang optimum gaya gesek
antara roda dan permukaan jalan yang akan memperpendek jarak pengereman.
4. ABS dapat bekerja secara konvensional dengan fungsi Fail-Safe bila ABS tidak bekerja
dengan baik. Saat fungsi Fail-Safe aktif, lampu peringatan akan menyala untuk
mengingatkan pengemudi akan adanya masalah pada sistem ABS.
B. Perbedaan Proses Kontrol Rem Konvensional dengan ABS
1. Rem Konvensional

Gambar 2. Proses Kontrol Rem Konvensional


Saat pengereman mendadak, tekanan minyak rem akan meningkat cepat dan
mengunci roda. Hal ini akan terjadi lebih cepat bila kondisi jalan licin.

2. Rem ABS

Gambar 3. Proses Kontrol Rem ABS


a. Saat roda mulai mengunci, tekanan rem dijaga pada titik A oleh perintah yang
dikirim dari control modul sehingga perlambat roda dapat lebih halus/lambat.
b. Saat putaran roda menurunkan kecepatan mengunci roda berdasarkan perintah
(tekanan dijaga) yang dikirim dari ABS control modul, tekanan rem menurun
mulai titik B.
c. Saat perlambatan roda berhenti terjadi tekanan rem pada titik itu sehingga
percepatan roda kembali terjadi.
d. Saat percepatan roda semakin besar, ABS control modul mendeteksi bahwa gaya
pengereman berkurang, tekanan rem akan dinaikkan., mulai titik C. Kontrol dari
tekanan rem ini berdasarkan kecepatan kendaraan, menyediakan gaya pengereman
yang optimum untuk menghindari penguncian roda.
C. Prinsip Kerja ABS
ABS tidak akan bekerja pada pengereman normal/roda belum slip. Ketika mulai
terjadi penguncian pada roda/terjadi slip ABS akan mulai bekerja, yaitu pada efektive range
0,1-0,3. Slip pada roda akan dideteksi oleh wheel speed sensor yang kemudian
diinformasikan ke ABS control modul, kemudian ABS control modul memberi informasi
kepada hidrolik unit untuk mengatur tekanan minyak rem ke caliper sehingga roda tidak akan
terkunci.

Gambar 4. Grafik Pengontrolan Sistem ABS Terhadap Slip Ratio

Untuk lebih jelasnya perhatikan video berikut:


D. Komponen Utama Rem ABS
1. Wheel Speed Sensor
Wheel Speed Sensor berfungsi untuk mendeteksi kecepatan roda dan mendeteksi
terjadinya slip pada roda kendaraan yang nantinya data yang diterima diinformasikan ke
ABS Control Modul.
Wheel speed sensor terdiri dari sensor dan rotor. Di dalam sensor terdapat magnet
yang menghasilkan garis gaya magnet dan pada rotor terdapat roda gigi. Saat rotor
berputar roda gigi yang berputar memotong garis gaya magnet sehingga menghasilkan
gaya induksi elektromotif bolak-balik sesuai dengan kecepatan rotor. Oleh sensor gaya
induksi elektromotif bolak-balik ini dubah menjadi sinyal gelombang sinus tegangan
kemudian dikirimkan ke ABS Control Modul.

Gambar 5. Konstruksi Wheel Speed Sensor

Gambar 6. Output Signal


2. ABS Control Modul
ABS Control Modul adalah unit yang memproses semua sensor untuk
mengendalikan kerja sistem rem ABS dengan cara mengatur kerja setiap solenoid yang
ada didalam hidrolik unit.
Selain fungsi tersebut ABS Control Modul sebagai:
a. Fungsi Self Diagnosis, adalah fungsi untuk mendiagnosa sistem dan komponen
rem pada berbagai kondisi dan hasilnya diinformasikan dalam DTC dengan
penyalaan lampu peringatan ABS.
b. Fungsi Fail-Safe, adalah fungsi keamanan dimana jika terjadi masalah pada
fungsi ABS, maka sistem ABS akan off dan sistem rem akan kembali pada sistem
rem konvensional (tanpa ABS).
c. Sirkuit Pembentuk Gelombang, merubah sinyal output dari wheel speed sensor
berupa gelombang sinus (analog) yang frekuensinya berubah-ubah berdasarkan

perubahan kecepatan roda menjadi sinyal pulsa (digital) sehingga dapat diproses
oleh micro komputer.
d. Micro Computer Unit (MCU), mendeteksi kecepatan roda, percepatan atau
perlambatan kecepatan roda dan kecepatan kendaraan sesuai dengan sinyal digital
yang dikirim dari sirkuit pembentuk gelombang sehingga kondisi slip kendaraan
dapat dideteksi setiap waktu: (1) Saat perlambatan kecepatan roda menurun drastis
hingga dibawah kecepatan yang ditentukan, MCU menentukan angka slip tinggi
dan mengirim sinyal untuk menahan atau mengurangi tekanan rem. (2) Sebaliknya
saat percepatan kecepatan roda meningkat hingga pada batas yang telah
ditentukan, MCU menentukan angka slip rendah mengirim sinyal untuk
menaikkan tekanan rem.
e. Sirkuit Solenoid Control, sirkuit ini menggunakan power transistor dan
mengontrol arus yang mengalir ke solenoid valve didalam hidrolik unit.
f. Sirkuit Fail- safe, sirkuit ini memonitor kerja dari sensor, solenoid dan ABS
control modul. Bila terdapat unit atau sistem yang tidak berfungsi sirkuit akan
menghentikan kerja dari semua solenoid dan motor, dan sistem rem akan
berfungsi secara konvensional, lampu peringatan ABS pada panel instrumen akan
menyala.
3. Hidrolik Unit (Actuator)
Hidrolik unit terdiri dari solenoid valve, pompa, reservoir, accumulator. Solenoid
valve mengubah posisi anchor berdasarkan output dari ABS control modul.
a. Saat sirkuit penghasil tekanan terbentuk, minyak rem dalam caliper/wheel
cylinder mengalir menuju ke reservoir dan tekanan rem menurun. Pompa
mengalirkan minyak rem ke accumulator dimana tersimpan minyak rem yang
bertekanan tinggi, sebelum dikembalikan ke master cylinder.
b. Saat sirkuit penahan tekanan terbentuk, saluran caliper terputus dan tekanan
minyak dalam caliper dijaga agar konsisten.
c. Saat sirkuit peningkatan terbentuk, minyak rem yang bertekanan tinggi
pada accumulator diteruskan ke caliper. Bila tekanan minyak rem
dalam accumulator belum tinggi, tekanan minyak rem dalam caliper sama dengan
tekanan minyak rem pada master cylinder.

Gambar 7. Hidrolik Unit


E. Pengoperasian ABS

Gambar 8. Bagan Pengoperasian ABS


Demikian sedikit penjelasan tentang teknologi Antilock Brake System (ABS), untuk
konstruksi hidrolik unit dan fungsi dari masing-masing komponennya akan kita bahas pada
postingan selanjutnya.
Terima kasih telah berkunjung di blog rizkapradhana.blogspot.com

Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook

0 KOMENTAR:
POS KAN KOMENTAR

Posting Lebih BaruBeranda


Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Search
Search

About Me

RIZKA PRADHAN A
Lihat profil lengkapku

Free Blog Content

Arsip Blog

2013 (2)
Juni (2)

Hidrolik Unit

Teknologi Antilock Brake System (ABS)


Diberdayakan oleh Blogger.
Copyright Pendidikan dan Teknologi
Theme by BloggerThemes & Nearfrog

Anda mungkin juga menyukai