Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN
I.1.

Latar Belakang
Dewasa ini perkembangan teknologi sudah semakin pesat. Kemajuan
teknologi diperuntukkan bagi keberlangsungan kehidupan manusia. Dimana
hal tersebut berguna untuk memudahkan aktivitas yang dilakukan manusia.
Kegiatan seperti perpindahan manusia dari satu tempat dalam bangunan
ketempat lain terkadang membutuhkan alat bantu. Karena seiring
berjalannya waktu, manusia dituntut untuk bergerak cepat sehingga
kebutuhan transportasi dalam bangunan juga dituntut untuk dapat memenuhi
tuntutan aktivitas dari civitas dalam bangunan itu sendiri.
Pada masa kini kemajuan teknologi dalam bidang transportasi sudah
banyak digunakan. Hal tersebut dapat terlihat dari pemanfaatkan sistem
transportasi pada bangunan-bangunan baik bangunan umum maupun
bangunan pribadi. Pada bangunan umum seperti pabrik sudah digunakan
sistem transportasi sehingga aktivitas yang ditampung di dalamnya dapat
berjalan dengan efisiensi waktu yang baik. Perkerjaan yang membutuhkan
kinerja fisik manusia saat ini dapat dimudahkan dengan adanya sistem
transportasi mekanis yang berada pada suatu bangunan, sehingga tidak
dibutuhkan tenaga yang cukup banyak untuk menyelesaikan suatu
pekerjaan.
Sebagai arsitek dalam mendesain suatu bangunan juga harus
memikirkan bagaimana sebaiknya sistem transportasi pada suatu bangunan.
Pemilihan sistem transportasi mekanis dalam bangunan harus sesuai
pertimbangan kebutuhan yang terdapat pada bangunan tersebut agar
kemajuan teknologi yang ada dapat dimanfaatkan dengan maksimal. Oleh
karena itu, setelah mencari mengenai sistem transportasi mekanis dari
literature-literatur yang ada dan melihat bagaimana teori penggunaan sistem
transportasi mekanis pada suatu bangunan guna mempermudah aktivitas, hal
selanjutkan yang dilakukan adalah melihat penerapan pada objek nyata

27

mengenai sistem transportasi mekanis pada suatu bangunan. Dengan


melakukan observasi pada objek nyata maka dapat dilakukan suatu
penghayatan bagaimana sistem trasnsportasi mekanis pada bangunan untuk
menjadi acuan dalam merancang bangunan kelak. Dengan begitu dibuatlah
makalah ini untuk mengetahui bagaimana sistem transportasi mekanis yang
ada pada objek nyata, apakah sesuai dengan teori yang ada, sehingga dapat
diketahui bagimana sistem transportasi mekanis yang baik dalam meracang
bangunan kelak dengan melihat permasalahan yang ada pada objek nyata.

I.2.

Rumusan Masalah
Berikut merupakan rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini.
1. Apa saja sistem transportasi mekanis pada The Stones Hotel?
2. Bagaimana sistem transportasi mekanis yang digunakan pada The
Stones Hotel?
3. Berapa kapasitas dari lift yang dibutuhkan pada The Stones Hotel untuk
memenuhi kebutuhan aktivitas yang ada?
4. Bagaimana komponen yang terdapat pada sistem transportasi mekanis
pada The Stones Hotel?
5. Apa jenis dan merk sistem transportasi mekanis yang digunakan pada
The Stones Hotel?

I.3.

Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui dan memahami bagaimana sistem transportasi
mekanis secara umum.
2. Untuk mengetahui dan memahami bapaimana penerapan sistem
transportasi mekanis pada objek nyata yang telah beroperasi.
3. Untuk memahami apa saja kebutuhan dan aspek-aspek teknis yang ada
pada sistem transportasi mekanis terutama pada lift dan eskalator.

I.4.

Metode Penulisan
1. Metode Studi Pustaka

27

Metode studi pustaka dilakukan untuk dijadikan data acuan


mengenai sistem utilitas pada bangunan sebelum dilakukan observasi
lapangan pada objek nyata. Pengumpulan informasi ini dilakukan dengan
mencari referensi-referensi dari literatur berupa buku-buku dan/atau
internet.
2. Metode Observasi
Setelah mencari informasi dari literatur-literatur yang ada,
selanjutnya dilakukan observasi lapangan pada objek nyata. Observasi
dilakukan dengan mencatat serta mendokumentasikan sistem utilitas
yang terdapat pada objek nyata. Hal ini dilakukan guna mendapatkan
data-data yang akurat dari objek untuk kemudian dianalisis.
3. Metode Analisis
Metode analisis dilakukan setelah mendapatkan data-data nyata
dari observasi lapangan dengan cara membandingkan hasil observasi
dengan teori yang didapatkan dari referensi-referensi dan literature yang
sebelumnnya sudah dikumpulkan terlebih dahulu.

I.5.

Metode Pembahasan
BAB I : Pendahuluan
Berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan makalah
metode penelitian, dan metode pembahasan.
BAB II: Landasan Teori
Bab ini berisi tentang teori-teori dari literatur yang dijadikan acuan
untuk menganalisa sistem transportasi mekanis yang terdapat pada objek
observasi. Teori mengenai pengertian sistem transportasi mekanis, dan jenisjenis sistem transportasi mekanis.
BAB III: Tinjauan Objek
Bab ini berisi mengenai tinjauan umum tentang bangunan yang
dijadikan objek observasi baik mengenai identitas objek studi beserta
posisinya pada peta.
BAB IV: Pembahasan Sistem Transportasi Mekanis

27

Bab ini berisikan hasil observasi lapangan yang telah dilakukan pada
sebuah hotel di kawasan Kuta. Hasil observasi ini berupa data-data yang
diperlukan mengenai sistem transportasi mekanis yang terdapat pada objek
observasi
BAB V: Penutup
Bab ini berisi penutup makalah yang berupa kesimpulan dari data
hasil observasi dengan teori-teori yang sebelumnya telah didapatkan dari
literatur yang ada. Pada bab ini juga ditulis saran yang berkaitan dengan
sistem transportasi mekanis setelah melihat dan mengulas sistem
transportasi mekanis yang terdapat pada suatu objek nyata.

27

BAB II
LANDASAN TEORI
II.1.

Pengertian Sistem Transportasi Mekanis


Sistem berasal dari bahasa Latin (systema) dan bahasa Yunani
(sustema) yang keduanya mempunyai pengertian sebagai suatu kesatuan
yang terdiri dari komponen atau elemen yang dihubungkan guna
memudahkan aliran informasi, materi, atau pun energi untuk mencapai
suatu tujuan.
Sedangkan transportasi merupakan perpindahan manusia atau
barang. Perpindahan disini berarti pergerakan dari satu tempat menuju
tempat lain. Transportasi digunakan untuk memudahkan aktivitas yang
dilakukan oleh manusia atau memudahkan saat memindahkan barang yang
umumnya digunakan dalam bidang industri.
Jadi, pengertian dari sistem transportasi adalah suatu kesatuan yang
terdiri dari komponen atau elemen yang bertujuan untuk memudahkan
proses perpindahan manusia atau barang.
Sistem transportasi yang ada pada bangunan merupakan suatu
objek yang dapat memindahkan atau merupakan objek yang memudahkan
pergerakan manusia atau barang dalam satu ruang ke ruang lain. Sistem
transportasi dibagi menjadi dua berdasarkan mekanisme kerjanya, yaitu
sistem transportasi mekanis dan non mekanis. Namun, dalam makalah ini
akan dibahas lebih dalam tentang sistem transportasi mekanis.
Sistem transportasi mekanis adalah sistem transportasi yang disebut
juga dengan sistem transportasi alat atau mesin yang berfungsi untuk
memudahkan pergerakan manusia atau barang yang digerakan oleh mesin.
Sistem ini tentunya akan mengeluarkan banyak biaya, diantaranya saat
pemesanan, operasionalnya sehari-hari dan biaya untuk perawatannya.
Sistem transportasi mekanis dapat berupa konveyor, lift, dan eskalator.

27

II.2.

Jenis-Jenis Sistem Transportasi Mekanis


Sistem transportasi mekanis memiliki banyak jenis, berikut ini
merupakan jenis-jenis yang digunakan umum digunakan pada hotel.
II.2.1. Elevator / Lift
Elevator/lift merupakan sebuah alat transportasi vertikal
yang digunakan untuk mengangkut naik maupun turun muatan
berupa orang ataupun barang dari satu lantai ke lantai lainnya.
Lift umum digunakan pada gedung bertingkat untuk memudahkan
transportasi vertikal pada gedung tersebut. Gedung bertingkat
yang menggunakan lift biasanya bertingkat tinggi, lebih dari tiga
atau empat lantai, sementara pada gedung yang lebih rendah
biasanya hanya menggunakan tangga atau eskalator.
Pada mulanya lift hanyalah sebuah derek yang terbuat dari
tali, yang kemudian dibuat rancangannya dengan mekanisme
keamanan yang lebih baik oleh Elisha Graves Otis pada tahun
1853. Kemudian lift listrik pertama dibuat oleh Werner Von
Siemens pada tahun 1880.
Konsep lift sebenarnya sangat sederhana, berupa sebuah
kompartemen yang terikat pada sebuah sistem pengangkat, seperti
mengikat kotak pada tali untuk diangkat. Sehingga pada dasarnya
lift merupakan sebuah kabin yang ditarik maupun didorong keatas
oleh suatu peralatan mekanis.
Jenis-jenis yang umum digunakan, yaitu:
1. Berdasarkan Penggunanya
a. Lift Penumpang (Passenger Elevator)
Digunakan untuk mengangkut penumpang (manusia)
maupun penumpang berupa pasien dari lantai satu ke
lantai lainnya.

27

Gambar 2.2.1. 1 Passenger Elevator


Sumber : http://www.rajalift.com/images/Passlift1.jpg

b. Lift Kapsul
Digunakan untuk mengangkut manusia sekaligus menikmati
pemandangan baik diluar maupun didalam bangunan.

c. Lift Barang

Gambar 2.2.1. 2 Panoramic Elevator


Sumber: http://www.tower-lifts.co.uk/scenic-lifts-in-london/
Gambar 2.2.1. 3 Dumb Waiter
Sumber: http://www.rajalift.com/images/Dumb-Waiter-Lift.jpg

Digunakan untuk mengangkut barang-barang, biasanya pada


hotel, dari satu lantai ke lantai lainnya.

27

Gambar 2.2.1. 4 Freight Elevator


Sumber: http://sgsandsbs.com/locations_detail.php?id=7

d. Lift Pelayan
Sebagai lift yang digunakan oleh pelayan sebagai servis
agar tidak mengganggu tamu.

Gambar 2.2.1. 5 Service Elevator

Sumber: http://www.indiamart.com/intexelevator/hydraulic-elevators.html

2. Berdasarkan hoist mekanisme angkatnya


a) Traction Elevator merupakan jenis paling umum dari
lift, menggunakan motor AC atau DC yang giginya
bergerak dengan menggulirkan tali baja serta
menggunakan mesin katrol.
b) Hydraulic Elevator adalah elevator yang tenaganya
berasal

dari

sebuah motor

pompa

listrik

yang

mendorong minyak hidrolik ke dalam silinder untuk


menggerakan piston.
c) Climbing Elevator merupakan lift yang naik dengan
dorongan yang didapat dari listrik maupun mesin
pembakaran. Biasa digunakan pada tiang maupun

27

menara untuk memudahkan akses perawatan seperti


lampu.
d) Paternoster merupakan sebuah jenis lift yang berbeda
dari lift yang lain. Jenis ini berupa beberapa kabin yang
bergerak naik dan turun secara konstan, penumpang
dapat memberhentikan untuk naik dan turun di lantai
manapun yang ia mau.
3. Lift dengan Traction Motor
Lift yang menggunakan traction motor dapat dibedakan
menjadi 2 (dua) yaitu :
a) Jenis Tarikan Langsung (Drum Type)
Cara operasi lift jenis ini seperti crane-crane pada
proyek konstruksi bangunan, dengan menggulung tali baja
pada tabung gulung. Pemakaian jenis lift ini pada lift
penumpang tidak terlalu populer seperti pada lift traksi
jenis motor pully, hal ini disebabkan adanya beberapa
keterbatasan dalam pemakaian. Oleh karena itu lift jenis
ini hanya dipergunakan untuk lift-lift dengan kapasitas
kecil seperti pada lift perumahan (home elevator) dan
dumbwaiter (lift pelayan).
b) Jenis Tarikan Gesek (Traction Type)
Lift jenis ini dapat digolongkan menjadi 2 (dua)
penggolongan, yaitu sebagai berikut:
Dilihat dari segi mesin penggerak, dibagi menjadi 2
(dua) yaitu :
- Geared Elevator
- Gearless Elevator
Dilihat dari jenis motor traksi yang dipergunakan
dapat menjadi dua (2) jenis, yaitu:
- Lift traksi motor AC
- Lift traksi motor DC
II.2.2. Escalator
Escalator atau tangga berjalan adalah alat transportasi antar
lantai sebagaimana tangga (manual) yang menghubungkan satu
lantai dengan satu lantai yang di atasnya maupun di bawahnya
dengan menggunakan sistem tangga yang berjalan dengan

27

bertenaga/bergerak atas bantuan tenaga mesin. Secara horizontal


dibutuhkan ruang cukupluas untuk fasilitas ini, karenanya,
Escalator biasa digunakan pada bangunan yang bersifat publik
seperti mall, bandar udara, dll.
Pada tahun 1899, Charles D. Seeberger bergabung dengan
Perusahaan Otis Elevator Co., yang mana dari dia timbullah nama
Escalator (yang diciptakan dengan menggabungkan kata scala,
yang dalam bahasa Latin berarti langkah-langkah (step), dengan
elevator). Bergabungnya Seeberger dan Otis telah menghasilkan
escalator pertama step type escalator untuk umum, dan escalator
itu dipasang di Paris Exibition 1900 dan memenangkan hadiah
pertama. Mr. Seeberger pada akhirnya menjual hak patennya ke
Otis pada tahun 1910.
Dalam perkembangannya, perusahaan Mitsubishi Electric
Corporation telah berhasil mengembangkan escalator spiral
(kenyataannya lebih cenderung melengkung/curve daripada
melingkar/spiral) dan secara eksklusif dijual sejak pertengahan
tahun 1980. Escalator ini dipasang di Osaka, Jepang pada tahun
1985.
1.

Cara kerja escalator yaitu:


Pendaratan/Landing
Floor plate rata dengan lantai akhir dan diberi engsel atau
dapat dilepaskan untuk jalan ke ruang mesin yang berada di
bawah floor plates.
Comb plate adalah bagian antara floor plate yang statis dan
anak tangga bergerak. Comb plate ini sedikit miring ke
bawah agar geriginya tepat berada di antara celah-celah anak
tangga-anak tangga. Tepi muka gerigi comb plate berada

2.

dibawah permukaan cleat.


Landasan penopang/Truss
Landasan penopang adalah struktur mekanis yang
menjembatani ruang antara pendaratan bawah dan atas.
Landasan penopang pada dasarnya adalah kotak berongga
yang

terbuat

dari

bagian-bagian

bersisi

dua

yang

digabungkan bersama dengan menggunakan sambungan

27

bersilang sepanjang bagian dasar dan tepat dibawah bagian


ujungnya. Ujung-ujung truss tersandar pada penopang beton
3.

atau baja.
Lintasan
Sistem lintasan dibangun di dalam landasan penopang
untuk mengantarkan rantai anak tangga, yang menarik anak
tangga melalui loop tidak berujung. Terdapat dua lintasan:
satu untuk bagian muka anak tangga (yang disebut lintasan
roda anak tangga) dan satu untuk roda trailer anak tangga
(disebut sebagai lintasan roda trailer). Perbedaan posisi dari
lintasan-lintasan ini menyebabkan anak tangga-anak tangga
muncul dari bawah comb plate untuk membentuk tangga dan
menghilang kembali ke dalam landasan penopang.

Gambar 2.2.2. 1 Ilustrasi Sistem Penggerak Elevator


Sumber : https://f4iqun.wordpress.com/2007/08/01/perencanaan-instalasigedung-bertingkat/

27

BAB III
TINJAUAN OBJEK
The Stones Hotel-Legian, Bali, Autograph Collection
Sebuah hotel yang berada pada Jalan Pantai Kuta, Legian, Banjar Legian
Kelod, Kabupaten Badung, Bali. Hotel bintang 5 ini berada 20 menit dari bandara.
Dengan fasilitas yang disediakan hotel ini memiliki kenyamanan yang dapat
memanjakan tamu yang menginap di hotel ini. Hotel ini memiliki 5 lantai untuk
mengakomodasi kebutuhan ruang bagi tamu yang menginap.
Service room disediakan selama 24/7 sehingga tamu hotel dapat
mendapatkan pelayanan yang dibutuhkan. Pada setiap kamar disediakan sebuah
lemari pendingin kecil, mesin pembuat the dan kopi, Wi-Fi gratis, televisi, dan
untuk kamar yang di-upgrade dan suite mendapat pemandangan kolam renang
dan/atau balkon dengan bathtubs. Tamu mendapatkan fasilitas sarapan prasmanan
gratis dengan tiga buah restaurant yang memenuhi kebutuhan. Terdapat fasilitas
lain seperti spa, kolam renang dengan bar, dan enam buah ruang untuk event
termasuk ballroom, serta terdapat sebuah pusat kebugaran yang buka selama 24
jam dan penitipan anak.
Terdapat delapan jenis kamar yang tersedia pada The Stones Hotel. Kamar
tersebut adalah:
a) Deluxe Room, kamar dengan 1 King Bed atau 2 Twin/Single Bed.
b) Deluxe Pool, kamar dengan 1 King Bed atau 2 Twin/Single Bed dengan
balkon dengan pemandangan kolam.
c) Premium pool, kamar dengan 1 King Bed atau 2 Twin/Single Bed, Sisi
d)
e)
f)
g)
h)

kolam, whirlpool.
Deluxe Corner, kamar dengan 1 King Bed, berada pada sudut.
Garden Suite, kamar suite dengan 1 King Bed.
Deluxe Suite, kamar suite dengan 1 King Bed, dan pemandangan kolam.
Pool Suite, kamar suite dengan 1 King Bed, dan pemandangan kolam.
Honeymoon Suite, kamar suite dengan 1 King Bed, dan pemandangan
kolam, whirlpool.

The Stones Hotel terletak pada koordinat -8.7113128,115.1676507. Berikut


merupakan letak The Stones Hotel pada peta.

27

Gambar 3. 1 Letak The Stones Hotel pada Google Earth pulau Bali
Sumber: Google Earth

Gambar 3. 2 Letak The Stones Hotel pada Google Maps pulau Bali
Sumber: Google Maps

Gambar 3. 3 Letak Hotel pada Google Earth


Sumber: Google Earth

27

Gambar 3. 4 Hotel The Stones dari Google Earth


Sumber: Google Earth

Gambar 3. 5 Basement Floor Plan The Stones Hotel


Sumber: Dokumen Penulis

27

Gambar 3. 6 1st Floor Plan The Stones Hotel


Sumber: Dokumen Penulis

Gambar 3. 7 2nd Floor Plan The Stones Hotel


Sumber: Dokumen Penulis

27

Gambar 3. 8 3rd Floor Plan The Stones Hotel


Sumber: Dokumen Penulis

Gambar 3. 9 4th Floor Plan The Stones Hotel


Sumber: Dokumen Penulis

27

Gambar 3. 10 5th Floor Plan The Stones Hotel


Sumber: Dokumen Penulis

27

BAB IV
PEMBAHASAN SISTEM TRANSPORTASI MEKANIS OBJEK

IV.1 Sistem Transportasi Mekanis pada The Stones Hotel


Banyaknya lantai pada The Stones Hotel menyebabkan kebutuhan
transportasi mekanis untuk memudahkan dalam perpindahan dari lantai ke
lantai. Apabila hanya digunakan sistem transportasi non mekanis seperti
tangga akan mengurangi efisiensi baik tenaga maupun waktu yang
dibutuhkan dalam beraktivitas. Hal tersebut memunculkan pertimbangan
sehingga dipilih sistem transportasi mekanis untuk membantu aktivitas
yang berada pada lantai yang berbeda. Sistem transportasi mekanis yang
digunakan pada The Stones Hotel ini adalah lift/elevator dan escalator.
Merk sistem transportasi mekanis yang digunakan pada hotel ini baik
untuk lift maupun escalator adalah Otis, sebuah perusahaan transportasi
vertikal mekanis terbesar di dunia. Untuk maintenance dari sistem
transportasi mekanis yang ada sendiri pun berupa kontrak dengan pihak
perusahaan Otis, karena lift dan escalator berkaitan dengan keselamatan
sehingga pihak The Stones Hotel memilih untuk menggunakan kontrak
dengan pihak penyedia agar tetap terjaga kinerja lift dan escalator yang
digunakan.

IV.2 Sistem Lift pada The Stones Hotel


Sistem transportasi mekanis yang utama pada The Stones Hotel
merupakan Lift. Sistem transportasi ini dipilih karena hotel ini memiliki
lima lantai dan ditambah dengan basement, sehingga penggunaan lift
sebagai sistem transportasi vertikal mekanis sangat memudahkan. Total
jumlah lift yang digunakan pada The Stones Hotel adalah dua belas lift
yang terdiri dari passenger lift dan service lift.
Lift yang digunakan pada The Stones Hotel dapat dibedakan
berdasarkan penggunanya, yaitu:

27

a. Passenger Lift
Terdapat 3 (tiga) buah lift yang berada pada area guest room, 1
(satu) buah lift pada President Suite, 2 (dua) buah lift pada area
Ballroom. Passenger lift digunakan oleh tamu hotel untuk mencapai
kamar/lantai yang mereka tuju, dengan pencapaian lantai dari lantai
satu / Ground Floor sampai pada lantai lima. Passenger lift pada baik
guest room maupun ballroom memiliki finishing yang berbeda-beda.

Gambar 4.2.1. 1 Passanger Lift pada area Guest Room


Sumber: Dokumen Penulis

Gambar 4.2.1. 2 Passenger Lift pada area Ballroom

Sumber: Dokumen Penulis

27

Kapasitas yang dimiliki oleh jenis passenger lift adalah 1000 kg


atau setara dengan kapasitas 13 (tiga belas) orang yang dapat diangkut
dalam satu kali waktu. Lift pada guest room terdapat dua buah dengan
machine room dan satu buah lift room less. Ruang mesin lift terdapat
pada lantai paling atas dari bangunan tersebut.

Gambar 4.2.1. 3 Panel mesin pada roomless passenger lift area guest room
Sumber: Dokumen Penulis

Pada lift terdapat kelengkapan untuk memudahkan pengguna dalam


menggunakan lift. Hal tersebut dapat berupa tombol-tombol untuk
menberi perintah lantai tujuan lift. Pada panel tombol tersebut selain
tombol lantai juga terdapat tombol bel yang dapat digunakan pada
keadaan darurat seperti ketika lift mati sehingga tetap dapat
berkomunikasi dengan orang di luar lift, dalam hal ini adalah bagian
Loss Prevention atau bagian keamanan.

27

Gambar 4.2.1. 4 Kelengkapan tombol pada passenger lift


Sumber: Dokumen Penulis

Finishing pada lift menggunakan panel yang mempunyai pattern


seperti marmer untuk lantai, sedangkan untuk dinding menggunakan
elemen kaca cermin yang diberi dekorasi seperti batuan, juga pada
satu sisi terdapat elemen finishing yang terlihat seperti kerang. Di
dalam lift terdapat lampu pada langit-langit lift yang berguna sebagai
sumber perncahayaan di dalam lift, sedanngkan untuk penghawaan di
dalam lift menggunakan AC dan exhaust fan.
Pada area ballroom karena jenis lift yang digunakan merupakan
jenis lift dengan machine room sehingga di lantai paling atas terdapat
ruang mesin dari kedua lift tersebut.

Gambar 4.2.1. 5 Machine Room lift pada area Ballroom


Sumber: Dokumen Penulis

b. Service Lift

27

Jenis lift ini merupakan lift yang digunakan oleh pegawai hotel
dalam menjalankan tugas-tugasnya. Terdapat 1 (satu) buah lift pada
President Suite, 2 (dua) buah pada area Guest Room, 1 (satu) buah lift
pada area Ballroom, dan 1 (satu) buah lift untuk area kitchen. Service
lift dimaksudkan untuk membawa beban manusia (pegawai) dengan
ditambah beban barang yang dibawa seperti laundry maupun
makanan.

Gambar 4.2.1. 6 Service Lift pada area Ballroom


Sumber: Dokumen Penulis

Lift yang berada pada kitchen hanya mencangkup lantai satu dan
lantai dua. Lift pada kitchen ini tidak memiliki ruang mesin karena
hanya melayani dua lantai saja. Lift ini dimaksudkan untuk melayani
pengangkutan makanan dari kitchen menuju lantai diatasnya.

27

Gambar 4.2.1. 7 Service lift pada area Guest Room dengan ruang mesin
Sumber: Dokumen Penulis

Service lift pada area guest room terdapat jenis lift dengan ruang
mesin dan tanpa ruang mesin. Lift dengan ruang mesin mencangkup
lantai dari basement sampai dengan lantai 5 (lima), sedangkan lift
tanpa ruang mesin hanya mencangkup lantai 1 (satu) / ground floor
sampai dengan lantai 5 (lima) tanpa akses menuju basement. Letak
ruang mesin lift pada service lift yaitu pada lantai paling atas
bangunan. Untuk lift tanpa ruang mesin terdapat panel untuk
maintenance lift yang berada pada samping lift.

Gambar 4.2.1. 8 Roomless Service Lift pada area Guest Room


Sumber: Dokumen Penulis

27

Kapasitas Lift:
Service lift yang terdapat pada area ballroom memiliki
kapasitas 1600 kg atau setara dengan kapasitas untuk 21

(dua puluh satu) orang dewasa dalam satu waktu angkut.


Pada area guest room lift dengan ruang mesin, kapasitasnya
adalah 1350 kg atau setara dnegan kapasitas 18 (delapan

belas) orang dewasa dalam satu waktu.


Pada area guest room, room less lift memiliki kapasitas
1000 kg atau setara dengan 13 (tiga belas) orang dewasa
yang dapat di angkut dalam satu waktu.

c. Lift Barang
Terdapat sebuah lift barang yang berada pada area Ballroom. Lift
barang ini digunakan untuk mengangkut barang menuju Ballroom dari
Loading Dock. Lift ini menghubungkan dapat mencapai lantai 4 dari
lantai 1 atau ground floor. Lift ini hanya digunakan untuk mengangkut
barang yang digunakan apabila terdapat kegiatan / acara pada
Ballroom, baik Grand Ballroom maupun Junior Ballroom.

Gambar 4.2.1. 9 Lift Barang


Sumber: Dokumen Penulis

Karena ukurannya yang besar, lift ini sering disebut sebagai lift
gajah. Kapasitas lift barang ini adalah mencapai 3000 kg. Lift ini
memiliki kapasitas yang besar karena lift ini dimaksudkan untuk
mengangkut manusia (pegawai) bersama dengan barang-barang yang
dibutuhkan untuk acara di ballroom dimana barang-barang tersebut
biasanya memiliki dimensi dan beban yang cukup besar. Jenis lift ini

27

adalah lift dengan ruang mesin yang terdapat di lantai paling atas dari
bangunan.
Pada lift barang ini, tidak terdapat finishing dekoratif seperti yang
terdapat pada lift untuk tamu, sebab lift ini hanya diperuntukan untuk
mengangkut barang-barang yang diperlukan pada ballroom. Dengan
lantai masih berupa plat bordes alumunium, dengan dindin juga tanpa
finishing tambahan. Untuk penghawaan pada lift ini menggunakan
exhaust fan yang terdapat pada plafon dari lift ini sendiri.
IV.3

Sistem Escalator pada The Stones Hotel


Sistem transportasi mekanis yang terdapat pada The Stones Hotel

selain lift adalah escalator. Sistem transportasi mekanis ini digunakan


untuk melengkapi kebutuhan transportasi vertikal pada area ballroom.
Pemilihan escalator ini yaitu guna mengurangi intensitas pemakaian lift
yang terdapat pada area ballroom ketika sedang dilaksanakan suatu
kegiatan di ballroom. Kapasitas ballroom hotel yang cukup besar
memungkinkan terjadinya kebutuhan transportasi cukup besar dari lantai
satu ke lantai yang lainnya.

Gambar 4.3. 1 Escalator pada The Stones Hotel


Sumber: Dokumen Penulis

Penggunaan escalator hanya untuk memudahkan akses menuju


ballroom ketika dilaksanakan suatu acara pada ballroom baik pada Junior

27

Ballroom pada lantai 3 maupun pada Grand Ballroom pada lantai 4


gedung. Sementara untuk transportasi lainnya lebih utama menggunakan
lift yang terdapat pada setiap gedung. Escalator terletak pada bagian depan
kedua sisi ballroom. Masing-masing pada satu sisi terdapat dua buah
escalator dimana akan ada satu yang melayani tranportasi menuju lantai
diatasnya dan satu yang melayani untuk menuju lantai dibawahnya.
Apabila dijumlahkan total escalator yang terdapat pada The Stones Hotel
adalah delapan buah, masing-masing empat pada setiap sisi.

Gambar 4.3. 2 Escalator yang terdapat pada area Ballroom


Sumber: Dokumen Penulis

Sistem yang digunakan untuk mengaktifkan escalator tersebut


adalah dengan memutar lubang kunci yang terdapat pada sisi bawah
escalator (masing-masing terdapat satu lubang). Pada lubang tersebut
dapat diputar untuk baik mengaktifkan maupun mengubah arah gerak naik
atau turun. Untuk mematikan escalator ketika tidak digunakan dapat
menggunakan tombol Stop yang terdapat di samping lubang kunci. Tombol
stop tersebut juga digunakan sebagai alat untuk menghentikan escalator
ketika keadaan darurat dan perlu dimatikan secara cepat.

27

Gambar 4.3. 3 Lubang Kunci pada escalator


Sumber: Dokumen Penulis

Kecepatan escalator dapat berubah secara otomatis ketika tidak


digunakan maka laju tangga akan melambat, sedangkan ketika digunakan
laju akan normal. Untuk mengatur cepat dan lambatnya mesin digunakan
sebuah sensor yang berada pada ujung escalator, sehingga apabila terdapat
orang yang menggunakan escalator dan melewati sensor tersebut, maka
sensor akan mendeteksi adanya pengguna dan akan mengubah laju
menjadi normal, kemudian setelah beberapa waktu kemudian (terdapat
perhitungannya pada mesin) setelah orang tersebut sampai di sisi yang lain
dan tidak ada pengguna lagi kecepatan akan diturunkan kembali.
Perubahan waktu dari kecepatan normal ke kecepatan lambat adalah 30
detik. Kecepatan dari escalator ini adalah 0,5 m/s sehingga kapasitas dari
escalator ini dapat mengangkut hingga 9000 orang/jam.
Terdapat Handrail sebagai pegangan untuk pengguna yang memiliki
kecepatan yang sama dengan step sehingga tangan pengguna escalator
tidak akan lebih cepat maupun lebih lambat dari badannya. Pada bagian
bawah handrail dimana akan masuk terdapat sepasang rem yang akan
menghentikan escalator secara otomatis ketika perlu emergency stop.

27

BAB V
PENUTUP
V.1.

Kesimpulan
Pemilihan penggunaan sistem transportasi mekanis pada objek The
Stones Hotel didasarkan pada kebutuhan yang dimiliki setiap bagian
hotel. Sistem transportasi mekanis yang digunakan adalah sistem Lift dan
sistem Escalator. Kedua sistem transportasi mekanis tersebut digunakan
sesuai dengan pertimbangan yang ada dari kebutuhan aktivitas di hotel.
Merk sistem transportasi mekanis yang digunakan pada hotel ini adalah
merk Otis.
Terdapat beberapa jenis sistem lift yang digunakan pada The Stones
Hotel yang dibedakan berdasarkan penggunanya yaitu, Passenger Lift,
Service Lift, dan Lift Barang. Berdasarkan mesinnya terdapat dua jenis
yaitu lift dengan machine room dan roomless. Kapasitas yang disediakan
untuk lift itu sendiri berbeda-beda disesuaikan dengan kebutuhan
kegunaan dan apa yang diangkut, seperti pada lift untuk tamu hanya
memiliki kapasitas 1000 kg sedangkan untuk lift pelayan dan lift barang
memiliki kapasitas yang lebih besar.
Komponen yang terdapat pada sistem lift yaitu terdapat panel
tombol untuk mengakses kemana lantai tujuan lift yang dilengkapi juga
dengan tombol bell atau telepon yang dapat digunakan dalam keadaan
darurat apabila terjebak di dalam lift. Di dalam lift tidak dipasang CCTV
karena berdasarkan pertimbangan dari pihak hotel sendiri merasa butuh
memberi privasi pada tamu yang menggunakan lift.
Sementara untuk sistem escalator yang digunakan hanya satu jenis
saja karena penggunaan hanya untuk memenuhi kebutuhan transportasi
tamu apabila terdapat event pada ballroom. Pada escalator terdapat
sistem pengaman yang digunakan dalam keadaan darurat yaitu terdapat
tombol Stop untuk menghentikan jalannya escalator, dan pada handrail

27

terdapat sebuah rem untuk menjepit jalannya escalator ketika dalam


keadaan emergency.
V.2.

Saran
Adapun saran yang dapat penulis sampaikan yaitu dengan melihat
pada objek nyata dalam penerapan sistem transportasi mekanis, sebagai
calon arsitek sebaiknya dalam mendesain suatu bangunan dapat melihat
berdasarkan kebutuhan dari aktivitas yang terdapat pada bangunan
tersebut.

Dengan

mempertimbangkan

kebutuhan

aktivitas

dapat

kemudian ditentukan seberapa banyak kebutuhan dari sistem transportasi


mekanis itu tersebut. Semakin berkembangnya teknologi di masa kini
dapat dimanfaatkan dalam pemilihan sistem utilitas, khususnya sistem
transportasi mekanis, yang digunakan pada suatu bangunan, sehingga
kemajuan teknologi dapat dimanfaatkan dengan maksimal untuk
membantu dalam memudahkan kegiatan yang dilakukan civitas dalam
bangunan tersebut. Seperti halnya dalam melakukan tranportasi vertikal
mekanis sehingga dapat didapatkan kenyamanan sirkulasi di dalam ruang
dan memberi kenyamanan aktivitas yang dilakukan oleh civitas.

27

DAFTAR PUSTAKA
Elevator.

(2013).

Retrieved

from

https://en.wikipedia.org/wiki/Elevator
Elevator & Escalator. (n.d.). Retrieved

Wikipedia

website:

Raja

website:

from

Lift

http://www.rajalift.com/index.php?
option=com_content&view=article&id=2&Itemid=5
Emi Hermansyah. (2011). Cara Kerja Lift Pada Gedung. Retrieved from
http://arsitekistn.blogspot.co.id/2011/05/cara-kerja-lift-pada-gedung.html
Lift (Elevator) & Escalator. (2011). Retrived from http://pakcikjob.blog.com/?
p=11
Lift. (2015). Retrieved from Wikipedia website: https://id.wikipedia.org/wiki/Lift
Muhammad Taufan. (2011). Lift Pada Gedung Bertingkat. Retrived from:
http://engineeringbuilding.blogspot.co.id/2011/06/lift-pada-gedungbertingkat.html
Traction
Elevators.

(n.d.).

Retrieved

from

Wikia

website:

http://elevation.wikia.com/wiki/Traction_elevators

27

Anda mungkin juga menyukai