Anda di halaman 1dari 4

Dampak Anemia Terhadap Ibu Hamil dan

Janin
Terbit 01 May 2012 Komentar Beri Komentar Kategori: Kehamilan & Kelahiran

Masa kehamilan merupakan masa dimana tubuh sangat membutuhkan


asupan makan yang maksimal baik untuk jasmani maupun rohani (selalu rileks dan tidak
stress). Di masa-masa ini pula, wanita hamil sangat rentan terhadap menurunnya kemampuan
tubuh untuk bekerja secara maksimal.
Wanita hamil biasanya sering mengeluh, sering letih, kepala pusing, sesak nafas, wajah pucat
dan berbagai macam keluhan lainnya. Semua keluhan tersebut merupakan indikasi bahwa
wanita hamil tersebut sedang menderita anemia pada masa kehamilan. Penyakit terjadi akibat
rendahnya kandungan hemoglobin dalam tubuh semasa mengandung. Anemia ini secara
sederhana dapat kita artikan dengan kurangnya sel-sel darah merah di dalam darah daripada
biasanya.
Anemia dalam kehamilan ialah suatu kondisi ibu dengan kadar haemoglobin dibawah 11 gr
% terutama pada trimester I dan trimester ke III. Kadar Hb yang normal untuk wanita hamil
trimester akhir minimal 10,5 g/dL. Jika kurang, disebut anemia. Pada wanita tidak hamil,
kadar normal Hb adalah 12-16 g/dL
Ibu Hamil Rentan Anemia.
Anemia dalam masa kehamilan merupakan hal yang sering terjadi. World Health
Organization (WHO) melaporkan bahwa 35-75% perempuan pada negara berkembang dan
18% perempuan pada negara maju mengalami anemia dalam masa kehamilan.
Anemia dalam kehamilan dapat dibagi menjadi dua yaitu:
1. Anemia akibat perubahan yang normal terjadi dalam kehamilan
2. Anemia akibat adanya hal yang tidak normal.
Mengapa anemia dapat timbul tanpa adanya abnormalitas selama masa kehamilan? Karena
selama kehamilan, jumlah plasma ibu meningkat sampai 50% (sekitar 1000 cc). Jumlah sel
darah juga meningkat, tapi hanya 25% dan baru timbul pada kehamilan akhir. Hal inilah yang
menyebabkan kadar hemoglobin merosot.

Penyebab anemia yang paling sering pada kehamilan selain anemia fisiologis yang telah
dijelaskan di atas adalah anemia defisiensi besi. Kekurangan zat gizi yang satu ini merupakan
penyebab 75% kasus anemia dalam kehamilan. Angka kejadiannya pada trimester pertama
hanya 3-9%, dan meningkat 16-55% pada trimester ketiga. Biasanya anemia jenis ini terjadi
pada ibu yang mengalami mual dan muntah yang berlebihan atau memiliki penyakit kronik.
Total simpanan besi tubuh pada perempuan tidak hamil adalah 2,2 g dan jumlah ini
meningkat 3,2 g pada ibu hamil. Sekitar 500-600 mg di antaranya digunakan untuk
membentuk sel darah merah, dan 300 mg di antaranya digunakan oleh janin.
Pada ibu hamil dengan simpanan zat besi yang cukup, kebutuhan zat besi harian adalah 27
mg per hari. Berbeda dengan ibu yang tidak hamil, yaitu hanya membutuhkan 18 mg per hari.
Kebutuhan yang tinggi ini berusaha dicapai oleh tubuh dengan cara meningkatkan kapasitas
penyerapan besi di usus. Selama kehamilan, usus dapat menyerap besi 40% lebih banyak.
Namun, penelitian menunjukkan bahwa ibu hamil sangat sulit mengejar kebutuhan besi
melalui asupan makanan saja, terutama setelah memasuki paruh akhir kehamilan. Bahkan
perempuan yang sehat pun seringkali tidak memiliki simpanan besi yang cukup untuk
menunjang kebutuhan selama kehamilan.
Anemia akibat defisiensi besi perlu dibedakan dengan anemia akibat perubahan fisiologis.
Caranya adalah dengan memeriksakan kadar simpanan besi yaitu ferritin dan kadar besi
dalam darah yaitu serum iron. Kadar serum iron dan ferritin yang rendah jelas
menggambarkan keadaan defisiensi besi. Namun terkadang, defisiensi besi belum sampai
menyebabkan simpanan besi tubuh berkurang sehingga yang terlihat dalam pemeriksaan
adalah kadar serum iron yang turun. Jika pasien minum suplementasi besi beberapa hari
sebelum pemeriksaan pun, kadar serum iron dapat terlihat normal. Oleh karena itu,
diskusikanlah hasil pemeriksaan dengan dokter untuk mendapatkan interpretasi yang benar.
Untuk mencegah keadaan defisiensi besi selama kehamilan, WHO merekomendasikan
suplementasi besi 60 mg/hari yang dimulai sesegera mungkin setelah kehamilan diketahui
dan diberikan sepanjang masa kehamilan. Jadi, mulailah tingkatkan asupan besi Anda dan
sertakan suplementasi untuk mencegah kekurangan besi.
PENYEBAB ANEMIA
Anemia pada kehamilan disebabkan :
Meningkatnya kebutuhan zat besi untuk pertumbuhan janin.
Kurangnya asupan zat besi pada makanan yang dikonsumsi ibu hamil
Pola makan ibu terganggu akibat mual selama kehamilan
Adanya kecenderungan rendahnya cadangan zat besi (Fe) pada wanita akibat persalinan
sebelumnya dan menstruasi.
GEJALA ANEMIA

Gejala yang umum timbul adalah berdebar-debar, pucat, bernafas lebih cepat, cepat lelah, dan
sakit kepala, rasa lemah, letih, pusing, kurang nafsu makan, menurunnya kebugaran tubuh
dan gangguan penyembuhan luka.
DAMPAK ANEMIA PADA WANITA HAMIL
Efek anemia bagi ibu dan janin bervariasi dari ringan sampai berat. Bila kadar hemoglobin
lebih rendah dari 6 g/dL, maka dapat timbul komplikasi yang signifikan pada ibu dan janin.
Kadar hemoglobin serendah itu tidak dapat mencukupi kebutuhan oksigen janin dan dapat
menyebabkan gagal jantung pada ibu. Beberapa penelitian juga menemukan hubungan antara
anemia ibu pada trimester satu dan dua dengan kelahiran prematur (kurang dari 37 minggu).
Selain itu anemia pada ibu hamil juga menyebabkan hambatan pada pertumbuhan janin baik
sel tubuh maupun sel otak, Abortus, lamanya waktu partus karena kurang daya dorong rahim,
pendarahan post partum, rentan infeksi, rawan dekompensasi cordis pada penderita dengan
Hb kurang dari 4 g persen.
Hipoksia akibat anemia dapat menyebabkan shock bahkan kematian ibu saat persalinan,
meskipun tak disertai pendarahan, kematian bayi dalam kandungan, kematian bayi pada usia
sangat muda serta cacat bawaan, dan anemia pada bayi yang dilahirkan.
DIAGNOSA
Diagnosis Anemia pada ibu hamil biasanya ditegaskan dan dapat diketahui melalui
pemeriksaan darah atau kadar hemoglobin (Hb)
PENANGANAN
Selain terapi obat penanganannya dapat dilakukan dengan terapi diet. Untuk memenuhi
asupan zat besi, tingkatkan konsumsi bahan makanan tinggi zat besi (Fe) misalnya makanan
hewani, kacang-kacangan, dan sayuran berwarna hijau tua. Defisiensi besi bukan satusatunya penyebab anemia, tetapi apabila prevalensi anemia tinggi, defisiensi besi biasanya
dianggap sebagai penyebab yang paling dominan. Pertimbangan itu membuat suplementasi
tablet besi folat selama ini dianggap sebagai salah satu cara yang sangat bermanfaat dalam
mengatasi masalah anemia.
Anemia dapat diatasi dengan meminum tablet besi atau Tablet Tambah Darah (TTD). Kepada
ibu hamil umumnya diberikan sebanyak satu tablet setiap hari berturut-turut selama 90 hari
selama masa kehamilan. TTD mengandung 200 mg ferrosulfat, setara dengan 60 miligram
besi elemental dan 0.25 mg asam folat. Pada beberapa orang, pemberian preparat besi ini
mempunyai efek samping seperti mual, nyeri lambung, muntah, kadang diare, dan sulit buang
air besar. Agar tidak terjadi efek samping dianjurkan minum tablet setelah makan pada malam
hari.
ANGKA KECUKUPAN BESI (Fe)
Bayi : 35mg
Balita : 89mg

Anaksekolah : 10mg
Remaja lakilaki : 1417mg
Remaja perempuan : 1425mg
Dewasa lakilaki : 13mg
Dewasa perempuan : 1426mg
Ibu hamil : +20mg
Ibu menyusui : +2mg
Dari beberapa sumber
http://burtonator.files.wordpress.com/2012/04/anemia.jpg

Be Sociable, Share!

Anda mungkin juga menyukai