Hai. Apa kabar, dirimu? Semoga kau masih sehat-sehat saja, Apakah kamu sudah melakukan apa yang kamu niatkan? Apakah ini tahun yang baik untukmu? Aku berharap kamu membaca surat ini dengan hati yang gembira, dan merasa bangga dengan apa yang sudah kamu lakukan sejauh ini. Mengenalmu, aku kuatir kamu belum berhasil menyelesaikan semua yang kamu sudah kamu rencanakan. Jika kamu berhasil, selamat! Aku sangat bangga dengan dirimu. Jika belum, tetaplah bertahan. Jangan kecewa dengan dirimu sendiri. Apa kau masih menyukai hal-hal makan coklat caramel plus teh dingin/hangat,bermain futsal, atau sekedar nongkrong di pinngir pantai melihat senja? Mungkin saja kamu merubah haluan menjadi seseorang yang lain dari yang sekarang,. Bisa jadi. Aku akan menceritakan beberapa hal yang terjadi belakangan ini, suatu kejadian yang bahkan kamu sendiri tidak akan menyangka dirimu yg saat ini melakukan hal-hal itu. Hari ini aku banyak melakukan kesalahan mendasar, maaf atas hal itu. Semoga kamu saat membaca surat ini tidak mengulagi apa yg sudah aku lakukan hari ini. Baiklah, kita mulai dari kekalahanku terhadap diriku atas hal-hal buruk yang terjadi. Saat ini kamu terkena sydrome kucing ( begitulah aku menyebutnya), suatu keadaan yang mebuatmu malas melakukan sesuatu terutama di pagi hari, ini ditandai dengan mata panas dengan rasa kantuk tiada tara. Aku kalah terhadap sydrome ini namun aku terus berusaha melawannya. Semoga kamu saat membaca surat ini sudah terbebas dari syndrome brengsek itu. Karena syndrome ini juga yg membuat kuliahmu jadi berantakan,. Maafkan aku yg Cuma bisa menyusahkanmu