DISUSUN OLEH :
125070218113056
Halaman Sampul........................................................................................................1
Daftar Isi.....................................................................................................................2
1
Pendahuluan ..................................................................................................3
1 Latar belakang ........................................................................................3
2 Tujuan penelitian.....................................................................................3
3 Manfaat penelitian...................................................................................3
Tinjauan pustaka.............................................................................................
1 Cairan di dalam tubuh manusia...............................................................
2 Komposisi dan struktur Darah Manusia.................................................
3 sel dalam tubuh manusia.........................................................................
4 Tahap-Tahap Pembelahan Mitosis...........................................................
5 Jaringan pada manusia...........................................................................
6 Adaptasi Sel............................................................................................
7 Struktur DNA..........................................................................................
8 Jenis-Jenis RNA......................................................................................
Daftar Pustaka................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Darah adalah suatu cairan yang diciptakan untuk memberi tubuh kita kehidupan. Pada saat
beredar di dalam tubuh, darah menghangatkan, mendinginkan, memberi makan, dan
melindungi tubuh dari zat-zat beracun. Selain itu, darah segera memperbaiki kerusakan
apa pun pada dinding pembuluh darah sehingga sistem tersebut pun diremajakan kembali.
Rata-rata terdapat 1,32 galon (5 liter) darah dalam tubuh manusia yang memiliki berat 132
pon (60 kg). Jantung mampu mengedarkan seluruh jumlah ini di dalam tubuh dengan
mudah dalam sesaat. Bahkan, saat berlari atau berolah raga, tingkat peredaran ini
meningkat hingga lima kali lebih cepat. Pembuluh darah diciptakan dengan bentuk yang
sempurna sehingga tidak ada penyumbatan atau pun endapan yang terbentuk.
Homeostasis merupakan suatu keadaan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan
dalam mempertahankan kondisi yang dialaminya. Proses homeostasis ini dapat terjadi
apabila tubuh mengalami stres yang ada sehingga tubuh secara alamiah akan melakukan
mekanisme pertahanan diri untuk menjaga kondisi yang seimbang, atau juga dapat
dikatakan bahwa homeostasis adalah suatu proses perubahan yang terus-menerus untuk
memelihara stabilitas dan beradaptasi terhadap kondisi lingkungan sekitarnya.
Homeostasis yang terdapat dalam tubuh manusia dapat dikendalikan oleh suatu sistem
endokrin dan syaraf otonom. Secara alamiah proses homeostasis dapat terjadi dalam tubuh
manusia.
BAB II
Tinjauan Pustaka
2.1 Cariran di dalam tubuh manusia
2.1.1 Cairan tubuh didistribusikan dalam dua kompartemen yang berbeda yaitu:
1. Cairan Ekstrasel Terdiri dari cairan interstisial (CIS) dan cairan Intravaskular.
Cairan interstisial mengisi ruangan yang berada diantara sebagian besar sel
tubuh dan menyusun sebagian besar cairan tubuh. Sekitar 15% berat tubuh
merupakan cairan tubuh interstisial. Cairan intravascular terdiri dari plasma,
bagian cairan limfe yang mengandung air tidak berwarna, dan darah yang
mengandung suspensi leukosit, eritrosit, dan trombosit. Plasma menyusun 5%
berat tubuh.
2. Cairan Intrasel Cairan intrasel adalah cairan didalam membran sel yang berisi
subtansi terlarut atau solut yang penting untuk keseimbangan cairan dan
elektrolit serta untuk metabolisme. Cairan intrasel membentuk 40% berat
tubuh. Kompartemen cairan intrasel memiliki banyak solute yang sama dengan
cairan yang berada diruang ekstrasel. Namun proporsi subtansi-subtansi
tersebut berbeda. Misalnya, proporsi kalium lebih besar didalam cairan intrasel
daripada dalam cairan ekstrasel.
2.2 Komposisi dan struktur Darah Manusia.
2.2.1Karakteristik
-
2.2.2 Komposisi
-
oksigen.
Sel
darah
merah
juga
berperan
dalam
penyakit anemia.
Keping-keping darah atau trombosit (0,6 - 1,0%)
Trombosit bertanggung jawab dalam proses pembekuan darah.
Sel darah putih atau leukosit (0,2%)
Leukosit bertanggung jawab terhadap sistem imun tubuh dan bertugas untuk
memusnahkan benda-benda yang dianggap asing dan berbahaya oleh tubuh,
misal virus atau bakteri. Leukosit bersifat amuboid atau tidak memiliki bentuk
yang tetap
2.2.4 HEMAPTOPOESIS
-
20 masa embrionik.
Dengan bertambahnya usia janin,produksi sel darah semakin banyak terjadi
pada sumsum tulang dan peranan hati dan limfa semakin berkurang.
Sesudah lahir,semua sel darah dibuat pada sumsum tulang,kecuali limfosit
sumsum
tulang
darah
diproduksi
terutama
pada
tulang
75% sel pada sumsum tulang menghasilkan sel darah putih (leukosit) dan
terhadap oksigen.
Mengikat oksigen dari paru-paru untuk diedarkan ke seluruh jaringan
tubuh.
mengikat karbondioksida dari jaringan tubuh untuk dikeluarkan melalui
paru-paru.
Eritropoiesis.
b.
limfosit
terutama
menghasilkan
subtansi
yang
membantu
menghasilkan
antibody,
suatu
molekul
protein
yang
akan
Eosinofil
Ciri-ciri : Bersifat asam, berbintik kemerahan, jumlah meningkat
selama terjadi infeksi
Jumlah (sel/mm3) :100 400
Tempat Pembentukan : sumsum tulang
Fungsi : mencegah alergi, menghancurkan antigen-antibodi
Masa Hidup : 8 12 Hari
3. Basofil
Ciri-ciri : Bersifat basa, berwarna kebiruan, bersifat fagosit
Jumlah (sel/mm3) : 20 50
Tempat Pembentukan : Sumsum tulang
Masa Hidup : Beberapa jam beberapa hari
Fungsi : Melepaskan zat pencegah alergi, mengandung heparin (zat anti
koagulan)
Agranulosit
4. Limfosit
Ciri-ciri : Berinti satu, tidak dapat bergerak bebas, berwarna biru pucat
Jumlah (sel/mm3) : 1.500 3.000
Tempat Pembentukan : Limfa dan tulang
Masa Hidup : Beberapa jam beberapa tahun
Fungsi : Mengaktifkan system kekebalan
5. Monosit
Ciri-ciri : Berinti satu berukuran besar, berbentuk bulat panjang, dapat
bergerak cepat, bersifat fagosit
Jumlah (sel/mm3) : 100 700
Tempat Pembentukan : Sumsum tulang
Masa Hidup : Beberapa Bulan
Fungsi : Fagositosit, berkembang menjadi makrofag.
2.2.6.3 Leukopoiesis
Leukopoiesis adalah proses pembentukan leukosit, yang dirangsang oleh
adanya colony stimulating factors atau faktor perangsang koloni.
Penstimulasi (perangsang) koloni ini dihasilkan oleh sel darah putih
(leukosit) dewasa. Perkembangan dari setiap sel darah putih dimulai dengan
terjadinya pembelahan sel batang temopoitik menjadi sel blas seperti
berikut ini.
-
2.2.7 Hemostatis
Proses pencegahan hilangnya darah (jika pembuluh darah mengalami cedera, rusak
pecah)
Terjadi melalui empat cara:
A. Spasme vaskuler (reflek saraf, spasme miogenik, faktor humoral
vasokonstriktor tromboxan A2)
B. Pembentukan platelet plug
C. Koagulasi darah (zat aktifator)
D. Pembentukan jaringan fibrous (bekuan diisi oleh fibroblast membentuk
jaringan ikat)
2.2.8 Mekanisme Pembekuan Darah
1.Vaskontriksi
Jika pembuluh darah terpotong,trombosit pada sisi yang rusak melepas
serotonin dan tromboksin A2(prostaglandin) yang menyebabkan otot polos
dinding pembuluh darah berkonstriksi.Hal ini pada awalnya akan mengurangi
darah yang hilang.
2. Plug Trombosit
Trombosit membengkak,menjadi lengket, dan menempel pada serabut kolagen
dinding pembuluh darah yang rusak, membentuk plug trombosit.Jika kerusakan
pembuluh
darah
sedikit,maka
plug
trombosit
mampu
menghentikan
Fibrinogen
II
III
IV
faktor V.
VII. Prokonvertin (sel akselerator konversi serum protrombin) : Protein plasma
yang disintesis dalam hati, diperlukan untuk mekanisme intrinsik.
Faktor Stuart-Prower
Dinding Sel
Dinding sel bersifat permeabel, berfungsi sebagai pelindung dan pemberi bentuk
tubuh. Sel-sel yang mempunyai dinding sel antara lain: bakteri, cendawan,
ganggang (protista), dan tumbuhan. Kelompok makhluk hidup tersebut
mempunyai sel dengan bentuk yang jelas dan kaku (rigid). Pada protozoa
(protista) dan hewan tidak mempunyai dinding sel, sehingga bentuk selnya
kurang jelas dan fleksibel, tidak kaku. Dinding sel terdiri dari Selulosa
(sebagian besar), hemiselulosa, pektin, lignin, kitin, garam karbonat dan silikat
dari Ca dan Mg. Pada bagian tertentu dari dinding sel tidak ikut mengalami
penebalan dan memiliki plasmodesmata disebut noktah (titik).
Membran Sel
Membran sel yang membatasi sel disebut sebagai membran plasma dan
berfungsi sebagai rintangan selektif yang memungkinkan aliran oksigen,
nutrien, dan limbah yang cukup untuk melayani seluruh volume sel. Membran
sel juga berperan dalam sintesis ATP, pensinyalan sel, dan adhesi sel.
Membran sel berupa lapisan sangat tipis yang terbentuk dari molekul lipid dan
protein. Membran sel bersifat dinamik dan kebanyakan molekulnya dapat
bergerak di sepanjang bidang membran. Molekul lipid membran tersusun dalam
dua lapis dengan tebal sekitar 5 nm yang menjadi penghalang bagi kebanyakan
molekul hidrofilik.
Molekul-molekul protein yang menembus lapisan ganda lipid tersebut berperan
dalam hampir semua fungsi lain membran, misalnya mengangkut molekul
tertentu melewati membran. Ada pula protein yang menjadi pengait struktural
ke sel lain, atau menjadi reseptor yang mendeteksi dan menyalurkan sinyal
kimiawi dalam lingkungan sel. Diperkirakan bahwa sekitar 30% protein yang
dapat disintesis sel hewan merupakan protein membran.
Salah satu fungsi dari membran sel adalah sebagai lalu lintas molekul dan ion
secara dua arah. Molekul yang dapat melewati membran sel antara lain ialah
molekul hidrofobik (CO2, O2), dan molekul polar yang sangat kecil (air,
etanol). Sementara itu, molekul lainnya seperti molekul polar dengan ukuran
besar (glukosa), ion, dan substansi hidrofilik membutuhkan mekanisme khusus
agar dapat masuk ke dalam sel.
Banyaknya molekul yang masuk dan keluar membran menyebabkan terciptanya
lalu lintas membran. Lalu lintas membran digolongkan menjadi dua cara, yaitu
dengan transpor pasif untuk molekul-molekul yang mampu melalui membran
tanpa mekanisme khusus dan transpor aktif untuk molekul yang membutuhkan
mekanisme khusus.
a)
Transpor Pasif
Transpor pasif merupakan suatu perpindahan molekul menuruni gradien
konsentrasinya. Transpor pasif ini bersifat spontan. Difusi, osmosis, dan
difusi terfasilitasi merupakan contoh dari transpor pasif. Difusi terjadi
akibat gerak termal yang meningkatkan entropi atau ketidakteraturan
sehingga menyebabkan campuran yang lebih acak. Difusi akan berlanjut
selama respirasi seluler yang mengkonsumsi O2 masuk. Osmosis
Transpor aktif
Transpor aktif merupakan kebalikan dari transpor pasif dan bersifat tidak
spontan. Arah perpindahan dari transpor ini melawan gradien konsentrasi.
Transpor aktif membutuhkan bantuan dari beberapa protein. Contoh protein
yang terlibat dalam transpor aktif ialah channel protein dan carrier protein,
serta ionophore.
Yang termasuk transpor aktif ialah coupled carriers, ATP driven pumps, dan
light driven pumps. Dalam transpor menggunakan coupled carriers dikenal
dua istilah, yaitu simporter dan antiporter. Simporter ialah suatu protein
yang mentransportasikan kedua substrat searah, sedangkan antiporter
mentransfer kedua substrat dengan arah berlawanan. ATP driven pump
merupakan suatu siklus transpor Na+/K+ ATPase. Light driven pump
umumnya ditemukan pada sel bakteri. Mekanisme ini membutuhkan energi
cahaya dan contohnya terjadi pada Bakteriorhodopsin.
Inti Sel
Inti sel atau nukleus sel adalah organel yang ditemukan pada sel eukariotik.
Organel ini mengandung sebagian besar materi genetik sel dengan bentuk
molekul DNA linear panjang yang membentuk kromosom bersama dengan
beragam jenis protein seperti histon. Gen di dalam kromosom-kromosom inilah
yang membentuk genom inti sel.
Fungsi utama nukleus adalah untuk menjaga integritas gen-gen tersebut dan
mengontrol aktivitas sel dengan mengelola ekspresi gen. Selain itu, nukleus juga
berfungsi untuk mengorganisasikan gen saat terjadi pembelahan sel,
memproduksi mRNA untuk mengkodekan protein, sebagai tempat sintesis
ribosom, tempat terjadinya replikasi dan transkripsi dari DNA, serta mengatur
kapan dan di mana ekspresi gen harus dimulai, dijalankan,dandiakhiri.
Mitokondria
Mitokondria adalah tempat di mana fungsi respirasi pada makhluk hidup
berlangsung. Respirasi merupakan proses perombakan atau katabolisme untuk
Retikulum Endoplasma
Retikulum Endoplasma adalah organel yang dapat ditemukan di seluruh sel
hewan eukariotik.Retikulum endoplasma memiliki struktur yang menyerupai
kantung berlapis-lapis. Kantung ini disebut cisternae. Fungsi retikulum
endoplasma bervariasi, tergantung pada jenisnya. Retikulum Endoplasma (RE)
merupakan labirin membran yang demikian banyak sehingga retikulum
endoplasma melipiti separuh lebih dari total membran dalam sel-sel eukariotik.
Badan Golgi
Badan Golgi (disebut juga aparatus Golgi, kompleks Golgi atau diktiosom)
adalah organel yang dikaitkan dengan fungsi ekskresi sel, dan struktur ini dapat
dilihat dengan menggunakan mikroskop cahaya biasa. Organel ini terdapat
hampir di semua sel eukariotik dan banyak dijumpai pada organ tubuh yang
melaksanakan fungsi ekskresi, misalnya ginjal. Setiap sel hewan memiliki 10
hingga 20 badan Golgi, sedangkan sel tumbuhan memiliki hingga ratusan badan
Golgi. Badan Golgi pada tumbuhan biasanya disebut diktiosom.
Badan Golgi ditemukan oleh seorang ahli histologi dan patologi berkebangsaan
Italia yang bernama Camillo Golgi. Beberapa fungsi badan golgi antara lain :
a)
Membentuk kantung (vesikula) untuk sekresi. Terjadi terutama pada
sel-sel kelenjar kantung kecil tersebut, berisi enzim dan bahan-bahan lain.
b)
Membentuk membran plasma. Kantung atau membran golgi sama
seperti membran plasma. Kantung yang dilepaskan dapat menjadi bagian dari
membran plasma.
c)
d)
Membentuk akrosom pada spermatozoa yang berisi enzim untuk
memecah dinding sel telur dan pembentukan lisosom.
e)
Lisosom
Lisosom adalah organel sel berupa kantong terikat membran yang berisi enzim
hidrolitik yang berguna untuk mengontrol pencernaan intraseluler pada berbagai
keadaan. Lisosom ditemukan pada tahun 1950 oleh Christian de Duve dan
ditemukan pada semua sel eukariotik. Di dalamnya, organel ini memiliki 40
jenis enzim hidrolitik asam seperti protease, nuklease, glikosidase, lipase,
fosfolipase, fosfatase, ataupun sulfatase. Semua enzim tersebut aktif pada pH 5.
Fungsi utama lisosom adalah endositosis, fagositosis, dan autofagi.
Endositosis ialah pemasukan makromolekul dari luar sel ke dalam sel melalui
mekanisme endositosis, yang kemudian materi-materi ini akan dibawa ke
vesikel kecil dan tidak beraturan, yang disebut endosom awal. Beberapa materi
tersebut dipilah dan ada yang digunakan kembali (dibuang ke sitoplasma), yang
tidak dibawa ke endosom lanjut. Di endosom lanjut, materi tersebut bertemu
pertama kali dengan enzim hidrolitik. Di dalam endosom awal, pH sekitar 6.
Terjadi penurunan pH (5) pada endosom lanjut sehingga terjadi pematangan dan
membentuk lisosom.
Autofagi digunakan untuk pembuangan dan degradasi bagian sel sendiri, seperti
organel yang tidak berfungsi lagi. Mula-mula, bagian dari retikulum endoplasma
kasar menyelubungi organel dan membentuk autofagosom. Setelah itu,
autofagosom berfusi dengan enzim hidrolitik dari trans Golgi dan berkembang
menjadi lisosom (atau endosom lanjut). Proses ini berguna pada sel hati,
transformasi berudu menjadi katak, dan embrio manusia.
Fagositosis merupakan proses pemasukan partikel berukuran besar dan
mikroorganisme seperti bakteri dan virus ke dalam sel. Pertama, membran akan
membungkus partikel atau mikroorganisme dan membentuk fagosom.
Kemudian, fagosom akan berfusi dengan enzim hidrolitik dari trans Golgi dan
berkembang menjadi lisosom (endosom lanjut).
Ribosom
Ribosom merupakan tempat sel membuat protein. Sel dengan laju sintesis
protein yang tinggi memiliki banyak sekali ribosom, contohnya sel hati manusia
yang memiliki beberapa juta ribosom. Ribosom sendiri tersusun atas berbagai
jenis protein dan sejumlah molekul RNA.
Ribosom eukariota lebih besar daripada ribosom prokariota, namun keduanya
sangat mirip dalam hal struktur dan fungsi. Keduanya terdiri dari satu subunit
besar dan satu subunit kecil yang bergabung membentuk ribosom lengkap
dengan massa beberapa juta dalton. Pada eukariota, ribosom dapat ditemukan
bebas di sitosol atau terikat pada bagian luar retikulum endoplasma.
Sebagian besar protein yang diproduksi ribosom bebas akan berfungsi di dalam
sitosol, sementara ribosom terikat umumnya membuat protein yang ditujukan
untuk dimasukkan ke dalam membran, untuk dibungkus di dalam organel
tertentu seperti lisosom, atau untuk dikirim ke luar sel. Ribosom bebas dan
terikat memiliki struktur identik dan dapat saling bertukar tempat. Sel dapat
menyesuaikan jumlah relatif masing-masing ribosom begitu metabolismenya
berubah.
-
Sitoskeleton
Sitoskeleton atau kerangka sel adalah jaring berkas-berkas protein yang
menyusun sitoplasma eukariota. Jaring-jaring ini terdiri dari tiga tipe dasar,
yaitu mikrofilamen, mikrotubulus (jamak:mikrotubuli), dan intermediat filamen.
Ketiga filamen ini terhubung satu sama lain dan saling berkoordinasi. Dengan
adanya sitoskeleton, sel dapat memiliki bentuk yang kokoh, berubah bentuk,
mampu mengatur posisi organel, berenang, serta merayap di permukaan.
c. Anafase
Pada fase anafase setiap kromosom memisahkan diri menjadi dua bagian yang sama,
masing-masingbergerak menuju ke arah kutub sel yang saling berlawanan, jadi 2n
kromosom bergerak ke kutup yang satu, dan 2n kromosom bergerak kekutub yang
lain.
-
d. Telofase
Kromosom sampai di kutub masing-masing kemudian terbentuk membran inti yang
mengelilingi kelompok kromosom. Setiap kedua inti yang baru terbentuk itu, muncul
membran pemisah. Kemudian terbentuklah membran sel yang memisahkan kedua sel
anak tersebut. Maka lengkaplah sudah proses pembelahan mitosis, dari satu sel
menjadi dua sel anak. Setiap sel anak memiliki 2n kromosom.
-
Jaringan yang disusun oleh lapisan sel yang melapisi permukaan organ seperti
permukaan kulit. Jaringan ini berfungsi untuk melindungi organ yang
dilapisinya, sebagai organ sekresi dan penyerapan.
Jaringan epitel terdiri dari 3 macam:
1. Eksotelium: epitel yang membungkus bagian luar tubuh
2. Endotelium: epitel yang melapisi organ dalam tubuh
3. Mesotelium: epitel yang membatasi rongga tubuh
adalah jaringan yang terdiri dari jaringan tulang rawan dan jaringan tulang yang
berfungsi untuk memberi bentuk tubuh,melindungi tubuh,dan menguatkan
bentuk tubuh
Suatu pengecilan ukuran sel bagian tubuh yang pernah berkembang sempurna
dengan ukuran normal.
2. Hipertropi
-
Yaitu peningkatan ukuran sel dan perubahan ini meningkatkan ukuran alat tubuh
3. Hiperplasia
-
Dapat disebabkan oleh adanya stimulus atau keadaan kekurangan secret atau
produksi sel terkait.
4. Metaplasia
- Ialah bentuk adaptasi terjadinya perubahan sel matur jenis tertentu menjadi sel
matur jenis lain :
o Misalnya sel epitel torak endoservik daerah perbatasan degan epitel
skuamosa, sel epitel bronchus perokok.
5. Displasia
- Sel dalam proses metaplasia berkepanjangan tanpa mereda dapat melngalami
ganguan polarisasi pertumbuhan sel reserve, sehingga timbul keadaan yg disebut
displasia.
- Ada 3 tahapan : ringan, sedang dan berat
6.
Degenarasi
7. Infiltrasi
- Bentuk retrogresidgn penimbunan metabolit sistemik pada sel normal (tdk jika
melampaui batasmengalami jejas langsung seperti pd degenerasi) maka sel akan
pecah. Dan debris el akan ditanggulangi oleh system makrofag.
DAFTAR PUSTAKA
A.J. Hoffbrand, J.E. Pettit, P.A.H. Moss. 2005. Kapita Selekta : Hematologi. Edisi4. Jakarta :
EGC. Hlm 221-229.
Gandasoebrata R. Penuntun laboratorium klinik. Jakarta: Dian Rakyat; 2009. hal. 11-42.
Guyton, Arthur C. Hall, John E. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta:
EGC.
Soenarto. Anemia Megaloblastik dalam Sudoyo, Aru W, et.al. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI.
Theml H, Diem H, Haferlach T. Color atlas of hematology; principal microscopic and clinical
diagnosis. 2nd ed. Stuttgart: Thieme; 2004.