Amnion (cairan ketuban) adalah cairan yang bening agak kekuning-kuningan yang
mengelilingi bayi yang belum lahir (janin) selama kehamilan. Cairan ini terkandung
dalam kantung ketuban.
Di dalam rahim, bayi mengapung dalam cairan ketuban. Cairan ketuban
mengelilingi dan mendukung bayi dalam seluruh perkembangannya. Jumlah cairan
ketuban terbesar adalah sekitar 34 minggu kehamilan.
Cairan ketuban terus bergerak (beredar) saat bayi menelan dan menghirup cairan,
dan kemudian melepaskan atau menghembuskan cairan melalui urin.
Cairan ketuban membantu:
Perkembangan gerakan bayi di dalam rahim, yang memungkinkan untuk
pertumbuhan tulang yang tepat.
Paru-paru bayi berkembang dengan baik.
Menjaga suhu relatif konstan di sekitar bayi, melindungi dari kehilangan panas.
Melindungi bayi dari cedera luar akibat guncangan atau gerakan tiba-tiba.
Cairan ketuban yang terlalu sedikit (oligohidramnion) atau terlalu banyak
(polihidramnion) dapat berbahaya bagi ibu dan bayinya.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Selaput amnion merupakan jaringan avaskular yang lentur tetapi kuat. Bagian
dalam selaput yang berhubungan dengan cairan merupakan jaringan sel kuboitd
yang asalnya ectoderm.
Lapisan dalam amnion merupakan mikrovili yang berfungsi mentransfer cairan dan
metabolic.
Sejak awal kehamilan cairan amnion telah dibentuk. Cairan amnion merupakan
bantalan dan pelindung untuk proteksi sekaligus menunjang pertumbuhan. Cairan
amnion mengandung banyak sel janin (lanugo, verniks kaseosa). Fungsi cairan
amnion yang juga penting ialah menghambat bakteri karena mengandung zat
seperti fosfat dan zeng.
Kelainan air ketuban adalah suatu keadaan dimana jumlah air ketuban lebih banyak
atau sedikit
dari normal.
Macam-macam kelainan air ketuban
1. KETUBAN PECAH DINI (KPD)
2. POLIGOHIDRAMNION
3. OLIGOHIDRAMNION
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa Saja Macam-Macam Kelainan Air Ketuban?
2. Bagaimana Etiologi Terjadinya Kelainan Air Ketuban?
3. Bagaimana Penatalaksanaan Kelainan Air Ketuban?
1.3 TUJUAN
1. Untuk Mengetahui Macam-Macam Kelainan Air Ketuban
2. Untuk Mengetahui Etiologi Terjadinya Kelainan Air Ketuban
3. Untuk Mengetahui Penatalaksanaan Kelainan Air Ketuban
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 FUNGSI AIR KETUBAN
Air ketuban berfungsi antara lain untuk:
Sebagai pelindung yang akan menahan janin dari trauma akibat benturan.
Melindungi dan mencegah tali pusat dari kekeringan, yang dapat menyebabkannya
mengerut sehingga menghambat penyaluran oksigen melalui darah ibu ke janin.
Berperan sebagai cadangan cairan dan sumber nutrien bagi janin untuk sementara.
Memungkinkan janin bergerak lebih bebas, membantu sistem pencernaan janin,
sistem otot dan tulang rangka, serta sistem pernapasan janin agar berkembang
dengan baik
Menjadi inkubator yang sangat istimewa dalam menjaga kehangatan di sekitar
janin.
Selaput ketuban dengan cairan ketuban di dalamnya merupakan penahan janin dan
rahim terhadap kemungkinan infeksi.
Pada waktu persalinan, air ketuban dapat meratakan tekanan atau kontraksi di
dalam rahim, sehingga leher rahim membuka.
Dan saat kantung ketuban pecah, air ketuban yang keluar sekaligus akan
membersihkan jalan lahir.
Pada saat kehamilan, air ketuban juga bisa digunakan untuk mendeteksi kelainan
yang dialami janin, khususnya yang berhubungan dengan kelainan kromosom.
2.2 MACAM-MACAM KELAINAN AIR KETUBAN
A.KPD (KETUBAN PECAH DINI)
1. Pengertian
Ketuban pecah dini (KPD) atau ketuban pecah sebelum waktunya (KPSW) atau
ketuban pecah prematur (KPP) adalah keluarnya cairan dari jalan lahir / vagina
sebelum proses persalinan. Ketuban pecah prematur yaitu pecahnya membran
khorio-amniotik sebelum onset persalinan atau disebut juga Premature Rupture Of
Membrane = Prelabour Rupture Of Membrane = PROM.
Ketuban pecah prematur pada preterm yaitu pecahnya membran Chorio-amniotik
sebelum onset persalinan pada usia kehamilan kurang dari 37 minggu atau disebut
juga Preterm Premature Rupture Of Membrane = Preterm Prelabour Rupture Of
Membrane = PPROM.
2. Etiologi
Penyebab dari KPD tidak atau masih belum diketahui secara jelas maka usaha
preventif tidak dapat dilakukan, kecuali dalam usaha menekan infeksi.
Faktor yang berhubungan dengan meningkatnya insidensi KPD antara lain :
o Fisiologi selaput amnion/ketuban yang abnormal
o Inkompetensi servik
o Infeksi vagina / serviks
o Kehamilan ganda
o Polihidramnion
o Trauma
o Distensi uteri
o Stress maternal
o Stress fetal
o Infeksi
o Serviks yang pendek
o Prosedur medis
3. Diagnosa
Secara klinik diagnosa ketuban pecah dini tidak sukar dibuat anamnesa pada klien
dengan keluarnya air seperti kencing dengan tanda-tanda yang khas sudah dapat
menilai itu mengarah ke ketuban pecah dini. Untuk menentukan betul tidaknya
ketuban pecah dini bisa dilakukan dengan cara :
Adanya cairan yang berisi mekonium (kotoran janin), verniks kaseosa (lemak
putih) rambut lanugo atau (bulu-bulu halus) bila telah terinfeksi bau
Pemeriksaan inspekulo, lihat dan perhatikan apakah memang air ketuban keluar
dari kanalis servikalis pada bagian yang sudah pecah, atau terdapat cairan ketuban
pada forniks posterior
USG : volume cairan amnion berkurang / oligohidramnion
Terdapat infeksi genital (sistemik)
Gejala chorioamnionitis
4. Prognosis / Komplikasi
Ada pun pengaruh ketuban pecah dini terhadap ibu dan janin adalah :
a.Prognosis ibu
Infeksi intrapartal dalam persalinan
Jika terjadi infeksi dan kontraksi ketuban pecah maka bisa menyebabkan sepsis
yang selanjutnya dapat mengakibatkan meningkatnya angka morbiditas dan
mortalitas
Infeksi puerperalis / masa nifas
Dry labour / Partus lama
Perdarahan post partum
Meningkatkan tindakan operatif obstetri (khususnya SC)
Morbiditas dan mortalitas maternal
b. Prognosis janin
Prematuritas
Masalah yang dapat terjadi pada persalinan prematur diantaranya adalah
respiratory distress sindrome, hypothermia, neonatal feeding problem, retinopathy
of premturity, intraventricular hemorrhage, necrotizing enterocolitis, brain disorder
(and risk of cerebral palsy),
hyperbilirubinemia, anemia, sepsis.
Prolaps funiculli / penurunan tali pusat
Hipoksia dan Asfiksia sekunder (kekurangan oksigen pada bayi)
Mengakibatkan kompresi tali pusat, prolaps uteri, dry labour/pertus lama, apgar
score rendah, ensefalopaty, cerebral palsy, perdarahan intrakranial, renal failure,
respiratory distress.
Sindrom deformitas janin
Terjadi akibat oligohidramnion. Diantaranya terjadi hipoplasia paru, deformitas
ekstremitas dan
pertumbuhan janin terhambat (PJT)
Morbiditas dan mortalitas perinatal
5. Penatalaksanaan
penatalaksanaan ketuban pecah dini tergantung pada umur kehamilan dan tanda
infeksi
intrauterine. Pada umumnya lebih baik untuk membawa semua pasien dengan KPD
ke RS dan melahirkan
bayi yang berumur > 37 minggu dalam 24 jam dari pecahnya ketuban untuk
memperkecil resiko
infeksi intrauterine.
Tindakan konservatif (mempertahankan kehamilan) diantaranya pemberian
antibiotik dan cegah infeksi (tidak melakukan pemeriksaan dalam), tokolisis,
pematangan paru, amnioinfusi, epitelisasi (vit C dan trace element, masih
kontroversi), fetal and maternal monitoring. Tindakan aktif (terminasi/mengakhiri
kehamilan) yaitu dengan sectio caesarea (SC) atau pun partus pervaginam. Dalam
penetapan langkah penatalaksanaan tindakan yang dilakukan apakah langkah
konservatif ataukah aktif, sebaiknya perlu mempertimbangkan usia kehamilan,
kondisi ibu dan janin, fasilitas perawatan intensif, kondisi, waktu dan tempat
perawatan, fasilitas/kemampuan monitoring, kondisi/status imunologi ibu dan
kemampuan finansial keluarga.
sebagai ruang bebas-echo yang sangat besar di antara janin dan dinding uterus
atau plasenta. Kadang mungkin ditemui kelainan janin misalnya anensefalus atau
defek tabung syaraf lain, atau anomali saluran cerna.
Penyulit tersering pada ibu yang disebabkan oleh hidramnion adalah solusio
plasenta, disfungsi uterus dan perdarahan pasca persalinan. Pemisahan dini
plasenta yang luas kadang-kadang terjadi setelah air ketuban keluar dalam jumlah
yang besar karena berkurangnya luas permukaan uterus di bawah plasenta.
Disfungsi uterus dan perdarahan pasca persalinan terjadi akibat atonia uteri karena
overdistensi.
Diagnosis
Inspeksi
a. Kelihatan perut sangat buncit dan tegang, kulit perut berkilat, retak-retak kulit
jelas dan kadang-kadang umbilikus mendatar
b. Jika akut, ibu akan terlihat sesak dan sianosis serta terlihat payah membawa
kandungannya
Palpasi
a. Perut tegang dan nyeri tekan serta terjadi oedema pada dinding perut, vulva dan
tungkai
b. Fundus uteri lebih tinggi dari umur sesungguhnya
c. Bagian janin sukar dikenali
d. Kalau pada letak kepala, kepala janin dapat diraba maka balotement jelas sekali,
Karena bebasnya janin bergerak dan tidak terfiksir maka dapat terjadi kesalahankesalahan letak janin
Auskultasi
DJJ sukar didengar, dan jika terdengar hanya sekali
Komplikasi
a. Persalinan kurang bulan
b. Dispnea atau sesak nafas pada ibu
c. Kelainan persentasi janin
d. Solusio Plasenta
e. Prolaps tali pusat
f. Disfungsi uterus selama persalinan
Penatalaksanaan
Terapi hidromnion dibagi dalam tiga fase:
1. Waktu hamil
a. Hidromnion ringan jarang diberi terapi klinis, cukup diobservasi dan berikan
terapi simptomatis.
b. Pada hidromnion yang berat dengan keluhan-keluhan, harus dirawat dirumah
sakit untuk istirahat sempurna. Berikan diet rendah garam. Obat-obatan yang
dipakai adalah sedativa dan obat duresisi. Bila sesak hebat sekali disertai sianosis
dan perut tengah, lakukan pungsi abdominal pada bawah umbilikus. Dalam satu
hari dikeluarkan 500cc perjam sampai keluhan berkurang. Jika cairan dikeluarkan
dikhawatirkan terjadi his dan solutio placenta, apalagi bila anak belum viable.
Komplikasi pungsi dapat berupa :
- Timbul his
- Trauma pada janin
- Terkenanya rongga-rongga dalam perut oleh tusukan
- Infeksi serta syok
Bila sewaktu melakukan aspirasi keluar darah, umpamanya janin mengenai
placenta, maka pungsi harus dihentikan.
2. Waktu bersalin
a. Bila tidak ada hal-hal yang mendesak, maka sikap kita menunggu
b. Bila keluhan hebat, seperti sesak dan sianosis maka lakukan pungsi transvaginal
melalui serviks bila sudah ada pembukaan. Dengan memakai jarum pungsi tusuklah
ketuban pada beberapa tempat, lalu air ketuban akan keluar pelan-pelan
Pada kondisi dimana terdapat gangguan pada ginjal janin, seperti agenesis ginjal,
akan menyebabkan oligohidramnion dan jika terdapat gangguan menelan pada
janin, seperti atresia esophagus, atau anensefali, akan menyebabkan
polihidramnion.
B. Oligohidramnion
Etiologi
Etiologi belum jelas, tetapi disangka ada kaitannya dengan renal agenosis janin.
Etiologi primer lainnya mungkin oleh karena amnion kurang baik pertumbuhannya
dan etiologi sekunder lainnya, misalnya pada ketuban pecah dini.
Gambaran Klinis
- Uterus tampak lebih kecil dari usia kehamilan dan tidak ada ballotemen.
- Ibu merasa nyeri di perut pada setiap pergerakan anak.
- Sering berakhir dengan partus prematurus.
- Bunyi jantung anak sudah terdengar mulai bulan kelima dan terdengar lebih jelas.
- Persalinan lebih lama dari biasanya.
- Sewaktu his akan sakit sekali.
- Bila ketuban pecah, air ketuban sedikit sekali bahkan tidak ada yang keluar.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan yang biasa dilakukan:
- USG ibu (menunjukkan oligohidramnion serta tidak adanya ginjal janin atau ginjal
yang sangat abnormal)
- Rontgen perut bayi
- Rontgen paru-paru bayi
- Analisa gas darah
Komplikasi Oligohidramnion
Bila terjadi pada permulaan kehamilan maka janin akan menderita cacat bawaan
dan pertumbuhan janin dapat terganggu bahkan bisa terjadi partus prematurus
yaitu picak seperti kertas kusut karena janin mengalami tekanan dinding rahim.
Bila terjadi pada kehamilan yang lebih lanjut akan terjadi cacat bawaan seperti clubfoot, cacat bawaan karena tekanan atau kulit jadi tenal dan kering (lethery
appereance).
Penatalaksanaan
Tirah baring.
Hidrasi.
Perbaikan nutrisi.
Pemantauan kesejahteraan janin (hitung pergerakan janin, NST, Bpp).
Pemeriksaan USG yang umum dari volume cairan amnion.
Amnion infusion.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Kelainan air ketuban adalah suatu keadaan dimana jumlah air ketuban lebih banyak
atau sedikit dari normal.
Macam-macam kelainan air ketuban
1. Ketuban Pecah Dini (Kpd)
2. Poligohidramnion
3. Oligohidramnion
3.2 SARAN
Semoga dari makalah yang kami buat, pembaca dapat mencegah terjadinya
kelainan Air Ketuban, Terima kasih