Oleh :
Kelompok 12
D-IV Keperawatan Tingkat II Semester IV
Putu Yeni Yunitasari (P07120214004)
Ni Putu Erna Libya
(P07120214014)
Ni Kadek Dian Inlam Sari (P07120214018)
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2016
KATA PENGANTAR
Om Swastyastu
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa/ Ida
Sang Hyang Widhi Wasa yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya
kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul
"ASKEP PENYALAHGUNAAN NAPZA" mata kuliah Keperawatan Jiwa di
Politeknik Kesehatan Denpasar tepat pada waktu yang telah ditentukan.
Penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan dan motivasi
berbagai pihak. Untuk itu, dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima
kasih kepada rekan-rekan yang telah membantu.
Kami menyadari makalah ini masih banyak kekurangan karena
keterbatasan kemampuan penulis. Untuk itu kami mengharapkan saran dan
kritik yang bersifat konstruktif sehingga kami dapat menyempurnakan
makalah ini.
Om Santih, Santih, Santih, Om
Denpasar, 30 Maret 2016
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kata Pengantar...........................................................................................................
i
Daftar Isi .....................................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................
2
1.3 Tujuan Penulisan.....................................................................................................
3
1.4 Manfaat Penulisan ..................................................................................................
3
1.5 Metode Penulisan....................................................................................................
3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Konsep Dasar Penyalahgunaan NAPZA................................................................
4
2.1.1
Definisi
NAPZA
..............................................................................................................................
4
2.1.2
Rentang
Respons
Gangguan
Penggunaan
NAPZA
..............................................................................................................................
4
2.1.3
Jenis-Jenis
Narkotika
dan
Psikotropika
..............................................................................................................................
5
2.1.4
Faktor
Penyebab
Penyalahgunaan
NAPZA
..............................................................................................................................
8
2.1.5
Faktor
Penyebab
Penggunaan
Narkoba
Lainnya
..............................................................................................................................
11
2.1.6
Tanda
dan
Gejala
..............................................................................................................................
12
ii
2.1.7
Penyalahgunaan
Narkoba
dan
Psikotropika
..............................................................................................................................
13
2.1.8
Efek
/
Akibat
Pemakaian
Zat
..............................................................................................................................
21
2.1.9
Upaya
Pencegahan
dan
Penanggulangan
..............................................................................................................................
23
2.1.10
Modalitas
Terapi
NAPZA
..............................................................................................................................
28
2.2 Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Penyalahgunaan NAPZA....................
30
2.3 Contoh Dokumentasi Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan
Penyalahgunaan
NAPZA
..............................................................................................................................
36
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................
38
3.2 Saran ......................................................................................................................
39
Daftar Pustaka
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
kesehatan
dapat
berperan
lebih
proaktif
dalam
upaya
mengetahui
dan
memahami
konsep
dasar
penyalahgunaan NAPZA.
1.3.2 Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami asuhan keperawatan pada
pasien dengan penyalahgunaan NAPZA.
1.3.3 Mahasiswa dapat mengetahui contoh dokumentasi asuhan keperawatan
pada pasien dengan penyalahgunaan NAPZA.
1.4 Manfaat Penulisan
Diharapkan mahasiswa dapat mengerti dan memahami tentang Asuhan
Keperawatan Penyalahgunaan NAPZA sehingga dapat menjadi bekal dan
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Respon Maladaptif
1. Eksperimental:
KondisiSpengguna
taraf PenyalahgunaanKetergantungan
awal, yang disebabkan rasa ingin
Eksperimental
Rekreasional
ituasional
dari2007)
remaja. Sesuai kebutuan pada masa tumbuh kembangnya, klien
(Sumber : tahu
Yosep,
4
yang
mempunyai
potensi
mengakibatkan
potensi
kuat
mengakibatkan
sindroma
yang
dalam
berkhasiat
terapi
pengobatan
dan/atau
untuk
dan
tujuan
banyak
ilmu
ketergantungan
(Contoh
pentobarbital,
Flunitrazepam).
d. Psikotropika Golongan IV :
Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan sangat luas
digunakan
dalam
terapi
dan/atau
untuk
tujuan
ilmu
campuran
dengan
narkotika
atau
psikotropika,
Dalam
upaya
penanggulangan
NAPZA di
menjadi
pengguna
narkoba.
Berdasarkan
hasil
PENYEBAB
PENGGUNAAN
NARKOBA
LAINNYA
Faktor penyebab penggunaan narkoba antara lain:
1. Ingin terlihat gaya
Zat terlarang jenis tertentu dapat membuat pamakainya
menjadi lebih berani, keren, percaya diri, kreatif, santai, dan lain
10
sebagainya. Efek keren yang terlihat oleh orang lain tersebut dapat
menjadi trend pada kalangan tertentu sehingga orang yang
memakai zat terlarang itu akan disebut trendy, gaul, modis, dan
sebagainya.
2. Solidaritas Kelompok
Suatu kelompok
orang
yang
mempunyai
tingkat
12
Ganja
eforia
eforia
mengantuk
mata merah
bicara cadel
mulut kering
konstipasi
banyak
penurunan
bicara
kesadaran
tertawa
*
Sedatif-Hipnotik
*
dan
mata merah
diri berkurang
bicara cadel
terdorong
jalan
jalan
untuk
sempoyongan
bergerak
mengantuk
memperpanjang
nafsu makan
gangguan
selalu
perubahan
berkeringat
persepsi
gemetar
penurunan
cemas
hilang
kemampuan
depresi
kesadaran
menilai
paranoid
tidur
*
Amphetamine
pengendalian
sempoyongan
meningkat
*
Alkohol
persepsi
nyeri
mata
Ganja
*jarang
dan
hidung berair
*
ditemukan
Sedatif-Hipnotik
diare
gelisah
tidak
cemas
cemas
cemas
tangan gemetar
depresi
depresi
perubahan
muka merah
kelelahan
persepsi
mudah marah
energi
gangguan
tangan gemetar
daya ingat
mual muntah
tidak
bisa
Amfetamine
perasaan
panas dingin
Alkohol
bisa
tidur
berkurang
*
kebutuhan
tidur
meningkat
tidur
2.1.7 PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA & PSIKOTROPIKA
1. Golongan Narkotika
a. OPIOID (OPIAD)
Opioid atau opiat berasal dari kata opium, jus dari bunga opium,
Papaver somniverum, yang mengandung kira-kira 20 alkaloid opium,
termasuk morfin. Nama Opioid juga digunakan untuk opiat, yaitu suatu
preparat atau derivat dari opium dan narkotik sintetik yang kerjanya
13
menyerupai opiat tetapi tidak didapatkan dari opium. opiat alami lain
atau
opiat
yang
disintesis
dari
opiat
alami
adalah
heroin
menguap,
demam,
dilatasi
pupil,
hipertensi
14
1) Candu
Getah tanaman Papaver Somniferum didapat dengan
menyadap (menggores) buah yang hendak masak. Getah yang
keluar berwarna putih dan dinamai "Lates". Getah ini dibiarkan
mengering pada permukaan buah sehingga berwarna coklat
kehitaman dan sesudah diolah akan menjadi suatu adonan yang
menyerupai aspal lunak. Inilah yang dinamakan candu mentah atau
candu kasar. Candu kasar mengandung bermacam-macam zat-zat
aktif yang sering disalahgunakan. Candu masak warnanya coklat
tua atau coklat kehitaman. Diperjual belikan dalam kemasan kotak
kaleng dengan berbagai macam cap, antara lain ular, tengkorak,
burung elang, bola dunia, cap 999, cap anjing, dsb. Pemakaiannya
dengan cara dihisap.
2) Morfin
Morfin adalah hasil olahan dari opium/candu mentah.
Morfin merupaakan alkaloida utama dari opium ( C17H19NO3 ) .
Morfin rasanya pahit, berbentuk tepung halus berwarna putih atau
dalam bentuk cairan berwarna. Pemakaiannya dengan cara dihisap
dan disuntikkan.
3) Heroin ( putaw )
Heroin mempunyai kekuatan yang dua kali lebih kuat dari
morfin
dan
merupakan
jenis
opiat
yang
paling
sering
4) Codein
15
ini
Methadone
banyak
digunakanorang
dalam
(Demerol),
methadone
(Dolphine),
pentazocine
16
efek
vasokonstriksifnya
juga
membantu.
Kokain
yang
sekarang
sedang
populer
dan
banyak
kimia
XTC
adalah
3-4-Methylene-Dioxy-Methil-
17
18
Bahan berbahaya ini adalah zat adiktif yang bukan Narkotika dan
Psikotropika atau Zat-zat baru hasil olahan manusia yang menyebabkan
kecanduan.
1) Minuman Keras
Adalah semua minuman yang mengandung Alkohol tetapi
bukan obat.
Efek Samping Yang Ditimbulkan
Efek yang ditimbulkan setelah mengkonsumsi alkohol dapat
dirasakan segera dalam waktu beberapa menit saja, tetapi efeknya
berbeda-beda, tergantung dari jumlah / kadar alkohol yang
dikonsumsi. Dalam jumlah yang kecil, alkohol menimbulkan
perasaan relax, dan pengguna akan lebih mudah mengekspresikan
emosi,
seperti
rasa
senang,
rasa
sedih
dan
kemarahan.
Bila dikonsumsi lebih banyak lagi, akan muncul efek sebagai berikut
: merasa lebih bebas lagi mengekspresikan diri, tanpa ada perasaan
terhambat menjadi lebih emosional (sedih, senang, marah secara
berlebihan) muncul akibat ke fungsi fisik - motorik, yaitu bicara
cadel, pandangan menjadi kabur, sempoyongan, inkoordinasi
motorik dan bisa sampai tidak sadarkan diri.
Kemampuan mental mengalami hambatan, yaitu gangguan
untuk memusatkan perhatian dan daya ingat terganggu, mulut
rasanya kering. Pupil mata membesar dan jantung berdegup lebih
kencang. Mungkin pula akan timbul rasa mual. Bisa juga pada
awalnya timbul kesulitan bernafas (untuk itu diperlukan sedikit udara
segar). Jenis reaksi fisik tersebut biasanya tidak terlalu lama.
Selebihnya akan timbul perasaan seolah-olah kita menjadi hebat
dalam segala hal dan segala perasaan malu menjadi hilang. Kepala
terasa kosong, rileks dan "asyik". Dalam keadaan seperti ini, kita
merasa membutuhkan teman mengobrol, teman bercermin, dan juga
untuk menceritakan hal-hal rahasia. Semua perasaan itu akan
berangsur-angsur menghilang dalam waktu 4 sampai 6 jam. Setelah
itu kita akan merasa sangat lelah dan tertekan.
2) Nikotin
19
kampanye
tentang
bahaya
merokok
sudah
21
e) Dampak
terhadap
padaendokrin,
kesehatan
seperti:
reproduksi
penurunan
fungsi
adalah
gangguan
hormon
reproduksi
lain
perubahan
periode
menstruasi,
ketidakteraturan
22
lebih
baik
dari
pada
pemberantasan.
Pencegahan
memberantas
agar
pengguna
NAPZA
yang
menderita
sindroma
klien
penyalahgunaan/ketergantungan
NAPZA
baik.
5. Dapat berkonsentrasi untuk belajar atau bekerja.
6. Dapat diterima dan dapat membawa diri dengan baik dalam
pergaulan dengan lingkungannya.
25
perilaku
maladaptif
tadi
belum
hilang,
keinginan
untuk
adiktif
(menimbulkan
ketagihan)
dan
tidak
menimbulkan
ketergantungan.
Dalam rehabilitasi kejiwaan ini yang penting adalah psikoterapi baik
secara individual maupun secara kelompok. Untuk mencapai tujuan
psikoterapi, waktu 2 minggu (program pascadetoksifikasi) memang tidak
cukup; oleh karena itu, perlu dilanjutkan dalam rentang waktu 3 6 bulan
(program rehabilitasi). Dengan demikian dapat dilaksanakan bentuk
psikoterapi yang tepat bagi masing-masing klien rehabilitasi. Yang termasuk
rehabilitasi kejiwaan ini adalah psikoterapi/konsultasi keluarga yang dapat
dianggap sebagai rehabilitasi keluarga terutama keluarga broken home. Gerber
(1983 dikutip dari Hawari, 2003) menyatakan bahwa konsultasi keluarga perlu
dilakukan agar keluarga dapat memahami aspek-aspek kepribadian anaknya
yang mengalami penyalahgunaan NAPZA.
3. Rehabilitasi komunitas
Berupa program terstruktur yang diikuti oleh mereka yang tinggal dalam
satu tempat. Dipimpin oleh mantan pemakai yang dinyatakan memenuhi
syarat sebagai koselor, setelah mengikuti pendidikan dan pelatihan. Tenaga
profesional hanya sebagai konsultan saja. Di sini klien dilatih keterampilan
mengelola waktu dan perilakunya secara efektif dalam kehidupannya seharihari, sehingga dapat mengatasi keinginan mengunakan narkoba lagi atau nagih
(craving) dan mencegah relaps. Dalam program ini semua klien ikut aktif
dalam proses terapi. Mereka bebas menyatakan perasaan dan perilaku sejauh
tidak membahayakan orang lain. Tiap anggota bertanggung jawab terhadap
perbuatannya, penghargaan bagi yang berperilaku positif dan hukuman bagi
yang berperilaku negatif diatur oleh mereka sendiri.
26
4. Rehabilitasi keagamaan
Rehabilitasi keagamaan
masih
perlu dilanjutkan
karena
waktu
27
28
membuat rileks.
k) Dukunglah usaha anda untuk berhenti sekalipun sering berakhir
dengan menggunakan lagi.
l) Bicara pada teman-teman yang berhasil berhenti.
m) Bicaralah pada teman-teman tentang bagaimana mereka menikmati
hidup atau rilekslah untuk dapat banyak ide.
Menurut Keliat, dkk (2006). Tujuan tindakan keperawatan untuk
keluarga adalah sebagai berikut:
30
bersama
keluarga
tentang
penyalahgunaan
berat,
sempoyongan,
misalnya
gangguan
penurunan
penglihatan
kesadaran,
(persepsi),
jalan
kehilangan
memakai
NAPZA
lagi
(misalnya
menuduh
klien
a. Pasien
Sp1-P
Sp 2-P
b. Keluarga
Sp1-K
Sp2-K
Contoh
Strategi
dengan
Pasien
dan
Keluarga
Tanggal/Bulan
Pasien
Sp 1
32
Keluarga
Sp 1
Evaluasi
1. Evaluasi yang diharapkan dari klien adalah sebagai berikut :
a. Klien mengetahui dampak NAPZA
b. Klien mampu melakukan cara meningkatkan motivasi untuk
berhenti menggunakan
c. NAPZA
d. Klien mampu mengontrol kemampuan keinginan menggunakan
NAPZA kembali
e. Klien dapat menyelesaikan masalahnya dengan koping yang
adaptif
f. Klien dapat menerapkan cara hidup yang sehat
g. Klien mematuhi program pengobatan
33
: AY
: 02-02-7788
Tanggal
: 08-03-2016
Data:
AY (20 tahun) mahasiswa salah satu PTS di kota Medan sudah 2 tahun
terakhir ini menggunakan shabu-shabu. Sebelum menggunakan shabu-shabu,
klien mengkonsumsi ectasy. Keluarga sudah 2 kali membawa AY ke panti
rehabilitasi untuk mendapat pengobatan. Biasanya
setelah menjalani
individu
tidak
efektif:
belum
mampu
mengatasi
34
cara
untuk
menghindar
dan
mengontrol
keinginan
cara
menyelesaikan
masalah:
dicurigai/dituduh
: Klien
berjanji
akan
menghindari
teman-temannya
yang
masih
menggunakan NAPZA
O
Tanda tangan:
Nama Perawat:
35
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari penjelasan di atas tadi, kita tahu bahwa seseorang tidak begitu
saja mengalami ketergantungan, melainkan bertahap. Diawali dengan tahap
eksperimental, dimana seseorang coba-coba memakai NAPZA, seperti juga
coba-coba merokok atau minum beralkohol. Motivasi coba-coba ini bisa
macam-macam. Setelah itu, mungkin karena merasakan efek yang
menyenangkan, ia ingin mengulanginya. Apabila hal ini berlangsung lebih
sering, maka ia akan memasuki tahap pembiasaan, dimana penggunaan
NAPZA sudah menjadi kebiasaannya. Selanjutnya adalah tahap kompulsif
yaitu seseorang sudah mengalami ketergantungan dan pemakaiannya sudah
tidak dapat dikendalikan lagi, yang akhirnya dapat mengarah ke overdosis
seperti tadi dibicarakan.
Bagaimana seseorang bisa mulai menjadi pemakai dipengaruhi oleh
faktor-faktor individu maupun faktor lingkungan. Kedua faktor ini
berhubungan sangat erat satu sama lain. Yang termasuk faktor individu, selain
untuk iseng dan coba-coba, antara lain adanya harapan untuk dapat
memperoleh "kenikmatan" dari efek obat yang ada, atau untuk dapat
menghilangkan rasa sakit atau ketidaknyamanan yang dirasakan, baik sakit
yang sifatnya fisik (seperti yang dialami penderita kanker atau penyakit lain)
maupun psikis, seperti misalnya sakit hati karena putus cinta, rapor jelek, atau
dimarahin ortu.
Seringkali
perilaku
kita
dipengaruhi
oleh
pergaulan
maupun
lingkungan tempat tinggal kita. Bagi generasi muda, hal paling berat yang
dirasakan adalah tekanan kelompok sebaya (peer pressure) untuk dapat
diterima/diakui dalam kelompoknya. Biasanya di kalangan remaja, kita suka
ikut apa yang dilakukan oleh temen-temen kita, hanya karena takut dianggap
nggak cool dan nggak gaul. Karena itulah, bergaul rapat dengan para pengedar
dan pemakai NAPZA beresiko tinggi. Selain itu, tempat tinggal dan sekolah
36
terhadap
penyalahgunaan
NAPZA.
Masalah
penyalahguanaan
37
DAFTAR PUSTAKA
Depkes. 2001. Buku Pedoman tentang Masalah Medis yang dapat terjadi di
Tempat Rehabilitasi pada Pasien Ketergantungan NAPZA. Jakarta:
Direktorat Kesehatan Jiwa Masyarakat.
Harboenangin, Bouentje. 1996. Mengenal dan Memahami Masalah Remaja.
Jakarta: Pustaka Antara.
Hawari, Dadang. 1990. Penyalahgunaan Narkotika dan Zat Adiktif. Jakarta: Balai
Penerbit FKUI
Hawari, Dadang. 2009. Penyalahgunaan dan Ketergantungan Napza. Jakarta:
Balai Penerbitan FKUI
Keliat, B.A., Panjaitan, R.U. & Helena, N. 2006. Proses Keperawatan Kesehatan
Jiwa. Jakarta : EGC
Sinaga, J. 2007. Hubungan Faktor Penyalahgunaan NAPZA dengan Pemakaian
NAPZA pada Remaja. Medan: PSIK FK USU.
Stuart dan Sundeen. 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC
Yosep, Iyus. 2007. Keperawatan Jiwa. Bandung: Refika Aditama