Anda di halaman 1dari 29

Poliester

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Poliester adalah suatu kategori polimer yang mengandung gugus


fungsional esterdalam rantai utamanya. Meski terdapat banyak sekali
poliester, istilah "poliester" merupakan sebagai sebuah bahan yang
spesifik lebih sering merujuk padapolietilena tereftalat (PET). Poliester
termasuk zat kimia yang alami, seperti yang kutin dari kulit ari
tumbuhan, maupun zat kimia sintetis seperti polikarbonat dan
polibutirat.
Dapat diproduksi dalam berbagai bentuk seperti lembaran dan bentuk
3 dimensi, poliester sebagai termoplastik bisa berubah bentuk sehabis
dipanaskan. Walau mudah terbakar di suhu tinggi, poliester
cenderung berkerut menjauhi api dan memadamkan diri sendiri saat
terjadi pembakaran. Serat poliester mempunyai kekuatan yang tinggi
dan E-modulus serta penyerapan air yang rendah dan pengerutan
yang minimal bila dibandingkan dengan serat industri yang lain.
Kain poliester tertenun digunakan dalam pakaian konsumen dan
perlengkapan rumah seperti seprei ranjang, penutup tempat tidur, tirai
dan korden. Poliester industri digunakan dalam pengutan ban, tali,
kain buat sabuk mesin pengantar (konveyor), sabuk pengaman, kain
berlapis dan penguatan plastik dengan tingkat penyerapan energi
yang tinggi. Fiber fill dari poliester digunakan pula untuk mengisi
bantal dan selimut penghangat.
Kain dari poliester disebut-sebut terasa tak alami bila dibandingkan
dengan kain tenunan yang sama dari serat alami

(misalnya kapas dalam penggunaan tekstil). Namun kain poliester


memiliki beberapa kelebihan seperti peningkatan ketahanan dari
pengerutan. Akibatnya, serat poliester kadang-kadang dipintal
bersama-sama dengan serat alami untuk menghasilkan baju dengan
sifat-sifat gabungan.

Foto baju dari poliester yang diambil dari dekat

Poliester juga digunakan untuk membuat botol, film, tarpaulin, kano,


tampilan kristal cair, hologram, penyaring, saput (film) dielektrik
untuk kondensator, penyekat saput buat kabel dan pita penyekat.
Poliester kristalin cair merupakan salah satu polimer kristalin cair yang
digunakan industri yang pertama dan digunakan karena sifat mekanis
dan ketahanan terhadap panasnya. Kelebihan itu penting dalam
penggunaannya sebagai segel mampu kikis dalam mesin jet.
Poliester keraspanas (thermosetting) digunakan sebagai
bahan pengecoran, dan resin poliester chemosetting digunakan
sebagai resin pelapis kaca serat dan dempul badan mobil yang non
logam. Poliester tak jenuh yang diperkuat kaca serat banyak
digunakan dalam bagian badan dari kapal pesiar serta mobil.
Poliester digunakan pula secara luas sebagai penghalus (finish) pada
produk kayu berkualitas tinggi seperti gitar, piano, dan bagian dalam

kendaraan / perahu pesiar. Perusahaan Burns London, Rolls-Royce,


dan Sunseeker merupakan segelinter perusahaan yang memakai
poliester untuk memperhalus produk-produk mereka. Sifat-sifat
tiksotropi dari poliester yang bisa dipakai sebagai semprotan
membuatnya ideal untuk digunakan pada kayu gelondongan bijianterbuka, sebab mampu mengisi biji kayu dengan cepat, dengan
ketebalan saput yang terbentuk dengan kuat per lapisan. Poliester
yang diawetkan bisa diampelas dan dipoleskan ke produk akhir.
Sifat-sifat serat poliester[sunting | sunting sumber]

Sifat mekanis[sunting | sunting sumber]

Penyerapan energi plastik yang diperkuat dengan serat kimia (uji


benturan, pelentukan, dan tarik) Investigasi atas persyaratan praktis
untuk mengukur penyerapan energi dari bahan-bahan gabungan
(komposit), dan pengembangan metode yang cocok untuk
melaksanakan pengukuran tersebut. Sejumlah metode uji dinamis
untuk mengukur penyerapan energi dari berbagai lapisan, termasuk
uji benturan pelentukan, uji benturan berulang-ulang, uji benturan
tarikan, dan uji tumbukan pembengkokan. Didiskusikan pula ujian
benturan pada lempengan berlapis. Penekanan khusus ditempatkan
pada studi pada berbagai komposit yang diperkuat dengan sebuah
serat kimia. Tak dapat dimungkiri bahwa ada hubungan antara
penyerapan energi statis yang semu dari berbagai serat dan
penyerapan energi dinamisnya komposit. Komposit berpoliester
komersial dan serat poliamida memiliki penyerapan energi yang
tertinggi, dimana piranti pengujian memiliki efek yang signifikan.

Sifat kimiawi[sunting | sunting sumber]

Poliester tidak diketahui memiliki sifat kimiawi.

ndustri poliester[sunting | sunting sumber]

Dasar-Dasar[sunting | sunting sumber]

Poliester merupakan salah satu polimer sintetis yang terbuat Purified


Terephtalic Acid (PTA) atau dimetil ester dimethyl terephthalate (DMT)
dan Mono Etilena Glikol (MEG). Dengan pangsa pasar sebesar 18%
dari semua bahan plastik yang diproduksi, poliester berada di urutan
ketiga setelah polietilena (33.5%) dan polipropilena (19,5%).
Bahan-bahan mentah utamanya adalah sebagai berikut:

Purified Terephthalic Acid PTA CAS-No.: 100-21-0


Sinonim: 1,4 Dibenzenedicarboxylic acid,
Sum formula; C6H4(COOH)2 , berat mol: 166,13
Dimethylterephthalate DMT- CAS-No: 120-61-6
Sinonim: 1,4 Dibenzenedicarboxylic acid dimethyl ester
Sum formula C6H4(COOCH3)2 , berat mol: 194,19
Mono Etilena Glikol MEG CAS No.: 107-21-1
Sinonim: 1,2 Ethanediol
Sum formula: C2H6O2 , berat mol: 62,07

Lebih banyak informasi mengenai berbagai bahan


mentah poliester bisa ditemukan untuk
PTA [1],DMT [2] dan MEG [3], di laman web INCHEM
"Chemical Safety Information from
Intergovernmental Organizations".
Dibutuhkan katalis untuk menghasilkan sebuah
polimer dengan berat molekul yang tinggi. Katalis
yang paling umum dipakai adalah antimon trioksida
(atau antimon tri asetat):
Antimon trioksida ATO CAS-No.: 1309-644 Sinonim: tak ada, berat mol: 291,51 Sum formula:
Sb2O3
Pada 2008, sekitar 10 000 t Sb2O3 digunakan untuk
memproduksi sekitar 49 Mio t polietilena tereftalat.
Poliester dideskripsikan sebagai berikut:
Polyetilena Tereftalat CAS-No.: 25038-599 Sinonim / singkatan: poliester, PET, PES Sum
Formula: H-[C10H8O4]-n=60-120 OH, berat unit
mol: 192,17
Ada beberapa alasan pentingnya PTA:
Relatif mudah diaksesnya berbagai bahan
mentah PTA atau DMT dan MEG

Proses kimianya sintesis poliester yang mudah


dijelaskan dan sangat mudah dipahami
Rendahnya tingkat toksisitas semua bahan
mentah serta produk sampingan selama produksi
dan pengolahan
PET bisa diproduksi dalam sebuah simpal
(gelung) tertutup pada emisi yang rendah ke
lingkungan
Bisa didaur ulang
Banyaknya varian produk antara dan final yang
terbuat dari poliester
Dalam tabel 1: produksi poliester sedunia untuk
poliester tekstil, resin poliester botol, poliester saput
(film) yang terutama sekali untuk pengepakan dan
poliester khusus buat plastik mesin. Berdasarkan
tabel ini, produksi poliester dunia melebihi 50 juta ton
tiap tahun sebelum tahun 2010.
Tabel 1: Produksi poliester dunia
Pangsa pasar per tahun
Jenis Produk

2002 [Mio t/a]

2008 [Mio

Tekstil -PET

20

39

Resin, Botol/A-PET

16

Film-PET

1.2

1.5

Poliester Spesial

2.5

TOTAL

31.2

49

Produsen bahan mentah[sunting | sunting sumber]

Kebanyakan bahan mentah PTA, DMT, dan MEG


diproduksi perusahaan kimia besar yang kadangkadang diintegrasikan ke penyulingan minyak
mentah dimana p-xilena merupakan bahan dasar
untuk menghasilkan PTA dan elpiji merupakan
bahan dasar memproduksi MEG.
BP, Reliance, Sinopec, SK-Chemicals, Mitsui, dan
Eastman Chemicals merupakan contoh dari sekian
banyak produsen PTA. Produksi MEG ada dalam
genggaman sekitar 10 pemain global yang dipimpin
oleh MEGlobal a JV of DOW dan PIC Kuweit diikuti
oleh Sabic.

Berikut ini adalah nama-nama produsen poliester


terbesar:
Artenius, Advansa, DAK, DuPont, Eastman/Voridian,
Hyosung, Huvis, Indorama, Invista, Jiangsu Hengli
Chemical Fiber, Jiangsu Sanfangxian Industry, M&G
Group, Mitsui, Mitsubishi, NanYa Plastics, Reichhold,
Reliance, Rongsheng, Sabic, Teijin, Toray, Trevira,
Tuntex, Wellman, Yizheng Sinopec, Zhejiang Hengi
Polymerization.
Di China terdapat lebih dari 500 pabrik poliester, tak
heran bila setengah produksi poliester dunia berasal
dari negara tirai bambu itu. Informasi lebih lanjut
mengenai poliester di China bisa ditemukan di situs
China Chemical Fiber Economic Information
Network [4].
Pengolahan poliester[sunting | sunting sumber]

Sesudah tahap pertama produksi polimer dalam fase


leleh, arus produk terbagi menjadi dua bidang
aplikasi yang berbeda yakni aplikasi tekstil dan
aplikasi pengepakan. Dalam tabel 2, terdapat daftar
berbagai penerapan (aplikasi) utama poliester
pengepakan dan tekstil.
Tabel 2: Daftar penerapan poliester pengepakan dan
tekstil

POLIMER BERBASIS-POLIESTER (LELEH atau BUTIRAN


Tekstil

Serat stapel (PSF)

Pengepakan

Botol untuk CSD, Air, Bir,


Deterjen

Filamen POY, DTY, FDY

A-PET Film

Benang teknis dan kawat ban

Thermoforming

Tak tertenun dan spunbond

BO-PET

Mono-filamen

Pembalutan

Singkatan: PSF = Polyester Staple Fiber (Serat


Stapel Poliester); POY = Partially Oriented Yarn
(Benang Berorientasi Parsial); DTY = Draw Textured
Yarn (Benang Tekstur); FDY = Fully Drawn Yarn;
CSD = Carbonated Soft Drink (minuman ringan yang
diisi dengan gas karbon); A-PET = Amorphous
Polyester Film (saput poliester tak berbentuk); BOPET = Biaxial Oriented Polyester Film (saput
poliester berorientasi dwisumbu);

Pangsa pasar kecilnya poliester (<< 1 Million t/a)


digunakan untuk memproduksi plastik teknis dan
pembetsan induk.
Untuk menghasilkan poliester leleh dengan sangat
efisien, beberapa langkah pengolahan beroutput
tinggi seperti serat stapel (50300 t/d per lini
pemintalan) atau POY /FDY (sampai 600 t/d yang
dipisahkan menjadi sekitar 10 mesin pemintalan)
merupakan proses yang semakin horizontal,
terintegrasi, dan langsung. Ini berarti polimer leleh
langsung diubah menjadi filamen atau serat tekstil
tanpa melalui tahap pembutiran. Kita sedang
membahas integrasi horizontal sepenuhnya saat
poliester diproduksi mulai dari minyak mentah atau
berbagai produk penyulingan dalam chain oil ->
benzena -> PX -> PTA -> PET leleh -> serat / filamen
atau bottle-grade resin. Eastman Chemicals adalah
yang pertama kali memperkenalkan ide menutup
rantai dari PX ke resin PET resin dengan apa yang
mereka sebut dengan proses INTEGREX.
Kapasitas tempat produksi yang terintegrasi dan
horizontal seperti itu >1000 t/d dan bisa dengan
mudah mencapai 2500 t/d.
Di samping unit pengolahan besar untuk
memproduksi benang atau serat stapel yang tadi

sudah disebutkan, terdapat sepuluh ribu pabrik


pengolahan yang kecil dan sangat kecil, jadi bisa
diperkirakan bahwa poliester diolah dan didaur-ulang
di lebih dari 10.000 pabrik di seluruh dunia. Ini tanpa
menghitung semua perusahaan yang terlibat dalam
industri supply chain, dimulai dari perekayasaan dan
mesin pengolahan serta di akhiri dengan stabilisator,
warna, dan aditif tambahan.
Sintesis[sunting | sunting sumber]

Sintesis poliester pada umumnya dicapai dengan


reaksi polikondensasi. Rumus umum untuk reaksi
dari sebuah diol dengan sebuah asam dikarboksilat
adalah:
(n+1) R(OH)2 + n R(COOH)2 ---> HO[ROOCR
COO]nROH + 2n H2O
Esterifikasi azeotrop[sunting | sunting sumber]

Dalam metode klasik ini, satu alkohol dan satu asam


alkanoat bereaksi membentuk ester karboksilat.
Untuk menghimpun sebuah polimer, air yang
terbentuk dari reaksi harus terus-menerus
dihilangkan dengan penyulingan azeotrop.
Transesterifikasi beralkohol[sunting | sunting sumber]
O

\\

\\
C - OCH3

OH[Oligomer2]

/
[Oligomer1]

(ester-terminated oligomer + alcohol-

C - O[Oligome
CH3OH
/
[Oligomer1]

(oligomer yang lebih

terminated oligomer)

+ metanol)

Asilasi (metode HCl)[sunting | sunting sumber]

Asam bermula sebagai sebuah asam klorida, dan


dengan begitu polikondensasi meneruskan emisi
(pemancaran) asam klorida (HCl), bukannya air.
Metodi ini bisa dilakukan di dalam larutan atau
sebagai sebuah email.
Metode silil
Dalam varian metode HCl ini, asam alkanoat klorida diubah
dengan trimetil silil eternya komponen alkohol dan hasilnya
adalah trimetil silil klorida.
Polimerisasi pembukaan-cincin[sunting | sunting
sumber]

Poliester alifatik bisa disusun dari lakton pada


kondisi temperatur ruang dan tekanan 1 atm,
dikatalisasikan secara anion,kation,
atau organologam (metalorganik).

Thermosetting (keraspanas)[sunting | sunting sumber]

Pada umumnya resin thermosetting


merupakan kopolimer dari poliester tak jenuh
dengan stirena. Penjenuhan poliester diatur
melalui penggunaan asam
maleat maupun asam fumarat. Dalam
vinilester, penjenuhan terdapat dalam
kelompok alkoholnya poliester. Ikatan
gandanya poliester tak jenuh bereaksi dengan
stirena dan menghasilkan struktur pertautan
silang 3-D. Struktur ini bertindak sebagai
sebuah thermoset. Pembentukan ikatan
pertautan silang dimulai melalui reaksi
eksotermik yang melibatkan sebuah peroksida
organik, seperti metil etil keton peroksida atau
benzoil peroksida.

Serat poliester
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Polyester fiber, adalah serat sintetik yang terbuat dari hasil


polimerisasi etilen glikol dengan asam tereptalat melalui proses
polimerisasi kondensasi. Hasil polimerisasi berupa chip atapun
polimer leleh, yang kemudian di lakukan proses spinning untuk
membentuk fiber. Pembentukan fiber dilakukan dengan temperatur di

atas titik leleh polyester, dengan bantuan gear pump yang


menentukan ukuran fiber yang keluar melalui spinneret. Spinneret
disini akan menentukan cross section atau bentuk dari fiber yang
diinginkan, seperti bulat, segitiga, dan lain-lain. Selanjutnya ribuan
helai serat panjang ini disatukan dan ditarik serta diletakkan di dalam
can. Serat-serat dari bebarapa can kemudian ditarik (draw) bersama
sama sehingga didapatkan serat dengan ketebalan tertentu biasanya
dinyatakan dengan satuan denier. Pada proses peregangan ini
diberikan spin finish oil yang berfungsi mengurangi elektro statik yang
terjadi pada saat serat polyester diproses pada mesin mesin
pemintalan berikutnya. Setelah melalui proses peregangan
selanjutnya masuk ke proses crimping. Kemudian serat tadi dipotong
potong menggunakan rotary cutter dengan panjang sesuai dengan
keperluan, misalnya 38 mm, 44 mm, 51 mm dan lain sebagainya.
pada saat proses pemotongan serat diberikan hembusan agar seratserat yang telah terpotong pendek-pendek dapat terurai satu sama
lain. Serat yang telah selesai dipotong dikemas pada mesin baling
press dengan standar berat sekitar 350 kg per bal. Selain kehalusan
(denier) serat dan panjang serat, kilau (luster) juga merupakan
spesifikasi yang sangat penting, misalnya bright, semi dull atau dull.
Serat poliester merupakan bahan baku bagi pabrik pemintalan
(spinning) yang membuat benang pintal. Di pabrik pemintalan serat
poliester biasanya diproses untuk produk benang pintal poliester
100% atau cempuran dengan serat alam atau serat sintetik lainnya.
Misalnya poliester/katun, polyester/rayon, polyester/rami,
polyester/flax, polyester/acrilik dlsb.

Contoh Karakteristik serat poliester : Kehalusan : 1.3 denier,


Panjang : 38 mm, Kekuatan tarik : 6.6 gram/denier, Mulur : 22%,
Mengkerut : 6.3%, Krimp : 5.2 per Cm, Kandungan oil : 0.15%,
Kandungan air : 0.4%
Hal yang penting untuk mendapatkan perhatian pada proses serat
polyester di pabrik pemintalan adalah timbulnya elektro statis pada
saat serat mengalami gesekan, baik antar serat dengan serat sendiri
dan juga antara serat dengan metal atau karet yang merupakan
bagian mesin yang bergesekan langsung dengan serat yang diproses.
Elektro statik ini berdampak kepada ketidak-lancaran proses
pemintalan seperti terjadinya serat menggulung (lapping) pada rol-rol
yang berputar atau serat menyumbat (choking) pada corong atau
terompet. Untuk mengurangi gejala elektro statik ini biasanya
ditempuh hal-hal sebagai berikut : Pada serat diberikan anti statik atau
spin finish oil, mesin-mesin produksi dibumikan (grounding) dan
mengatur suhu dan kandungan kelembaban udara di ruangan pabrik,
Misalnya suhu 30 derajat Celcius dan kelembaban udara (relative
humidity) 53% di ruangan Ring Spinning.

TEKNOLOGI POLYESTER

Serat Poliester merupakan serat buatan yang


dibuat dengan mereaksikan asam tereftalat
dengan etilena glikol dan proses pembuatannya
dengan pemintalan leleh dimana reaksi dari asam
tereftalat dengan etilena glikol akan dihasilkan chip
serat yang padat berbentuk butiran selanjutnya
akan dilelehkan dan dilakukan proses penarikan
untuk menghasilkan serat tekstil.
Pada industri pemintalan polister yang modern,
bahan baku pemintalan leleh tidak lagi berbahan
baku chip poliester, melainkan dapat berasal dari
monomer atau bahkan senyawa asam tereftalat
dan etilena glikol langsung sebagai bahan baku
monomer, sehingga proses produksi bisa berjalan
lebih singkat dan efisien.
Pembuatan Serat Poliester
Bahan Baku Poliester
1.

Etilena Glycol

a.

Mono Etilena Glycol (M E G ) = HO CH2-OH

b.

Di Etilena Glycol (D E G )

2.

Asam Tereftalat

= HO (CH2)2-OH

a.

Terephtalat Acid (TPA)

b.

Purified Terephtalat Acid (PTA)


(Termasuk pada Asam Karboksilat)

Reaksi Pembuatan poliester


Reaksi pembuatan Poliester termasuk
Reaksi Esterifikasi

Etilena Tereftalat berbentuk Ester

Pada proses pembuatan poliester,reaksi yang


terjadi antara Etilena Glycol dan Purified
Terephtalat Acid adalah rekasi pengesteran
(Esterifikasi) yang menghasilkan etilena tereftalat
(yang merupakan Ester) sebagai monomernya
Monomer yang terbentuk dari esterifikasi akan
dilakukan proses polimerisasi untuk membentuk
polimer, polimer yang dihasilkan adalah Polietilena

Tereftalat (PET) atau lebih dikenal dengan


Poliester.
Esterifikasi Berlangsung dalam :
- Kondisi mendekati vacuum
- Lingkungan Nitrogen (N2)
- Suhu 170 200 o C
1. Esterifikasi
Esterifikasi merupakan tahap
pembentukanmonomer. Proses ini disebut
langsung karena gugus karboksil (-COOH-) dari
asam tereftalat dapat dengan mudah bereaksi
dengan etilena glikol, sehingga tidak memerlukan
katalis/pemercepat rekasi.

Proses esterifikasi diawali dengan pemompaan


larutan homogen yang mengandung asam
tereftalat murni, etilena glikol, kobalt asetat, asam
fosfit, diantimontrioksida, dan titaniumoksida ke
dalam reaktor. Proses ini berlangsung selama

kurang lebih 45 menit pada reaktor bersuhu


proses 10-20OC. Dalam proses ini akan dihasilkan
produk sampingan berupa air yang dapat
menghambat kesetimbangan reaksi da
menghambat hasil, untuk itu air perlu dihilangkan
dari proses dengan dipompa agar dihasilkan berat
molekul monomer yang besar, selain itu juga
jumlah pereaksi (etilena glikol) yang ditambahkan
harus berlebih 10-20% karena etilena glikol akan
mengalami banyak kehilangan akibat destilasi
kontinyu selama tahap reaksi.

Proses ini berkahir ketika seluruh air sebagai


produk samping dapat di destilasi seluruhnya dan
produk reaksi berupa BHET (bishidroksi etlena
tereftalat) yang kemudian akan dipindahkan ke
dalam reaktor polikondensasi bersuhu 260OC
dengan cara didorong menggunakan tekanan gas
nitrogen 2,3 kg/cm3 melalui suatu filter untuk
menyaring kotoran. Selain air, hasil samping yang
harus dihindari adalah terbentuknya asetaldehida
yang terbentuk akibat terdegradasi suhu yang
tinggi, akibatnya akan berpengaruh pada sifat
akhir polimer poliester yang terbentuk.

2. Polikondensasi

Polikondensasi merupakan proses penggabungan


monomer-monomer membentuk suatu polimer.
Panjang rantai polimer yang terbentuk dari reaksi
ini dinyatakan dalam derajat polimerisasi yang
sangat dipengaruhi oleh suhu dan lama reaksi
melalui putaran pengadukan yang dilakukan
secara bertahap. Dalam proses ini dapat juga
terjadi kerusakan rantai polimer yang sudah
terbentuk yang diakibatkan oleh adanya Oksigen,
yang berasal dari dalam maupun dari luar reaktor
walaupun jumlahnya sangat sedikit karena
terjadinya kerusakan rantai akan menjadi besar
sebab ini terjadi pada waktu proses reaksi
penggabungan monomer

Sifat Poliester atau Polietilenatereftalat yang


terbentuk dari hasil reaksi polimerisasi
dipengaruhi oleh jumlah gugus penghubung pada

rantai. Misalkan, adanya senyawa dietilenaglikol


(DEG) pada rantai polimer akan meningkatkan
daya serap serat terhadap zat warna tetapi jika
terlalu banyak maka akan menurunkan kekuatan
tarik dan menurunkan ketahanan suhu dari serat.
Disamping DEG yang dapat mempengaruhi sifat
serat adalah adanya gugus ujung asam
(karboksil) yang terbentuk pada proses
polimerisasi, keberadaan gugus asam yang terlalu
banyak mengindikasikan bahwa proses reaksi
polimerisasi belum sempurna atau terjadi
kerusakan rantai polimer akibat fotooksidasi oleh
panas atau oksigen sehingga terjadi pemutusan
rantai polietilenatereftalat (PET) sehingga
kekuatan serat yang terbentuk menurun.

Teknologi Polyester
Pembuatan Serat Poliester
Tahun 1941, Whinfield dan Dickson dari Calico Printers Association di
Inggeris berhasil menyusun polimer dengan titik leleh yang tinggi dengan
menggunakan komponen aromatik. Sebelumnya Carothers pernah mempelajari
serat dari polimerisasi kondensasi ini,namun titik lelehnya terlalu rendah sebagai
bahan mentah untuk serat buatan.
Tahun 1944 atas kerjasama dengan I.C.I telah dihasilkan Terylene yang
merupakan serat poliester pertama. Tahun 1954,telah dicapai hasil serat tersebut
secara komersil.

Pembuatan Serat Poliester


Bahan Baku Poliester
1.

Etilena Glycol

a.

Mono Etilena Glycol (M E G ) = HO CH2-OH

b.

Di Etilena Glycol (D E G ) = HO (CH2)2-OH

2.

Asam Tereftalat

a.

Terephtalat Acid (TPA)

b.

Purified Terephtalat Acid (PTA)


(Termasuk pada Asam Karboksilat)

Reaksi Pembuatan poliester


Reaksi pembuatan Poliester termsuk Reaksi Esterifikasi

Etilena Tereftalat berbentuk Ester, Seperti gambar dibawah ini:


:

Pada proses pembuatan poliester,reaksi yang terjadi antara Etilena Glycol


dan Purified Terephtalat Acid adalah rekasi pengesteran (Esterifikasi) yang
menghasilkan etilena tereftalat (yang merupakan Ester) sebagai monomernya
Monomer yang terbentuk dari esterifikasi akan dilakukan proses polimerisasi
untuk membentuk polimer, polimer yang dihasilkan adalah Polietilena Tereftalat
(PET) atau lebih dikenal dengan Poliester.

Esterifikasi Berlangsung dalam :


-

Kondisi mendekati vacuum

Lingkungan Nitrogen (N2)

Suhu 170 200 o C

Poliester
http://pranantagiat.blogspot.co.id/2012/05/po
liester.html

Poliester adalah suatu kategori polimer yang mengandung gugus fungsional ester dalam rantai
utamanya. Meski terdapat banyak sekali poliester, istilah "poliester" merupakan sebagai sebuah
bahan yang spesifik lebih sering merujuk pada polietilena tereftalat (PET). Poliester termasuk zat
kimia yang alami, seperti yang kutin dari kulit ari tumbuhan, maupun zat kimia sintetis seperti
polikarbonat dan polibutirat.
Dapat diproduksi dalam berbagai bentuk seperti lembaran dan bentuk 3 dimensi, poliester
sebagai termoplastik bisa berubah bentuk sehabis dipanaskan. Walau mudah terbakar di suhu
tinggi, poliester cenderung berkerut menjauhi api dan memadamkan diri sendiri saat terjadi
pembakaran. Serat poliester mempunyai kekuatan yang tinggi dan E-modulus serta penyerapan
air yang rendah dan pengerutan yang minimal bila dibandingkan dengan serat industri yang lain.
Kain poliester tertenun digunakan dalam pakaian konsumen dan perlengkapan rumah seperti
seprei ranjang, penutup tempat tidur, tirai dan korden. Poliester industri digunakan dalam
pengutan ban, tali, kain buat sabuk mesin pengantar (konveyor), sabuk pengaman, kain berlapis
dan penguatan plastik dengan tingkat penyerapan energi yang tinggi. Fiber fill dari poliester
digunakan pula untuk mengisi bantal dan selimut penghangat.
Kain dari poliester disebut-sebut terasa tak alami bila dibandingkan dengan kain tenunan yang
sama dari serat alami (misalnya kapas dalam penggunaan tekstil). Namun kain poliester memiliki
beberapa kelebihan seperti peningkatan ketahanan dari pengerutan. Akibatnya, serat poliester
kadang-kadang dipintal bersama-sama dengan serat alami untuk menghasilkan baju dengan sifatsifat gabungan.
Poliester juga digunakan untuk membuat botol, film, tarpaulin, kano, tampilan kristal cair,
hologram, penyaring, saput (film) dielektrik untuk kondensator, penyekat saput buat kabel dan
pita penyekat.
Poliester kristalin cair merupakan salah satu polimer kristalin cair yang digunakan industri yang
pertama dan digunakan karena sifat mekanis dan ketahanan terhadap panasnya. Kelebihan itu
penting dalam penggunaannya sebagai segel mampu kikis dalam mesin jet.
Poliester keraspanas (thermosetting) digunakan sebagai bahan pengecoran, dan resin poliester
chemosetting digunakan sebagai resin pelapis kaca serat dan dempul badan mobil yang non
logam. Poliester tak jenuh yang diperkuat kaca serat banyak digunakan dalam bagian badan dari
kapal pesiar serta mobil.
Poliester digunakan pula secara luas sebagai penghalus (finish) pada produk kayu berkualitas
tinggi seperti gitar, piano, dan bagian dalam kendaraan / perahu pesiar. Perusahaan Burns
London, Rolls-Royce, dan Sunseeker merupakan segelinter perusahaan yang memakai poliester
untuk memperhalus produk-produk mereka. Sifat-sifat tiksotropi dari poliester yang bisa dipakai
sebagai semprotan membuatnya ideal untuk digunakan pada kayu gelondongan bijian-terbuka,
sebab mampu mengisi biji kayu dengan cepat, dengan ketebalan saput yang terbentuk dengan
kuat per lapisan. Poliester yang diawetkan bisa diampelas dan dipoleskan ke produk akhir.

Sintesis
Sintesis poliester pada umumnya dicapai dengan reaksi polikondensasi. Rumus umum untuk
reaksi dari sebuah diol dengan sebuah asam dikarboksilat adalah:
(n+1) R(OH)2 + n R(COOH)2 ---> HO[ROOCRCOO]nROH + 2n

Esterifikasi azeotrop

H2O

Dalam metode klasik ini, satu alkohol dan satu asam alkanoat bereaksi membentuk ester
karboksilat. Untuk menghimpun sebuah polimer, air yang terbentuk dari reaksi harus terusmenerus dihilangkan dengan penyulingan azeotrop

Transesterifikasi beralkohol
O
\\
C - OCH3
/
[Oligomer1]

OH[Oligomer2]

(ester-terminated oligomer + alcohol-terminated


oligomer)

O
\\
C - O[Oligomer2]
+CH3OH

/
[Oligomer1]

(oligomer yang lebih besar + metanol)

Asilasi (metode HCl)


Asam bermula sebagai sebuah asam klorida, dan dengan begitu polikondensasi meneruskan
emisi (pemancaran) asam klorida (HCl), bukannya air. Metodi ini bisa dilakukan di dalam
larutan atau sebagai sebuah email.
Metode silil
Dalam varian metode HCl ini, asam alkanoat klorida diubah dengan trimetil silil eternya
komponen alkohol dan hasilnya adalah trimetil silil klorida.

Polimerisasi pembukaan-cincin
Poliester alifatik bisa disusun dari lakton pada kondisi temperatur ruang dan tekanan 1 atm,
dikatalisasikan secara anion, kation, atau organologam (metalorganik).
http://id.wikipedia.org/wiki/Poliester

Poliester
Ditulis oleh Jim Clark pada 07-11-2007
Halaman ini menjelaskan tentang pembentukan, struktur dan kegunaan sebuah poliester umum
yang terkadang disebut Terylen jika digunakan sebagai sebuah serat, atau disebut PET jika
digunakan dalam, misalnya, botol minuman plastik.

Poli(etilen tereftalat)
Pengertian poliester
Poliester adalah sebuah polimer (sebuah rantai dari unit yang berulang-ulang) dimana masingmasing unit dihubungkan oleh sebuah sambungan ester.

Diagram di atas menunjukkan sebuah rantai polimer yang sangat kecil dan kelihatan sedikit
rumit. Tetapi tidak terlalu sulit untuk menuliskan strukturnya menggambarkan strukturnya akan
lebih mudah ketimbang mencoba untuk mengingatnya. Berikut anda akan melihat bagaimana
melakukannya dalam sesaat.

Nama lazim dari poliester umum ini adalah poli(etilen tereftalat). Nama sehari-harinya
tergantung pada apakah digunakan sebagai serat atau sebagai material untuk membuat produk
seperti botol untuk minuman ringan.
Jika digunakan sebagai serat untuk membuat kain, biasanya sering hanya disebut poliester.
Terkadang juga dikenal dengan nama perdagangannya seperti Terilen.
Jika digunakan untuk membuat botol, misalnya, biasanya disebut PET.
Pembuatan poliester sebagai sebuah contoh polimerisasi kondensasi
Pada polimerisasi kondensasi, jika monomer-monomer bergabung bersama, ada sebuah molekul
kecil yang hilang. Ini berbeda dengan polimerisasi adisi yang menghasilkan polimer seperti
poli(eten) dimana pada proses ini tidak ada yang hilang ketika monomer-monomer bergabung
bersama.
Sebuah poliester dibuat dengan sebuah reaksi yang melibatkan sebuah asam dengan dua gugus
-COOH, dan sebuah alkohol dengan dua gugus -OH.
Pada poliester umum yang digambarkan di atas terdapat:
Asam benzen-1,4-dikarboksilat (nama lama: asam tereftalat).
Alkohol yaitu etana-1,2-diol (nama lama: etilen glikol).
Sekarang bayangkan kita menyusun senyawa-senyawa ini secara bergantian dan membuat ester
dimana masing-masing gugus asam dan masing-masing gugus alkohol, kehilangan satu molekul
air setiap kali sebuah sambungan ester terbentuk.

Hasilnya adalah rantai seperti ditunjukkan di atas (walaupun kali ini dituliskan tanpa
memisahkan ikatan rangkap C=O namun anda bisa menuliskannya sesuai selera anda).

Pada tahap polimerisasi, ester sederhana ini dipanaskan pada suhu sekitar 260C dan pada
tekanan rendah. Dalam hal ini diperlukan sebuah katalis ada beberapa kemungkinan termasuk
senyawa-senyawa antimoni seperti antimoni(III) oksida.

Poliester terbentuk dan setengah dari etana-1,2-diol diperbaharui. Ini selanjutnya dilepaskan dan
disiklus ulang.

Hidrolisis poliester
Ester-ester sederhana mudah dihidrolisis melalui reaksi dengan asam atau basa encer.
Poliester diserang dengan mudah oleh basa, tetapi jauh lebih lambat oleh asam encer. Hidrolisis
dengan air saja sangat lambat sehingga hampir tidak diperhitungkan. (Poliester tidak akan terurai
menjadi bagian-bagian kecil jika terkena air hujan)
Jika anda menumpahkan basa encer pada sebuah kain yang terbuat dari poliester, maka
sambungan-sambungan esternya akan putus. Etana-1,2-diol terbentuk bersama dengan garam
asam karboksilat.
Karena dihasilkan molekul-molekul kecil dan bukan polimer asli, maka serat-serat kain tersebut
akan hancur, dan terbentuk sebuah lubang pada kain.
Sebagai contoh, jika anda mereaksikan poliester dengan larutan natrium hidroksida, reaksi yang
terjadi adalah sebagai berikut:

http://www.chem-istry.org/materi_kimia/sifat_senyawa_organik/ester1/poliester/
MASALAH:
1. Kenapa polyester cenderung berkerut menjauhi api dan dapat
memadamkan dirinya sendiri saat terjadi pembakaran???
2. Kenapa pada polimer kondensasi ,jika monomer-monomer
bergabung bersama ,ada sebuah molekul yang hilang sedangkan
polimer adisi tidak???
3. Polyester diserang mudah oleh basa, tetapi jauh lebih lambat
oleh asam encer.KENAPA???

Anda mungkin juga menyukai