Oleh :
Kelompok 3
D-IV Keperawatan Tingkat 2 Semester IV
(P07120214028)
(P07120214024)
(P07120214037)
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Dalam penyelesaian makalah ini ada beberapa kesulitan yang penulis temukan.
Hal ini disebabkan terbatasnya kemampuan dan pengalaman penulis. Untuk itu,
pada kesempatan yang berbahagia ini perkenankan penulis mengucapkan terima
kasih kepada pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa melimpahkan anugrah-Nya kepada pihak
yang telah membantu penyelesaian makalah ini dan semoga makalah ini dapat
berguna untuk memberikan kontribusi dalam mata kuliah Keperawatan Jiwa. Di
samping itu penulis menyadari makalah ini jauh dari sempurna, untuk itu kritik
dan saran yang bersifat konstruktif dari semua pihak sangat penulis harapkan
demi kesempurnaannya.
Penulis,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I - PENDAHULUAN
I.
II.
III.
IV.
Latar Belakang
Rumusan Masalah
Tujuan
Manfaat
3
4
4
5
BAB II PEMBAHASAN
I.
II.
III.
IV.
V.
VI.
VII.
VIII.
IX.
X.
Definisi
Tujuan TAK
Dampak terapeutik dalam pengelompokan
Terapis
Indikasi dan kontraindikasi
Komponen kelompok
Peran perawat dalam TAK
Proses TAK
Tahapan dalam TAK
Jenis-jenis terapi aktivitas kelompok
6
6
7
8
9
10
10
12
14
15
29
30
31
BAB I
PENDAHULUAN
I.
LATAR BELAKANG
Manusia adalah makhluk social, yang terus menerus membutuhkan
adanya orang lain di sekitarnya. Salah satu kebutuhan manusia untuk
melakukan interaksi dengan sesame manusia. Interaksi ini dilakukan tidak
selamanya memberikan hasil yang sesuai dengan apa yang diharapkan
oleh individu. Sedingga mungkin terjadi suatu gangguan terhadap
kemampuan individu untuk interaksi dengan orang lain.
Kelompok adalah kumpulan individu yang memilih hubungan satu
dengan yang lain (Stuart, 2007). Anggota kelompok mungkin datang dari
berbagai latar belakang yang harus ditangani sesuai dengan keadaannya,
seperti agresif, takut, kebencian, kompetitif, kesamaan ketidaksamaan,
kesukaan dan menarik (Stuart, 2007).
Terapi kelompok adalah suatu psikotherapi yang dilakukan oleh
sekelompok penderita bersama-sama dengan jalan diskusi satu sama lain
yang dipimpin, diarahkan oleh terapis atau petugas kesehatan yang telah
dilatih.
Terapi aktivitas kelompok itu sendiri mempermudah psikoterapi
dengan sejumlah klien dalam waktu yang sama. Manfaat terapi aktivitas
kelompok, agar klien dapat belajar kembali bagaimana cara bersosialisasi
dengan orang lain, sesuai dengan kebutuhannya memperkenalkan dirinya.
Menanyakan hal-hal yang sederhana dan memberikan respon terhadap
pertanyaan yang lain. Sehingga klien dapat berinteraksi dengan orang lain
dan dapat merasakan arti berhubungan dengan orang lain.
Pada klien dengan perilaku kekerasan selalu cenderung untuk
melakukan kerusakan atau mencederai diri, orang lain, atau lingkungan.
Dan perilaku kekerasan tidak jauh dari kemarahan. Kemarahan adaah
perasaan jengkel yang timbul sebagai respon terhadap kecemasan yang
dirasakan sebagai ancaman. (Keliat, 2006)
Ekspresi marah yang segera karena suatu sebab adalah wajar dan
hal ini kadang menyulitkan karena secara cultural ekspresi marah yang
sendiri
dan
mengganggu
hubungan
interpersonal.
RUMUSAN MASALAH
1. Apakah yang dimaksud dengan terapi aktivitas kelompok (TAK) ?
2. Apa saja tujuan dari TAK ?
3. Bagaimana dampak terapeutik dalam TAK ?
4. Apa saja prinsip teoritis dalam TAK ?
5. Apa saja terapis dalam TAK ?
6. Apa saja indikasi dan kontraindikasi TAK ?
7. Apa saja kelompok komponen dalam TAK ?
8. Apa saja peran perawat dalam TAK ?
9. Bagaimana proses TAK ?
10. Apa saja tahapan dalam TAK ?
11. Apa saja jenis-jenis terapi aktivitas kelompok dalam TAK ?
III.
TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui terapi aktivitas kelompok (TAK)
2. Untuk mengetahui tujuan dari TAK
3. Untuk mengetahui dampak terapeutik dalam TAK
4. Untuk mengetahuiprinsip teoritis dalam TAK
5. Untuk mengetahui terapis dalam TAK ?
6. Untuk mengetahui indikasi dan kontraindikasi TAK
7. Untuk mengetahui kelompok komponen dalam TAK
8. Untuk mengetahui peran perawat dalam TAK
9. Untuk memahami proses TAK
10. Untuk mengetahui tahapan dalam TAK
11. Untuk mengetahuijenis-jenis terapi aktivitas kelompok dalam TAK
IV.
MANFAAT PENELITIAN
Berdasarkan tujuan diatas, maka penulisan makalah ini diharapkan dapat
bermanfaat, sebagai berikut:
1. Manfaat Umum
Memberikan sumbangan pemikiran untuk memperkaya wawasan dan
pengetahuan tentang materi.
2. Manfaat Khusus
a. Bagi pembaca
BAB II
PEMBAHASAN
I.
DEFINISI
Kelompok adalah kumpulan individu yang memiliki hubungan satu
dengan yang lain, saling bergantung dan mempunyai norma yang sama.
Terapi kelompok merupakan suatu psikoterapi yang dilakukan
sekelompok pasien bersama-sama dengan jalan berdiskusi satu sama lain
yang dipimpin atau diarahkan oleh seorang therapist atau petugas
kesehatan jiwa yang telah terlatih (Pedoman Rehabilitasi Pasien Mental
Rumah Sakit Jiwa di Indonesia dalam Yosep, 2007). Terapi kelompok
adalah terapi psikologi yang dilakukan secara kelompok untuk
memberikan stimulasi bagi pasien dengan gangguan interpersonal.
II.
TUJUAN TAK
Tujuan terapi aktivitas kelompok secara rinci sebagai berikut:
A. Tujuan Umum
1. Meningkatkan kemampuan menguji kenyataan yaitu memperoleh
pemahaman dan cara membedakan sesuatu yang nyata dan
khayalan.
2. Meningkatkan sosialisasi dengan memberikan kesempatan untuk
berkumpul,
berkomunikasi
dengan
orang
lain,
saling
dengan
prilaku
defensif
yaitu
suatu
cara
untuk
menghindarkan diri dari rasa tidak enak karena merasa diri tidak
berharga atau ditolak.
4. Membangkitkan motivasi bagi kemajuan fungsi-fungsi psikologis
seperti fungsi kognitif dan afektif.
B. Tujuan Khusus
1. Meningkatkan identifikasi diri, dimana setiap orang mempunyai
identifikasi diri tentang mengenal dirinya di dalam lingkungannya.
2. Penyaluran emosi, merupakan suatu kesempatan yang sangat
6
seseorang.
Bila
terapi
kelompok
menimbulkan
TERAPIS
A. Terapis
Terapis adalah orang yang dipercaya untuk memberikan terapi kepada
klien yang mengalami gangguan jiwa. Adapun terapis antara lain :
1. Dokter
2. Psikiater
3. Psikolog
4. Perawat
5. Fisioterapis
6. Speech teraphis
7. Occupational teraphis
8. Sosial worker
B. Persyaratan dan kwalitas terapis
KOMPONEN KELOMPOK
Kelompok terdiri dari delapan aspek, sebagai berikut (Kelliat dan Akemat,
2005) :
A. Struktur kelompok.
Struktur
kelompok
menjelaskan
batasan,
komunikasi,
proses
10
tugas
menganalisa
dan
mengobservasi
pola-pola
intervensi
keperawatan
yang
dilakukan
untuk
11
PROSES TAK
Proses terapi aktifitas kelompok pada dasarnya lebih kompleks dari
pada terapi individual, oleh karena itu untuk memimpinnya memerlukan
pengalaman dalam psikoterapi individual. Dalam kelompok terapis akan
kehilangan sebagian otoritasnya dan menyerahkan kepada kelompok.
Terapis sebaiknya mengawali dengan mengusahakan terciptanya
suasana yang tingkat kecemasannya sesuai, sehingga klien terdorong
untuik membuka diri dan tidak menimbulkan atau mengembalikan
mekanisme pertahanan diri. Setiap permulaan dari suatu terapi aktifitas
kelompok yang baru merupakan saat yang kritis karena prosedurnya
merupakan sesuatu yang belum pernah dialami oleh anggota kelompok
dan mereka dihadapkan dengan orang lain.
Setelah klien berkumpul, mereka duduk melingkar, terapis
memulai dengan memperkenalkan diri terlebih dahulu dan juga
memperkenalkan co-terapis dan kemudian mempersilakan anggota untuk
memperkenalkan diri secara bergilir, bila ada anggota yang tidak mampu
maka terapis memperkenalkannya. Terapis kemudian menjelaskan maksud
dan tujuan serta prosedur terapi kelompok dan juga masalah yang akan
dibicarakan dalam kelompok. Topik atau masalah dapat ditentukan oleh
terapis atau usul klien. Ditetapkan bahwa anggota bebas membicarakan
12
apa saja, bebas mengkritik siapa saja termasuk terapis. Terapis sebaiknya
bersifat moderat dan menghindarkan kata-kata yang dapat diartikan
sebagai perintah.
Dalam prosesnya kalau terjadi bloking, terapis dapat membiarkan
sementara. Bloking yang terlalu lama dapat menimbulkan kecemasan yang
meningkat oleh karenanya terapis perlu mencarikan jalan keluar. Dari
keadaan ini mungkin ada indikasi bahwa ada beberapa klien masih perlu
mengikuti terapi individual. Bisa juga terapis merangsang anggota yang
banyak bicara agar mengajak temannya yang kurang banyak bicara. Dapat
juga co-terapis membantu mengatasi kemacetan.
Kalau terjadi kekacauan, anggota yang menimbulkan terjadinya
kekacauan dikeluarkan dan terapi aktifitas kelompok berjalan terus dengan
memberikan penjelasan kepada semua anggota kelompok. Setiap komentar
atau permintaan yang datang dari anggota diperhatikan dengan sungguhsungguh dan di tanggapi dengan sungguh-sungguh. Terapis bukanlah guru,
penasehat atau bukan pula wasit. Terapis lebih banyak pasif atau
katalisator. Terapis hendaknya menyadari bahwa tidak menghadapi
individu dalam suatu kelompok tetapi menghadapi kelompok yang terdiri
dari individu-individu.
Diakhir terapi aktifitas kelompok, terapis menyimpulkan secara
singkat pembicaraan yang telah berlangsung / permasalahan dan solusi
yang mungkin dilakukan. Dilanjutkan kemudian dengan membuat
perjanjian pada anggota untuk pertemuan berikutnya.
IX.
13
14
kemampuan
untuk
menyelesaikan
masalah
yang
15
b) Evaluasi/ validasi
Menanyakan perasaan pasien saat ini.
c) Kontrak
3) Tahap kerja
a) Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan, yaitu
mengenal suara-suara yang didengar (halusinasi) tentang
16
kelompok.
b) Tindak lanjut
Terapis meminta pasien untuk melaporkan isi, waktu,
situasi, danperasaanya jika terjadi halusinasi.
c) Kontrak yang akan datang
Menyepakati TAK yang akan datang, yaitu cara
mengontrol halusinasi
Menyepakati waktu dan tempat.
b. Sesi kedua: Mengontrol Halusinasi dengan Menghardik
Tujuan:
Pasien dapat menjelaskan cara yang selama ini dilakukan
untuk mengatasi halusinasi.
Pasien dapat memahami cara menghardik halusinasi.
Pasien dapat memperagakan cara menghardik halusinasi.
Langkah kegiatan
1) Persiapan
a) Mengingatkan kontrak kepada pasien yang telah
mengikuti sesi 1.
b) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
2) Orientasi
a) Salam terapeutik
b) Evaluasi/validasi
c) Kontrak
3) Tahap kerja
a) Terapis
meminta
dilakukan
pada
pasien menceritakan
saat
mengalami
apa yang
halusinasi,
dan
tangan
saat
setiap
pasien
selesai
b) Tindak lanjut
halusinasi
dengan
melakukan
kegiatan.
kontrak
dengan
pasien
yang
mengikuti Sesi 2.
b) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
2) Orientasi
a) Salam terapeutik
b) Evaluasi/validasi
19
telah
Terapis
menanyakan
pengalaman
pasien
Terapis
menjelaskan
tujuan
kegiatan,
yaitu
3) Tahap kerja
a) Terapis menjelaskan cara kedua, yaitu melakukan kegiatan
sehari-hari. Memberi penjelasan bahwa dengan melakukan
kegiatan
yang
teratur
akan
mencegah
munculnya
halusinasi.
b) Terapis meminta tiap pasien menyampaikan kegiatan yang
biasa dilakukan setiap sehari-hari, daan tulis di whiteboard.
c) Terapis membagikan fomulir jadwal kegiatan harian.
Terapis menulis formulir yang sama di whiteboard.
d) Terapis membimbing satu persatu pasien untuk membuat
jadwal kegiatan harian, dari bangun pagi sampai tidur
malam.
Pasien
menggunakan
formulir,
terapis
menggunakan whiteboard.
e) Terapis melatih pasien memperagakan kegiatan yang telah
disusun.
f) Berikan pujian dengan tepuk tangan bersama kepada pasien
yang sudah selesai membuat jadwal dan memperagakan
kegiatan.
4) Tahap terminasi
a) Evaluasi
20
Terapis
memberikan
pujian
atas
kebehasilan
kelompok.
b) Tindak lanjut
kontrak
dengan
pasien
yang
mengikuti sesi 3.
b) Terapis membuat kontrak dengan pasien.
c) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
2) Orientasi
a) Salam terapeutik
b) Evaluasi/validasi
21
telah
Menanyakan
menerapkan
pengalaman
dua
(mengahardik
cara
dan
pasien
setelah
telah
dipelajari
yang
menyibukkan
diri
dengan
3) Tahap kerja
a) Terapis menjelaskan pentingnya bercakap-cakap dengan
orang lain untuk mengontrol dan mencegah halusinasi.
b) Terapis meminta tiap pasien menyebutkan orang yang biasa
diajak bercakap-cakap.
c) Terapis
meminta
tiap
pasien
menyebutkan
pokok
Terapis
menayakan
perasaan
pasien
setelah
mengikuti TAK.
b) Tindak lanjut
22
b) Evaluasi/validasi
Terapis
menanyakan
pengalaman
pasien
yang
telah
dipelajari
(menghardik,
23
3) Tahap kerja
a) Terapis menjelaskan untungnya patuh minum obat, yaitu
mencegah kambuh karena obat memberi perasaan tenang,
memperlambat kambuh.
b) Terapis menjelaskan kerugian tidak patuh minum obat,
yaitu penyebab kambuh.
c) Terapis meminta pasien menyampaikan obat yang dimakan
dan waktu memakannya. Buat daftar di whiteboard.
d) Menjelaskan lima benar minum obat yaitu benar obat,
benar waktu minum obat, benar orang yang minum
obat,benar cara minum obat, benar dosis obat.
e) Minta pasien menyebutkan lima benar cara minum obat,
secara bergiliran.
f) Berikan pujian pada pasien yang benar.
g) Mendiskusikan perasaan pasien sebelum minum obat (catat
di whiteboard).
h) Mendiskusikan perasaan pasien setelah teratur minum obat
(catat di whiteboard).
i) Menjelaskan keuntungan patuh minum obat, yaitu salah
satu mencegah halusinasi/kambuh.
j) Meminta pasien menyebutkan kembali keuntungan patuh
minum obat dan kerugian tidak patuh minum obat.
k) Memberi pujian tiap kali pasien benar.
4) Tahap terminasi
a) Evaluasi
Terapis
menanyakan
perasaan
pasien
setelah
mengikuti TAK.
24
b) Tindak lanjut
melakukan
kegiatan
harian,
bercakap-cakap,
25
Sesi I
: Orientasi Orang
Sesi II
: Orientasi Tempat
D. TAK SOSIALISASI
Klien dibantu untuk melakukan sosialisasi dengan individu yang ada
disekitar klien. Kegiatan sosialisasi adalah terapi untuk meningkatkan
kemampuan klien dalam melakukan interaksi sosial maupun berperan
dalam
lingkungan
social.
Sosialisasi
26
dimaksudkan
memfasilitasi
psikoterapis untuk :
Tujuan umum :
Mampu meningkatkan hubungan interpersonal antar anggota
kelompok,
berkomunikasi,
saling
memperhatikan,
memberi
Karakteristik :
1. Penderita kurang berminat atau tidak ada inisiatif untuk mengikuti
kegiatan ruangan
2. Penderita sering berada ditempat tidur
3. Penderita menarik diri, kontak sosial kurang
4. Penderita dengan harga diri rendah
5. Penderita gelisah, curiga, takut dan cemas
6. Tidak ada inisiatif memulai pembicaraan, menjawab seperlunya,
jawaban sesuai pertanyaan
7. Sudah dapat menerima trust, mau berinteraksi, sehat fisik
27
BAB III
PENUTUP
I. KESIMPULAN
Terapi kelompok merupakan suatu psikoterapi yang dilakukan sekelompok
pasien bersama-sama dengan jalan berdiskusi satu sama lain yang dipimpin
atau diarahkan oleh seorang therapist atau petugas kesehatan jiwa yang telah
terlatih.Terapi aktivitas kelompok mempunyai manfaat secara umum dan
khusus. Secara umum dan khusus manfaat dari TAK dibagi menjadi 4 bagian.
Tujuan dari TAK pu juga dibagi menjadi secara umum dan juga secara
khusus. Dampak terapeutik dalam kelompok mempunyai beberapa faktor,
diantaranya adalah universalitas, menanamkan harapan, pengembangan
keterampilan
sosial,
pemasukan
informasi,
identifikasi,
kekohesifan
28
II. SARAN
Berdasarkan kesimpulan yang ada maka kami dapat memberikan saran
yang kiranya dapat bermanfaat bagi pembaca maupun penulis sendiri yaitu
agar lebih memahami mengenai Keperawatan Jiwa terkhususnya pada Terapi
modalitas yang digunakan dimana dalam terapi ini kami mengangkat topik
TAK (Terapis Aktivitas Kelompok).
29
DAFTAR PUSTAKA
Keliat dan Akemat. (2005). Keperawatan Jiwa. Terapi Aktivitas Kelompok.
Jakarta : EGC
Purwaningsih,
Wahyu
&
Karlina
Jiwa.Jogjakarta:Nuha Medika.
Ina.2010.Asuhan
Keperawatan
30