PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Seorang
calon
perawat
professional
harus
memahami
dan
bisa
B.
Tujuan Pembahasan
Tujuan Umum
Dalam pembahasan makalah ini, bertujuan untuk membantu mengambil
keputusan dalam menyelesaikan masalah etik dengan kasus dilema aborsi pada
Ny. D yang tepat sesuai dengan prinsip dan nilai etik keperawatan.
Tujuan Khusus
C.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A.
Definisi Aborsi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Aborsi adalah tindakan
untuk menggugurkan kandungan yang dilakukan dengan sengaja karena suatu alas
an dan bertentangan dengan undang-undang yang berlaku. Aborsi adalah tindakan
legal yang dilaksanakan dengan sepengetahuan pihak yang berwenang.
Dalam dunia kedokteran aborsi berarti pengeluaran hasil konsepsi
(pertemuan sel telur dan sel sperma) sebelum janin dapat hidup diluar kandungan
atau kehamilan yang berhenti sebelum usia kehamilan 20 minggu yang
mengakibatkan kematian janin. Apabila janin lahir selamat sebelum 38 minggu
namun setelah 20 minggu, disebut kelahiran prematur.
Pada UU kesehatan, pengertian aborsi dibahas secara tersirat pada pasal 75
UU Kesehatan Nomor 23/2009 disebutkan bahwa dalam keadaan darurat sebagai
upaya untuk menyelamatkan jiwa ibu hamil atau janinnya, dapat dilakukan
tindakan medis tertentu. Maksud dari tindakan medis tertentu, yaitu aborsi.
B.
Macam Aborsi
Abortus Provokatus
Jenis abortus yang sengaja dibuat atau dilakukan, yakni dengan cara
menghentikan kehamilan sebelum janin dapat hidup diluar tubuh ibu atau kirakira sebelum berat janin mencapai setengah kilogram. Abortus provakatus dibagi
menjadi 2 jenis:
a.
b.
C.
Faktor fetal
Penyebab yang sering terjadi yaitu abnormalitas kromosom pada janin.
Abortus terjadi karena faktor genetik. Hal ini karena ditemukannya
kromosom trisomi dengan trisomi 16. Pada trimester pertama merupakan
anomali kromosom dengan
Faktor maternal
a.
memiliki
kemungkinan
paling
besar
menjadi
predisposisi abortus.
Pasal 229
1. Barang siapa dengan sengaja mengobati seorang wanita atau
menyuruhnya supaya diobati, dengan diberitahukan atau ditimbulkan
harapan, bahwa karena pengobatan itu hamilnya dapat digugurkan,
diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun atau denda
paling banyak tiga juta rupiah.
2. Jika yang bersalah, berbuat demikian untuk mencari keuntungan, atau
menjadikan perbuatan tersebut sebagai pencarian atau kebiasaan, atau
jika dia seorang tabib, bidan atau juru obat, pidananya dapat ditambah
sepertiga.
3. Jika yang bersalah, melakukan kejahatan tersebut, dalam menjalani
pencarian maka dapat dicabut haknya untuk melakukan pencarian itu.
Pasal 314
Seorang ibu yang karena takut akan ketahuan akan melahirkan anak,
pada saat anak dilahirkan atau tidak lama kemudian, dengan sengaja
merampas nyawa anaknya, diancam, karena membunuh anak sendiri dengan
pidana penjara paling lama tujuh tahun.
Pasal 342
Seorang ibu yang, untuk melaksanakan niat yang ditentukan karena takut
akan ketahuan bahwa akan melahirkan anak, pada saat anak dilahirkan atau
Pasal 343
Kejahatan yang diterangkan dalam pasal 341 dan 342 dipandang, bagi
orang lain yang turut serta melakukan, sebagai pembunuhan atau
pembunuhan dengan rencana.
Pasal 346
Seorang
wanita
yang
sengaja
menggugurkan
atau
mematikan
kandungannya atau menyuruh orang lain untuk itu, diancam dengan pidana
penjara paling lama empat tahun.
-
pidana 7 tahun.
Pasal 349 KUHP :
Apabila tindakan pengguguran kandungan sesuai pasal 346. 347 dan
348 dilakukan oleh dokter, bidan atau juru obat maka pidananya diperberat
dengan ditambah 1/3 dan dapat dicabut hak profesinya
pengharapan,
bahwa
oleh
karena
itu
dapat
gugur
Pengecualian :
1. Berdasarkan Indikasi medis
2. Akibat perkosaan
E. Hukum Aborsi oleh institusi
Selain itu jika ditinjau dari segi agama (Islam), maka akan ditemukan
hukum-hukumnya beserta keringanannya sebagai berikut :
Menurut Haiah Kibarul Ulama (Komite Ulama-Ulama Besar) telah
menetapka 4 ketetapan fatwa terkait praktek aborsi yang banyak dilakukan pada
zaman ini (ketetapan no 140, tanggal 20/06/1407), berikut poin-poin tersebut:
1.
2.
kecuali dengan sebab yang syarI, dan dalam lingkup yang sangat sempit.
Jika kehamilan pada fase pertama yaitu umur 40 hari- dan alasan
menggugurkannya karena takut kerepotan dalam mengasuh anak, atau takut
tidak mampu membiayai kehidupan mereka dan pendidikan mereka, atau
takut akan masa depan mereka, atau dia merasa cukup dengan anak yang
3.
4.
bahaya tersebut.
Setelah masuk fase ketiga dan setelah lengkap umur janin 4 bulan
kehamilan, tidak diperbolehkan untuk menggugurkannya sampai ada
ketetapan dari komite dokter dari dokter-dokter spesialis yang berkompeten
dan dipercaya bahwa tinggalnya janin dalam perut ibunya dapat
menyebabkan kematian ibunya, tentunya hal tersebut setelah ditempuh
usaha-usaha yang maksimal untuk mempertahamkan kehidupan ibunya.
Adapun keringanan yang diberikan untuk melakukan praktek aborsi harus
berdasarkan syarat-syarat tersebut di atas, hal tersebut dimaksudkan untuk
Demikianlah uraian dan fatwa para ulama terkait praktik hukum aborsi
dengan kondisi janin yang dapat membahayakan kehidupan ibunya.
BAB III
GAMBARAN KASUS
Ada seorang calon ibu bernama Ny. D berumur 34 tahun yang sedang
hamil
muda
tetapi
mempunyai
penyakit
jantung
kronik
yang
dapat
membahayakan baik calon ibu maupun janin yang dikandungnya ketika dia
datang memeriksakan dirinya pada seorang Dokter.
Dokter pun berpendapat kalau janin tersebut tetap dipertahankan menurut
dugaan kuat atau hampir bisa dipastikan nyawa ibu tidak akan selamat atau mati.
Dalam kondisi seperti ini, kehamilannya boleh dihentikan dengan cara
menggugurkan kandungannya. Di gugurkan jika janin tersebut belum berusia
enam bulan, tetapi kalau janin tersebut tetap dipertahankan dalam rahim
ibunya,maka nyawa ibu tersebut akan terancam. Di samping itu,jika janin tersebut
tidak digugurkan ibunya akan meninggal,janinnya pun sama padahal dengan janin
tersebut,nyawa ibunya akan tertolong.
Hal ini dilakukan untuk menyembuhkan dan menyelamatkan nyawa
ibunya.Sang calon ibu pun sangat takut dan bersedih dengan masalah yang dia
alami.Tetapi ini semua sudah atas pertimbangan medis yang matang dan tidak ada
jalan keluar lain lagi.
Secara
medis,
penghentian
kehamilan
tersebut
bertujuan
untuk
10
BAB IV
PENYELESAIAN MASALAH
Pengkajian
- Biodata Pasien
Ny. D dengan usia 34 tahun.
- Fakta Medis
Ny. D berumur 34 tahun yang sedang hamil muda tetapi
mempunyai penyakit jantung kronik yang dapat membahayakan baik
calon ibu maupun janin yang dikandungnya dan dokter menyarankan
untuk menggugurkan kandungannya. Tetapi Ny. D merasa takut dan
bersedih atas masalah yang sedang dihadapi.
- Orang-orang yang terlibat
a. Pasien
Ny. D yang disarankan oleh dokter untuk melakukan aborsi karena
penyakit jantung koroner yang dideritanya dan pasien merasa takut
dan sedih atas saran dokter.
b. Suami pasien
Suami Ny. D juga bertanggung jawab membantu pasien untuk
membuat keputusan medis.
c. Dokter
Seorang tim medis yang berperan sebagai problem solver dengan
menyarankan pasien melakukan abortus dengan menimbang resiko
yang akan timbul jika dilakukan maupun tidak dilakukan.
d. Institusi
Institusi terkait misalnya rumah sakit yang membantu dan
melindungi petugas medis saat mengambil keputusan yang dihadapi
berkaitan dengan aturan yang berlaku dalam institusi tersebut.
2.
Diagnosa
Ny D, 34 tahun, sedang hamil muda tetapi mempunyai penyakit jantung
kronik yang dapat membahayakan baik calon ibu maupun janin yang
11
Planning
a. Altenatif I
Dokter tidak melakukan tindakan aborsi dan tanpa persetujuan pasien
karena dokter berasumsi bahwa setiap makhluk hidup mempunyai hak untuk
hidup termasuk janin yang berada didalam kandungan.
Teori yang melandasi yaitu teori Teleologi, karena menekankan pada hasil
akhir tindakan .
Nilai-nilai yang melandasi:
Nilai yang mendukung
- Human dignity setiap orang mempunyai hak hidup sejak dalam
-
kandungan (janin)
Truth kesetiaan pada realita atau sadar akan kenyataannya bahwa
Ny. D hamil dan dikaruniai seorang anak yang telah dipercayai oleh
Allah SWT.
Justice mentaati aturan dan hukum yang berlaku yang mengatur
tentang tindak aborsi. Contohnya:
o Pasal 347 KUHP :
Ayat (1) : Sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan
seorang wanita tanpa persetujuan, pidana penjara 12 tahun
Ayat (2) : Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut,
pidana penjara 15 tahun
menghadapi kehamilan.
Aestetik kepuasaan paien tidak terjamin karena adanya ancaman
oleh Ny. D
Beneficience Melakukan tindakan untuk kebaikan dan memberi
kesempatan bagi si bayi untuk tetap hidup
b. Alternatif II
Dokter melakukan tindak aborsi dengan pertimbangan menyelamatkan
sang ibu dan tanpa persetujuan pasien karena ditakutkan pasien jika tahu akan
mengalami syok.
Teori yang melandasi yaitu teori Teleologis, karena menekankan pada hasil
akhir tindakan.
Nilai-nilai yang melandasi
Nilai yang mendukung:
- Altruism kesejahteraan
klien
terjamin
karena
nyawanya
13
ditempuh
usaha-usaha
yang
maksimal
untuk
14
tahu bahwa jika nantinya bayinya akan diaborsi dan tanpa seijin klien.
Avoiding Killing dokter tidak menghargai kehidupan klien dan
bayinya. Karena, mengambil nyawa si bayi.
15
c.
Alternatif III
Dokter melakukan tindakan aborsi untuk menyelamatkan sang ibu dan
dirinya
sekalipun
keputusannya
adalah
menggugurkan
kandungannya.
Justice sekalipun aturan dan hukum tidak mengijinkan untuk
dilakukan aborsi namun, terdapat pengecualian pada beberapa kasus
seperti:
Pasal 75 UU Kesehatan nomor 23/2009 disebutkan bahwa dalam
keadaan darurat sebagai upaya untuk menyelamatkan jiwa ibu hamil
atau janinnya, dapat dilakukan tindakan medis tertentu
ABORSI UU No.36/2009 TENTANG KESEHATAN
Pengecualian :
a. Berdasarkan Indikasi medis
b. Akibat perkosaan
Dari pandangan agama yang dianut oleh klien, Menurut Haiah Kibarul
Ulama (Komite Ulama-Ulama Besar) telah menetapka 4 ketetapan
fatwa terkait praktek aborsi yang banyak dilakukan pada zaman ini
(ketetapan no 140, tanggal 20/06/1407), salah satunya adalah:
a. Tidak diperbolehkan menggugurkan kandungan jika sudah menjadi
Alaqah (gumpalan darah) atau Mudhghah (gumpalan daging)
sampai ada ketetapan dari komite dokter yang terpercaya bahwa
berlangsungnya janin dalam kandungan dapat membahayakan sang
16
ditempuh
usaha-usaha
yang
maksimal
untuk
tetap
memiliki
sisi
kebaikan
yaitu
dengan
lebih
17
Implementasi
Keputusan yang diambil alternatif III yaitu melakukan aborsi setelah
b.
baik dan sisi buruk setiap keputusan yang akan diambil oleh keluarga.
Memberikan kesempatan kepada pasien dan keluarga khusunya suami untuk
c.
d.
5.
Evaluasi
Keputusan yang dapat diambil adalah melakukan tindakan yang telah
18
berdasarkan prinsip human dignity dan prinsip justice yang berdasarkan pada
UUD pasal 346 dan 349 yang mengatur tentang apabila melakukan tindak aborsi
dapat dikenai hukum pidana yang berlaku. Dan juga sesuai dengan nilai etik yaitu
avoiding killing, beneficience, dan non malefficience.
Kriteria keberhasilan:
- Pasien dan suami memahami konsekuensi yang akan terjadi apabila dilakukan
aborsi.
- Pasien dan suami memutuskan untuk dilakukan aborsi
- Pasien, suami, dan keluarga pasien tidak akan menuntut dan melayangkan
gugatan hukum apabila terjadi sesuatu kepada Ny. D.
19
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Meski pengguguran kandungan (aborsi) dilarang oleh hukum, tetapi
Saran
Dengan demikian dapat dijadikan referensi oleh petugas medis khususnya
20