Pembimbing:
dr. I. B. Gd Surya Putra P, Sp.F
Disusun oleh:
Nieta Hardiyanti (406148067)
Kepaniteraan Klinik
Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal
Rumah Sakit Umum Pusat dr. Sardjito
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 18 Juli 2016 20 Agustus 2016
I.
Deskripsi Kasus
a. Identitas Pasien
Nama
Jenis Kelamin
Umur
Agama
Pekerjaan
Alamat
No. Rekam Medis
Tanggal Pemeriksaan
Jam Pemeriksaan
Peristiwa
: Sdr. A.D.W
: Laki - laki
: 25 tahun
: Islam
: Karyawan
:Gading II kelurahan Gading Payem Kabupaten Gunung
Kidul Yogyakarta
: 01.77.82.46
: 21 Juli 2016
: 11.30 WIB
: Kecelakaan Lalu Lintas
b. Kronologi Kasus
Dilakukan alloanamnesis oleh ibu korban yaitu Ny. T di ruang Intermediate
Care (IMC) RS dr. Sardjito pukul 11.00 WIB.
Seorang laki laki berusia 25 tahun datang dibawa ke Rumah Sakit
Umum Pusat dr. Sardjito Yogyakarta karena mengalami kecelakaan lalu lintas
pada hari Rabu tanggal 20 Juli 2016 pukul 03.00 WIB. Sebelumnya pasien
telah dibawa ke Rumah Sakit Nur Rohmah yang kemudian dirujuk ke Rumah
Sakit Bethesda. Rumah Sakit Bethesda merujuk pasien ke RSUP dr. Sardjito
karena diperkirakan mengalami penjepitan pembuluh darah pada tulang
selangka kanan.
Menurut keterangan orang tua pasien, kecelakaan tersebut terjadi
karena pasien terserempet bus saat mengendarai motor ketika ia akan membeli
makanan untuk teman-temannya yang akan siskamling. Kejadian tersebut
terjadi di jalan Wonosari dekat Bandar Udara Adi Sucipto Yogyakarta. Pasien
mengendarai motor milik teman nya dan tidak memakai helm. Ibu pasien
mengaku bahwa beliau tidak mengetahui keadaan anaknya pada saat kejadian
apakah ada mual, muntah, pingsan dan tidak mengetahui bagaimana posisi
jatuhnya. Ibu pasien mengaku bahwa anaknya memiliki kebiasaan minum
minuman beralkohol dan merokok, tetapi pada saat kejadian anaknya tidak
dalam keadaaan mabuk. Ibu pasien juga menyangkal bahwa anaknya
menggunakan obat obatan terlarang (NAPZA).
c. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum
Kesadaran
Tanda Vital
: Lemah
: Compos mentis, GCS = 13 (E3V4M6)
: Tekanan darah
: 120/89 mmHg
Nadi
: 125 x/menit
Pernapasan
: 22 x/menit
Suhu
: 37.8 0C
Kepala
Mata
: mesocephal
: conjungtiva anemis +/+, sclera ikterik -/-, pupil bulat isokor
3 mm/3mm, reflex cahaya langsung +/+, reflex cahaya tidak langsung +/+
Leher
: simetris, pembesaran KGB (-), kaku kuduk (-)
Thorax
:
Jantung
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Paru
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Abdomen :
Inspeksi
Auskultasi
Perkusi
Palpasi
-
Bahu
Punggung
Siku
Kaki
Tangan
d. Pemeriksaan Penunjang
Foto rontgen shoulder joint
CT Scan kepala
II.
III.
e. Diagnosa
Subdural Hemmorage region frontoparietal sinistra
Edema cerebri
Rupture arteri sub clavikula
Acromion Clavicula Joint Disruption
Masalah yang dikaji
1. Apa kepentingan visum et repertum pada kasus di atas?
2. Bagaimana prosedur dalam permintaan visum et repertum pada kasus hidup?
Analisis Masalah
Visum et Repertum (VeR) adalah keterangan yang dibuat oleh dokter atas
permintaan penyidik yang berwenang mengenai hasil pemeriksaan medik
terhadap manusia, baik hidup atau mati, ataupun bagian atau diduga bagian dari
tubuh manusia, berdasarkan keilmuan dan di bawah sumpah, untuk kepentingan
peradilan. VeR adalah salah satu alat bukti sah dalam peradilan berdasarkan pasal
184 KUHAP. (alat bukti yang sah ialah: a. keterangan saksi; b. keterangan ahli; c.
surat; d. petunjuk; e. keterangan ahli)
Pemeriksaan medik untuk tujuan membantu penegakan hukum antara lain
adalah pembuatan VeR terhadap seseorang yang dikirim oleh polisi (penyidik)
karena diduga sebagai korban suatu tindak pidana, baik dalam peristiwa
kecelakaan lalu-lintas, kecelakaan kerja, penganiayaan, pembunuhan, perkosaan,
maupun korban meninggal yang pada pemeriksaan pertama polisi, terdapat
kecurigaan akan kemungkinan adanya tindak pidana. VeR menguraikan segala
sesuatu tentang hasil pemeriksaan medik yang tertuang di dalam bagian
pemberitaan, yang karena dianggap sebagai pengganti benda bukti.
Dasar hukum Visum et Repertum adalah pasal 133 KUHAP:
1. Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan menangani seorang
korban baik luka, keracunan, ataupun mati yang diduga karena peristiwa
yang merupakan tindak pidana, ia berwenang mengajukan permintaan
keterangan ahli kepada ahli lainnya.
2. Permintaan keterangan ahli sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
dilakukan secara tertulis, yang dalam surat itu disebutkan dengan tegas
untuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan
bedah mayat.
Visum et Repertum pada kasus perlukaan
Dokter perlu membuat catatan medik setiap pasien, dan mencatat lengkap
temuan pada korban tindak pidana sehingga dapat digunakan untuk pembuatan
VeR. VeR dapat dibuat seketika (untuk luka yang tidak perlu perawatan, langsung
dibuat visum), sementara (untuk korban yang dirawat, tidak mencantum
kesimpulan derajat luka), maupun lanjutan (setelah korban selesai dirawat dan
dapat ditentukan derajat lukanya).
Pada VeR tercantum derajat luka, yang diatur dalam bahasa undang-undang
sebagai berikut:
Penyidik
Berdasarkan pasal 133, yang berhak meminta keterangan ahli (ditulis oleh
ahli kedokteran kehakiman) adalah penyidik atau penyidik pembantu yang
merupakan pejabat kepolisian negara Republik Indonesia. Menurut PP no. 58
tahun 2010, pangkat minimal penyidik adalah inspektur dua dan pangkat
minimal penyidik pembantu adalah brigadir dua.
Korban yang masih hidup sebaiknya diantar oleh petugas kepolisian guna
pemastian identitasnya. Korban adalah juga pasien, sehingga ia masih
mempunyai hak sebagai pasien pada umumnya.
Surat permintaan keterangan ahli ditujukan kepada instansi kesehatan atau
instansi khusus untuk itu, bukan kepada individu dokter yang bekerja di dalam
instansi tersebut.
IV.
Kesimpulan
Berdasarkan uraian analisa pada poin diatas, tujuan pembuatan visum et
repertum dalam peristiwa kecelakaan lalu-lintas, yang diduga sebagai korban
suatu tindak pidana, sebagai alat bukti yang sah (pasal 184 KUHAP) dimana VeR
V.
Referensi
1. Bagian Kedokteran Forensik FKUI. 1997. Ilmu Kedokteran Forensik. Jakarta:
Bagian Ilmu Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
2. Idries, Abdul Muin dan Tjiptomartono, Agung L. 2008. Penerapan Ilmu
Kedokteran Forensik dalam Proses Penyidikan. Jakarta: Sagung Seto.
3. Sampurna, Budi; Samsu, Zulhasmar; Siswaja, Tjetjep Dwidja. 2008. Peranan
Ilmu Forensik dalam Penegakan Hukum. Jakarta: Sagung Seto.