1.2 Penjelasan Soft Skill dan Hard Skill Mahasiswa Magang Industri
Evaluasi magang industri memfokuskan pada hasil soft skill dan hard skill mahasiswa
berdasarkan penilaian objektif dari pihak perusahaan tempat mahasiswa melaksanakan
Magang Industri. Untuk dapat mengetahui sejauh mana kualitas soft skill dan hard skill maka
perlu dilakukan penyusunan butir-butir pernyataan (indikator) sehingga dapat dilihat kinerja
mahasiswa magang yang kemudian dituangkan kedalam kuesioner dan diisi atau dinilai oleh
pihak institusi/perusahaan tempat mahasiswa melaksanaan magang, adapun indikator
keberhasilan soft skill dan hard skill adalah sebagai berikut ;
1.2.1 Penjelasan Soft Skill mahasiswa Magang Industri PNC
Soft skill menurut Ronnie (2006) merupakan kecerdasan emosional, secara sederhanya
dapat dikatakan sebagai kepekaan mengenali dan mengelola perasaan sendiri (self awareness)
dan orang lain (empathy), sedangkan menurut Elfindri et., al. (2011 : 67) dalam Meirawan
(2011) soft skills didefinisikan sebagai keterampilan dan kecakapan hidup, baik untuk sendiri,
berkelompok, atau bermasyarakat, serta dengan Sang Pencipta. Dengan mempunyai soft skills
membuat keberadaan seseorang akan semakin terasa di tengah masyarakat. Keterampilan akan
berkomunikasi, keterampilan emosional, keterampilan berbahasa, keterampilan berkelompok,
memiliki etika dan moral, santun dan keterampilan spiritual.
Berdasarkan pengertian dari para ahli dapat disimpulkan bahwa soft skill mahasiswa
Magang Industri adalah ketrampilan mahasiswa dalam menjalin hubugan dengan karyawan
atau pimpinan di suatu perusahaan (interpersonal skills) dan ketrampilan dalam mengatur
dirinya sendiri (intra-personal skills) untuk melakukan unjuk kerja secara maksimal. Adapun
indikator dari soft skill mahasiswa Magang Industri PNC adalah sagai berikut :
Ketelitian
Motivasi
Kemampuan beradaptasi
Disiplin (sikap menaati peraturan dan ketentuan yang telah ditetapkan perusahaan)
Kejujuran
1.3 Hubungan Soft skills dan Hard skills pada mahasiswa Magang Industri sebagai dasar
evaluasi untuk meningkatkan kualitas lulusan
Peter de Jager (2005), ahli provocative speaker, menyebutkan bahwa untuk memahami
soft skills akan lebih mudah jika kita memahami kata yang merupakan lawan katanya, yaitu
hard skills. Pada prinsipnya Hard skills merupakan ketrampilan mahasiswa PNC yang dapat
langsung dilihat hasilnya dalam proses pembelajaran atau pada saat Mangang Industri. Hasil
pembelajaran akan dengan mudah dapat didefinisikan, mudah dilihat dan melibatkan
penguasaan dari suatu objek alat kerja. Sementara soft skills merupakan kemampuan yang
bersifat superfisial, hasil tidak langsung dilihat, serta memiliki hubungan yang kuat dengan
kemampuan personal dan interpersonal seseorang (Sumber : Pengembangan Soft Skill Dalam
Proses Pembelajaran di Perduruan Tinggi. Direktorat Akademik, DIKTI. 2008).
Jika dilihat hubungan antara Soft Skill dan Hard Skill mahasiswa maka keduanya
mempunyai proporsi tersendiri dalam menunjang keberhasilan lulusan PNC di dunia kerja,
Illah (2008) menyatakan bahwa peran hard skill terhadap sukses lulusan perguruan tinggi
hanya sekitar 20%, selanjutnya dinyatakan bahwa lulusan perguruan tinggi harus mempunyai
kompetensi dalam penguasaan dan penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi (hard skill),
tetapi mereka harus mampu berkomunikasi, bekerja dalam tim, bekerja mandiri dan berpikir
analitis (soft skill).
Melihat peran soft skill, sangatlah jelas bahwa sukses seseorang mahasiswa atau lulusan
tergantung dari kualitas soft skill yang dipunyainya. Sehebat apapun bidang keilmuan yang
dikuasainya, bila tidak jujur, tidak bertangungjawab, tidak mampu bekerjasama, dan
sebagainya, tentu keberhasilan akan jauh.
Selain dari penjelasan diatas, dapat disampaikan bahwa soft skill dan hard skill mempunyai
hubungan sebagai kemampuan internalisasi pengetahuan, sikap, keterampilan, kompetensi,
yang didapat dalam proses pembelajaran yang kemudian diakumulasikan melalui pengalaman
Magang Industri.
BAB II
2.1 Model Konseptual
Model Konseptual digunakan untuk mengatahui alur pemikiran tentang bagaimana
penilaian stakeholder terhadap kualitas soft skill dan hard skill Mahasiswa magang Industri,
dengan diketahuinya kualitas tersebut diharapakan dapat menjadikan suatu strategi PNC dalam
usaha meningkatkan kualitas lulusan. Berikut adalah gambar model konseptual soft skill dan
hard skill Mahasiswa Magang Industri PNC :
Gambar 1
Model Konseptual Soft Skill dan Hard Skill Mahasiswa Magang Industri PNC
Atribut Kebutuhan
Stakeholder
Atribut
Lemah
Atribut Kuat
Atribut kebutuhan dalam evaluasi kualitas mahasiswa pada saat magang industri adalah
berdasarkan soft skill dan hard skill. Untuk mengetahui hal tersebut, maka digunakan
kuesiaoner yang mengacu pada Important and Performance Analysis. Kusioner yang
digunakan berupa isian statement dan question, kuesioner statement disisi oleh stakeholder
berdasarkan harapan (Hope atau Importance) terhadap kualitas mahasiswa magang industri,
sedangkan kuesioner question diisi berdasarkan realisasi atau kenyataan terhadap kinerja
mahasiswa pada saat magang industri. Dalam proses pengisian/penilaian kuesioner antara
kuesioner statement dengan question, stakeholder mengisi dengan rentang jarak 3 (tiga) sampai
4 (empat) bulan. Jarak tersebut merupakan jarak yang ideal stakeholder dapat menilai tentang
kualitas Soft Skill dan Hard Skill Mahasiswa Magang Industri, selain itu proses kegitan magang
industri yang ditetapkan oleh PNC adalah 5 (lima) bulan.
Pada kuesioner akan diketahui nilai kebutuhan pelanggan sehingga dapat di kelompokkan
menjadi dua kelompok yaitu nilai yang berkategori atribut kuat dan nilai yang berkategori
atribut lemah. Kelompok yang termasuk dalam kategori atribut kuat, akan di petakan ke dalam
kuadran kartesius sehingga dapat diketahui apakah kualitas Soft Skill dan Hard Skill
Mahasiswa Magang Indutri sudah sesuai dengan yang diharapkan oleh stakeholder.
2.2 Pengukuran Data
Skala pengukuran yang digunakan pada kegiatan evaluasi magang ini menggunakan skala
Linkert dimana tingkat ukuran ordinal banyak digunakan dala penelitian sosial terutama untuk
mengukur kepentingan, persepsi (Singaribum dan Masri,1995). Pemberian skor, yaitu kegiatan
pemberian nilai atau harga yang berupa angka pada jawaban dari kuisioner untuk memperoleh
data kuantitatif yang diperlukan. Tingkat skala Likert yang digunakan dalam penelitian ini
adalah skala 1-7 yang meliputi :
Sangat setuju (SS)
dengan skor 7
Setuju (S)
dengan skor 6
dengan skor 5
Netral (N)
dengan skor 4
dengan skor 3
Tidak Setuju(TS)
dengan skor 2
dengan skor 1
Reliabilitas diuji dengan melihat koefisien Alpha dengan melakukan Reability Analysis
menggunakan teknik alpha cronchbach dengan SPSS ver. 17.0 for windows, yaitu:
Keterangan:
= koefisien reliabilitas Cronbachs Alpha
K = jumlah item pertanyaan yang diuji
= jumlah varian skor item
= Varians skor-skor tes (seluruh item K)
2.2.2 Uji Validitas
Menurut Azwar (1986) validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh
mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Uji validasi
digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya butir kuesioner. Kuesioner dikatakan valid jika
pertanyaan pada kuesioner mampu untk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur.
Pengukuran tingkat validitas menggunakan analisis Bivariate Person (Uji Korelasi Pearson
Product Moment) dengan software SPSS (Statistical Product and Service Solutions) ver. 17.0.
Dalam uji ini setiap butir pertanyaan akan diuji relasinya dengan skor total variabel yang
dimaksud.
Pengujian menggunakan uji dua sisi dengan taraf signifikansi 0,05. Kriteria pengujian
adalah sebagai berikut:
Keterangan:
N = Jumlah responden
X = Skor masing-masing pertanyaan
Y = Skor total
Jika r hitung r tabel (uji 2 sisi dengan sig. 0,05) maka instrumen atau item-item
pertanyaan berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan valid).
Jika r hitung < r tabel (uji 2 sisi dengan sig. 0,05) maka instrumen atau item-item
pertanyaan tidak berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan tidak valid).
Pertama, menentukan Mean Importance Score (MIS). Nilai ini berasal dari rata-rata
kepentingan tiap konsumen.
Di mana :
n
Yi
= Jumlah konsumen
= Nilai kepentingan produk layanan Y ke-i
Kedua, membuat Weight Factors (WF). Bobot ini merupakan persentase nilai MIS per
produk layanan terhadap total MIS seluruh produk layanan.
Dimana :
p = Produk layanan kepentingan ke-p
Ketiga, membuat Weight Score (WS). Bobot ini merupakan perkalian antara WF dengan
rata-rata tingkat kepuasan (X) (Mean Satisfaction Score = MSS)
Dimana:
p
HS
Pada umumnya, bila nilai CSI di atas 80 % dapat dikatakan bahwa stakeholder sudah
merasa puas sebaliknya bila nilai CSI di bawah 80 % stakeholder belum dikatakan puas
terhadap kualitas soft skill dan hard skill atau kualitas kinerja mahasiswa Magang Industri
PNC. Kriteria pemberian nilai diatas mengikuti Customer Satisfaction Measurement, Nilai
CSI kegiatan pada ini dibagi ke dalam tujuh kriteria mulai dari Very poor sampai dengan
Exelent.
Tabel 1
Kriteria Nilai Customer Satisfaction Index
Angka Indeks
Interpretasi
X 64%
Very poor
64% < X 71%
Poor
71% < X 77% Cause for concern
77% < X 80%
Borderline
80% < X 84%
Good
84% < X 87%
Very Good
87% < X
Excelent
Sumber : Customer Satisfaction Measurement: satisfaction index www.leadershipfactor.com
Cartesius,
digunakan
untuk
menghitung
rata-rata
dari
penilaian
Menggunakan
Diagram
Cartesius,
dapat
dihitung
rata-rata
dari
penilaian
BAB III
3.1 Penutup
Pembentukan soft skills dan hard skill mahasiswa PNC merupakan proses pendidikan yang
memerlukan keterlibatan dari berbagai pihak antara lain, industri atau stakehoder
sekolah/kampus maupun masyarakat. Dari pihak PNC harus terus berusaha untuk
meningkatkan mutu lulusannya, supaya tercipta alumni yang berkualitas baik. Kompetensi
mahasiswa akan terbentuk dan berkembang melalui proses pembelajaran yang menggunakan
pendekatan dan metode yang berpusat pada mahasiswa (student-centred, learning-oriented).
Pembelajaran melalui Magang Industri ini akan memberikan pengalaman belajar yang
menantang dan sekaligus menyenangkan. Mahasiswa diharapkan terbiasa menggunakan
pendekatan mendalam dan pendekatan strategis dalam belajar, bukan sekedar belajar
mengingat informasi atau belajar untuk lulus saja.
Pembelajaran yang perlu dikembangkan oleh PNC setelah Magang Industri dalam rangka
pembentukan karakter ada beberapa hal antara lain: (1) memasukkan nilai-nilai karakter ke
dalam topik-topik pembelajaran, baik pembelajaran teori mapun pembelajaran praktek, (2)
memberi bekal pelatihan tentang soft skills, bagi calon lulusan atau kepada mahasiswa baru,
(3) kegiatan kemahasiswaan dirancang untuk dapat menumbuhkan nilai-nilai karakter/soft
skills. Dikarenakan soft skills merupakan bagian dari membentuk kepribadian dengan
sendirinya memerlukan proses yang terus menerus dan dalam urutan yang didasari oleh
semata-mata pada pembelajaran yang tepat sebagai bagian dari proses pembudayaan. Proses
pembudayaan ini harus dimaknai sebagai upaya sosialisasi yang dikembangkan dalam format
yang tertata dengan baik dan mampu membentuk perilaku mahasiswa yang dikehendaki.
Mahasiswa menyerahkan
kusioner importance
kepada Perusahaan
Evaluasi
Pelaksanaan
Mulai
Perusahaan mengisi
kusioner importance
(harapan terhadap
kinerja mahasiswa)
Mahasiswa
mendokumentasikan
atau menyimpan
kusioner importance
Mahasiswa menyerahkan
Kusesioner Importance
Performance kepada
koodinator magang jurusan
Koodinator/BAAK
merekap hasil kuesioner ke
dalam format Excel
Meyerahkan rekap
kuesioner ke Bagian P4MP
Ya
Sosialisasi kepada
mahasiswa M I
Kinerja
magang
selama 4 bulan
Mahasiswa menyerahkan
kusioner performance
kepada Perusahaan
menyimpan kusioner
importance dan Performent
Selesai
DAFTAR PUTAKA
Aritonang, R.L. 2005. Kepuasan Pelanggan. Jakarta: Gramedia
Dani Ronnie M. 2006. The Power Of Emotional And Adversity Quotient For Teachers.
Jakarta : Hikmah.
Direktorat Akademik. 2008. Pengembangan Soft Skills dalam Proses Belajar di Perguruan
Tinggi. Direktorat Akademik, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta
Husein Umar. 2003. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. Jakarta : PT Gramedia
Pustaka Utama.
Kemendikbud. 2012. Revisi Rencana Strategis Direktorat Jendral Pendidikan Menengah
2010-2014 (Versi eletronik). Jakarta : Kemndikbud
Kurniawati Amalia, dkk. 2014. Analisis Tingkat Kepuasan Konsumen Terhadap Produk
Minuman sari alang-alang Merek Pesona Dengan Metode Importance
Performance
Analysis
(IPA)
dan
Customer
satisfaction
Index.