Oleh kelompok 5 :
Fristhina Maharani
131411123009
M. Ibnu Hasan
131411123016
Anis Ernawati
131411123026
131411123046
131411123055
131411123077
morbiditas dan mortalitas utama pada negara yang belum dan sedang
terkena, tetapi tulang yang mempunyai fungsi untuk menahan beban (weight bearing)
dan mmunyai pergerakan yang cukup besar (mobile) lebih sering terkena
dibandingkan dengan bagian yang lain. Dari seluruh kasus tersebut tulang belakang
merupakan tempat yang paling sering terkena tuberkulosa tulang, diikuti kemudian
oleh tulang panggul, lutut, dan tulang-tulang lain di kaki, sedangkan tulang di lengan
dan tangan jarang terkena. Area torakolumbal terutama torakal bagian bawah
(umumnya T10) dan lumbal bagian atas merupakan tempat yang paling sering terlibat
karena pada area ini pergerakan dan tekanan dari weight bearing mecapai maksimum,
lalu diikuti dengan area servikal dan sakral.
Defisit neurologis muncul pada 10-47% kasus pasien dengan spondilitis
tuberkulosa. Di negara yang sedang berkembang penyakit ini merupakan penyebab
paling sering untuk kondisi paraplegia nontraumatik. Paraplegia terjadi lebih tinggi
pada orang dewasa dibandingkan dengan anak-anak. Hal ini berhubungan dengan
insidensi usia terjadinya infeksi tuberkulosa pada tulang belakang, kecuali pada
decade pertama (paraplegia jarang ditemukan di usia muda).
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan umum
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
Spondilitis tuberkulosa merupakan infeksi sekunder dari ekstraspinal.
Tuberkulosa pada tulang belakang ini dapat terjadi karena penyebaran hematogen
atau penyebaran langsung nodus limfatikus para aorta atau melalui jalur limfatik ke
tulang dari fokus tuberkulosa yang sudah ada sebelumnya di luar tulang belakang.
belakangnya dalam posisi ekstensi teruama pada keadaan yang akut atau fase
aktif. Pemberian gips ini ditunjukkan untuk mencegah pergerakan dan
mengurangi kompresi dan deformitas lebih lanjut. Istirahat di tempat tidur
dapat berlangsung 3-4 minggu sehingga dicapai keadaa yang tenang dengan
melihat tanda-tanda klinis, radiologis, dan laboratorium. Secara klinis
ditemukan berkurangnya rasa nyeri, hilangnya spasme otot paravertebral,
nafsu makan dan berat badan meningkat, serta suhu tubuh normal. Hasil
laboratorium menunjukkan penurunan laju endap darah dan tes Mantoux
umumnya
<10
mm.
pada
pemeriksaan
radiologis
tidak
dijumpai
posisi
fleksi,
hilangnya
sensibilitas
secara
lengkap,
atau
Infeksi piogenik
Ingeksi enterik
Tumor/ penyakit keganasan
Schuermanns disease
Myeloma multiple
Kandidiasis
Artritis septik
Abses korda spina
Tuberkulosis
2.9 Prognosis
Kuman tuberkulosa
Prognosis pada pasien dengan sponditis tuberkulosa sangat bergantung pada
usia dan kondisi kesehatan umum pasien, derajat berat, dan durasi defisit neurologis,
Contaminated food
AirBorne
Droplet
serta terapi yang diberikan.
2.10 WOC
Human Body
Respiratory System Gastrointestine System
Primary Infection
Alveoli
Secondary Infection
Primary Infection
Inflamasi
Tuberkel
Ghon
Destruksi dan penjalaran vertebra berdekatan
10
Invasi ke Vertebra
Servikalis
Perubahan struktur
Vertebra
Servikalis
Kompresi Diskus
dan radiks saraf di
sisinya
Prosedure
decompresi dan
stabilisasi
Port de entree
MK : Resiko
tinggi Infeksi
Spasme otot
Kekakuan leher
Pembentukan abses
faringeal
Nyeri tenggorokan
dan gangguan
menelan
MK : Nyeri
Kronis
MK : Hambatan
mobilitas Fisik
MK :
Ketidakseimbangan
nutrrisi kurang dari
kebutuhan
11
Invasi ke Vertebra
Thorakolumbalis
Destruksi vertebra
berdekatan
Kifosis Thorakal
Kompresi diskus
dan medula spinalis
Penurunan Ekspansi
Pernapasan dan batuk
Akumulasi sekret
jalan nafas
MK : Gangguan
eliminasi urine dan
alvi
MK : Bersihan
Jalan nafas tidak
efektif
Tindakan
dekompresi,
stabilisasi
Pembentukan abses
paravertebral, lumbal,
femur
MK : Nyeri
kronis
MK :
Perubahan
gambaran diri
MK : Nyeri kronis,
nyeri punggung
Mk : Resiko tinggi
trauma
Mk :
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan
Paraplegia
Ansietas Pre-operasi
Port de entree luka
bedah
MK : Resti Infeksi
Mk : Hambatan
mobilitas fisik
Penekanan lokal
jaringan lunak
Mk : Resiko tinggi
12
kerusakan
Dekubitus
integritas
jaringan
kulit
13
14
15
DIAGNOSA
KRITERIA HASIL
INTERVENSI KEPERAWATAN
KEPERAWATAN
(NOC)
Nyeri
yang Kriteria hasil yang
(NIC)
Manajemen Nyeri :
berhubungan
1. Lakukan pengkajian
diharapkan :
Klien dapat
biologis; kompresi
mengenali durasi
radiks
nyeri
Klien dapat
menjelaskan
servikal,
saraf
spasme
otot servikal
(00132)
faktor penyebab
Klien dapat
melakukan
tindakan
pencegahan
Klien dapat
melakukan
tindakan
mengurangi nyeri
non-analgesik
Klien dapat
melaporkan gejala
nyeri pada tenaga
medis
ketidaknyamanan, khususnya
pada mereka yang tidak dapat
berkomunikasi secara efektif
3. Kurangi atau hilangkan faktor
yang dapat mencetus atau
meningkatkan pengalaman nyeri
4. Ajarkan prinsip manajemen nyeri
5. Ajarkan penggunaan teknik
nonfarmakologis (contoh:
hipnosis, terapi aktivitas, terapi
musik, acupressure, terapi
bermain) sebelum, sesudah, dan
bila mungkin selama aktivitas
terasa nyeri, sebelum terjadi nyeri
atau peningkatan, dan disertai
tindakan pereda nyeri lainnya.
16
Resiko
dapat mengiritasi.
tinggi Kriteria hasil yang Madarnajemen Tekanan :
trauma
berhubungan
dengan perubahan
sensasi; kompresi
diskus
dan
kompresi
saraf
radiks
Proliferasi sel
Formasi callus
Osifikasi,
konsolidasi,
remodelling
membatasi gerakan
2. Tempatkan
dengan
benar
kasur/matras terapeutik
3. Tempatkan pada bantalan busa
polyurethane
4. Tahan
dari
tekanan
yang
17
(00038)
Sirkulasi
lengkap
Pengembalian
perifer
fungsi tulang
terkena penyakit
5. Berikan usapan punggung/leher
dengan tepat
6. Tinggikan
ekstremitas
cidera
7. Gerakkan
klien
yang
imobilisasi
perbedaan
tajam atau
Hambatan
mobilisasi
yang berhubungan
Klien mampu
dengan
tidak
mengatur
pesan
keseimbangan
Klien mampu
adekuatnya
pengiriman
kontrol
motorik
berkoordinasi
Klien mampu
faktor
mempengaruhi jatuh
3. Instruksikan klien
yang
mengenai
18
sekunder
akibat
menggerakkan
kompresi
radiks
otot
Klien mampu
menjaga
saraf servikal
(00085)
keseimbangan
Latihan Terapi Pergerakan Sendi:
sendi
Klien mampu
1. Identifikasi
tubuh
Klien mampu
bergerak dengan
memperbaiki
menggerakan
memposisikan
dan
mudah
Klien mampu
berjalan
batasan
dari
mengembangkan
melakukan
sebuah
dan
program
latihan
3. Identifikasi tingkat motivasi klien
untuk
menjaga
dan
Ketidakseimbanga
pelaksanaan
latihan
tubuh berhubungan :
dengan
asupan Jumlah
makanan
kemampuan
untuk
memenuhi
kebutuhan nutrisi
2. Identifikasi alergi dan intoleran
Jumlah
makanan
akibat
nyeri
4. Bantu klien dalam menentukan
yang dimasukkan
tenggorokan dan
piramida
makanan
lebih
nutrisi
tidak
gangguan menelan
yang
melalui saluran
disesuaikan dengan
kebutuhan
19
(00002)
per
klien
5. Tentukan jumlah kalori dan tipe
cairan
obat
terlebih
dahulu
sebelum makan
10. Pastikan makanan tersaji dalam
keadaan menarik dan dalam
suhu yang paling sesuai untuk
dikonsumsi
11. Anjurkan
keluarga
untuk
yang
mengandung
20
Resiko
penulisan
untuk
menentukan diet
Perlindungan infeksi :
infeksi
diharapkan :
berhubungan
Tidak terdapat
nyeri
Tidak terdapat
dengan
bedah
(00004)
port
de
demam
Kultur darah
normal
Tidak ditemukan
peningkatan
leukosit
Tidak ditemukan
malaise
untuk
membran
kemerahan,
untuk
mobilitas
dan
21
10. Jangan
memberikan
antibiotik
dan
keluarga
dan
keluarga
22
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN
Kasus :
Tn. S usia 46 tahun jatuh dalam posisi terduduk dari atap rumah setinggi 3 meter.
Kemudian dirawat di RSUD Dr. Soetomo Surabaya dengan keluhan nyeri pada
tulang punggung, kedua ekstremitas bawah susah digerakkan/lemah, tidak bisa
duduk, BAK dalam batas normal. Klien didiagnosa dengan penyakit spondilitis
tuberculosa. Klien pernah dioperasi pada tulang belakang 1.5 tahun yang lalu dengan
keluhan yang sama. Hasil pemeriksaan radiologi pada tulang punggung belakang
klien terjadi penyempitan diskus intervertebralis yang berada di antara korpus dan
mungkin ditemukan adanya massa abses paravertebral. Klien mempunyai riwayat
merokok. Keaadaan umum klien TD:100/70 mmHg, T: 36.7oC, P: 80 x/i, RR: 20x/i dan
kesadaran compos mentis.
3.1 Identitas Klien
Nama
: Tn. S
Jenis Kelamin : Laki - laki
Alamat
: Jl. Pagesangan No. 51 Surabaya
Usia
: 46 tahun
Pekerjaan
: Karyawan swasta
Diagnosa
: Spondilitis TB
3.2 Pengkajian
Keluhan utama : klien mengeluh nyeri pada tulang punggung
23
Surabaya
Riwayat penyakit dahulu : Klien mengatakan pernah dioperasi pada tulang
belakang 1,5 tahun yang lalu dengan keluhan yang sama dan memiliki riwayat
merokok.
Riwayat terapi : klien mengatakan mengkonsumsi obat penghilang rasa sakit
Riwayat alergi : klien mengatakan tidak memiliki alergi
Riwayat pembedahan : klien mengatakan pernah operasi pada tulang belakang
Pengkajian ROS (Review of System)
B1 (Breathing)
Tidak ditemukan pernafasan cuping hidung, tidak ditemukan retraksi dada,
pergerakan dada simetris, RR : 20 x/menit
B2 (Blood)
TD : 100/70 mmHg, N: 80x/m, CRT < 2 detik, akral hangat, mukosa bibir
kering, konjungtiva anemis, sklera anikterik.
B3 (Brain)
Kesadaran compos mentis, t
B4 (Bladder)
BAK 3x/hari, volume urin 1500cc/24 jam
B5 (Bowel)
BAB 1x/hari, konsistensi padat, tidak ada hemoroid
B6 (Bone)
Look : Hasil pemeriksaan radiologi pada tulang punggung belakang klien
terjadi penyempitan diskus intervertebralis yang berada di antara korpus dan
mungkin ditemukan adanya massa abses paravertebral
Feel : Nyeri di daerah punggung
Move : Kedua ekstremitas bawah susah digerakkan/lemah, kllien tidak bisa
duduk
24
DIAGNOSA
KRITERIA HASIL
INTERVENSI KEPERAWATAN
KEPERAWATAN
(NOC)
Nyeri
yang Kriteria hasil yang
(NIC)
Manajemen Nyeri :
berhubungan
9. Lakukan pengkajian
diharapkan :
Klien dapat
biologis; kompresi
mengenali durasi
radiks
nyeri
Klien dapat
otot servikal
menjelaskan
(00132)
faktor penyebab
Klien dapat
servikal,
saraf
spasme
melakukan
tindakan
pencegahan
Klien dapat
melakukan
tindakan
mengurangi nyeri
non-analgesik
Klien dapat
melaporkan gejala
nyeri pada tenaga
medis
ketidaknyamanan, khususnya
pada mereka yang tidak dapat
berkomunikasi secara efektif
11. Kurangi atau hilangkan faktor
yang dapat mencetus atau
meningkatkan pengalaman nyeri
12. Ajarkan prinsip manajemen nyeri
13. Ajarkan penggunaan teknik
nonfarmakologis (contoh:
hipnosis, terapi aktivitas, terapi
musik, acupressure, terapi
bermain) sebelum, sesudah, dan
bila mungkin selama aktivitas
terasa nyeri, sebelum terjadi nyeri
25
Resiko
dapat mengiritasi.
tinggi Kriteria hasil yang Madarnajemen Tekanan :
trauma
berhubungan
dengan perubahan
sensasi; kompresi
diskus
dan
Proliferasi sel
Formasi callus
Osifikasi,
konsolidasi,
membatasi gerakan
14. Tempatkan
dengan
benar
kasur/matras terapeutik
15. Tempatkan pada bantalan busa
polyurethane
26
kompresi
radiks
saraf
(00038)
remodelling
16. Tahan
dari
tekanan
yang
Sirkulasi perifer
mengarah pada bagian tubuh yang
lengkap
terkena penyakit
Pengembalian
17. Berikan usapan punggung/leher
fungsi tulang
dengan tepat
18. Tinggikan
ekstremitas
cidera
19. Gerakkan
klien
yang
imobilisasi
perbedaan
tajam atau
Hambatan
mobilisasi
yang berhubungan
Klien mampu
dengan
mengatur
adekuatnya
tidak
keseimbangan
27
pesan
pengiriman
kontrol
motorik
Klien mampu
mengungkapkan
faktor
mempengaruhi jatuh
6. Instruksikan klien
yang
sekunder
akibat
berkoordinasi
Klien mampu
kompresi
radiks
menggerakkan
otot
Klien mampu
menjaga
saraf servikal
(00085)
keseimbangan
Latihan Terapi Pergerakan Sendi:
sendi
Klien mampu
7. Identifikasi
tubuh
Klien mampu
bergerak dengan
memperbaiki
menggerakan
memposisikan
dan
mengenai
mudah
Klien mampu
berjalan
batasan
dari
mengembangkan
melakukan
sebuah
dan
program
latihan
9. Identifikasi tingkat motivasi klien
untuk
menjaga
dan
pelaksanaan
latihan
28
DAFTAR PUSTAKA
Helmi, Zairin Noor. 2012. Buku Ajar Gangguan Muskuloskeletal. Jakarta : Salemba
Medika
29